Anda di halaman 1dari 48

PROPOSAL

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN


METODE BLENDED LEARNING PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI
SMA NEGERI 3 POLEWALI

Oleh :
ADI PURWANTI
H0317330

Proposal ini ditulis untuk memenuhi Sebagian persyaratan untuk


mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
2022

ii
ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah................................................................................. 4
C. Fokus Penelitian....................................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian..................................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pembelajaran.......................................................................... 6
B. Blended Learning .................................................................................... 7
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Blended Learning.......... 12
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian...................................................................... 15
B. Waktu dan Tempat Penelitian.................................................................. 15
C. Sumber Data ............................................................................................ 15
D. Prosedur Penelitian ................................................................................. 16
E. Instrumen Penelitian ............................................................................... 17
F. Teknik Pengujian Keabsahan Data ......................................................... 18
G. Teknik Analisis Data ............................................................................... 19
JADWAL PENELITIAN .............................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 23
LAMPIRAN .................................................................................................. 27

iii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul
Halaman
Tabel 2.1 Penggabungan blended learning................................................ 8
Table 2.2 Seting Belajar metode blended learning.................................... 9
Tabel 2.3 Aktivitas Belajar metode blended learning............................... 10

iv
v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan aspek penting yang tidak dapat dipisahkan dari
perkembangan kehidupan manusia, dan pendidikan dapat membantu
meningkatkan kualitas hidup manusia. Pendidikan menciptakan manusia yang
secara intelektual, emosional yang berguna bagi masyarakat dan negara. Sekolah
harus mampu menggerakkan semua komponen yang membentuk sistem dengan
sistem pendidikan yang berkualitas. Guru di era globalisasi perlu menguasai
perkembangan teknologi yang ada. Perolehan perkembangan teknologi
diharapkan dapat memungkinkan pendidik untuk menerapkannya dalam bidang
pendidikan agar peserta didik lebih termotivasi dan lebih efektif dalam belajar.
(Indriani, et al., 2018).
Upaya meningkatkan mutu pendidikan di era globalisasi ini, SMAN 3
Polewali menerapkan metode blended learning sebagai metode pembelajaran
yang diterapkan di sekolah tersebut. Blended learning terdiri dari kata blended
(kombinasi) dan learning (pembelajaran), maka dapat disimpulkan bahwa blended
learning merupakan gabungan antara pembelajaran tatap muka dan pembelajaran
berbasis komputer atau pembelajaran daring (Andhy, 2021). Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa metode blended learning mampu meningkatkan keaktifan
peserta didik secara mandiri. Menurut Setiawan et al. (2019) metode pembelajaran
blended learning sangat baik diimplementasikan dengan kondisi saat ini, karena
metode tersebut berpusat pada peserta didik, dilihat dari pembelajaran blended
learning yang menekankan pada peserta didik untuk belajara mandiri. Penerapan
blended learning diperlukan beberapa kriteria, antara lain: kesiapan fasilitas,
perencanaan yang matang dan evaluasi secara rutin selama pembelajaran.
Selaras dengan Thorne dan Dziubal (2018), mereka menyatakan bahwa
blended learning adalah pembelajaran yang menggabungkan berbagai metode
penyampaian (tatap muka dan daring) dan berbagai media teknologi yang
beragam. Oleh karena itu, peserta didik diharapkan menjadi aktif dan dapat
memahami materi. Pembelajaran blended learning menawarkan potensi untuk

1
meningkatkan pengajaran dan pembelajaran di lingkungan pendidikan yang lebih
peka terhadap gaya hidup peserta didik di era globalisasi. Menurut Elyas (2018)
blended learning adalah salah satu sistem yang dapat memfasilitasi belajar peserta
didik dengan lebih fleksibel, bervariasi dan pemahaman tinggi. Peserta didik dapat
belajar dimana dan kapan saja tanpa dibatasi jarak, ruang dan waktu melalui
sistem tersebut. Materi pelajaran menjadi lebih bervariatif seperti melalui visual,
audio dan gerak. Banyaknya variasi dalam metode pembelajaran blended learning
membuat peserta didik dapat meningkatkan motivasi belajar.
Menurut Amanto (et al., 2021) Setiap pembelajaran pada dasarnya perlu
perencanaan terlebih dahulu, apapun bentuk metode pembelajarannya. Dalam
menerapkan metode pembelajran blended learning SMAN 3 Polewali melakukan
perencanaan pembelajaran yaitu salah satunya dengan membuat perangkat
pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kemudian tahap
perencanaan dan evaluasi dilakukan dengan online dan tatap muka.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di SMAN 3 Polewali pada
bulan Juni 2022, diantaranya SMA Negeri 3 Polewali menerapkan proses
pembelajaran secara online dan tatap muka, Aktivitas belajar yang dijumpai di
pembelajaran tatap muka adalah: ceramah, latihan yang dikerjakan di kelas dan
dikerjakan di rumah, diskusi, tugas tim dan individu. Tetapi pembelajaran lebih
banyak dengan sistem daring dan peserta didik belajar di rumah masing-masing.
Dimana dalam penerapannya terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh
beberapa guru biologi dan peserta didik kelas XI seperti dalam penggunaan
aplikasi belajar yang digunakan guru tidak sepenuhnya dapat diterima oleh peserta
didik serta beberapa peserta didik yang masih susah memahami materi
pembelajaran yang diterapkan secara online. Hal lain yang menghambat
pembelajaran yaitu peserta didik tidak serius dalam mengerjakan tugas.
Banyak faktor yang mempengaruhi penerapan blended learning selama
pembelajaran daring dan tatap muka. Faktor-faktor tersebut dapat menghambat
ataupun mendukung pelaksanaan proses pembelajaran. Salah satu faktor
pendukung yaitu teknologi yang semakin canggih yang memudahkan peserta
didik dalam mengakses dan memahami materi (Amanto et al., 2021). Banyaknya
media pembelajaran yang tersedia, peserta didik dapat belajar kapan saja dan

2
dimana saja untuk mengakses atau mempelajari materi pembelajaran yang
diinginkan.
Adapun faktor pendukung keberhasilan blended learning salah satunya yaitu
dilihat dari kualitas guru. Seorang pengajar dalam menyampaikan suatu materi
pelajaran, tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuannya (kompetensi guru) dalam
menguasai materi, akan tetapi ada faktor-faktor lain yang harus dikuasainya
(Pratiwi et al., 2020). Faktor lainnya seperti perencanaan pembelajaran dan
strategi yang digunakan dalam menggunakan metode blended learning, harus
dipahami oleh pengajar agar materi dapat tersampaikan dengan baik.
Menurut Budhianto (2020) berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
bahwa keberhasilan pelaksanaan pembelajaran daring dipengaruhi oleh banyak
unsur faktor. Unsur-unsur ini dapat dibagi menjadi tiga kelompok utama.
Kelompok pertama adalah unsur sistem yang digunakan, termasuk infrastruktur
pendukungnya, kelompok kedua adalah unsur isi dan informasi yang diberikan
oleh pembelajaran, dan kelompok ketiga adalah unsur disiplin diri. Penelitian
lainnya menurut Jumaini et al., (2021) mengungkapkan bahwa peserta didik
membutuhkan peningkatan keaktifan belajar untuk melihat hasil belajar yang baik
melalui penerapan blended learning.
Sulistiyono et al. (2017) metode blended learning mampu mengembangkan
pola pikir peserta didik. Keberhasilan pembelajaran tidak hanya diukur dari
ketercapaian nilai yang tinggi yang diperoleh peserta didik. Peserta didik yang
mempunyai kreatifitas tinggi dapat memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi
dibandingkan peserta didik yang mempunyai kreativitas rendah. Menurut Riyanto
et al., (2018) berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terdapat empat faktor yang
mempengaruhi implementasi penerapan metode blended learning yaitu individu,
pengembangan diri, teknologi dan inovasi. Variabel individu berpengaruh sebesar
0.295, variabel pengembangan diri berpengaruh sebesar 0.278, variabel teknologi
berpengaruh sebesar 0.278, dan variabel inovasi berpengaruh sebesar 0.421.
Berdasarkan keempat faktor tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor inovasi
merupakan faktor yang dominan dalam meningkatkan pelaksanaan blended
learning.

