Bayangkan jika Anda adalah seorang guru matematika di kelas VII. Saat
ini Anda hendak menyampaikan materi mengenai matematika sosial
yakni mencari nilai rata-rata (mean). Untuk memudahkan peserta didik
dalam memahami pembelajaran, Anda mencoba untuk membuat urutan
atau langkah-langkah yang perlu diikuti oleh peserta didik agar dapat
mencari nilai rata-rata pada sebuah soal. Anda meminta kepada peserta
didik untuk mengerjakan soal yang Anda`
1). Menurut Anda, apa yang membuat peserta didik mampu mengerjakan
soal dengan
2). Sebagai seorang calon guru, dalam kegiatan belajar yang seperti
apametode di atas
dapat diterapkan? Elaborasi jawaban Anda denganmenyertakan teori
yang
berkaitan.
Kasus 2
Rina adalah seorang guru di kelas 1 SD. Sebagian besar peserta didiknya
belum bisa berhitung dengan lancar. Rina sedang memikirkan cara yang
sesuai untukmembantu setiap peserta didik menyelesaikan tantang
belajarnya.
1). Menurut Anda, apa yang dapat Rina lakukan untuk membantu
pesertadidiknya
Pada kasus ini yang dapat dilakukan Rina sebagai seorang guru kelas 1
SD dengan banyaknya peserta didik yang belum bisa berhitung dengan
lancar, rina bisa menggunakan media pembelajaran sederhana. Karena,
dengan menggunakan media pembelajaran yang sederhana ini sangat
cocok terutama pada tahap perkembangan anak pra-operasional (2-7
tahun). Media pembelajaran ini dapat menarik minat peserta didik untuk
meningkatkan motivasi belajar dan lebih mudah memahami materi yang
disedang dipelajari. Contohnya Rina bisa mengajak peserta didik
membawa stik es cream. Kemudian di dalam kelas Rina menyiapkan
kartu angka dan mengajak peserta didik mulai menghitung benda yang
sudah dibawa dari rumah. Kemudian Rina menunjukkan juga dengan
kartu angka yang sudah disiapkan. Sehingga peserta didik mampu
memahami konsep berhitung sederhana dengan mudah.
2). Mengapa Anda menyarankan hal tersebut? Elaborasi jawaban Anda
dengan
Karena pada anak kelas 1 SD yang berkisaran umur 6-7 tahun termasuk
ke dalam tahap perkembangan kognitif yang disebut pra-operasional.
Pada tahapan ini peserta didik masih berpikir pada tingkat simbolik
konkrit dan baru memulai menggunakan kognitifnya. Teori yang perlu
digunakan oleh ibu rina yaitu teori behavioristik dimana teori belajar ini
berfokus pada perubahan perilaku peserta didik sebagai hasil dari proses
pembelajaran.
Kasus 3
Made adalah seorang guru yang mengajar di salah satu sekolah negeri
wilayah Bali. Ia mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia. Ia hendak
mengajarkan materi teks deskripsi pada peserta didiknya. Pada buku
cetak yang menjadi panduannya saat mengajar, terdapat beberapa contoh
teks deskripsi menceritakan tentang bangunan-bangunan pencakar langit
yang ada di Ibu Kota. Dengan memperhatikan latar belakang setiap
peserta didiknya, Made pun mencoba untuk memberikan contoh berbeda.
Ia memberikan contoh teks deskripsi tentang pantai dan makanan khas di
Bali.
sesuai?Mengapa demikian?
Menurut kami, hal yang dilakukan Made sebagai seorang pengajar adalah
sudah sesuai. Keunggulan local yaitu suatu daerah atau tempat yang
memiliki kekhasan atau dari daerah tersebut dan memiliki nilai lebih
untuk menjadi suatu potensi dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran
didalam kelas. Dalam kasus Tiga, Made memanfaatkan potensi pantai
dan makanan khas bali dalam pembelajaran teks deskripsi. Pembelajaran
ini disebut dengan pembelajaran berbasis lokal. pembelajaran
berbasis kearifan lokal ialah mengaitkan pembelajaran dengan kekayaan
setempat/suatu daerah berupa pengetahuan, kepercayaan, norma, adat
istiadat, kebudayaan, wawasan dan sebagainya yang merupakan warisan
dan dipertahankan sebagai sebuah identitas serta pedoman dalam
mengajarkan kita untuk bertindak. Hal tersebut belum banyak diterapkan
dilingkungan sekolah. Pembelajaran dengan mengaitkan kearifan lokal
dapat menumbuhkan rasa kepedulian terhadap lingkungan. Di era ini
banyak peserta didik yang kehilangan rasa kepedulian terhadap keadaan
2) Prinsip apa yang Made gunakan dalam kasus tersebut? Elaborasi
jawaban
Kasus I
Bayangkan jika Anda adalah seorang guru matematika di kelas VII. Saat
ini Anda hendak menyampaikan materi mengenai matematika sosial
yakni mencari nilai rata-rata (mean). Untuk memudahkan peserta didik
dalam memahami pembelajaran, Anda mencoba untuk membuat urutan
atau langkah-langkah yang perlu diikuti oleh peserta didik agar dapat
mencari nilai rata-rata pada sebuah soal. Anda meminta kepada peserta
didik untuk mengerjakan soal yang Anda`
1). Menurut Anda, apa yang membuat peserta didik mampu mengerjakan
soal dengan
2). Sebagai seorang calon guru, dalam kegiatan belajar yang seperti apa
metode di atas dapat diterapkan? Elaborasi jawaban Anda
denganmenyertakan teori yang
berkaitan.
Kasus 2
Rina adalah seorang guru di kelas 1 SD. Sebagian besar peserta didiknya
belum bisa berhitung dengan lancar. Rina sedang memikirkan cara yang
sesuai untukmembantu setiap peserta didik menyelesaikan tantang
belajarnya.
1). Menurut Anda, apa yang dapat Rina lakukan untuk membantu peserta
didiknya sesuai dengan tahapan perkembangan usia?
Pada kasus ini yang dapat dilakukan Rina sebagai seorang guru kelas 1
SD dengan banyaknya peserta didik yang belum bisa berhitung dengan
lancar, rina bisa menggunakan media pembelajaran sederhana. Karena,
dengan menggunakan media pembelajaran yang sederhana ini sangat
cocok terutama pada tahap perkembangan anak pra-operasional (2-7
tahun) atau tahapan usia operasional konkret (teori Jean Piaget). Media
pembelajaran ini dapat menarik minat peserta didik untuk meningkatkan
motivasi belajar dan lebih mudah memahami materi yang sedang
dipelajari. Contohnya Rina dapat mengajak peserta didik untuk
mengeluarkan alat tulisnya dan menghitung ada berapakah alat tulis yang
mereka miliki. Kemudian Rina menunjukkan kartu angka yang sudah
disiapkan yang merupakan simbol dari jumlah alat tulis yang ada.
Sehingga peserta didik mampu memahami konsep berhitung sederhana
dengan mudah.
Pada tahapan ini peserta didik masih berpikir pada tingkat konkrit dan
baru memulai menggunakan kognitifnya. Perlu memahami
lingkungannya sebelum memulai belajar dengan harapan pembelajaran
dapat berarti bagi setiap peserta didik di usia tersebut. Pada teori ini juga
disebutkan bahwa guru berperan sebagai fasilitator yang menyediakan
berbagai alat atau media pembelajaran berupa buku, gambar, benda
dilingkungan sekitar, dll guna memenuhi kebutuhan belajar setiap peserta
didik yang beragam. Guru sangat perlu menyediakan berbagai alat atau
media peraga untuk pembelajaran karena pada usia 6-7 tahun atau kelas 1
SD masih dalam tahapan berfikir konkret dan belum mampu memahami
konsep yang bersifat kompleks. Hal ini sesuai dengan tahapan
perkembangan anak pada tahap (praoperasional atau operasional konkret)
dalam teori perkembangan kognitif dari Jean Piaget (1954). Oleh sebab
itu, teori belajar humanistik ini sangat sesuai untuk tahapan pembelajaran
matematika untuk usia kelas 1 SD yang belum memahami konsep
numerasi dan berhitung dengan baik.
Kasus 3
Made adalah seorang guru yang mengajar di salah satu sekolah negeri
wilayah Bali. Ia mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia. Ia hendak
mengajarkan materi teks deskripsi pada peserta didiknya. Pada buku
cetak yang menjadi panduannya saat mengajar, terdapat beberapa contoh
teks deskripsi menceritakan tentang bangunan-bangunan pencakar langit
yang ada di Ibu Kota. Dengan memperhatikan latar belakang setiap
peserta didiknya, Made pun mencoba untuk memberikan contoh berbeda.
Ia memberikan contoh teks deskripsi tentang pantai dan makanan khas di
Bali.
sesuai?Mengapa demikian?
Menurut kami, hal yang dilakukan Made sebagai seorang pengajar adalah
sudah sesuai. Keunggulan local yaitu suatu daerah atau tempat yang
memiliki kekhasan atau dari daerah tersebut dan memiliki nilai lebih
untuk menjadi suatu potensi dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran
didalam kelas. Dalam kasus Tiga, Made memanfaatkan potensi pantai
dan makanan khas bali dalam pembelajaran teks deskripsi. Pembelajaran
ini disebut dengan pembelajaran berbasis lokal. pembelajaran
berbasis kearifan lokal ialah mengaitkan pembelajaran dengan kekayaan
setempat/suatu daerah berupa pengetahuan, kepercayaan, norma, adat
istiadat, kebudayaan, wawasan dan sebagainya yang merupakan warisan
dan dipertahankan sebagai sebuah identitas serta pedoman dalam
mengajarkan kita untuk bertindak. Hal tersebut belum banyak diterapkan
dilingkungan sekolah. Pembelajaran dengan mengaitkan kearifan lokal
dapat menumbuhkan rasa kepedulian terhadap lingkungan. Di era ini
banyak peserta didik yang kehilangan rasa kepedulian terhadap keadaan