Anda di halaman 1dari 4

RUANG KOLABORASI

Tugas 1.1 Memberikan Tanggapan terhadap Kasus di Ruang Kelas

Kasus I

Bayangkan jika Anda adalah seorang guru matematika di kelas VII. Saat ini Anda hendak
menyampaikan materi mengenai matematika sosial yakni mencari nilai rata-rata (mean).
Untuk memudahkan peserta didik dalam memahami pembelajaran, Anda mencoba untuk
membuat urutan atau langkah-langkah yang perlu diikuti oleh peserta didik agar dapat
mencari nilai rata-rata pada sebuah soal. Anda meminta kepada peserta didik untuk
mengerjakan soal yang Anda berikan. Hasilnya, peserta didik mampu mengerjakan dengan
benar, sesuai dengan langkah yang telah Anda siapkan. Beberapa saat kemudian, Anda
meminta kepada peserta didik untuk mengulangi soal yang sama tanpa melihat urutan
pengerjaan soal, dan peserta didik mampu mengerjakannya dengan benar.

A. Menurut Anda, apa yang membuat peserta didik mampu mengerjakan soal
dengan baik pada percobaan kedua (tanpa melihat urutan/langkah pengerjaan
soal)?
Menurut kelompok kami, peserta didik mampu mengerjakan soal dengan baik
pada percobaan kedua tanpa melihat urutan dikarenakan peserta didik telah
memahami konsep dasar cara mencari nilai rata-rata (mean) yang telah dibimbing
oleh guru sejak awal pembelajaran. Pembuatan langkah-langkah dalam mencari nilai
rata-rata ternyata cukup efektif untuk pemahaman anak dalam belajar, sehingga
mereka dapat memahami konsep tersebut dan mampu mengerjakan soal matematika
pada percobaan kedua secara mandiri. Hal ini pun bisa juga ditunjang dengan metode
belajar dan media belajar yang dibuat guru sehingga proses belajar cepat diserap oleh
anak, proses itu pun membuat anak semakin berkembang hingga mampu memahami,
mencari solusi dengan menjawab soal tanpa melihat kembali catatan atau cara yang
diberikan guru.
B. Sebagai seorang calon guru, dalam kegiatan belajar yang seperti apa metode di
atas dapat diterapkan? Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan teori yang
berkaitan.
Metode belajar yang diterapkan sesuai kasus yang dijabarkan ialah metode
Inquiry, metode Inquiry sendiri merupakan metode yang membangun siswa untuk
menyadari apa yang siswa dapatkan selama belajar. Metode ini melibatkan intelektual
dan menuntut siswa memahami apa yang mereka pelajari sebagai sesuatu yang
berharga. Dalam kegiatan belajar yang mendorong peserta didik berpikir tingkat
tinggi, ini sesuai dengan teori belajar Konstruktivisme Vygotsky dalam Suprijono
(2009) menurutnya, belajar adalah adalah sebuah proses yang melibatkan dua elemen
penting. Pertama, belajar merupakan proses secara biologi sebagai proses dasar.
Kedua, proses secara psikososial sebagai proses yang lebih tinggi dan esensinya
berkaitan dengan lingkungan social budaya. Pada saat seseorang mendapatkan
stimulus dari lingkungan, ia akan menggunakan saraf otak untuk mengolah informasi
yang sudah diterima.

KASUS II

Rina adalah seorang guru di kelas 1 SD. Sebagian besar peserta didiknya belum bisa
berhitung dengan lancar. Rina sedang memikirkan cara yang sesuai untuk membantu setiap
peserta didik menyelesaikan tantang belajarnya.

1. Yang dapat Rina lakukan untuk membantu peserta didiknya sesuai dengan tahapan
perkembangan usia adalah:
Rina melaksanakan pembelajaran yang relevan dan konkret dengan melakukan
kegiatan memberi dan menerima menggunakan media permen. Setiap peserta didik
diberikan 5 permen dan melakukan kegiatan memberikan dan menerima permen
berdasarkan instruksi dari guru. Dengan bantuan media permen tersebut, membuat
pembelajaran lebih konkrit tentang penjumlahan dan pengurangan.
2. Mengapa Anda menyarankan hal tersebut? Elaborasi jawaban Anda dengan
menyertakan teori yang berkaitan.
Hal tersebut dilakukan oleh Rina karena sesuai dengan tahap perkembangan
belajar peserta didik usia 6-12 tahun dimana peserta didik masih berpikir secara
konkrit. Teori belajar yang dapat digunakan oleh Rina adalah Teori Konstruktivisme
Menurut pendapat Thobroni (2015) tujuan belajar konstruktivisme, yaitu mendorong
siswa untuk ingin bertanya dan menggali pengertahuan sendiri terlebih dahulu,
membantu siswa bisa pemahaman konsep secara lengkap dan meningkatkan potensi
siswa menjadi pemikir yang mandiri, dengan kegiatan pembelajaran ini Rina
memberika pengalaman baru untuk membangun pengetahuan peserta didik.
Kasus III

Made adalah seorang guru yang mengajar di salah satu sekolah negeri wilayah Bali. Ia
mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia. Ia hendak mengajarkan materi teks deskripsi
pada peserta didiknya. Pada buku cetak yang menjadi panduannya saat mengajar, terdapat
beberapa contoh teks deskripsi menceritakan tentang bangunan-bangunan pencakar langit
yang ada di Ibu Kota. Dengan memperhatikan latar belakang setiap peserta didiknya, Made
pun mencoba untuk memberikan contoh berbeda. Ia memberikan contoh teks deskripsi
tentang pantai dan makanan khas di Bali.

1. Menurut Anda, apakah pertimbangan dan keputusan Made sudah sesuai? Mengapa
demikian?
Menurut kelompok kami, pertimbangan dan keputusan Made sudah sesuai,
mengapa demikian? Karena yang Made lakukan adalah memberikan contoh lebih
konkrit tentang teks deskripsi yang menceritakan tentang pantai dan makanan khas di
Bali hal tersebut berkaitan dengan tahap perkembangan kognitif siswa SD menurut
piaget yaitu mereka berada pada tahap operasional konkrit, selain hal tersebut ia
memilih sebuah tema yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik untuk lebih
mengenal budaya dan pengetahuan yang ada di lingkungannya.
2. Prinsip apa yang Made gunakan dalam kasus tersebut? Elaborasi jawaban Anda
dengan menyertakan teori yang berkaitan.
Menurut kelompok kami, prinsip yang Made gunakan adalah prinsip relevansi
pada pembelajaran, menurut Ausubel (1960) pembelajaran yang paling efektif terjadi
ketika materi baru dihubungkan dengan konsep-konsep yang sudah ada dalam
pengetahuan siswa. Ini disebut sebagai "pembelajaran konseptual." Prinsip relevansi
terkait erat dengan pendekatan ini karena fokus pada pengaturan pengetahuan yang
sudah ada dengan pengetahuan baru. Dimana pembelajaran menggunakan materi yang
berkaitan dengan konteks kehidupan dan lingkungan sekitar peserta didik dengan cara
merubah materi teks deskripsi yang sebelumnya menurut panduan buku cetak tentang
gedung pencakar langit yang ada di Ibu Kota menjadi tentang pantai dan makanan
khas yang ada di Bali.
DAFTAR PUSTAKA
Ausubel, D. P. (1960). The use of advance organizers in the learning and
retention of meaningful verbal material. Journal of Educational Psychology,
51(5), 267-272.
Suprijono, A. (2009). Cooperative LearningTeori & Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
M. Thobroni. 2015. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Praktek. Yogjakarta :
Ar-ruzz Media

Anda mungkin juga menyukai