Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Tentang:
KURIKULUM MERDEKA BELAJAR
Dosen Pengampu: Hairunisa, M.Pd

Disusun oleh:

1. Sri Mulya
2. Nurfelisah
3. Aulia hawa z
4. Ihsanurrahman
5. Lusiana

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
TAMAN SISWA BIMA
TAHUN AKADEMIK 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan
rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Bima, Oktober 2023

Kelompok 5.

2
DAFTAR ISI

3
BAB I

1.1 Latar belakang


Kurikulum memegang kedudukan kunci dalam pendidikan. Hal ini dikarenakan
sangat berkaitan erat dengan penentuan arah, isi dan proses pendidikan, yang
pada akhirnya menentukan macam dan kualifikasi lulusan suatu lembaga
pendidikan. Kurikulum menyangkut suatu rencana dan pelaksanaan pendidikan
baik di lingkup kelas, sekolah, daerah, wilayah maupun nasional. Menurut
Sukmadinata (2001: 5) kurikulum (curriculum) merupakan suatu rencana yang
memberikan pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan
belajarmengajar.perubahan terhadap kurikulum pendidikan di Indonesia
merupakan upaya lain untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Setelah
Indonesia merdeka, kurikulum di Indonesia telah mengalami sepuluh kali
perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004,
2006, dan 2013. Dan yang sekarang adalah Kurikulum Merdeka Belajar.
Berbagai perubahan tersebut bertujuan untuk menyempurnakan Kurikulum
sebelumnya, dimana kurikulum disesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan tuntutan perkembangan jaman. Tujuan
lain adanya perubahan kurikulum bahwa perubahan kurikulum pada dasarnya
bahwa kurikulum harus bisa menjawab tantangan di masa depan dalam hal
penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk bisa beradaptasi
dengan lingkungan yang selalu berubah.

1.2 Tujuan
1.Untuk mengetahui tema, topik, dan dimensi dalam Kurikulum Merdeka
Belajar
2.Untuk mengetahui Kompetensi Dasar dalam Kurikulum Merdeka Belajar
3.Untuk mengetahui ciri khas dalam Kurikulum Merdeka Belajar
4.Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dalam Kurikulum Merdeka
Belajar

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tema, topik dan dimensi dalam Kurikulum Merdeka Belajar

Dalam Kurikulum Merdeka Belajar tema sudah dikenal dengan nama P5.
Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan kegiatan
pembelajaran lintas disiplin ilmu yang mengamati dan mencari solusi mengenai
masalah-masalah yang ada di sekitar. Pendekatan pembelajaran yang digunakan
oleh P5 berbeda dengan program intrakurikuler yang ada di kelas. Dapat
dikatakan pula bahwa, P5 Kurikulum Merdeka adalah sistem pembelajaran
yang bertujuan untuk mengamati dan menyelesaikan permasalahan di sekitar
melalui lima aspek utama, yaitu: potensi diri, pemberdayaan diri, peningkatan
diri, pemahaman diri, dan peran sosial. P5 menerapkan tema dengan fase per
fase.

Tema: Gaya hidup berkelanjutan

Fase A

Membuat sistem pembuangan dan pemilahan sampah sederhana di rumah dan


di satuan pendidikan, misal piket,Waktu rutin khusus untuk kebersihan.
Fokus: Pengembangan Akhlak terhadap alam – Mulai membangun tanggung
jawab bersama terhadap kebersihan lingkungan sekitar

Fase B
Infografik hasil survei kebiasaan membuang dan memilah sampah di rumah dan
di satuan pendidikan beserta dampaknya, dilengkapi usulan solusi.
Fokus: Pengembangan Akhlak terhadap alam – Mengumpulkan dan mengolah
data amatan dari lingkungan sekitar

Fase C
Kampanye sederhana untuk memecahkan isu lingkungan, misal cara
pencegahan kebakaran hutan atau banjir.
Fokus: Pengembangan Akhlak terhadap alam – Memperoleh dan memproses
informasi dan gagasan.

