NPM : 165010380
Kelas/Prodi : B/ Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Mata Kuliah : PLP
TUGAS 1
2. Pemisah antara kemampuan anda dan bayangan menghadapi tugas mengajar di sekolah
Jawab :
Ketika sebelum melakukan praktek PLP peneliti tidak terlalu gugup untuk mengajar di
sekolah, karena sebelumnya peneliti sudah pernah mengajar di sanggar kegiatan belajar
balikpaan timur saat palaksanaan KKN, namun pada realnya saat pertama kali mengajar
peneliti merasa kesulitan untuk mengajar karena belum bisa mengontrol kelas, karena
perbedaan karekter murid, perbedaan suasana kelas dan juga jumlah murid yang lebih banyak
di bandingkan dengan jumlah murid saat pengalaman mengajar peneliti di SKB balikpapan
timur ketika KKN. Selain itu pencarian model dan media pembelajaran yang akan di gunakan
untuk meningkatkan kemampuan siswa dan sesuai dengan permasalahan yang ada namun
tetap memiliki nilai kekinian dan terbaru juga menjadi tantangan bagi peneliti.
4. Aspek-aspek apa saja yang menghalangi saat mengajar dan apa solusinya?
Jawab:
Aspek-aspek yang menghalangi saat mengajar di antaranya adalah aspek lingkungan
kelas yang di rasa kurang bersih dan juga aspek internal siswa yang cenderung pasif dan
kurang berperan aktif dalam diskusi, cenderung menunda pemahaman ketika pembelajaran,
di tekankan untuk menghafal materi sehingga menyebabkan kurangnya kreatifitas siswa.
Solusi yang di tawarkan peneliti adalah dengan membudayakan perilaku siswa harus
membuang sampah yang berada di sekitar mereka, seperti di lantai, laci meja, dan area
lainnya di sekitar mereka, sedangkan untuk mengatasi karakter siswa yang pasif solusi yang
di tawarkan adalah dengan penggunaan model dan media pembelajaran yang inovatif yaitu
dengan model pembelajaran treffinger dengan media teks berita.
5. Bagaimana kemampuan anda dalam mewujudkan kompetensi sosial dan kepribadian anda?
Jawab :
a. Cara untuk mewujudkan kompetensi kepribadian peneliti adalah dengan berusaha
semaksimal mungkin bertindak sesuai norma-norma yang berlaku di sekolah,
menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai calon guru yang baik, menunjukkan
keterbukaan dalam berpikir dan bertindak, menunjukkan perilaku yang berpengaruh
positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang di segani, selain itu bertindak
sesuai norma dan memiliki perilaku yang dapat di teladani oleh peserta didik.
b. Cara untuk mewujudkan kompetensi sosial, yang di lakukan peneliti adalah dengan
berusaha semaksimal mungkin berbaur dengan seluruh warga sekolah, mengikuti
kegiatan-kegiatan yang di lakukan di sekolah, membantu warga sekolah baik dalam
bidang akademik maupun non akademik, mengikuti peraturan yang ada di sekolah.
Berkomunikasi secara empatik, santun dan efektif dengan guru, siswa maupun orang
lain,serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, ras, suku, maupun status
sosial keluarga.
TUGAS 2
2. Apa arti penting, urgensi dan arti kekinian dari judul PTK anda?
Jawab:
Pemilihan model pembelajaran treffinger dalam Penelitian ini di landasi oleh
permasalahan yang ada yang telah di simpulkan berdasarkan hasil kondisi real kelas dan juga
berdasarkan penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa model treffinger dapat
meningkatkan keterampilan menulis siswa. Penelitian tindakan kelas dengan menggunakan
model pembelajaran treffinger dengan media teks berita ini merupakan suatu hal yang baru
dan di rasa perlu untuk di lakukan karena belum pernah di gunakan sebagai model dan media
penelitian tindakan kelas oleh mahasiswa fakultas keguruan dan ilmu pendidikan khususnya
program studi pendidikan bahasa dan sastra indonesia Universitas Balikpapan.
