Anda di halaman 1dari 18

RESUME MATERI DIKLAT

Mengenal Karakteristik Peserta Didik di Era Kurikulum Merdeka


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Diklat
Dosen pengampu: Deden Heryanto, M.pd.

Oleh:

R. M. Hikam Usman Ma’mun (2021.03.020)

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


STAI (SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM) AL-FALAH
CICALENGKA-BANDUNG
2023
A. Mengenal Karakteristik Peserta Didik Di Era Kurikulum Merdekaan
Narasumber: Arfilia Ahad Dori, M.Psi,,. Psikolog
Resume Materi:
Dunia Pendidikan di era abad 21 menghadapi beberapa Tantangan
diantaranya:
1. Mode belajar yang baru. Diharuskan adanya teknologi. Seperti ketika adanya
wabah di haruskan onlen
2. Banyak pekerjaan yang hilang dan tergantinya pekerjaan yang baru
3. Tunjangan antar daerah. Mungkin di kota mudah akan tetapi nasib yang di
kampung
4. Tantangannya juga merembet ke orang tua dan guru harus mengefaluasi yang
efektif
Cara menghadapi tantangagan cara harus mengembangkan pembelajaran
yang baru Karna zaman semakin bubah kita sebagai pelajar harus bisa
menghadapi perubahan zaman ini.
Kurikulum merdeka mendukung perkembangan pendidik secara
menyuluruh. belajar tidak hanya di sekolah bisa juga di lingkungan masyarakat
atau di tempat” yang bisa menghasilkan ilmu yang bermanfaat
Lalu yang harus di lakukan adalah:
1. Mengembangkan model pembelajaran yang baru. Karna dengan
mengidentifikasi pembelajaran ada materi lama di tambah meteri baru,
anak akan offerlot
2. Kurikulumnya harus sesuai .
3. Mengembangkan pembelajaran yang sepadan
4. Mendukung peserta secara keseluruhan terbagi 2 : Aspek social dan
aspek ritual
5. Pembelajaran beroerientasi berjangka panjang
Proses belajar itu bukan hanya di sekolah saja akan tetapi di lingkungan
masyarakat juga bisa atau di tempat” yang bisa menghasilkan ilmu yang
bermanfaat dan pendidikan individual. Kurikulum yang terdahulu itu harus di
update untuk mengikuti perkembangan zaman maka dari itu kurikulum yang
terdahulu itu dirubah dengan kurikulum yang sekarang.
Ada empat Pilar pendidikan yaitu:
1. Perlu memahami yang penting dan dasar seperti b. inggris dll
2. Literasi digital. Memang anak itu lebih mengerti teknologi akan tetapi
kita harus mengajarkan bagaman menyaring informasi (hoax atau real)
3. Keterampilan hidup dan bekerja. Memang ia lebih bisa tapi apakah ia
bisa memperotek dirinya dari sesuatu itu spertri mental dan emosi atau
yang lainnya.
4. Kewargaanegaraan. Sejauh mana ia berkontribusi kepada masyarakat
sekitar.
Belajar melakukan
1. Berpikir kritis. Kita jangan hanya menyuruhnya saja akan tetapi kita harus
memberitahu bagaiman caranya
2. Menyelesaikan masalah. Kita harus berfikir bagamana jalan keluarnya
bukan focus pada masalahnya.
3. Mengambil informasi. Sekarang sangat mudah untuk mencari sesuatu, kita
sebagai pengajar harus bisa mengawasi, membingbing dan berinteraksi.
Tujuan dari belajar menjadi, jangan belajar karna nilai akan tetapi belajar
menjadi lebih baik, karna fitrah manusia itu belajar seperti belajar memasak
ingin terus menerus rasa yang terbaik. Belajar bukan kewajiban tetapi
kebutuhan.
Karakteristik siswa berdasarkan usia perkembangan
1. Anak TK : Punya kemampuan berfikir walaupun pertanyaannya remeh
seperti contoh mengapa kucing kakinya 4.
2. Anak SD : Mereka mempunya pertanyaan yang lebih dari TK
3. Anak SMP : Mereka lebih ke emosional seperti kapan ia harus mandi,
makan, ataupun yang lainnya. Maka para pengajar supaya menjaga
emosional mereka .
4. Anak SMA sampai dengan Anak Kuliah : Lebih melebar atau mendalam
seperti proses berbahsa tingkat tinggi berfikir keras, dan mengambil
keputusan.
Karakteristik peserta di abad 21
1. Digital-minded. Pemikirannya cepat, kalau guru tidak bisa menghadiri
kelas siswa langsung berfikir belajar secara online.
2. Lebih cepat belajar. Dulu ketika mati lampu susah belajar, sekarang lebih
mudah.
3. Kretif. Dengan munculnya ide ide siswa berfikir apa yang harus ia buat
4. Optimis. Berani mengeluarkan pendapat ketikta adanya pro kontra.
Akan tetapi karakteristik peserta abad 21 terdapat juga dampak negatifnya
seperti :
1. Menyukai budaya instan. Padahal menghargai proses itu lebih penting
dari pada langsung hasilnya.
2. Kurang memiliki keterampilan hidup. Dikarnakan serba mudah dengan
internet peserta lebih kurang kepada keterampilang
3. Mudah terpengaruh di social terutama di medsos. Dikarnakan banyak
temannya yang mengekpos tentangnya, ia ingin menjadi seperti
temannya.
Kesimpulan dari pemateri “yang belajar bukan hanya anak saja, akan tetapi guru
dan orang tuapun harus ikut belajar”
B. Mengenal Kebutuhan Peserta Didik di Era Kurikulum Merdeka oleh : Reva
Narasumber: Rensila Iasha S.Pd., Gr., M.Pd (Guru dan Praktisi Pendidikan)
Resume Materi
Manusia mempunai empat kebutuhan dasar yaitu:
1. Kasih Sayang dan Rasa diterima (Love & Belonging)
2. Kekuasaan (Power)
3. Bertahan Hidup (Survival)
4. Kesenangan (Fun) Kebebasan (Freedom)
Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate
Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat
mengkategorikan kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek:
1. Kesiapan belajar (readiness) Peserta Didik adalah kapasitas untuk
mempelajari materi, konsep, atau keterampilan baru.
2. Minat Peserta didik Minat Peserta Didik merupakan suatu keadaan mental
yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu
yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri.
Strategi Guru Menarik Minat Peserta Didik
1. Menciptakan situasi pembelajaran yang menarik perhatian murid
(misalnya dengan humor, menciptakan kejutan-kejutan, dsb),
2. Menciptakan konteks pembelajaran yang dikaitkan dengan minat
individu murid,
3. Mengkomunikasikan nilai manfaat dari apa yang dipelajari murid,
4. Menciptakan kesempatan-kesempatan belajar di mana murid dapat
memecahkan persoalan
3. Profil Belajar Peserta Didik Mengacu pada cara-cara bagaimana kita sebagai
individu paling baik belajar. Tujuan dari mengidentifikasi atau memetakan
kebutuhan belajar murid
berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid
untuk belajar secara natural dan efisien

Cara Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Peserta Didik


• Mengamati perilaku peserta didik
• Mencari tahu kemampuan awal yang dimiliki oleh peserta didik terkait
dengan topik yang akan dipelajari
• Mendiskusikan kebutuhan peserta didik dengan orang tua atau wali murid
• Melakukan penilaian menentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
• Membaca rapor peserta didik dari kelas mereka sebelumnya
• Menggunakan penilaian diagnostik untuk memastikan bahwa murid telah
berada dalam level yang sesuai
• Mereview dan melakukan refleksi terhadap KBM mengetahui efektivitas
pembelajaran
• Berbicara dengan guru peserta didik sebelumnya
Hal yang Harus Diperhatikan Saat Mengidentifikasi Kebutuhan Peserta Didik:
1. Guru memahami tujuan pembelajaran
2. Asesmen : Pra Asesmen (Pretes, peta konsep, survei, diskusi, bagan TIB);
Asesmen Formatif (daftar ceklist, observasi, test tulis, membuat catatan);
Asesmen sumatif (tes objektif, portofolio)

Pembelajaran Untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Semua Murid


Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal
(common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan
murid.
Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan:
1. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas.
2. Guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya.
3. Guru menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar
dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi.
4. Manajemen kelas yang efektif.
5. Penilaian berkelanjutan.
Sebagai pengajar, kita tentu tahu bahwa peserta didik akan menunjukkan
kinerja yang lebih baik jika tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan
keterampilan dan pemahaman yang mereka miliki sebelumnya (kesiapan
belajar). Lalu jika tugastugas tersebut memicu keingintahuan atau hasrat dalam
diri seorang murid (minat), dan jika tugas itu memberikan kesempatan bagi
mereka untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai (profil belajar).

C. “Pelatihan Mengenal Karakteristik Peserta Didik di Era Kurikulum Merdeka”


Strategi Pembelajaran Yang Sesuai Dengan Karakteristik Peserta Didik di Era
Kurikulum Merdeka
Narasumber: Nila Jaimatus Septiana, M. Pd (Dosen IAIN Kediri)
Bagaimana karakteristik peserta didik (PD) di era abad 21?

Kurikulum Merdeka mengedepankan aspek P5 yakni Potensi diri; Pemberdayaan


diri; peningkatan diri; pemahaman diri; peran sosial
Ketrampilan abad 21 - Era Society 5.0

Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka


• Project Based Learning
• Discovery Learning
• Inquiry Learning
• Problem Based Learing
• Contextual Teaching
• Learning
• Collaborative Learning

1. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)


Menggunakan proyek/kegiatan sebagai media, siswa melakukan eksplorasi,
penilaian, interpretasi, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil
belajar.
• Mendorong pertanyaan (driving question)
• Menentukan tujuan pembelajaran (learning goals)
• Melakukan praktik ilmah (scientific practices)
• Menggunakan teknologi (using technological tools)
• Membuat artifak (creating an artifact)
2. Discovery Learning
Peserta didik aktif dan kreatif untuk menemukan sendiri, menyelidiki
sendiri, memproses sendiri dan menyimpulkan sendiri terkait topik belajar
Menstimulasi/stimulation; pernyataan masalah/problem steatment;
pengumpulan data/data collecting; pengolahan data/data processing; verifikasi
data/verification; menarik kesimpulan/generalization

3. Inquiry Learning
Mempersiapkan peserta didik pada situasi tertentu untuk melakukan
eksperimen sendiri sehingga dapat berfikir secara kritis dan mencari serta
menemukan jawaban dari suatu masalah yang dihadapi / dipertanyakan
Merumuskan masalah; Mengembangkan hipotesis; Menguji jawaban tentative;
Menarik kesimpulan; Menerapkan kesimpulan dan generalisasi

