Anda di halaman 1dari 4

Nama : Farradina Shaula Agustina

NIM : 4301417033

Rombel : 17 C

1) Menurut saya fase yang paling sulit dalam model pembelajaran inquiry learning adalah fase
merumuskan masalah. Ketika rangsangan atau stimulus yang diberikan oleh guru bekerja
dengan baik, maka dalam pemikiran siswa akan muncul pertanyaan – pertanyaan dan
permasalahan – permasalahan yang akan menjadi basis dan tujuan pembelajaran tersebut. Jika
pertanyaan – pertanyaan yang diajukan oleh siswa belum memenuhi harapan guru, maka guru
dapat memberikan pertanyaan – pertanyaan yang akan mengarahkan siswa pada “pertanyaan
besar dan penting” yang seharusnya menjadi tujuan pembelajaran tersebut. Tidaklah mudah
bagi siswa untuk merumuskan permasalahan secara baik jika siswa belum terbiasa dan
terlatih. Sehingga disinilah peran guru untuk berusaha membuat siswa memiliki kemampuan
ini. Kemampuan merumuskan masalah dalam pembelajaran inkuiri sangat penting sebagai
titik awal pembelajaran siswa. Pertanyaan dan permasalahan yang baik akan membuat siswa
benar – benar belajar, sehingga siswa akan memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang apa yang sedang dipelajari.

2) Darmodjo & Kaligis (1993: 41-46) dalam Indriyani (2013: 15-18) menjelaskan bahwa dalam
penyusunan LKPD harus memenuhi berbagai persyaratan:
a. Syarat didaktik
Lembar kerja peserta didik (LKPD) sebagai salah satu bentuk sarana berlangsungnya
proses belajar mengajar haruslah memenuhi persyaratan didaktik, artinya suatu LKPD
harus mengikuti asas belajar-mengajar yang efektif, yaitu: memperhatikan adanya
perbedaan individual, sehingga LKPD yang baik itu adalah yang dapat digunakan baik
oleh peserta didik yang lamban, yang sedang maupun yang pandai, menekankan pada
proses untuk menemukan konsep-konsep sehingga LKPD dapat berfungsi sebagai
petunjuk jalan bagi peserta didik untuk mencari tahu, memiliki variasi stimulus melalui
berbagai media dan kegiatan peserta didik, dapat mengembangkan kemampuan
komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika pada diri peserta didik, pengalaman
belajarnya ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi peserta didik (intelektual,
emosional dan sebagainya), bukan ditentukan oleh materi bahan pelajaran.
b. Syarat konstruksi
Syarat konstruksi adalah syarat-syarat yang berkenaan dengan penggunaan bahasa,
susunan kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan yang pada hakikatnya
haruslah tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh peserta didik. Menggunakan bahasa
yang sesuai dengan tingkat kedewasaan peserta didik, menggunakan struktur kalimat
yang jelas, memiliki taat urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan peserta
didik, menghindari pertanyaan yang terlalu terbuka, tidak mengacu pada buku sumber
yang di luar kemampuan keterbacaan peserta didik, menyediakan ruangan yang cukup
untuk memberi keleluasaan pada peserta didik untuk menulis maupun menggambarkan
pada LKPD, menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek, lebih banyak
menggunakan ilustrasi daripada kata-kata, sehingga akan mempermudah peserta didik
dalam menangkap apa yang diisyaratkan LKPD, memiliki tujuan belajar yang jelas serta
manfaat dari pelajaran itu sebagai sumber motivasi, mempunyai identitas untuk
memudahkan administrasinya.
c. Syarat teknis
Dari segi teknis memiliki beberapa pembahasan yaitu:

1. Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau romawi,
menggunakan huruf tebal yang agak besar, bukan huruf biasa yang diberi garis bawah,
menggunakan tidak lebih dari 10 kata dalam satu baris, menggunakan bingkai untuk
membedakan kalimat perintah dengan jawaban peserta didik, mengusahakan agar
perbandingan besarnya huruf dengan besarnya gambar serasi.

2. Gambar yang baik untuk LKPD adalah yang dapat menyampaikan pesan/isi dari
gambar tersebut secara efektif kepada pengguna LKPD. Yang lebih penting adalah
kejelasan isi atau pesan dari gambar itu secara keseluruhan.

3. Penampilan adalah hal yang sangat penting dalam sebuah LKPD. Apabila suatu LKPD
ditampilkan dengan penuh kata-kata, kemudian ada sederetan pertanyaan yang harus
dijawab oleh peserta didik, hal ini akan menimbulkan kesan jenuh sehingga
membosankan atau tidak menarik. Apabila ditampilkan dengan gambarnya saja, itu
tidak mungkin karena pesannya atau isinya tidak akan sampai. Jadi yang baik adalah
LKPD yang memiliki kombinasi antara gambar dan tulisan.

3) Dalam membuat strategi pembelajaran kelompok kami memikirkannya disetiap langkah.


Pada model pembelajaran inquiry learning telah mengikuti aspek konstruktivisme, yaitu suatu
teknik pembelajaran yang melibatkan siswa untuk membina sendiri secara aktif pengetahuan
dengan menggunakan pengetahuan yang telah siswa miliki sebelumnya.

Menurut Riyanto (2010:151) langkah-langkah Konstruktivisme sebagai berikut :


a. Fase Eksplorasi
Dalam fase ini seorang guru memancing pengetahuan awal siswa mengenai materi yang
akan dipelajari pada saat itu.
b. Fase Klarifikasi
Pada fase ini informasi berupa pengetahuan awal siswa diperdalam agar bisa menambah
pengetahuan siswa mengenai materi yang dipelajari.
c. Fase Aplikasi
Pada fase ini guru mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah dipelajari agar bisa
mengetahui apakah perencanaan sesuai dengan pelaksanaan.

Sehingga, jika diaplikasikan pada model pembelajaran inquiry, aspek kontruktivisme terdapat
pada fase orientasi terhadap masalah, fase menguji hipotesis dan fase menyimpulkan.

Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri ini memungkinkan


siswa mempunyai kedalaman pemahaman akan suatu hal yang siswa pelajari, dan ini terjadi
secara kontruktif di mana siswa membangun sendiri pengetahuan baru di atas fondasi
pengetahuan yang sebelumnya telah siswa punyai.

4) Pada akhir langkah model pembelajaran inkuiri, siswa kemudian akan dapat membuat
kesimpulan siswa masing-masing tentang hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan. Hal
ini membuktikan bahwa kesimpulan berkaitan dengan fase sebelumnya. Bisa saja dari
pembelajaran yang baru siswa lakukan siswa ternyata mendapati bahwa informasi lama yang
telah siswa sebenarnya informasi yang keliru, atau dapat pula sebaliknya, di mana informasi
baru yang siswa peroleh semakin memperkuat informasi yang telah siswa miliki itu. Atau
dengan kata lain, siswa dapat lebih dalam memahami hal tersebut dibanding sebelumnya.

5) 3 Teman yang menginspirasi : Nur fitriana, Heri PrasetyoUtomo, Naufal Tsabitadz Azmi

Anda mungkin juga menyukai