Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN


BIOLOGI PADA MATERI PEMBELAHAN SEL TERHADAP
MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS XII SMA
NEGERI 2 MAJENE

OLEH :
ANDRI PITALIA
NIM : H0319502

Proposal ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan


untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
2023
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ iii
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 2
C. Batasan dan Rumusan Masalah ................................................................ 2
D. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 2
E. Manfaat Penelitian ................................................................................... 3
F. Penelitian Relevan ................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 4
A. Kajian Pustaka ........................................................................................ 3
B. Kerangka Pikir ........................................................................................ 3
C. Hipotesis (jika ada) .................................................................................. 3
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 4
A. Jenis dan Desain Penelitian ..................................................................... 4
B. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 4
C. Populasi dan Sampel ................................................................................ 4
D. Defenisi Overasional Pariabel .................................................................. 5
E. Prosedur Penelitian ................................................................................... 6
F. Instrumen Penelitian ................................................................................. 7
G. Teknik Analisis Data................................................................................ 7
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran melalui berbagai kegiatan
dengan menggunakan media dan metode untuk memperoleh pengetahuan dan
pemahaman terhadap pembelajaran yang dilakukan. Pendidikan merupakan
upaya membimbing peserta didik menuju perubahan kognitif, sosial-emosional,
moral dan keterampilan agar peserta didik berkembang ke arah yang lebih baik.
Pendidikan mencapai tujuannya melalui proses pembelajaran, pembelajaran
melalui interaksi guru-siswa, metode pembelajaran dan penilaian pembelajaran.
Pesan yang disampaikan guru kepada siswa merupakan isi pembelajaran
kurikulum. Sumber pesannya bisa berasal dari guru, siswa, orang lain atau
penulis buku dan metode. Media pembelajaran dapat meningkatkan proses
belajar siswa dalam pembelajaran, yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil
belajar untuk mencapai tujuan pendidikan (Ridwan 2019).
Media pembelajaran merupakan alat yang digunakan guru untuk
menyampaikan informasi terkait pembelajaran kepada siswa dengan cara yang
mudah dipahami. Ada beberapa jenis media pembelajaran, yaitu: Pertama, media
visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat. Misalnya gambar poster atau benda
lain yang hanya dapat dinikmati dengan melihat, tidak bergerak atau
mengeluarkan suara (Mumlahana, 2014). Kedua, media audio merupakan media
yang hanya dapat diakses dengan mendengarkan misalnya voice note radio,
musik, dan lain-lain (Aryadillah dan Fifit 2017). Ketiga, media audio visual
adalah media yang dapat diakses melalui indera penglihatan dan pendengaran,
seperti video, film pendek, dan slide. Media ini dapat digunakan sebagai alat
bantu dalam proses belajar mengajar di kelas. Media tersebut dapat membantu
guru menyampaikan materi dengan lebih menarik, efektif dan efisien.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap siswa dan guru SMA
Negeri 2 Majene, siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep
pada beberapa submateri pembelajaran biologi tersebut. Sebab pada saat proses
pembelajaran sebagian besar materi disampaikan melalui metode ceramah,
dengan bantuan buku tulis dan buku teks sebagai sumber belajar siswa. Buku
teks yang digunakan kurang memberikan gambaran terkait materi yang
diajarkan, sehingga pembelajaran yang dilakukan masih kurang kreatif dan
biasanya membosankan bagi siswa (Lubis 2017). Permasalahan yang sering
terjadi, guru sebagai tenaga pendidik masih sangat kurang dalam memilih media
yang sesuai untuk materi yang diajarkan. Berdasarkan masalah tersebut maka
diperlukan suatu media pembelajaran yang mampu menarik minat siswa untuk
aktif berpartisipasi dalam pembelajaran serta dapat meningkatkan motivasi dan
hasil belajarnya (Qumilaila 2017). Motivasi merupakan salah satu faktor yang
sangat menentukan hasil belajar peserta didik, dalam hal ini yang menjadikan
perilaku untuk bekerja atau belajar dengan penuh inisiatif, kreatif dan terarah.
Sedangkan hasil belajar merupakan kemampuan penguasaan seseorang atas mata
pelajaran yang di ajarkan. Peserta didik yang mem iliki hasil belajar yang tinggi
terhadap mata pelajaran yang di programkan (Maryam 2016).
Diharapkan siswa dapat termotivasi dan menciptakan hasil belajar yang
dapat mencapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Berdasarkan kondisi
tersebut, diperlukan salah satu media pembelajaran yang dikemas dalam bentuk
video sehingga dapat memberikan memori jangka panjang kepada peserta didik
karena media video disajikan melalui animasi, gambar, dan suara. Media video
adalah media atau alat bantu yang menyajikan audio dan visual yang berisi
pesan pembelajaran, baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi
pengetahuan untuk membantu pemahaman dalam suatu materi pembelajaran
(Elihami 2020). Dengan adanya media visual peserta didik akan lebih mudah
memahami apa itu materi pembelahan sel yang sesungguhnya karena itu sangat
dibutuhkan media visual untuk membantu dalam mempelajari Salah satu Materi
pembelahan sel yang menjelaskan proses pembelahan satu sel induk menjadi dua
atau lebih sel anak. Tujuan pembelahan sel adalah untuk menambah jumlah dan
