Anda di halaman 1dari 4

Nama kelompok :

- Herlena Nofita, S.Pd


- Maria Jumi Lahaselia, S.Pd
- Merlina Tri Alisa, S.Pd
- Muhammad Fizi, S.Pd
- Novitasari, S.Pd
- Pauzi Perdilasandi, S.Pd
Mata kuliah : Pemahaman Peserta Didik dan Pembelajarannya
Topik 1 Ruang kolaborasi
Setelah mempelajari konsep belajar dan teori belajar, silakan bekerja dalam kelompok (3-4
orang) untuk memberikan pendapat atau solusi pada kasus-kasus berikut (waktu 45 menit).
(Catatan: Dosen dapat memodifikasi konteks kasus sesuai dengan mata kuliah yang
diampu/jenjang mahasiswa yang diajar/kebutuhan mahasiswa di kelas)
Bacalah kasus-kasus berikut ini. Lalu, jawablah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dengan
berdiskusi bersama kelompok. Gunakan bekal pengetahuan anda mengenai konsep yang telah
dipelajari untuk memberikan jawaban yang informatif dan solutif.

Kasus I

Bayangkan jika Anda adalah seorang guru matematika di kelas VII. Saat ini Anda hendak
menyampaikan materi mengenai matematika sosial yakni mencari nilai rata-rata (mean).
Untuk memudahkan peserta didik dalam memahami pembelajaran, Anda mencoba untuk
membuat urutan atau langkah-langkah yang perlu diikuti oleh peserta didik agar dapat
mencari nilai rata-rata pada sebuah soal. Anda meminta kepada peserta didik untuk
mengerjakan soal yang Anda berikan. Hasilnya, peserta didik mampu mengerjakan dengan
benar, sesuai dengan langkah yang telah Anda siapkan. Beberapa saat kemudian, Anda
meminta kepada peserta didik untuk mengulangi soal yang sama tanpa melihat urutan
pengerjaan soal, dan peserta didik mampu mengerjakannya dengan benar.

 Menurut Anda, apa yang membuat peserta didik mampu mengerjakan soal dengan
baik pada percobaan kedua (tanpa melihat urutan/langkah pengerjaan soal)?
 Sebagai seorang calon guru, dalam kegiatan belajar yang seperti apa metode di
atas dapat diterapkan? Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan teori yang
berkaitan.

Jawaban :

- Peserta didik dapat mengerjakan soal dengan benar tanpa melihat kembali
urutan/langkah yang diberikan oleh guru karena peserta didik merasa sudah
memahami tugas yang diberikan oleh guru kepada siswa. Dalam artian para peserta
didik juga sudah menguasai langkah-langkah dalam mencari nilai rata-rata (mean)
pada mata Pelajaran matematika sosial tersebut.
- Metode tersebut cocok gunakan dalam kegiatan belajar yang memungkinkan untuk
peserta didik pada suatu kondisi yang mengharuskan peserta didik menjawab
pertanyaaan berdasarkan urutan yang jelas. Serta kegiatan tersebut berkaitan dengan
teori Konstruktivisme.
- Ndaru (2021) teori Konstruktivisme adalah pembelajaran yang menekankan pada
peran aktif siswa dalam membangun pemahaman dan memberi makna terhadap
informasi atau peristiwa yang dialami. Konstruktivisme adalah pembelajaran yang
memberikan keluasan kepada peserta didik untuk membangun pengetahuan meraka
sendiri atas atas rancangan model pembelajaran yang buat oleh guru. Tujuan dari
pendekatan Konstruktivisme adalah agar siswa memiliki kemampuan dalam
menemukan, memahami, dan menggunakan informasi atau pengetahuan. Dalam
pendekatan Konstruktivisme bertujuan untuk menjamin pemahaman siswa terhadap
isi atau materi pembelajaran. Siswa mencoba atau praktik untuk menyesuaikan
dengan pengalaman nya memahami apa yang diajarkan oleh guru dengan
konstruktivisme sering dikaitkan dengan metode pengajaran yang berbasis pada
pemusatan siswa sebagai konsepsi pembelajarannya. Dalam teori konstruktivisme
Guru sebagai fasilitator pembelajaran sedangkan siswa sebagai pembuat makna.

Kasus II
Rina adalah seorang guru di kelas 1 SD. Sebagian besar peserta didiknya belum bisa
berhitung dengan lancar. Rina sedang memikirkan cara yang sesuai untuk membantu setiap
peserta didik menyelesaikan tantang belajarnya.

 Menurut Anda, apa yang dapat Rina lakukan untuk membantu peserta didiknya
sesuai dengan tahapan perkembangan usia?
 Mengapa Anda menyarankan hal tersebut? Elaborasi jawaban Anda dengan
menyertakan teori yang berkaitan.

Jawaban :
- Usia rata-rata kelas 1 SD adalah masih berusia 6-7 tahun, dimana di usia tersebut
belum sepenuhnya dapat berpikir secara kritis tetapi cara berpikir anak pada
pertingkat ini bersifat tidak sistematis, tidak konsisten, dan tidak logis. Sehingga
siswa masih rentang di usia tersebut baru bisa berpikir dengan logika apabila dibantu
dengan penerapan objek fisik atau nyata. Hal ini harus diperhatikan oleh Rina selaku
guru kelas 1 SD dengan memperhatikan kebutuhan siswa secara menyeluruh. Karena
pada dasarnya setiap siswa yang ada dalam satu kelas memiliki karakteristik dan cara
belajar yang berbeda-beda.
- Rina bisa menciptakan suasana pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai macam
bahan fisik yang ada di dekat siswa. Seperti menggunakan pensil, spidol,penghapus
atau buku yang setiap harinya siswa gunakan untuk belajar. Dengan menggunakan
alat tersebut rina dapat memanfaatkan alat yang digunakan sebagai media siswa untuk
berhitung. Dengan mengaitkan suatu hal yang dapat ditemui dikehidupan sehari-hari
dengan kegiatan belajar menghitung disekolah dapat mempermudah siswa berhitung
karena siswa dapat langsung memperhatikan nya. Bukan hanya itu saja, rani juga
dapat menggunakan cara bermain yang sederhana yang dapat membantu siswa dalam
berhitung dengan cara membuat suatu permainan kelompok. Dengan cara membuat
suatu permainan berkelompok dimana siswa dalam kelas itu dibagi secara berkempok
dan siswa akan mulai berhitung jumlah dan kelompok yang telah dibentuk.
- Sesuai dengan karakteristik siswa SD yang belum mampu memahami secara baik di
pembelajaran yang bersifat focus dan kemampuan berpikir terbatas, pada siswa kelas
1 SD karakteristik yang dapat dilakukan dalam pembelajaran adalah dengan cara
belajar sambil bermain, mereka akan gemar jika guru dapat menampilkan media
bersifat menarik misalnya penggunaan media yang bersifat dekat dalam kehidupan
sehari-hari seperti contoh benda disekitar terdapat buku, pensil, ataupun gambar
poster yang terdapat pada kelas.
- Selaras dengan penggunaan media maka perlunya dalam hal didampingi dengan teori
belajar. Menurut kami, teori konstruktivisme adalah teori yang tepat digunakan
berdasarkan kasus yang ada, teori ini menyatakan bahwa pengetahuan adalah
bentukkan siswa yang belajar lewat interaksi dengan bahan atau pengalaman baru,
ilmu yang di dapatkan tidak dapat ditransfer guru ke siswa isi materi Pelajaran
ditentukan oleh murid sendiri. Teori belajar ini dihasilkan dari kingkungan sekitar
dengan menggunakan panca indra seperti melihat.

Kasus III

Made adalah seorang guru yang mengajar di salah satu sekolah negeri wilayah Bali. Ia
mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia. Ia hendak mengajarkan materi teks deskripsi
pada peserta didiknya. Pada buku cetak yang menjadi panduannya saat mengajar, terdapat
beberapa contoh teks deskripsi menceritakan tentang bangunan-bangunan pencakar langit
yang ada di Ibu Kota. Dengan memperhatikan latar belakang setiap peserta didiknya, Made
pun mencoba untuk memberikan contoh berbeda. Ia memberikan contoh teks deskripsi
tentang pantai dan makanan khas di Bali.

 Menurut Anda, apakah pertimbangan dan keputusan Made sudah sesuai?


Mengapa demikian?
 Prinsip apa yang Made gunakan dalam kasus tersebut? Elaborasi jawaban Anda
dengan menyertakan teori yang berkaitan.

Jawaban :
- Menurut kelompok kami, keputusan made sudah cukup tepat. Karena hal ini terlihat
dari latarbelakang peserta didik yang mayoritasnya tinggal di wilayah Bali, Dimana
lokasi tersebut banyak sekali pemandangan alam dengan ciri khas Bali seperti Pantai
dan makanan. Teks deskripsi adalah teks yang berisi gambaran secara rinci tentang
suatu objek, tempat, orang atau situasi kejadian. Dimana teks deskripsi membuat
seolah-olah pembaca melihat, mendengar dan merasakan sendiri hal yang
disampaikan pada teks tersebut. Oleh karena itu memanfaatkan lingkungan yang ada
di wilayah Bali. Dengan memanfaatkan wilayah Bali dapat memudahkan kegiatan
belajar made dalam menggunakan bahan bacaan berupa teks deskripsi tentang hal-hal
yang ada di wilayah Bali. Serta dapat memudahkan peserta didik memahami materi
dari bahan ajaran yang relevan dengan berada di lingkungan wilayah Bali.
- Prinsip yang di gunakan made dalam kasus diatas adalah made menggunakan prinsip
belajar behavioristik yang mana teori behavioristik adalah teori belajar yang berfokus
pada perubahan perilaku peserta didik di sebabkan oleh adanya interaksi antara
stimulus dan respon. Stimulus tersebut berupa lingkungan belajar peserta didik, baik
dari sifat internal maupun eksternal. Maka dari itu perilaku yang dilakukan made
sebagai seorang guru yang mengajar di wilayah bali sudah cukup tepat membuat
made memperhatikan lingkungan setiap peserta didik nya dan dengan memberikan
contoh teks deskripsi tentang Pantai dan makanan khas bali karena Pantai dan
makanan khas bali dapat mereka jangkau. Seperti halnya ciri-ciri prinsip teori
behavioristik yaitu merupakan pengaruh lingkungan. Hasil pembelajaran focus dari
terbentuknya perilaku yang di inginkan.

Anda mungkin juga menyukai