Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang harus


ditangani oleh suatu bangsa, karena pada hakikatnya pendidikan
merupakan proses untuk membangun manusia dalam mengembangkan
potensinya.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
pembelajaran, suasana belajar dan proses belajar membantu peserta didik
secara aktif mengembangkan potensinya sendiri.
Pendidikan di Indonesia sangat diperhatikan oleh pemerintah
karena adanya perubahan kurikulum KTSP menjadi kurikulum 13,
perubahan tersebut dibuat untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia,
agar terwujudnya tujuan pendidikan yang diharapkan, selain itu
perencanaan pembelajaran juga sangat penting bagi seorang pendidik,
karena tanpa adanya rencana pembelajaran, maka pembelajaran itu tidak
akan sempurna, salah satu bagian dari rencana pembelajaran adalah
penggunaan metode yang tepat, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai
dengan baik.
Proses pembelajaran di SDN Jonggol 01 pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial di kelas V tentang Interaksi Sosial ditemukan
kurangnya keberhasilan dalam mengajar, terlihat dari kurangnya hasil nilai
tes yang diperoleh oleh peserta didik di bawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yaitu 70.
Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengadakan
perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan,
menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah (Taniredja,
2011: 23)

1
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan refleksi pembelajaran, ditemukan masalah sebagai berikut:
a. Peserta didik mengobrol saat guru menjelaskan
b. Peserta didik kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran
c. Peserta didik kurang percaya diri
d. Peserta didik tidak menyelesaikan soal dengan baik

2. Analisis Masalah
Dari pengamatan refleksi tersebut ditemukan kekurangan peserta didik
dalam pembelajaran yaitu:
a. Guru kurang mengembangkan cara komunikasi yang dapat diterima
oleh peserta didik
b. Guru kurang memperhatikan peserta didik secara individu maupun
klasikal
c. Guru tidak menggunakan metode pembelajaran yang efektif
Berdasarkan hasil analisis di atas, ditemukan kurangnya keberhasilan
dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang dilakukan oleh guru.

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah


Setelah berbagai pertimbangan, peneliti memiliki alternatif pemecahan
masalah sebagai berikut:
a. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
b. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya
c. Guru menggunakan metode diskusi untuk meningkatkan keaktifan
peserta didik

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil pengamatan di atas dan diskusi dengan teman sejawat
maka penulis merumuskan masalah untuk memperbaiki pembelajaran:
1. Bagaimana meningkatkan pemahaman peserta didik pada mata
pelajaran IPS tentang Interaksi Sosial melalui metode diskusi di kelas
V SDN Jonggol 01?

2. Apakah metode diskusi dapat meningkatkan pemahaman peserta didik


pada mata pelajaran IPS tentang Interaksi Sosial?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan
penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah untuk:
1. Meningkatkan pemahaman peserta didik pada mata pelajaran IPS
tentang Interaksi Sosial melalui diskusi di kelas V SDN Jonggol 01

2. Metode diskusidapat meningkatkan pemahaman peserta didik pada


mata pelajaran IPS tentang Interaksi Sosial melalui metode diskusi di
kelas V SDN Jonggol 01

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Bagi guru
a. Sebagai solusi bagi guru ketika mendapatkan masalah dalam
kegiatan pembelajaran
b. Menciptakan kegiatan pembelajaran yang aktif dan menarik bagi
peserta didik
c. Sebagai informasi untuk menggunakan metode yang tepat dalam
kegiatan pembelajaran

3
2. Bagi sekolah
a. Untuk memperbaiki kinerja guru sehingga dapat mencapai tujuan
pendidikan
b. Bahan masukan dalam meningkatkan kreatifitas bagi guru-guru di
sekolah tersebut

3. Bagi peserta didik


a. Dapat meningkatkan motivasi belajar
b. Meningkatkan kreatifitas peserta didik
c. Dapat meningkatkan hasil belajar IPS