3
Menurut Ramadhani et al., (2019) sumber daya manusia menjadi salah satu
faktor berpengaruh pada implementasi blended learning. Pengajar dan peserta
didik menjadi kunci suksesnya penerapan blended learning. Pengajar yang
menerapkan blended learning merupakan pengajar yang berkompeten dan
menguasai pembelajaran blended learning. Sedangkan untuk peserta didik harus
siap untuk belajar mandiri selama pembelajaran blended learning.
Berdasarkan faktor-faktor di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian di SMA Negeri 3 Polewali, penelitian ini dapat bermanfaat bagi sekolah
untuk dijadikan sebagai referensi atau bahan evaluasi untuk meningkatkan proses
pembelajaran metode blended learning selanjutnya. Ada pun dengan judul
penelitian yaitu “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan
Metode Blended Learning Pada Pembelajran Biologi Di SMA Negeri 3
Polewali’’
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi
permasalahannya sebagai berikut:
1. Terdapat beberapa faktor yang menghambat penerapan blended learning
selama pembelajaran daring dan tatap muka di masa pandemi
2. Terdapat tenaga pengajar yang belum dapat menerapkan metode blended
learning dalam proses pembelajaran daring dan tatap muka
3. Penerapan metode blended learning memerlukan beberapa kesiapan agar hasil
belajar sesuai dengan yang ingin dicapai
C. Fokus Penelitian
Mengingat banyaknya masalah yang teridentifikasi maka disini peneliti akan
memfokuskan penelitian:
1. Mekanisme penerapan metode blended learning terkhusus pada tahap
persiapan, tahapan pelaksanaan serta tahapan evaluasi selama proses
pembelajaran
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan blended learning selama
pembelajaran daring dan tatap muka

4
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui mekanisme penerapan metode blended learning terkhusus pada
tahap persiapan, tahapan pelaksanaan serta tahapan evaluasi selama proses
pembelajaran di kelas XI SMAN 3 Polewali
2. Mengetahui faktor-faktor penerapan metode blended learning selama
pembelajaran daring dan tatap muka Kelas XI SMAN 3 Polewali
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan peneliti dalam penelitian ini yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmu mengenai
penerapan metode blended learning secara tatap muka dan secara daring
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa, diharapkan dengan penerapan metode blended learning dapat
meningkatkan daya kreativitas serta mampu belajar mandiri serta tetap aktif
belajar selama pembelajaran daring
b. Bagi Guru, memberikan masukan agar dapat menjadi referensi selama
menerapkan metode blended learning terkait faktor-faktor yang mempengaruhi
penerapan blended learning
c. Bagi Sekolah, Dapat menjadi sumber atau pedoman bagi pihak sekolah untuk
mengetahui pelaksanaan metode blended learning
d. Bagi Peneliti, menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti mengenai
metode blended learning sebagai metode pembelajaran.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Biologi
Pembelajaran merupakan suatu proses yang di dalamnya terdapat kegiatan
interaksi antara guru degan peserta didik dan diartikan juga sebagai suatu
komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai
tujuan belajar. Dalam proses pembelajaran, guru dan peserta didik merupakan dua
komponen yang tidak bisa dipisahkan (Setiawan, 2015).
1. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah secara sederhana dapat diartikan sebagai sebuah
usaha memengaruhi emosi, intelektual dan spiritual seseorang agar mau belajar
dengan kehendaknya sendiri. Melalui pembelajaran akan terjadi proses
pengembangan moral keagamaan, aktivitas dan kreativitas peserta didik melalui
berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Pada prinsipnya pembelajaran tidak
sama dengan pengajaran. Pembelajaran menekankan pada aktivitas peserta didik,
sedangkan pengajaran menekankan pada aktivitas pendidikan. Jadi pembelajaran
dapat diartikan sebagai kegiatan membelajarkan peserta didik yang dinilai dari
perubahan perilaku dan meningkatnya pengetahuan dan pengalaman pada diri
peserta didik (Fathurrohman, et al., 2012, p. 6).
Pelaksanaan pembelajaran di sekolah berupa belajar mengajar dikelas
yang merupakan inti dari kegiatan pendidikan disekolah interaksi guru dengan
murid dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa dan untuk
mencapai tujuan pengajaran (Suryosubroto, 2013, hal. 29). Penilaian merupakan
bagian yang integral dalam proses mengajar. Tiap pelajaran yang diberikan oleh
guru hendaknya merupakan kebulatan yang mempunyai tujuan khusus yang jelas
bahan pelajarannya.
2. Pengertian Biologi
Kata biologi dari bahasa Yunani, yaitu bios “hidup” dan logos “ilmu”. Jadi
biologi adalah cabang sains yang khusus mempelajari tentang seluk beluk
kehidupan atau mahluk hidup. Biologi sebagai ilmu pengetahuan sangat
membantu manusia. Misalnya untuk mengenal lingkungannya. Mengenal mahluk

6
hidup yang ada di lingkungan . biologi juga sangat membantu manusia
memecahkan permasalahan hidup yang dihadapinya (Soetarmi, 2010. Hal. 4).
Makhluk hidup memiliki karakteristik dasar, yaitu tersusun atas sel, mengalami
pertumbuhan, dan perkembangan, bernafas, melakukan metabolism, merespon
rangsang, dan beradaptasi terhadap lingkungan. Cabang biologi dapat dipilih
berdasarkan kriteria, yaitu diantaranya berdasarkan tingkat organisasi kehidupan,
aspek kehidupan.
Pembelajaran biologi yaitu pembelajaran yang menekankan pada pengalaman
pada pemberian pengalaman secara langsung. Karena itu, peserta didik perlu
dibantu untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses supaya meraka
mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar.
B. Metode Blended Learning
Menurut Husamah (2014) blended learning merupakan perpaduan antara
pembelajaran di kelas dan media pembelajaran elektronik, serta berbagai media
teknologi yang beragam. Oleh karena itu, peserta didik diharapkan menjadi
peserta didik yang aktif dan dapat memahami materi dengan baik. Penerapan
metode blended learning dalam penelitian ini merupakan konsep yang dianggap
paling efektif melihat kondisi yang ada. Menurut Harsanto (2014, p. 17) Blended
learning harus mampu memadukan manfaat pendidikan tradisional dengan
manfaat pendidikan secara daring.
Kombinasi penggunaan pembelajaran berbasis online dan penggunaan
pembelajaran tatap muka yang berjalan bersamaan dengan pembelajaran. Menurut
Stein dan Graham (2014, p. 12) pembelajaran campuran yang menggabungkan
pengalaman di tempat (yaitu tatap muka) dan daring untuk memungkinkan
pembelajaran yang efektif, efisien, dan fleksibel. Menurut definisi ini, blended
learning adalah kombinasi dari pembelajaran tradisional (tatap muka) dan
pengalaman daring yang memungkinkan pembelajaran yang efektif, efisien, dan
fleksibel. Blended learning dapat menggabungkan dua lingkungan belajar: aspek
positif dari pembelajaran di kelas dan pembelajaran e-learning (Sutopo, 2012,
p.168)
Bhonk dan Graham (2014) menjelaskan bahwa blended learning merupakan
kombinasi dari dua model sejarah pendidikan dan pembelajaran yang terpisah.

7
Pembelajaran tradisional dan sistem pembelajaran yang menekankan peran
peserta didik dalam menggunakan teknologi dalam pembelajaran campuran.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, para ahli secara umum mendefinisikan
blended learning sebagai kombinasi antara metode pembelajaran tradisional (tatap
muka) dan daring. Penggabungan dari pebelajaran bleded learning dapat dilihat
seperti gambar di bawah ini.

Gambar 2.1 Pembelajaran penggabungan blended learning

1. Seting Belajar pada Pembelajaran Blended Learning


Mengacu dalam definisi pembelajaran blended learning menjadi kerangka
acuan pada contoh desain sistem pembelajaran blended ini, maka terdapat satu
informasi yang wajib diperkenalkan dan dipahami terlebih dahulu, yaitu seting
belajar. Pada dasarnya blended learning merupakan upaya dalam
mengkombinasikan secara tepat dua seting pembelajaran yaitu pembelajaran
asinkronous dan pembelajaran asinkronous (Chaeruman, 2019). Seting belajar
terdiri dari 2 ketegori yaitu, pembelajaran sinkron dan asinkron. Seting belajar
dapat dilihat dibawah gambar sebagai berikut.

(Chaeruman, 2019, p. 30)


Gambar 2.2 Seting Belajar metode blended learning

8
Menurut Chaeruman (2019) Seting belajar di atas, secara lebih rinci dapat
dijelaskan sebagai berikut:

a. Sinkron Langsung (SL) merupakan ]pembelajaran yang terjadi pada situasi


dimana antara yang belajar dan pembelajaran berada dalam lokasi/ruang dan
waktu yang sama.
b. Sinkron Maya (SM) merupakan pembelajaran yang terjadi pada situasi dimana
antara yang belajar dan yang mengajar berada dalam waktu yang sama, namun
berbeda lokasi satu sama lain. Aktivitas belajar pada sinkron maya bisa terjadi
melalui teknologi misalnya video conference, audioconference atau web-based
seminar (webinar).
c. Asinkron Mandiri (AM) merupakan pembelajaran yang terjadi pada situasi
belajar mandiri secara daring. Peserta belajar bisa belajar kapan saja, dimana
saja, asinkron menggunakan syarat dan kecepatan belajarnya masing-masing.
d. Asinkron Kolaboratif (AK) merupakan pembelajaran yang terjadi pada situasi
kolaboratif (melibatkan lebih dari satu orang), antara peserta belajar
menggunakan peserta belajar lainnya atau orang lain menjadi narasumber.
Berdasarkan
2. Aktivitas Pembelajaran Blended Learning
Pembelajaran metode blended learning menerapkan aktivitas belajar
sinkronous dan asinkronous, yang terdiri dari masing-masing dua ruang belajar.
Jika pembelajaraan tatap muka ditiadakan maka Proses pembelajaran yang
berlangsung memakai tiga ruang belajar lainnya (Chaeruman, 2020). Ketiga ruang
belajar ini (singkron maya, asinkron mandiri dan asingkron kolaboratif).
Ketiganya bisa digunakan selama proses pembelajaran yang dilakukan dalam
masa pandemi. Pilihan kegiatan pembelajaran pada setiap aktifitas belajar bisa
digambarkan sebagai berikut:

