I
PENDAHULUAN
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Metode yang digunakan guru harus disajikan dengan baik dan menarik
perhatian siswa sehingga siswa merasa senang untuk belajar. Metode drill pada
Al-Qur’an dan Hadist jangan terkesan mempersulit siswa. Metode drill
merupakan metode belajar yang dilakukan secara berulang-ulang sampai mengerti
dan lancar. Hadits Al-Bukhari mengatakan bahwa:
أنَّهُ َكانَ إ َذا تَ َكلَ َم ب َكلِ َم ٍة أعَا َدهَا ثالَثا َحتَّى: صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َ س َع ِن النَّبي ٍ ََحدَثنَا ث َما َمة بْنُ َعبْـ ِدهللاِ ع َْن أن
ّ
تُ ْفهَ َم َع ْنهُ َوإ َذا أتَى عَلى قَوْ ٍم فَ َسلَّ َم َعلَ ْي ِه ْم َسل َم َعلَ ْي ِه ْم ثَالثا
Artinya: “Tsunamah bin Abdullah berkata dari Anas Dari Nabi Saw, bahwasannya Beliau
bila berbicara (mengucapkan) satu kalimat, ia mengulangnya sampai tiga kali
sehingga bias dipahami ucapan darinya dan apabila Beliau datang pada satu kaum,
Beliau mengucapkan salam kepada mereka sampai tiga kali”.
(Al-Bukhari, I: 32)
Jika guru Al-Qur’an dan Hadist dapat menerapkan metode drill secara
menyenangkan dan optimal, maka tujuan belajar akan tercapai dengan maksimal.
B. Saran
Dengan memperhatikan kesimpulan tentang penerapan metode drill pada
pelajaran Al-Qur’an dan Hadist di MTs. Negeri Sukahaji Kabupaten Majalengka,
dapat disampaikan saran sebagai berikut:
1. Guru Al-Qur’an dan Hadist
senantiasa mengupayakan
16 pelaksanaan metode drill secara
optimal dengan memperhatikan
kemampuan siswa. Dengan
demikian, penerapan metode drill, siswa akan lebih terkesan dan terus
menerus berlatih.
2. Guru Al-Qur’an dan Hadist selalu memberikan motivasi belajar kepada para
siswa agar mereka mampu mengamalkan Al-Qur’an dan Hadist dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Guru Al-Qur’an dan Hadist memberikan evaluasi terhadap apa yang telah
diajarkan, sehingga siswa senantiasa belajar dan terus mengulang-ulang materi
pelajaran yang telah dipelajarinya.
C. Implikasi
Guru merupakan faktor yang berperan penting dalam keberhasilan
pencapaian mutu pendidikan, tanpa guru menguasai bahan ajar, strategi belajar
mengajar, tanpa guru dapat mendorong siswa mencapai prestasi yang tinggi, tanpa
guru dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran, segala upaya peningkatan mutu
pendidikan tak akan mungkin dapat tercapai secara optimal.
Dengan semakin berkembangnya zaman, dengan sering bergantinya
kurikulum pendidikan yang ada di negara kita, lebih menuntut kepada kompetensi
yang dimiliki oleh seorang guru. Yang dimana dengan berkembangnya zaman
guru harus dapat mengimbangi tingkat keprofesionalannya atau kemampuannya
dalam bidang pendidikan dengan tuntutan di lapangan. Kemampuan itu bersifat
kognitif, afektif maupun psikomotor (performance).
D. Daftar Pustaka
Ahmadi, Abu, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2005.