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Meningkatkan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan metode diskusi
pada mata pelajaran IPS tentang Interaksi Sosial di kelas V SDN Jonggol 01 Kecamatan
Jonggol Kabupaten Bogor. Metode diskusi dalam pembelajaran IPS kelas V dapat
mempengaruhi pemahaman peserta didik. Metode diskusi dalam pembelajaran dapat
berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar peserta didik kelas V SDN
Jonggol 01 Kecamatan Jonggol Kabupaten Bogor semester II tahun pelajaran 2018-
2019. Saran yang diajukan pada pendidikan Sekolah Dasar sebaiknya menggunakan
metode dan model pembelajarannya sesuai dengan materi pembelajaran. Bagi peserta
didik yang sudah tuntas dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan belajar dengan
giat. Namun bagi peserta didik yang belum tuntas diharapkan lebih aktif dalam kegiatan
belajar.
Kata “Meningkatkan” dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah
kata kerja dengan arti antara lain:
1. Menaikkan (derajat, taraf, dsb), mempertinggi, memperhebat.
2. Mengangkat diri, memegahkan diri
Sedangkan menurut Moeliono, meningkatkan adalah sebuah cara atau
usaha yang dilakukan untuk mendapatkan keterampilan atau kemampuan
menjadi lebih baik.
Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam
makna kata “meningkatkan” tersirat adanya unsur proses yang bertahap, dari
tahap terendah, tahap menengah, dan tahap akhir.
Menurut Nagel, Meningkatkan adalah sebuah homonim karena arti-artinya
memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi maknanya berbeda, sehingga
meningkatkan dapat menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman.
Sedangkan meningkatkan yang penulis maksudkan dalam penelitian
ini adalah meningkatkan pemahaman peserta didik yang mendapat nilai
rendah, agar ditingkatkan proses belajarnya.

5
B. Pengertian Pemahaman
Pengertian pemahaman yang dikemukan oleh para ahli seperti yang
dikemukakan oleh Wikel dan Muhtar (Sudaryono, 2012 : 44),
mengemukakan bahwa:
Pemahaman yaitu kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami
sesuatu setelah sesuatu itu deketahui atau diingat, mencakup kemampuan
untuk menangkap makna dari arti dari bahan yang dipelajari, yang dinyatakan
dengan menguraikan isi pokok dari suatu bacaan, atau mengubah data yang
disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk yang lain.
Sementara Benjamin S Bloom (Anas Sudijono, 2009 : 50), mengatakan
bahwa:
Pemahaman (Comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti
atau memahami sesuatu setelah itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain,
memahami adalah mengerti tentang sesuatu dan dapat memberikan penjelasan atau
memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-kata
sendiri.
Menurut Daryanto (2008 : 106), kemampuan pengalaman dapat dijabarkan
menjadi tiga, yaitu :
1. Menerjemahkan (translation)
Pengertian penerjemahan di sini bukan saja pengalihan (translation) arti
dari bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain. Dapat juga dari
konsepsi abstrak menjadi suatu model, yaitu model simbolik untuk
mempermudah orang mempelajarinya.
2. Menginterprestasi (interpretation)
Kemampuan ini lebih laus dari pada menerjemahkan, ini adalah
kemampuan untuk mengenal dan memahami. Ide utama suatu
komunikasi.
3. Mengekstrapolasi (extrapolation)
Agak lain dari menerjemahkan dan menafsirkan, tetapi lebih tinggi
sifatnya. Ia menuntut kemampuan intelektual yang lebih tinggi.

6
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman
adalah kemampuan seseorang untuk dimengerti atau memahami sesuatu setelah
sesuatu itu diketahui dan diingat, memahami atau mengerti apa yang dianjurkan,
pengatahuan apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya
tanpa keharusan menghubungkannya dengan hal-hal yang lain. Dengan kata lain,
memahami adalah mengerti tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai
segi. Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat
memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu
dengan menggunakan kata-kata sendiri. Kemampuan pengalaman dapat
dijabarkan ke dalam tiga bentuk yaitu : menerjemahkan (translation),
menginterprestasi (interpretation), dan mengeksplorasi (extrapolation).

C. Hakikat IPS
Hakikat Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial (IPS) adalah kajian
tentang manusia dan lingkungannya dimana kehidupan manusia
merupakan suatu dinamika yang tidak pernah berhenti dan selalu aktif.
Dinamika yang menggabungkan manusia dengan sesamanya dan dengan
lingkungannya sebagai ungkapan jiwa bahwa manusia sebagai makhluk
yang berakal budi dan juga sebagai makhluk sosial.
Pada dasarnya, hakikat manusia itulah yang membedakan manusia dengan
makhluk lainnya. Manusia bukan hanya sebagai makhluk biologis, melainkan juga
sebagai makhluk yang berinteraksi dengan aspek sosial, budaya, ekonomi, politik,
hukum, dan sebagainya. Aspek-aspek tersebut menghasilkan ilmu pengetahuan
sosial (IPS) dan berkembang menjadi disiplin ilmu sesuai dengan perkembangan
masyarakat seperti ilmu ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi, geografi, dan
sebagainya.
Sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan
sesamanya. Dalam kehidupannya manusia harus menghadapi tantangan-
tantangan yang berasal dari lingkungannya maupun sebagai hidup
bersama.

7
Ilmu Pendidikan Sosial (IPS) melihat bagaimana manusia hidup
bersama dengan sesamanya, dengan tetangganya dari lingkungan dekat
sampai yang jauh. Bagaimana keserasian hidup dengan lingkungannya
baik dengan sesama manusia maupun lingkungan alamnya. Bagaimana
mereka melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dengan kata lain bahan kajian atau bahan belajar IPS adalah manusia dan
lingkungannya sebagai hakikat pendidikan IPS.
Tujuan pendidikan IPS tidak terlepas dari tujuan pendidikan
nasional yang dirumuskan berdasarkan pada falsafah negara Pancasila dan
UUD 1945, yaitu:

Berdasarkan pada falsafah negara tersebut, maka telah dirumuskan tujuan pendidikan
nasional, yaitu: membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila dan untuk
membentuk manusia yang sehat jasmani dan rokhaninya, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, dapat mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab, dapat
menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan
kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya, dan
mencintai sesama manusia sesuai ketentuan yang termaksud dalam UUD 1945.
Berdasarkan tujuan pendidikan nasional di atas, maka tujuan
pendidikan di atas harus dikaitkan dengan kebutuhan dan disesuaikan
dengan tantangan-tantangan kehidupan yang akan dihadapi siswa.
Beberapa pendapat yang berkaitan dengan tujuan pendidikan IPS, yaitu:
Kurikulum 2004 (tingkat SD) menyatakan bahwa, Pengetahuan Sosial
bertujuan untuk:
1. mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi,
sejarah, dan kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis.
2. mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri,
memecahkan masalah, dan keterampilan sosial
3. membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan
4. meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun global.

8
7
Tujuan pendidikan IPS menurut (Nursid Sumaatmadja. 2006) adalah
“membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian social yang berguna bagi
dirinya serta bagi masyarakat dan negara”
Tujuan pendidikan IPS menurut (Oemar Hamalik. 1992) merumuskan tujuan
pendidikan IPS berorientasi pada tingkah laku para peserta didik, yaitu :
pengetahuan dan pemahaman, sikap hidup belajar, nilai-nilai sosial dan sikap,
keterampilan.

IPS juga bertujuan untuk mengembangkan sikap belajar yang baik.


Artinya dengan belajar IPS anak memiliki kemampuan menyelidiki
(inkuiri) untuk menemukan ide-ide, konsep-konsep baru sehingga mereka
mampu melakukan perspektif untuk masa yang akan datang. Sikap belajar
tersebut diarahkan pada pengembangan motivasi untuk mengetahui,
berimajinasi, minat belajar, kemampuan merumuskan masalah, dan
hipotesis pemecahannya, keinginan melanjutkan eksplorasi IPS sampai ke
luar kelas, dan kemampuan menarik kesimpulan berdasarkan data.
Salah satu fungsi pengajaran IPS adalah mentransmisikan pengetahuan
dan pemahaman tentang masyarakat berupa fakta-fakta dan ide-ide kepada
anak. Selain itu juga mengembangkan rasa kontinuitas dan stabilitas,
memberikan informasi dan teknik-teknik sehingga mereka dapat ikut
memajukan masyarakat sekitarnya. Sebagai contohnya tradisi dan nilai-
nilai dalam masyarakat, kebudayaan dari berbagai lingkungan serta
pengaruhnya terhadap hubungan dengan warga masyarakat lainnya,
pengelolaan dan penggunaan sumber-sumber ekonomi oleh masyarakat.

