Anda di halaman 1dari 4

Tugas Kelompok 2 PPDP

Nama Anggota :
Alvita Alif Salsabila (2498010560)
Hanis Berlianawati (2498010417)
Kiftiyah Riris Novita (2498010320)
Prabandari Rahma Satiti (2498010290)
Wahyu Santosa (2498010451)
Mata Kuliah : Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya BK
Instansi : PPG Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Semarang

1. Kasus I

Bayangkan jika anda adalah seorang guru matematika di kelas VII. Saat ini Anda hendak
menyampaikan materi mengenai matematika sosial yakni mencari nilai rata-rata (mean). Untuk
memudahkan peserta didik dalam memahami pembelajaran, Anda mencoba untuk membuat
urutan atau langkah-langkah yang perlu diikuti oleh peserta didik agar dapat mencari nilai rata-
rata pada sebuah soal. Anda meminta kepada peserta didik untuk mengerjakan soal yang Anda
berikan. Hasilnya, peserta didik mampu mengerjakan dengan benar, sesuai dengan langkah
yang telah Anda siapkan. Beberapa saat kemudian, Anda meminta kepada peserta didik untuk
mengulangi soal yang sama tanpa melihat urutan pengerjaan soal, dan peserta didik mampu
mengerjakannya dengan benar.
• Menurut Anda, apa yang membuat peserta didik mampu mengerjakan soal dengan baik
pada percobaan kedua (tanpa melihat urutan/langkah pengerjaan soal)?
Menurut kami yang membuat peserta didik mampu mengerjakan soal dengan baik pada
percobaan kedua adalah adanya penguasaan konsep yang baik dari peserta didik.
Penguasaan konsep peserta didik yang baik diperoleh dari penjelasan mengenai langkah-
langkah penyelesaian soal yang baik dari guru. Peserta didik menirukan apa yang telah
dicontohkan oleh guru. Melalui proses pembelajaran, guru mencontohkan bagaimana
urutan langkah-langah dalam menyelesaikan soal matematika, sedangkan peserta didik,
mengamati dan menirukannya. Selanjutnya, setelah guru mendemonstrasikan
penyelesaian soal, peserta didik diminta untuk mencoba atau mempraktekkan
keterampilan yang baru dijelaskan. Sehingga pada akhirnya, peserta didik mengerjakan
soal dengan baik pada percobaan kedua (tanpa melihat urutan/langkah pengerjaan soal).
Pada waktu jam pembelajaran yang telah dilaksanakan pada saat pertemuan pertama, guru
sudah merancang skema (role model) pembelajaran yang memudahkan peserta didik,
yakni dengan mencontohkan dan menjelaskan urutan langkah-langkah yang dapat diikuti
oleh peserta didik, selanjutnya guru memberikan contoh dahulu kemudian diikuti oleh
peserta didik. Sehingga peserta didik mampu memahami dan menguasai materi tentang
nilai rita-rata (Mean). Kemudian peserta didik sudah terbiasa untuk berlatih soal mengenai
Langkah-langkah serta tahap-tahapan dalam mengerjakan soal tersebut. Sehingga peserta
didik mampu mengerjakan soal-soal tampa melihat urutan atau Langkah-langkah dalam
mengerjakan soal tersebut.
• Sebagai seorang calon guru, dalam kegiatan belajar yang seperti apa metode di atas dapat
diterapkan? Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan teori yang berkaitan.
Sebagai seorang calon guru, kegiatan belajar seperti diatas menggunakan metode
pembelajaran modelling, sesuai dengan teori belajar sosial-kognitif. Teori belajar sosial ini
menjelaskan bagaimana kepribadian dan perilaku seseorang berkembang melalui proses
pengamatan. Ketika guru mendemonstrasikan langkah-langkah penyelesaian soal, peserta
didik mengamati dan menirukan. Selanjutnya, peserta didik diminta untuk mengerjakan
kembalo soal dengan urutan yang sama. Sehingga ketika peserta didik menemui soal yang
sejenis, maka peserta didik akan mudah menyelesaikan dengan konsep yang telah
didapatkan. Hal ini sesuai dengan langkah pembelajaran dengan metode Modelling The
Way, yaitu strategi pembelajaran yang memberi kesempatan peserta didik untuk
mempraktekkan keterampilan spesifik yang dipelajari di kelas melalui demonstrasi.
Diantaranya adalah :
1. Menjelaskan materi yang akan diajarkan pada peserta didik
2. Mempraktekkan atau mendemonstrasikan materi ajar di depan peserta didik
3. Setelah pembelajaran satu topik tertentu, carilah topik-topik yang menuntut peserta
didik untuk mencoba atau mempraktekkan keterampilan yang baru dijelaskan.
Teori yang berkaitan dengan penjelasan diatas menurut kelompok kami adalah teori
kognisi menurut Jerome Brunner yang menjelaskan bahwa pembelajaran hendaknya dapat
menciptakan situasi agar individu dapat belajar dari diri sendiri melalui pengalaman
(pengalaman di sini adalah pemberian contoh-contoh soal serta urutan langkah dalam
pengerjaan) dan eksperimen (pemberian contoh soal yang akan dikerjakan tampa melihat
penjelasan urutan pengerjaan) guna menemukan pengatahuan dan kemampuan yang khas
untuknya.

2. Kasus II
Rina adalah seorang guru di kelas 1 SD. Sebagian besar peserta didiknya belum bisa berhitung
dengan lancar. Rina sedang memikirkan cara yang sesuai untuk membantu setiap peserta didik
menyelesaikan tentang belajarnya.
• Menurut Anda, apa yang dapat Rina lakukan untuk membantu peserta didiknya sesuai
dengan tahapan perkembangan usia?
Siswa kelas 1 SD berusia 6-7 tahun dalam usia tersebut yang perlu dilakukan oleh rina
adalah dengan mengajar secara menyeluruh karena setiap peserta didik memiliki
karateriktik dan kemampuan yang berbeda-beda. Rina perlu menggunakan alat disekitar
untuk memanfatkannya sebagai media alat hitung. Menurut kami hal yang perlu dilakukan
oleh rina adalah pembelajaran dengan menggunakan media alat peraga Matematika.
• Mengapa Anda menyarankan hal tersebut? Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan
teori yang berkaitan.
Siswa kelas 1 SD berusia 6-7 tahun yaitu tahap Tahap Praoperasional (2-7 tahun). Pada tahapan
ini, anak telah menunjukkan aktivitas kognitif dalam menghadapi berbagai hal di luar dirinya.
Meskipun kemampuan berpikirnya masih belum mempunyai sistem yang terorganisasi dengan
baik, namun anak sudah mampu memahami realitas di lingkungan dengan menggunakan tanda-
tanda dan simbol. Cara berpikir anak pada pertingkat ini bersifat tidak sistematis, tidak
konsisten, dan tidak logis. Sehingga dengan membuat alat peraga membuat siswa lebih mudah
memahami dan mengimajinasikan apa materi yang disampaikan.
Kita menyarankan hal tersebut karena di masa kelas 1 SD siswa lebih mudah menerima dan
memahami materi dari simbol-simbol gambar yang dikolaborasikan dengan permainan,
membuat siswa menjadi senang belajar atau antusias. Disamping itu fase anak juga masih
dominan untuk bermain. Harapannya dengan menyesuaikan cara belajarnya siswa lebih
mampu memahami dan mengerti apa yang guru sampaikan. Guru juga dapat memanfatkan
peralatan disekitar ruang kelas sepert spidol, bulpoin sebagai media pembelajaran matematika
lainnya, sesuai dengan teori perkembangan kognitif menurut Jean Piaget menunjukkan bahwa
kecerdasan berubah seiring dengan pertumbuhan anak.
3. Kasus III
Made adalah seorang guru yang mengajar di salah satu sekolah negeri wilayah Bali. Ia
mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia. Ia hendak mengajarkan materi teks deskripsi pada
peserta didiknya. Pada buku cetak yang menjadi panduannya saat mengajar, terdapat beberapa
contoh teks deskripsi menceritakan tentang bangunan-bangunan pencakar langit yang ada di
Ibu Kota. Dengan memperhatikan latar belakang setiap peserta didiknya, Made pun mencoba
untuk memberikan contoh berbeda. Ia memberikan contoh teks deskripsi tentang pantai dan
makanan khas di Bali.
• Menurut Anda, apakah pertimbangan dan keputusan Made sudah sesuai? Mengapa
demikian?
Menurut kami pertimbangan serta Keputusan made sudah sesuai hal ini dikarenakan pada
latar peserta didik yang Made ampu adalah anak daerah yang tinggal di wilah Bali yang
mana di bali terdapat banyak sekali keindahan alam serta makanan khas, budaya, sehingga
kegiatan belajar Made mengunakan bahan bacaan teks deskriptif mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan Bali, dengan demikian peserta didik akan lebih mudah memahami materi
karena bahan ajarnya sesuai dengan kondisi lingkungan sekitar.
• Prinsip apa yang Made gunakan dalam kasus tersebut? Elaborasi jawaban Anda dengan
menyertakan teori yang berkaitan.
Menurut kelompok kami prinsip belajar yang made gunakan adalah prinsip belajar kognisi
yang dijelaskan oleh Jerome Brunner bahwa pembelajaran hendaknya dapat menciptakan
situasi agar individu dapat belajar dari dirinya sendiri melalui pengalaman dan eksperimen
untuk menemukan kemampuan baru yang khas untuk nya. Dari teori ini sudah sesuai
dengan Keputusan made untuk membuat bahan bacaan teksdeskriptif mengenai
lingkungan Bali yang mana peserta didiknya bertempat tinggal di bali sehingga mereka
belajar tentang lingkungannya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai