PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan refleksi pembelajaran, ditemukan masalah sebagai berikut:
a. Peserta didik mengobrol saat guru menjelaskan
b. Peserta didik kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran
c. Peserta didik kurang percaya diri
d. Peserta didik tidak menyelesaikan soal dengan baik
2. Analisis Masalah
Dari pengamatan refleksi tersebut ditemukan kekurangan peserta didik
dalam pembelajaran yaitu:
a. Guru kurang mengembangkan cara komunikasi yang dapat diterima
oleh peserta didik
b. Guru kurang memperhatikan peserta didik secara individu maupun
klasikal
c. Guru tidak menggunakan metode pembelajaran yang efektif
Berdasarkan hasil analisis di atas, ditemukan kurangnya keberhasilan
dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang dilakukan oleh guru.
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil pengamatan di atas dan diskusi dengan teman sejawat
maka penulis merumuskan masalah untuk memperbaiki pembelajaran:
1. Bagaimana meningkatkan pemahaman peserta didik pada mata
pelajaran IPS tentang Interaksi Sosial melalui metode diskusi di kelas
V SDN Jonggol 01?
3
2. Bagi sekolah
a. Untuk memperbaiki kinerja guru sehingga dapat mencapai tujuan
pendidikan
b. Bahan masukan dalam meningkatkan kreatifitas bagi guru-guru di
sekolah tersebut
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Meningkatkan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan metode diskusi
pada mata pelajaran IPS tentang Interaksi Sosial di kelas V SDN Jonggol 01 Kecamatan
Jonggol Kabupaten Bogor. Metode diskusi dalam pembelajaran IPS kelas V dapat
mempengaruhi pemahaman peserta didik. Metode diskusi dalam pembelajaran dapat
berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar peserta didik kelas V SDN
Jonggol 01 Kecamatan Jonggol Kabupaten Bogor semester II tahun pelajaran 2018-
2019. Saran yang diajukan pada pendidikan Sekolah Dasar sebaiknya menggunakan
metode dan model pembelajarannya sesuai dengan materi pembelajaran. Bagi peserta
didik yang sudah tuntas dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan belajar dengan
giat. Namun bagi peserta didik yang belum tuntas diharapkan lebih aktif dalam kegiatan
belajar.
Kata “Meningkatkan” dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah
kata kerja dengan arti antara lain:
1. Menaikkan (derajat, taraf, dsb), mempertinggi, memperhebat.
2. Mengangkat diri, memegahkan diri
Sedangkan menurut Moeliono, meningkatkan adalah sebuah cara atau
usaha yang dilakukan untuk mendapatkan keterampilan atau kemampuan
menjadi lebih baik.
Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam
makna kata “meningkatkan” tersirat adanya unsur proses yang bertahap, dari
tahap terendah, tahap menengah, dan tahap akhir.
Menurut Nagel, Meningkatkan adalah sebuah homonim karena arti-artinya
memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi maknanya berbeda, sehingga
meningkatkan dapat menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman.
Sedangkan meningkatkan yang penulis maksudkan dalam penelitian
ini adalah meningkatkan pemahaman peserta didik yang mendapat nilai
rendah, agar ditingkatkan proses belajarnya.
5
B. Pengertian Pemahaman
Pengertian pemahaman yang dikemukan oleh para ahli seperti yang
dikemukakan oleh Wikel dan Muhtar (Sudaryono, 2012 : 44),
mengemukakan bahwa:
Pemahaman yaitu kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami
sesuatu setelah sesuatu itu deketahui atau diingat, mencakup kemampuan
untuk menangkap makna dari arti dari bahan yang dipelajari, yang dinyatakan
dengan menguraikan isi pokok dari suatu bacaan, atau mengubah data yang
disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk yang lain.
Sementara Benjamin S Bloom (Anas Sudijono, 2009 : 50), mengatakan
bahwa:
Pemahaman (Comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti
atau memahami sesuatu setelah itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain,
memahami adalah mengerti tentang sesuatu dan dapat memberikan penjelasan atau
memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-kata
sendiri.
Menurut Daryanto (2008 : 106), kemampuan pengalaman dapat dijabarkan
menjadi tiga, yaitu :
1. Menerjemahkan (translation)
Pengertian penerjemahan di sini bukan saja pengalihan (translation) arti
dari bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain. Dapat juga dari
konsepsi abstrak menjadi suatu model, yaitu model simbolik untuk
mempermudah orang mempelajarinya.
2. Menginterprestasi (interpretation)
Kemampuan ini lebih laus dari pada menerjemahkan, ini adalah
kemampuan untuk mengenal dan memahami. Ide utama suatu
komunikasi.
3. Mengekstrapolasi (extrapolation)
Agak lain dari menerjemahkan dan menafsirkan, tetapi lebih tinggi
sifatnya. Ia menuntut kemampuan intelektual yang lebih tinggi.
6
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman
adalah kemampuan seseorang untuk dimengerti atau memahami sesuatu setelah
sesuatu itu diketahui dan diingat, memahami atau mengerti apa yang dianjurkan,
pengatahuan apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya
tanpa keharusan menghubungkannya dengan hal-hal yang lain. Dengan kata lain,
memahami adalah mengerti tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai
segi. Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat
memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu
dengan menggunakan kata-kata sendiri. Kemampuan pengalaman dapat
dijabarkan ke dalam tiga bentuk yaitu : menerjemahkan (translation),
menginterprestasi (interpretation), dan mengeksplorasi (extrapolation).
C. Hakikat IPS
Hakikat Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial (IPS) adalah kajian
tentang manusia dan lingkungannya dimana kehidupan manusia
merupakan suatu dinamika yang tidak pernah berhenti dan selalu aktif.
Dinamika yang menggabungkan manusia dengan sesamanya dan dengan
lingkungannya sebagai ungkapan jiwa bahwa manusia sebagai makhluk
yang berakal budi dan juga sebagai makhluk sosial.
Pada dasarnya, hakikat manusia itulah yang membedakan manusia dengan
makhluk lainnya. Manusia bukan hanya sebagai makhluk biologis, melainkan juga
sebagai makhluk yang berinteraksi dengan aspek sosial, budaya, ekonomi, politik,
hukum, dan sebagainya. Aspek-aspek tersebut menghasilkan ilmu pengetahuan
sosial (IPS) dan berkembang menjadi disiplin ilmu sesuai dengan perkembangan
masyarakat seperti ilmu ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi, geografi, dan
sebagainya.
Sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan
sesamanya. Dalam kehidupannya manusia harus menghadapi tantangan-
tantangan yang berasal dari lingkungannya maupun sebagai hidup
bersama.
7
Ilmu Pendidikan Sosial (IPS) melihat bagaimana manusia hidup
bersama dengan sesamanya, dengan tetangganya dari lingkungan dekat
sampai yang jauh. Bagaimana keserasian hidup dengan lingkungannya
baik dengan sesama manusia maupun lingkungan alamnya. Bagaimana
mereka melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dengan kata lain bahan kajian atau bahan belajar IPS adalah manusia dan
lingkungannya sebagai hakikat pendidikan IPS.
Tujuan pendidikan IPS tidak terlepas dari tujuan pendidikan
nasional yang dirumuskan berdasarkan pada falsafah negara Pancasila dan
UUD 1945, yaitu:
Berdasarkan pada falsafah negara tersebut, maka telah dirumuskan tujuan pendidikan
nasional, yaitu: membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila dan untuk
membentuk manusia yang sehat jasmani dan rokhaninya, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, dapat mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab, dapat
menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan
kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya, dan
mencintai sesama manusia sesuai ketentuan yang termaksud dalam UUD 1945.
Berdasarkan tujuan pendidikan nasional di atas, maka tujuan
pendidikan di atas harus dikaitkan dengan kebutuhan dan disesuaikan
dengan tantangan-tantangan kehidupan yang akan dihadapi siswa.
Beberapa pendapat yang berkaitan dengan tujuan pendidikan IPS, yaitu:
Kurikulum 2004 (tingkat SD) menyatakan bahwa, Pengetahuan Sosial
bertujuan untuk:
1. mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi,
sejarah, dan kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis.
2. mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri,
memecahkan masalah, dan keterampilan sosial
3. membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan
4. meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun global.
8
7
Tujuan pendidikan IPS menurut (Nursid Sumaatmadja. 2006) adalah
“membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian social yang berguna bagi
dirinya serta bagi masyarakat dan negara”
Tujuan pendidikan IPS menurut (Oemar Hamalik. 1992) merumuskan tujuan
pendidikan IPS berorientasi pada tingkah laku para peserta didik, yaitu :
pengetahuan dan pemahaman, sikap hidup belajar, nilai-nilai sosial dan sikap,
keterampilan.
9
D. Pengertian Metode Belajar
10
E. Kelebihan Metode Diskusi
11
E. Kekurangan Metode Diskusi
1. Tidak dapat dipakai pada kelompok besar
2. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas
3. Dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara
4. Biasanya tidak semua peserta didik berani menyatakan pendapat
sehingga waktu akan terbuang karena menunggu peserta didik
mengemukakan pendapat
F. Proses Diskusi
Hal – hal yang harus dipersiapkan dalam persiapan diskusi diantaranya:
1. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai
2. Menentukan jenis diskusi yang akan dilaksanakan
3. Menetapkan masalah yang akan dibahas
4. Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis
pelaksanaan diskusi
Pelaksanaan diskusi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan diskusi adalah:
1. Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat
memengaruhi kelancaran diskusi
2. Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi
3. Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang
telah ditetapkan
4. Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta
diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya
5. Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang
sedang dibahas
Menutup diskusi
1. Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai
kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi
2. Me-review jalannya diskusi dengan meminta
pendapat dari seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan
selanjutnya.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
12
A. Subjek, Tempat, Waktu, Pihak yang Membantu
1. Subjek
Penelitian ini dilaksanakan pada peserta didik SDN Jonggol 01, Semester II
yang berjumlah 26 orang, yang terdiri dari 11 orang laki-laki dan 15 orang
perempuan.
2. Tempat
Penelitian dilaksanakan di SDN Jonggol 01 yang bertempat di
Jl.Asrama Polisi Rt 03/ Rw 08 Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor.
3. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2019 tepatnya
tanggal 21 Januari 2019 sampai 10 Februari 2019.
Dengan rincian sebagai berikut:
13
Perencanaan Pelaksanaan Observasi
Perbaikan Siklus 1
Analisis Hasil
Pelaksanaan Observasi
Siklus 2
Siklus I
1. Kegiatan Pendahuluan (3,5 menit)
a. Guru memberikan salam dan menyapa peserta didik
b. Guru mengkondisikan kelas agar siap untuk belajar
c. Salah satu peserta didik diminta untuk memimpin doa
d. Memeriksa kehadiran peserta didik
e. Melakukan tanya jawab tentang materi sebelumnya
f. Menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
pembelajaran
g. Menyampaikan tujuan pembelajaran
Siklus 2
1. Kegiatan Pendahuluan ( 3,5 Menit )
a. Guru memberikan salam dan menyapa peserta didik
b. Guru mengkondisikan kelas agar siap untuk belajar
c. Salah satu peserta didik diminta untuk memimpin doa
d. Memeriksa kehadiran peserta didik
e. Melakukan tanya jawab tentang materi sebelumnya
f. Menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
pembelajaran
g. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti (24,5 Menit)
a. Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
memusatkan perhatian pada situasi belajar
b. Guru menanyakan kepada peserta didik, apakah sudah pernah
15
membaca atau mendengar tentang Interaksi Sosial?
c. Guru memberikan apresiasi kepada peserta didik yang sudah
menjawab pertanyaan
d. Guru memperlihatkan gambar mengenai interaksi sosial
e. Guru membagikan peserta didik dengan beberapa kelompok
untuk berdiskusi tentang Interaksi Sosial
f. Guru memberikan bahan diskusi
g. Peserta didik melaksanakan diskusi dengan materi Interaksi
Sosial
h. Guru memberikan kesempatan untuk berpikir dan menganalisis
i. Guru dan Peserta didik melakukan tanya jawab mengenai
interaksi sosial
j. Guru mengapresiasi peserta didik dan menunjukkan jawaban
yang benar
k. Setiap kelompok melaporkan hasil diskusi
l. Guru beserta peserta didik menyimpulkan pembelajaran
16
1. Data Kuantitatif
Data Kuantitatif adalah jenis data yang dinyatakan dalam bentuk
angka atau bilangan hasil perhitungan. Data Kuantitatif dianalisis
untuk menemukan persentase dan nilai rata-rata dalam pembelajaran.
2. Data Kualitatif
Data Kualitatif adalah jenis data yang dinyatakan dalam bentuk kata-
kata atau uraian kalimat. Data Kualitatif dibuat dalam bentuk uraian
singkat atau tabel sesuai dengan hakikat data yang dianalisis.
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL
A. Deskripsi
17
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam 2 siklus.
Siklus 1 dilaksanakan pada hari Senin tanggal 28 Januari 2019 dan Siklus 2
dilaksanakan pada hari Senin tanggal 04 Februari 2019 dengan materi tentang
Interaksi Sosial, dengan uraian dan rincian pelaksanaan sebagai berikut:
1. Siklus 1
a. Perencanaan Tindakan
Sebelum memulai pembelajaran guru membuat perencanaan tindakan,
meliputi:
1. Membuat rencana perbaikan pembelajaran
2. Menyiapkan materi pembelajaran
3. Membuat alat evaluasi
b. Tindakan (Pelaksanaan)
Di kegiatan pendahuluan guru melakukan beberapa kegiatan
pembelajaran yaitu:
1. Guru memberikan salam dan menyapa peserta didik
2. Guru mengkondisikan kelas agar siap untuk belajar
3. Salah satu peserta didik diminta untuk memimpin doa
4. Memeriksa kehadiran peserta didik
5. Melakukan tanya jawab tentang materi sebelumnya
6. Menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
pembelajaran
7. Menyampaikan tujuan pembelajaran
Di kegiatan inti guru melakukan kegiatan pembelajaran yaitu:
1. Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan
perhatian pada situasi belajar
2. Guru menanyakan kepada peserta didik, apakah sudah pernah
18
membaca atau mendengar tentang Interaksi Sosial?
3. Guru memberikan apresiasi kepada peserta didik yang sudah
menjawab pertanyaan
4. Guru memperlihatkan gambar mengenai interaksi sosial
5. Guru membagikan peserta didik dengan beberapa kelompok untuk
berdiskusi tentang Interaksi Sosial
6. Guru memberikan lembar soal kepada peserta didik
7. Guru dan Peserta didik melakukan tanya jawab mengenai interaksi
sosial
8. Guru mengapresiasi peserta didik dan menunjukkan jawaban yang
benar
9. Guru beserta peserta didik menyimpulkan pembelajaran
c. Observasi
Dari hasil observasi pada siklus 1 masih ditemukan beberapa
kekurangan yaitu tidak melakukan apersepsi, proses tanya jawab
kurang berjalan dengan baik.
d. Refleksi
Dari pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran serta
hasil diskusi dengan teman sejawat maka didapat temuan yaitu peserta
didik kurang aktif selama proses pembelajaran, peserta didik tidak
19
focus selama proses pembelajaran.
Tabel 4.1
Hasil tes formatif siklus 1
20
Nilai Terendah 62
Nilai Tertinggi 100
KKM 70
70% 69%
60%
50% 50%
50%
40%
31%
30%
20%
10%
0%
Pra Siklus Siklus I
b. Tindakan (Pelaksanaan)
Di kegiatan pendahuluan guru melakukan beberapa kegiatan
pembelajaran yaitu:
1. Guru memberikan salam dan menyapa peserta didik
2. Guru mengkondisikan kelas agar siap untuk belajar
3. Salah satu peserta didik diminta untuk memimpin doa
4. Memeriksa kehadiran peserta didik
5. Melakukan tanya jawab tentang materi sebelumnya
6. Menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
pembelajaran
7. Menyampaikan tujuan pembelajaran
Berdasarkan hasil tes formatif pada tabel 4.1 (tabel hasil tes
formatif) diatas, diperoleh hasil sebagai berikut:
25
25
120%
100%
100%
80%
69%
60%
50% 50%
40%
31%
20%
0%
0%
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
<65 >65
1. Siklus 1
Siklus 1 dilaksanakan pada hari Senin tanggal 28 Januari 2019
pada jam ke 2. Pembelajaran dilaksanakan menggunakan metode tanya
jawab, metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran yang harus
dijawab, terutama dari guru ke peserta didik, tetapi dapat pula dari
peserta didik kepada guru.
Proses kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung cukup baik terlihat
dari keaktifan peserta didik ketika belajar dan terlihat dari hasil tes formatif
yang telah dilakukan. Hasil daya serap klasikal (DSK) yang dilakukan di
siklus 1 menunjukkan 50% peserta didik mampu memperoleh tingkat
penguasaan lebih dari 65, hal ini meningkat 19% dibandingkan hasil
sebelumnya di pembelajaran Prasiklus yang hanya mencapai 31%. Tetapi
masih ada peserta didik yang belum mencapai KKM 70.
27
2. Siklus II
Setelah melaksanakan pembelajaran Siklus I dan hasil
pembelajaran di Siklus I, peneliti melakukan refleksi dan perencanaan
pembelajaran Siklus II. Siklus II dilakukan pada tanggal 04 Februari
2019 menggunakan metode diskusi dan menggunakan media gambar
untuk meningkatkan pemahaman peserta didik. Pada Siklus II hasil
daya serap klasikal (DSK) mengalami peningkatan yang sangat baik.
DSK pada Siklus II meningkat sebesar 50% dibandingkan pada Siklus I
menjadi 100% dan seluruh peserta didik dapat mencapai KKM 70.
28
A. Simpulan
Berdasarkan hasil perbaikan yang dilakukan pada Siklus I dan Siklus II
ternyata penggunaan metode diskusi dapat meningkatkan pemahaman
peserta didik pada mata pelajaran IPS tentang Interaksi Sosial, yang telah
dibuktikan dengan hasil test formatif peserta didik pada Siklus II.