4. Problem Based Learning


Model pembelajaran yang menyajikan berbagai permasalahan nyata dalam
kehidupan seharihari peserta didik (bersifat kontekstual) dalam mengumpulkan
dan mengintegrasikan pengetahuan baru sehingga merangsang peserta didik
untuk belajar
• Mengorientasi peserta didik pada masalah
• Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran
• Penyelidikan mandiri dan kelompok
• Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
• Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah
5. Contextual Teaching and Learning / CTL
Model pembelajaran yang memungkinkan keterlibatan dan partisipasi aktif
siswa dalam kegiatan mencari dan mengolah pengetahuan serta memperoleh
pengalaman belajar yang konkrit
6. Collaborative Learning
Model pembelajaran dimana peserta didik bekerja sama dalam kelompok
kecil untuk mencapai tujuan pembelajaran
• Siswa secara berkelompok menetapkan tujuan belajar dan membagi tugas
• Siswa mengumpulkan informasi dengan cara membaca, kemudian
berdiskusi
• Kelompok bekerja sama dalam melakukan identifikasi, analisis, dan diskusi
• Kelompok menyimpulkan hasil pemecahan masalah dan membuat laporan
• Satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan kelompok lain
mengamati dan menanggapi.
D. Mengenal Perkembangan Fisik dan Kognitif Peserta Didik dan Kaitannya
dengan Kurikulum Merdeka Belajar
Pemateri : Dr. Sri Nurhayati Selian, S.Psi., M.Ed (Pekerja Kemanusiaan, Peneliti
dan Dosen di UNMUHA)
1. Pengertian Pertumbuhan Dan Perkembangan
Pertumbuhan: perubahan terjadi secara kuantitatif meliputi
peningkatan ukuran & struktur disertai pertambahan ukuran, berat, serta
tinggi yang bersifat tidak dapat kembali pada keadaan semula. Contohnya:
suatu organisme yang kecil menjadi lebih besar seiring dengan pertambahan
waktu.
Perkembangan berarti perubahan secara kualitatif. Berkembang
merupakan salah satu perubahan organisme ke arah kedewasaan dan
biasanya tidak bisa diukur oleh alat ukur. Contohnya: pematangan sel ovum
dan sperma atau pematangan hormonhormon dalam tubuh.
Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan Perkembangan
• Pertumbuhan merujuk kepada perubahan khususnya aspek fisik
• Perkembangan berkaitan dengan organisme sebagai keseluruhan
• Perkembangan merujuk pada kematangan struktur dan fungsi
• Perkembangan merujuk perubahan kuantitatif dan kualitatif
• Perkembangan merupakan proses yang berkelanjutan Perkembangan
mungkin terjadi tanpa pertumbuhan
• Pertumbuhan merujuk kepada perubahan dalam ukuran yang
menghasilkan pertumbuhan sel atau peningkatan hubungan antar sel
• Pertumbuhan merujuk kepada perubahan kuantitatif
• Pertumbuhan tidak berlangsung seumur hidup
• Pertumbuhan mungkin membawa atau tidak membawa perkembangan

2. Tahap-Tahap Perkembangan
a. Masa Bayi (usia dari nol sampai dua tahun)
b. Masa Kanak-kanak Awal (usia dua sampai dua belas tahun)
c. Masa Kanak-kanak Akhir (usia dua belas sampai lima belas tahun)
d. Masa Dewasa (usia lima belas sampai akhir hidup)

3. Perkembangan Fisik dan Kognitif Peserta Didik


Pertumbuhan dan Perkembangan fisik yang penting pada masa anak
anak awal adalah perubahan tinggi badan, postur tubuh, perubahan berat
badan, tulang dan otot, pertumbuhan gigi, lemak.
Pertumbuhan dan perkembangan fisik yang penting pada masa
remaja Perubahan fisik sepanjang masa remaja meliputi dua hal, yaitu:
Percepatan pertumbuhan yang terdiri dari pertumbuhan ukuran tubuh dan
perubahan proporsi tubuh. Proses kematangan seksual yang terdiri dari ciri
kelamin yang utama dan ciri kelamin kedua.
4 alur dalam memahami kurikulum merdeka
• Memahami garis besar kurikulum merdeka
• Memahami pembelajaran dan asesmen
• Memahami pengembangan kurikulum operasional satuan Pendidikan
• Memahami pengembangan projek penguatan profil pelajar Pancasila.

