Anda di halaman 1dari 28

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 5B SEMESTER 2

SD ISLAM TERPADU DAARUL ULUM KOTA JAKARTA SELATAN


MATERI PENGARUH KALOR TERHADAP SUHU DAN WUJUD
BENDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY
LEARNING TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Oleh

Rudy Hermanto 1), Dr. Syafa'at Ariful Huda, M.Pd. 2), Agus Purnomo
Ahmad Putikadyanto, M.Pd. 3)

Email: abinya.ukasyah@gmail.com

1) Mahasiswa Program Studi S1 PGSD Universitas Terbuka

2) Dosen Program Studi Karya Ilmiah PGSD Universitas Terbuka

3) Dosen Program Studi Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) PGSD


Universitas Terbuka

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi pengaruh
kalor dalam perubahan suhu dan wujud benda dengan menggunakan metode discovery
learning. Penelitian ini dilakukan di SDIT Daarul Ulum dengan subjek penelitian adalah
siswa kelas 5B. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang
dilakukan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data
adalah tes, lembar observasi, dan catatan lapangan. Hasil penelitian menunjukkan
adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam setiap siklus. Pada siklus I, rata-rata nilai
tes siswa adalah 70,2. Kemudian meningkat menjadi 81,4 pada siklus II, dan mencapai
87,6 pada siklus III. Selain itu, hasil observasi dan catatan lapangan menunjukkan
bahwa siswa lebih aktif dan antusias dalam pembelajaran, serta mampu mengembangkan
kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat
disimpulkan bahwa metode discovery learning efektif dalam meningkatkan hasil belajar
siswa dalam materi pengaruh kalor dalam perubahan suhu dan wujud benda. Oleh
karena itu, disarankan bagi guru untuk mempertimbangkan penggunaan metode ini
dalam pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk mencapai hasil belajar yang
lebih baik.

Kata Kunci : Metode discovery learning, keaktifan, hasil belajar, IPA

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran adalah peroses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada lingkungan belajar. Guru, siswa dan prasarana
merupakan faktor-faktor yang amat penting. Dimana guru harus memilih ,
mengkombinasikan materi, metode, media dengan pengalaman belajar untuk
mencapai hasil belajar yang diinginkan.
Sesuai dengan pengertian pembelajaran di atas, dalam proses
pembelajaran yang dilakukan peneliti di kelas V semester 2 SDN 15 Jebus
Kabupaten Bangka Barat dengan materi “Pesawat Sederhana Jenis
Pengungkit” belum mendapatkan hasil belajar yang diinginkan, hal ini
terlihat dari hasil tes yang dilakukan oleh 26 siswa tersebut di akhir
pembelajaran, masih banyak yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 70. Ada 21 orang siswa mendapatkan
nilai di bawah KKM, 3 orang siswa sudah mencapai nilai sama dengan KKM
dan 2 orang siswa sudah mendapat nilai di atas KKM atau sekitar 80% siswa
masih mendapat nilai di bawah KKM. Dengan hasil tes yang didapat tersebut
tidak sebanding dengan persentase penyampaian materi yang sudah mencapai
100%.
Dari hasil belajar yang demikian, penulis merefleksi peroses
pembelajaran yang telah dilakukan, hasil refleksi sebagai berikut :
1. Siswa tidak tertarik dengan pelajaran
2. Guru terlalu cepat dalam penyampaian materi
3. Guru tidak memberi kesempatan siswa untuk bertanya
4. Guru tidak membuat pembelajaran yang mampu menarik perhatian
siswa.

1
Dari refleksi yang dilakukan penulis akhirnya penulis berkeinginan
mengadakan sebuah penelitian untuk memperbaik hasil belajar dan cara
mengajar guru
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil analisis tentang beberapa faktor yang memungkinkan
kurangnya keberhasilan siswa pada pelajaran ini, dan hasil diskusi dengan teman
sejawat, penulis memfokuskan untuk membantu siswa kelas V SD Negeri
15 Jebus agar mengusai materi dengan baik, penulis merumuskan masalah yang
menjadi fokus sebagai berikut :
“Apakah dengan menggunakan metode demonstrasi dan media
pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas v
semester 2 SD Negeri 15 Jebus Kabupaten Bangka Barat mata pelajaran
IPA materi pesawat sederhana jenis pengungkit ?”

C. Tujuan Penelitian Perbaiakan Pembelajaran


Adapu tujuan dalam penelitian perbaikan pembelajaran antara lain
sebagai berikut.
1. Mendiskripsikan pengaruh metode demonstrasi dan media pembelajaran
yang tepat dalam meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa
2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Untuk memperbaiki cara mengajar guru.
4. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemantapan Kemampuan
Profesional

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan oleh peneliti antara lain :
1. Bagi siswa
 Meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar.
 Tencapainya tujuan dari proses pembelajaran.
 Adanya pemahaman konsep baru dalam pikiran siswa bahwa
pelajaran IPA itu menyenangkan.

2
2. Bagi guru
 Meningkatkan kemampuan guru dalam merencanakan dan
mengimplementasikan proses pembelajaran di kelas.
 Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman dalam
mengembangkan metode pembelajaran yang efektif.
3. Bagi sekolah
 Meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitain Tindakan Kelas


Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitan yang dilakukan oleh
guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi
meningkat.

B. Belajar
Belajar merupakan suatu peroses yang kompleks, berlangsung secara
terus menerus dan melibatkan berbagai lingkungan yang dibutuhkan.
C. Ilmu Pengetahuan Alam
Susanto (2013:166), Ilmu Pengetahuan Alam adalah usaha manusia
dalam alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta
menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga
mendapatkan suatu kesimpulan.
D. Metode Mengajar
Metode mengajar merupakan cara yang digunakan guru dalam
membelajarkan siswa agar terjadi interaksi dan peroses belajar yang efektif
dalam pembelajaran.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran maupun untuk membentuk
kemampuan siswa diperlukan adanya suatu metode mengajar yang efektif.
Metode mengajar ini bukan hanya harus dikuasai oleh guru tetapi juga harus
dikuasai oleh siswa.

E. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang menyajikan
bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objek atau cara
melakukan sesuatu sehingga dapat mempelajarinya secara peroses.

4
F. Media Pembelajaran
Menurut Heinich, dkk. (1993) media merupakan alat saluran
komunikasi. Media berasal dari bahsa latin dan merupakan bentuk jamak
dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara”, yaitu perantara
sumber pesan (a source) dengan penerima pesan ( a receiver). Heinich
mencontohkan media ini seperti film, televise diagram, bahan tercetak
(printed materials), computer, dan instruktur.
Media pembelajaran pada hakikatnya merupakan saluran atau
jembatan dari pesan-pesan pembelajaran (messsges) yang disampaikan oleh
sumber pesan (guru) kepada penerima pesan (siswa) dengan maksud agar
pesan-pesan tersebut dapat diserap dengan cepat dan tepat sesuai dengan
tujuannya.

5
BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian Serta Pihak yang Membantu


Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 15 Jebus
Kabupaten Bangka Barat. Subjek penelitian adalah siswa kelas V yang
berjumlah 26 orang, serta Ibu Andria Sari, S. Pd, SD selaku supervisor 2 dan
Bapak Sumiran, S. Pd selaku kepala SD Negeri 15 Jebus yang telah
membantu dalam penelitian ini. Pelaksanaan penelitian sebanyak 3 siklus
perbaikan mulai tanggal 19 - 3 Mei 2017 dengan jadwal, sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran


No. Tanggal Pelaksanaan Siklus Pokok Bahasan

1. 19 April 2017 I Pesawat Sederhana


Jenis Pengungkit
Pesawat Sederhana
2. 26 April 2017 II
Jenis Pengungkit

Pesawat Sederhana
3. 3 Mei 2017 III
Jenis Pengungkit

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


Pra Siklus
Pra siklus dilakukan pada tanggal 11 april 2017, dalam pelaksanaan
awal ini, sebelum pelaksanaan siklus terhadap pembelajaran IPA kelas 5,
Pelajaran dilaksanakan seperti biasanya dilakukan dengan metode ceramah
saja, dan hasil yang didapat masih sangat rendah atau pembelajaran yang
dilaksanakan belum berhasil. Hal ini terlihat dari 26 siswa , ada 21 siswa

6
yang mendapat nilai di bawah KKM atau 80% siswa kelas V SD Negeri 15
Jebus belum berhasil dalam pembelajaran yang dilakukan.
Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti ingin melakukan perbaikan
pembelajaran.

Siklus I

1. Perencanaan Tindakan 1
Perencanaan skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan pada
tindakan perbaikan pembelajaran siklus I. Hal-hal yang dipersiapkan
antara lain:
a. Rencana perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran IPA siklus I
yang disertai dengan lembar pengamatan, tes tertulis dan daftar nilai
(terlampir).
b. Menyajikan media pembelajaran
c. Menyusun bahan evaluasi
d. Menyusun jadwal pelaksanaan
e. Menyusun instrumen penilaian berupa LKS dan lembar observasi
siswa.
f. Pelaksanaan
Guru menyampaikan materi dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Kegiatan awal (10 Menit) :
- Guru memberikan salam
- Guru mengabsen kehadiran siswa
- Guru memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi
pembelajaran
- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
Kegiatan inti (50 Menit) :
- Guru memberikan informasi tentang pesawat sederhana
- Guru menjelaskan jenis-jenis pengungkit
- Guru memberikan contoh tentang pesawat sederhana
Kegiatan penutup (10 Menit) :
7
- Guru memberikan tanggapan dari hasil tes yang dibesrikan
- Guru membuat kesimpulan materi pelajaran.
Arah dan tujuan pembelajaran ini adalah: Untuk meningkatkan
hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA tentang materi pesawat sederhana
di kelas V SDN 15 Jebus semester 2 tahun pelajaran 2016/2017.

2. Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus I pada hari Rabu, 19 April 2017 pada pukul
09.30 sampai dengan pukul 10.40 WIB atau dengan durasi waktu 2 x 35
menit.

3. Pengamatan Tindakan I
Kemunculan aspek-aspek yang diamati
a. Sebagian besar siswa masih bingung dan ragu-ragu.
b. Siswa cenderung menunggu perintah dari guru.
c. Partisipasi siswa dalam belajar rendah.
d. Siswa sibuk dengan kegiatannya sendiri
e. Pembelajaran yang dilaksanakan masih bersifat “teacher center“
berpusat pada guru.
f. Siswa tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan diri.
Pembelajaran yang dilaksanakan masih berpusat pada guru. Guru
tidak melibatkan siswa dalam pembelajaran, dan siswa hanya menjadi
objek dalam pembelajaran.

4. Refleksi
Saat melakukan refleksi bersama supervisor 2 terhadap perbaikan
pembelajaran siklus I,
Aspek-aspek yang telah baik :
a. Siswa tetap duduk di tempatnya masing-masing.
b. Siswa tetap mengikuti pembelajaran sampai selesai.
c. Guru tetap sabar melaksanakan pembelajaran.
8
d. Guru tetap bersemangat memotivasi siswa.
e. Guru tetap berusaha menjelaskan materi sejelas-jelasnya.
f. Guru tetap berusaha menjaga hubungan komunikasi yang baik dengan
siswa.
Aspek-aspek yang belum baik
a. Sebagian siswa tidak mendengarkan guru.
b. Sebagian siswa pasif.
c. Sebagian siswa suka mengganggu temannya.
d. Sebagian siswa bila ditanya guru tidak mau menjawab.
e. Sebagian siswa saat diberi tugas hanya mencontoh hasil kerja
temannya.
f. Pengelolaan kelas masih monoton.
g. Materi pemebelajaran terlalu luas
h. Media pembelajaran yang digunakan hanya buku pelajaran saja
i. Guru kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran.
j. Metode yang digunakan kurang tepat
k. Guru sebaiknya mengadakan penyempurnan dan perbaikan
pembelajaran ke siklus berikutnya.
Pada aspek pencapaian hasil belajar siswa pada siklus I ini masih
belum mengalami peningkatan yang signifikan, siswa yang telah
mencapai KKM baru mencapai 40%, maka penulis merencanakan
kegiatan pembelajaran siklus II, penulis memfokuskan untuk siklus yang
ke II sebagai berikut : Meningkatkan hasil belajar dalam peroses
pembelajaran IPA dengan metode dan media pembelajaran yang tepat.

Siklus II

1. Perencanaan Tindakan II
Perencanaan skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan pada
tindakan perbaikan pembelajaran siklus I. Hal-hal yang dipersiapkan
antara lain:

9
a. Rencana perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran IPA siklus II
yang disertai dengan lembar pengamatan, tes tertulis dan daftar nilai
(terlampir).
b. Menyempurnakan rencana pembelajaran pada siklus I
c. Menyajikan media pembelajaran yang mudah dipahami siswa
d. Mempersiapkan bahan kerja siswa lebih awal dari waktu pertemuan,
dimaksudkan agar siswa lebih memahami konsep
e. Menyiapkan instrumen penilaian berupa LKS dan lembar observasi
siswa.
f. Pelaksanaan
Guru menyampaikan materi dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Kegiatan awal (10 Menit) :
- Guru memberikan salam
- Guru mengabsen kehadiran siswa
- Guru memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi
pembelajaran
- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
Kegiatan inti (50 Menit) :
- Guru memberikan informasi tentang pesawat sederhana
- Guru mendemontrasikan cara kerja pengungkit
- Guru menjelaskan jenis-jenis pengungkit
- Guru memberikan tugas diskusi
- Setelah siswa selesai berdiskusi, siswa memaparkan hasil diskusi
mereka
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
- Siswa mengerjakan tes
Kegiatan penutup (10 Menit):
- Guru memberikan tanggapan dari hasil tes yang diberikan
- Guru membuat kesimpulan materi pelajaran.

10
Arah dan tujuan pembelajaran ini adalah: Meningkatkan hasil
belajar IPA tentang materi pesawat sederhana jenis pengungkit di kelas
V SDN 15 Jebus semester 2 tahun pelajaran 2016/2017.

2. Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus II pada hari Rabu, 26 April 2017 pada pukul
09.30 sampai dengan pukul 10.40 WIB atau dengan durasi waktu 2 x 35
menit.

3. Pengamatan Tindakan II
Kemunculan aspek-aspek yang diamati
a. Siswa sudah mulai memahami materi pembelajaran.
b. Siswa mulai aktif mengikuti pembelajaran.
c. Partisipasi siswa dalam belajar sebagian meningkat
d. Perhatian sebagian siswa sudah terpusat pada pelajaran.
e. Guru sudah mulai mampu mengkondisikan kelas, tetapi belum
maksimal

4. Refleksi Tindakan II
Hasil refleksi yang dilakukan peneliti bersama supervisor 2 adalah
sebagai berikut :
Aspek-aspek yang telah baik:
a. Siswa tidak melakukan aktifitas di luar skenario pembelajaran.
b. Siswa sudah mulail aktif bertanya pada guru atau teman mengenai
hal-hal yang tidak dimengerti.
c. Peroses belajar sudah mulai tidak berpusat pada guru
Aspek yang belum baik:
a. Jumlah media pembelajaran yang digunakan terlalu sedikit sehingga
ada siswa yang tidak kebagian dalam penggunaannya.
Pada aspek pencapaian hasil belajar siswa pada siklus II ini
mengalami peningkatan, tetapi siswa yang telah mencapai KKM baru

11
mencapai 18 siswa dari 26 siswa atau sekitar 70%, maka penulis
merencanakan kegiatan pembelajaran ke siklus III, penulis memfokuskan
untuk siklus yang ke III sebagai berikut : Meningkatkan hasil belajar
siswa dalam peroses pembelajaran dengan metode dan memperbanyak
jumlah media pembelajaran yang digunakan.

Siklus III

1. Perencanaan Tindakan III


Perencanaan skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan pada
tindakan perbaikan pembelajaran siklus III. Hal-hal yang dipersiapkan
antara lain:
a. Rencana perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran IPA siklus III
yang disertai dengan lembar pengamatan, tes tertulis dan daftar nilai
(terlampir).
b. Menyempurnakan rencana pembelajaran pada siklus II
c. Memperbanyak jumlah media pembelajaran
d. Mempersiapkan bahan kerja siswa lebih awal dari waktu pertemuan,
dimaksudkan agar siswa lebih memahami konsep
e. Menyiapkan instrumen penilaian berupa LKS dan lembar observasi
siswa.
f. Pelaksanaan
Guru menyampaikan materi dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Kegiatan awal (10 Menit) :
- Guru memberikan salam
- Guru mengabsen kehadiran siswa
- Guru memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi
pembelajaran
- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
Kegiatan inti (50 Menit) :
- Guru memberikan informasi tentang pesawat sederhana

12
- Siswa mendemontrasikan cara kerja pengungkit
- Siswa mengamati dan mencoba berbagai alat rumah tangga yang
menggunakan cara kerja pengungkit
- Guru memberikan tugas diskusi
- Setelah siswa selesi berdiskusi, siswa memaparkan hasil diskusi
mereka
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
- Siswa mengerjakan tes
Kegiatan penutup (10 Menit):
- Guru memberikan tanggapan dari hasil tes yang diberikan
- Guru membuat kesimpulan materi pelajaran.
Arah dan tujuan pembelajaran ini adalah: penggunaan metode
demonstrasi dan media pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan
hasil dan keaktifan siswa dalam belajar IPA tentang materi pesawat
sederhana jenis pengungkit di kelas V SDN 15 Jebus semester 2 tahun
pelajaran 2016/2017.

2. Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus II pada hari Rabu, 3 Mei 2017 pada pukul
09.30 sampai dengan pukul 10.40 WIB atau dengan durasi waktu 2 x 35
menit.

3. Pengamatan Tindakan III


Kemunculan aspek-aspek yang diamati
a. Siswa sudah memahami materi pembelajaran.
b. Siswa aktif mengikuti pembelajaran.
c. Partisipasi siswa dalam belajar jauh meningkat, hampir semua siswa
aktif berpastisipasi dalam proses pembelajran.
d. Perhatian siswa sudah terpusat pada pelajaran.
e. Guru sudah mampu dan bisa mengkondisikan kelas

13
4. Refleksi Tindakan III
Hasil refleksi yang dilakukan oleh peneliti bersama supervisor 2,
adalah sebagai berikut :
Aspek-aspek yang telah baik pada konsentrasi belajar siswa:
a. Siswa tidak melakukan aktifitas di luar skenario pembelajaran.
b. Siswa lebih aktif bertanya pada guru atau teman mengenai hal-hal
yang tidak dimengerti.
c. Siswa antusias dalam mengikuti pelajaran, bekerja kelompok dan
melakukan diskusi.
Pada aspek pencapaian hasil belajar siswa pada siklus III ini
mengalami peningkatan hasil belajar yang sangat signifikan, semua siswa
sudah mendapat nilai di atas 70 atau 100% siswa sudah berhasil dalam
pembelajaran. Peningkatan hasil belajar ini dipengaruhi oleh faktor
motivasi, metode serta media pembelajaran yang diberikan dan strategi
yang dilakukan oleh guru.
Berdasarkan hasil refleksi dan hasil perbaikan pembelajaran siklus
III yang mengalami peningkatan mencapai 100% tuntas, berdasarkan nilai
KKM IPA yaitu 70, maka disimpulkan bahwa semua aspek-aspek yang
belum baik pada siklus II telah diperbaiki dalam proses perbaikan siklus
III.

C. Teknik Analisis Data


Teknik pengumpulan data Pada peroses pembelajaran yang
dilakukan di pembelajaran pra siklus sampai dengan perbaikan pembelajaran
siklus III menggunakan teknik observasi dan dokumentasi. Data berupa
lembar observasi , dokumen hasil penilaian belajar siswa.
Data yang diperoleh dari hasil tes siswa berupa data kuantitatif dan
data kualitatif. Data kuantitatif berupa hasil tes yang dikerjakan siswa
diakhir peroses pembelajaran dan data kualitatif diambil dari hasil
pengamatan keaktifan siswa dalam peroses pembelajaran.

14
Ketuntasan atau keberhasilan belajar ditentukan dari hasil tes yang
dilakukan siswa dengan berdasarkan nilai kriteria ketuntasan minimum
(KKM), siswa dinyatakan berhasil atau tuntas dalam belajar apabila sudah
mendapatkan nilai 70 ke atas maka siswa dinyatakan berhasil dalam
pembelajaran, dan siswa yang mendapat nilai di bawah 70 maka siswa
dinyatakan belum berhasil dalam pembelajaran.

Tabel 3.2 Kriteria Ketuntasan Minimal


No Nilai Keterangan
1 ≥70 Tuntas
2 <70 Tidak Tuntas

15
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Dari hasil peroses perbaikan pembelajaran yang dilakukan dari
pembelajaran awal (Pra siklus) sampai dengan perbaikan pembelajaran siklus
III yang diikuti oleh 26 siswa, dperoleh data sebagai berikut :
Pada pembelajaran pra siklus terdapat 5 orang siswa sudah mencapai
nilai 70 ke atas atau sekitar 20%, dan 21 orang siswa mendapat nilai 70 ke
bawah atau sekitar 80%. Hal ini terjadi karena pada pembelajaran pra siklus,
pembelajaran dilakukan masih monoton dengan menggunakan metode
ceramah dan penyampaian materi tidak fokus pada tujuan pembelajaran.
Pada perbaikan pembelajaran siklus I terdapat peningkatan hasil
belajar, ada 10 orang siswa yang sudah mendapat nilai 70 ke atas atau sekitar
38%, naik 18% dari hasil belajar yang diperoleh pada awal pembelajaran, di
siklus I ini, peroses pembelajaran menggunakan metode demontrasi tetapi
tidak disertai media yang tepat dalam peroses pembelajaran, sehingga
peningkatan hasil belajar tidak banyak, dan pada perbaikan pembelajaran
siklus II terjadi peningkatan hasil belajar, sebanyak 18 orang siswa sudah
mendapat nilai di atas KKM atau sekitar 70% siswa sudah berhasil dalam
pembelajaran yang dilakukan, di banding siklus I, pembelajaran siklus II ini
sudah banyak meningkat, hal ini dikarenakan pada peroses pemb Pada
perbaikalajaran menggunakan metode demonstrasi dan media pembelajaran
yang tepat berupa alat-alat rumah tangga yang menggunakan cara kerja
pengungkit. Walaupun hasil belajar sudah banyak meningkat tetapi belum
mencapai 85%, ini dikarenakan jumlah media yang digunakan terlalu sedikit
sehingga ada beberapa orang siswa yang tidak kebagian media dan membuat
mereka kurang aktif dalam pembelajaran. Di pembelajaran siklus III, semua
siswa sudah mendapat nilai di atas KKM, pada pembelajaran siklus III ini
peningkatan hasil belajara siswa sangat signifikan, dan ini merupakan
perbaikan pembelajaran yang terakhir, keberhasilan pembelajaran ini terjadi

16
karena kekurangan-kekurangan yang terjadi di siklus II sudah diperbaiki,
seperti menambahkan jumlah media pembelajaran yang kurang di
pembelajaran siklus II.
Berikut ini peneliti sajikan data hasil perolehan pembelajaran awal (pra
siklus) sampai dengan siklus III.
Tabel 4.1 Rekap Data Hasil Belajar
Pembelajaran
No Nilai
Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III
5 orang 10 orang 18 orang 26 orang
1 ≥ 70
siswa siswa siswa siswa
21 orang 16 orang 8 orang
2 < 70 0
siswa siswa siswa

30
26
25
21
20 18
16
15 Nilai ≥70
10 Nilai < 70
10 8
5
5
0
0
Pra siklus Siklus I Siklus II Siklus III

Diagram 4.1 Peningkatan Nilai Hasil Belajar


Pada diagram 4.1 di atas hasil belajar tiap siklus perbaikan
pembelajaran selalu meningkat dan pada siklus III tidak terdapat siswa yang
mendapat nilai kurang dari 70. Hal ini dikarenakan pada pembelajaran siklus
III siswa lebih aktif dalam pembelajaran, metode, serta media dan strategi
pembelajaran yang dilakukan peneliti sangat menarik bagi siswa, dan pada
peroses perbaikan pembelajaran siklus III siswa mencoba sendiri media yang
digunakan dalam pembelajaran, sehingga siswa lebih memahami tentang
pembelajaran yang dilakukan.

17
120%
100%
100%
80%
80% 70%
62%
60%
38%
40% 30%
20%
20%
0%
0%
Pra siklus Siklus I Siklus II siklus III

Tuntas Tidak Tuntas

Diagram 4.2 Persentase Nilai Ketuntasan

Pada kegiatan pembelajaran pra siklus terdapat 80% siswa yang tidak
tuntas atau mendapat nilai di bawah 70 dan 20% siswa sudah sudah
mendapata nilai 70 ke atas. Pada siklus I terdapat 62% siswa yang tidak
tuntas dan 38% siswa yang sudah tuntas. Pada perbaikan pembelajaran siklus
I ini ketuntasan belajar siswa mengalami kenaikan sebesar 18% dari
pembelajaran yang dilakukan di pra siklus. Pada perbaikan pembelajaran
siklus II terdapat 70% siswa sudah tuntas dan 30% siswa tidak tuntas dalam
pembelajaran. Pada perbaikan pembelajaran siklus II ini peningkatan hasil
belajar sudah meningkat dengan signifikan tetapi ketuntasan belajar belum
mencapai 85%. Pada perbaikan pembelajaran siklus III semua siswa sudah
tuntas atau ketuntasan pembelajaran sudah mencapai 100%.
Peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran, dari pra siklus atau
pembelajaran awal sampai dengan perbaikan pembelajaran siklus III dapat
dilihat pada tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2 Keaktifan Siswa


Banyak Siswa (Orang)
No Pembelajran
Aktif Tidak Aktif
1 Pra Siklus 0 26
2 Siklus I 8 18
3 Siklus II 16 10
4 Siklus III 24 2

18
30
26
25 24

20 18
16
15 Aktif
10 Tidak aktif
10 8
5 2
0
0
Pra siklus siklus I siklus II Siklus III
Diagram 1.3 Keaktifan Belajar Siswa
Pada diagram 1.3 terlihat tingkat keaktifan setiap siklus perbaikan
pembelajaran selalu meningkat dan di siklus III masih terdapat 2 orang siswa
yang tidak aktif, hal ini dikarenakan 2 orang siswa tersebut termasuk siswa
yang lumayan cerdas di kelas dan mereka sudah bosan dengan pembelajaran
yang dilakukan.

B. Pembahasan Hasil Penelitian perbaikan Pembelajran


Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitan yang dilakukan oleh
guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi
meningkat.
Pada pembelajaran yang dilakukan peneliti di pembelajaran awal
belum mencapai keberhasilan, hal ini terlihat dari hasil belajar yang di dapat
oleh 26 siswa di kelas V SD Negeri 15 Jebus, ada 21 orang siswa yang
mendapat nilai di bawah 70 dan 5 orang siswa mendapat nilai 70 ke atas. Dari
hasil tersebut peneliti ingin melakukan penelitian untuk meningkatkan hasil
belajar siswa dan memperbaiki cara mengajar peneliti.
Perbaikan pembelajaran dilakukan sebanyak 3 siklus. Pada siklus I
terjadi peningkata hasil belajar sebanyak 18% atau jumlah siswa yang
berhasil bertambah 5 orang , yang pada awalnya hanya 5 orang siswa , di
perbaikan pembelajaran siklus I menjadi 10 orang siswa yang berhasil.
Walaupun sudah ada peningkatan hasil belajar, tetap saja perbaikan

19
pembelajar di siklus I ini masih belum bisa dikatan berhasil, karena jumlah
siswa yang berhasil atau tuntas masih rendah yaitu hanya 38% , oleh karena
itu peneliti berupaya untuk melakukan perbaikan pembelajaran ke siklus II.
Sebelum melakuakn perbaikan pembelajaran di siklus II, peneliti di bantu
supervisor 2 melakukan refleksi pada pembelajaran yang dilakukan di siklus
I, dari hasil refleksi ditemukan beberapa hal sebagai berikut :
1. Di awal pembelajaran guru belum bisa mengondisikan kelas dengan baik,
sehingga siswa sibuk dengan kegiatannya sendiri, sehingga suasana kelas
jadi ribut, dan siswa juga tidak memperhatikan penjelasan dari guru.
2. Guru belum bisa menciptakan pembelajaran yang menarik perhatian siswa.
3. Guru kurang melibatkan siswa dalam peroses pembelajaran, sehingga
membuat siswa takut dan ragu-ragu, dan siswapun kurang aktif dalam
pembelajaran.
4. Guru tidak menggunakan media pembelajaran
5. Metode mengajar guru sudah tepat.
Pada perbaikan pembelajaran di siklus II ini, peneliti memperbaiki
kekurangan-kekurangan yang terdapat pada pembelajaran siklus I. Di
pembelajaran siklus II ini, peneliti menggunakan metode demostrasi disertai
dengan media pembelajaran yang tepat untuk pelajaran IPA materi pesawat
sederhana jenis pengungkit ini. Ternyata pembelajaran yang dilakukan di
siklus II ini mendapat hasil yang bagus, terjadi peningkatan hasil belajar yang
cukup signifikan yaitu sekitar 50%, di banding siklus I yang hanya 18%, Hal
ini menunjukkan bahwa pada perbaikan pembelajaran siklus II ini ada 16
orang siswa yang sudah berhasil atau sudah mendapat nilai 70 ke atas. Tetapi
tetap saja pembelajaran masih dikatakan belum berhasil karena keberhasilan
belum mencapai 85%, sehingga peneliti ingin melakukan perbaikan
pembelajaran ke siklus III.
Menurut supervisor 2, masih ada beberapa kekurangan yang terdapat
pada perbaikan pembelajaran siklus II, antara lain sebagai berikut :
1. Jumlah media pembelajaran yang digunakan terlalu sedikit, sehingga ada
siswa yang tidak kebagian dalam penggunaan media pembelajaran

20
2. Peroses pembelajaran belum sepenuhnya melibatkan siswa.
Pada perbaikan pembelajaran siklus III, peneliti menambahkan
jumlah media pembelajaran, dan menyuruh siswa sendiri yang menggunakan
dan mengamati berbagai alat rumah tangga yang menggunakan cara kerja
pengungkit. Ternyata dengan cara belajar yang demikian, mendapat respon
yang sangat baik, dari hasil tes yang didpat di akhir pelajaran, 100% siswa
sudah mendapat nilai 70 ke atas, tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai di
bawah 70.
Dari hasil pembelajaran yang dilakukan peneliti dari pembelajaran
awal atau pra siklus sampai dengan perbaikan pembelajaran siklus III, maka
peneliti berkesimpulan bahwa dengan menggunakan metode demonstrasi dan
penggunaan media pembelajaran yang tepat pada pelajaran IPA materi
pesawat sederhana jenis pengungkit dapat meningkatkan hasil belajar dan
keaktifan siswa di SD Negeri 15 Jebus Kabupaten Bangka Barat Tahun
Pelajaran 2016/2017.

21
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Terjadi peningkatan hasil belajar di setiap siklus pebaikan pembelajaran
2. Hasil belajar siswa tergantung pada strategi guru dalam memberikan
pembelajaran
3. Dengan menggunakan metode demonstrasi dan penggunaan media
pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan
siswa kelas V semester 2 di SD Negeri 15 jebus.

B. Saran Tindak Lanjut


Berdasarkan penelitian yang dilakukan, ada beberapa saran yang ingin
disampaikan peneliti agar peroses belajar mengajar dan hasil belajar menjadi
lebih baik.
1. Sebelum melakukan pembelajaran, guru harus merencanakan peroses
pembelajaran sebaik mungkin
2. Menyiapkan ruang kelas yang baik
3. Menentukan waktu pembelajaran yang baik
4. Menentukan metode dan media yang tepat
5. Guru harus mamp menciptakan suasana belajar yang aktif, efektif dan
menyenangkan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Anitah W, Sri. 2011.Strategi Pembelajarn di SD.Jakarta : Universitas Terbuka.


(Hal 2.5, 5.17 ,5.25, 6.3 dan 6.11)
http://pendidikanipasd.blogspot.com/2014/07/pengertian-pembelajaran-ipa-
sekolah
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran
Wardani, Igak & Wihardit, Kuswaya.2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Universitas Terbuka (hal 1.4)
WWW.landasanteori.Com

23

Anda mungkin juga menyukai