3. Apa hubungan rumusan masalah, inti masalah pada latar belakang dan tujuan penelitian anda?
Jawab:
Hubungan rumusan masalah, inti masalah pada latar belakang dan tujuan penelitian ini
adalah Latar belakang berisikan sebab-sebab atau alasan mengapa suatu masalah tersebut atau
hal itu menarik untuk di teliti, yang kemudian pada rumusan masalah akan di jabarkan
masalah yang ingin di teliti dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang ingin di cari
jawabannya melalui penelitian tersebut, yang kemudian tujuan dari sesuatu yang ingin di
paparkan dan di lihat dari rumusan masalah tersebut di tuliskan pada tujuan penelitian.
Dimana pada kasus sebenarnya di ketahui bahwa latar belakang penelitian ini adalah
rendahnya keterampilan menulis teks anekdot siswa yang di sebabkan oleh beberapa factor
dimana factor internal siswa merupakan factor paling dominan sehingga berdasarkan latar
belakang tersebut di rumuskan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah
Model Treffinger dengan media Teks Berita dapat meningkatkan keterampilan menulis teks
anekdot siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 7 Balikpapan Tahun Ajaran 2019/2020 ? Dengan
tujuan untuk mendeskripsikan akan peningkatan keterampilan menulis teks anekdot melalui
model Treffinger dengan media Teks Berita pada siswa di kelas X IPS 1 SMA Negeri 7
Balikpapan Tahun Ajaran 2019/2020.
4. Mengapa definisi oprasional penting dan apa isi definisi oprasional anda?
Jawab :
Definisi oprasional penting karena Definisi operasional memberikan informasi kepada kita
tentang bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Definisi operasional merupakan
informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan
menggunakan variabel yang sama. Karena berdasarkan informasi itu, ia akan mengetahui
bagaimana caranya melakukan pengukuran terhadap variabel yang dibangun berdasarkan
konsep yang sama. Dengan demikian ia dapat menentukan apakah tetap menggunakan
prosedur pengukuran yang sama atau diperlukan pengukuran yang baru. Adapun definisi
oprasional yang peneliti gunakan dalam PTK meliputi :
a. Peningkatan adalah suatu perubahan dari keadaan tertentu menuju keadaan yang lebiih
baik untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
b. Keterampilan menulis teks anekdot adalah keterampilan siswa dalam menulis kreatif (teks
anekdot) yang ditunjukkan dengan skor berdasarkan kriteria penilaian yang digunakan.
c. Model pembelajaran Treffinger adalah model pembelajaran yang mengajak siswa berpikir
kreatif dalam memecahkan masalah dengan memperhatikan fakta-fakta penting yang ada
di lingkungan sekitar lalu memunculkan berbagai gagasan dan memilih solusi yang tepat
untuk diimplementasikan secara nyata. Model ini lebih menekankan pada aspek kognitif
dan afektif siswa dalam pembelajaran.
d. Media teks berita adalah salah satu media bantu untuk pengamplikasian model
pembelajaran treffinger. Media Teks Berita adalah media cetak yang berisi tentang berita
segala peristiwa yang terjadi di dunia yang disebarkan melalui berbagai media seperti,
internet, situs web, maupun media yang lainnya.
d. SMA Negeri 7 Balikpapan adalah salah satu sekolah negeri yang berada di jalan
mulawarman, RT.10 No.63, Kelurahan Lamaru, Balikpapan Timur yang di pimpin oleh
Drs.Ali Arham,M.Pd selaku Kepala Sekolah.
5. Apa teori inti yang anda cantumkan dalam kajian pustaka di PTK anda?
Jawab :
Teori inti yang peneliti cantumkan dalam PTK meliputi, teori keterampilan menulis oleh
Alwasilah (2013) dan Tarigan (2010). , teori pedoman penilaian keterampilan menulis oleh
Nurgiyantoro (2012), teori materi teks anekdot suherli (2017), darmansyah (2012), dan riyatni
(2014), teori model pembelajaran treffinger shoimin (2014) dan Huda (2014), teori media teka
berita oleh sumadiria (2014), cahya (2012) dan Djuraid (2009).
6. Apa hubungan teori inti dengan definisi oprasional
Jawab :
Teori inti berhubungan langsung dengan definisi operasional, karena teori inti berisikan
teori-teori yang telah dirumuskan oleh para ahli, untuk membantu peneliti merumuskan
definisi operasional terlebih dahulu peneliti harus memahasi isi, arti dan maksud dari teori inti
yang telah ada, lalu menjabarkannya dengan Bahasa dan pemahaman sendiri tanpa mengubah
inti dari definisi asli teori tersebut.
TUGAS 3
1. Apa hubungan RPP dengan instrumen-instrumen dalam mengukur atau mengumpulkan data
pada siklus 1 dan 2?
Jawab:
Instrumen-instrumen yang digunakan dalam mengukur dan mengumpulkan data pada
siklus 1 dan 2 merupakan turunan dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah di buat
sesuai dengan materi, model, metode, pendekatan maupun sarana-sarana yang akan di
gunakan pada pelaksanaan pembelajaran.
TUGAS 4
1. Adakah temuan fenomenal/data anomali pada PTK anda, apa ukuran data tersebut anda
masukan kelompok anomali?
Jawab:
Pengukuran ketercapaian penelitian tindakan kelas pada PTK yang telah di lakukan
peneliti di lihat dari dua hal yaitu ketercapaian produk dan proses. Ketercapaian produk di
ukur berdasarkan hasil tes menulis teks anekdot siswa, dan ketercapaian proses di ukur dari
bagaimana aktivitas siswa dan guru yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas didapati adanya beberapa anak yang perlu di
perlakukan khusus karena memiliki urgensi-urgensi yang perlu di tindak lanjuti, solusi yang di
tawarkan dilakukan tidak hanya pada saat pelaksanaan siklus dan jam tatap muka, namun
dilakukan juga pada waktu-waktu di luar jam pelajaran, seperti pada waktu istirahat. Hal ini
secara tidak langsung berdampak pada peningkatan nilai yang signifikan antara siklus 1 dan
siklus 2 anak tersebut. Ukuran tersebutlah yang membuat peneliti mengelompokkan data
tersebut sebagai data anomali adapun penyimpangan yang terjadi beserta solusi yang di
lakukan pada siswa-siswi tersebut di paparkan sebagai berikut.
a. Subjek HI (Laki-laki). HI adalah siswa yang paling sering membuat keributan di kelas,
sering mengganggu teman dan sama sekali tidak mau memperhatikan peneliti sebagai
guru di kelas. Untuk mengatasi hal tersebut peneliti Melakukan pendekatan yang lebih
intens kepada HI. Selain itu peneliti juga sering melibatkannya dalam interaksi
pembelajaran, seperti saat melakukan tanya jawab, peneliti sebagai guru sering
melemparkan pertanyaan-pertanyaan kepada HI hal ini dilakukan karena perilakunya yang
suka membuat keributan dan mengganggu teman. Dengan sikapnya tersebut tentu saja
membuatnya tidak fokus pada saat pembelajaran, dan tidak bisa menjawab pertanyaan
ketika di tanya, lama kelamaan tumbuh perasaan malu dalam diri HI di hadapan teman-
temannya. Ia sadar dan mulai memperhatikan guru saat proses pembelajaran, agar dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sewaktu-waktu akan di lemparkan guru
kepadanya. Perubahan sikap tersebut juga berimplementasi terhadap peningkatan nilai
menulis teks anekdot siklus 1 ke siklus 2 yaitu dari skor 69 menjadi 87.
b. Subjek HSN (Perempuan), HSN sangat tidak menyukai kehadiran peneliti, terlihat dari
sikapnya yang tidak menghargai kehadiran peneliti sebagai guru saat pembelajaran
berlangsung, untuk mengatasi hal tersebut peneliti melakukan pendekatan, membangun
pergaulan dengan HSN, peneliti juga mencari tahu kesukaannya melalui teman-temannya
untuk membangun sebuah obrolan atau interakasi yang menarik perhatian HSN. Dengan
dilakukannya hal-hal tersebut membuat HSN mulai menyukai kehadiran peneliti dan mau
memperhatikan saat proses pembelajaran berlangsung, HSN jadi merasa nyaman dengan
kehadiran peneliti sebagai guru, terlihat dari perubahan sikapnya yang menjadi lebih
ramah, dan sering bertanya mengenai hal-hal yang tidak di pahami selama proses
pembelajaran. Perubahan sikap tersebut berimplementasi pada peningkatan nilai menulis
teks anekdot HSN yang signifikan yaitu dari skor 78 pada siklus 1 menjadi 90 pada siklus
2.
c. Subjek RS (Perempuan), RS adalah siswa yang sangat pendiam dan pemalu, terlihat
kurang ceria dengan selalu bermuka murung dan jarang tersenyum, untuk mengatasi hal
tersebut peneliti melakukan pendekatan, memberikan pujian-pujian yang dapat
membesarkan hatinya, menumbuhkan rasa percaya diri, dan menyandingkan RS dengan
teman yang aktif, peneliti menggunakan otoritas sebagai guru untuk menjadikan siswa
yang lebih aktif untuk menjadi teman sebangku RS, untuk memberikan pancingan pada
RS agar mau bicara dan lebih terbuka, selain itu peneliti sebagai guru juga menghimbau
teman sekeliling untuk tidak menjauhinya. Dengan di lakukannya hal-hal tersebut
membuat RS mulai terbuka dan tidak lagi malu untuk berinteraksi dengan teman-
temannya. Perubahan sikap tersebut secara tidak langsung juga berimplementasi pada
peningkatan nilai menulis teks anekdot RS yang signifikan yaitu dari skor 74 pada siklus 1
menjadi 90 pada siklus 2.
2. Apa simpulan, bedakan dengan kesimpulan lalu tuliskan kesimpulan lalu merujuk pada
temuan pembahasan dan data anomali!
Jawab:
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan dengan judul “Upaya Peningkatan
Keterampilan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Treffinger Dengan Media Teks Berita
Pada Siswa Kelas X IPS 1 SMA Negeri 7 Balikpapan Tahun Ajaran 2019 / 2020”. Dapat
disimpulkan bahwa adanya peningkatan yang diketahui dari nilai rata-rata pada siklus 1 yakni
72,87 mengalami peningkatan sebesar 10,45 sehingga menjadi 83,32 dengan presentase
ketuntasan menulis teks anekdot siklus 1 sebesar 59,37% meningkat menjadi 100% pada
siklus 2. Melalui model pembelajaran Treffinger dengan bantuan media teks berita ini adanya
perubahan siswa dalam proses pembelajaran , peserta didik menjadi lebih aktif, mampu
berpikir kritis dengan mencari solusi atas masalah yang diberikan dan dapat mengembangkan
kreatifitasnya dalam menghasilkan suatu karya tulis, dalam mengajar guru mengalami
perubahan seperti guru dapat mengkondisikan kelas dan situasi belajar lebih fokus sehingga
peserta didik dapat belajar dengan lebih baik. Selain karena penerapan model treffinger
dengan media teks berita yang membantu siswa untuk berpikir kritis, dan kreatif sehingga
dapat memunculkan ide-ide baru, Peningkatan ini juga terjadi adanya perubahan situasi pada
saat pengambilan siklus, desain diskusi kelas diubah sedemikian rupa pada siklus 2, dan siswa
mulai terbiasa dengan pembelajaran model aktif dengan model treffinger.