Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH KOMUNIKASI ANTARA GURU DENGAN SISWA

TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN METODE


DISKUSI DI KELAS III SDN 177674 BANUAHUTA

Oleh :
MASRINA PANE
NIM. 856061923

ABSTRAK

Penelitian ini bermaksud buat mengenali Penerapan Koreksi Penataran penataran Bahasa
Indonesia di kategori III SDN 177674 Banuahuta, Kecamatan Sigumpar. Ada pula koreksi
penataran merupakan modul memastikan dasar durasi Kerangka balik koreksi penataran
merupakan tingkatkan keahlian anak didik mengidentifiksi dasar durasi,, setelah itu
memastikan, dan membongkar permasalahan yang berhubungan dengan pemakaian dasar durasi
Dengan pemakaian alat lukisan jam dalam cara penataran bisa memotibasi anak didik buat
sanggup memahami dasar durasi Lewat pemakaian alat lukisan yang pas serta menarik anak
didik anak didik sanggup menguasai rancangan modul identifikasi durasi dengan bagus
Pemakaian alat penataran yang pas dapal penerapan penataran bisa bisa mendesak anak didik
buat ikut serta aktif dalam cara penataran yang bisa memunculkan kejenuhan anak didik. Tetapi
Sehabis dicoba koreksi penataran dengan memakai alat lukisan jam lewat pendekatan MRE
hasil koreksi penataran membuktikan tingkatkan atensi berlatih serta dorongan alhasil tujuan
penataran bisa digapai dengan cara maksimum

Kata Kunci : Komunikasi antara gurudengan siswa

vii
PENDAHULUAN

A . LATAR BELAKANG MASALAH


Rendahnya hasil belajar matematika memang sangat dirasakan guru disemua
kelas. Dan semua tingkatan karena siswa tidak semuanya menyukai mata pelajaran
eksakta seperti matematika. Banyak siswa takut mempelajari matematika karena mata
pelajaran ini adalah mata pelajaran yang dianggap sangat sulit dari seluruh mata
pelajaran yang disajikan khususnya di SD. Memang bagi orang yang kurang suka
dengan matematika, mata pelajaran ini terasa menakutkan bagai momok, mimpi buruk,
dan bikin frustrasi. Imbasnya, siswa malas dehingga hasil belajar siswa sangat rendah
Namun apapun alasan siswa mata pelajaran matematika hasus jalan terus karena
mata pelajaran ini sudah tercantum dalam Kurikulum dan matapelajaran wajib.
Matematika adalah pelajaran angka. jika peserta pendidik hanya terpaku pada angka-
angkan dan rumus-rumus maka kegiatan pembelajaran susah diminati siswa. Kususnya
disekolah dasar Guru harus dapat menyajikan pembelajaran matematika dengan santai,
tidak kaku dan menimbukan rrasa percaya diri siswa. Pembelajaran matematika
dianggap taka da belajar tanpa rumus, logika, dan konsep yang harus dikuasai agar
dapat menyelesaikan yang dihadapkan pada pembelajaran matematika.. Yang perlu
kamu lakukan adalah memahami konsep, menemukan rumus yang tepat, kemudian
menyelesaikan persoalan.
Bagi Jhonson serta Myklebus( 2015), kalau matematika merupakan simbolis
yang guna praktisnya menarangkan ikatan kuantitatif serta teoritisnyamemudahkan
metode berfilir.. Sebaliknya guna teoritisnya merupakan buat mempermudah berfikir.
Matematika butuh dipahami merupakan( 1) ialah alat berfikir dengan cara masuk akal,
( 2) anjuran buat membongkar permasalahan,( 3) buat memahami pola- pola ikatan serta
abstraksi pengalaman( 4) alat pengembangan daya cipta 5, dan pengembangan kultur.
Oleh sebab itu diharapkan guru bisa mengatur penataran Bahasa Indonesia
dengan pintar.
Namun kenyataan yang dihadapi setiap guru disekolah menjadi beban berat
untuk selalu melakukan remedial pada pembelajaran ini karena tidak mengalami
ketuntasan belajar. hasil belajar matematika cenderung di rendah bahkan selalu di
bawah ketentuan minimal ( KKM). Hal tersebut juga dialami siswa penulis sendiri di
kelas III SDN 177674 Banuahuta kecamatan Sigumpar, Khususnya pada materi
Komunikasi Guru dengan Siswa.
Hasil belajar Bahasa Indonesia selalu paling rendah dari mata pelajaran lain, ketunyasan
belajar sulit tercapai, guru harus melakukan program remedial sehingga kekurangan waktu
untuk berlanjut pada materi baru. Penyebabnya adalah guru selalu menjelaskan rumus-rumus
dan angka-angka saja, tanpa pemahaman konsep. kemudian pembelajaran uang dilakukan
selalu berpusat pada guru, dan siswa tidak diberi kesempatan untuk membangun pengetahuan
konsep, pemahaman konsep dalam pembelajaran matematika sangat penting..
Untuk menyelesaikan kesulitan belajar materi Komunikasi Guru dengan Siswa,
guru berusaha melakukan perbaikan pembelajaran, Melalui Pendekatan Komunikasi
guru dengan siswa dengan menggunakan Komunikasi. dengan pendekatan Komunikasi
guru dengan siswa, dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan akitivitas
belajar siswa untuk mencapai tujuan dan hasil belajar yang tinggi.Menurut
Tarigan(2012:3), Komunikasi guru dengan siswa menempatkan pengalaman nyata
dalam kehidupan keseharian siswa, untuk menjadikan bahasa indonesia sebagai aktivitas
dalam kehidupannya,
Kemudian untuk mendorong aktivitas dan keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran penulis menngunakan komunikasi dalam proses pembelajaran. Menurut
Wina Sanjaya (2012: 65) menjelaskan bahwa media jam adalah media kongkrit tahap
tiruan yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar yamg diharapkan. Sesuai
dengan penjelasan diatas dengan melakukan perbaikan pembelajaran matematika materi
Komunikasi guru dengan siswa dengan pendekatan komuniksi guru dengan siswa dan
penggunaan media komunikasi diyakini dapat mengatasi kesullitan siswa mengukur
kemampuan komuniksai antara guru dengan siswa serta meningkatkan hasil belajar
siswa.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang berkaitan dengan komunikasi guru
dengan siswa penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Hasil berlatih bahasa indonesia senantiasa sangat kecil dari mata pelajaran lain
2. Hasil berlatih tidak berakhir serta tiak menggapai KKM
3. Penataran sedang berfokus pada guru alhasil kegiatan anak didik mengarah adem
ayem.
4. Guru tidak memakai bentuk penataran yang pas dengan hasil yang diharapkan
5. Guru tidak sering memgunakan alat dalam cara penataran.
2. Analisis masalah
Dari identifikasi masalah yang telah dipaparkan diatas yang menjadi analisis masalah
adalah : yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar paling rendah dari pembelajaran lain
serta KKm tidak tercapai karena pembelajaran yang dilakukan masih berpusat pada guru,
dengan menjelaskan berkomunikasi yang baik, tidak menggunkan pendekatan yang tepat,
jarang menggunakan media sehingga siswa pasif dan bosan, untuk mengatasi masalah
pembelajaran khususnya materi bahasa indonesia, dengan pendekaran guru dengan siswa dan
penggunaan media komunikasi diasumsikan dapat meningkatkan hasil dan ketuntasan belajar.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan analisis masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah
“Bagaimana Meningakatkan Hubungan Komunikasi Antara Guru Dengan Siswa Melalui
Pendekatan Guru dengan Siswa dengan Menggunakan Komunikasi di Kelas III SDN 177674
Banuahuta
C . TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah untuk mengetahui
Kemampuan Hubungan guru dengan siswa Melalui Pendekatan Komunikasi dengan
Menggunakan Media Komunikasi di Kelas III SDN 177674 Banuahuta
D.MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi perbaikan pembelajaran yang dilakukan sebagai
berikut:
Bagi Siswa;
a. Buat tingkatkan aktivitas anak didik dalam cara berlatih mengajar

b. Buat tingkatkan uraian anak didik dalam cara penataran yang dicoba oleh guru
mengenai tata cara Komunikasi

c. Buat tingkatkan hasil berlatih dan ketuntasan berlatih anak didik mengenai
Komunikasi guru dengan anak didik.

d. Buat tingkatkan kreatifitas guru dalam membelajarkan komunikais guru dengn siswa

e. Buat tingkatkan kteafitas guru memakai alat lukisan komunikasi dalam aktivitas
penataran bahasa Indonesia.

f. Buat menolong guru membenarkan hasil berlatih dan ketuntasan berlatih anak didik
dengan memakai tata cara Dialog.
g. Buat tingkatkan kreatifitas guru dalam membelajarkan komunikais guru dengn siswa

h. Buat tingkatkan kteafitas guru memakai alat lukisan komunikasi dalam aktivitas
penataran bahasa Indonesia.

i. Buat menolong guru membenarkan hasil berlatih dan ketuntasan berlatih anak didik
dengan memakai tata cara Dialog.

j. Turut berfungsi aktif dalam membeir donasi yang positif kepada perkembangan
sekolah.

k. Menolong terwujudnya tujuan sekolah yang direncankan, yaitu unggul dalam prestasi

Bersumber pada pandangan di atas jelaslah kalau dorongan berlatih memiliki ikatan yang akrab
dengan komunikasi yang dicoba guru. Dengan begitu dengan cara jalan bisa dibilang kalau daya
cipta komunikasi yang diserahkan guru kepada muridnya. Hingga antusias anak didik dalem
berlatih pula besar alhasil kesimpulannya hendak pengaruhi hasil berlatih yang bagus pula.
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Tipe penelitian yang dipakai dalam riset ini merupakan penelitian lapangan ( field
research) dengan pendekatan kuantitatif. Tata cara riset kuantitatif bisa dimaksud
selaku tata cara riset yang berlandasakan pada metafisika positivisme, dipakai buat
mempelajari pada populasi ataupun ilustrasi khusus, metode pengumpulan ilustrasi
pada biasanya dicoba dengan cara random, pengumpulan informasi memakai instrumen
riset, analisa informasi bertabiat kuantitatif atau statistik dengan tujuan buat mencoba
anggapan yang sudah diresmikan.

B. Tempat Penelitian

Riset ini dilaksanakan di kategori II di SD Negara 177674 Banuahuta Tahun Pelajaran


2021 atau 2022.

C. Variable serta Indikator

Variable merupakan subjek riset, ataupun apa yang jadi titik atensi sesuatu riset.
Jadi variable riset merupakan sesuatu ciri ataupun watak ataupun angka dari orang,
obyek ataupun aktivitas yang memiliki alterasi khusus yang diresmikan oleh periset
buat dipelajari serta setelah itu ditarik akhirnya. Dalam riset ini ada 2 variable ialah
variable leluasa( X) serta Elastis terikat( Y). 1. Elastis leluasa merupakan variable
yang pengaruhi ataupun yang jadi karena perubahannya ataupun tampaknya variable
terikat. Pada riset ini selaku variable leluasa merupakan komunikasi antara guru
dengan anak didik. Ada pula indikatornya bisa diklasifikasikan selaku selanjutnya a.
Mendesak anak didik buat ikut serta aktif dalam penataran b. Ikatan bagus antara guru
dengan anak didik c. Sanggup mengajukan persoalan yang mendesak anak didik
memahami sendiri modul berlatih d. Memakai persoalan yang mendesak penalaran
tingkatan besar e. Sanggup menyediakan bermacam persoalan serta pendapat anak
didik f. Guru berfungsi selaku pembimbing serta ajudan anak didik. gram. Ahli dalam
bermacam metode interaksi untuk menghindari kejenuhan h. Guru sanggup
membongkar bentrokan serta bentuk- bentuk permasalahan individu yang lain yang
bisa jadi timbul. 2. Elastis terikat ataupun elastis Y, merupakan elastis yang
dipengaruhi ataupun yang jadi dampak, sebab terdapatnya elastis leluasa. Ada pula
penanda dari dorongan berlatih bisa diklasifikasikan selaku selanjutnya: a. giat dalam
mengalami kewajiban, bisa bertugas dengan lalu menembus dalam waktu durasi lama,
tidak sempat menyudahi saat sebelum berakhir. b. Angan- angan serta keahlian
berlatih c. Rajin dalam mengalami kesusahan( tidak cepat putus asa). Tidak
membutuhkan desakan dari luar buat berprestasi sebaik bisa jadi( tidak gampang putus
asa dengan hasil yang dicapainya) d. Membuktikan atensi kepada macam- macam
permasalahan e. Aktivitas dalam berlatih f. Bisa menjaga pendapatnya( jika telah tidak
percaya hendak suatu) gram. Tidak gampang melepas perihal yang telah dipercayai
itu.

D. Populasi serta Ilustrasi Penelitian

1. Populasi Populasi merupakan area abstraksi yang terdiri atas obyek ataupun poin
yang memiliki mutu serta karakter khusus yang diresmikan oleh periset buat
dipelajari serta ditarik akhirnya. Populasi yang jadi target pengarang merupakan
semua anak didik kategori II di SD Negara 177674 Banuahuta

2. Sampel

Ilustrasi merupakan bagian dari jumlah ataupun karakter yang dipunyai oleh
populasi itu. Semua anak didik kategori II yang hendak dijadikan ilustrasi dengan
jumlah 30 anak didik sebab dengan estimasi kalau pada kategori II jadi bawah
ataupun dorong ukur buat mengenali tingkatan kesuksesan pada kategori berikutnya(
kategori III), alhasil anak didik kategori II di SD Negara 177674 Banuahuta
diresmikan selaku ilustrasi.

3. Tata cara Angket

Tata cara Angket ialah sesuatu catatan yang diberi persoalan persoalan yang wajib
dijawab ataupun digarap oleh seorang atau anak yang mau diselidiki ataupun
responden. tata cara itu dipakai buat mendapatkan informasi dari variable yang
hendak di ukur. Balasan tiap item instrumen memiliki angka Semacam:
Senantiasa( SL) memiliki angka 4, Kerap( S) memiliki angka 3, Kadangkala
kadangkala( KD) memiliki angka 2, serta Tidak Sempat( TP) memiliki angka 1.
Sebaliknya statment minus: Senantiasa( SL) memiliki angka 1, Kerap( S) memiliki
angka 2, Terkadang( KD) memiliki angka 3, serta Tidak sering( JR) memiliki nilai

4. Tata cara Analisa Informasi Akibat komunikasi antara guru dengan anak didik( X)
kepada dorongan Berlatih anak didik kategori II( Y) Bila ro lebih besar ataupun
serupa dengan rt berarti penting, maksudnya kesimpulan anggapan dalam riset bisa
diperoleh. Jadi memanglah terdapat ikatan yang positif antara komunikasi guru
dengan anak didik kepada dorongan berlatih anak didik. Serta bila ro lebih kecil dari
rt berarti non penting, artinya anggapan dalam riset ditolak ataupun tidak terdapat
ikatan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. PELAKSANAAN SIKLUS
Skenario Perbaikan
Siklus I
• Skenario Perbaikan
Pembelajaran Tujuan Perbaikan
- Meningkatkan Kemampuan siswa untuk mengenal berkomunikasi
- Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Selasa, 04 Oktober 2022
Kelas/Sem : III/II
Matapelajaran : Bahasa Indonesia
Tempat : SDN 177674 Banuahuta
Waktu : 1 x pertemuan
Hal yang diperbaiki/ditingkatkan
Minat bekajar siswa
Penggunaan media dalam pembelajaran
Pendampingan siswa
Pengelolaan pembelajaran
Langkah-langkah pembelajaran
Kegiatan inti : ( 50 menit)
Mengamati cara berkomunikasi
Menyebutkan hasil pengamatannya..
Menjelaskan gambar komunikasi
Meminta siswa sebagai perwakilan kelompok untuk mempersentasekan hasil
didskusinya di depan kelas Siswa membaca dan berkomunikasi Guru bertanya
jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya
jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan
penyimpulan tentang komunikasi yang baik

 Siklus I

Pada aktivitas Aktivitas dini,± 10 menit, guru mengorganisasi kesiapan anak didik buat
menjajaki penataran, menyiapkan alat lukisan komunikasi, dan LKPD setelah itu
menarangkan tujuan penataran Pada aktivitas inti,± 10 menit anak didik Mencermati
lukisan Komunikasi yang ditunjukkan, setelah itu Mengatakan hasil pengamatannya..
Menarangkan lukisan komunikasi serta memastikan komunikasi. Kemudian Memohon
anak didik selaku perwakilan golongan buat mempersentasekan hasil didskusinya di
depan kategori, Menorehkan komunikasi pas dengan nilai. Anak didik membaca serta
menulis komunikasi Guru menanya jawab mengenai keadaan yang belum dikenal siswa

Dekat,± 10 menit bersama dengan anak didik merangkum penataran, dan membagikan
penguatan pada seluruh anak didik dan memperhitungkan kewajiban anak didik serta
menberikan perbuatan lanjut berbentuk PR. Guru menutup penataran dengan mengajak
anak didik buat berdoa
Reflesi perbaikan pembelajaran
a) Guru belum sepenuhnya dapat menguasai kelas,
b) Belum semua siswa paham menggunakan media gambar kam, untuk menetukan
komunikasi
c) Peragaan yang dilakukan siswa untuk menetukan komunikasi dengan
menggunakan media gambar komunikasi belum maksimal
SIKLUS 1 .
- Meningkatkan Kemampuan siswa untuk mengenal komunikasi
- Menggunkan media komunikasi dalam menetukan komunikasi
Hari/Tanggal : Jumat, 04 November 2022
Kelas/Sem : III/II
Matapelajaran : Bahasa Indonesia
Tempat : SDN 177674 Banuahuta
Waktu : 1 x 35 menit
Hal yang diperbaiki/ditingkatkan
Memaksimalkan pemggunaan media gambar komunikasi
Memfasilitasi siswa menemukan sendiri pemecahan masalah yang dibahas
Memberikan bimbingan secara naksinal secara kelompok maupun individu.
Langkah-langkah pembelajaran
Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran, bertanya jawab pentang
pembelajaran yang lalu
Mengamati Kembali gambar komunikasi yang dipajang di papan tulis
Guru memanggil beberapa siswa kedepan kelas untuk memperagakan
penggunaan media gambar komunikasi dalam mementukan komunikasi
Guru menyuruh siswa untuk meragakan cara berkomuniaksi ayng baik dan
menar
Guru membagi siswa beberapa kelompok dan membagikan media gambar
komunikasi serta lembar kerja
masing-masing kelompok menyelesaikan masalah berkomunikasi yang baik
dan benar menetukan komunikasi dengan menggunakan media gambar
komunikasi
Menyelesaikan LKPD , serta melakukan persentasi
Guru memberikan konfirmasi pada jawaban yang kurang tepat serta
memberikan penguatan. Bersama siswa merangkum pembelajaran serta
menutup dengan doa
 Simulasi Siklus II
Pada aktivitas koreksi penataran daur II Dekat,± 10 menit guru menyiapkan anak
didik buat menjajaki penataran, melaksanakan pertanyaan jawab mengenai penataran
yang kemudian. menarangkan tujuan penataran yang hendak digapai.
Pada aktivitas inti,± 50 menit Mencermati Balik lukisan komunikasi yang
dipajang di kediaman catat, Guru memanggil sebagian anak didik kedepan kategori buat
mempertunjukkan pemakaian alat lukisan komunikasi dalam mementukan komunikasi
Guru memerintahkan anak didik buat meragakan metode berbicara yang bagus
serta betul. Guru memilah anak didik sebagian golongan serta memberikan alat lukisan
komunikasi dan lembar kegiatan tiap- tiap golongan menuntaskan permasalahan
menetukan komunikasi dengan memakai alat lukisan komunikasi .
Dengan edukasi guru Menuntaskan LKPD, dan melaksanakan persentasi, Guru
membagikan verifikasi pada balasan yang kurang pas dan membagikan penguatan.
Bersama anak didik merangkum penataran dan menutup dengan berkah.
Pada kegiatan penutup ,± 10 menit guru bersama dengan siswa merangkum
pembelajaran, dan guru memberikan penguatan, kemudian, menutup pembelajaran
dengan berdoa
Reflesi perbaikan pembelajaran
a) Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II telah mengalami peningkatan
perbaikan
b) Penggunaan media gammbar jam untuk menetukan waktu sangat tepat
c) Siswa antusias melakukan peragaan,Tujuan pembelajaran sudah tercapai.
SIMULASI SIKLUS 1
Pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus III Sekitar ,± 10 menit guru
mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran, melakukan tanya jawab tentang
pembelajaran yang lalu. menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Pada kegiatan inti ,± 50 menit (1) Guru menampilkan gambar jam. Tanya jawab
mengenai bagian-bagian pada jam. Kemudian menampilkan media jam, siswa
mengamati
(2) melakukan Tanya jawab tentang jam yang telah diamati, (3) lalu menunjuk siswa
untuk maju ke depan kelas untuk memutar jarum pada jam dan menemukan bahwa jika
jarum merah (detik) diputar 1 putaran penuh maka jarum panjang (menit) akan bergeser
1, artinya 1 menit = 60 detik dan seterusnya. (4) Guru membagi siswa beberapa
kelompok dan membagikan media gambar jam serta lembar kerja masing-masing
kelompok menyelesaikan masalah menetukan waktu dengan menggunakan media
gambar jam. (5) melakukan Tanya jawab mengenai pembahasan satuan waktu pada jam.
(6) Guru menunjuk siswa untuk maju ke depan kelas memutar jarum jam dan
menunjukkan jarum jam senbarangan (8) kemudian membagi siswa menjadi kelompok,
setiap kelompok beranggotakan siswa secara hetrogen
Dengan bimbingan guru Menyelesaikan LKPD , serta melakukan persentasi, Guru
memberikan konfirmasi pada jawaban yang kurang tepat serta memberikan penguatan.
Bersama siswa merangkum pembelajaran serta menutup dengan doa.
Pada kegiatan penutup ,± 10 menit guru bersama dengan siswa merangkum
pembelajaran, dan guru memberikan penguatan, kemudian, menutup pembelajaran
dengan berdoa
Reflesi perbaikan pembelajaran
d) Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus III telah mengalami peningkatan
yang signifikan
e) media gammbar jam untuk menetukan waktu sangat tepat, bagi siswa untuk
menentukan antar satuan waktu serta menyelesaikan soaal cerita yang berkaitan
dengan satuan waktu
f) Siswa antusias melakukan peragaan,Tujuan pembelajaran sudah tercapai.
B. PEMBAHASAN DARI SETIAP SIKLUS
SIKLUS I
Perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia simulasi siklus I materi Komunikasi
sudah dilaksanakan. dari pelaksanaan simulasi siklus I tersebut antara lain :
• Kelebihan pelaksanaan siklus I
Kelebihan dari kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I guru telah
melaksanakan kegiatan pendahuluan, mengisi absen, melakukan tanya jawab serta
menjelaskan tujuan pembelajaran Penulis mempersiapkan pembelajaran inti dengan
melengkapi media gambar Komunikasi. Siswa telah dikelompokkan untuk melakukan
diskusi. Siswa sudah melaksanakan persentasi. Pada kegiatan penutup guru Bersama
dengan siswa telah merangkum pembelajaran..

• Kelemahan pelaksanaan simulasi siklus 1


Pada perbaikan pembelajaran siklus I, guru masih menemukan kelemahan dari
hasil observasi yang dilakukan pada video pembelajaran. Pada pelaksanaan siklus I ada
beberapa kelemahan guru maupun kelemahan siswa yang ditemukan antara lain :
a) Belum semua siswa paham menggunakan media gambar Komunikasi.
b) Penjelasan guru tentang hubungan guru dengan siswa
c) Peragaan yang dilakukan siswa untuk menetukan k o m u n i k s i dengan
menggunakan media gambar komunikasi belum maksimal..
Siklus II
• Kelebihan pelaksanaan siklus II
Kelebihan dari kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I yang dilakukan penulis
mulai dari kegiatan pendahuluan sampai kegitan penutup telah mengalami peningkatan

perbaikan pembelajaran. kelebihan perbaikan pembelajaran siklus II dapat dilihat pada


uraian dibawah ini :
Guru telah melaksanakan jalannya perbaikan pembelajaran sesuai langkah-
langkah yang telah ditentukan pada RPP perbaikan pembelajaran siklus II.
Siswa telah mampu menggunakan media gambar komunnikasi untuk menetukan
whubungn guru dengan siswa. Peran guru sebagai fasilitator telah berfungsi untuk
memfasilitasi siswa. Dari hasil persentase yang dilakukan terlihat siswa sudah mampu
menetukan komunikasi dengan baik. Pada kegiatan penutup siswa Bersama guru telah
dapat merangkum pemebalajarn . dari hasil evaluasi Sebagian besar hasil belajar siswa
telah tercapai.
• Kelemahan simulasi siklus II
Walupun simulasi perbaikan pembelajaran siklus II secara umun sudah baik
namun masih kelemahan pasti ada misalnya pada kegiatan pembelajaran masih ada
siswa yang kurang serius.

Siklus III
• Kelebihan pelaksanaan siklus III
Kelebihan dari kegiatan perbaikan pembelajaran siklus III yang dilakukan
langkah-langkah yang dirancang pada kegiatan awal sudah terlaksana dengan baik
Pada kegiatan inti guru sudah nebuasai kelas, siswa dengan cermat dapat
menetulan komunikasi guru dengan siswa dengan menggunakan pemecahan
masalah secara kontekstual
Peran guru sebagai fasilitator telah berfungsi untuk memfasilitasi siswa melakukan
peragaan Pada kegiatan penutup siswa Bersama guru telah dapat merangkum
pemebalajarn . dari hasil evaluasi Sebagian besar hasil belajar siswa telah tercapa
• Kelemahan simulasi siklus II
Walupun simulasi perbaikan pembelajaran sampai pada siklus siklus III nanmun
melemahan selalu ada walaupun minim seperti siswa masi ada yang belum memiliki
minat belajat, itu karena latar belakang dan kemampuan siswa yang berbeda-beda. pasti
ada misalnya pada kegiatan pembelajaran masih ada siswa yang kurang serius,
penggunaan waktu belum terlaksana 100%,
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

Berdasarkan pelaksanaan perbaikan pembelajaran Siklus I & II pembelajaran


matematika materi Komunikasi antara Guru dengan Siswa dpenulis menarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Dengan pemakaian alat lukisan komunikasi dalam cara penataran bisa memotibasi
anak didik buat sanggup memahami komunikasi

2. Lewat pemakaian alat lukisan yang pas serta menarik anak didik anak didik sanggup
menguasai rancangan modul identifikasi komunikasi dengan baik

3. Pemakaian alat penataran yang pas dapal penerapan penataran bisa bisa mendesak
anak didik buat ikut serta aktif dalam cara penataran yang bisa memunculkan
kejenuhan anak didik.

B. Saran
1. Guru diharapkan bisa memakai alat penataran yang pas misalnya alat lukisan
komunikasi pada materi pengenalan komunikasi pada Bahasa Indonesia.
2. Penataran Bahasa Indonesia buat menarik atensi anak didik buat ikut serta dengan
cara aktif spesialnya pada penataran bahasa indonesia.
3. Guru dianjurkan buat memakai alat pengganti pada penataran buat memperlengkapi
anak didik menguasai rancangan modul yang lagi diulas.
4. Guru seharusnya bisa memakai media- media yang lebih bermacam- macam yang
bisa mendukung pendapatan serta hasil berlatih dengan cara maksimum.
DAFTAR PUSTAKA

Wina Sanjaya 2006.Strategi Pembelajaran .Jakarta.Prenademedia Group.Ohong


Uchayana.1988.Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung:Remadja Karya.
Hafied Cangara.2012.Pengantar ILMU Komunikasi.Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada
Radial.2014.Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi:Jakarta : Bumi Akasara
Morissan.2013.Teori Komunikasi Individu Hingga Masa Kini.Jakarta:Kencan
Pranada Media Genap.
Alo Liliweri.2011.Komunikasi Serba ada dan serba makna.Jakarta:Kencana
Nuarani Sayomukti.2010.Penagntar Ilmu Komunikasi.Jogjakarta Ar-Ruzz Media. Kagan
Spencer.2004.Guru Profesional Bandung:Rosdakarya.
Slameto.2013.Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta :Rirek Cipta.
Yosal Iriantana.2013.Komunikasi Pendidikan.Bandung:Remaja Rosdakanya.
Sardiman.2014.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,Jakarta:Raja Grafindo Persada.
Supendi, D. (2021) PPDB Berbasis Onlne Solusi Tingkatkan Kepuasan Pelanggan dan Mutu
Layanan Sekolah.Bandung: Indonesia Emas Group
Supendi, D. (2021) Balada Essay; 21 Opini Catatan Kecil. Solok: Yayasan Pendidikan
Cendikia Muslim.
Supendi, D. (2021). Persepsi Mahasiswa STAI DR KH. EZ. Muttaqien Dalam Perkuliahan
Jarak Jauh (PJJ) Pada Masa Pandemi Covid-19. Paedagogie: Jurnal Pendidikan dan studi
Islam, 2(01), 7-18.
Supendi, D. (2021). Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-Qur’an Terhadap Kecerdasaan Spiritual
Peserta Didik Kelas X di MA Al-Huda Jatiluhur. Paedagogie: Jurnal Pendidikan dan studi
Islam, 2(02), 77-93.
Supendi, D., Komariah, A., & Kurniady, D. A. (2021, February). The Effectiveness of Online
Website-Based New Student Admissions (PPDB). In 4th International Conference on
Research of Educational Administration and Management (ICREAM 2020) (pp. 109-111).
Atlantis Press.
Nurarita, N., & Supendi, D. (2022). Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas
Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Di SMA N 1 Campaka. Paedagogie:
Jurnal Pendidikan dan studi Islam, 3(02), 167-180.
Rohayati, S., Supendi, D., & Sanusi, M. (2022). Pengaruh Emotional Quotient (EQ) Terhadap
Akhlak Siswa Kepada Guru Kelas X 2 di MA Daarul Ma'arif Pasawahan. Paedagogie:
Jurnal Pendidikan dan studi Islam, 3(01), 25-34.
Fauzi Rosmerry R., Supendi, D (2022). Penyuluhan terhadap Orang Tua dalam Mendidik
Prilaku Beribadah Anak. Jurnal Abmas, Juni 2022 Vol 22, No 1 (2022), DOI:
https://doi.org/10.17509/abmas.v22i1.47586
Supendi, D. (2019). Kepemimpinan Situasional Dalam Membangun Iklim Sekolah Era Society
5.0. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2019 “Impressive Emphatic dalam Edifikasi
Kepemimpinan Inovatif Menyongsong Era 5.0” Bandung: Program Studi Administrasi
Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Halaman 317.
Supendi, D. (2015). Mengukur Kompetensi Guru. Bandung: Harian Umum Pikiran Rakyat 10
Nopember 2015 halaman 6
Supendi, D. (2015). Quo Vadis Organisasi Profesi Guru. Bandung: Harian Umum Pikiran
Rakyat 7 Desember 2015 halaman 6

Anda mungkin juga menyukai