Anda di halaman 1dari 5

Nama Kelompok 3 : Friska Hanatami

Kholifah Nur Latifah

Mara Hakim Siregar

Yolita Sofiatun Nufus

Zahrani Iqlima Maligana

Mata Kuliah : Pemahaman Tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya

Tugas Kelompok Ruang Kolaborasi

Tugas 1.1 Memberikan Tanggapan terhadap Kasus di Ruang Kelas

Bayangkan jika Anda adalah seorang guru matematika di kelas VII. Saat ini Anda hendak
menyampaikan materi mengenai matematika sosial yakni mencari nilai rata-rata (mean). Untuk
memudahkan peserta didik dalam memahami pembelajaran, Anda mencoba untuk membuat
urutan atau langkah-langkah yang perlu diikuti oleh peserta didik agar dapat mencari nilai rata-
rata pada sebuah soal. Anda meminta kepada peserta didik untuk mengerjakan soal yang Anda
berikan. Hasilnya, peserta didik mampu mengerjakan dengan benar, sesuai dengan langkah
yang telah Anda siapkan. Beberapa saat kemudian, Anda meminta kepada peserta didik untuk
mengulangi soal yang sama tanpa melihat urutan pengerjaan soal, dan peserta didik mampu
mengerjakannya dengan benar.

Kasus I

1. Menurut Anda, apa yang membuat psrta didik mampu mengerjakan soal dengan baik
pada percobaan kedua (tanpa melihat urutan/langkah pengerjaan soal)?
Jawaban:
Menurut saya, yang membuat peserta didik mampu mengerjakan soal dengan baik pada
percobaan kedua (tanpa melihat urutan/langkah pengerjaan soal) yaitu guru
menjelaskan materi terlebih dahulu lalu menjelaskan langkah-langkah secara berurutan
dalam pemecahan mencari nilai rata-rata (mean) untuk diikuti peserta didik. Sebelum
memberikan soal kepada peserta didik, guru memberikan contoh soal terlebih dahulu
sesuai dengan langkah-langkah yang diberikan agar siswa memiliki gambaran setiap
langkah pengerjaan soal. Yang ditekankan pada kasus 1 ini adalah guru memberikan
pemahaman kepada siswa tentang langkah-langkah pengerjaan dimana langkah-
langkah ini bukan untuk dihafalkan melainkan untuk dipahami.
2. Sebagai seorang calon guru, dalam kegiatan belajar yang sperti apa metode di atas dapat
diterapkan? Elaborasi jawaban anda dengan enyertakan teori yang berkaitan
Jawaban:
Metode yang diterapkan pada pembelajaran tersebut adalah metode pembiasaan
melalui latihan soal. Dimana siswa diberikan stimulus terlebih dahulu melalui
pemberian urutan atau langkah-langkah yang perlu diikuti oleh peserta didik agar dapat
mencari nilai rata-rata pada sebuah soal yang kemudian guru membiasakan peserta
didik untuk memahami konsep materi dengan memberikan pengulangan soal yang
sama.
Hal ini berdasar pada teori belajar behavioristik yang berfungsi sebagai dasar
penguatanpada implementasi metode belajar diatas. Teori belajar behavioristik adalah
teori belajar yang berfokus pada perubahan perilaku peserta didik sebagai hasil dari
proses pembelajaran. Menurut teori ini, perubahan perilaku peserta didik disebabkan
oleh adanya interaksi antara stimulus dan respon. Pemilihan teori ini berkaca pada
kelebihan dari teori belajar behavioristik antara lain
lain:
 Teori behavioristik mampu menghasilkan suatu perilaku yang bersifat konsisten
terhadap bidang tertentu. Hal ini dapat dicapai dengan menyusun materi ajar
secara hirarkis dalam bentuk bagian-bagian kecil, dari yang sederhana sampai
pada yang kompleks.
 Teori behavioristik mampu mengoptimalkan bakat dan kecerdasan peserta didik
yang sudah terbentuk sebelumnya melalui kegiatan pengulangan dan pelatihan
yang berkesinambungan. Menurut teori belajar behavioristik, kegiatan
pengulangan dan pelatihan tersebut berfungsi sebagai proses penguatan untuk
mengoptimalkan kemampuan peserta didik agar semakin terampil.
 Teori behavioristik mampu menghasilkan suatu perilaku yang bersifat konsisten
terhadap bidang tertentu. Hal ini dapat dicapai dengan menyusun materi ajar
secara hirarkis dalam bentuk bagian-bagian kecil, dari yang sederhana sampai
pada yang kompleks.
 Berdasarkan kasus diatas, dapat disimpulkan bahwa metode yang
diterapkan dalam pembelajaran tersebut adalah metode pembiasaan dengan
melakukan kegiatan yang sama secara berulang-ulang untuk memperkuat
pemahaman peserta didik agar terbiasa. Penerapan ini perlu pengawasan dan
pantauan guru yang mengajar.

Kasus II
Rina adalah seorang guru di kelas 1 SD. Sebagian besar peserta didiknya belum bisa
berhitung dengan lancar. Rina sedang memikirkan cara yang sesuai untuk membantu setiap
peserta didik menyelesaikan tantang belajarnya.

1. Menurut anda, apa yang dapat Rina lakukan untuk membantu peserta didiknya sesuai
dengan tahapan perkembangan usia?
Jawaban:
Pada usia 7 tahun, menurut teori Piaget anak berada di tahap praoperasional. Selama
periode tersebut, anak berpikir pada tingkat simbolik tapi belum menggunakan operasi
kognitif. Oleh karena itu,anak tidak bisa menggunakan logika atau mengubah,
menggabungkan, atau memisahkan ide atau pikiran. Rani bisa menciptakan
pembelajaran dengan menerapkan logika pada benda konkret untuk menstimulus
kemampuan berpikir peserta didik. Kegiatan yang berkaitan dengan hitung-menghitung
seperti stik hitung. Stik hitung terbagi menjadi dua bagian yaitu stik yang dibuat dari
kayu dan balok lambang bilangan. Bilangan yang dimaksud dalam pembelajaran akan
diwakili oleh banyaknya stik. Misalkan banyaknya stik yaitu 3, lalu ditambahkan balok
lambang penjumlahan, kemudian ditambahkan stik hitung 2, maka banyaknya stik yaitu
penjumlahan antara 3 stik dan 2 stik dan menghasilkan 5 stik.
2. Mengapa anda meenyarankan hal tersebut? Elaborasi jawan anda dengan menyertkan
teori yang berkaitan
Jawaban:
Kegiatan pembelajaran yang kami sarankan diatas sangat erat kaitannya dengan Teori
Belajar Konstruktivisme. Dimana siswa akan menggunakan fisiknya berupa alat indra
untuk menangkap atau menyerap stimulus, kemudian menggunakan saraf otak untuk
mengolah informasi yang sudah diterima. Dengan menyediakan benda-benda disekitar
serta beberapa permainan yang berhubungan dengan hitung-menghitung secara tidak
langsung siswa dihadapkan dengan situasi nyata yang ada dilingkungan sekitarnya.
Sehingga memungkinkan siswa untuk cepat dalam menstimulus kemampuan anak
dalam berfikir. Sehingga tercipta pengalaman belajar yang menyenangkan dan bisa
digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

Kasus III
Made adalah seorang guru yang mengajar di salah satu sekolah negeri wilayah Bali. Ia
mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia. Ia hendak mengajarkan materi teks deskripsi pada
peserta didiknya. Pada buku cetak yang menjadi panduannya saat mengajar, terdapat beberapa
contoh teks deskripsi menceritakan tentang bangunan-bangunan pencakar langit yang ada di
Ibu Kota. Dengan memperhatikan latar belakang setiap peserta didiknya, Made pun mencoba
untuk memberikan contoh berbeda. Ia memberikan contoh teks deskripsi tentang pantai dan
makanan khas di Bali

1. Menurut anda, apakah pertimbangan dan Keputusan Made sudah sesuai? Mengapa
demikian?
Jawaban:
Apa yang dilakukan Made sudah tepat karena dengan mengetahui latar belakang peserta
didik yang berbeda materi teks deskripsi dapat dibuat sesuai dengan apa yang peserta
didik ketahui. Teks deskripsi itu memberikan detail tentang sesuatu hal baik berupa
benda mati dan mahluk hidup. Dengan mengetahui apa yang diceritakan siswa mampu
memahami apa isi dari teks deskripsi, sehingga untuk membuat teks deskripsi sendiri
siswa bisa mengaplikasikannya.
2. Prinsip apa yang Made gunakan dalam kasus tersebut? Elaborasi jawaban anda dengan
menyertakan teori yang berkaitan
Jawaban:
Prinsip pembelajaran yang digunakan oleh Made adalah menerepakan prinsip
pembelajaran yang relevan. Pembelajaran relevan yang dimaksud adalah sebuah
pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan, budaya peserta didik, serta
melibatkan orang tua, dan komunitas sebagai mitra. Jadi peserta didik akan menangkap
materi disampaikan karena merasa berhubungan dengan pembelajaran yang diberikan.
Pendidik menyelenggarakan pembelajaran sesuai kebutuhan dan dikaitkan dengan
dunia nyata, lingkungan, dan budaya yang menarik minat peserta didik. Pendidik pun
perlu memberdayakan masyarakat sekitar, komunitas, organisasi, ahli dari profesi
sebagai narasumber untuk memperkaya dan mendorong pembelajaran yang relevan.
Teori yang berhubungan dengan prinsip ini adalah teori kosntruktivisme yang
dikemukakan oleh Vygotsky yaitu pembentukan pengetahuan yang terjadi pada
manusia berasal dari pengalaman-pengalaman yang sudah terjadi. Vygotsky mengklaim
bahwa ebagian besar dari apa yang dipelajari nak-anak berasal dari budaya dimana
mereka tinggal. Pengetahuan yang telah ada sebagian hasil dari proses evaluasi dasar
ini akan lebih berkembang ketika mereka berinteraksi dengan lingkungan sosial budaya
mereka.

Anda mungkin juga menyukai