9
(Chaeruman, 2019, p. 34)
Gambar 2.3 Aktivitas Belajar metode blended learning
Menurut Chaeruman (2019) Adapun aktivitas belajar metode blended learning,
secara lebih rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Aktivitas pembelajaran pada sinkron langsung yaitu dengan kegiatan
pembelajaran tatap muka, diantaranya misalnya ceramah, diskusi, praktik
lapangan dan lain-lain.
b. Pada sinkron maya bisa terjadi melalui teknologi misalnya video conference,
audioconference atau web-based seminar (webinar).
c. Pembelajaran pada asinkron mandiri antara lain membaca, mendengarkan,
menonton, mempraktekkan, mensimulasikan dan latihan menggunakan
memanfaatkan obyek belajar (materi digital) eksklusif yang relevan. Aktivitas
belajar lebih banyak terjadi secara daring.
d. Aktivitas belajar asinkron kolaboratif antara lain seperti diskusi, penugasan dan
lain-lain.
Menurut penelitian Khaerunnisa (2019) Berikut ini dideskripsikan langkah-
langkah yang ditempuh dalam menerapkan metode blended learning berdasarkan
masing-masing fokus permasalahan yang ingin peneliti kaji secara mendalam
terkait penerapan pembelajaran metode blended learning selama proses belajar
mengajar, diantaranya:
a. Perencanaan Guru dalam Penerapan Blended Learning pada Pembelajaran
Penerapan blended learning yang dilaksanakan merupakan program
peningkatan mutu belajar dengan cara memanfaatkan kemajuan teknologi

10
komunikasi dan informasi yang semakin pesat. Dalam perencanaan penerapannya
guru mata pelajaran melaksanakan beberapa tahapan perencanaan pembelajaran
seperti; pembuatan jadwal, penentuan tujuan, pembuatan bahan ajar, penyusunan
alat evaluasi. Seluruh dokumen perencanaan pembelajaran disiapkan guru dalam
bentuk non-cetak berbasis multimedia (soft file) seperti word, power point atau
pdf (Widiara, 2018).
b. Penerapan Blended Learning pada Pembelajaran
Merujuk pada pendapat Anggraeni (2018) pada kegiatan membuka
pembelajaran antara lain dapat dilakukan dengan menumbuhkan perhatian dan
motivasi; menciptakan sikap yang mendidik; menciptakan kesiapan belajar
peserta didik, meciptakan suasana belajar yang demokratis, mengecek kehadiran
siswa, mengecek kesiapan peserta didik yang lalu dan mengaitkannya dengan
materi yang akan dipelajari, menyiapkan tujuan/kompetensi yang akan dicapai;
menjelaskan kegiatan-kegiatan atau pengalaman pembelajaran yang harus
dilakukan oleh siswa. Setelah itu guru membagikan video atau gambar kepada
peserta didik melalui grup Whatsapp dan menjelaskan isi video ataupun gambar
tersebut. Adapun jenis kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam menutup
pembelajaran antara lain membuat rangkuman, memberikan tugas, memberikan
tes, memberikan refleksi, membuat kesimpulan dan kegiatan lain yang sejenis.
c. Evaluasi Penerapan Blended Learning
Pembelajaran dilakukan guru selama penerapan blended learning ini dilakukan
melalui beberapa evaluasi:
1. Self assesment atau yang biasa disebut dengan tes mandiri. Yaitu, penilaian
kompetensi secara mandiri dengan cara mengerjakan tes yang terdapat pada buku
paket yang dimiliki peserta didik.. Pemberian tugas tidak selalu berbentuk soal
dalam buku ataupun membuat video. Karena sesekali guru memanfaatkan
berbagai website permainan seperti, Quizizz sebagai tes mandiri.
2. Tes oleh guru, yaitu penilaian pencapaian hasil belajar yang dilakukan guru
setelah peserta didik menyelesaikan satu atau beberapa unit modul. Tes ini berupa
ujian tengah semester (UTS) atau ujian akhir semester (UAS). Adapun kriteria
ketuntasan minimal (KKM) sebesar 75. Nilai ini memiliki kesamaan dengan
pembelajaran yang biasa dilakukan di sekolah. Sehingga meskipun pembelajaran

11
dilakukan dengan cara jarak jauh akan tetapi pemerolehan KKM tidak ada
pengurangan. Adapun bentuk soal UTS ataupun UAS yang diberikan adalah
dalam bentuk soft file (pdf) yang nantinya diberikan guru melalui grup Whatsapp
sesuai dengan jadwal ujian yang diselenggarakan. Jika waktu ujian telah habis
maka peserta didik dapat mengirimkan format jawaban tersebut kepada guru
melalui Whatsapp. Format pengisian jawaban sengaja dipersiapkan pihak sekolah
karena akan memudahkan saat pemeriksaan hasil ujian. Pemeriksaan hasil ujian
tidak dilakukan secara manual akan tetapi melalui aplikasi yang bernama Excel.
Dengan tujuan agar memudahkan guru untuk mengokreksi lembar jawaban para
peserta didik. Hasil evaluasi pembelajaran merupakan nilai akumulatif dari
keseluruhan nilai baik dari membaca materi pembelajaran, nilai dari latihan soal
diakhir pembelajaran, pemberian tugas, nilai UTS dan UAS. Guru memberikan
penilaian pembelajaran yang sama pada saat pelaksanaan blended learning.
Penilain pembelajaran yaitu kognitif, psikomotor dan afektif.
a. Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Blended Learning
Pembelajaran menjadikan peserta didik sebagai orieantasi dilakukan dengan
membentuk sistem pembelajaran lebih interaktif, menarik dan bervariatif. Peserta
didik perlu memiliki potensi yang dapat digunakan di masa depannya, seiring
dengan perkembangan teknologi serta mengkombinasikan dengan pertemuan tatap
muka langsung atau menggunakan metode pembelajaran blended learning
(Siregar, 2018).
Peserta didik memiliki kemampuan multitasking agar lebih cepat dan lebih
mampu menyesuaikan diri. Peserta didik mempunyai kemampuan menyesuaikan
apa yang mereka pelajari. Peserta didik harus merasa bahagia mengikuti
pembelajaran menggunakan metode blended learning. Peserta didik yakin
pemahamannya dan puas menggunakan pembelajaran yang diikuti. Kepuasaan
peserta didik ini biasanya terungkap melalui sikap dan hasil belajar, pembelajaran
metode blended learning ini diharap bisa mempermudah peserta didik dalam
mengakses materi serta memahami materi pembelajaran.
Hal ini sejalan dengan temuan Ramadani (2019) yang mengungkapkan bahwa
pembelajaran blended learning berupa pemberian tugas rumah secara daring
mendapat respon positif. Peserta didik menyatakan bahwa pembelajaran ini efektif

12
dalam memudahkan peserta didik belajar dan memotivasi peserta didik untuk
belajar. Peserta didik harus beradaptasi dengan teknologi, dan harus diajarkan
untuk menggunakan teknologi untuk secara efektif memfasilitasi belajar peserta
didik. Sikap, kesiapan dan keterampilan teknologi fasilitator sama-sama penting,
karena semua faktor ini mempengaruhi bagaimana peserta didik berhasil dalam
pembelajaran.
Dalam mencapai keberhasilan dalam menerapkan blended learning,
lingkungan merupakan salah satu faktor penunjang. Tempat dan lingkungan
belajar yang nyaman memudahkan peserta didik untuk berkonsentrasi. Untuk
mendapatkan hasil belajar yang lebih baik harus adanya lingkungan yang tepat
agar peserta didik bisa menikmati proses belajar yang dikerjakan. Lingkungan
belajar merupakan kawasan bersama seluruh isinya yang saling berhubungan
dengan kegiatan belajar. Lingkungan belajar perlu dirancang agar mendukung
kegiatan belajar sehingga dapat meningkatkan kenyamanan peserta didik yang
menempati lingkungan tersebut untuk melakukan kegiatan belajar (Maryana et al.,
2010).
Lingkungan belajar merupakan sarana bagi peserta didik dapat
mencurahkan dirinya untuk beraktivitas, berkreasi, hingga mereka mendapatkan
sejumlah perilaku baru dari kegiatannya itu. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi proses pembelajaran blended learning baik pembelajaran secara
daring ataupun tatap muka diataranya yaitu:
a. Faktor Pendukung
Berjalanya penerapan metode blended learning di masa pandemi tentu terdapat
beberapa faktor pendukung yang telah menjadikan peserta didik lebih mudah
memahami materi di tengah keterbatasan yang ada. faktor pendukung dalam
pembelajaran blended learning yang paling memiliki peran ialah pemerintah,
karena pemerintah telah menganjurkan untuk belajar dari rumah atau mengurangi
jam belajar tatap muka di sekolah karena pandemi Covid-19. Peserta didik
terpaksa untuk belajar di rumah saja dan akhirnya memiliki kesempatan untuk
mencoba pembelajaran daring yang sebelumnya belum pernah di terapkan,
walaupun memang dalam awal penerapannya blended learning terdapat banyak
sekali kendala yang dilalui. Berdasarkan hasil penelitian Ramadani (2019) yang

13
telah dilakukan, bahwa faktor pendukung dari metode pembelajaran blended
learning ini diantaranya:
1. Pemerintah yang memfasilitasi sekolah untuk terus berbenah ke arah yang lebih
baik. Pemerintah sebagai penyelenggara pendidikan berperan sebagai
penanggung jawab dari segala bentuk model atau cara mengajar guru, yang
mana guru selalu di beri monitoring dan arahan agar pembelajaran bisa
menyesuaikan keadaan apapun. Pemerintah menugaskan guru untuk senantiasa
kreatif dalam mengajarkan suatu materi kepada peserta didik. Sehingga materi
yang harus diajarkan dapat diterima baik oleh peserta didik.
2. Guru yang menarik adalah guru yang bisa memotivasi peserta didiknya di
setiap pembelajaran dan mampu mengetahui kondisi peserta didik atau kendala
yang dihadapi setiap peserta didik
3. Teknologi menjadi salah satu faktor pendukung penerapan metode
pembelajaran blended learning karena dalam penggunaannya membutuhkan
teknologi dalam mengakses pembelajaran ataupun proses pembelajaran.
b. Faktor Penghambat
Penerapan blended learning di masa pandemi Covid-19 saat ini tentunya
memiliki banyak kendala dalam penerapannya, misalnya waktu yang relatif
singkat dan terbatas, koneksi/jaringan yang tidak stabil, atau jaringan yang tidak
tersedia karena kurangnya data internet, peserta didik kurang termotivasi sehingga
membuat pelajaran menjadi tidak menarik baginya. Guru yang harus tahu apa
yang diinginkan peserta didik ketika dalam kondisi seperti itu (Khasanah, 2021).
Peserta didik juga merasa khawatir terhadap jaminan mutu pendidikan secara
daring. Seharusnya terdapat jaminan ataupun akreditasi dari pemerintah terhadap
pembelajaran secara daring yang telah dilaksanakan di beberapa sekolah.
Akses ke sistem juga dipertimbangkan sebagai faktor yang mempengaruhi
keberhasilan metodeblended learning dalam pembelajaran daring. Aksesibilitas
yang dirasakan adalah faktor kunci yang mempengaruhi kegunaan dan
keberhasilan sistem informasi. Dalam konteks aksesibilitas sistem e-learning,
aksesibilitas sistem e-learning dapat didefinisikan sebagai sejauh mana peserta
didik dapat mengakses dan menggunakan sistem pembelajaran (Park, 2009).

14
Beberapa faktor penghambat dari penerapan metode pembelajaran blended
learning ini diantaranya:
1. Waktu yang relatif singkat menjadi kendala tersendiri bagi guru dalam
menjalankan tugasnya untuk mengajar. Selain itu, karena kebutuhan bahan ajar
yang banyak dengan tingkat kesulitan mengajar yang berbeda-beda, maka guru
perlu bijak dalam menyikapi waktu.
2. Koneksi/Jaringan Internet yang tidak stabil dapat mengganggu peseta didik
dalam proses pembelajaran. Jika peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran
maka metode blended learning dianggap gagal
3. Guru juga menjadi salah satu faktor penghambat dalam pelaksanaan blended
learning karena masih ada guru yang tidak tersertifikasi, dan bahkan tidak bisa
menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi dengan baik dan benar.
4. Peserta didik merupakan persentase terbesar dari hambatan dalam penerapan
metode pembelajaran blended learning. Hal ini dikarenakan jika seorang
peserta didik tidak antusias dalam belajar, dan termotivasi untuk belajar, maka
akan berdampak negatif terhadap pendidikan. Selain itu, peserta didik yang
kesulitan memahami bahan ajar atau media pembelajaran membutuhkan waktu
lama untuk belajar, dan jika tidak diaktifkan, mereka tidak akan tahu dan tujuan
pembelajaran tidak akan tercapai dengan benar dan optimal.

15
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain penelitian yaitu
studi kasus.
1. Jenis Penelitian
Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang banyak digunakan peneliti
untuk meneliti kehidupan sosial yang alamiah. Informasi yang didapat akan
dianalisis secara kualitatif (non kuantitatif) informasi yang didapat berupa hasil
wawancara, catatan observasi, dokumen yang berupa foto, video atau dokumen-
dokumen lain tentang kehidupan manusia baik secara individu maupun kelompok
(Sugiyono, 2019, p. 361). Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi wajar dan
bersifat penemuan. Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen atau alat
penelitian yang utama adalah peneliti itu sendiri. Penelitian kualitatif adalah
metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci (Sugiyono, 2019, p. 406).
2. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian yaitu studi kasus (case study),
studi kasus adalah suatu penelitian yang dimana lebih menekankan pemahaman
yang lebih mendalam terhadap suatu kasus tertentu atau studi kasus berguna untuk
menemukan masalah yang belum diketahui (Yin dalam Nuraini, 2020). Studi
kasus yang dimaksud pada penelitian ini yaitu menemukan masalah yang belum
diketahui terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan metode blended
learning pada pembelajaran biologi di SMAN 3 Polewali kelas XI.
B. Waktu Dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai September,
semester ganjil tahun ajaran 2021/2022. Adapun lokasi Penelitian yaitu di
SMAN 3 Polewali, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat.
C. Sumber Data
Menurut Sugiyono (2019, p. 409) pengumpulan data dapat dilakukan dalam
berbagai sumber dan berbagai cara. Pengumpulan data dapat menggunakan

16
sumber primer dan sumber sekunder. Berkaitan dengan hal tersebut pada bagian
ini jenis datanya dibagi kedalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis
maupun dokumentasi/foto. Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau
diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalui
catatan tertulis atau melalui perekam video/audio recorder, maupun pengambilan
foto. Adapun sumber data ada dua yaitu:
1. Sumber Data Primer
Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data (Sugiyono, 2015, p. 187). Sumber data primer merupakan
pengumpulan data secara langsung peneliti dari lapangan dimana data ini disebut
dengan data asli atau data baru, dapat dikatakan data primer adalah data yang
dapat diperoleh peneliti secara langsung dari objek yang diteliti. Penelitian ini
memerlukan data yang diambil dari sumber data, terdiri dari guru yang mengajar
materi biologi dan peserta didik kelas XI. Guru Biologi yang akan menjadi
sumber data terdiri dari 3 orang yang mengajar di kelas XI.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang digunakan untuk mendukung data
primer yaitu melalui dokumentasi atau arsip tertulis yang berhubungan dengan
obyek yang akan diteliti pada penelitian ini. Sumber sekunder merupakan sumber
yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat
orang lain atau dokumen (Sugiyono, 2019, p. 410).
Adapun beberapa sumber data sekunder seperti data-data guru maupun
peserta didik, gambar atau foto, dokumen-dokumen pribadi ataupun dari buku.
Data sekunder yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu berupa data hasil belajar
pelaksanakan pembelajaran sebagai bukti proses pembelajaran telah berlangsung,
gambar atau foto pelaksanaan pembelajaran daring dan tatap muka seperti
penyampaian materi dari pengajar kepada peserta didik melalui aplikasi.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahapan yaitu tahap pra-penelitian,
tahap pelaksanaan penelitian dan tahap penyelesaian.

17
1. Tahap Pra-penelitian
Pada tahap ini dilakukan beberapa perencanaan yang dimulai dari
melakukan study pra-penelitian. Tahapan tersebut juga menjadi penentu tempat
dan fokus penelitian yang ditemukan di lapangan. Selanjutnya, menyusun
proposal rencana penelitian, instrumen penelitian dan mempersiapkan perizinan
penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Pada tahap ini, pelaksanaan penelitian dilakukan dengan menyebar angket
terlebih dahulu kepada peserta didik kelas XI MIPA. Data yang diperoleh
selanjutnya dianalisis untuk memperoleh data utama dan sebagai bahan
interpretasi awal.
Setelah itu, dipilih beberapa peserta didik yang telah mengisi angket untuk
diwawancarai secara mendalam. Selanjutnya yaitu mengumpulkan data nilai hasil
belajar biologi siswa kelas XI MIPA yang diperoleh pada saat masih kelas X
semester genap tahun ajaran 2020/2021 selama pembelajaran daring. Data yang
diperoleh dari angket dan dokumentasi diolah dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif yaitu dengan menggunakan rumus persentase dan rumus ketuntasan
belajar. Sedangkan data hasil wawancara diolah dengan menggunakan pendekatan
kualitatif yang terdiri dari 3 tahap yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan.
3. Tahap Penyelesaian
Tahap yang terakhir yaitu dengan melakukan proses analisis data secara
keseluruhan untuk memperoleh temuan hasil penelitian. Hasil temuan yang
diperoleh tersebut disajikan secara tertulis dalam bentuk skripsi hasil penelitian.
E. Instrumen Penelitian
Data-data yang diperlukan dalam penelitian diperoleh dengan menggunakan
sebuah instrumen penelitian, instrumen penelitian itu sendiri merupakan suatu alat
yang dapat digunakan dalam mengukur suatu fenomena alam ataupun fenomena
sosial yang ingin diamati (Sugiyono, 2019, p. 180). Adapun instrumen yang
digunakan pada penelitian ini yaitu pedoman wawancara, lembar angket serta
dokumentasi.

18
1. Lembar Angket
Angket atau kuesioner adalah instrumen penelitian yang berisi serangkaian
pertanyaan atau pernyataan untuk mendapatkan data atau informasi yang harus
dijawab oleh responden sesuai dengan pendapatnya. Angket penelitian ini
merupakan angket semi terbuka yang diberikan kepada peserta didik saat
melakukan penelitian, angket pada penelitian ini menjadi sumber data pendukung
untuk mengambil data dari responden sesuai kriteria yang telah ditentukan.
Adapun kriteriannya yaitu Persiapan pembelajaran blended learning, pelaksanaan
pembelajaran blended learning, evaluasi pembelajaran blended learning, sarana
dan pasarana serta kemampuan penggunaan teknologi. Sebelum melakukan
wawancara, angket tersebut akan disebar ke seluruh peserta didik kelas XI
kemudian di kelompokkan untuk dijadikan kriteria calon informan untuk di
wawancarai lebih mendalam lagi oleh peneliti. Jumlah pertanyaan dalam angket
terdapat 40 nomor. Dalam penelitian ini berupa pertanyaan-pertanyaan yang
diambil berdasarkan indikator faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan
metode blended learning pada pembelajaran biologi yang diberikan kepada
peserta didik kelas XI MIPA berjumlah 113 orang.
2. Pedoman Wawancara
Instrumen wawancara merupakan pedoman peneliti dalam mewawancarai
subjek penelitian untuk menggali informasi tentang proses pembelajaran
mengenai faktor-faktor penerapan blended learning sebagai metode pembelajaran
pada pembelajaran biologi di SMAN 3 Polewali. Pada penelitian ini, pedoman
wawancara dijadikan sebagai sumber data utama untuk mengkaji lebih dalam lagi
informasi dari informan. Dalam instrumen wawancara ini terdiri dari pertanyaan-
pertanyaan yang akan diberikan peneliti kepada subjek peneliti. Untuk penelitian
ini sendiri digunakan istilah data jenuh. Data jenuh artinya pertanyaan yang sama
akan diajukan kepada informan, yaitu guru dan peserta didik yang memenuhi
kriteria calon informan untuk di wawancarai, jika hasil jawaban yang diberikan
tetap konsisten sama maka, Pada saat itulah cukup bagi peneliti untuk
menghentikan proses pengumpulan data (Idrus, 2009, p. 145). Dan selanjutnya
akan dilanjutkan dengan tahap analisis data.

19
Adapun indikator pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Persiapan pembelajaran blended learning, pelaksanaan pembelajaran
blended learning, evaluasi pembelajaran blended learning, sarana dan pasarana
serta kemampuan penggunaan teknologi. Adapun yang akan di wawancarai yaitu
3 orang tenaga pengajar MIPA dan 113 peserta didik kelas XI yang memenuhi
kriteria pada angket yang telah disebar kemudian diwawancarai sampai
didapatkan data jenuh.
Jika selama wawancara peserta didik mengalami kesulitan dengan pertanyaan
tertentu yang diajukan oleh peneliti, maka mereka didorong untuk merefleksikan
dan menjelaskan kesulitan yang dihadapinya. Untuk memaksimalkan hasil
wawancara, peneliti menggunakan alat perekam untuk mengumpulkan data
berupa audio. Tujuannya adalah untuk memprediksi keterbatasan peneliti dalam
mengingat informasi selama wawancara. Wawancara dilakukan di luar jam
pelajaran agar tidak mengganggu pelajaran dan kegiatan pembelajaran di kelas
serta mencegah peserta didik keberatan untuk mengikuti wawancara.
3. Dokumentasi
Dokumen adalah catatan peristiwa yang telah berlalu, dokumen adalah setiap
bahan tertulis ataupun gambar, atau karya monumental dari seseorang. Sedangkan
record adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga
untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau penyajian akunting. Dokumen
adalah alat bantu yang digunakan untuk mengumpulkan data-data, pengumpulan
data dengan menghimpun dan menganalisis data baik tertulis, gambar maupun
elektronik (Sugiyono, 2019, p. 403). Dokumen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah foto-foto kegiatan proses belajar ataupun hasil belajar serta hal lain
yang dianggap mendukung data penelitian di SMAN 3 Polewali
F. Teknik Pengujian Keabsahan Data
Menurut Sugiyono (2019, p. 488) Pengujian keabsahan data pada penelitian
kualitatif dengan penelitian kuantitatif memiliki istilah yang berbeda, untuk
penelitian kualitatif dalam pengujian keabsahan data meliputi uji credibility
(validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas)
dan confirmability (obyektivitas).

20
1. Uji Credibility
Uji credibility merupakan uji tingkat kepercayaan terhadap data hasil
penelitian. Pada penelitian Uji kredibilitas ini, menggunakan teknik triangulasi
dalam memperoleh keabsahan data. Triangulasi dapat diartikan sebagai
pemeriksaan data dari sumber yang berbeda pada waktu yang berbeda dengan
menggunakan metode yang berbeda. Jenis triangulasi yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu triangulasi teknik. Pengujian data dengan triangulasi teknik
yaitu mengkaji sumber data yang sama tetapi menggunakan teknik yang berbeda
misalnya data hasil wawancara kemudian dicek dengan angket, maupun dengan
dokumen lain berupa hasil belajar peserta didik. Jika ketiga teknik pengujian data
menghasilkan berbagai data dimana peneliti berdiskusi dengan sumber data untuk
melihat data apa yang dianggap benar.
2. Pengujian Transferability
Pengujian transferability merupakan pengujian dari ketepatan hasil penelitian
serta penelitian diterapkan ke situasi lain, oleh karena itu agar orang lain dapat
memahami penelitian ini maka peneliti harus menuliskan laporan penelitian secara
rinci, jelas, sistematis, serta dapat dipercaya. Jika pembaca mendapatkan
gambaran yang cukup jelas dari hasil penelitian ini maka laporan tersebut telah
memenuhi standar transferability.
3. Pengujian Dependability
Pada penelitian ini, pengujian dependability dilakukan oleh pembimbing
untuk mengaudit keseleruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian. Mulai
dari peneliti menentukan mengidentifikasi masalah, mempersiapkan metode dan
desain penelitian, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan
analisis data, melakukan uji keabsahan data sampai pada tahap membuat
kesimpulan.
4. Pengujian Konfirmability
Uji konfirmability pada penelitian kualitatif mirip dengan uji dependability,
sehingga penguijiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji
konfirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang

21
dilakukan. Agar penelitian ini dianggap obyektif, maka penulis akan melengkapi
semua data-data yang ditemukan dan diolah dalam proses penelitian.
G. Teknik Analisis Data
Mengikuti pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu penelitian
kualitatif, data yang terkumpul dalam penelitian dianalisis dengan menggunakan
metode analisis data kualitatif. Analisis data merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan setelah mendapatkan data dari seluruh sumber data yang telah
terkumpul, data-data yang telah didapatkan tersebut akan dianalisis dengan cara
mengelompokkan data, menyajikan data serta menyusun data yang telah
didapatkan dari sumber data (Sugiyono, 2019, p. 241).
Analisis data dalam penelitian kualitatif merupakan proses pengumpulan data
serta pengaturan secara sistematis catatan lapangan yang telah diperoleh dari
wawancara, angket dan dokumentasi dalam melaporkan hasil penelitian. Akan
tetapi saat jawaban dari sumber data masih dirasa kurang setelah dilakukan
analisis peneliti kemudian melanjutkan pertanyaan sampai tercapai suatu tahap
tertentu, sampai data yang dianggap benar. Data yang telah dikumpulkan akan
dianalisis dengan pendekatan kualitatif model interaktif. Proses analisis interaktif
berlangsung secara terus menerus sampai selesai, dan sampai data dianggap jenuh.
Kegiatan analisis data berupa reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan.
Menurut Sugiyono (2019, p. 438) dalam penelitian ini data yang telah
diperoleh akan dianalisis dimana terdapat beberapa alur kegiatan yaitu:
1. Reduksi Data
Pada bagian reduksi ini, data yang diperoleh mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi penerapan metode blended learning pada pembelajaran biologi.
Data-data yang telah didapatkan dari hasil wawancara dari tenaga pengajar mata
pelajaran biologi dan peserta didik kelas XI SMAN 3 Polewali, serta hasil dari
angket dan dokumentasi akan diolah dengan cara merangkum, memilih hal-hal
pokok, dan membuang hal-hal yang tidak perlu dalam penelitian. Data-data yang
diperoleh dari lapangan disederhanakan, disusun secara sistematis dan dijabarkan
hal-hal yang penting tentang hasil temuan dan maknanya. Pada proses reduksi
data ini, data temuan yang berkenan dengan masalah penelitian saja yang akan

