Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dengan pergantian kurikulum terbaru yakni Kurikulum Merdeka di
satuan pendidkan menjadi angin segar dalam upaya perbaikan dan
pemulihan pembelajaran yang diluncurkan pertama kali tahun 2021.
Tentunya Kurikulum Merdeka ini merupakan hasil pemikiran yang
panjang yang mampu memberikan kemudahan bagi satuan pendidikan
dalam mengelola pembelajaran jadi lebih mudah, dengan substansi materi
yang esensial. Setiap ada perubahan kurikulum pastinya mengalami
perbedaan dengan sebelumnya, walaupun pada akhirnya memberikan
harapan yang sama yakni menjadikan peserta didik yang cerdas, mandiri,
dan berkarakter baik. Tidak ada peserta didik yang tidak bisa, yang ada
sekolah dan guru yang belum tepat memberikan gaya belajar yang baik
untuk peserta didiknya. Jika kita ibaratkan, dokter yang belum mampu
mengenali penyakit pasiennya, walhasil jika memberikan obat tidak tepat
untuk pasiennya, dan pasien tidak akan sembuh sebab obat yang diberikan
dokter tidak tepat dengan pasien.
Tidak menutup kemungkinan kasus seperti di atas dialami oleh
tenaga pendidik, memandang anak jika tidak mampu mudah sekali
mengatakan tidak mampu mengikuti pembelajaran, belum lagi
pembelajaran masih memakai cara-cara lama membuat peserta didik akan
cepat bosan dan menjenuhkan, selalu menyalahkan peserta didik jika
nilainya tidak memuaskan. Guru yang hanya diam di tempat, tidak aktif,
kurang kreatif, mengajar dengan metode ceramah dan peserta didik mesti
mendengarkan, jika mendengarkan akan mendapatkan pujian anak yang
baik dan tidak nakal. Tentunya ini sangat mengkhawatirkan, peserta didik
tidak gairah belajar, tidak nyaman lagi dengan sekolah dan guru-gurunya.

1
Padahal mestinya sekolah itu menjadi bagian dari rumah kedua, yang
memberikan rasa nyaman, metode belajar yang asik dan menyenangkan,
guru menjadi orang tua, menjadi sahabat dan tempat mendengarkan
permasalah-permasalah yang peserta didik alami.
Kurikum merdeka yang mempunyai proses yang menyenangkan,
bagaimana guru hanya fasilitator, anak-anak menyerap budaya tempat
tinggal mereka dengan mempelajari budaya mereka cinta dengan bangsa
Indonesia, mereka mempelajari sains, teknologi dengan menyenangkan
dan mereka mampu mandiri, mampu memecahkan masalah dan mereka
mampu bersyukur, menyadarkan dirinya sebagai manusia sesuai fitrahnya
yang diberikan akal untuk dapat digunakan bagi kemanfaatan untuk
sesama (rahmatan lil ‘alamin).
Dalam kurikulum Merdeka juga terdapat pembelajaran Proyek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang tentunya dengan ada kegiatan
proyek ini dapat menambah pendidik maupun peserta didik semakin
kreatif dan imajinatif dalam menuangkan ide-ide terbarukan serta dapat
memanfaatkan berbagai benda yang ada di sekitar anak dan memang
mudah ditemukan (Loose Parts). Penggunaan Loose Parts ini menjadi
sumber belajar yang diperlukan anak untuk bermain dan dapat
menciptakan lingkungan yang lebih kaya bagi anak untuk bermain,
sehingga apapun bisa digunakan anak untuk bermain, karena Loose Parts
tidak memiliki ramuan khusus sehingga memberikan kemungkinan-
kemungkinan yang tak terbatas. Anak usia dini memiliki pemikiran unik
yang dapat menghasilkan berbagai karya sesuai dengan apa yang pernah
mereka lihat, dan dengar. Berbagai karya yang disesuaikan dengan
imajinasi anak dapat dibuat. Melalui penggunaan Loose Parts ini si anak
dibimbing dan difasilitasi untuk terus mengeluarkan imajinasi-imajinasi
kreatifnya serta mengkonkretkannya atau membuatnya menjadi sebuah
karya nyata sehingga anak merasa memiliki kebebasan untuk berekspresi
dan berkreasi sesuai kemampuannya.

2
Berdasarkan pemasalahan pembelajaran seperti di atas yang
melatarbelakangi penulis untuk mengadakan penelitian dengan judul
“Implementasi Kurikulum Merdeka melalui Kegiatan Proyek
Bertema Imajinasi dan Kreativitasku Menggunakan Media Loose
Parts di RA Athifa Berkah Excellent”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana implementasi Kurikulum Merdeka di tingkat
Raudhatul Athfal (RA)?
2. Bagaimana implementasi Kurikulum Merdeka melalui kegiatan
proyek bertema Imajinasi dan Kreativitasku menggunakan
media loose parts di RA Athifa Berkah Excellent?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan implementasi Kurikulum Merdeka di jenjang
Raudhatul Athfal (RA)
2. Untuk mendeskripsikan implementasi Kurikulum Merdeka melalui
kegiatan proyek bertema Imajinasi dan Kreativitasku menggunakan
media loose parts di RA Athifa Berkah Excellent

D. Manfaat Penulisan
Penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan secara luas dan
mendalam tentang Kurikulum Merdeka. Terdapat dua manfaat dari
penelitian ini dilihat dari segi teoritis dan praktis antara lain:
1. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan yang
berharga bagi perkembangan kurikulum khususnya implementasi
kurikulum Merdeka di jenjang Raudhatul Athfal (RA)
2. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan:

3
a. Dapat memberikan masukan yang positif bagi berlangsungnya
kegiatan pembelajaran projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
(P5) di tingkat RA
b. Bagi pendidik dan peserta didik diharapkan mendapat
pengetahuan, semakin kreatif dan imajinatif dalam menuangkan
ide-ide terbarukan serta mengimplementasikan kurikulum
merdeka.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Implementasi Kurikulum Merdeka di Tingkat RA

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


(Kemendikburistek) mengeluarkan kebijakan dalam pengembangan
Kurikulum Merdeka yang diberikan kepada satuan pendidikan sebagai
opsi tambahan dalam rangka melakukan pemulihan pembelajaran.
Karakteristik utama dari Kurikulum Merdeka ini yang mendukung
pemulihan pembelajaran diantaraya adalah: Pembelajaran berbasis projek
untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai profil pelajar
Pancasila, Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk
pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan
numerasi, Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang
terdiferensiasi sesuai dengan kemampuan peserta didik dan melakukan
penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.

Kurikulum Merdeka mencakup tiga tipe kegiatan pembelajaran


sebagai berikut: Pembelajaran intrakurikuler yang dilakukan secara
terdiferensiasi sehingga peserta didik memiliki cukup waktu untuk
mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Hal ini juga memberikan
keleluasaan bagi guru untuk memilih perangkat ajar yang sesuai dengan
kebutuhan dan karakteristik peserta didiknya. Kedua Pembelajaran
kokurikuler berupa projek penguatan Profil Pelajar Pancasila, berprinsip
pembelajaran interdisipliner yang berorientasi pada pengembangan
karakter dan kompetensi umum. Ketiga Pembelajaran ekstrakurikuler
dilaksanakan sesuai dengan minat murid dan sumber daya satuan pendidik.

Alokasi jam pelajaran pada struktur kurikulum dituliskan secara


total dalam satu tahun dan dilengkapi dengan saran alokasi jam pelajaran
jika disampaikan secara regular/mingguan. Pelaksanaan pembelajaran

5
dalam Kurikulum Merdeka merupakan siklus yang melalui tiga tahapan
berikut: Asesmen diagnostik dimana Guru melakukan asesmen awal untuk
mengenali potensi, karakteristik, kebutuhan, tahap perkembangan, dan
tahap pencapaian pembelajaran murid. Asesmen umumnya dilaksanakan
pada awal tahun pembelajaran, sehingga hasilnya dapat digunakan untuk
melakukan perencanaan lebih lanjut terkait metode pembelajaran yang
sebaiknya digunakan. Kedua adalah Perencanaan dimana Guru menyusun
proses pembelajaran sesuai dengan hasil asesmen diagnostik, serta
melakukan pengelompokan murid berdasarkan tingkat kemampuan.
Ketiga adalah Pembelajaran yaitu selama proses pembelajaran, guru akan
mengadakan asesmen formatif secara berkala, untuk mengetahui progres
pembelajaran murid dan melakukan penyesuaian metode pembelajaran,
jika diperlukan. Pada akhir proses pembelajaran, guru juga bisa melakukan
asesmen sumatif sebagai proses evaluasi ketercapaian tujuan
pembelajaran.

Struktur Kurikulum Merdeka pada Jenjang RA seperti Masa


pandemic atau Covid19 tahun 2020 lalu berbagai krisis di dunia
Pendidikan terus terjadi. Tidak hanya itu, berbagai problematika terkait
kebijakan pembelajaran juga turut menjadi kendala yang dirasakan oleh
peserta didik dan guru-guru kita selama ini. Struktur pada Kurikulum
Merdeka adalah sebagai berikut: Pembelajaran intrakurikuler, mengacu
pada capaian pembelajaran yang terdiri dari tiga elemen yaitu: Nilai agama
dan budi pekerti, jati diri, dasar-dasar literasi, sains, teknologi, rekayasa,
seni dan matematika. Dengan demikian, maka acuan pembelajaran dan
asesmen harus mengacu pada capaian tiga capaian tersebut. Selanjutnya,
pada kurikulum merdeka ini Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin (PPRA)
merupakan acuan penyelenggaraan layanan RA sehingga capaian
pembelajaran sudah mencerminkan PPRA.

6
Satuan RA merdeka dalam merancang kegiatan pembelajaran,
termasuk menentukan penggunaan tema, serta pemilihan topik tema
(apabila satuan pendidikan memilih untuk menggunakan tema) sesuai
dengan minat dan kedekatan anak. Kemudian ciri berikutnya adalah
Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila , merupakan kegiatan khusus di
luar kegiatan intrakuriler yang ditujukan untuk memperkuat upaya
pencapaian profil pelajar Pancasila. Profil pelajar Pancasila sebagai
perwujudan pelajar Indonesia yang merupakan pelajar sepanjang hayat
yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila. Profil pelajar Pancasila sebagaimana yang tertuang Dalam
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 2020 Tentang Rencana Strategis Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024 memiliki ciri yaitu: (1)
berkebhinekaan global, (2) bergotong royong, (3) kreatif, (4) bernalar
kritis, (5) mandiri, dan (6) beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan
berakhlak mulia.

7
Dua struktur kurikulum yang dijelaskan di atas dapat diterapkan
dengan menggunakan metode ProjectBased Learning (PBL) dan
pendekatan lainnya, artinya metode PBL ini dapat diterapkan baik di
kegiatan intrakurikuler, maupun dalam kegiatan P5. Satuan RA merdeka
dalam menerapkan pendekatan dan metode pembelajaran yang dirasa
paling sesuai untuk dapat mencapai Capaian Pembelajaran ataupun profil
pelajar Pancasila. Dilembaga RA juga melaksanakan kurikulum merdeka
sesuai arahan dari pemerintah dengan teknis sesuai dengan kondisi yang
ada di lembaga RA masing-masing dengan tujuan melaksanakan poin-poin
yang ada di kurikulum yang baru ini.

B. Implementasi Kurikulum Merdeka melalui Kegiatan Proyek Bertema


Imajinasi dan Kreativitasku Menggunakan Media Berbahan
Looseparts di RA Athifa Berkah Excellent
Dalam dunia pendidikan, seorang guru yang hendak melaksanakan
proses pembelajaran untuk mengajarkan suatu materi kepada peserta
didiknya dituntut menggunakan media sebagai pembantu dalam
menyampaikan materi tersebut. Media pembelajaran yang dipergunakan
tidak harus berupa media yang mahal, melainkan media yang benar-benar
efisien dan mampu manjadi alat penghubung antara seorang pendidik
dengan peserta didik agar materi yang diajarkan dapat diterima dan
dipahami secara maksimal. Sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-
Maidah ayat 16:

“Dengan kitab itulah Allah memberi petunjuk kepada orang yang


mengikuti keridaan-Nya ke jalan keselamatan, dan dengan kitab itu pula
Allah mengeluarkan orang dari gelap gulita kepada cahaya dengan izin-
Nya dan menunjukan ke jalan yang lurus”
Pada ayat di atas, Allah Swt menyebutkan tiga macam kegunaan
dari Al Qur’an. Hal ini jika kita kaitkan dengan media dalam pendidikan

8
maka kita akan mengetahui bahwa minimal ada tiga syarat yang harus
dimiliki suatu media sehingga alat ataupun benda yang dimaksud dapat
benarbenar digunakan sebagi media dalam pembelajaran. Tiga aspek itu
adalah : 1. Bahwa media harus mampu memberikan petunjuk
(pemahaman) kepada siapapun siswa yang memperhatikan penjelasan guru
dan memahami medianya. Ringkasnya, media harus mampu mewakili
setiap pikiran sang guru sehingga dapat lebih mudah memahami materi. 2.
Dalam Tafsir Al Maraghi disebutkan bahwa Al Qur’an sebagai media
yang digunakan oleh Allah akan mengeluarkan penganutnya dari
kegelapan Aqidah berhala. Keterangan ini memiliki makna bahwa setiap
media yang digunakan oleh seorang guru seharusnya dapat memudahkan
siswa dalam memahami sesuatu. 3. Sebuah media harus mampu
mengantarkan para siswanya menuju tujuan belajar mengajar serta tujuan
pendidikan dalam arti lebih luas
Tentunya dengan ayat ini mengajarkan kepada seluruh umat
manusia untuk selalu tak henti-hentinya berimajinasi dan menggali
kreativitas, dengan izin Allah, manusia terus berkembang menjadi manusia
yang lebih baik, manusia yang terus berimajinasi dan menggali kreativitas,
ini sangat mendukung dengan yang dikembangkan Kurikulum Merdeka.
Implementasi Kurikulum Merdeka melalui Kegiatan Proyek
Bertema Imajinasi dan Kreativitasku Menggunakan Media Berbahan
Looseparts di RA Athifa Berkah Excellent terlihat pada kegiatan proyek
“membuat miniatur masjid dari bahan daur ulang” Pelaksanaan proyek ini
di hari pertama yakni kunjungan ke masjid. Kegiatan ini dilakukan agar
peserta didik mengenal fungsi benda yang ada di dalam masjid dan belajar
untuk berdoa dan beretika ketika berada di masjid. Kegiatan tersebut
terlihat pada gambar berikut.

9
Gambar 1

Gambar 2

10
Gambar 3

Setelah kegiatan projek hari pertama maka dilanjutkan dengan


kegiatan di hari kedua yakni menetukan gambar yang akan dijadikan
projek. Dalam kegiatan tersebut peserta didik memilih gambar masjid.
Pada kegiatan di hari ketiga adalah kegiatan memilih bahan dan membuat
untuk gambar masjid. Pada kegiatan di hari ketiga ini media berbahan
loose parts digunakan yakni membuat atau menggambar masjid dengan
menggunakan bahan daur ulang naik sedotan plastik dan kertas origami
seperti terlihat pada gambar berikut.
Gambar 4

11
Gambar 5

Kegiatan proyek bertema Imajinasi dan Kreativitasku


Menggunakan Media Berbahan Loose Parts ini di hari keempat berupa
pameran hasil karya. Tujuan kegiatan dari proyek ini adalah (1)
Menunjukan perilaku baik yang mencerminkan akhlak mulia, (2)
membangun hubungan sosial secara sehat, (3) mengomunikasikan pikiran
dan perasaan secara lisan, (4) Menunjukan minat dan berpartisipasi dalam
kegiatan pramembaca, (5) menunjukan rasa ingin tahu dan kreativitas
dengan melakukan observasi, eksplorasi, dan eksperimen.
Dengan penerapan Kurikulum Merdeka dalam kegiatan proyek
bertema imajinasi dan kreativitasku menggunakan media berbahan Loose
Parts memberikan kesempatan lebih besar kepada anak untuk
bereksplorasi dan berkreasi. Dengan bermain anak mengeksplorasi
segalanya yang ada dalam bermain, baik sosial emosional,
mengembangkan imajinasinya, kreativitas dan kognitif. Itu berarti anak
melakukan permainan berdasarkan apa yang pernah mereka alami,
sehingga mereka memiliki target tersendiri terhadap ide dan tujuan yang
akan mereka capai dari permainan yang mereka lakukan. Sejalan dengan
hal tersebut, Maria Melita Rahardjo memaparkan bahwa Loose Parts
menyediakan kesempatan yang sangat luar biasa bagi anak-anak untuk

12
menjelajahi dunia di sekitar mereka dengan menggunakan berbagai bahan
atau material, baik yang alami, sintetis maupun yang dapat didaur ulang
sehingga anak dapat memperoleh pengalamannya sendiri kembangan anak
usia dini (Yuliati: 2020:79)
Material Loose Parts mencakup berbagai benda yang ada di sekitar
anak dan memang mudah ditemukan. Namun banyak alasan yang
mendasari pentingnya penggunaan Loose Parts bagi perkembangan anak
usia dini. Dengan bermain anak mengeksplorasi segalanya yang ada dalam
bermain, baik sosial emosional, mengembangkan imajinasinya, kreativitas
dan kognitif. Itu berarti anak melakukan permainan berdasarkan apa yang
pernah mereka alami, sehingga mereka memiliki target tersendiri terhadap
ide dan tujuan yang akan mereka capai dari permainan yang mereka
lakukan. Sejalan dengan hal tersebut, Maria Melita Rahardjo memaparkan
bahwa Loose Parts menyediakan kesempatan yang sangat luar biasa bagi
anak-anak untuk menjelajahi dunia di sekitar mereka dengan
menggunakan berbagai bahan atau material, baik yang alami, sintetis
maupun yang dapat didaur ulang sehingga anak dapat mempeoleh
pengalamannya sendiri.
Penggunaan Loose Parts dapat memberikan berbagai macam
manfaat bagi anak, yang secara garis besar membuka kesempatan untuk
bereksplorasi, berkreasi dan belajar dengan cara yang diperoleh sendiri
dan menemukan pengetahuan yang tidak terbatas. Loose Parts bahkan
mampu meningkatkan konsentrasi, kreativitas, hingga keterampilan
memecahkan persoalan yang dialami dalam kehidupan sehari-hari oleh
anak, meningkatkan aspek motorik anak melalui berbagai rangkaian
aktivitas yang dilakukannya, membantu penguasaan bahasa dan kosakata
serta sosial emosional melalui komunikasi yang dibangun dengan
lingkungan di sekitarnya, hingga penguasaan pemikiran matematika dan
pemikiran ilmiah.
Implementasi Kurikulum Merdeka melalui Kegiatan Proyek
Bertema Imajinasi dan Kreativitasku Menggunakan Media Berbahan

13
Looseparts di RA Athifa Berkah Excellent sudah dijalankan dengan
mengacu pada pedoman yang sudah ada, pendidik memanfaatkan benda
ataupun media yang ada dilingkungan sekitar sebagai bahan dan sumber
belajar dimana anak bebas mengekspresikan minat dan kegemarannya
sehingga apa yang menjadi tujuan dari kurikulum merdeka bisa
tersampaikan yaitu memerdekakan anak artinya guru tidak mendekte
maupun mengintruksikan anak tentang kegiatan yang akan dilaksanakan
disetiap harinya.
Anak-anak juga sangat bersemangat dan antusias ketika melakukan
kegiatan eksperimen dari berbagai benda atau komponen Loose Parts yang
sudah anak eksplorasi sebelumnya. Terlebih ketika guru sudah
menyiapkan berbagai invitasi dan provokasi terkait yang membuat anak
menjadi lebih tertarik dan terarah dalam melakukan kegiatan eksperimen.
Hal ini peneliti simpulkan bahwa sebelum anak bereksperimen, guru
melakukan ekspansi dengan menyiapkan menyiapkan invitasi dan
provokasi untuk kegiatan main anak. Invitasi yang disiapkan dalam bentuk
penataan lingkungan main yang berupa pengelompokkan komponen-
komponen yang sudah ditentukan dan dilengkapi dengan provokasi yang
berupa kalimat petunjuk atau perintah yang ditujukan untuk
memprovokasi anak melakukan atau membuat sesuatu dengan berbagai
komponen yang disediakan.
Pada tahap eksperimen, anak-anak sangat antusias melakukan
berbagai eksperimen atau percobaan-percobaan dengan menggunakan
berbagai komponen yang sudah anak amati dan pelajari pada saat
melakukan kegiatan eksplorasi. Ketika melakukan eksperimen itu sendiri
biasanya anak melakukan uji coba dengan melibatkan satu persatu
komponen yang anak anggap cocok untuk digunakan. Selain itu, melalui
kegiatan observasi, peneliti juga melihat bahwa anak-anak sangat antusias
dan percaya diri ketika melakukan berbagai eksperimen, anak- anak tidak
putus asa ketika percobaan pertamanya dirasa belum sesuai dengan
keinginan mereka, mereka terus mencoba berbagai hal dengan komponen-

14
komponen yang ada di sekeliling mereka. Hal ini menjelaskan bahwa
setelah anak selesai dengan tahap eksplorasi, anak mulai melakukan uji
coba membuat sesuatu sebagaimana ide yang muncul dari dalam anak dan
imajinasi anak berkembang pada tahap ini.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kurikulum Merdeka mencakup tiga tipe kegiatan pembelajaran


sebagai berikut: Pembelajaran intrakurikuler yang dilakukan secara
terdiferensiasi sehingga peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami
konsep dan menguatkan kompetensi. Hal ini juga memberikan keleluasaan
bagi guru untuk memilih perangkat ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik peserta didiknya. Struktur pada Kurikulum Merdeka adalah
sebagai berikut: Pembelajaran intrakurikuler, mengacu pada capaian
pembelajaran yang terdiri dari tiga elemen yaitu: Nilai agama dan budi
pekerti, jati diri, dasar-dasar literasi, sains, teknologi, rekayasa, seni dan
matematika. Dengan demikian, maka acuan pembelajaran dan asesmen harus
mengacu pada capaian tiga capaian tersebut. Selanjutnya, pada kurikulum
merdeka ini Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin (PPRA) merupakan acuan
penyelenggaraan layanan RA sehingga capaian pembelajaran sudah
mencerminkan PPRA. Kedua Pembelajaran kokurikuler berupa projek
penguatan Profil Pelajar Pancasila, berprinsip pembelajaran interdisipliner
yang berorientasi pada pengembangan karakter dan kompetensi umum. Ketiga
Pembelajaran ekstrakurikuler dilaksanakan sesuai dengan minat murid dan
sumber daya satuan pendidik.

Implementasi Kurikulum Merdeka melalui Kegiatan Proyek


Bertema Imajinasi dan Kreativitasku Menggunakan Media Berbahan
Looseparts di RA Athifa Berkah Excellent terlihat pada kegiatan proyek
“membuat miniatur masjid dari bahan daur ulang” Pelaksanaan proyek ini di
hari pertama yakni kunjungan ke masjid. Setelah kegiatan projek hari pertama
maka dilanjutkan dengan kegiatan di hari kedua yakni menetukan gambar
yang akan dijadikan projek. Dalam kegiatan tersebut peserta didik memilih
gambar masjid. Pada kegiatan di hari ketiga adalah kegiatan memilih bahan
dan membuat gambar masjid. Kegiatan proyek di hari keempat berupa

16
pameran hasil karya. Dengan penerapan Kurikulum Merdeka dalam kegiatan
proyek bertema imajinasi dan kreativitasku menggunakan media berbahan
Loose Parts memberikan kesempatan lebih besar kepada anak untuk
bereksplorasi dan berkreasi. Dengan bermain anak mengeksplorasi segalanya
yang ada dalam bermain, baik sosial emosional, mengembangkan
imajinasinya, kreativitas dan kognitif.

B. Saran
Semoga dengan kehadiran kurikulum merdeka, memberikan
nuansa baru dalam pembelajaran, menjadikan guru menjadi lebih semangat
dan kreatif dalam memilih bahan bahan ajar, dan peserta didik lebih semangat,
lebih mandiri dan tentunya potensi yanga ada dalam peserta didik berkembang
dengan optimal, dan pencapaian dari tujuan pendidikan perlahan akan
membuahkan hasil yang baik, dan menjadikan manusia manusia yang siap
bersaing dan unggul di masa yang akan datang.

17
DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor


985/P/2020 tentang Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah.

Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, BSKAP


Kemdikbud Ristek, 2022

Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil


Pelajar Rahmatan Lil Alamin,Direktorat KSKK Madrasah, Ditjen Pendis, 2022

Pranowo.2021.Permainan Bermakna Anak Merdeka Berjiwa


Pancasila.Yogyakarta

Siantajani, Yuliati. Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi PAUD.


Semarang: Sarang Seratus Aksara, 2020

18

Anda mungkin juga menyukai