jenis sel atau membentuk sel lain (Azis et all 2018).
Solusi untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik salah
satu media pembelajaran adalah video. Video pembelajaran adalah media yang
memiliki unsur audio (suara) dan visual gerak (gambar bergerak). Sebagai media
pembelajaran, video berperan sebagai pengantar informasi dari guru kepada
siswa. Kemudian untuk mengulang video (replay) dan cara menyajikan
informasi secara terstruktur menjadikan video termasuk salah satu media yang
dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami sebuah konsep. Selain
itu juga, dinilai menyenangkan serta tidak membuat siswa merasa bosan dalam
pembelajaran, sehingga meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal tersebut
menjadikan media video merupaan media yang sangat efektif digunakan pada
saat pembelajaran, kelebihan lain yang dimiliki media video, dapat memenuhi
kebutuhan semua siswa yang memiliki karakter belajar yang berbeda—beda
(audio visual) . beberapa kelebihan yang telah diuraikan membuktikan bahwa
video merupakan media yang banyak memiliki nilai positif dan efektif untuk
digunakan pada proses pembelajaran (Fernandita 2022).
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah di deskripsikan, maka dapat
diidentifikasi permasalahannya sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran yang menggunakan metode ceramah, sehingga
mengakibatkan siswa kurang memahami pembelajaran dan itu akan
mengpengaruhi motivasi dan hasil belajar peserta didik.
2. Media pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi dan masih banyak
guru yang jarang menggunakan media seperti media video dalam
pembelajaran.
3. Kurangnya motivasi belajar peserta didik dan daya serap terhadap materi
pembelajaran.
4. Guru yang melakukan proses pembelajaran kurang menarik.
C. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan masalah pada penelitian ini adalah :
a. Kajian tentang pengaruh penggunaan media video pembelajaran biologi pada
materi pembelahan sel terhadap motivasi dan hasil belajar peserta didik kelas
XII SMA Negeri 2 Majene.
2. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Bagaimana pengaruh penggunaan media video pembelajaran biologi pada
materi pembelahan sel terhadap motivasi peserta didik kelas XII SMA Negeri
2 Majene?
b. Bagaimana pengaruh penggunaan media video pembelajaran biologi pada
materi pembelahan sel terhadap hasil belajar peserta didik kelas XII SMA
Negeri 2 Majene?.
F. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media video pembelajaran biologi
pada materi pembelahan sel terhadap motivasi belajar peserta didik kelas XII
SMA Negeri 2 Majene.
2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media video pembelajaran biologi
pada materi pembelahan sel terhadap hasil belajar peserta didik kelas XII
SMA Negeri 2 Majene.
G. Manfaat penelitian
Manfaat penelitian ini antara lain :
1. Manfaat teoritis
Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat menambah wawasan dan
menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca terkait dengan masalah dalam
penelitian tersebut.
2. Manfaat praktis
a. Bagi guru
Manfaat bagi guru adalah sebagai solusi yang tepat dalam proses
pembelajaran yang dilakukan yaitu penggunaan media video pembelajaran.
b. Bagi peserta didik
Manfaat bagi peserta didik adalah kemampuan untuk menguji peserta didik
dengan mengerjakan soal latihan yang di sajikan dalam tugas serta melatih
diri secara mandiri.
c. Bagi mahasiswa
Menambah pengetahuan dan wawasan dalam penggunaan media
pembelajaran yang menarik dan efektif dan juga menerapkan ilmu
pengetahuan yang telah didapat selama kuliah.
H. Penelitian Relevan
Penelitian relevan merupakan hasil penelitian tentang persoalan yang dikaji.
Adapun beberapa hasil penelitian yang relevan mengenai pengaruh penggunaan
media video pembelajaran yaitu:
1. Nirva, et all (2020) pengaruh penggunaan media video pada pembelajaran
biologi terhadap motivasi, kemandirian dan hasil belajar peserta didik kelas
XI SMA Negeri 2 Luwu. Pada penelitian tersebut Berbeda dengan penelitian
yang akan dilakukan penulis yaitu, pengaruh penggunaan media video
pembelajaran biologi pada materi pembelahan sel terhadap motivasi dan hasil
belajar peserta didik kelas XII SMA Negeri 2 Majene. Adapun kesamaan
dari kedua penelitian tersebut yaitu menggunakan media video pembelajaran.
2. Yendrita & Yeza Syafitri (2019) pengaruh penggunaan media video
pembelajaran terhadap hasil belajar biologi. Penelitian ini merupakan
penelitian quasi eksperimen dengan rangcangan penelitian posttest only
control design. Pada penelitian tersebut, berbeda dengan penelitian yang
dilakukan penulis yaitu, pengaruh penggunaan media video pembelajaran
biologi pada materi pembelahan sel terhadap motivasi dan hasil belajar
peserta didik. Persamaan dari penelitian tersebut menggunakan jenis
penelitian kuantitatif dengan pendekatan quasi eksperimen design.
3. Fauzan, et all (2018) pengaruh penggunaan media video pada konsep system
kerangka manusia terhadap motivasi dan hasl pembelajaran kognitif siswa
SMAN 1 baro kabupaten pidie. Penelitian ini menggunakan desain quasi
eksperimen yang melibatkan dua kelas yaitu kelas eksperimen yang
dikelompokkan berdasarkan pemanfaatan media video pembelajaran dan
kelas control yang tidak menggunakan media. Berbeda dengan penelitian
yang dilakukan peneliti yaitu. Pengaruh penggunaan media video
pembelajaran biologi pada materi pembelahan sel terhadap motivasi dan hasil
belajar peserta didik. Persamaan dari penelitian tersebut menggunakan desain
quasi eksperimen yang melibatkan dua kelas yaitu kelas eksperimen yang
dikelompokkan berdasarkan pemanfaatan media video pembelajaran dan
kelas control yang tidak menggunakan media.
4. Tasmalina & Pandu Prabowo (2018) pengaruh media video pembelajaran
terhadap hasil belajar siswa pada sub materi spermatopyta di SMA swasta
nurul amaliyah tanjung morawa tahun pembelajaran 2015/22016. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa media video pembelajaran dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Berbeda dengan penelitian penulis yaitu,
pengaruh penggunaan media video pembelajaran biologi pada materi
pembelahan sel terhadap motivasi dan hasil belajar peserta didik kelas XII
SMAN 2 Majene. Persamaan dari penelitian ini yaitu menggunakan media
video pembelajaran.
5. Silvi Puspa Widya Lubis (2017) pengaruh penggunaan video pembelajaran
terhadap hasil belajar siswa kelas XII. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
hasil pembelajaran siswa yang di belajarkan dengan menggunakan media
video itu akan lebih efektif dibanding dengan hasil pembelajaran siswa yang
hanya menggunakan metode ceramah. Pada penelitian tersebut berbeda
dengan penelitian yang dilakukan penulis yaitu, pengaruh penggunaan media
video pembelajaran biologi pada materi pembelahan sel terhadap motivasi
dan hasil belajar peserta didik kelas XII SMAN 2 Majene. Persamaan dari
penelitian tersebut adalah menggunakan media video karena dengan
menggunakan media video pembelajaran di kelas akan lebih efektif .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka
1. Media Pembelajaran
Kata media berasal dari kata latin “medis” yang secara harafiah berarti
“tengah” atau “perkenalan”. Media pembelajaran merupakan alat yang dapat
digunakan guru untuk menyampaikan informasi terkait pembelajaran kepada
siswa dengan cara yang mudah dipahami (Khadijah 2016). Pembelajaran dari
media merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam
proses belajar mengajar. Dalam mengajar biasanya guru menggunakan media
pembelajaran sebagai mediator dalam menyampaikan materi agar siswa dapat
memahaminya (Junaidi 2019). Dalam lingkungan belajar, siswa memerlukan
suatu perantara atau yang disebut dengan lingkungan belajar, dimana dengan
bantuan lingkungan belajar guru dapat mengalihkan perhatian siswa agar tidak
cepat bosan dan jenuh dalam belajar dan mengajar sehingga dapat
meningkatkan . pembelajaran siswa, motivasi, dan hasil belajar (Zaini 2017).
Media pendidikan mempunyai beberapa keunggulan dalam pembelajaran,
yaitu:
1. Media pembelajaran dapat memperjelas pesan atau informasi untuk
memudahkan proses pembelajaran.
2. Media pendidikan dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa
sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan motivasi belajar.
3. Media pembelajaran dapat melampaui batas indera, ruang dan waktu.
4. Media pembelajaran dapat memberikan pembelajaran terpadu selama satu
periode pembelajaran.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa
kriteria yang perlu diperhatikan dalam media, seperti kesesuaian dengan materi
yang diajarkan, kesesuaian dengan karakteristik siswa, kemudahan memperoleh
media, penggunaan media oleh guru, kepraktisan, fleksibilitas. dan kebugaran.
digunakan untuk waktu yang lama.
2. Media Video
Media audio visual adalah salah satu media pembelajaran yang dikemas
dalam bentuk video yang dapat memberikan memori jangka panjang kepada
peserta didik karena media video disajikan melalui animasi, gambar, dan suara.
Media video memiliki potensi untuk lebih disukai peserta didik, dikarenakan
melalui media video peserta didik dapat menyaksikan dan membayangkan apa
yang disajikan pada saat pemutaran video berlangsung (Febriani 2017). Media
video adalah alat bantu yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-
pesan pembelajaran, baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi
pengtahuan untuk membantu pemahaman dalam suatu materi pembelajaran
(Syaparuddin & Elihami 2020). Manfaat video sebagai media pembelajaran,
karena video merupakan salah satu media yang memiliki unsur audio (suara) dan
visual gerak (gambar bergerak). Sebagai media pembelajaran, video berperan
sebagai pengantar informasi dari guru kepada siswa. Kemudahan untuk
mengulang video (replay) dan cara menyajikan informasi secara terstruktur
menjadikan video termasuk salah satu media yang dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam memahami sebuah konsep. Selain itu video juga dinilai
menyenangkan serta tidak membuat siswa merasa bosan dalam pembelajaran,
sehingga meningkatkan motivasi belajar peserta didik (Hadi 2017).
Dengan menerapkan video proses pembelajaran lebih menarik dan dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa. Siswa merasa dengan metode yang
diterapkan guru menarik perhatiannya sehingga siswa bias fokus kemateri yang
diberikan oleh guru (Hadi 2017). Ada beberapa macam keunggulan dan
kelemahan penggunaan media video dalam pembelajaran antara lain: pertama,
mampu menjelaskan keadaan nyata suatu proses fenomena atau kejadian. Kedua
mampu memperkaya penjelasan ketika diintegrasikan dengan media lain seperti
tesk atau gambar. Ketiga, pengguna dapat melakukan pengulangan pada bagian-
bagian tertentu untuk melihat gambaran yang lebih fokus. Keempat, sangat
membantu dalam mengajarkan materi dalam ranah perilaku atau psikomotorik.
Kelima, lebih cepat dan lebih efektif dalam menyampaikan pesan dibandingkan
media tesk. Keenam, mampu menunjukkan secara jelas simulasi atau prosedural
suatu langkah-langkah atau cara (Batubara & Ariani 2016).
3. Motivasi belajar
Motivasi belajar merupakan semua daya penggerak yang mendorong siswa
bersungguh-sungguh dalam belajar. Motivasi belajar juga berarti motif internal
dan eksternal siswa dalam proses perubahan tingka laku yang didukung dengan
beberapa indicator seperti :
1. mamiliki hasrat dan keinginan untuk berhasil.
2. memiliki kebutuhan terhadap belajar.
3. mamiliki harapan dan cita-cita yang tinggi.
4. memiliki apresiasi belajar.
5. adanya pembelajaran yang menarik.
6. lingkungan belajar yang kondusif, sehingga siswa dapat belajar dengan baik
dan nyaman.
Motivasi sangatlah penting karena dapat menjadi tolak ukur keberhasilan
dan kegagalan belajar siswa. Belajar tanpa adanya motivasi dirasa akan sulit
berhasil, sebab seseorang tidak memiliki motivasi belajar tidak akan dapat