9
D. Pengertian Metode Belajar

Diskusi adalah aktivitas dari sekelompok siswa, berbicara saling


bertukar informasi maupun pendapat tentang sebuah topik atau masalah,
dimana setiap anak ingin mencari jawaban / penyelesaian problem dari
segala segi dan kemungkinan yang ada. (Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan : 1994). 
Menurut  Hasibun dalam bukunya Proses Belajar Mengajar (2006:10)
mengatakan bahwa diskusi merupakan proses penglihatan dua atau lebih individu
yang berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan atau
sasaran yang sudah tertentu melalui cara menukar informasi, mempertahankan
pendapat atau pemecahan masalah.
Metode diskusi adalah cara penyajian pembelajaran, di mana
siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah, yang bisa berupa
pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan
dipecahkan bersama. (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain: 2006)
Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran
dengan menugaskan peserta didik atau kelompok belajara untuk
melaksanakan percakapan ilmiah untuk mencari kebenaran dalam rangka
mewujudkan tujuan pengajaran (Karo-karo, 1998: 25).
Menurut Djajadisastra (1983:12) metode   diskusi   adalah
format belajar mengajar yang menitik   beratkan kepada interaksi  
antara anggota yang lain dalam suatu kelompok guna menyelesaikan
tugas belajar secara bersama. Karena itu, guna  dituntut untuk mampu
melibatkan keaktifan anak bekerjasama dan berkolaborasi dalam
kelompok
Sementara itu Sudirman dkk (1992: 150) menyatakan, “Metode diskusi
adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa dihadapkan kepada suatu
masalah yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat
problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama “.

10
E. Kelebihan Metode Diskusi

Menurut Wahab (1998), keunggulan dari metode diskusi


kelompok adalah sebagai berikut:
1. memberikan kemungkinan untuk saling mengemukakan pendapat
2. menyebabkan pendekatan yang demokratis
3. mendorong rasa kesatuan
4. memperluas pandangan
5. menghayati kepemimpinan bersama – sama
6. membantu mengembangkan kepemimpinan
7. meningkatkan pemahaman terhadap diri sendiri maupun terhadap
orang lain.
Secara umum kelebihan dan kekurangan metode diskusi adalah
sebagai berikut:
Kelebihan metode diskusi adalah:
1. Mendidik peserta didik untuk belajar mengemukakan pikiran atau
pendapat
2. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk memperoleh
penjelasan-penjelasan dari berbagai sumber data
3. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menghayati
pembaharuan suatu problem bersama-sama
4. Melatih peserta didik untuk berdiskusi di bawah asuhan guru
5. Merangsan peserta didik untuk ikut mengemukakan pendapat sendiri,
menyetujui, atau menentang pendapat teman-temannya
6. Membina suatu perasaan tanggung jawab mengenai suatu pendapat,
kesimpulan, atau keputusan yang akan atau telah diambil
7. Mengembangkan rasa solidaritas / toleransi
8. Menuntut kemampuan bicara secara sistematis dan logis
9. Mendengarkan semua keterangan yang dikemukakan oleh pembicara,
pengetahuan dan pandangan peserta didik mengenai suatu problem akan
bertambah luas.

11
E. Kekurangan Metode Diskusi
1. Tidak dapat dipakai pada kelompok besar
2. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas
3. Dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara
4. Biasanya tidak semua peserta didik berani menyatakan pendapat
sehingga waktu akan terbuang karena menunggu peserta didik
mengemukakan pendapat

F. Proses Diskusi
Hal – hal yang harus dipersiapkan dalam persiapan diskusi diantaranya:
1. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai
2. Menentukan jenis diskusi yang akan dilaksanakan
3. Menetapkan masalah yang akan dibahas
4. Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis
pelaksanaan diskusi
Pelaksanaan diskusi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan diskusi adalah:
1. Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat
memengaruhi kelancaran diskusi
2. Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi
3. Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang
telah ditetapkan
4. Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta
diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya
5. Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang
sedang dibahas

Menutup diskusi
1. Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai
kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi
2. Me-review jalannya diskusi dengan meminta
pendapat dari seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan
selanjutnya.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

12
A. Subjek, Tempat, Waktu, Pihak yang Membantu
1. Subjek
Penelitian ini dilaksanakan pada peserta didik SDN Jonggol 01, Semester II
yang berjumlah 26 orang, yang terdiri dari 11 orang laki-laki dan 15 orang
perempuan.
2. Tempat
Penelitian dilaksanakan di SDN Jonggol 01 yang bertempat di
Jl.Asrama Polisi Rt 03/ Rw 08 Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor.
3. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2019 tepatnya
tanggal 21 Januari 2019 sampai 10 Februari 2019.
Dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian


No Hari / Tanggal Waktu Kelas Siklus
1 Senin/ 21 Januari 2019 08.25-09.00 V Pra Siklus
2 Senin/ 28 Januari 2019 08.25-09.00 V Siklus I
3 Senin/ 04 Februari 2019 08.25-09.00 V Siklus II