22
digunakan. Sedangkan, data yang tidak relevan dengan masalah penelitian akan
dibuang.
2. Display Data (penyajian data)
Data yang telah direduksi akan disajikan peneliti setelah mengkonfirmasi dan
meminta persetujuan terlebih dahulu kepada informan terkait data dan informasi
yang telah terkumpul. Kemudian data akan disajikan dalam bentuk naratif.
Peneliti akan menyajkan data yang telah didapatkan berupa informasi yang
tersusun secara sistematis dan mudah dipahami.
3. Penarikan Kesimpulan
Setelah melakukan penyajian data selanjutnya peneliti dapat mengambil
kesimpulan untuk mengetahui apa yang peneliti inginkan dalam penelitian
tersebut. Proses penarikan kesimpulan dapat dilakukan dengan meninjau kembali
tahapan dalam penelitian yang dapat dilihat dari pengumpulan data di lapangan,
pemilihan serta penyajian data sampai dengan didapatkannya kesimpulan
sementara dari penelitian tersebut.

23
JADWAL PENELITIAN

NO KEGIATAN BULAN
Juli Juni Aug Sept Okt Des
1. Persiapan Penelitian
a. Menyusun Instrumen
b. validasi Instrumen

c. Koordinasi dengan kepala


sekolah dan guru
2. Pelaksanaan Penelitian

a. Pelaksanaan Wawancara

b. Pengumpulan Data
c. Analisis data yang
dilaporkan
3. Penyusunan
Laporan/Skripsi
a. Penyusunan draf

b. Pengetikan Skripsi
4. Pelaksanaan Ujian Skripsi
dan Revisi

24
DAFTAR PUSTAKA

Amanto, A. Q. A., & Nur Khasanah. (2021). Blended Learning: Solusi Model
Pembelajaran Dimasa Pandemi Covid-19 Alisa. Indonesian Journal Of
Islamic Elementary Education, 1 (1), 1–14. http://e-
journal.iainpekalongan.ac.id/index.php/ijiee/article/view/3909/1924

Anggrawan, A. (2019). Analisis Deskriptif Hasil Belajar Pembelajaran Tatap


Muka Dan Pembelajaran Daring Menurut Gaya Belajar Mahasiswa. Jurnal
MATRIK, 18(2), 339–346.
https://journal.universitasbumigora.ac.id/index.php/matrik/article/
download/411/321

Anugraha, K., A. (2020). Hambatan, Isolasi dan Harapan: Pembelajaran Daring


Selama Masa Pandemi Covid-19 Oleh Guru Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan. 10 (3), 282-289.
https://repository.usd.ac.id/38152/1/6381_document+(1).pdf

Arikunto, & Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: Rineka Cipta.

Apriliana, N. (2020). Problematika Pembelajaran Daring pada Siswa Kelas IV MI


Bustanul Mubtadin Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2019/2020.Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
https://docplayer.info/122938689-Skripsi-diajukan-untuk memenuhi
sebagian-syarat-memperoleh-gelar-sarjana-pendidikan-dalam-ilmu
pendidikan-biologi-oleh-millati-azka-nim.html

Budhianto, B. (2020). Analisis Perkembangan dan Faktor yang Mempengaruhi


Keberhasilan Pembelajaran Daring (e-learning ). Jurnal AgriWidya, 1(1),
11–29
http://repository.pertanian.go.id/bitstream/handle/123456789/10118/
Analisis%20perkembangan%20dan%20faktor%20yang%20mempengaruhi
%20keberhasilan%20Pembelajaran%20Daring%20%28E-Learning
%29.pdf?sequence=2&isAllowed=y

Chaeruman, A. U. (2013). Merancang Blended Learning yang Membelajarkan.


Universita Negeri Sebelas Maret
1–16.https://www.researchgate.net/publication/323676416_Merancang_Blen
ded earning_yang Membelajarkan

Chaeruman. A.,U. (2019). Panduan Memilih Dan Menentukan Seting Belajar


Dalam Merancang Pembelajaran Blended. Jakarta.

Ch. Ismaniati, Sungkono, dan D. W. (2015). Model Blended Learning Untuk

25
Meningkatkan Kemandirian Belajar Dan Daya Tarik Dalam Perkuliahan.
Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan, 8(2), 19–27.

Demirci, N. 2010. Web-Based vs. Paper-Based Homework to Evaluate Students’


Performance in Introductory Physics Courses and Students’ Perceptions:
Two Years Experience. International. Journal on E-Learning, 9(1), 27-49

https://www.researchgate.net/profile/NesetDemirci2/publication/255566888
_WebBased_vs_PaperBased_Homework_to_Evaluate_Students
%27_Performance_in_Introductory_Physics_Courses_and_Students
%27_Perceptions_Two_Years_Experience/links/
560d046708aea68653d3938f/Web-Based-vs-Paper-Based-Homework-to-
Evaluate-Students-Performance-inIntroductory-Physics-Courses-and-
Students-Perceptions-Two-Years-Experience.pdf

Dwiyogo,& Wasis. (2017). Pembelajaran Berbasis Blended Learning. Depok :


Rajawali Pers

Elyas, A., H. (2018). Penggunaan Model Pembelajaran E-Learning dalam


Meningkatkan Kualitas Pembelajaran. Jurnal Warta, 56(04), 1–11.
https://jurnal.dharmawangsa.ac.id/index.php/juwarta/article/viewFile/4/3

Fatkhurrahman, Muhammad dan Sulistyorini. (2012). Belajar dan Pembelajaran.


Yogyakarta: Teras.

Hakim, L., Kusniyah (2019). Efektifitas Pembelajaran Berbasis Daring Sebuah


Bukti pada Pembelajaran Bahasa Inggris. Jurnal Pemikiran dan Penelitian
Pendidikan, 17 (1).
https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/tatsqif/article/download/667/499.

Harsanto,& Budi. (2014). Inovasi Pembelajaran di era Digital. Bandung : Unpad


Press.

Husamah. (2014). Pembelajaran Bauran Blended Learning. Malang: Prestasi


pustaka

Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial, Pendekatan Kualitatif


dan Kuantitatif. Jakarta : Erlangga

Indriani, T. M., Fathoni, T., Riyana, C. (2018). Implementasi Blended Learning


Program Pendidikan Jarak Jauh Pada Jenjang Pendidikan Menengah
Kejuruan. Jurnal Edutcehnologia. Vol 2 (2).
https://ejournal.upi.edu/index.php/edutechnologia/article/viewFile/
19668/10084

Jumaini, Hilda Hirmaliza Hertin, Mazruatun Nisfiyati, M. I. (2021). Penerapan


Metode Pembelajaran Blended Learning Dalam Meningkatkan Pemahaman
Konsep Hasil Belajar Siswa: Sebuah Meta-Analisis Jumaini1,. Jurnal

26
Pendidikan Dan Pembelajaran Matematika, 5(1), 48–63.
https://jurnal.arraniry.ac.id/index.php/alkhawarizmi/article/download/
9805/5982
Khaerunnisa, F. (2019). Evaluasi Penerapan Blended Learning Pada Pembelajaran
Bahasa Arab Di Smpit Ibadurrahman: Studi Kasus Di Kelas VII Akhwat.
Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra dan Budaya Arab. vol. 2 (2). DOI:
https://doi.org/10.17509/alsuniyat.v2i2.24808
Novelin Natalia Andhy, A. S. M. L. (2021). Analysis Of The Influence Digital
Badges Of Module E-Learning Against The Process And Results Of Blended
Learning. Jurnal Teknik Elektro Dan Komputer, 10(2), 79–
88.https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/elekdankom/article/download/
33659/32403

Nuraini, R.,D. (2020). Penerapanmetode studi kasus Yin dalam penelitian


arsitektur dan perilaku. XVI(1). 92-104.
http://journal.uny.ac.id//index.php/inersia//article/download/31319/136
Park, J. H., & Choi, H. J. (2009). Factors influencing adult learners' decision to
drop out or persist in online learning. Journal of Educational Technology &
Society, 12(4), 207-217.
https://ojsapresiasiekonomi.stiepasaman.ac.id/index.php/apresiasiekonomi/
article/viewFile/248/266

Putria, H., Maula, L., H. & Uswatun, D., A. (2020). Analisis Proses Pembelajaran
Dalam Jaringan (daring) Masa Pandemi Covid19 Pada Guru Sekolah Dasar.
JurnalBasicedu
https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/download/460/340

Ramadani, D., W. (2019). Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap


Implementasi Blended Learning Di Jurusan Teknologi Pendidikan
Universitas Negeri Malang. 2(1),62-
67.https://core.ac.uk/download/pdf/287323742.pdf

Ridwan, M. (2013). Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Kultur Sekolah Di


SD Negeri Tampuyangan 1 Kota Yogyakarta. Universitas Negeri
Yogyakarta.https://core.ac.uk/download/pdf/33512222.pdf

Risky Setiawan, Djemari Mardapi , Afis Pratama, S. R. (2019). Efektivitas


Blended Learning Dalam Inovasi Pendidikan Era. Jurnal Inovasi Teknologi
Pendidikan, 6(2), 148–157.
https://journal.uny.ac.id/index.php/jitp/article/download/27259/12731

Riyanto, S., & Mumtahana, H. A. (2018). Analisis Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi Implementasi Blended Learning Pembelajaran Statistika
Berbasis Personal Pengembangan Diri Teknologi Inovasi Blended Learning.
Joutica, 3(2), 201–205.
http://jurnalteknik.unisla.ac.id/index.php/informatika/article/download/

27
235/174

Rita Mariyana, dkk. (2010). Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta: Kencana


Media Group

Setiawan, A., R. (2019). Efektivitas Pembelajaran Biologi Berorientasi Literasi


Saintifik. Journal Of Natural Science Teaching. Vol 2(3).
https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Thabiea/article/viewFile/5345/3781

Siregar, A. & I. M. (2018). Pendidikan Tinggi di Era Revolusi industry 4.0 :


Model Pemelajaran E-Learning pada Universitas Muhammadiyah Sumatera
Utara. Jurnal Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi
Muhammadiyah(APPPTMA), 978-623-90018-1-0, 116-
124http://journal.umsu.ac.id/index.php/intiqad/article/viewFile/5722/5642

Soetarmi, S., dan Nawangsari, S. (2010). Biologi Edisis ke Lima. Bogor:


Erlangga.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta

Sugiyono, (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung:


Alfabeta.

Suni, N.S.P. (2021). Tingginya Kasus Aktif Dan Angka Kematian Akibat Covid-
19 Di Indonesia. Bidang Kesejahteraan Sosial Info Singkat. 13 (3): 13-18.
Sutopo, H., Ariesto. (2012). Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Sulistiyono, E., Mahanal, S., Saptasari, M.(2017). Pembelajaran Keterampilan


Berpikir Kreatif Dan Hasil Belajar Kognitif Melalui Pembelajaran Biologi
Berbasis Speed Reading-Mind Mapping (SR-MM), Jurnal Pendidikan.2(9).
12261230.http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/download/
9958/4703

Suryosubroto. (2013). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rieka Cipta.

Stein, J. & Graham, C. R. (2014). Essentials for Blended Learning: A Standar


Based Guide. USA: Routledge.

Tang, C., M., Chaw, L., Y.(2013). Readyness for Blended Learning :
Understanding Attitude of University Students. Int. J. Cyber Soc. Educ.,
6(2), 79– 100. https://www.learntechlib.org/p/209223/article_209223.pdf

28
Widiara, I.K. (2018). Blended Learning Sebagai Alternatif Pembelajaran di Era
Digital. Jurnal Purwadita. Vol. 2(2), 50-56.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Kisi-Kisi Instrumen Angket Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi Penerapan Metode Blended Learning Pada Pembelajaran
Biologi SMAN 3 Polewali

No Indikator Aspek Indikator soal Pertanyaan


Positif Negatif
1. Persiapan Pelaksanaan Peserta didik paham 31, 32, 35
pembelajaran pembelajaran langkah-langkah 33, 34
blended dari pembelajran
learning metode blended
learnig

2. Pelaksanaan Peserta didik dapat 1, 28, 29 30


pembelajaran mempelajari materi
blended dengan
learning menggunakan
blanded learning

3. Evaluasi Pengerjaan Peserta didik dapat 3, 4, 11 9


pembelajaran tugas dan mengerjakan tugas
blended ketepatan dengan tepat waktu
learning waktu
dalam Peserta didik 5, 8
pengumpula mampu membuat
n tugas kesimpulan
Peserta didik dapat 6, 25
menggunakan
referensi buku yang

29
berbeda
Peserta didik dapat 7,
menghasilkan
banyak pertanyaan
dari sumber bacaan
Peserta didik 24 10
menyukai
pembelajaran
interaktif
Peserta didik 15
mampu membuat
ringkasan materi
Peserta didik dapat 12, 13 14
menyelesaikan
tugas dengan
berbagai cara

Peserta didik 22 17
mampu melakukan
presentasi dengan
mandiri
4. Kemampuan Memiliki Peserta didik 26
menggunakan smarphone mampu
Teknologi sendiri menggunakan
smartphone
Dapat Peserta didik dapat 19, 21 16
mengoperas memahami materi
ikan dengan
aplikasi penggunaan
aplikasi
Peserta didik 18, 20
menyukai proses

30
pembelajaran
daring
Peserta didik 2,23, 27
memahami
pembelajaran
secara daring
dengan metode
blanded leraning
5. Kesediaan fasilitas Peserta didik 36,37,38, 40
sarana dan pembelajara menggunakan 39
prasarana di n di sekolah fasilitas sekolah
sekolah yang dengan baik dan
disediakan benar
selama
proses
pembelajran

Lampiran 2. Instrumen Angket peserta didik


LEMBAR ANGKET FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENERAPAN METODE BLENDED LEARNING PADA PEMBELAJARAN
BIOLOGI SMAN 3 POLEWALI

1. Identitas responden
Nama :
Kelas :
2. Waktu
Hari/tanggal :
3. Petunjuk pengisian
a. Bacalah petunjuk sebelummengisi angket !
b. Sebelummenjawab, bacalah pertanyaan terlebih dahulu kemudian berikan
tanda () pada salah satu kolom yang sesuai dengan pilihan anda serta
berikan penjelasan dengan jujur !

31
No Pertanyaan Ya Tidak Keterangan

1. Apakah pembelajaran dengan metode


blended learning memudahkan anda
mempelajari materi ?
2. Bisa anda jelaskan kesulitn dalam
memahami proses pembelajaran
dengan metode blended learning
secara online ?
3. Apakah guru menyesuaikan materi
yang dipaparkan dengan aktivitas
pembelajaran seperti ceramah, diskusi
dan Tanya jawab ?
4. Apakah anda langsung mengumpulkan
pekerjaan tampa mengoreksinya
terlebih dahulu ?
5. Apakah anda mampu membuat
kesimpulan sendiri dari materi yang
telah dipelajari dengan tepat ?

6. Apakah anda membaca buku lain


untuk mencari tambahan referensi
belajar ?
7. Dari hasil membaca anda apakah anda
menemukan materi yang susah
dipahami ?
8. Mampukah anda menjelaskan
kaitannya materi pelajaran anda
selama ini dengan kehidupan sehari-
hari ?
9. Apakah anda sering tidak mengerjakan
tugas dengan tepat waktu
10. Apakah anda tidak menyukai

32
pembelajaran yang dilaksanakan
secara interaktif ?
11. Apakah yang anda paham perbedaan
mengerjakan tugas secara mandiri dan
kelompok ?
12. Apakah anda mengerjakan tugas yang
lebih mudah dulu sampai yang
tersulit ?
13. Apakah anda mengerjakan soal
dengan berbagai cara yang berbeda ?
14. Apakah anda tidak suka belajar dan
mengerjakan tugas secara mandiri ?
15. Apakah setelah proses pembelajaran
selesai anda selalu membuat ringkasan
materi ?
16. Apakah menurut anda materi yang
disampaikan di aplikasi yang
diberikan guru sulit dipahami ?
17. Apakah dalam melakukan presentasi
anda hanya diam dan tidak perlu
memberikan tanggapan apapun ?
18. Apakah anda menyukai proses belajar
mengajar yang memadukan daring dan
tatap muka ?
19. Tahukah anda menggunakan aplikasi
dalam pembelajaran daring yang
diberikan oleh guru ?

20. Apakah ada kendala yang anda hadapi


saat melaksanakan pembelajran
daring?

33
21. Dapatkan anda menjelaskan
penggunaan aplikasi yang diterapkan
guru selama pembelajaran ?
22. Apakah dengan melakukan kegiatan
presentasi di depan kelas dapat melatih
kemampuan berbicara anda ?
23. Apakah anda setuju metode
pembelajaran blended learning
sebagai metode pembelajaran yang
digunakan di sekolah meskipun bukan
dalam kondisi pandemi?
24 Mampukah anda mengemukakan
pendapat pada saat pelajaran sedang
berlangsung ?
25. Apakah anda belajar materi
pembelajaran sebelum pembelajaran di
mulai ?
26. Apakah anda memiliki smartphone
milik pribadi yang digunakan selama
proses pembelajaran metode blanded
learaning ?
27. Apakah metode pembelajaran blended
learning menyenangkan ?

28. Apakah dalam proses pembelajaran


guru pernah membantu anda dalam
menyelesaikan soal ?
29. Apakah anda memiliki keluhan selama
metode pembelajaran blended learning
yang digunakan oleh guru dalam
proses pembelajaran ?
30. Apakah anda tidak menyukai proses
belajar mengajar yang memadukan

34
daring dan tatap muka ?
31. Apakah guru menjelaskan metode
pembelajran blended learning sebelum
memulainya ?
32. Menurut anda apakah pembelajaran
metode blended learning tergolong
susah ?
33. Apakah anda setuju , bahwa
pembelajaran blended daring dan tatap
muka saling mendukung untuk
memperkuat pemahaman anda ?
34. Apakah anda bisa menjelaskan alokasi
waktu yang digunakan oleh guru
dalam mengatur pembelajaran secara
daring dan tatap muka ?
35. Apakah menurut anda guru sudah
memiliki kemampuan dalam
menyampaikan materi pembelajaran
sesuai dengan tujuan pembelajaran ?
36. Apakah lingkungan sekolah anda
menyenangkan untuk belajar ?
37. Apakah anda suka belajar dalam ruang
kelas ?
38. Apakah sarana dan prasarana yang
ada di sekolah anda sudah mencukupi
untuk proses pembelajaran ?
39. Apakah guru yang mengajar di
sekolah anda sudah mencukupi ?
40. Apakah anda tidak suka belajar dalam
ruang kelas ?

35
Lampiran 3. KISI-KISI INSTRUMEN WAWANCARA FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN METODE BLENDED
LEARNING PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SMAN 3 POLEWALI
No Indikator Aspek Keterangan

1. Persiapan pembelajaran Mempersiapkan segala 1, 16


blended learning
hal yang berkaitan
dengan pembelajaran
metode blended
learning
2. Pelaksanaan pembelajaran Pembelajaran daring 2, 3, 4, 5, 7,
blended learning 8, 9, 13, 17,
dan tatap muka
19
dilaksanakan semua
kelas
Jadwal pembelajaran
daring disesuaikan
dengan pembelajaran
tatap muka
Proses absensi peserta
didik
3. kemampuan penggunaan Proses penyampaian 6, 12, 18
teknologi
materi
Proses pemberian
materi
4. Evaluasi pembelajaran Proses penilain 3, 10, 14, 20
blended learning
Hasil belajar

5. kesediaan sarana dan Sarana dan prasarana 11, 15


prasrana
yang dibutuhkan

36
Lampiran 4. Instrumen Wawancara Guru

LEMBAR WAWANCARA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PENERAPAN METODE BLENDED LEARNING PADA PEMBELAJARAN
BIOLOGI SMAN 3 POLEWALI
1. Identitas responden

Nama Guru :

Mata Pelajaran :

2. Waktu

Hari\ Tanggal :

No Pertanyaaan Wawancara Keterangan


.
1. Persiapan apa saja yang dilakukan bapak/ibu
dalam menerapkan metode pembelajaran
Blended Learning ?
2. Bagaimana proses pembelajaran Blended
Learning ini berlangsung?
3. Bagaimana evaluasi pembelajaran yang
dilaksanakan pada pembelajaran metode
Blended Learning ?
4. Aktivitas pembelajaran seperti apa yan
dilakukan pada saat tatap muka ?
5. Bagaimana tanggapan Peserta didik terhadap
pembelajaran dengan metode Blended
Learning ?
6. Apakah pembelajaran metode Blended
Learning yang dilaksanakan berdampak baik
terhadap proses pembelajaran ?
7. Apakah pembelajaran Blended Learning
dapat memicu Peserta didik untuk lebih aktif
dalam belajar ?
8. Apakah dalam penerapan pembelajaran

37
Blended Learning bapak/ibu menemukan
kesulitan?
9. Bagaimana cara bapak/ibu dalam
menyelesaikan permasalahan yang terjadi
pada saat pembelajaran daring tersebut?
10. Bagaimnakah aturan pemberian ulangan atau
tes kepada peserta didik anda dengan metode
blended learning ini ?
11 Bagaimana koneksi internet di sekolah dan di
rumah bapak/ibu, apakah mendukung proses
pembelajaran secara daring ?
12 Bagaimana kemampuan peserta didik dalam
menggunakan media pembelajaran daring?
13 Ketika proses pembelajaran daring
berlangsung melalui video conference atau
menggunakan aplikasi yang lain, apakah
bapak/ibu mengawasi aktivitas peserta didik?
14 Bagaimana bentuk penilaian/evaluasi yang
dilakukan bapak/ibu dalam pembelajaran
metode blended learning yang diterapkan ?
15 Apakah bapak/ibu memiliki smartphone dan
komputer sebagai penunjang dari metode
blended learning yang ibu terapkan ?
16 Dalam penerapan blanded learning, yang
mana yang lebih dominan anda gunakan?
Apakah daring atau luring??
17 Apakah bapak/ibu bisa menjelaskan langkah-
langkah dari penerapan metode blended
learning di sekolah tersebut ?
18 Bagaimana kreativitas bapak/ibu dalam
menggunakan metode blended learning
misalnya menggunakan media dan bahan ajar

38
apa saja ?
19 Apa alasan bapak/ibu memilih metode
blended learning sebagai metode yang
digunakan dalam kelas tersebut ?
20 Bagaimana hasil belajar dan sikap peserta
didik setelah menerapkan metode blended
learning?
Lampiran 5. Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Penerapan Metode Blended Learning pada Pembelajaran
Biologi SMAN 3 Polewali

No Indikator Aspek Keterangan

1. Persiapan dan pelaksanaan Peserta didik paham 11,12,13,14,15


pembelajaran blended langkah-langkah dari
learning pembelajaran metode
blended learning

2. Evaluasi pembelajaran Pengerjaan tugas dan 1, 5, 7, 9, 10


blended learning ketepatan waktu
dalam pengumpulan
tugas
3. Kemampuan menggunakan Memiliki smarphone 2
Teknologi sendiri
Dapat
3, 4, 6, 8
mengoperasikan
aplikasi

4. Kesediaan sarana dan Peserta didik 16,17,18,19,20


prasarana di sekolah menggunakan
fasilitas sekolah
dengan baik dan
benar

39
Lampiran 6. Instrumen Wawancara peserta didik

LEMBAR WAWANCARA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PENERAPAN BLENDED LEARNING SELAMA PANDEMI KELAS VIII
IPA SMPN 6 TOPOYO
1. Identitas responden

Nama :

Kelas :

No absen :

2. Waktu

Hari\ Tanggal :

No Pertanyaaan Wawancara Keterangan


.
1. Apa yang anda siapkan sebelum pembelajaran
dilaksanakan?
2. Mengapa anda diwajibkan memiliki
smartphone/laptop sendiri selama metode
blended learning diterapkan ?
3. Bagaimana pendapat anda tentang
pelaksanaan Blended Learning yang
diterapkan oleh guru di sekolah?
4. Bagaimana pembelajaran Blended Learning
yang diterapkan apakah menurut anda sudah
eferktif ?
5. Apa alasan guru anda menerapkan metode
blended learning dalam proses pembelajaran?
6. Apa saja kendala yang dirasakan selama
pembelajaran dengan metode Blended
Learning ini?
7. Mengapa anda harus mengikuti pembelajaran
metode blended learning yang diterapkan oleh

40
guru ?
8. Jika disuruh memilih apakah anda lebih
menyukai pembelajaran secara tatap muka,
secara daring atau keduanya (metode blended
learning) ?
9. Dalam mengerjakan tugas dan ujian dikirim
secara online, apakah menurut anda hal ini
efektif digunakan untuk mengukur
kemampuan peserta didik ?
10. Bagaimana harapan anda untuk pembelajaran
ke depannya terkait metode pembelajaran?

11. Bagaimana menurut anda tentang penerapan


metode blended learning di sekolah ?
12. Apa kendala anda dalam melakukan proses
pembelajaran daring dan tatap muka ?
13. Mengapa anda di tuntut untuk belajar secara
mandiri oleh guru dengan sistem pembelajaran
metode blended learning?
14. Menurut pendapat anda apa yang harus
dilakukan untuk mengatasi kesulitan dalam
metode blended learning ?
15. Mengapa guru perlu menyipkan media dan
bahan ajar selama proses pembelajaran tatap
muka dan daring ?
16. Apakah di sekolah anda menyiapkan jaringan
gratis yang dapat di akses untuk keperluan
pembelajaran ?
17. Menurut anda sarana dan prasarana di sekolah
sudah cukup untuk menunjang proses
pembelajran ?
18. Bagaimna hubungan komunikasi yang terjalin
antara anda dengan guru di dalam kelas?
19. Apakah di sekolah anda menyiapkan bahan

41
ajar dan media pembelajaran yang digunakan
selama pembelajaran ?
20. Apakah perpustakaan sekolah anda
menyiapkan sumber belajar yang cukup ?

42

Anda mungkin juga menyukai