•Tema: Bhineka Tunggal Ika

5
Fase A
Buku kumpulan doa dan puisi bertema rasa syukur.

Fokus: Akhlak kepada manusia – Mengidentifikasi emosi orang-orang terdekat


(teman, pendidik, orang tua, dll), mengatakannya dalam pertanyaan, dan mulai
membiasakan berbuat baik kepada orang lain di lingkungan sekitarnya. Terbiasa
mengucapkan kata-kata yang bersifat Apresiatif di lingkungan satuan
pendidikan dan masyarakat( seperti “terimakasih”, “bagus sekali”, dll).

Fase B
Membuat buku kumpulan cerita pendek yang membawa pesan tentang
perbedaan individu memperkaya relasi sosial dalam masyarakat dan
mengampanyekannya dalam keseharian di satuan pendidikan.
Fokus: Akhlak kepada manusia – Mengidentifikasi emosi orang-orang terdekat
(teman, pendidik, orang tua, dll), mengatakannya dalam pertanyaan, dan mulai
membiasakan berbuat baik kepada orang lain di lingkungan sekitarnya.

Fase C
Merancang maket prototipe tata kota yang memenuhi kebutuhan warganya
secara adil dan merata, dilengkapi dengan ruang publik yang digunakan sebagai
fasilitas kesehatan, pendidikan, keagamaan, dll.
Fokus: Akhlak kepada manusia – Mengidentifikasi kesamaan dengan orang lain
sebagai perekat hubungan sosial dan mewujudkannya dalam aktivitas kelompok.

•Tema: Kearifan lokal


Fase A
Membuat sistem pembuangan dan pemilahan sampah sederhana di rumah dan
di satuan pendidikan, misal piket, waktu rutin khusus untuk kebersihan.
Fokus: Pengembangan Akhlak terhadap alam – Mulai membangun tanggung
jawab bersama terhadap kebersihan lingkungan sekitar.

Fase B
Infografik hasil survei kebiasaan membuang dan memilah sampah di rumah dan
di satuan pendidikan beserta dampaknya, dilengkapi usulan solusi.
Fokus: Pengembangan Akhlak terhadap alam – Mengumpulkan dan mengolah
data amatan dari lingkungan sekitar.

6
Fase C
Kampanye sederhana untuk memecahkan isu lingkungan, misal cara
pencegahan kebakaran hutan atau banjir.
Fokus: Pengembangan Akhlak terhadap alam – Memperoleh dan memproses
informasi dan gagasan.

•Tema: Bangunlah jiwa dan raganya


Fase A
Mencatat perasaan dan tingkat kesehatan harian dengan jurnal bergambar, lalu
memulai satu kebiasaan baik berdasarkan refleksi dari jurnal tersebut.
Fokus: Akhlak pribadi – mengenali kebiasaan diri dan kebutuhan tubuh, serta
meresponnya melalui perubahan kebiasaan.

Fase B
“Restoran sehat”, peserta didik bermain peran menjadi pemilik restoran yang
sedang menyusun menu untuk restorannya. Peserta didik mengeksplorasi serta
mencoba berbagai olahan buah dan sayur, lalu mengembangkan daftar menu.
Projek profil diakhiri dengan pesta makan di restoran, menunya olahan sayur
Dan buah pilihan peserta didik.
Fokus: Pembiasaan makan sehat sejak dini

Fase C
Eksplorasi isu bullying (perundungan) dan dampaknya pada kesehatan mental.
Merancang aturan kelas untuk mencegah bullying dan menumbuhkan interaksi
baik dan penuh hormat antar peserta didik.
Fokus: Menumbuhkan kesadaran terhadap isu bullying, dan memperkuat budaya
sekolah ramah lewat aksi peserta didik

•Tema: Kewirausahaan
Pasar Kreasi, mengadakan pasar yang jual beli berbagai kreasi mandiri berupa
benda fungsional sederhana dari barang bekas.
Fokus: Akhlak Pribadi – Membiasakan bersikap jujur kepada diri sendiri dan
orang lain.

Fase B
Membuat pementasan seni sederhana untuk menggalang dana kemanusiaan.

7
Fokus: Akhlak Pribadi – Memahami bahwa setiap tindakan memiliki

konsekuensi.

Fase C

Merancang panduan pembuatan catatan pengelolaan uang pribadi (uang jajan)

dan kolektif (kas kelas).

Fokus: Akhlak Pribadi – Melakukan tindakan sesuai norma-norma agama dan


sosial (seperti jujur, adil, rendah hati, dll.) serta memahami konsekuensinya, dan
introspeksi diri dengan bimbingan.