E. Mengidentifikasi Kemampuan Awal Peserta Didik Di Era Kurikulum Merdeka


Narasumber: Reva Rensila Iasha, S.Pd., Gr., M.Pd. (Guru dan Praktisi
Pendidikan)
Resume Materi:
Kemampuan awal, merupakan pengetahuan dan keterampilan yang relevan
yang di miliki oleh peserta didik pada saat sebelum mengikuti pembelajaran.
Kemampuan awal menggambarkan kesiapan peserta didik. Peserta didik
cenderung mempunyai rasa ketertarikan terhadap proses belajar, semangat untuk
belajar, hasil belajar meningkat. Peserta didik Di Kelas, Peserta didik yang
mudah memahami suatu pembelajaran. Peserta didik yang harus mendapatkan
pengajaran ekstra agar dapat memahami suatu pembelajaran.
Jenis Kemampuan Awal Peserta Didik Berdasarkan Penguasaan Materi,
yaitu: Kemampuan Awal Siap Pakai; Kemampuan Awal Siap Ulang;
Kemampuan Awal Pengenalan
Jenis Kemampuan Awal Peserta Didik diantaranya: Arbitrarily meaningful
knowledge, Analogic knowledge, Superordinate knowledge, Coordinate
knowledge, Subordinate knowledge, Experiential knowledge, Cognitive
strategy Arbitrarily Meaningful Knowledge Pengetahuan Bermakna Tak
Terorganisasi, pengetahuan yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan
pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Sebagai kemampuan awal.
Pengetahuan ini akan sangat berguna untuk mengingat pengetahuan-
pengetahuan hafalan dan pengetahuan yang tak bermakna. Contoh: Mnemonic
atau jembatan keledai. ADEK [vitamin] MEJIKUHIBINIU (warna Pelangi).
1. Analogic knowledge Pengetahuan Analogis, Mengaitkan pengetahuan baru
dengan pengetahuan lain yang serupa, yang berada di luar isi yang sedang
dipelajari Contoh: Sapu lidi. Seseorang akan dapat lebih bermanfaat jika
dalam suatu ikatan yang kokoh, dari pada individu per individu.
2. Superordinate Knowledge Pengetahuan Tingkat yang Lebih Tinggi,
pengetahuan tingkat yang lebih tinggi berfungsi sebagai kerangka untuk
mengaitkan pengetahuan baru. Pengetahuan superordinate yang telah
dimiliki dapat menjadi fondasi bagi pengetahuan baru yang dipelajari,
sehingga pengetahuan baru tersebut bermakna. Contoh untuk mempelajari
elektromagnetik beserta Dedek harus menguasai materi listrik dinamis.
3. Coordinate Knowledge Pengetahuan Setingkat, pengetahuan setingkat
memenuhi fungsinya sebagai pengetahuan asosiatif atau komparatif yang
memiliki tingkat ke umuman atau kekhususan yang sama dengan
pengetahuan yang sedang dipelajari. Contoh ovipar, vivifar, ovovivipar
hewan bereproduksi.
4. Subordinate Knowledge Pengetahuan Tingkat yang Lebih Rendah,
pengetahuan yang berfungsi untuk mengkonkretkan pengetahuan baru atau
juga menyediakan. Contoh misalkan menyebutkan transportasi darat.
5. Experiential Knowledge Pengetahuan Pengalaman, pengetahuan
pengalaman mengacu pada ingatan seseorang terhadap peristiwa peristiwa
atau obyek khusus misalnya cara membuat nasi goreng.
6. Cognitive Strategy Strategi Kognitif, menyediakan cara mengolah
pengetahuan baru mulai dari penyandian, penyimpanan, sampai pada
pengungkapan Kembali pengetahuan yang telah tersimpan dalam ingatan.
Misalnya melakukan kegiatan praktek dan hasilnya dipresentasikan di depan
kelas.
Manfaat Identifikasi Kemampuan Awal Peserta didik
1. Merancang strategi, pendekatan, teknik, metode, model pembelajaran yang
sesuai.
2. Mengetahui kebutuhan (kesiapan belajar, minat, dan profil belajar) peserta
didik.
3. Mengetahui kompetensi prasyarat peserta didik sebelum pembelajaran
dimulai Mengetahui karakeristik dan potensi peserta didik.
Cara Mengidentifikasi Kemampuan Awal Peserta Didik
Asesmen Diagnostik merupakan penilaian yang dilakukan secara spesifik
dengan tujuan untuk mengidentifikasi atau mengetahui kemampuan awal
karakteristik, kondisi kompetensi, kekuatan, kelemahan model belajar peserta
didik, sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan
kondisi peserta didik yang beragam (KepMendikbud No.719/P/2020). Asesmen
Diagnostik terdiri dari Nonkognitif (Sosial, emosional, psikologi), dan kognitif.
Adapun Teknik asesmen diagnostic diantaranya: angket, kinerja, observasi, tes
tulis, tes lisan.
Tujuan mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik terhadap
pembelajaran adalah untuk mengsinkronisasi pengetahuan awal peserta didik
dengan pengetahuan yang akan diajarkan pada saat proses pembelajaran.
LAMPIRAN

A. Banner Diklat

B. Pendaftaran Diklat
C. Grup Diklat

D. Foto-foto Kegiatan Diklat


F. Sertifikat Diklat

Anda mungkin juga menyukai