Anda di halaman 1dari 35

PENGGUNAAN MEDIA “SMART EDUCATION” (SOLUSI

MUDAH AKTIF REKREATIF DAN TEMATIK) UNTUK


MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI KELAS II TEMA 2
SD ISLAM AS-SALAM KOTA MALANG

Karya Tulis Ilmiah


(KTI)

Oleh
Fauziah Rachmawati

SD Islam As-Salam
Pemerintah Kota Malang
Dinas Pendidikan
November 2015

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Usaha mencerdaskan bangsa adalah salah satu cita-cita Indonesia yang tercantum
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Untuk merealisasikan cita-cita tersebut,
maka diadakanlah pendidikan. Dalam kaitan ini sekolah dasar pun di haruskan mampu
menggunakan berbagai metode dan media pengajaran sehingga mampu memenuhi tujuan
pendidikan yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (UU 20/2003).
Penentuan media mengajar yang akan digunakan seharusnya selalu diawali dari
situasi nyata di dalam kelas. Karena itulah seorang guru sebagai pengendali kegiatan belajar
mengajar di dalam kelas harus menguasai dan tahu kelebihan dan kekurangan beberapa
macammedia pembelajaran dengan baik, sehingga guru mampu memilih dan menerapkan
teknik pembelajaran yang paling efektif untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan.
Perubahan situasi dan tujuan pembelajaran di dalam kelas memerlukan kepekaan
guru, artinya seorang guru harus mampu mendiagnosis masalah yang muncul dalam kegiatan
pembelajaran di dalam kelas. Selain itu guru juga dituntut mampu menganalisis dan
mendeskripsikan akar penyebab dari masalah serta mampu memilih pendekatan yang paling
tepat untuk digunakan memecahkan masalah tersebut.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas II di SD Islam As-
Salam diperoleh informasi bahwa ada materi pada tema 2 yang sulit dipahami oleh siswa,
khususnya materi hafalan dan permainan tradisional. Siswa cenderung belum hapal perkalian
dan belum paham permainan tradisional
Hal ini terbukti dari pre-test yang diberikan peneliti kepada siswa kelas II SD Islam
As-Salam tentang materi tema 2 yang meliputi perkalian, permainan tradisional, dan tata
tertib dalam bermain. Nilai rata-rata pre-test yang dilakukan siswa kelas 2A SD Islam As-
Salam adalah 58.
Berdasarkan fakta-fakta dan data-data konkret permasalahan pembelajaran di dalam
kelas dan diskusi dengan guru kelas II, berhasil diidentifikasi permasalahan pembelajaran
tematik sebagai berikut, (1) siswa kelas II cenderung menghafal operasi perkalian, sehingga
kemampuan siswa dalam hal menganalisa, mensintesa, dan mengevaluasi (berpikir kritis)
terkait operasi perkalian. (2) siswa kurang termotivasi di dalam kegiatan belajar mengajar di

2
kelas.
Kedua kelemahan siswa di atas berdasarkan diskusi antara penulis dan guru kelas
diduga berasal dari kebiasaan proses mengajar guru sebelumnya yaitu, pada umumnya
sebagian besar merumuskan tujuan pembelajaran cenderung terbatas pada aspek kognitif
domain hafalan saja, sedangkan domain berpikir kritis analisis, sintesis dan evaluasi belum
biasa dilatihkan pada siswa, sehingga siswa cenderung kesulitan untuk berfikir yang
melibatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Salah satu alternatif strategi pembelajaran yang ‘muncul’ dari kegiatan diskusi
antara penulis dan guru yang dianggap paling tepat untuk mengatasi permasalahan di atas
adalah dengan menggunakan media belajar Segitiga Mudah Aktif Rekreatif dan Tematik
(SMART).
Dipilihnya media SMART dengan pertimbangan strategis sebagai berikut; (1) media
ini meliputi pelajaran matematika, bahasa Indonesia, PKn, dan SBK, (2) dengan
pembelajaran menggunakan media SMART guru bersama siswa mengenal permasalahan,
mendefinisikan masalah, memecahkan masalah, dan membuat keputusan sendiri, (3) proses
pembelajaran melalui media SMART melibatkan siswa dalam diskusi kelompok sehingga
mereka akan lebih terampil memahami materi tematik tema 2 dengan lebih baik, (4) media
pembelajaran SMART mengacu pada pengembangan multiple inteligences siswa
Pembelajaran di dalam kelas yang bermutu tentu akan menghasilkan hasil lebih baik.
Dalam hal ini guru memiliki peran yang sangat besar dalam mengorganisasi kelas sebagai
bagian dari pembelajaran dan siswa sebagai subyek yang sedang belajar. Kemampuan guru
dalam mengemas proses tentu tidaklah spontan, namun perlu persiapan. Pembelajaran yang
bermutu tentu diawali dari persiapan yang bermutu pula. Kemampuan guru dalam hal ini
tentu memberi pengaruh sangat besar.
Berdasarkan uraian di atas tentang perlunya media pembelajaran SMART pada
pembelajaran TEMATIK, maka penulis perlu mengemukakan Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang
berjudul “Meningkatkan Motivasi Berprestasi dan Hasil Belajar Tematik Kelas II Tema 2
dengan Media SMART di SD Islam As-Salam Kota Malang”. Dalam upaya memperbaiki dan
menyempurnakan proses belajar mengajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara
optimal.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana media pembelajaran SMART dapat
meningkatkan hasil belajar tema 2 di kelas II SD Islam As-Salam Kota Malang?

3
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan maka tujuan penulisan penelitian
ini adalah mendeskripsikan bagaimana media pembelajaran SMART dapat meningkatkan
hasil belajar tema 2 di kelas II SD Islam As-Salam Kota Malang.

D. Manfaat Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penulisan, penulisan ini memiliki manfaat bagi
berbagai pihak, yaitu.
1. Manfaat bagi siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sajian pembelajaran yang menarik,
memperhatikan modalitas belajar siswa, serta meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Manfaat bagi guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengatasi problem pembelajaran yang selama ini
terutama yang berkaitan dengan pembelajaran tematik.
3. Manfaat bagi Sekolah
Hasil penelitian ini memberikan masukan bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas dan
hasil belajar siswa serta sebagai sarana pemberdayaan untuk meningkatkan kreatifitas
guru.
4. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan dan
pengalaman peneliti dalam menerapkan pendekatan pembelajaran tematik dalam
pembelajaran.
5. Bagi peneliti lain
Penelitian ini dapat dijadikan dasar empirik proses pembelajaran yang sama guna
mencapai hasil belajar yang lebih optimal dan sempurna.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini terbatas pada ruang lingkup sebagai berikut.
1. Penelitian dilaksanakan di Kelas IIA SD Islam As-Salam Kota Malang Malang Semester
1 Tahun Pelajaran 2014/2015.
2. Pembelajaran berfokus pada belajar siswa dalam materi tema 2 “Bermain di Rumah
Teman”.

4
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Motivasi Belajar Siswa


Istilah Motivasi berasal dari perkataan Bahasa Inggris yakni motivation. Namun
perkataan asalnya adalah motive yang juga telah digunakan dalam Bahasa Melayu yakni kata
motif yang berarti tujuan atau segala upaya untuk mendorong seseorang dalam melakukan
sesuatu. Secara ringkas, Pengertian Motivasi dapat diartikan sebagai tujuan atau pendorong.
Dengan tujuan sebenarnya yang menjadi daya penggerak utama bagi seseorang dalam
berupaya dalam mendapatkan atau mencapai apa yang diinginkannya baik itu secara positif
ataupun negatif. Selain itu, Pengertian Motivasi merupakan suatu perubahan yang terjadi
pada diri seseorang yang muncul adanya gejala perasaan, kejiwaan dan emosi sehingga
mendorong individu untuk melakukan atau bertindak sesuatu yang disebabkan karena
kebutuhan, keinginan dan tujuan.
Dapat disimpulkan bahwa pengertian motivasi dalam belajar merupakan segala daya
penggerak di dalam diri siswa yang muncul terhadap kegiatan yang akan menjamin
kelangsungan dalam belajar dan mengarahkan pada kegiatan belajar pula sehingga
terwujudnya tujuan kegiatan belajar yang dikehendaki. Dorongan seseorang dalam belajar
merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam memenuhi segala harapan dan
dorongan inilah yang menjadi pencapaian tujuan tersebut.
B. Prestasi Belajar
Pengertian prestasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hasil yang yang
telah dicapai dari apa yang telah dilakukan atau dikerjakan. Sedangkan pengertian belajar
menurut Nasution (1986: 85) adalah perubahan-perubahan dalam sistem urat syaraf,
penambahan ilmu pengetahuan, belajar sebagai perubahan kelakuan berkat pengalaman dan
latihan.
Purwanto (1990: 85) mengatakan bahwa belajar adalah tingkah laku seseorang yang
terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman yang telah dilalui, jadi belajar akan membawa
perubahan-perubahan pada individu baik fisik maupun psikis, perubahan tersebut akan
nampak tidak hanya berkaitan dengan aspek pengetahuan saja, tetapi juga berkaitan dengan
percakapan, keterampilan dan sikapnya. Menurut Slamet (1995: 5) belajar adalah “suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya”.

5
Selanjutnya Winkel (1996: 242) mengemukakan bahwa belajar adalah “suatu aktivitas
mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai
sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstant”.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar
merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai
informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang
sesuai dengan tingkat keberhasilan dalam mempelajari sesuatu materi pelajaran biasanya
dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi. Prestasi belajar siswa dapat
diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi
atau rendahnya prestasi belajar siswa.
C. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
(Slameto, 2008: 2) menyatakan bahwa secara singkat, terdapat dua faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern
adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri, sedangkan faktor ekstern adalah
faktor yang berasal dari luar diri siswa.
Faktor intern yang mempengaruhi prestasi belajar adalah kematangan fisik dan
mental, kecerdasan, pengetahuan dan keterampilan, minat dan motivasi serta faktor
karakteristik pribadi. Beberapa hal yang termasuk faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi
belajar yaitu keluarga, guru, sarana dan prasarana pendidikan.
D. Motivasi Berprestasi
Istilah Need for achievement atau motivasi berprestasi pertama kali dipopulerkan oleh
Mc Clelland dengan sebutan n-ach sebgai singkatan dari need for achievement. Mc Clelland
menganggap n-ach sebagai virus mental. Virus mental tersebut merupakan suatu fikiran yang
berhubungan dengan bagaimana melakukan sesuatu dengan baik, lebih cepat lebih efisien
dibanding dengan apa yang telah dilakukan sebelumnya. Kalau virus mental tersebut
bertingkah laku secara giat (Weiner,1985: 35).
Senada dengan pendapat di atas, Santrork (2003: 103) menjelaskan bahwa motivasi
berprestasi merupakan keinginan untuk menyelesaikan sesuatu untuk mencapai suatu standar
kesuksesan, dan untuk melakukan suatu usaha dengan tujuan untuk mencapai kesuksesan.
Gagne dan Barliner (1975: 77) menambahkan bahwa motivasi berprestasi adalah cara
seseorang untuk berusaha dengan baik untuk prestasinya.
Karakter Motivasi Berprestasi menurut McClelland (1978: 77) adalah bahwa ada 6
karakteristik individu yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi, yaitu :

6
1. Perasaan yang kuat untuk mencapai tujuan, yaitu keinginan untuk menyelesaikan tugas
dengan hasil yang sebaik-baiknya.
2. Bertangungjawab, yaitu mampu bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri dan
menentukan masa depannya, sehingga apa yang dicitacitakan berhasil tercapai.
3. Evaluatif, yaitu menggunakan umpan balik untuk menentukan tindakan yang lebih
efektif guna mencapai prestasi, kegagalan yang dialami tidak membuatnya putus asa,
melainkan sebagai pelajaran untuk berhasil.
4. Mengambil resiko “sedang”, dalam arti tindakan-tindakannya sesuai dengan batas
kemampuan yang dimilikinya.
5. Kreatif dan inovatif, yaitu mampu mencari peluang-peluang dan menggunakan
kesempatan untuk dapat menunjukkan potensinya.
6. Menyukai tantangan, yaitu senang akan kegiatan-kegiatan yang bersifat prestatif dan
kompetitif
E. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan tujuan akhir dilaksanakannya kegiatan pembelajaran di
sekolah. Hasil belajar dapat ditingkatkan melalui usaha sadar yang dilakukan secara
sistematis mengarah kepada perubahan yang positif yang kemudian disebut dengan
proses belajar. Akhir dari proses belajar adalah perolehan suatu hasil belajar siswa. Hasil
belajar siswa di kelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar kelas. Semua hasil belajar
tersebut merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari
sisi guru, tindak mengajar di akhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, sedangkan dari
sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar
(Dimyati dan Mudjiono, 2009: 3).
Berdasarkan konseps di atas, pengertian hasil belajar dapat disimpulkan sebagai
perubahan perilaku secara positif serta kemampuan yang dimiliki siswa dari suatu
interaksi tindak belajar dan mengajar yang berupa hasil belajar intelektual, strategi
kognitif, sikap dan nilai, inovasi verbal, dan hasil belajar motorik. Perubahan tersebut
dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan
dengan sebelumnya.
F. Model Pembelajaran Tematik
Pembelajaran Tematik, sebagai model pembelajaran memiliki arti penting dalam
membangun kompetensi peserta didik, antara lain : Pertama, pembelajaran tematik lebih
menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses
pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk

7
dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman
langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan
menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya.
Kedua, pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar
sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas
atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar
siswa.
Dengan pelaksanaan pembelajaran dengan meanfaatkan tema ini, akan diperoleh
beberapa manfaat yaitu
1. Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata
pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi
bahkandihilangkan
2. Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakan sebab isi/materi
pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir
3. Pembelajaran menjadi utuh sehungga siswa akan mendapat pengertian mengenai
proses dan materi yang tidak terpecah-pecah; dan
4. Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan
semakin baik dan meningkat.
Selain itu Pembelajaran Tematik juga memiliki arti penting dalam kegiatan
belajar mengajar. Ada beberapa alasan yang mendasarinya, antara lain:
1. Dunia anak adalah dunia nyata
2. Proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu peristiwa/obyek lebih
terorganisir
3. Pembelajaran akan lebih bermakna
4. Memberi peluang siswa untuk mengembangkan kemampuan diri
5. Memperkuat kemampuan yang diperoleh
6. Efisiensi waktu

1. Karakteristik Pembelajaran Tematik


Ada beberapa karakteristik model pembelajaran. Karakteristik dimaksud adalah:
a. Berpusat pada siswa
b. Memberikan pengalaman langsung
c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

8
e. Bersifat fleksibel
f. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan

2. Teori Pembelajaran yang Melandasai Model Pembelajaran Tematik


a. Teori Pembelajaran Jean Piaget
Menurut Jean Piaget (dalam Nur, 1998:11), seorang maju melaui empat tahap
perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa, yaitu: tahap sensimotor, pra
operasional, operasional kongkrit, dan operasi formal. Tahap-tahap perkembangan
kognitif tersebut dijabarkan dalam table sebagai berikut:
Tahap-tahap Perkembangan Kognitif Piaget
Tahap Perkiraan Usia Kemampuan-Kemampuan Utama
Terbentuknya konsep kepermanenan obyek dan
Lahir sampai 2
Sensimotor kemajuan gradual dari perilaku refleksif ke perilaku
tahun
yang mengarah kepada tujuan.
Perkembangan kemampuan menggunakan simbol-
Pra Operasinoal 2 sampai 7 tahun simbol untuk menyatakan obyek-obyek dunia.
Pemikiran masih egosentris dan sentrasi.
Perbaikan dan kemampuan untuk berpikir logis.
Kemampuan-kemampuan baru, termasuk penggunaan
Operasi Kongkret 7 sampai 11 tahun operasi –operasi yang dapat-balik. Pemikiran tidak lagi
sentrasi, tapi desentrasi dan pemecahan masalah tidak
begitu dibatasi oleh keegosentrisan.
Pemikiran abstrak dan murni simbolis mungkin
11 tahun sampai dillakukan. Masalah-masalah dapat dipecahkan melalui
Operasi Formal
dewasa penggunaan eksperimentasi sistematis.

b. Teori Pembelajaran Konstruktivisme


Teori pembelajaran konstruktivisme merupakan teori pembelajaran kognitif yang
baru dalam psikologi pendidikan yang menyatakan bahwa siswa harus menemukan
sendiri dan mentransformasikan informasi yang kompleks, mengecek informasi baru
dengan atura-aturan lama, dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak berlaku lagi.
Bagi siswa agar dapat memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus
bekerja memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan
sudah payah dengan ide-ide.
c. Teori Vygotsky
Teori Vygotsky merupakan salah satu teori penting dalam psikologi
perkembangan. Teori Vygotsky menekankan pada hakikat sosiokultural dari

9
pembelajaran. Menurut Vygotsky, bahwa pembelajaran terjadi apabila anak bekerja atau
belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari, namun tugas-tugas itu masih
berada dalam jangkauan kemampuannya atau tugas-tugas itu masih berada dalam zone of
proximal development (wilayah perkembangan proksimal).
Contoh dalam pembelajaran yaitu ketika akan mengajarkan materi hukum
pembiasan cahaya, siswa harus memiliki prasyarat pengetahuan yang berkaitan dengan
cahaya, seperti siswa sudah memahami batasan lintasan cahaya pada medium homogen
adalah lurus, siswa dapat memberikan contoh-contoh pembiasan dan pemantulan cahaya
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memiliki pengetahuan seperti itu, maka dalam
menyampaikan materi hukum pembiasan cahaya akan lebih mudah dipahami siswa, di
samping pembelajaran akan menjadi lebih bermakna bagi siswa itu.
d. Teori Bruner
Jerome Bruner seorang ahli psikologi Harvard adalah salah seorang pelopor
pengembangan kurikulum terutama dengan pembelajaran penemuan (inkuiri).
Teori Bruner yang selanjutnya disebut dengan pembelajran penemuan (inkuiri)
adalah satu model pengajaran yang menekankan pentingnya pemahaman tentang struktur
materi (ide kunci) dari suatu ilmu yang dipelajari, perlunya belajar aktif sebagai dasar
dari pemahaman sebenarnya, dan nilai dari berpikir secara induktif dalam belajar
(pembelajaran yang sebenarnya terjadi melalui penemuan pribadi). Menurut Bruner
pembelajaran akan lebih bagi siswa bila mereka memusatkan perhatian untuk memahami
struktur materi yang dipelajari. Untuk memperoleh strukur informasi, siswa harus aktif di
mana mereka harus mengidentifikasikan sendiri prinsip-prinsip kunci daripada hanya
sekedar menerima penjelasan dari guru. Oleh karena itu guru harus memunculkan
masalah yang mendorong siswa untuk melakukan kegiatan penemuan.
3. Sintaks Pembelajaran Tematik Dalam Setting Pembelajaran Langsung Dan
Pembelajaran Kooperatif
Tahap Tingkah laku guru
Fase-1 1. Mengaitkan pelajaran sekarang dengan pelajaran sebelumnya
Pendahuluan 2. Memotivasi siswa
3. Memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui konsep-
konsep prasyarat yang sudah diakui oleh siswa
4. Menjelaskan tujuan pembelajaran (Kompetensi Dasar dan Indikator)
Fase-2 1. Presentasi konsep-konsep yang harus dikuasai oleh siswa melalui
Presentasi Materi demonstrasi dan bahan bacaan
2. Presentasi keterampilan proses yang dikembangkan
3. Presentasi alat dan bahan yang dibutuhkan melalui bagan
4. Memodelkan penggunaan peralatan melalui bagan
Fase-3 1. Menempatkan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar

10
Membimbing pelatihan 2. Mengingatkan cara siswa bekerja dan berdiskusi secara kelompok
sesuai komposisi kelompok
3. Membagi buku siswa dan LKS
4. Mengingatkan cara menyusun laporan hasil kegiatan
5. Memberikan bimbingan seperlunya
6. Mengumpulkan hasil kerja kelompok setelah batas waktu yang
ditentukan
Fase-4 1. Mempersiapkan kelompok belajar untuk diskusi kelas
Menelaah pemahaman dan 2. Meminta salah satu anggota kelompok untuk mempresentasikan
memberikan umpan balik kegiatan sesuai dengan LKS yang telah dikerjakan
3. Meminta anggota kelompok lain menanggapi hasil hasil presentasi
4. Membimbing siswa menyimpulkan hasil diskusi
Fase-5 1. Mengecek dan memberikan umpan balik terhadap tugas yang
Mengembangkan dengan dilakukan
memberikan kesempatan 2. Membimbing siswa menyimpulkan seluruh materi pembelajaran yang
untuk pelatihan lanjutan dan baru saja dipelajari
penerapan 3. Memberikan tugas rumah
Fase-6 Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
Menganalisis dan kinerja mereka
mengevaluasi
E. Keterkaitan Media SMART dengan Peningkatan Proses Belajar dan Hasil Belajar
Latar belakang pembuatan media Solusi Mudah, Aktif, Rekreatif, dan Tematik
adalah kurang maksimalnya nila perkalian pada siswa kelas II SD dan salah satu solusi
agar pembelajaran bisa menyenangkan.
Media yang dibuat dengan sederhana ini, yaitu dengan balok kayu mampu
mencukup 5 mata pelajatan tematik.

11
Selain itu juga merupakan pengembangan dari teori multiple intelligences,
1. Kecerdasan Linguistik
Media pembelajaran SMART dapat mengembangkan komunikasi siswa melalui
permaian berkelompok. Pemain satu dengan pemain yang lain. Aspek pengembangan
komunikasi dalam permainan ini antara lain saling berusaha agar puzzle tepat pada
letaknya, menyampaikan permainan tradisional yang ada di puzzle, presentasi tentang
permainan tradisional yang ada di kelompoknya, mengikuti aturan permainan tradisional.
2. Kecerdasan Matematis dan Logis, yakni kemampuan untuk menggunakan angka-
angka secara efektif dan berpikir secara nalar. Dalam permainan ini khususnya hbungan
perkalian dan penjumlahan. Kecerdasan ini mencakup kepekaan terhadap pola-pola logis
dan hubungannya, pernyataan-pernyataan, proposisi: jika-maka, sebab-akibat, fungsi-
fungsi dan abstrak-abstrak yang berkaitan.
3. Kecerdasan Ruang, yakni kemampuan untuk menangkap dunia ruang-visual secara
akurat dan melakukan perubahan-perubahan terhadap percepsi tersebut. Kecerdasan ini
mencakup kepekaan terhadap warna, garis, bentuk, wujud, ruang dan hubungan-
hubungan yang ada antara unsur-unsur ini. Melaui media SMART siswa mengenal
bangun datar dan bangun ruang, yaitu bentuk segitiga, bujur sangkar, persegi panjang,
prisma dan balok. Selain itu siswa juga mengetahi macam-macam permaiann tradisonal
yang bsa dilakukan di dalam dan luar ruangan.
4. Kecerdasan Fisik dan Gerak, yakni kemampuan untuk menggunakan seluruh tubuhnya
untuk mengekspresikan ide-ide dan perasaan-perasaan atau menggunakan tangan-tangan
untuk menghasilkan dan mentransformasikan sesuatu. Kecerdasan ini mencakup
keahlian-keahlian fisik khusus seperti koordinasi, keseimbangan, ketangkasan, kekuatan,
kelenturan dan kecepatan. Melalui media SMART anak akan mencoba melengkapi
puzzle (melalui gerakan), mempraktikan permaian tradisional.
5. Kecerdasan Musik, yakni kemampuan untuk mempersepsikan, mendiskriminasikan,
mengubah dan mengespresikan bentuk-bentuk musik. Kecerdasan ini mencakupi
kepekaan terhadap ritme, tingkatan nada atau melodi, warna suara dari suatu karya
musik. Dalam permaina SMART siswa meyanyikan lagu dolanan ketika bermainan
permainan tradisional. Misalnya permainan ular naga dengan lagu Ular Naga
Panjangnya.
6. Kecerdasan Interpersonal, yakni kemampuan untuk mempersepsikan dan menangkap
perbedaan-perbedaan mood, tujuan, motivasi dan perasaan-perasaan orang lain. Yang

12
termasuk adalah kepekaan terhadap ekspresi-ekspresi wajah, suara dan sosok postur
(gestur) dan kemampuan untuk membedakan berbagai tanda interpersonal. Melalui
media pembelajaran SMART anak-anak mencba menghormati, menghargai, dan
berkompetisi dengan teman.
7. Kecerdasan Intrapersonal, yakni kesadaran diri dan kemampuan untuk beradaptasi
sesuai dasar dari pengetahuan tersebut. Yang termasuk di dalam kecerdasan ini adalah
kemampuan untuk menggambarkan diri secara baik dan kesadaran terhadap mood,
tujuan, motivasi, temperamaen, keinginan dan kemampuan untuk disipilin pribadi,
pemahaman diri dan self-esteem. Melalui media SMART siswa berusaha sabar, menahan
diri, dan mempunyai motivasi ketika bermain.
8. Kecerdasan Alam, yakni kecerdasan yang dimiliki mereka yang mencintai alam-alam
bebas, binatang dan petualangan alam di mana mereka belajar dari hal-hal yang berbeda
secara kecil. Melalui media SMART siswa dapat bermain permainan tradisional di alam
terbuka, menghargai ciptaan Tuhan, dan bisa memanfaatkan alam untuk bermain.

Proses Pembuatan Media SMART

Gambar 2.1 siapkan balok kayu, stker perkalian, stiker permainan tradisional, dan plastik
mika

13
Gambar 2.2 tempel stiker pada balok kayu

Gambar 2.3 lengkapi stiker di bagian depan dan belakang

Gambar 2.4 media pembelajaran SMART edisi besar

14
BAB III
METODE PENULISAN

A. Rencana Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kelas (classroom research) yang
merupakan bentuk khusus penelitian tindakan yang dilaksanakan di kelas (Hopkins, 1993:1,
32-33) atau bisa disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Bentuk PTK ini adalah Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif-Partisipatoris, yang
artinya penelitian tindakan kelas bukan eksperimen, tetapi suatu upaya atau alat untuk
memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru secara reflektif dalam proses belajar
mengajar di kelas dengan melihat berbagai indikator keberhasilan proses dan produk
pembelajaran yang terjadi pada siswa.
Pemilihan bentuk PTK tersebut di atas didasari oleh asumsi bahwa guru SD cukup
memiliki modal pengalaman empirik dan cukup obyektif dalam mengidentifikasi permasalah
pengajaran, sedangkan peneliti sendiri dapat memberikan gagasan berdasarkan teori
pembelajaran. Guru SD selanjutnya berkolaborasi dengan peneliti untuk mengembangkan
pembelajaran tematik siswa kelas II tema dua.
Kajian pada penelitian ini difokuskan terhadap kinerja peneliti (sebagai guru) dalam
melaksanakan tahapan pada media pembelajraan SMART, kegiatan siswa selama
pembelajaran dan pelacakan terhadap kemampuan siswa dalam belajar tema 2. .
2. Subjek Penelitian
Karena pelaksanaan penelitian ini pada tindakan reflektif terhadap kinerja guru dan
siswa dalam upaya untuk meningkatkan dan mengembangkan kefektifan pembelajaran, maka
penentuan teknik pengambilan sampel penelitian yang digunakan adalah purposive sampling
(sampling sebagai tujuan). Adapun yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah siswa
kelas IIA SD Islam As-Salam Malang Kecamatan Sukun, dengan jumlah siswa sebanyak 24
siswa dengan kharakter siswa yang beragam.
B. Instrumen dan Prosedur Pengumpulan Data
Instrument dalam penelitian ini adalah peneliti ini adalah.
1. Kisi-kisi Tes
2. Soal Tes Tulis
3. Lembar Observasi
4. Lembar Wawancara
5. Catatan Lapangan

15
C. Prosedur Penelitian
Hasil pengamatan terhadap fenomena yang terjadi digunakan sebagai titik tolak
terhadap pembahasan suatu masalah, dan mencari masalah mana yang paling urgen sehingga
layak untuk diangkat. Pengamatan ditujukan pada fenomena bahwa dalam proses belajar
mengajar tematik, kebanyakan pengajar tematik mengajarkan prosedur tanpa menjelaskan
mengapa prosedur tersebut digunakan, kurangnya media pembelajaran dan kecenderungnya
guru mengutamakan aspek kognitif domain hafalan.
Sesuai dengan jenisnya, prosedur langkah-langkah pelaksanaan penelitian ini akan
mengikuti prinsip penelitian tindakan kelas yang secara umum dilakukan. Langkah-langkah
yang dimaksud adalah refleksi awal, perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan,
refleksi dan perancangan ulang. Kegiatan lebih lengkap dapat dilihat pada bagan 3.1.
Bagan 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas (diadaptasi dari Eliiot (1991)

Refleksi Awal

Siklus 1

Perencanaan Pelaksanaan Refleksi

Pembenahan - RPP, LKS - Melaksanakan tindakan


miskonsepsi siswa - Materi pada pertemuan 1
dalam - Media dan - Pengamatan tindakan
pembelajaran sumber 1. Pra pembelajaran
materi struktur - Instrumen 2. Saat pembelajaran
daun dan bunga 3. Pasca pembelajaran
beserta fungsinya
Analisis data proses dan
Hasil temuan dan
Belum berhasil hasil tindakan dari
rekomendasi
proses belajar dan hasil
belajar
Siklus 2

Perencanaan Pelaksanaan Refleksi

Pembenahan - RPP, LKS - Melaksanakan tindakan pertemuan 1


dan 2
miskonsepsi siswa - Materi - Pengamatan tindakan
dalam pembelajaran - Media dan sumber 1. Pra pembelajaran
materi struktur daun - Instrument 2. Saat pembelajaran
dan bunga beserta 3. Pasca pembelajaran
fungsinya

Hasil temuan dan Analisis data proses dan


rekomendasi
hasil tindakan dari
proses belajar dan hasil
Berhasil belajar
16

Simpulan
1.Pelaksanaan Tindakan
Menerapkan rencana pembelajaran yang telah dirancang ke dalam proses
pembelajaran yang sesungguhnya.
1. Observasi/Evaluasi Tindakan
a. Mengobservasi/mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran
b. Mencatat hasil observasi/evaluasi yang mencakup kendala-kendala yang dihadapi guru
dan tanggapan siswa dalam proses pembalajaran.
2. Refleksi Tindakan
a. Merinci dan menganalisa keefektifan pembelajaran berdasarkan kendala yang dihadapi
guru, saran guru, tanggapan siswa dan hasil catatan lapangan.
b. Mengidentifikasi permasalahan yang sudah dan belum terpecahkan atau yang muncul
dalam proses pembelajaran.
c. Menentukan tindak lanjut, dengan merencanakan tindakan selanjutnya berdasarkan hasil
refleksi yang dilakuka secara kolaboratif antara peneliti dan guru.
Hasil tes akhir kemudian dibandingkan dengan hasil tes awal, apakah hasilnya
menunjukkan peningkatan atau penurunan.
Selain itu evaluasi juga dilakukan melalui wawancara dengan siswa dan guru dengan
tujuan:
1. Mengidentifikasi pengembangan proses belajar yang dialami siswa dalam arti hal-hal apa
yang sudah benar dan hal-hal apa yang mesih perlu mendapat bimbingan.
2. Mengetahui tanggapan siswa, tentang kelebihan dan kekurangan serta kendala-kendala
yang ditemukan dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran
SMART.
3. Mengetahui tanggapan guru, tentang kelebihan dan kekurangan serta kendala-kendala
yang ditemukan dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran
SMART.
D. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan maksud agar bisa mendapatkan
data yang benar-benar valid. Teknik pengolahan data pada penelitian ini dijabarkan sebagai
berikut.
1. Penerapan Media Pembelajaran SMART
Penerapan pendekatan inkuiri pada penelitian ini peneliti menggunakan APKG I dan
APKG II, teknik pengilahan data dari hasil APKG I dan APKG II sebagai berikut:
a. Pedoman pengamatan kemampuan guru dalam merancang RPP

17
Pengolahan data untuk lembar pengamatan kemampuan guru dalam merancang RPP
pada penelitian ini dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:
N = nilai yang diperoleh guru
Skor perolehan = skor yang diperoleh dari sejumlah indikator yang
muncul/nampak dalam observasi.
Skor maksimum = jumlah skor keseluruhan dari indikator yang ditetapkan.
Dalam rumus di atas diuraikan bahwa nilai skor yang diperoleh dari tiap-tiap
descriptor yang muncul kemudian dijumlahkan secara menyeluruh skor yang didapat,
sedangkan skor maksimal adalah skor jumlah keseluruhan kemampuan penilaian semua
descriptor dikalikan empat, yaitu nilai tertinggi tiap decriptor sehingga ditemukan bahwa
skor maksimal untuk penilaian APKG adalah 64.
Tabel 3.1 Skala penilaian pada masing-masing descriptor APKG I
Penjelasan Pelaksanaan dalam
Skala Nilai
Pembelajaran
Satu skor deskriptor nampak 1
Dua skor deskriptor nampak 2
Tiga skor deskriptor nampak 3
Empat skor deskriptor nampak 4

b. Pedoman pengamatan kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran


Penelitian pada lembar pengamatan untuk kemampuan guru dalam pelaksanaan
pembelajaran menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:
N = nilai yang diperoleh guru
Skor perolehan = skor yang diperoleh dari sejumlah indikator yang
muncul/nampak dalam observasi
Skor maksimum = jumlah skor keseluruhan dai indikator yang ditetapkan.
Dari rumus di atas dapat diuraikan bahwa skor nilai adalah skor yang diperoleh dari
tiap-tiap deskriptor yang muncul kemudian dijumlahkan secara menyeluruh skor yang
didapat, dari jumlah skor yang didapat dibagi 44 dan dikali 100%. Untuk mencari jumlah
skor yang dicapai, skala bisa dilihat pada tabel 3.2 berikut
Tabel 3.2 skala penilaian pelaksanaan dalam pembelajaran

18
Penjelasan Pelaksanaan dalam
Skala Nilai
Pembelajaran
Jika tidak ada deskriptor tampak/teramati 0
Jika satu deskriptor tampak/teramati 1
Jika dua deskriptor tampak/teramati 2
Jika tiga deskriptor tampak/teramati 3
Jika empat deskriptor tampak/teramati 4

E. Analisis Data
Analisis data dilakukan secara kualitatif deskriptif pada tahap refleksi, sehingga dari
hasil analisis ini dapat diperoleh alternatif solusi untuk menentukan rencana tindakan yang
akan diterapkan pada siklus penelitian tindakan selanjutnya. Pelaksanaan analisis data
dilakukan melalui kolaborasi antara peneliti bersama guru.
Analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai
sumber selama peneliti melaksanakan penelitian, misalnya dari observasi, wawancara, dan
tes. Data-data tersebut dibaca, dipelajari, dan ditelaah. Langkah berikutnya mengadakan
reduksi data yang dilakukan dengan cara membuat rangkuman inti, proses, dan pernyataan-
pernyataan, kemudian dilanjutkan dengan tahap penafsiran dan permaknaan.
Tujuan analisis dalam PTK adalah untuk memperoleh kepastian apakah terjadi
perbaikan, peningkatan atau perubahan sebagaimana yang diharapkan, bukan untuk membuat
generalisasi atau pengujian teori.
1. Media Pembelajaran SMART
Analisis data hasil observasi kemampuan guru dalam membuat RPP dan kemampuan guru
dalam pelaksaan pembelajaran sebagai berikut:
a. Analisis data observasi kemampuan guru dalam merancang RPP
Menentukan kualifikasi keberhasilan menurut Wiyono (2003: 115) yaitu dari kriteria 1).
Apabila mendapat skor nilai ≥70 dianggap berhasil, 2). Apabila mendapat skor nilai <70
dianggap tidak berhasil. Adapun kategori pemerolehan skor nilai yang dicapai dapat dilihat
pada table 3.3 berikut.
Table 3.3 Interpretasi Data (Nilai)
Skala Penilaian Kualifikasi Kategori
81-100 A Sangat baik
61-80 B Baik
41-60 C Cukup baik
21-40 D Kurang
1-20 E Sangat kurang

b. Analisis data observasi kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran.

19
Menentukan kualifikasi keberhasilan menurut Wiyono (2003:115) yaitu dari kriteria: 1)
apabila skor nilai yang diperoleh sekurang-kurangnya 70% mendapat skor nilai >70
dianggap berhasil, 2) apabila skor nilai yang diperoleh paling tinggi 70% atau mendapat
<70 dianggap tidak berhasil.
Table 3.4 Interpretasi Data (Nilai)
Skala Penilaian Kualifikasi Kategori
81-100 A Sangat baik
61-80 B Baik
41-60 C Cukup baik
21-40 D Kurang
1-20 E Sangat kurang

2. Analisis Data
Analisa data menggunakan Pedoman sebagai berikut :
1. Pedoman analisa data pembenahan misknsepsi pada siswa
No. Indikator Penelitian Bobot Skor Skor maksimal
1. Pengamatan 25 3
2. Ketrampilan 25 3
3. Ketelitian 25 3
4. Menyimpulkan 25 3
Jumlah 100 12

Keterangan :
Skor masing-masing aspek dari indikator : 0-3 ( A:3 B:2 C:1 K:0 )
Nilai hasil belajar yang dicapai siswa dihitung dengan rumus :
Jumlah skor yangh dicapai siswa masing-masing aspek
X 100%
Jumlah skor X bobot maksimal

F. Pengecekan keabsahan data


Pengecekan keabsahan data menurut Selvernar ( 1995 :156 ) ada dua cara :
a. Membandingkan jenis data yang berada yang berbeda, baik secara kualitatif maupun
kuanlitatif
b. Mencocokan kembali data yang diperoleh kepada subyek peneliti , cara ini disebut
validasi responden.
Kedua cara ini dipakai oleh peneliti untuk memperkuat penulisan silang pada teman
atau guru kelas yang bertindak sebagai kalaborator, untuk mengklasifikasi kembali kepada
subyek , meninjau ulang, catatan lapangan, sehingga data tersebut tidak meragukan lagi untuk
di analisis.

20
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas berupa paparan data, paparan data adalah proses
penjelasan secara berurutan, data dalam penelitian tindakan ini diawali dari hasil observasi
terhadap pembelajaran (pra tindakan), kemudian dilakukan analisis reflektif untuk
menentukan rencana tindakan guna memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya. Adapun
data tentang hasil observasi awal dan analisis reflektifnya, serta hasil dan analisis reflektif
tiap tindakan selanjutnya dipaparkan sebagai berikut.
1. Observasi Awal (Pra-Tindakan)
Kegiatan guru selama pembelajaran berdasarkan hasil catatan lapangan dan hasil
observasi adalah guru mendominasi pembelajaran dengan kegiatan menjelaskan dan
menuliskan hal-hal yang dipelajari oleh siswa di papan tulis serta tidak memberi kesempatan
kepada siswa untuk menanggapi hal-hal yang dipelajarinya.
Dari hasil wawancara dengan guru, ada beberapa alasan sehingga guru memilih
menerapkan pendekatan pemebalajaran seperti yang telah berlangsung. Alasan itu adalah
terlalu banyaknya jumlah siswa yang ada pada kelas itu (24 siswa), dengan metode
menjelaskan dan pengamatan siswa tidak mudah lupa dan bingung, bagi guru tidak banyak
menyita waktu.
a. Pengembangan Kegiatan Pembelajaran
(1) Paparan Kegiatan Siswa dan Guru
Gambaran kegiatan yang diperoleh dari hasil observasi selama pembelajaran, sebagai
berikut.
1. Siswa cenderung kurang memperhatikan penjelasan dari guru, hanya ada beberapa siswa
yang memperhatikan penjelasan guru, sebagian berbicara sendiri, dan sisanya melakukan
aktivitas lain.
2. Kemudian guru membuat perjanjian kepada siswa, bagi kelompok siswa yang tidak
ramai akan mendapat tambahan poin, bagi yang ramai akan dikurangi poinnya.
3. Dalam pembelajaran, siswa hanya mendengar dan mencatat keterangan dari guru.
Mereka kurang aktif bertanya dan mengemukakan pendapat.
Dari hasil catatan lapangan, dapat dipaparkan beberapa faktor yang menyebabkan
besarnya angka kegiatan siswa di luar kegiatan pembelajaran, antara lain:

21
1. Beragamnya kharakter anak dalam satu kelas, khususnya kelas IIA. Dalam satu kelas
terdapat 24 siswa.
2. Adanya anggapan yang mengatakan bahwa dengan memusatkan pelajaran guru, siswa
mudah diatur, kelas mudah dikelola. Jadi Guru mendominasi pembelajaran dengan
kegiatan menjelaskan, sedangkan siswa mencatat dan tidak diberi kesempatan untuk
menjelaskan hasil kegiatannya,
Hal ini menyebabkan siswa kurang termotivasi untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran, sehingga membuka peluang bagi siswa untuk melakukan kegiatan di luar
pembelajaran.

B. Siklus 1
Pendahuluan
Pertemuan pertama diawali dengan guru memberikan salam kepada para siswa,
mengabsen siswa, serta menginformasikan kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertemuan
kali ini.
Sebelum kegiatan inti, guru melakukan apersepsi atau menggali pengetahuan dan
pengalaman siswa terkait daun dan bunga dengan bertanya seputar permainan tradisional,
perkalian, dan bangun datar.
Selanjutnya guru mengajak siswa melakukan tanya jawab tentang hubungan konsep
penjumlahan dan perkalian dan menjelaskan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran
serta manfaat yang akan diperoleh oleh siswa.
Kemudian guru menjelaskan kegiatan dan langkah-langkah yang akan dilakukan
dalam pembelajaran, “Anak-anak, hari ini kita akan belajar tentang penjumlahan dan
perkalian, permainan tradisional, tata tertib ketika bermain dengan teman, dan bangun datar.
Setelah pembelajaran, kita akan bermain salah satu permainan tradisional.
Untuk lebih memeriahkan suasana belajar serta meningkatkan gairah ketertarikan
siswa akan topik yang akan dibahas pada kegiatan inti, guru membawa media pembelajaran
SMART. Siswa diajak tanya jawab tentang perkalian dan permainan tradisional, hal ini
dilakukan untuk menggali pengetahuan siswa.

22
Gambar 4.1 Guru melakukan apersepsi kepada siswa dengan cara tanya jawab

4.2 Siswa mencoba menyelesaikan soal perkalian melalui konsep penjumlahan


Interaksi guru dan siswa tampak berkembang selama aktifitas pembelajaran
berlangsung. Hal ini terlihat pada saat guru memberi kesempatan bertanya pada siswa dan
jika muncul pertanyaan dari siswa, guru melempar pertanyaan itu kepada siswa lain, baru
guru memberikan penjelasan.
Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti guru mengawali dengan menjelaskan materi pembelajaran yang
akan dibahas pada pertemuan hari ini. Selanjutnya siswa dibagi beberapa kelompok dan
mengerjakan puzzle SMART dengan ketentuan waktu 20 menit. Siswa menyusun puzzle
SMART dengan semangat. Guru mengawasi prilaku belajar siswa dan melakukan penilaian
proses.

23
Gambar 4.3 Siswa secara berkelompok mengerjakan puzzle SMART

4.4 ekspresi senang karena berhasil menyusun puzle SMART

Setelah hasil kerja kelompok selesai, Perwakilan setiap kelompok untuk membacakan
hasil penelitian secara bergantian. Dan setiap kelompok menanggapi hasil kerja kelompok
lain. Dari hasil kerja kelompok ini diketahui bahwa siswa dapat memahami materi tema 2.

4.5 Perwakilan kelompok membacakan hasil pengamatan. Setelah persentasi perkelompok,


siswa mengamati permainan tradisional yang ada di media pembelajaran SMART.

24
4.6 siswa beramain ular naga panjangnya
Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir, siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari hari ini. Siswa
diberi kempatan untuk bertanya, kemudian mengerjakan soal evaluasi untuk mengetahui
tingkat pemahaman setelah pembelajaran diberikan.

Gambar 4.7 Guru mengawasi siswa Kelas yang mengerjakan evaluasi pembelajaran

25
Kemudian guru memberi kesempatan pada siswa untuk berkomentar (tentang kritik
saran, atau pujian) terhadap kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung..
Selain itu guru juga memberi motivasi internal kepada siswa (menyampaikan manfaat
materi dalam terapan sehari-hari), dapat pula motivasi eksternal sebagai pendamping (pujian
karena sudah menjawab pertanyaan dengan baik).
Salah satu cara yang dilakukan guru dalam memberikan motivasi adalah dengan
memberikan stiker bagi yang mau bertanya bila kurang jelas, menjawab pertanyaan guru
dengan tepat, dan yang memperhatikan saat guru memberikan penjelasan.

5. Observasi/evaluasi
Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan pemecahan masalah
selama proses pembelajaran inovatif dengan menggunakan lembar observasi yang telah
dibuat. Kegiatan yang diamati yaitu observasi terhadap tindakan guru dalam melaksanakan
pemecahan masalah dengan pembelajaran inovatif, observasi terhadap aktivitas siswa selama
pembelajaran yang meliputi keberanian, keaktifan dan kerjasama siswa.
a. Observasi siklus I
Observasi pada siklus I pertemuan kedua ini dilaksanakan selama proses pembelajaran
meliputi keaktifan, kerjasama, dan keberanian siswa dengan menggunakan skala penilaian
(baik: A, Cukup:B, Kurang: C). Hasil observasi sebagai berikut.

Tabel 4.1 Hasil Observasi Terhadap Proses Pembelajaran Siklus I


PENILAIAN PROSES
ASPEK YANG DINILAI
NAMA SISWA
NO KEAKTIFAN KERJASAMA KEBERANIAN
A B C A B C A B C
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 AR V V V
2 ANL V V V
3 AS V V V
4 AA V V V
5 BS V V V
6 FA V V V
7 FAK V V V
8 H V V V
9 IAI V V V
10 KR V V V
11 MRFAFP - - - - - - - - -
12 MH V V V
13 MENR V V V
14 NM V V V
15 RM V V V
16 RZ V V V
17 RG V V V
18 SS V V V
19 TJ V V V

26
20 WY V V V
21 YZA V V V
22 ZM V V V
23 ZNR V V V
24 ZSA V V V
Jumlah 17 6 16 7 17 6

Dari tabel di atas maka dapat dideskripsikan bahwa keaktifan siswa yang mendapat
nilai A sebanyak 17 siswa, nilai B 6 siswa, dan tidak ada siswa yang mendapat nilai C, serta
satu siswa tidak masuk sekolah pada hari itu. Keaktifan yang dinilai selama proses
pembelajaran meliputi aktif menjawab pertanyaan guru, aktif dalam berdiskusi,
mempresentasikan, mengikuti permainan. Hasil dari keaktifan akan dianalisis dengan
menggunakan presentase skor pada tiap-tiap indikator dijumlahkan yang disebut total skor
perolehan dan dihitung rata-rata pada pembahasan.
Kemudian kerjasama siswa yang mendapat nilai A ada 16 siswa, B 7 siswa, dan tidak
ada siswa yang mendapat nilai C, serta satu siswa tidak masuk sekolah pada hari itu.
Kerjasama yang dinilai selama pembelajaran meliputi kerjasama dalam mengerjakan puzzle,
kerjasama dalam permainan.
Terkait beberanian, siswa yang mendapat nilai A sebanyak 17 siswa, nilai B 6 siswa,
dan tidak ada siswa yang mendapat nilai C, serta satu siswa tidak masuk sekolah pada hari
itu. Keberanian yang dinilai meliputi berani mengungkapkan gagasan dan pendapat, berai
mempresentasikan, berani menjawab pertanyaan, berani mengikuti permainan.

b. Evaluasi siklus I
Evaluasi pada siklus II dilaksanakan melalui tes yang merupakan hasil belajar siswa
dengan SKM≥60. Adapun hasil belajar siswa sebagai berikut.
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Pretest dan Postest
NILAI
NAMA NILAI
NO KETUNTASAN POSTEST KETUNTASAN
SISWA PRETEST
1 2 3 4 5 6
1 AR 30 BELUM TUNTAS 77 TUNTAS
2 ANL 84 TUNTAS 88 TUNTAS
3 AS 38 BELUM TUNTAS 78 TUNTAS
4 AA 30 BELUM TUNTAS 30 BELUM TUNTAS
5 BS 95 TUNTAS 88 TUNTAS
6 FA 92 TUNTAS 96 TUNTAS
7 FAK 30 BELUM TUNTAS 40 BELUM TUNTAS
8 H 30 BELUM TUNTAS 39 BELUM TUNTAS
9 IAI 30 BELUM TUNTAS 76 TUNTAS
10 KR 71 TUNTAS 77 TUNTAS
11 MRFAFP 72 TUNTAS - -

27
12 MH 55 BELUM TUNTAS 57 BELUM TUNTAS
13 MENR 30 BELUM TUNTAS 66 TUNTAS
14 NM 91 TUNTAS 96 TUNTAS
15 RM - - 68 TUNTAS
16 RZ 92 TUNTAS 77 TUNTAS
17 RG 30 BELUM TUNTAS 40 BELUM TUNTAS
18 SS 30 BELUM TUNTAS 98 TUNTAS
19 TJ 97 TUNTAS 98 TUNTAS
20 WY 53 BELUM TUNTAS 86 TUNTAS
21 YZA 30 BELUM TUNTAS 96 TUNTAS
22 ZM 77 TUNTAS 94 TUNTAS
23 ZNR 75 TUNTAS 55 BELUM TUNTAS
24 ZSA 72 TUNTAS 90 TUNTAS
Rata-rata 58 BELUM TUNTAS 74

Dari tabel di atas maka dapat dideskripsikan bahwa pada pretest siswa mengerjakan
soal berupa soal esai sebanyak 4 soal. Hasil rata-rata dari mengerjakan postest yaitu 54. Dari
hasil tersebut ada siswa yang tuntas dalam belajar sebanyak 11 siswa sedangkan siswa yang
tidak tuntas dalam belajar sebanyak 13 siswa. Dan ada satu siswa yang tidak masuk sekolah
pada hari itu.
Pada postest setelah menggunakan Media SMART, siswa mengerjakan soal yang sama.
Hasil rata-rata dari mengerjakan postest yaitu 74. Dari hasil tersebut ada siswa yang tuntas
dalam belajar sebanyak 17 siswa sedangkan siswa yang tidak tuntas dalam belajar sebanyak 6
siswa. Dan ada satu siswa yang tidak masuk sekolah pada hari itu.

5. Refleksi
Refleksi digunakan untuk mengetahui keberhasilan praktikan dalam melaksanakan
siklus bisa lebih baik. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil siklus I diketahui bahwa
pelaksanaan pemecahan masalah dengan pembelajaran inovatif yaitu dengan pendekatan
inkuiri untuk membenahi pembelajaran. Adapun kekurangan yang harus diperbaiki sebagai
berikut.
a. Siswa yang aktif hanya tertentu saja/masih ada siswa yang pasif dalam menanggapi
pertanyaan.
b. Guru kesulitan mengatur waktu.
c. Dalam pelaksanaan diskusi kelompok masih didominasi siswa tertentu saja.

28
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan Media Pembelajaran SMART
untuk pembelajaran tematik tema 2 kelas II SD yang meliputi perkalian, permainan
tradisional, tata tertib atau atau aturan bermain bersama teman, dan bermain permainan
tradisional bersama teman mengalami peningkatan dalam hal motivasi dan hasil belajar.
Penelitian Media Pembelajaran SMART yang dilakukan peneliti dengan cara
menerapkan langkah-langkah yang telah ditetapkan. Pada tahap merumuskan masalah guru
menciptakan masalah, melihat pentingnya masalah, dan merumuskan masalah. Pada tahap
mengembangkan hipotesis, siswa menguji dan menggolongkan data yang diperoleh, melihat
dan merumuskan hubungan yang ada, dan merumuskan hipotesis. Pada tahap menguji
jawaban tentatif, siswa dituntut untuk merakit peristiwa yang terdiri dari mengidentifikasi
peristiwa yang dibutuhkan, mengumpulkan data, dan mengevaluasi data, kemudian
menyusun data, dan analisis data yang terdiri dari melihat hubungan, mencatat persamaan dan
perbedaan.
B. SARAN
Dalam rangka menindaklanjuti penerapan media SMART melalui penelitian tindakan
kelas, berikut ini dikemukakan beberapa saran yang mungkin dapat menjadi bahan
pertimbangan bagi-bagi pihak-pihak yang terkait.
1. Bagi guru SD
a. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran tematik di SD dan untuk meingkatkan
keprofesionalan, diharapkan guru mau dan berani mencoba membuat atau menggunakan
media pembelajaran
b. Dalam upaya meningkatkan pembelajaran di kelas, sebaiknya guru senantiasa
merefleksikan diri terhadap kegiatan pembelajaran yang dikembangkan.
2. Bagi Sekolah
a. Untuk mendukung kegiatan belajar mengajar hendaknya sekolah memberi motivasi
fasilitas guru dalam mengembangkan diri
b. Demi kelancaran proses belajar mengajar sekolah memberikan kemudahan dalam
memperbanyak media pembelajaran agar tercipta iklim yang kondusif demi kebaikan
bersama.

29
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2006. Bunga Rampai Keberhasilan Guru dalam Pembelajaran (SMA, SMK, dan
SLB). Jakarta: Depdiknas.
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara
Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Cet. XV). Bandung: PT.
Ramaja Rosdakarya.
Uno, Hamzah B., Abdul Karim Rauf, dan Najamuddin Petta Solong. 2008. Pengantar Teori
Belajar dan Pembelajaran. (Cet. II). Gorontalo: Nurul Jannah.
Usman, Moh Uzer dan Lilis Setiawati. 2001. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wahidmurni, Alifin Mustikawan, dan Ali Ridho. 2010. Evaluasi Pembelajaran: Kompetensi
dan Praktik. Yogyakarta: Nuha Letera.
http://dirman-djahura.blogspot.com/
http://sisilainpendidikanindonesia.blogspot.com

30
PENDIDIK YANG SUKA MENULIS
Berpengalaman mendidik dan mengelola kurikulum pendidikan. Penulis yang memiliki
beberapa buku dan pernah dimuat media nasional. Perempuan yang memiliki ketrampilan
manajer, kesenangan di bidang pendidikan, psikologi, bisnis, kesehatan, dan motivasi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama Lengkap : Fauziah Rachmawati, S.Pd


2. Tempat dan Tanggal Lahir : Malang, 22 September 1985
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Hobi : Membaca, menulis, nonton film, travelling,
dan nge-blog

5. E-mail : duniazie@gmail.com
6. Blog : www.zie-eduactivity.blogspot.com
7. Motto : Pertama, beda, terbaik
8. HP/Telepon : 085649505617/03419271753
Sarjana pendidikan yang mempunyai pengalaman organisasi, memiliki
kemampuan team management tinggi, memiliki kemauan belajar tinggi, mudah
beradaptasi dengan lingkungann baru, dan memiliki kemampuan bersosialisai yang
tinggi.
9. Riwayat Pendidikan :
Tingkat Tempat Tahun IPk
SD SDN Sumberpucung 06 1992-1998
SMP SMPN II Sumberpucung 1998-2001
SMA SMAN I Kepanjen 2001-2004
D-II Universitas Negeri Malang 2004-2007 3.72
S-I Universitas Negeri Malang 2007-2010 3.54
10. Riwayat Pekerjaan
No. Pekerjaan Tahun
1. Guru Privat Semua Mata Pelajaran SD 2004-sekarang
2. Guru SDN Sumberpucung VII 2007-2009
3. Guru SD Islam As-Salam 2010-sekarang
4. Guru menulis di Klub Penulis Cilik Kota 2013-sekarang
Malang
11. Pengalaman Organisasi
No. Nama Organisasi Jabatan Tahun
1. SKI Jurusan KSDP Universitas Negeri Malang Wakil Ketua 2004-2005
(Salam)
2. Forum Lingkar Pena (FLP) Universitas Negeri Ketua 2007-2008

31
Malang
3. Aliansi Masyarakat Miskin Malang Sekretaris 2008-2009
4. Forum Penulis Kota Malang Anggota 2008-2010
5. Forum Lingkar Pena (FLP) Malang Divisi 2009-2010
Kaderisasi
6. Forum Lingkar Pena (FLP) Cabang Malang Ketua 2010-2013
7. Ikatan Alumni Pendidikan Guru Sekolah Dasar Ketua 2010 - 2011
Universitas Negeri Malang (IKA PGSD UM)

Pendidik yang mempunyai hobi menulis dan melakukan penelitian. Memiliki


kesenangan di bidang pendidikan, psikologi, bisnis,kesehatan, dan motivasi

12. Pengalaman dalam Bidang Penelitian :


No Judul Penelitian Tahun Keterangan
1 Hubungan Pengetahuan Teoritis Dan Intervensi 2008 Juara I Lomba KKTM tk
Pendidikan Seks Bagi Penyandang Autis Fakultas untuk MABA
2 Hubungan Pengetahuan Teoritis dan Intervensi 2008 Juara III Lomba KKTM tk
Pendidikan Seks bagi Penyandang Autis Universitas untuk MABA
3 Strategi Pembelajaran Pendidikan Seks Anak 2008 Juara I Lomba KKTM Tk
Autis Di Sekolah Autis Universitas
4 Strategi Pembelajaran Pendidikan Seks Remaja 2008 Juara II Lomba KKTM Tk Wil C
Autis Di Tingkat Sekolah Dasar (Jatim, Madura, NTT, NTB)
5 Strategi Pembelajaran Pendidikan Seks Remaja 2008 Finalis dalam Pekan Ilmiah
Autis Di Tingkat Sekolah Dasar Mahasiswa Nasional (PIMNAS)
6 Pengembangan Soft Skills Emosional, Spiritual, 2008 10 Besar PKMI didanai DIKTI
Intelektual pada Pembelajaran di Sekolah Dasar 2008
(SD)
7 Menguak Rahasia Keistimewaan Jahe sebagai 2009 Juara I Lomba Musabaqah Karya
Minuman Penghuni Surga Tulis al-Qur’an (MKTQ) se-
Universitas Negeri Malang Raya
2009
8 Desain Lembaga Manajemen Hak Kekayaan 2009 10 Besar Lomba Lustrum
Intelektual (HKI) “Cakap Kreatif Berwawasan UNESA
Global” (Cakrawala) untuk Pengabadian dan
Apresiasi Jejak Karya Mahasiswa
9. Intervensi Pendidikan Seks untuk Anak Autis 2011 Juara II Pemuda Pelopor bidang
Berbasis Kharakter BIA (Basic Intermediate dan Pendidikan Kota Malang
Advance)
10 Anak: Guru Sepanjang Masa Bagiku 2012 Juara III Short Memoir Writing
Contest yang diadakan oleh
Yayasan Putera Sampoerna
(www.siswabangsa.org)

32
11 Bintang & Rembulan: Sebagai Upaya 2013 Juara I kriteria Pilihan Juri
Meningkatkan Kreatifitas Anak Lomba Menulis Guru Mizan

13. Pengalaman dalam Bidang Menulis Fiksi


No. Judul Tahun Keterangan
1. Selubung Dosa 2006 Juara I Lomba Tingkat Regional Universitas
Menelingkup Nurani Negeri Malang dalam rangka Bulan bahasa
2. Menganyam Duka 2007 10 Terbaik Kategori Mahasiswa/Umum Lomba
Pentas Cerpen Islami Universitas Brawijaya (2007)
3. Kabut Bercahaya dari 2007 13 Cerpen Terpilih tingkat Universitas Negeri
Inkubator Malang

14. Pengalaman dalam Bidang Menulis di Media


No Judul Tulisan Tahun Media
1 Cerpen Anak: Pesawat Dino 2008 Malang Pos
2 Cerpen Anak: Kupu-Kupu Tanpa Suara 2008 Malang Pos
3 Cerpen: Dalam Pasungan Setan September 2008 Komunikasi
4 Forum Guru: Maksimalkan Kerja Otak Murid Oktober 2008 Komunikasi
Anda
5 Cerpen: Virtual Love November 2008 Sais
6 Essay: Malu yang Tak Memalukan Februari 2009 Sais
7 Essay: IQ vs EQ: Manakah yang Lebih Mei 2009 Koran Pendidikan
Berpengaruh bagi Kecerdasan?
8 Cerpen: Kemelut yang Tak Berujung Juli 2009 Malang Pos
9 Forum Guru: Pemanfaatan Permainan Desember 2009 Komunikasi
Tradisional dalam Pembelajaran
10. Pentingnya Emosional, Spiritual, dan Maret 2010 Komunikasi
Intelektual (ESI) bagi Pendidikan di Indonesia
11. Desain Lembaga Manajemen HKI Untuk Maret 2010 Komunikasi
Pengabadian Dan Apresiasi Jejak Karya
Mahasiswa Universitas Negeri Malang
12. Laung Mudigah 16 Mei 2010 Surabaya Post
13. Jangan Takut Memberi Juni 2010 Intisari Mind Body &
Soul
14. Obat Herbal Gantikan Obat Kimia 10 Agustus 2010 Jawa Pos
15. Tes Sidik Jari Pengganti Tes IQ 8 Desember 2010 Republika
16. ’Pasaran’ dan Pengembangan Multiple 16 Februari 2011 Koran Pendidikan
Intelengence
17. Alkah Mei 2011 Malang Pos

33
18. Penggunaan Metaphor untuk Memulai 22 September 2011 Koran Pendidikan
Pelajaran
19. Pentingnya Tes Mata Sejak Dini 2013 Jawa Pos

15. Buku yang telah Terbit


No. Judul Buku Jenis Penerbit Tahun ISBN
Terbit
1. Aku Ingin Antologi Cerpen Forum Aulia Press 2008
Melukis Lingkar Pena (FLP) UM
Wajahmu
2. Merangkai Antologi Kisah Forum FLP Jawa 2010
Mimpi Lingkar Pena (FLP) Jawa Timur
Timur
3. Lentera Antologi Cerpen Forum Indie 2010
Penulis Kota Malang
(FPKM)
4. Indonesia Nonfiksi 2011
Menulis
5. Masa Kecil Proyek Nulis Buku Bareng- PNBB 2011
yang Tak Bareng
Terlupakan
6. Surat Cinta Proyek Nulis Buku Bareng- PNBB 2012
untuk SBY Bareng
7. Menebus Dosa Cerpen Pilihan majalah UM Press 2012 9789793984742
di Negeri Komunikasi Universitas
Celaka. Negeri Malang,
8. Ada Kisah di Proyek FLP Malang Ide Kreativa 2012 978-602-18126-
Setiap Jejak 1-7

9. Pendidikan Non fiksi Elexmedia 2012 9786020030074


Seks untuk Komputindo
Anak Autis
10. Perempuan Fiksi Ide Kreativa 2012 978-602-18126-
Merah Lelaki 3-1
Haru
11. Mesir, Pesona Non Fiksi (Antologi) Halaman 2014 978–602-269-
dan Tragedi Muoeka 063-4
(Antologi) Publishing
12. Ilusi Malahayu Fiksi FLP 2015 978602161461
Publishing

16. Pengalaman menjadi pemateri dan juri


No. Waktu Tempat Materi
1. Ramadhan SMPN 2 Sumberpucung ESQ, Who Am I, dll
2007
2. Ramadhan SMPN 2 Sumberpucung ESQ, Who Am I, dll
2008
3. Ramadhan Universitas Brawijaya Juri Lomba cerpen
2008
4. 2008 Indosat, SMAN III Malang, Juri Lomba Resensi
dan FLP

34
5. Ramadhan Universitas Brawijaya Juri Lomba Cerpen SERASI (Semarak
2009 Ramadhan Islami)
6. 2009 KAMMI UM Pemateri Trik Jitu Nulis Essay dan
sharing kepenulisan
7. 11 April 2010 FLP, Eramedia Teknik Penulisan Cerpen
8. 20-21 April SMA Taruna Probolinggo Be Excelent Student
2010
9. 25 April 2010 KAMMI UM Pelatihan Penulisan Cerpen dan Sharing
Kepenulisan
10. 19 Juni 2010 MA Ma’arif Singosari Pelatihan Penulisan NORI (Novel
remaja Islami)
11. 25 September KAMMI UM Juri Lomba Cerpen Islami
2010
12. 25 Oktober FLP Pamekasan Juri Lomba Cerpen dan Puisi FLP
2010 Pamekasan
13. 18 Desember HMJ Bisnis Hukum dan Pemateri “Jenis Tulisan di Media Massa
2010 Syariah UIN Malang dan Teknik Pembuatannya”

14. 21 Desember Akademi Farmasi Yayasan Pemateri Menulis Artikel itu Mudah
2010 Putra Indonesia Malang
Jl. Barito 5 Malang
15. 13 Februari Lembaga Qur’anic Centre Juri Essay Competition SMP & SMA
2011 se-Malang Raya (Strawberry Cream
Fair)
16. 13 Februari Universitas Negeri Balitar Pemateri Tips-Trik Memenangkan
2011 (UNISBA) Lomba dan Tembus Media
17. 10 April 2011 SMK Putra Indonesia Juri dan pemateri cerpen se-Malang
Malang Raya dalam acara PIM’s Creative
Writing
18. April 2011 SMAN 3 Malang Moderator Asma Nadia
19. 12, 19, dan 21 SMAN 4 Malang Pemateri Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Mei 2011 Remaja
20. Juli 2011 Fakultas Kedokteran Juri Lomba Cerpen
Universitas Negeri Jember
Data 2012 dan awal 2013 belum terekam
21. 2013 Klub Penulis Cilik Pemateri (2 minggu sekali)
22. November Fakultas Kedokteran Juri Lomba Cerpen
2013 Universitas Brawijaya
23. November Brawijaya Mengajar feat Juri Lomba Cerpen
2013 Indonesia Mengajar
24. Desember 2013 Fakultas Kedokteran Hewan Juri Lomba Cerpen dan Puisi
Brawijaya
24. April 2014 FORDI MAPELAR Juri Lomba Puisi
Universitas Brawijaya

Demikian daftar riwayat hidup saya buat dengan sebenarnya, apabila dikemudian hari
ada yang tidak benar maka saya bersedia menerima sangsinya.
Malang, Mei 2015

Fauziah Rachmawati

35

Anda mungkin juga menyukai