Dalam pengembangan topik satuan pendidikan terlebih dahulu menentukan


jenis keterampilan yang akan dipilih, kemudian melakukan analisis capaian
pembelajaran per fase. Jika keterampilan yang dipilih belum memiliki capaian
pembelajaran, maka satuan pendidikan menyusunnya terlebih dahulu, baru
kemudian menentukan topik yang relevan.
Sebagai contoh, satuan pendidikan memilih program Keterampilan Tata Boga.
Hal pertama yang harus dilakukan adalah melihat urutan Fase dan Capaian
Pembelajaran seperti yang tertuang dalam Panduan Capaian Pembelajaran
keterampilan Tata Boga.
Fase A (Kelas I-II Paket A)
Capaian Pembelajaran Keterampilan Tata Boga Fase A: Pada Akhir Fase A,
peserta didik mampu mengidentifikasi bahan makanan di sekelilingnya,
mengenal peralatan pengolahan, memahami sanitasi hygiene makanan, dapat
melakukan pengolahan sederhana, menyajikan dengan cara yang rapi dan bersih,
serta dapat membuat makanan sederhana sesuai dengan prosedur resep. Dari
Capaian Pembelajaran tersebut dapat dikembangkan projek penguatan profil
pelajar Pancasila Program Keterampilan sebagai berikut:
Nama Projek Profil:
Makanan Sederhana dan
Sehat Tema:
Gaya Hidup Berkelanjutan
Topik:

8
• Bahan makanan di sekelilingku, peralatan memasak sederhana, dan hygiene
makanan (Kelas 1 Semester 1)

• Pengolahan makanan dengan teknik sederhana (teknik rebus, kukus, dan goreng)
(Kelas 1 Semester 2)

• Penyajian makanan dengan peralatan yang bersih (Kelas 2 Semester 1)

• Membuat makanan sederhana sesuai prosedur resep (kelas 2 semester 2).

Fase B (Kelas III-IV Paket A)


Capaian Pembelajaran Keterampilan Tata Boga Fase B:Pada Akhir Fase B,
peserta didik mampu melakukan persiapan memasak dengan memilih bahan dan
peralatan, menerapkan sanitasi, keamanan pangan, mengolah makanan untuk
keluarga dan diri sendiri, menyajikan dengan rapi dan bersih, dan melakukan
pengolahan sederhana untuk diri sendiri dan keluarga.Dari Capaian
Pembelajaran tersebut dapat dikembangkan projek penguatan profil pelajar
Pancasila Program Keterampilan sebagai berikut:
Nama Projek Profil:
Makanan Sederhana yang Sehat untuk Diri Sendiri dan Keluarga
Tema:
Gaya Hidup Berkelanjutan dan Kearifan Lokal
Topik:

• Bahan makanan dan peralatan memasak sederhana di sekitarku dan mengenal


unsur Gizi (Kelas III Semester 1)

• Mengolah makanan untuk diri sendiri dan keluarga (kelas III semester 2)

• Penyajian makanan dengan rapi dan menggunakan peralatan yang bersih (Kelas
IV Semester 1
• Membuat makanan sederhana untuk diri sendiri dan keluarga (Kelas IV semester
2)

Fase C (Kelas V-VI Paket A)


Capaian Pembelajaran Keterampilan Tata Boga Face C: Pada Akhir Face C,
peserta didik mampu melakukan persiapan pengolahan sederhana, memahami
dan menerapkan sanitasi hygiene makanan, mengenal unsur gizi yang

9
dibutuhkan tubuh, memahami bahaya bahan tambahan makanan, dan dapat
melakukan pengolahan dan penyajian makanan sederhana yang memiliki cita
rasa yang dapat diterima keluarga.dari Capaian Pembelajaran tersebut dapat
dikembangkan projek penguatan profil pelajar Pancasila Program Keterampilan
sebagai berikut:
Nama Projek Profil:
Makanan Sederhana yang sehat dengan Cita Rasa Keluarga
Tema:
Gaya Hidup Berkelanjutan dan Kearifan Lokal
Topik:

• Menyiapkan pengolahan makanan dengan bahan makanan bergizi dan


bahan tambahan makanan yang sehat (Kelas V Semester 1)

• Mengolah makanan untuk diri sendiri dan keluarga dengan beberapa teknik
olah (Kelas V Semester 2)

• Penyajian makanan dengan rapi dan menggunakan peralatan yang bersih,


porsi sesuai dengan garnish sederhana (Kelas VI Semester 1)

• Membuat makanan sederhana dengan cita rasa yang diterima keluarga.


(Kelas VI semester 2)

10
Dimensi pada Kurikulum Merdeka Belajar

11
2.2 Kompetensi Dasar dalam Kurikulum Merdeka Belajar
Istilah KD (Kompetensi Dasar) yang umumnya kita dengar pada Kurikulum
2013, namun pada Kurikulum Merdeka tidak lagi ada istilah KD tapi kita dapat
mengenal dengan istilah Capaian Pembelajaran Kurikulum Merdeka atau disingkat
dengan CP Kurikulum Merdeka.
Capaian pembelajaran dalam KMB mencakup berbagai kompetensi dan
tujuan pembelajaran yang bertujuan untuk menghasilkan siswa yang lebih mandiri,
kreatif, dan kompeten dalam berbagai aspek kehidupan. Di dalam pengembangan
kurikulum, diperlukan tahapan-tahapan yang wajib dilalui agar CPL memiliki
luaran yang memadai. Pertama, untuk menemukan kompetensi yang sesuai dengan
perkembangan yang dirumuskan ke dalam CP. Kedua, melakukan pemetaan
berbasis kebutuhan pendidikan, kehidupan berbangsa dan bernegara. Ketiga,
menetapkan prioritas atau perimbangan berbasis analisis kebutuhan. Keempat,
melakukan ekplorasi dan pemetaan materi yang bersesuaian.

Beberapa capaian pembelajaran yang mungkin menjadi fokus dalam KMB meliputi:

1. Penguasaan Kompetensi Dasar: Capaian pembelajaran dalam KMB


mencakup penguasaan kompetensi dasar yang melibatkan pemahaman
konsep-konsep kunci dalam berbagai mata pelajaran, termasuk matematika,
ilmu pengetahuan, bahasa Indonesia, dan bahasa asing jika relevan.
2. Kemampuan Berpikir Kritis: KMB mendorong siswa untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kritis, yaitu kemampuan untuk
menganalisis informasi, mengidentifikasi masalah, dan merumuskan solusi
yang tepat.
3. Kemampuan Berkomunikasi: Siswa diharapkan untuk mengembangkan
kemampuan berkomunikasi secara efektif, baik secara lisan maupun tertulis,
dalam bahasa Indonesia atau bahasa asing yang sesuai.
4. Kemampuan Kolaborasi: Capaian pembelajaran KMB mencakup
kemampuan untuk bekerja sama dalam tim, berkolaborasi dengan orang lain,
dan menghargai keragaman pendapat.

12
5. Pengembangan Karakter: Selain aspek akademik, KMB juga
mengutamakan pengembangan karakter dan etika siswa, seperti kejujuran,
disiplin, dan tanggung jawab.
6. Kemampuan Berinovasi: Capaian pembelajaran mencakup kemampuan
siswa untuk berinovasi, berpikir kreatif, dan menciptakan solusi baru untuk
tantangan yang ada.

7. Kemandirian Belajar: KMB mendorong siswa untuk menjadi mandiri dalam


pembelajaran mereka, termasuk kemampuan mereka untuk merencanakan
pembelajaran mereka sendiri dan mencari sumber belajar yang relevan.
8. Pembelajaran Seumur Hidup: Capaian pembelajaran KMB mencakup
pemahaman pentingnya pembelajaran seumur hidup, yang berarti siswa
dilatih untuk terus belajar dan berkembang sepanjang kehidupan mereka.
9. Penggunaan Teknologi: Dalam era digital, capaian pembelajaran KMB juga
mencakup penggunaan teknologi dalam pembelajaran dan komunikasi.
10. Pemahaman tentang Nilai-nilai Kebangsaan: KMB dapat mencakup
pemahaman tentang nilai-nilai kebangsaan, sejarah, dan budaya Indonesia.