melakukan kegiatan belajar. Oleh karena itu, penguatan motivasi belajar siswa
harus dilakukan terus –menerus. Dalam pembelajaran, motivasi dapat menjadi
tenaga pendorong siswa untuk memaksimalkan kemampuan dan potensi yang
dimilikinya untuk mewujudkan tujuan belajar (Yarangga 2016).
Berdasarkan definisi motivasi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
motivasi merupakan suatu dorongan atau implus, untuk melakukan sesuatu
yang dipengaruhi oleh faktor-faktor. Motivasi belajar adalah dorongan atau
kemauan untuk melakukan proses pembelajaran untuk sesuatu tujuan dalam hal
ini adalah tujuan pembelajaran.
b. Fungsi Motivasi Belajar
1. Mendorong manusia untuk berbuat sesuatu. Motivasi disini berperan sebagai
pendorong atau motor yang melepaskan energy.
2. Menentukan arah perbuatan. Motivasi disini berperan sebagai memberi arah
kegiatan yang harus dikerjakan dengan rumusan dan tujuan tertentu.
3. Menyeleksi perbuatan, yakni perbuatan-perbuatan apa yang harus dilakukan
dan yang tidak dilakukan untuk suatu tujuan tertentu.
c. Macam-macam motivasi belajar.
Ada dua intrinsic dan motivasi ekstrinsik.
1) Motivasi ektrinsik
Motivasi yang berasal dari pengaruh hal-hal diluar diri siswa. Motivasi ini
mendorong siswa untuk melakukan cara untuk mencapai tujuan yang biasanya
dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman. Menurut
(Kompri 2016). Motivasi ekstrinsik dipengaruhi oleh factor ektrinsik seperti
penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, komponen belajar dan kegiatan
belajar yang menarik.
2) Motivasi intrinsik
Motivasi yang berasal dari internal diri siswa untuk melakukan sesuatu demi
tercapainya tujuan belajar. Misalnya, murid senang dengan mata pelajaran saat
mereka diberi pilihan, senang menghadapi tantangan yang sesuai dengan
kemampuan mereka. Motivasi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu factor intrinsic
dan factor ekstrinsik . factor intrinsik meliputi dorongan internal dari diri sendiri
untuk melakukan suatu tujuan misalnya cita-cita , minat, dan kemauan.
Sedangkan factor ektrinsik merupakan dorongan dari luar untuk melakukan
sesuatu , misalnya imbalan, pujian, atau keadaan luar yang mendukung proses
belajar, seperti media pembelajaran, metode pembelajaran, suasana kelas yang
menyenangkan dan lain-lain.
4. Hasil Belajar
Hasil belajar merupkan tolak ukur dari keberhasilan proses pembelajaran
yang telah dilakukan. Pada umumnya hasil belajar dilihat dari tiga aspek, yakni
aspek kognitif, efektif dan spikomotorik. Secara garis besar, seorang siswa
dikatakan berhasil mencapai tujuan pembelajaran jika menunjukkan perubahan
pada aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan menjadi lebih baik dari
sebelumnya. Beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa video sebagai media
pembelajaran memiliki kontribusi yang positif terhadap hasil belajar siswa
(Sarkono, dkk., 2016).
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajar. Semua hasil belajar siswa merupakan proses dari terjadinya
interaksi belajar dan mengajar. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi dalam diri
seseorang yang disebabkan adanya proses belajar yang dilakukan. Hasil belajar
merupakan bentuk dari kecakapan—kecakapan potensial atau kapasitas yang
dimiliki siswa. Hasil belajar siswa dapat dilihat dari perilakunya, pengetahuan,
keterampilan berfikir maupun keterampilan motorik (Sudjana 2016).
Hasil belajar merupakan perubahan tingka laku seseorang baik dari segi
pengetahuan ataupun sikap setelah melakukan pembelajaran baik pembelajaran
informal maupun nonformal. Perubahan perilaku tersebut diperoleh setelah
siswa menyelesaikan pembelajarannya melalui interaksi dalam beberapa sumber
dan lingkungan belajar. Jadi beberapa penjelasan di atas dapat disampaikan
bahwa hasil belajar merupakan ketercapaian tujuan belajar yang diperoleh
melalui pengalaman pembelajaran yang bias dilihat dan hasil penilaian tertulis
maupun penilaian tidak tertulis yang telah dilakukan (Ahiri 2017).
5. Pengertian Pembelahan Sel
Pembelahan sel adalah proses membelahnya sel induk menjadi dua atau
lebih sel anak. Pembelahan sel merupakan bagian dari suatu siklus sel. Pada
organisme uniseluler, pembelahan sel bertujuan untuk reproduksi atau
perbanyakan sel. Namun pada organisme multi seluler, pembelahan sel
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan , untuk regenerasi sel-sel
yang rusak atau mati serta untuk membentuk variasi individu baru.
1. Macam-macam pembelahan sel
Pada tubuh kita dapat ditemukan sel-sel tubuh (sel somatis) dan sel-sel
kelamin (sel gamet). Sel tubuh maupun sel kelamin terbentuk melalui proses
pembelahan sel. Pembelahan sel terkait erat dengan kromosom. Kromosom tidak
terlihat jika membelah atau sel dalam keadaan istirahat. Namun, materi
kromosom terlihat dengan jelas saat membelah, khususnya denganpewarnaan
inti. Bagian kromosom yang berwarna inilah yang dinamakan
kromatin,Kromatin berbentuk benang dengan panjang antara 0,25 –
50mm. Setiap kromosomtampak seperti dua kumpulan benang yang disebut
kromatid dan terhubungoleh penjaga. Ukuran dan jumlah kromosom setiap
spesies makhluk hidup berbeda. Namun,setiap individu dalam satu spesies
mempunyai jumlah kromosom yang sama. Meskipun demikian jumlah
kromosom bervariasi dari 2 – 300, tetapi kebanyakan organisme memiliki 10 –
40 kromosom. Bahkan lebih dari sejuta spesies berbeda yang hidup di muka
bumi kebanyakan memiliki 24 kromosom.
2. Pembelahan Langsung (Amitosis)
Pembelahan amitosis tidak didahului dengan pembentukan
gelendongpembelahan dan peleburan inti. Amitosis merupakan salah satu
carareproduksi aseksual pada organisme uniselular, misalnya bakteri dan
Protozoa. Pada pembelahan ini setiap sel membelah menjadi dua
( pembelahanbiner ). Pembelahan inti diikuti dengan pembagian sitoplasma. Sel-
sel akan mempunyai ukuran dan struktur genetik yang serupa. Pembelahan ini
diawali dengan penggandaan DNA yang diikuti pembelahan kromosom
sehingga terbentuk lah dua benang kromosom yang identik. Selanjutnya,
terbentuk membran pemisah yang terbentang di antara kedua kromosom
tersebut.
3. Pembelahan Mitosis
Pembelahan Mitosis Pembelahan mitosis meliputi dua proses pembelahan
yang berurutan, yaitu kariokinesis dan sitokinesis. Kariokinesis merupakan
pembelahan suatuinti menjadi dua, sedangkan sitokinesis merupakan
pembelahan suatu selmenjadi dua sel anakan yang masing-masing mengandung
inti sel. Pembelahan mitosis berlangsung dalam empat tahap, yaitu berprofesi,
metafase, anafase,dan telofase.
4. Pembelahan Meiosis (Pembelahan Reduksi)
Meiosis atau pembelahan reduksi adalah pembelahan sel yang
menghasilkan sel anakan dengan jumlah kromosom setengah jumlah kromosom
sel induk. Pembelahan meiosis sangat penting bagi organisme yang berkembang
biaksecara seksual, yaitu dalam proses pembentukan gamet (gametogenesis).
Pembelahan meiosis berlangsung dalam dua tahap pembelahan, yaitu meiosis I
dan meiosis II. Pada meiosis I terjadi reduksi (pengurangan) jumlah kromosom,
sedangkan pada meiosis II terjadi proses yang sama dterlibat pembelahan
mitosis.
C. Gametogenesis
Sebagaimana kita ketahui, kromososm dan gen yang terdapat didalamnya
merupakan bahan pembawa sifat keturunan. Setiap organisme umumnya bersifat
diploid atau 2n. jadi, semua sel tubuh, termasuk sel induk gamet
(gametogonium), memiliki dua set kromosom. Akan tetapi, pada waktu
pembentukan sel-sel kelamin atau gamet (gametogenesis) terjadi pengurangan
kromososm melalui peristiwa meiosis. Pengurangan jumlah kromososm tersebut
adalah setelah dari jumlah kromosom induknya sehingga pada akhir
gametogenesis terbentuk sel gamet yang bersifat haploid (n). sebelum terjadi
pembentukan gamet perbanyakan gametogonium merupakan hal yang penting.
Mengapa demikian? Hal itu terjjadi untuk menjamin agar ketersediaan
gametogonium didalam organ pembentuk sel kelamin (gonad) selalu cukup
untuk membentuk gamet dalam jumlah yang cukup pula. Perbanyakan
gametogonium ini terjadi secara mitosis.
Peristiwa gametogenesis merupakan peristiwa pembentukan gamet atau
sel kelamin yang terjadi pada organisme jantan dan organisme betina. Pada
pembentukan gamet terjadi reduksi atau pengurangan jumlah kromososm dari 2n
menjjadi n melalui proses pembelahan meiosis, jika gamet jantan dan betina
bertemu melalui proses pertilisasi, akan terbentuk zigot yang memiliki 2n
kromosom atau bersifat diploid kembali.
Dalam pembentukan zigot, gamet-gamet inilah yang berperang sebagai
pembawa sifat keturunan melalui kromososm yang dibawanya. Sigot menerima
n kromosom dari gamet jantan dan n kromosom dari gamet betina. Dengan
demikian individu baru yang tumbuh dari persatuan dua gamet tadi akan
memiliki sifat gabungan atau mewarisi sifat dari induk jantan maupun induk
betina. Selanjutnya zigot akan mengalami pembelahan mitosis berulang kali
untuk tumbuh menjadi embrio dan individu baru. Karena berasal dari zigot yang
berkromosom 2n. kelak, jika individu baru ini telah dewasa, akan terjadi lagi
pembentukan gamet- gamet yang memiliki n kromosom. Dengan demikian,
terjadi siklus antara fase haploid dan diploid didalam tubuh suatu organisme.
Gametogenesis terdiri atas empat tahap, yaitu perbanyakan,
pertumbuhan, pematangan, dan perubahan bentuk. gametogenesis ada dua
macam, yaitu spermatogenesis dan oogenesis.
a. Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel—sel spermatozoa (tunggal
: spermatozoon) yang terjadi diorgan kelamin (gonad) jantan, yaitu testis
tepatnya didalam tubulus seminiferus. Sel spermatozoa (disingkat sperma) yang
bersifat haploid (n) dibentuk didalam testis melalui sebuah proses yang
kompleks.
Proses spermatogenesis dimulai dari membelah (secara mitosis) dan
tumbuhnya sel-sel induk sperma atau spermatogonia (tunggal: spermatogonium)
menjadi sel-sel spermatosit primer. Spermatogonia dibentuk oleh sel—sel epitel
germinal yang menyusun bagian tepi tubulus seminiferus. Sel-sel spermatosit
primer selanjutnya mengalami pembelahan meiosis pertama untuk menghasilkan
sel—sel spermatosit sekunder yang bersifat haploid. Sel-sel spermatosit
sekunder mengalami pembelahan meiosis kedua untuk menghasilkan spermatid
yang juga haploid. Kemudian, spermatid mengalami serangkaian perubahan
nukleus dan sitoplasma (spermiogenesis) dan sel yang nonmotil (immotil)
menjadi sel yang motil (mampu bergerak) dengan membentuk flagellum menjadi
spermatozoa. Berubahan dari spermatozoa immotil menjadi spermatozoa motil
terjadi didalam epidermis selama 2-10 hari.
b. Oogenesis
Oogenesis atau proses pembentukan ovum terjadi didalam ovary. Proses
tersebut terjadi sejak janin berkembang didalam kandungan, tetapi
perkembangan akhir di setiap ovum dicapai pada masa pubertas, yaitu usia
sekitar 11 tahun , hingga usia sekitar 55 tahun.
Selama perkembangan janin sel-sel epitel germinal (yang menyelubungi
permukaan luar ovari) mengalami pembelahan mitosis berulang kali untuk
membentuk sejumlah oogonia (tunggal:oogonium). Oogonia lalu bermigrasi
kedalam jjaringan ikat ovari dan tumbuh serta membesar membentuk oosit-oosit
primer. Selanjutnya, oosit-oosit primer dikelilingi oleh selapis sel-sel folikel
dalam bentuk suatu struktur bernama folikel primer. Pada saat lahir tiap ovarium
mengandung sekitar 200.000 folikelm primer yang tetap dorman sampai masa
pubertas.
Proses berikutnya, oosit primer mengalami pembelahan meiosis pertama
(meiosis 1) membentuk dua sel yang berbeda ukuran, yaitu oosit sekunder (sel
yang lebih besar) serta badan polar pertama (sel yang kecil) . oosit selanjutnya
mengalami pembelahan meiosis kedua (meiosis II) menghasilkan sebuah ovum
dan sebuah badan polar kedua. Ovum berukuran lebih besar dari pada badan
polar kedua. Adapun badan polar pertama membela menjadi dua badan yang
disebut polosit. Badan polar kedua dan polosit kemudian mengalami degenerasi.
Jadi, pada oogenesis dihasilkan satu ovum atau sel telur yang fungsional dan tiga
badan polar yang tidak fungsional.
B. Kerangka Pikir

Guru

Jarang menggunakan media


dalam proses pembelajaran

Siswa merasa Siswa


bosan dengan tidak
proses semangat
pembelajaran untuk
belajar

Motivasi
dan hasil
belajar

Penggunaan Media Video


Pembelajaran dalam mata
pembelajaran biologi materi
pembelahan sel

1. Langkah persiapan guru


2. Mempersiapkan kelas
3. Langkah penyajian
4. Aktivitas lanjutan

Motivasi dan hasil


belajar meningkat
Gambar 2.1 bagan kerangka pikir

C. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan merujuk dari kerangka pikir diatas, maka
hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap
motivasi dan hasil belajar peserta didik setelah diberikan perlakuan berupa
pengaruh penggunaan media video pembelajaran biologi pada materi
pembelahan sel terhadap motivasi dan hasil belajar peserta didik kelas XII
SMAN 2 Majene.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Quasi Experimental
dengan menggunakan desain Nonequivalent Control Group . Menurut (Sugiyono
2019, pp. 120,122) Nonequivalent Control Group Design hampir sama dengan
pretest-posttest control group design, hanya pada desain kelompok eksperimen
maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random atau acak. Tes awal
(pretest) dimaksudkan untuk memperoleh informasi terkait keterampilan berpikir
kritis peserta didik, tes akhir (posttest) dimaksudkan untuk memperoleh
informasi keterampilan berpikir kritis setelah diberikan perlakuan kepada peserta
didik. Untuk kelas eksperimen akan diberikan perlakuan berupa pengaruh
penggunaan media video pembelajaran biologi pada materi pembelahan sel
terhadap motivasi dan hasil belajar peserta didik, sedangkan untuk kelas kontrol
tidak menggunakan media pembelajaran.
Tabel 3.1 Nonequivalent Control Group Design
Kelompok Pretest Posttest Perlakuan
Kelompok Eksperimen O1 O2 X
Kelompok Kontrol O3 O4 -

(Sumber : Sugiyono 2019, p. 122)

Keterangan :
O1 : Pretest pada kelas eksperimen
O2 : Posttest pada kelas eksperimen
O3 : Pretest pada kelas kontrol
O4 : Posttest pada kelas control
X1 : Perlakuan pada kelas eksperimen dengan pengaruh penggunaan media
video pembelajaran biologi pada materi pembelahan sel terhadap motivasi
dan hasil belajar.
- : Perlakuan pada kelas kontrol tidak menggunakan media video
pembelajaran.
3. Waktu dan tempat penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian pada semester genap tahun pelajaran
2023/2024. Tempat dilaksanakan penelitian di SMA Negeri 2 Majene
Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat.
4. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Menurut Sugiyono (2019, p. 130) populasi adalah keseluruhan elemen yang
akan dijadikan wilayah generalisasi. Elemen populasi adalah keseluruhan subjek
yang akan diukur yang merupakan unit yang diteliti. Dalam hal ini populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun populasi yang ditetapkan peneliti
dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XII MIPA SMA Negeri 2
Majene.
b. Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah
sensus/sampling total. Menurut Sugiyono (2019, p. 131) sampling total
merupakan teknik pengambilan sampel bila semua anggota populasi dijadikan
sebagai sampel. Adapun sampel yang ditetapkan oleh peneliti dalam penelitian
ini adalah peserta didik Kelas XII MIPA yakni kelas XII MIPA 1 dan kelas XII
MIPA 2. Untuk kelas XII MIPA 1 sebagai kelas eksperimen sedangkan untuk
kelas XII MIPA 2 sebagai kelas kontrol.
5. Defenisi Opreasional Variabel
a. Media Video
Video merupakan media yang mengandung unsur audio dan visual. Dengan
bantuan media video, siswa dapat memahami materi pelajaran yang masih
bersifat abstrak, karena sifat video dapat membuat pesan menjadi konkrit, Ini
merangsang dan meningkatkan motivasi belajar siswa.
b. Motivasi Belajar
Motivasi dalam belajar merupakan aspek dinamis yang sangat penting.
Sering terjadi siswa yang tidak berhasil bukan karena kurangnya kemampuan,
melainkan karena kurangnya motivasi belajar, sehingga tidak berusaha
menyalurkan seluruh bakatnya. Komponen yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran dapat meningkatkan motivasi siswa yaitu; untuk menggugah dan
mengarahkan perhatian siswa pada saat pembelajaran (Attention), menggunakan
materi pembelajaran yang berhubungan dengan kehidupan siswa (Relevansi),
untuk menanamkan rasa percaya diri dan rasa percaya diri pada siswa
(Confidence) dan untuk meningkatkan kepuasan siswa dalam belajar
c. Hasil Belajar
hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah memiliki
pengalaman belajar. Semua hasil belajar siswa merupakan proses dari terjadinya
interaksi belajar dan mengajar. Dari pengertian tersebut dapat di simpulkan
bahwa hasil belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi dalam diri
seseorang yang disebabkan adanya proses belajar yang dilakukan.
6. Prosedur Penelitian
Tahapan dalam penelitian ini dilakukan mulai dari tahap persiapan, tahap
pelaksanaan penelitian dan tahap akhir penelitian.
a. Tahap Persiapan
Pada tahapan penelitian ini dimulai dengan melakukan observasi ke sekolah,
menyusun pretest dan posttest, dan lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Meminta izin kepada kepala sekolah SMA Negeri 2 Majene untuk melakukan
observasi di sekolah, serta melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran
biologi terkait pengaruh penggunaan media video pembelajaran biologi, serta
permasalahan yang dialami selama proses pembelajaran (baik dari guru maupun
peserta didik).
b. Menyusun instrumen pretest dan posttest.
c. Melakukan validasi instrumen ke validator ahli.
d. Menyusun perangkat pembelajaran.
e. Meminta izin penelitian kepada pihak instansi untuk mengeluarkan surat tugas
dan surat izin meneliti.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini meliputi sebagai berikut:
a. Memberikan tes keterampilan berpikir kritis (pretest) kepada peserta didik
yang telah disusun untuk mengetahui tingkat hasil belajar peserta didik sebelum
diberikan perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
b. Melaksanakan proses pembelajaran didalam kelas dengan menerapkan media
video pembelajaran biologi pada materi pembelahan sel terhadap motivasi dan
hasil belajar peserta didik pada kelas eksperimen, dan menggunakan model
pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.
c. Memberikan tes keterampilan berpikir kritis (posttest) kepada peserta didik
yang telah disusun untuk mengetahui motivasi dan hasil belajar peserta didik
setelah diberikan perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3. Tahap Akhir
Tahap akhir dari penelitian ini adalah menganalisis dan mengevaluasi
terhadap pelaksanaan dan penelitian, serta menyusun laporan penelitian dalam
bentuk skripsi.
7. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
a. Angket Motivasi Belajar
Angket digunakan untuk mengumpulkan data tentang tanggapan peserta
didik terhadap kegiatan pembelajaran. Angket ini berjumlah 25 pertanyaan yang
diberikan sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran untuk diisi oleh peserta
didik terhadap materi pelajaran biologi khususnya materi pembelahan sel.
Adapun indikator dari motivasi belajar menurut keller, yaitu: motivasi belajar
dipengaruhi oleh empat komponen utama yaitu perhatian (Attention), relevansi
(Relevance), kepercayaan (confidence) dan kepuasan (staticfaction) yang harus
dipenuhi seseorang untuk tetap termotivasi.
b. Tes hasil belajar
Tes hasil belajar yang digunakan untuk mengumpulkan data tes hasil belajar
biologi siswa di SMA Negeri 2 Majene yang diperoleh sebelum dan sesudah
penerapan pembelajaran melalui media video. Bentuk tes atau evaluasi yang
digunakan dalam bentuk tes objektif (pilihan ganda) sebanyak 25 soal.
8. Teknik Analisis Data
a. Analisis Deskriptif
1. Menghitung rata-rata (𝑋̅)
Ʃ𝑓 𝑥
𝑋̅ = 𝑖 𝑖 (1)
Ʃ𝑓𝑖

(Sugiyono, 2019)
Keterangan:
xi = Banyaknya tenggang kelas interval
Σfi = Jumlah frekuensi

a. Standar Deviasi (S)


√Ʃ(𝑥𝑖 −𝑥)²
S= (2)
(n−1)

(Sugiyono, 2019)
Keterangan:
xi = nilai x ke i
x = Rata-rata
n = Banyaknya data

b. Menentukan persentase skor


Untuk mengetahui persentase dari motivasi dan hasil belajar peserta
didik, maka skor diubah kedalam persentase dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:

𝐹
P = 𝑁 𝑥 100% (3)

Keterangan:
P = Persentase skor perolehan
F = Jumlah skor tiap responden
N = Skor maksimum