4. Pihak yang membantu


Dalam pelaksanaan penelitian tentunya tidak akan selesai tanpa pihak- pihak
yang membantu. Untuk itu penulis ucapkan terima kasih kepada:
a. Bapak Nurhadi,M.Pd selaku pembimbing sekaligus Supervisor 1
b. Ibu Cucun Sri Devi,S.Pd selaku Supervisor 2
c. Bapak Agustinus Jaka Untara selaku Kepala Sekolah SDN Jonggol 01
B. Desain Prosedur
Proses perbaikan pembelajaran siklus
Gambar 3.1 Proses Perbaikan Pembelajaran Siklus

13
Perencanaan Pelaksanaan Observasi
Perbaikan Siklus 1

Perencanaan Refleksi Analisis


Perbaikan Siklus 2

Analisis Hasil
Pelaksanaan Observasi
Siklus 2

Siklus I
1. Kegiatan Pendahuluan (3,5 menit)
a. Guru memberikan salam dan menyapa peserta didik
b. Guru mengkondisikan kelas agar siap untuk belajar
c. Salah satu peserta didik diminta untuk memimpin doa
d. Memeriksa kehadiran peserta didik
e. Melakukan tanya jawab tentang materi sebelumnya
f. Menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
pembelajaran
g. Menyampaikan tujuan pembelajaran

2. Kegiatan Inti (24,5 Menit)


a. Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan
perhatian pada situasi belajar
b. Guru menanyakan kepada peserta didik, apakah sudah pernah
14 Interaksi Sosial?
membaca atau mendengar tentang
c. Guru memberikan apresiasi kepada peserta didik yang sudah
menjawab pertanyaan
d. Guru memperlihatkan gambar mengenai interaksi sosial
e. Guru membagikan peserta didik dengan beberapa kelompok untuk
berdiskusi tentang Interaksi Sosial
f. Guru memberikan lembar soal kepada peserta didik
g. Guru dan Peserta didik melakukan tanya jawab mengenai interaksi sosial
h. Guru mengapresiasi peserta didik dan menunjukkan jawaban yang
benar
i. Guru beserta peserta didik menyimpulkan pembelajaran

3. Kegiatan Penutup (7 Menit )


1. Guru memberikan PR
2. Mengakhiri pembelajaran dengan doa
3. Guru memberikan tes akhir

Siklus 2
1. Kegiatan Pendahuluan ( 3,5 Menit )
a. Guru memberikan salam dan menyapa peserta didik
b. Guru mengkondisikan kelas agar siap untuk belajar
c. Salah satu peserta didik diminta untuk memimpin doa
d. Memeriksa kehadiran peserta didik
e. Melakukan tanya jawab tentang materi sebelumnya
f. Menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
pembelajaran
g. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti (24,5 Menit)
a. Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
memusatkan perhatian pada situasi belajar
b. Guru menanyakan kepada peserta didik, apakah sudah pernah
15
membaca atau mendengar tentang Interaksi Sosial?
c. Guru memberikan apresiasi kepada peserta didik yang sudah
menjawab pertanyaan
d. Guru memperlihatkan gambar mengenai interaksi sosial
e. Guru membagikan peserta didik dengan beberapa kelompok
untuk berdiskusi tentang Interaksi Sosial
f. Guru memberikan bahan diskusi
g. Peserta didik melaksanakan diskusi dengan materi Interaksi
Sosial
h. Guru memberikan kesempatan untuk berpikir dan menganalisis
i. Guru dan Peserta didik melakukan tanya jawab mengenai
interaksi sosial
j. Guru mengapresiasi peserta didik dan menunjukkan jawaban
yang benar
k. Setiap kelompok melaporkan hasil diskusi
l. Guru beserta peserta didik menyimpulkan pembelajaran

3. Kegiatan Penutup (7 Menit )


a. Guru memberikan PR
b. Guru Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya
c. Mengakhiri pembelajaran dengan doa
d. Guru memberikan tes akhir
C. Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini, data dianalisis secara kuantitatif dan data kualitatif
sesuai dengan jenis data yang terkumpul.

16
1. Data Kuantitatif
Data Kuantitatif adalah jenis data yang dinyatakan dalam bentuk
angka atau bilangan hasil perhitungan. Data Kuantitatif dianalisis
untuk menemukan persentase dan nilai rata-rata dalam pembelajaran.

2. Data Kualitatif
Data Kualitatif adalah jenis data yang dinyatakan dalam bentuk kata-
kata atau uraian kalimat. Data Kualitatif dibuat dalam bentuk uraian
singkat atau tabel sesuai dengan hakikat data yang dianalisis.
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL

A. Deskripsi
17
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam 2 siklus.
Siklus 1 dilaksanakan pada hari Senin tanggal 28 Januari 2019 dan Siklus 2
dilaksanakan pada hari Senin tanggal 04 Februari 2019 dengan materi tentang
Interaksi Sosial, dengan uraian dan rincian pelaksanaan sebagai berikut:

1. Siklus 1
a. Perencanaan Tindakan
Sebelum memulai pembelajaran guru membuat perencanaan tindakan,
meliputi:
1. Membuat rencana perbaikan pembelajaran
2. Menyiapkan materi pembelajaran
3. Membuat alat evaluasi

b. Tindakan (Pelaksanaan)
Di kegiatan pendahuluan guru melakukan beberapa kegiatan
pembelajaran yaitu:
1. Guru memberikan salam dan menyapa peserta didik
2. Guru mengkondisikan kelas agar siap untuk belajar
3. Salah satu peserta didik diminta untuk memimpin doa
4. Memeriksa kehadiran peserta didik
5. Melakukan tanya jawab tentang materi sebelumnya
6. Menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
pembelajaran
7. Menyampaikan tujuan pembelajaran
Di kegiatan inti guru melakukan kegiatan pembelajaran yaitu:
1. Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan
perhatian pada situasi belajar
2. Guru menanyakan kepada peserta didik, apakah sudah pernah
18
membaca atau mendengar tentang Interaksi Sosial?
3. Guru memberikan apresiasi kepada peserta didik yang sudah
menjawab pertanyaan
4. Guru memperlihatkan gambar mengenai interaksi sosial
5. Guru membagikan peserta didik dengan beberapa kelompok untuk
berdiskusi tentang Interaksi Sosial
6. Guru memberikan lembar soal kepada peserta didik
7. Guru dan Peserta didik melakukan tanya jawab mengenai interaksi
sosial
8. Guru mengapresiasi peserta didik dan menunjukkan jawaban yang
benar
9. Guru beserta peserta didik menyimpulkan pembelajaran

Di kegiatan akhir guru melakukan kegiatan pembelajaran yaitu:


1. Guru memberikan PR
2. Mengakhiri pembelajaran dengan doa
3. Guru memberikan tes akhir

c. Observasi
Dari hasil observasi pada siklus 1 masih ditemukan beberapa
kekurangan yaitu tidak melakukan apersepsi, proses tanya jawab
kurang berjalan dengan baik.
d. Refleksi
Dari pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran serta
hasil diskusi dengan teman sejawat maka didapat temuan yaitu peserta
didik kurang aktif selama proses pembelajaran, peserta didik tidak
19
focus selama proses pembelajaran.
Tabel 4.1
Hasil tes formatif siklus 1

No Nama Peserta Didik Nilai Siklus 1 Keterangan


1 Agung Maulana 66 Belum Tuntas
2 Amanda 100 Tuntas
3 Claudia Saza A.J 64 Belum Tuntas
4 Desti Safitri 67 Belum Tuntas
5 Ferista 100 Tuntas
6 Fajri Hidayat 63 Belum Tuntas
7 Ignasia Dewi 65 Belum Tuntas
8 Ika Kartika 67 Belum Tuntas
9 Nabila 63 Belum Tuntas
10 Natasha 63 Belum Tuntas
11 M. Nazril 65 Belum Tuntas
12 M.Rizky 68 Belum Tuntas
13 M.Teguh 100 Tuntas
14 Rio Hardiansyah 63 Belum Tuntas
15 Rio Firmansyah 63 Belum Tuntas
16 Rexi 66 Belum Tuntas
17 Salman faris 65 Belum Tuntas
18 Salma 66 Belum Tuntas
19 Septia 100 Tuntas
20 Patricia 62 Belum Tuntas
21 Pelangi 63 Belum Tuntas
22 Yulianti 67 Belum Tuntas
23 Zahra 62 Belum Tuntas
24 Zaki 73 Belum Tuntas
25 Zaluy 65 Belum Tuntas
26 Zuwita Mardiana 67 Belum Tuntas
Jumlah 1833
Rata-Rata 70,5

20
Nilai Terendah 62
Nilai Tertinggi 100
KKM 70

Tabel 4.2 Rekapitulasi hasil tes formatif peserta didik


Skor Pra Siklus Siklus 1
Peserta didik Persen Peserta didik Persen
< 65 18 69% 13 50%
≥ 65 8 31% 13 50%

Gambar 4.1 Grafik Tes Formatif Peserta Didik

70% 69%

60%

50% 50%
50%

40%
31%
30%

20%

10%

0%
Pra Siklus Siklus I

Belum Tuntas Sudah Tuntas


2. Siklus 2
a. Perencanaan Tindakan
Persiapan yang dilakukan sebelum pembelajaran di Siklus 2
guru membuat perencanaan
21 perbaikan terhadap kelemahan di
siklus 1, meliputi:
1. Membuat rencana perbaikan pembelajaran
2. Menyiapkan materi pembelajaran
3. Menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam
proses pembelajaran
4. Mengefektifkan metode diskusi

b. Tindakan (Pelaksanaan)
Di kegiatan pendahuluan guru melakukan beberapa kegiatan
pembelajaran yaitu:
1. Guru memberikan salam dan menyapa peserta didik
2. Guru mengkondisikan kelas agar siap untuk belajar
3. Salah satu peserta didik diminta untuk memimpin doa
4. Memeriksa kehadiran peserta didik
5. Melakukan tanya jawab tentang materi sebelumnya
6. Menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
pembelajaran
7. Menyampaikan tujuan pembelajaran

Di kegiatan inti melakukan beberapa kegiatan pembelajaran


yaitu:
1. Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
memusatkan perhatian pada situasi belajar
2. Guru menanyakan kepada peserta didik, apakah sudah pernah
membaca atau mendengar tentang Interaksi Sosial?
3. Guru memberikan apresiasi kepada peserta didik yang sudah
menjawab pertanyaan
4. Guru memperlihatkan gambar mengenai interaksi sosial
5. Guru membagikan peserta didik dengan beberapa kelompok
untuk berdiskusi tentang Interaksi Sosial
6. Guru memberikan bahan diskusi
7. Peserta didik melaksanakan22diskusi dengan materi Interaksi
Sosial
8. Guru memberikan kesempatan untuk berpikir dan
menganalisis
9. Guru dan Peserta didik melakukan tanya jawab mengenai
interaksi sosial
10. Guru mengapresiasi peserta didik dan menunjukkan jawaban
yang benar
11. Setiap kelompok melaporkan hasil diskusi
12. Guru beserta peserta didik menyimpulkan pembelajaran

Di kegiatan akhir guru memberikan tugas mengerjakan evaluasi


untuk menguatkan pemahaman peserta didik.
c. Observasi
Dari hasil observasi pada siklus 2 kegiatan pembelajaran
mengalami peningkatan, proses diskusi berjalan dengan baik
dan hasil peserta didik mengalami peningkatan.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil dari kegiatan pembelajaran di siklus 2
terwujudnya pencapaian tujuan pembelajaran dan meningkatnya
hasil belajar peserta didik yang mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM).
Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran yang dilakukan
peneliti menyimpulkan bahwa pelaksanaan perbaikan
pembelajaran telah tuntas serta peneliti tidak melakukan
perbaikan pembelajaran kembal

3. Hasil Penelitian Pembelajaran


Hasil perbaikan pembelajaran yang dilakukan dalam 2 siklus,
dengan materi tentang Interaksi Sosial. Adapun hasil tes formatif
23
peserta didik sebagai berikut:
Tabel 4.3 Hasil Tes Formatif Peserta Didik

No Nama Nilai Ket


Pra Siklus 1 Siklus 2
Siklus
1 Agung Maulana 64 66 100 Tuntas
2 Amanda 80 100 100 Tuntas
3 Claudia Saza 60 64 80 Tuntas
4 Desti Safitri 64 67 100 Tuntas
5 Ferista 63 100 100 Tuntas
6 Fajri Hidayat 60 63 100 Tuntas
7 Ignasia Dewi 67 65 100 Tuntas
8 Ika Kartika 67 67 100 Tuntas
9 Nabila 60 63 80 Tuntas
10 Natasha 60 63 85 Tuntas
11 M. Nazril 60 65 84 Tuntas
12 M. Rizky 67 68 100 Tuntas
13 M.Teguh 80 100 100 Tuntas
14 Rio Hardiansyah 63 63 80 Tuntas
15 Rio Firmansyah 60 63 83 Tuntas
16 Rexi 80 66 84 Tuntas
17 Salma Faris 60 65 80 Tuntas
18 Salman 67 66 100 Tuntas
19 Septia 80 100 100 Tuntas
20 Patricia 60 62 80 Tuntas
21 Pelangi 60 63 80 Tuntas
22 Yulianti 63 67 100 Tuntas
23 Zahra 60 62 80 Tuntas
24 Zaki 65 73 100 Tuntas
25 Zaluy 60 65 80 Tuntas
26 Zuwita Mardiana 60 67 80 Tuntas
Jumlah 1690 1833 2356
Rata-Rata 65 70,5 90,6
Nilai Terendah 60 62 80
Nilai Tertinggi 80 100 100
KKM 70 70 70

Berdasarkan hasil tes formatif pada tabel 4.1 (tabel hasil tes
formatif) diatas, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.4 Rekapitulasi hasil tes formatif peserta didik


Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Skor
Peserta didik Persen Peserta didik Persen Peserta didik Persen
< 65 18 69% 13 50% 0 0%
≥ 65 8 31% 13 50% 26 100%

Gambar 4.2 Grafik Tes Formatif Peserta Didik

25

25
120%

100%
100%

80%

69%
60%

50% 50%
40%

31%
20%

0%
0%
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

<65 >65

Berdasarkan hasil data di atas, untuk mengetahui Rata-rata nilai


dapat dihitung dengan cara:

Jumlah Skor Subjek


Rata−Rata Nilai= X 100
Jumlah Maksimal Subjek

Sedangkan untuk mencari Daya Serap Klasikal (DSK) dapat


dihitung dengan cara:

Σ Siswa yang memperoleh tingkat penguasaan>65


Nilai DSK = X 100
Σ Seluruh Siswa
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada mata
pelajaran IPS tentang Interaksi Sosial yang dilaksanakan dalam 2
siklus, hasil pada setiap siklus sebagai berikut:
26

1. Siklus 1
Siklus 1 dilaksanakan pada hari Senin tanggal 28 Januari 2019
pada jam ke 2. Pembelajaran dilaksanakan menggunakan metode tanya
jawab, metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran yang harus
dijawab, terutama dari guru ke peserta didik, tetapi dapat pula dari
peserta didik kepada guru.
Proses kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung cukup baik terlihat
dari keaktifan peserta didik ketika belajar dan terlihat dari hasil tes formatif
yang telah dilakukan. Hasil daya serap klasikal (DSK) yang dilakukan di
siklus 1 menunjukkan 50% peserta didik mampu memperoleh tingkat
penguasaan lebih dari 65, hal ini meningkat 19% dibandingkan hasil
sebelumnya di pembelajaran Prasiklus yang hanya mencapai 31%. Tetapi
masih ada peserta didik yang belum mencapai KKM 70.

27
2. Siklus II
Setelah melaksanakan pembelajaran Siklus I dan hasil
pembelajaran di Siklus I, peneliti melakukan refleksi dan perencanaan
pembelajaran Siklus II. Siklus II dilakukan pada tanggal 04 Februari
2019 menggunakan metode diskusi dan menggunakan media gambar
untuk meningkatkan pemahaman peserta didik. Pada Siklus II hasil
daya serap klasikal (DSK) mengalami peningkatan yang sangat baik.
DSK pada Siklus II meningkat sebesar 50% dibandingkan pada Siklus I
menjadi 100% dan seluruh peserta didik dapat mencapai KKM 70.

Hal tersebuat sesuai dengan tujuan pembelajaran yaitu:


a. Penyampaian materi yang tepat sasaran
b. Tujuan indikator yang tercapai
c. Meningkatkan pemahaman peserta didik
d. Proses pembelajaran yang aktif
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

28
A. Simpulan
Berdasarkan hasil perbaikan yang dilakukan pada Siklus I dan Siklus II
ternyata penggunaan metode diskusi dapat meningkatkan pemahaman
peserta didik pada mata pelajaran IPS tentang Interaksi Sosial, yang telah
dibuktikan dengan hasil test formatif peserta didik pada Siklus II.

B. Saran Tindak Lanjut


Dengan adanya kesimpulan di atas, agar proses belajar mengajar berjalan
sesuai dengan harapan, maka seorang guru harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1. Pendidik harus menggunakan metode yang tepat sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai
2. Sebagai pengelola kelas (Guru) harus mencari, menemukan dan
menerapkan cara-cara pembelajaran yang lebih baik lagi, dan
menyenangkan bagi peserta didik.
29

Anda mungkin juga menyukai