2.3 Ciri khas dalam Kurikulum Merdeka Belajar


Dalam Kurikulum Merdeka Belajar (KMB) di Indonesia memiliki beberapa
ciri khas diataranya mencakup:
1. Peningkatan Kemandirian Belajar: KMB menekankan pengembangan
kemandirian belajar siswa. Ini berarti memberi mereka lebih banyak kendali
atas proses belajar mereka sendiri, termasuk pemilihan materi, metode
pembelajaran, dan penilaian.
2. Pembelajaran Berbasis Projek Yang Sesuai Dengan Profil Pelajar Pancasila:
Projek penguatan profil pelajar Pancasila adalah kegiatan kokurikuler
berbasis projek yang disusun dan dirancang untuk menguatkan upaya
pencapaian kompetensi serta karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila
berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan. Pelaksanaan projek penguatan
profil pelajar Pancasila dirancang secara terpisah dari kegiatan

13
intrakurikuler. Tujuan, muatan, dan rangkaian kegitan pembelajaran projek
tidak harus dikaitkan dengan tujuan dan materi pelajaran intrakurikuler.
3. Fleksibilitas Bagi Guru Untuk Melakukan Pembelajaran: Fleksibilitas
pembelajaran diperlukan untuk membantu siswa memahami konsep-konsep
dasar. Adapun tujuan fleksibilitas dalam kurikulum tersebut adalah untuk
menjadikan kurikulum lebih relevan dan siap merespons dinamika
lingkungan dan beragam perubahan serta untuk memberikan ruang untuk
pembelajaran yang sesuai dengan konteks lokal dan kebutuhan siswa.
4. Pendekatan Pembelajaran Berbasis Kompetensi: Fokus utama KMB adalah
pada pengembangan kompetensi atau keterampilan yang dapat diterapkan
dalam kehidupan nyata, bukan hanya menghafal informasi. Ini mencakup
keterampilan seperti pemecahan masalah, berpikir kritis, kreativitas, dan
komunikasi.
5. Fleksibilitas Kurikulum: KMB memberikan fleksibilitas yang lebih besar
dalam desain kurikulum, memungkinkan sekolah dan guru untuk
menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan dan minat siswa.
6. Pengintegrasian Teknologi: Kurikulum ini mengintegrasikan teknologi
secara aktif dalam proses pembelajaran, mengakui peran penting teknologi
dalam pendidikan modern.
7. Penilaian Formatif: KMB menekankan penilaian yang lebih berorientasi
pada formatif, yang berarti penilaian yang terjadi selama pembelajaran
untuk memberikan umpan balik dan bimbingan yang lebih baik kepada
siswa.
8. Keterlibatan Komunitas:Kurikulum ini juga berupaya melibatkan
komunitas dalam pendidikan siswa, mengakui peran penting keluarga dan
masyarakat dalam mendukung pembelajaran.
9. Pengembangan Karakter dan Etika: Selain keterampilan akademik, KMB
menekankan pengembangan karakter dan etika siswa, mempromosikan
nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, dan empati.

14
10. Pengembangan Guru: KMB memperhatikan pengembangan guru dengan
memberikan pelatihan dan dukungan yang lebih baik untuk meningkatkan
kualitas pengajaran.
11. Pembelajaran sepanjang Hayat: Ini mendorong konsep pembelajaran
sepanjang hayat, yang berarti pendidikan tidak terbatas pada tingkat sekolah
formal tetapi juga mencakup pembelajaran sepanjang kehidupan.

2.4 Kelemahan dan Kelebihan dalam Kurikulum Merdeka Belajar


 Kelebihan Kurikulum Merdeka
Kelebihan dari kurikulum merdeka menurut Eni Andari dan Ahmad Alfarisi
adalah menjadikan dunia pendidikan lebih fleksibel, yang artinya melepas
belenggu dunia pendidikan agar lebih mudah bergerak, memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mendalami pelajaran yang diambil
sesuai kebutuhan, memberikan wadah untuk para peserta didik mengeksplor
pengetahuan umum dengan terjun ke masyarakat, peserta didik dapat
mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia pekerjaan,(Andari, 2022)
kurikulum lebih sederhana, meskipun sederhana namun kurikulum ini
cukup mendalam, kurikulum merdeka lebih memfokuskan pada
pengetahuan esensial dan pengembangan peserta didik berdasarkan tahapan
dan prosesnya, pembelajaran lebih bermakna, tidak tergesa-gesa atau
terkesan menuntaskan materi, pembelajaran lebih terasa menyenangkan,
peserta didik boleh menentukan mata pelajaran yang diminati sesuai bakat
dan aspirasinya, kelebihan Kurikulum Merdeka bagi guru ialah pada saat
kegiatan belajar mengajar guru dapat melaksanakan pengajaran sesuai
penilaian terhadap jenjang capaian dan perkembangan peserta didik
(Almarisi, 2023).
 Kekurangan Kurikulum Merdeka
Menurut Eni Andari dan Evi Susilowati, kekurangan daripada kurikulum
merdeka adalah persiapan yang dilakukan harus dimatangkan terlebih
dahulu esensi dari kurikulum baru dilaksanakan, itu membutuhkan
pelatihan yang jangka waktunya cukup lama, perencanaan pendidikan dan
pengajaran belum tersusun dengan baik untuk saat ini, SDM dalam
menjalankan program kurikulum merdeka belajar harus dibekali dengan
pelatihan yang memerlukan anggaran lebih,(Andari, 2022) pada proses
assesment guru masih memberikan nilai berdasarkan benar dan salah,
berupa angka-angka. Bukan berdasarkan capaian pembelajaran masing-
masing siswa, Masih terdapat guru yang tidak memakai platfrom merdeka
mengajar karena belum sepenuhnya memahami (Susilowati, 2022).

15
BAB III

3.1 Kesimpulan
Kurikulum selalu dinamis dan senantiasa dipengaruhi oleh perubahan-
perubahan dalam faktor yang mendasarinya. Kurikulum sebagai seperangkat
rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan
dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua kurikulum nasional dirancang
berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya
pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam
merealisasikannya. Untuk Kurikulum Merdeka sendiri memiliki ciri khas yanh
sangat berbeda dari kurikulum-kurikulum sebelumnya. Seperti pada segi tema
yang dibagi kedalam beberapa fase sesuai dengan kelas ditingkat SD dan
tentunya berdasarkan P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) kemudian
pada Kompetensi Dasar yang telah diubah dan dikembangkan menjadi Capaian
Pembelajaran P5.

Dalam Kurikulum Merdeka tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan


walaupun menurut beberapa pendapat bahwa kurikulum merdeka memiliki
kelebihan dibandingkan kurikulum sebelumnya dimana kurikulum ini
menjadikan pendidikan lebih fleksibel dan sangat memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mampu mengambil minat belajar sesuai
kebutuhannya. Namun, adajuga beberapa pendapat menyatakan kekurangan
twntang kurikulum ini yaitu harus melakukan persiapan yang matang baru bisa
melaksanakannya karena kurikulum ini tidak dapat dijalankan begitu saja tanpa
persiapan yang matang dan pengetahuan yang luas.

16
3.2 Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh dalam makalah ini,


bagi pembaca hendaknya makalah ini dapat dijadikan sebagai referensi
tambahan untuk menambah wawasan pembaca mengenai Kurikulum Merdeka
Belajar yang saat ini sedang berlaku di Indonesia.

Penulis juga berharap bisa mendapatkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca agar kedepannya dalam pembuatan makalah dapat lebih baik lagi.

17
DAFTAR PUSTAKA

Satria, Rizky., Adiprima, pia., Wulan,Sekar K., & Yani harjatanaya, Tracey.
(2022) Buku Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Kepala Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi hal.57-63.
Jamilatun Nafi’ah, Dukan Jauhari Faruq, Siti Mutmainah, Fakultas Tarbiyah
Universitas Al-Falah As-Sunniyyah Kencong. Jurnal pembelajaran pada
Karakteristik Kurikulum hal. 6.
Maman Suryaman, FBS Universitas Negri Yogyakarta, Jurnal prosiding Seminar
Daring Nasional: Pengembangan Kurikulum Merdeka Belajar
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, 21 Oktober 2020. Orientasi
Pengembangan Kurikulum Merdeka Belajar halamn 9.
Fitri Qurrota A'yusin Fund, Shefy Badrul Lalliyah, Argo Adi Wahyano, Nur Ahid,
Journal of Education and Management Studion, "Analisis dan perbandingan
kurikulum Indonesia abad ke-20. Vol 6. No 3. Juni 2023 hal. 7.

18

Anda mungkin juga menyukai