Tabel 3.2 Kategori Level Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik


Interval Skor Kategori
81,25 < 𝑥 ≤ 100 Sangat Tinggi
71,50 < 𝑥 ≤ 81,25 Tinggi
62,50 < 𝑥 ≤ 71,50 Sedang
43,75 < 𝑥 ≤ 62,50 Rendah
0 < 𝑥 ≤ 43,75 Sangat Rendah
(Sundari & Sarkity, 2021, p, 153)

b. Analisis Inferensial
2. Uji Normalitas Data
Pada penelitian ini dilakukan pengujian normalitas dengan
menggunakan metode Chi-Kuadrat dengan tujuan untuk mengetahui data yang
diteliti, apakah sampel yang diteliti diperoleh dari populasi yang berdistribusi
normal atau tidak. Uji normalitas data dirumuskan sebagai berikut:

(𝑓𝑜 −𝑓ℎ )²
𝑥 2 = Ʃ𝑘𝑖=1 𝑓ℎ

(4)
(Sugiyono, 2013)

Keterangan:
𝑥 2 = Chi-Kuadrat
𝑘 = banyaknya kelas interval
𝑓𝑜 = frekuensi yang diobservasi
𝑓ℎ = frekuensi yang diharapkan
Kriteria pengujian normalitas dengan 𝛼 = 0,05
2 2
Jika 𝑥ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑥𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , artinya distribusi data tidak normal
2 2
Jika 𝑥ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑥𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , artinya distribusi data normal
a. Uji Homogenitas
Untuk mengetahui apakah kedua sampel memiliki varians yang sama
(homogen) atau tidak digunakan uji homogenitas. Homogenitas data diuji
menggunakan persamaan (Sugiyono, 2019, p. 311)

𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
Fhitung = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙

(6)
Adapun kriteria pengujian homogenitas pada taraf signifikan 𝛼 = 0,05 dengan
derajat kebebasan (dk) pembilang = n – 1 dan derajat kebebasan (dk) penyebut =
n-1, maka data homogen jika Fhitung ≤ Ftabel.

b. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk menjawab hipotesis yang telah
diajukan peneliti dalam hipotesis penelitian ini. Berdasarkan hipotesis yang
diajukan tersebut, maka apabila berdistribusi normal dan homogen melalui uji
kenormalan dan uji homogenitas sebelumnya. Pada pengujian dalam penelitian
ini menggunakan uji t independent samples t test dengan berbantuan SPSS 20
untuk 𝛼 = 5 % dan tingkat kepercayaanya yaitu 95 % .
Adapun kriteria dalam pengambilan kesimpulan pada pengujian hipotesis
menggunakan SPSS 20 sebagai berikut :
1. Jika nilai dari signifikan (2-tailed) 𝛼 > 0,05, maka Ho diterima maka Ha
ditolak.
2. Jika nilai dari signifikan (2-tailed) 𝛼 < 0,05, maka Ho diterima maka Ha
diterima.
3. Jika nilai dari signifikan (2-tailed) 𝛼 = 0,05, maka termasuk dalam kasus
khusus dengan cara membandingkan nilai dari t hitung dan ttabel.
Pengujian hipotesis menggunakan t-test. Terdapat beberapa rumus t-test
yang digunakan untuk pengujiannya, sebagai berikut ini :
a. Bila jumlah anggota sampel 𝑛1 = 𝑛2 dan varian homogen (𝜎12 = 𝜎22 ) maka
dapat digunakan rumus t-test baik untuk separated, maupun poll varian.
Untuk melihat harga t-tabel digunakan dk = 𝑛1 = 𝑛2 − 2.
b. Bila 𝑛1 ≠ 𝑛2 , varian homogen (𝜎12 = 𝜎22 ), dapat digunakan rumus t-test
dengan pooled varian. Dengan derajat kebebasannya dk = 𝑛1 + 𝑛2 − 2.
c. Bila 𝑛1 = 𝑛2 , varian tidak homogen (𝜎12 ≠ 𝜎22 ) dapat digunakan rumus yaitu
separated dan polled varian dengan Derajat Kebebasan = 𝑛1 -1 atau 𝑛1 -1.
Jadi dk bukan 𝑛1 +𝑛2 - 2.
d. Bila 𝑛1 ≠ 𝑛2 dan varian tidak homogen (𝜎12 ≠ 𝜎22 ). Untuk ini digunakan t-test
dengan eparated varian. Harga t-tabel dengan dk (𝑛1 – 1) dan dk (𝑛1 – 2)
dibagi dua, dan kemudian ditambahkan dengan harga t yang terkecil.
e. Bila sampel berkorelasi /berpasangan, misalnya membandingkan sebelum dan
sesudah treatment atau perlakuan, atau membandingkan kelompok kontrol
dengan kelompok eksperimen, maka digunakan t-test sampel related.
Hipotesis statistik sebagai berikut:
𝐻0 : µ1 = µ2
𝐻𝑎 : µ1 ≠ µ2

Keterangan :
µ1 = Rata-rata posttest motivasi dan hasil belajar peserta didik pada
pembelajaran biologi kelompok eksperimen.
µ2 = Rata-rata posttest motivasi dan hasil belajar peserta didik pada
pembelajaran biologi kelompok kontrol.
𝐻0 = Tidak Terdapat perbedaan yang signifikan motivasi dan hasil belajar
peserta didik sebelum menerapkan media video pembelajaran biologi pada
materi pembelahan sel terhadap motivasi dan hasil belajar peserta didik.
𝐻𝑎 = Terdapat perbedaan yang signifikan motivasi dan hasil belajar peserta didik
setelah menerapkan media pembelajaran biologi pada materi pembelahan
sel terhadap motivasi dan hasil belajar peserta didik.
Kriteria pengujian untuk uji-t yaitu dengan melihat angka probabilitas (sig)
dengan ketentuan :
1. Probabilitas > 0,05, H0 diterima Ha ditolak (tidak signifikan)
2. Probabilitas < 0,05, H0 ditolak Ha diterima (signifikan)
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai