Anda di halaman 1dari 22

1

A. JUDUL PTK

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS


PENINGKATAN HAFALAN AL-QUR’AN SURAH AL-MA'UN MELALUI
PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS POWERPOINT
DI KELAS V SDN JATI 02 KABUPATEN BANDUNG

B. Latar Belakang Masalah


Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 pada Bab I ayat 1 menyatakan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual kegamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional yang terdapat dalam pasal 3
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 yang berbunyi: “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu insan yang beriman serta bertaqwa
terhadap yang kuasa yang Maha Esa serta berbudi pekerti luhur, mempunyai
pengetahuan serta keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yg mantap
serta berdikari serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan serta kebangsaan
Salah satu tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan manusia seutuhnya
yaitu menjadi insan yang beriman serta bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
serta berbudi pekerti luhur. Pada kenyaaannya tujuan pendidikan tersebut belum
tercapai secara maksimal. Fenomena dilapangan saat ini ditemukan bahwa masih
banyak peserta didik yang belum mampu menjalankan kewajibannya terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, seperti tidak melaksanakan sholat 5 waktu dan malas dalam menuntut
ilmu. Permasalahan lain yang muncul adalah terkait dengan perilaku peserta didik yang
menunjukkan pada perilaku negatif seperti bersikap kurang sopan kepada guru dan
teman, tidak mengerjakan tugas yang diberikan, tidak mengikuti pembelajaran
dengan baik, kurangnya sikap saling menghargai.
2

Dalam melaksanakan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dibidang Alqur’an,


guru menghadapi berbagai kendala dalam membantu kemampuan membaca Alqur’an
siswanya, sebagaimana yang terjadi pada siswa kelas V SDN Jati 02 Baleendah yang
selama ini dirasakan bahwa kemampuan membaca Alquran pada siswa masih jauh dari
yang diharapkan. Penyebab dari ketidakmampuan membaca Alqur’an pada siswa
ini tentunya bukan saja dari faktor siswa, tetapi barangkali disebabkan juga
dari faktor guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas, sehingga hasilnya belum
optimal. Permasalahannya adalah apakah selama ini guru sudah menggunakan
metode atau strategi yang tepat dalam mengajar? Apakah dalam mengajar guru sudah
melibatkan siswa? Apakah guru memberikan motivasi kepada siswa dalam membaca
Alqur’an?
Dengan memperhatikan latar belakang masalah tersebut diatas, maka peneliti
memandang bahwa fenomena banyaknya peserta didik yang belum mampu membaca
dan menghafal Alquran surah al-Ma'un di Kelas V SDN JATI 02 layak untuk dijadikan
sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam meningkatkan hasil belajar Tahfiz
Quran peserta didik dengan menghafal bersama teman di Kelas V SDN JATI 02
Kp. Parunghalang Baleendah kab. Bandung.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini ialah :
1. Bagaimana kemampuan hafalan surah Al-Ma’un pada setiap siklus ? ?
2. Bagaimana kemampuan hafalan Al-Qur’an surah Al-Ma’un setelah akhir sikulus ?
3. Bagaimana aktifitas siswa dan guru pada penerapan problem based learning berbasis
powerpoint di Kelas V SDN Jati 02, Kabupaten Bandung ?

D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian terhadap proses pembelajaran ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kemampuan hafalan Al-Qur’an Surat Al-Ma’un pada setiap
siklus
2. Untuk mengetahui kemampuan hafalan Al-Qur’an surat Al-Ma’aun setelah akhir
sikulus

3. Untuk mrngetahui aktifitas siswa dan guru pada penerapan problem based learning
Berbasis PowerPoint di Kelas V SDN Jati 02, Kabupaten Bandung
3

E. Kegunaan Penelitian
1. Teoritis
Dengan dilaksanakannya penelitian ini dengan judul Upaya Meningkatkan
Kemampuan Menghafal Al-Quran Surat Al-Ma’un dengan Problem Based
Learning Siswa Kelas V SDN Jati 02 Baleendah Kabupaten Bandung diharapkan
dapat memberikan kontribusi ilmu pengetahuan tentang hal-hal yang
bersangkutan dengan metode pembelajaran, pengaruhnya dalam mendukung
kemampuan siswa menyerap informasi serta bagaimana penerapannya dan
penilaiannya di dalam kelas sehingga dapat menjadi masukan guru dalam proses
pembelajaran selanjutnya.
2. Praktis
a.Untuk SDN Jati 02
1. Memberikan sumbangan pengetahuan.
2. Sebagai acuan untuk meningkatkan kualitas sekolah khususnya dalam
perolehan prestasi belajar dan penguasaan menghafal.

b. Untuk pendidik
1. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
2. Menerapkan Problem Based Learning pada materi pembelajaran yang
sesuai.

c..Untuk siswa
1. Membantu meningkatkan hasil pembelajaran PAI.
2. Kegitan pembelajaran siswa didalam kelas menjadi lebih menarik.
3. Siswa lebih mudah belajar dengan metode yang digunakan.

d. Untuk Orang Tua


1. Mengetahui metode pembelajaran Problem Based Learning
2. Menambah pengetahuan metode hafalan

e.Untuk peneliti selanjutnya


Bisa lebih mengembangkan lagi terhadap metode pembelajaran
khususnya dalam menghafal
4
F. Kajian Pustaka

1. Kajian tentang Pemahaman

a. Pengertian Pemahaman
Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk
mengerti dan memmahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan
diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu
dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta didik dikatakan
memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan panjelasan atau memberi
uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya
sendiri.
Pemahaman dimulai setelah seseorang melakukan proses mencari
tahu. Setelah mengetahui maka tahap selanjutnya adalah memahami.
Menurut Bloom pemahaman adalah kemampuan untuk menguasai
pengertian. Pemahaman tampak pada alih bahan dari satu bentuk ke
bentuk lainnya, penafsiran, dan memperkirakan. Untuk dapat memahami
apa yang dipelajari perlu adanya aktivitas belajar yang efektif. Seseorang
akan memiliki tingkat pemahaman yang tinggi apabila ia mencari tahu
sendiri apa yang dipelajari, bukan sekedar menghafal apa yang sudah ada.
b. Indikator Pemahaman
Indikator pemahaman menurut Kenneth D. Moore. Indikator yang
menunjukkan pemahaman konsep antara lain adalah:
1) Menyatakan ulang sebuah konsep
2) Mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan
konsepnya)
3) Memberi contoh dan non-contoh dari konsep
4) Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis
5) Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep
6) Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi
tertentu
7) Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.
5
Berdasarkan uraian di atas, anak dikatakan paham apabila dapat
menyebutkan, membedakan, memberi contoh, serta dapat menggunakan
suatu konsep untuk menyelesaikan masalah matematika yang dihadapinya.
Pemahaman terhadap suatu konsep dapat berkembang baik jika terlebih
dahulu disajikan konsep yang paling umum sebagai jembatan antar
informasi baru dengan informasi yang telah ada pada struktur kognitif
siswa. Penyajian konsep yang umum perlu dilakukan sebelum penjelasan
yang lebih rumit mengenai konsep yang baru agar terdapat keterkaitan
antara informasi yang telah ada dengan informasi yang baru diterima pada
struktur kognitif siswa.
Indikator pemahaman konsep menurut Benyamin S. Bloom sebagai
berikut: (1) Penerjemahan (translation), (2) Penafsiran (interpretation), (3)
Ekstrapolasi (extrapolation).
1) Penerjemahan (translation), yaitu menterjemahkan konsepsi abstrak
menjadi suatu model. Misalnya dari lambang ke arti. Kata kerja
operasional yang digunakan adalah menterjemahkan, mengubah,
mengilustrasikan, memberikan definisi, dan menjelaskan kembali.
2) Penafsiran (Interpretation), yaitu kemampuan untuk mengenal dan
memahami ide utama suatu komunikasi, misalnya diberikan suatu
diagram, tabel, grafik atau gambar-gambar dan ditafsirkan. Kata kerja
operasional yang digunakan adalah menginterpretasikan,
membedakan, menjelaskan, dan menggambarkan.
3) Ekstrapolasi (extrapolation), yaitu menyimpulkan dari sesuatu yang
telah diketahui. Kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk
mengukur kemampuan ini adalah memperhitungkan, menduga,
menyimpulkan, meramalkan, membedakan, menentukan dan mengisi.
Dalam sisstem pendidikan nasioanal rumusan tujuan pendidikan, baik
tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil
belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi
tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris.
6
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di antara
ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para
guru di sekolah dan ranah kognitif juga menjadi ranah yang akan saya gali
dalam penelitian saya karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam
memahami isi bahan pengajaran. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil
belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau
ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek
pertama disebut kognitif rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk
kognitif tingkat tinggi.
Tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan adalah
pemahaman.
Dalam taksonomi Bloom, kesamgguapan memahami setingkat lebih
tinggi dari pada pengetahuan. Namun, tidaklah berarti bahwa pengetahuan
tidak perlu ditanyakan sebab, untuk dapat memahami, perlu terlebih dahulu
mengetahui atau mengenal.
Pemahaman dibedakan kedalam tiga kategori:
1) Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan
dalam arti sebenarnya, misalnya dari bahasa inggris ke dalam bahasa
Indonesia, mengartikan Bhineka Tunggal Ika, mengartikan Merah
Putih.
2) Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni menghubungkan
bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, atau
menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian,
membedakan yang pokok dan yang bukan pokok.
3) Tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi.
Dengan ekstrapolasi diharapkan seorang mampu melihat dibalik yang
tertulis.
7
2. Problem Based Learning
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) merupakan sebuah
model pembelajaran yang menyajikan berbagai permasalahan nyata dalam
kehidupan sehari-hari peserta didik (bersifat kontekstual) sehingga
merangsang peserta didik untuk belajar. Problem Based Learning (PBL)
menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara
berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah
yang diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin
tahu pada pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan kepada peserta
didik, sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan
dengan masalah yang harus dipecahkan.
Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut:
a. Mengorientasi peserta didik pada masalah
Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan
aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan. Tahapan ini sangat penting
dimana guru harus menjelaskan dengan rinci apa yang dilakukan oleh
siswa maupun guru, serta dijelaskan bagaimana guru akan mengevaluasi
proses pembelajaran. Hal ini sangat penting untuk memberikan motivasi
agar siswa dapat mengerti dalam pembelajaran yang akan dilakukan. Ada
empat hal yang perlu dilakukan dalam proses ini, yaitu:
(1) Tujuan utama pengajaran tidak untuk mempelajari sejumlah besar
informasi baru, tetapi lebih kepada belajar bagaimana menyelidiki
masalah-masalah penting dan bagaimana menjadi siswa yang mandiri.
(2) Permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai
jawaban mutlak “benar“, sebuah masalah yang rumit atau kompleks
mempunyai banyak penyelesaian dan seringkali bertentangan.
(3) Selama tahap penyelidikan (dalam pengajaran ini), siswa didorong
untuk mengajukan pertanyaan dan mencari informasi. Guru akan
bertindak sebagai pembimbing yang siap membantu, sedangkan siswa
harus berusaha untuk bekerja mandiri atau dengan temannya.
8
(4) Selama tahap analisis dan penjelasan, siswa didorong untuk
menyatakan ide-idenya secara terbuka. Semua peserta didik diberi
peluang untuk menyumbang kepada penyelidikan dan menyampaikan
ide-ide mereka.
b. Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran
Disamping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah,
pembelajaran PBL juga mendorong peserta didik belajar berkolaborasi.
Pemecahan suatu masalah sangat membutuhkan kerjasama dan sharing
antar anggota. Oleh sebab itu guru dapat memulai kegiatan pembelajaran
dengan membentuk kelompok-kelompok siswa, masing-masing kelompok
akan memilih dan memecahkan masalah yang berbeda.
Prinsip-prinsip pengelompokan siswa dalam pembelajaran kooperatif
dapat digunakan dalam konteks ini, misalnya: kelompok harus heterogen,
pentingnya interaksi antar anggota, komunikasi yang efektif, adanya tutor
sebaya, dan sebagainya. Guru sangat penting memonitor dan
mengevaluasi kerja masing-masing kelompok untuk menjaga kinerja dan
dinamika kelompok selama pembelajaran.
Setelah siswa diorientasikan pada suatu masalah dan telah membentuk
kelompok belajar, selanjutnya guru menetapkan subtopik-subtopik yang
spesifik, tugas-tugas penyelidikan, dan jadwal.
c. Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok
Penyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun setiap situasi permasalahan
memerlukan teknik penyelidikan yang berbeda, namun pada umumnya
melibatkan karakter yang identik, yakni pengumpulan data dan
eksperimen, berhipotesis dan penjelasan, dan memberikan pemecahan.
Pengumpulan data dan eksperimentasi merupakan aspek yang sangat
penting. Pada tahap ini, guru harus mendorong siswa untuk
mengumpulkan data dan melaksanakan eksperimen (mental maupun
aktual) sampai mereka betulbetul memahami dimensi situasi
permasalahan. Tujuannya adalah agar siswa mengumpulkan cukup
informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka sendiri.
9
Guru membantu siswa mengumpulkan informasi sebanyakbanyaknya dari
berbagai sumber, dan mengajukan pertanyaan pada siswa untuk berpikir tentang
masalah dan ragam informasi yang dibutuhkan untuk sampai pada pemecahan
masalah yang dapat dipertahankan.
Setelah siswa mengumpulkan cukup data dan memberikan permasalahan tentang
fenomena yang mereka selidiki, selanjutnya mereka mulai menawarkan
penjelasan dalam bentuk hipotesis, penjelasan, dan pemecahan. Selama
pembelajaran pada fase ini, guru mendorong siswa untuk menyampaikan ide-
idenya dan menerima secara penuh. Guru juga harus mengajukan pertanyaan
yang mendorong siswa berpikir tentang kelayakan hipotesis dan solusi yang
mereka buat serta kualitas informasi yang dikumpulkan.
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artefak (hasil karya) dan
pameran. Artefak lebih dari sekedar laporan tertulis, namun bisa berupa suatu
video tape (menunjukkan situasi masalah dan pemecahan yang diusulkan), model
(perwujudan secara fisik dari situasi masalah dan pemecahannya), program
komputer, dan sajian multimedia. Tentunya kecanggihan artefak sangat
dipengaruhi tingkat berpikir siswa.
Langkah selanjutnya adalah memamerkan hasil karyanya dan guru berperan
sebagai organisator pameran. Akan lebih baik jika dalam pameran ini
melibatkan siswa lainnya, guru-guru, orang tua, dan lainnya dapat menjadi
“penilai” atau memberikan umpan balik. Misalnya, hasil karya siswa dengan
tulisan indah (kaligrafi dengan kertas biasa atau kanvas).
e. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah
Fase ini merupakan tahap akhir dalam PBL. Fase ini dimaksudkan untuk
membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses mereka sendiri dan
keterampilan penyelidikan dan intelektual yang mereka gunakan. Selama fase ini
guru meminta siswa untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah
dilakukan selama proses kegiatan belajarnya.

2. Lokasi Penelitian

a. Lokasi Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di satuan Pendidikan SDN
JATI 02 Kp.Parunghalang, RT.01. RW.11 Kel. Andir kec. Baleendah Kab. Bandung
dengan kepala sekolah bernama Imas Rostiawati, S.Pd .
10
Adapun siswa belajar di SDN JATI 02 itu berjumlah 331 siswa. Dengan 6
rombel. Jumlah kesuluruhan siswa laki-laki 151 siswa, dan siswa perempuan 180
siswa.
b. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan pada awal semester genap
tahun pelajaran 2021/2022
c. Objek Penelitian
Pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang menjadi sasaran atau objek adalah
peserta didik pada kelas V. Hal ini dikarenakan pada kelas tersebut masih banyak
peserta didik yang belum hafal Alquran surah al-Ma'un.

3. Instrumen Penelitian

Dalam upaya memudahkan untuk melihat perkembangan aktivitas belajar siswa

selama menerapkan pendekatan problem based learning dalam mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di kelas V ini, perlu dirancang dan

dikembangkan suatu alat instrument agar dapat digunakan ketika mengamati

dan mengumpulkan data selama melaksanakan tindakan- tindakan.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 6 macam, yaitu:

pedoman observasi, tes, kuisioner, pedoman wawancara, pedoman observasi, dan

dokumentasi (kamera poto).

a. Pedoman observasi

Dalam penelitian ini pedoman observasi digunakan dalam penelitian

ini untuk mengukur keaktifan siswa dalam pembelajaran PAI materi

hafalan Al-Qur’am surat Al-Ma’un dengan pendekatan problem based

learning.

Tabel 1

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA


Hari/Tanggal :
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Waktu :
Kemunculan
11
No Aspek yang diamati Ya Tidak Komentar

1 Siswa ikut terlibat dalam pengkondisian kelas untuk

menerima pelajaran

2 Siswa berdoa terlebih dahulu sebelum belajar

3 Siswa mengajukan pertanyaan secara komunikatif yang

berkaitan dengan materi

4 Siswa mendengarkan tujuan yang ingin di capai dari

pembelajaran yang akan dilaksanakan

5 Siswa memperhatikan topik yang dituliskan guru

dipapan tulis.

6 Siswa membentuk kelompok secara heterogen

7 Siswa pada masing-masing kelompok mengamati dan

memahami masalah yang disampaikan guru

8 Siswa berdiskusi bersama teman kelompok

9 Siswa melakukan penyelidikan (mencari data/ referensi/

sumber) untuk bahan diskusi kelompok

10 Siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan

kelas.

11 Siswa memberikan apresiasi terhadap kelompok yang

melakukan presentasi di depan kelas

12 Siswa mengerjakan lembar evaluasi yang telah

disiapkan secara Individual

13 Siswa menerima bimbingan dari guru

14 Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran;

15 Siswa menyimak penjelasan guru tentang aktivitas

pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya


12
Observer 1 Observer 2
13

b. Tes

Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data berupa

kemampuan pemahaman dengan pendekatan problem based learning. Jenis tes

yang digunakan tes tertulis dengan bentuk soal uraian dan pilihan ganda.

Adapun soal yang digunakan adalah sebagai berikut:

Soal Pengetahuan Siklus 1

1. Siapakah pendusta agama menurut surat al-Mā’ūn?


2. Sebutkan ciri orang yang celaka menurut surat al-Mā’ūn?
3. Apa yang dimaksud dengan menghardik anak yatim? Jelaskan.
4. Pada ayat ketiga Surat al-Mā’ūn berbunyi “tidak menganjurkan memberi
makan orang miskin”? Jelaskan.

5. Sebutkan arti

Soal Pengetahuan Siklus 2


1. Mengapa kita tidak boleh menghardik anak yatim ?
2. Bagaimana cara mengayomi orang miskin ?
3. Apa penyebab orang shalat bisa celaka menurut surat Al-Ma’un ?
4. Pada ayat keenam surat Al-Ma’un berbunyi :dan orang yang berbuat riya” ?
Jelaskan.
5. Tulis Qs. Al-Ma;un ayat ke tujuh !

Soal Pengetahuan Akhir Siklus


Jawablah Pertanyaan dibawah ini dengan memilih jawaban yang paling benar!
1. Al-Maun secara bahasa artinya adalah ....
a. nikmat yang banyak
b. pertolongan
c. barang-barang yang berguna
d. api yang bergejolak
2. Surah al-Ma'un berisi tentang ....
a. kisah orang-orang terdahulu
b. kisah para nabi dan rasul
c. oprang-orang yang syukur nikmat
d. orang-orang yang mendustakan agama
14

3. Ayat keempat surah al-Ma'un adalah ....

a.

b.

c.

d.

4. Lafaz artinya ....


a. orang-orang yang berbuat riya'
b. itulah orang yang menghardik anak yatim
c. maka celakalah bagi orang yang salat
d. tahukah kamu orang yang mendustakan agama
5. Surah al-Ma'un termasuk golongan ....
a. Madaniyah c. Makkiyah
b. Malikiyah d. Hanifiyah
6. Enggan bersedekah kepada orang miskin termasuk perbuatan ....
a. terpuji c. keutamaan agama
b. teladan d. mendustakan agama
7. "Itulah orang yang menghardik anak yatim" adalah terjemah dari surah al-Ma'un ayatke ....
a. satu c. tiga
b. dua d. empat
8. Tujuan kita beribadah adalah untuk mendapatkan ....
a. rida Allah swt c. pujian manusia
b. neraka d. harta dan jabatan
9. Perilaku yang tidak termasuk orang yang celaka adalah ....
a. melalaikan shalat c. menyayangi anak yatim
b. riya' tehadap kebaikan d. tidak mau bersedekah
10. Orang yang melakukan shalat karena riya' maka salatnya menjadi .... 15
a. sah c. Baik
b. sia-sia d. Berpalaha

Rubrik penilaian
Soal PG 1 sampai 5 : Setiap soal jika dijawab dengan benar nilainya
10
Penilaian soal uraian dapat dilihat pada tabel berikut:
Nomor Skor/Nilai Kriteria
Soal
25 Soal dijawab benar dan lengkap
20 Soal dijawab benar namun tidak
6 Lengkap
10 Soal dijawab salah
0 Soal tidak dijawab
25 Soal dijawab benar dan lengkap
20 Soal dijawab benar namun tidak
7 Lengkap
10 Soal dijawab salah
0 Soal tidak dijawab

c. Kuisioner

Kuesioner yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini berupa

daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada siswa guna menjaring respon

siswa terhadap jalannya pembelajaran PAI dengan menggunakan problem

based learning. Adapun lembar kuesionernya adalah sebagai berikut:

Angket Minat Belajar


Nama :
Kelas :
No. Absen :
Petunjuk Pengisian Angket:
1. Bacalah dengan teliti dan seksama!
2. Tulislah nama lengkap, kelas, nomor absen kalian pada lembar jawab!
3. Kerjakan semua soal pada lembar jawab yang telah disediakan dengan
memberikan tanda (√) sesuai dengan pendapat kalian!
4. Jangan memberikan coretan pada soal!
5. Untuk menjawab soal pada pernyataan pilihlah empat alternatif di
bawah ini dengan menggunakan tanda ceklist (√).
a. Selalu (SL) c. Kadang-Kadang
(KD)
b. Sering (SR) d. Tidak Pernah (TP)
16
6. Untuk menjawab soal pada pernyataan pilihlah empat alternatif di
bawah ini dengan menggunakan tanda ceklist (√).
Tabel 2
Angket Minat Belajar
Pilihan Jawaban
No Pernyataan
SL SR KD TP
1 Saya mengikuti pembelajaran PAI dengan
perasaan senang
Saya bersemangat belajar PAI karena guru
2
mengajar dengan menyenangkan.
Saya memperhatikan guru saat sedang
3
menjelaskan materi.
Saya berdiskusi dengan teman kelompok
4
terkait materi
Saya mencatat saat guru menjelaskan
5
materi.
Saya senang mengungkapkan pendapat
6
ketika berdiskusi.
Tugas yang diberikan guru membuat saya
7
semakin tertarik dengan belajar PAI
Saya senang mencoba mengerjakan soal
8
PAI
Apabila mengalami kesulitan dalam
9
memahami materi, saya bertanya.
Saya mengerjakan tugas/PR yang
10
diberikan guru
Guru kurang menyenangkan dalam
11 mengajar, sehingga saya menjadi malas
belajar PAI
Saya kurang senang ketika pembelajaran
12
PAI sudah dimulai.
Ketika guru sedang menjelaskan materi
13
saya tidak mencatat.
14 Saya kurang aktif ketika diskusi kelompok.
Saya merasa putus asa ketika mengerjakan
15
soal PAI
16 Apabila mengalami kesulitan dalam
memahami materi, saya diam 17

Saya menunda dalam mengerjakan


17
tugas/PR yang diberikan guru
Saya kurang tertarik dengan PAI karena
18
selalu diberi tugas/PR.
Saya tidak suka mengerjakan tugas/PR
19
yang diberikan guru
Saya berbicara dengan teman ketika guru
20
sedang menjelaskan materi

d. Pedoman wawancara

Wawancara adalah suatu percakapan yang bertujuan untuk

mengumpulkan atau memperkaya informasi, yang hasil akhirnya digunakan

untuk analisis kualitatif. Wawancara dilakukan dengan mengemukakan

beberapa pertanyaan kepada siswa yang dipilih. Wawancara dengan siswa

dilakukan untuk memperoleh informasi tentang pelaksanaan pembelajaran

PAI setelah dilaksanakannya tindakan.

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara

semi terstruktur/bebas. Adapun kisi-kisi pedoman wawancara adalah sebagai

berikut:

Tabel 3

Kisi-kisi pedoman wawancara

No Aspek Penilaian Jawaban siswa


Kesulitan yang dialami selama proses
1.
pembelajaran
Penyebab terjadinya kesulitan yang dialami
2.
siswa selama proses pembelajaran
3. Cara belajar yang lebih mudah dipahami

Data yang didapat tersebut tidak dinilai tetapi selanjutnya akan

ditafsirkan.

e. Panduan Observasi

Panduan observasi digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur

kemampuan guru dalam pembelajaran. Observasi dilakukan oleh seorang


18
observer yang mengamati setiap aktivitas yang dilakukan oleh peneliti

yang sekaligus sebagai guru yang sedang melaksanakan pembelajaran.

Tabel 4

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU


Hari/Tanggal :
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Waktu :
Kemunculan
No Aspek yang diamati Komentar
Ya Tidak

1 Guru memberi salam, menyapa peserta didik,

menanyakan kabar dan kondisi kesehatan mereka

2 Memulai pembelajaran secara menarik, memotivasi

peserta didik, dan mengadakan apersepsi.

3 Mengkondisikan kelas

4 Menyampaikan tujuan pembelajaran

5 Bertanya jawab dengan peserta didik tentang materi

pelajaran

6 Guru mempersiapkan media/alat peraga/alat bantu

berupa gambar atau tayangan film

7 Membimbing peserta didik dalam berdiskusi

8 Mempresentasikan peserta didik tentang hasil

diskusi.

9 Menyimpulkan materi pembelajaran

10 Menilai hasil pembelajaran

Observer 1 Observer 2
f. Dokumentasi (Kamera Poto) 19

Dalam penelitian ini digunakan kamera foto sebagai alat yang

penting untuk memotret situasi proses pembelajaran yang hasilnya

berupa gambar/foto yang dapat dilampirkan dalam penelitian ini

sehingga dapat terlihat secara langsung gambaran aktivitas selama proses

pembelajaran.
20

4. Teknik Pengumpulan Data

Pada prinsipnya pengumpulan data dilakukan pada setiap aktivitas,

situasi atau kejadian yang berkaitan dengan tindakan penelitian yang

dilakukan. Dalam penelitian ini pengumpulan data secara garis besar

dilakukan pada saat:

a. observasi dan identifikasi awal untuk menentukan permasalahan yang

akan diteliti.

b. pelaksanaan, analisis, dan refleksi terhadap siklus I.

c. evaluasi terhadap pelaksanaan Siklus.

d. pelaksanaan, analisis, dan refleksi terhadap siklus II.

e. evaluasi terhadap pelaksanaan Siklus II.

f. pelaksanaan, analisis, dan refleksi terhadap siklus III.

g. evaluasi terhadap pelaksanaan Siklus III.

h. wawancara dengan siswa

i. diskusi dengan pengamat

j. menganalisis perubahan konseptual siswa

5. Teknik analisis data

Teknik analisis data memiliki beberapa macam yaitu sebagai berikut:

a. Data kualitatif deskriftif terdiri dari

1) Data hasil kegiatan guru

2) Data hasil wawancara

3) Data dokumentasi

Data tersebut diolah melalui tahapan, klasifikasi, analisis dan penafsiran.

b. Sumber Data Penelitian


1) Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari
informan atau sumber data penelitian yang diperoleh melalui
21
wawancara dan observasi, yaitu berupa kata-kata atau tindakan dari
subjek penelitian. Dalam penelitian data primer atau pokok disini
dapat dijadikan sebagai subyek penelitian atau sumber data yang
memiliki makna orang, benda atau hal yang dijadikan sumber
penelitian. Sedangkan metode penentuan subyek penelitian yang
digunakan adalah teknik populasi, yaitu keseluruhan subyek
penelitian.23
Dalam penelitian ini, sumber data primer yang dilakukan
peneliti yaitu melakukan Observasi langsung terhadap siswa di
SDN Jati 02 Baleendah, Bandung.

2) Data Sekunder
Data yang diperoleh melalui data yang sudah ada dan mempunyai

keterkaitan dengan penelitian. Data sekunder ini adalah data pelengkap

dari data primer/data utama sebagai data tambahan guna memperkuat dan

memberikan keakuratan data yang diambil ketika dilapangan. Yaitu berupa

profil sekolah, buku laporan pelaksanaa progr

c. Pengujian validitas penelitian

Guna pengujian validitas penulis akan menggunakan pengujian

triangulasi teknik.

H. Jadwal Kegiatan

Waktu Pelaksanaan (Bulan)


KEGIATAN
I II III IV V VI
Penyusunan Proposal
Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan Siklus III
Penyusunan draf hasil penelitian
Laporan hasil Penelitian
I. Daftar Pustaka 22

Abidin y 2014. Desain sistem pembelajaran dalam konteks kurikulum


2013,Bandung
Rafika Aditama Anitah s,. dkk, 2014 .Strategi pembelajaran SD. Jakarta .
Universitas Terbuka. Kementetian pendidikan dan Kebudayaan, 2014 materi
pelatihan guru implementasi kurikulum 2013. Jakarta
Sudjana, Nana. 2012. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung.
Remaja Rosdakarya
Sukayati. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta. PPPPTK
Wardhani , dkk,. 2014. Penelitian Tindakan kelas . Jakarata : Universitas
Terbuka.
https://www.detikpendidikan.id/2020/12/model-dan-jenis-jenis-ptk.html
https://www.msyarifah.my.id/jenis-ptk-penelitian-tindakan-kelas/

Anda mungkin juga menyukai