Anda di halaman 1dari 4

Tugas Kelompok Kasus I-III

Disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah:


Pemahaman Tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya
Dosen pengampu: Dra. Sri Elniati, MA

Ditulis oleh:
Ridhatul Ilahi
Rizka Erlina
Shofiyatul Hilmi
Sri Wahyu Nengsih
Wesi Pratiwi

Program Studi Matematika PPG Prajab


Fakultas Pasca Sarjana
Universitas Negeri Padang
2023/2024
Kasus I

Bayangkan jika Anda adalah seorang guru matematika di kelas VII. Saat ini Anda hendak
menyampaikan materi mengenai matematika sosial yakni mencari nilai rata-rata (mean). Untuk
memudahkan peserta didik dalam memahami pembelajaran, Anda mencoba untuk membuat
urutan atau langkah-langkah yang perlu diikuti oleh peserta didik agar dapat mencari nilai rata-
rata pada sebuah soal. Anda meminta kepada peserta didik untuk mengerjakan soal yang Anda
berikan. Hasilnya, peserta didik mampu mengerjakan dengan benar, sesuai dengan langkah yang
telah Anda siapkan. Beberapa saat kemudian, Anda meminta kepada peserta didik untuk
mengulangi soal yang sama tanpa melihat urutan pengerjaan soal, dan peserta didik mampu
mengerjakannya dengan benar.

1. Menurut Anda, apa yang membuat peserta didik mampu mengerjakan soal dengan baik pada
percobaan kedua (tanpa melihat urutan/langkah pengerjaan soal)?
Jawab :
a. Karena materi yang diajarkan adalah materi matematika sosial yang tidak asing dengan
kegiatan sehari-hari
b. Karena hal yang dilakukan siswa adalah pengulangan dalam jangka waktu dekat dan
soal yang sama. Jadi, siswa masih mengingat proses atau langkah-langkah mencari
meannya.
c. Karena siswa sudag pernah memperlajarinya di level sebelumnya, tepatnya sekolah dasar.

2. Sebagai seorang calon guru, dalam kegiatan belajar yang seperti apa metode diatas dapat
diterapkan? Elaborasi jawaban anda dengan menyertakan teori yang berkaitan.
Jawab : Berdasarkan kasus 1 diatas, kegiatan yang cocok untuk pembelajaran yang berpusat
pada guru, dimana guru memberi kan suatu materi dan siswa melakukan pengulangann dan
hanya cocok digunakan pada materi bagian matematika fakta. Tidak cocok untuk bagian
materi prinsip, konsep, dan keterampilan dansecara keseluruhan tidak cocok untuk diterapkan
karena sama sekali tidak melatih siswa mengasah keterampilan abad 21nya (keterampilan 4c).
Teori belajar yang diterapkan guru adalah teori behavioristik karena pengulangan/latihan
yang diberikan agar terjadi perubahan sikap siswa, maksudnya kemampuan siswa untuk
menjadi bisa mengerjakan soal pada kesempatan kedua.
Kasus II

Rina adalah seorang guru di kelas 1 SD. Sebagian besar peserta didiknya belum bisa berhitung
dengan lancar. Rina sedang memikirkan cara yang sesuai untuk membantu setiap peserta didik
menyelesaikan tantangan belajarnya.

1. Menurut Anda, apa yang dapat Rina lakukan untuk membantu peserta didiknya sesuai
dengan tahapan perkembangan usia?
Jawab : Menurut kelompok 4, Rina dapat membantu peserta didiknya pada tahap
perkembangan usia peserta didik kelas 1 SD (6-7 tahun) dengan menggunakan media sebagai
alat untuk membantu peserta didik dalam berhitung, contonya dengan menggunakan media
pembelajaran yang konkret seperti pena atau sempoa sebagai alat untuk memancing peserta
didik lancar berhitung. Rina juga dapat menggunakan model pembelajaran pembelajaran
matematika realistik dan memasukkan unsur menyanyi atau permainan sesuai usia anak.
Rina juga harus dapat merencanakan pembelajaran dengan durasi rentang fokus anak kelas 1
SD, yaitu 10-15 menit. Karena menurut Piaget (1954) usia anak kelas 1 SD masih dalam
perkembangan kognitif tahap praoperasional menuju operasional konkret. Mereka sedang
belajar dari yang sebelumnya berpikir tidak tidak sistematis, tidak konsisten, dan tidak logis,
menuju tahap berpikir yang logis dan konkret.

2. Mengapa kamu menyarankan hal tersebut? Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan
teori yang berkaitan.
Jawab : Karena media pembelajaran mempunyai peran penting untuk menigkatkan minat
belajar siswa sekolah dasar, khususnya di kelas rendah, karena siswa kelas rendah belum
mampu berpikir abstrak, sehingga materi yang di ajarkan oleh guru perlu divisualisasikan
dalam bentuk yang lebih kongkrit/nyata. Hal demikian disampaikan oleh Sadiman (2010)
yang menyatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyampaikan pesan dari pengirim ke penerima dengan tujuan dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sehingga proses belajar menjadi
optimal. Namun, perlu diketahui jika media pembelajaran akan menunjang tercapainya
tujuan pembelajaran apabila digunakan secara tepat dan efektif.
Kasus III

Made adalah seorang guru yang mengajar di salah satu sekolah negeri wilayah Bali. Ia
mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia. Ia hendak menggunakan materi teks deskripsi pada
peserta didiknya. Pada buku cetak yang menjadi panduannya saat mengajar, terdapat beberapa
contoh teks deskripsi menceritakan tentang bangunan-bangunan pencakar langit yang ada di Ibu
Kota. Dengan memperhatikan latar belakang setiap peserta didiknya, Made pun mencoba untuk
memberikan contoh berbeda. Ia memberikan contoh teks deskripsi tentang pantai dan makanan
khas di Bali.

1. Menurut Anda, apakah pertimbangan dan keputusan Made sudah sesuai? Mengapa demikian?
Jawab : Pertimbangan dan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan Made sudah tepat,
karena dalam merencanakan pembelajaran Made memperhatikan faktor lingkungan dan latar
belakang peserta didik (budaya) yaitu mengajarkan materi teks deskripsi yang berkaitan
dengan pantai dan khas di Bali. Hal itu akan mempermudah peserta didik untuk memahami
materi tersebut dikarenakan sesuai dengan kondisi budaya yang ada disekitar peserta didik itu
sendiri. Dan untuk pemberian contoh mengenai gedung pencakar langit yang ada di Ibu kota
kurang tepat/relevan dengan budaya yang ada. Memberikan contoh yang sesuai dengan
lingkungan yang berada disekitar peserta didik adalah salah satu cara untuk membuat
pembelajaran bermakna bagi peserta didik.

2. Prinsip apa yang Made gunakan dalam kasus tersebut? Elaborasi jawaban Anda dengan
menyertakan teori yang berkaitan.
Jawab : Prinsip CRT (Culturally Responsive Teaching). CRT yaitu pendekatan yang
mengaitkan budaya atau kebiasaan peserta didik dengan materi. Hal ini sesuai dengan teori
belajar humanistik yang menekankan pentingnya emosi dan perasaan, komunikasi yang
terbuka, serta nilai-nilai yang dimiliki pesera didik.

Anda mungkin juga menyukai