Anda di halaman 1dari 5

Nama: Suci Kurnia

Nim : 23300843

PPG Gel 1 Tahun 2024

Universitas Negeri Padang

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Topik 1 Pemahaman Tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya

1. Kasus (1)

Bayangkan jika Anda adalah seorang guru matematika di kelas VII.


Saat ini Anda hendak menyampaikan materi mengenai matematika
sosial yakni mencari nilai rata-rata (mean). Untuk memudahkan
peserta didik dalam memahami pembelajaran, Anda mencoba untuk
membuat urutan atau langkah-langkah yang perlu diikuti oleh peserta
didik agar dapat mencari nilai rata-rata pada sebuah soal. Anda
meminta kepada peserta didik untuk mengerjakan soal yang Anda
berikan. Hasilnya, peserta didik mampu mengerjakan dengan benar,
sesuai dengan langkah yang telah Anda siapkan. Beberapa saat
kemudian, Anda meminta kepada peserta didik untuk mengulangi
soal yang sama tanpa melihat urutan pengerjaan soal, dan peserta
didik mampu mengerjakannya dengan benar.

 Menurut Anda, apa yang membuat peserta didik mampu


mengerjakan soal dengan baik pada percobaan kedua (tanpa melihat
urutan/langkah pengerjaan soal)?
 Sebagai seorang calon guru, dalam kegiatan belajar yang seperti apa
metode di atas dapat diterapkan? Elaborasi jawaban Anda dengan
menyertakan teori yang berkaitan.

Jawab :
Pada percobaan kedua di mana peserta didik mampu mengerjakan
soal dengan baik tanpa melihat urutan/langkah pengerjaan soal, hal ini
menunjukkan bahwa peserta didik telah memahami konsep dasar tentang
bagaimana mencari nilai rata-rata. Beberapa faktor yang mungkin
membuat mereka mampu mengerjakan soal dengan baik pada percobaan
kedua adalah:
1. Pemahaman Konsep: Peserta didik telah memahami konsep dasar tentang
bagaimana mencari nilai rata-rata. Mereka mungkin telah memahami
bahwa untuk mencari nilai rata-rata, mereka harus menjumlahkan semua
nilai dan kemudian membaginya dengan jumlah total nilai yang ada.
2. Pengalaman: Peserta didik telah melalui proses pengerjaan soal pada
percobaan pertama, sehingga mereka telah terbiasa dengan jenis soal yang
diberikan dan mungkin telah memperoleh pengalaman dalam mengerjakan
jenis soal tersebut.
3. Kemampuan Memahami Pola: Peserta didik mungkin telah
mengembangkan kemampuan untuk memahami pola dalam pengerjaan
soal matematika. Setelah melalui proses pengerjaan soal pada percobaan
pertama, mereka mungkin telah memahami pola atau strategi yang
digunakan dalam mencari nilai rata-rata.
4. Kemampuan Pemecahan Masalah: Melalui pengalaman pengerjaan soal
pada percobaan pertama, peserta didik dapat mengembangkan kemampuan
pemecahan masalah yang memungkinkan mereka untuk menyelesaikan
soal dengan baik pada percobaan kedua.
Metode di atas, di mana peserta didik mengerjakan soal pada percobaan
pertama dengan mengikuti langkah-langkah yang telah disiapkan,
kemudian mengerjakan soal pada percobaan kedua tanpa melihat
urutan/langkah pengerjaan soal, merupakan penerapan pendekatan
pembelajaran konstruktivis. Teori konstruktivis menyatakan bahwa
pembelajaran terjadi ketika individu aktif dalam membangun pemahaman
mereka sendiri tentang konsep dan pengetahuan.
Penerapan metode di atas dapat diterapkan dalam kegiatan belajar di kelas
dengan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis masalah
(problem-based learning) atau pembelajaran berbasis proyek (project-based
learning). Dalam pendekatan ini, peserta didik diberi kesempatan untuk
mengalami proses pemecahan masalah dan mengembangkan pemahaman
mereka sendiri tentang konsep matematika. Hal ini memungkinkan peserta
didik untuk membangun pengetahuan dan keterampilan mereka sendiri
melalui pengalaman langsung, sehingga mereka dapat mengaplikasikan
pengetahuan tersebut dalam konteks yang berbeda dan mampu
menyelesaikan masalah yang relevan secara mandiri.

2. Kasus II
Rina adalah seorang guru di kelas 1 SD. Sebagian besar peserta
didiknya belum bisa berhitung dengan lancar. Rina sedang
memikirkan cara yang sesuai untuk membantu setiap peserta didik
menyelesaikan tantang belajarnya.
 Menurut Anda, apa yang dapat Rina lakukan untuk membantu
peserta didiknya sesuai dengan tahapan perkembangan usia?
 Mengapa Anda menyarankan hal tersebut? Elaborasi jawaban Anda
dengan menyertakan teori yang berkaitan.

Jawab:
Untuk membantu peserta didiknya sesuai dengan tahapan perkembangan
usia, Rina dapat menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik perkembangan kognitif anak usia dini. Berikut
beberapa strategi yang dapat membantu Rina dalam mengajar di kelas 1
SD:
1. Pembelajaran yang Konkrit dan Visual: Anak usia dini cenderung
belajar lebih baik melalui pengalaman langsung dan bahan yang konkret.
Rina dapat menggunakan manipulatif matematika, seperti blok bangunan
atau kartu gambar, untuk mengajarkan konsep-konsep dasar matematika
seperti penjumlahan, pengurangan, dan pengenalan bentuk.
2. Permainan dan Aktivitas Berbasis Mainan: Anak-anak pada usia ini
sangat responsif terhadap permainan dan aktivitas yang menyenangkan.
Rina dapat menggunakan permainan matematika yang interaktif dan
menyenangkan, seperti permainan papan yang melibatkan konsep
matematika dasar, untuk membantu peserta didiknya memahami konsep-
konsep tersebut secara alami dan menyenangkan.
3. Pendekatan Bertahap dan Pengulangan: Anak usia dini membutuhkan
pengulangan dan penguatan konsep secara berulang-ulang. Rina dapat
merancang kegiatan pembelajaran yang melibatkan pengulangan konsep-
konsep matematika secara bertahap, dengan memberikan latihan-latihan
yang sesuai dengan tingkat pemahaman dan kesiapan peserta didik.
4. Penguatan Positif: Memberikan penguatan positif sangat penting dalam
membangun kepercayaan diri anak-anak. Rina dapat memberikan pujian
dan penghargaan kepada peserta didik yang berhasil menyelesaikan tugas
matematika dengan baik, sehingga mereka merasa termotivasi dan percaya
diri untuk terus belajar.
Teori perkembangan kognitif Piaget memberikan wawasan yang penting
dalam merancang strategi pembelajaran yang sesuai dengan tahapan
perkembangan usia anak. Menurut teori Piaget, anak usia dini berada
dalam tahap praoperasional di mana mereka mulai mengembangkan
kemampuan berpikir simbolik tetapi masih terbatas pada pemahaman
konkrit. Oleh karena itu, pendekatan yang menggunakan konkrit, visual,
dan berbasis permainan akan lebih efektif dalam membantu mereka
memahami konsep matematika.
Selain itu, teori Vygotsky tentang zona perkembangan aktual dan zona
perkembangan dekat juga relevan. Rina dapat membantu peserta didiknya
dengan memberikan bimbingan dan dukungan sesuai dengan tingkat
kemampuan mereka, sambil secara bertahap memperluas zona
perkembangan dekat mereka dengan pengajaran yang tepat dan dukungan
yang sesuai.

3. Kasus III
Made adalah seorang guru yang mengajar di salah satu sekolah negeri
wilayah Bali. Ia mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia. Ia
hendak mengajarkan materi teks deskripsi pada peserta didiknya.
Pada buku cetak yang menjadi panduannya saat mengajar, terdapat
beberapa contoh teks deskripsi menceritakan tentang bangunan-
bangunan pencakar langit yang ada di Ibu Kota. Dengan
memperhatikan latar belakang setiap peserta didiknya, Made pun
mencoba untuk memberikan contoh berbeda. Ia memberikan contoh
teks deskripsi tentang pantai dan makanan khas di Bali.
 Menurut Anda, apakah pertimbangan dan keputusan Made sudah
sesuai? Mengapa demikian?
 Prinsip apa yang Made gunakan dalam kasus tersebut? Elaborasi
jawaban Anda dengan menyertakan teori yang berkaitan.
Jawab:

Keputusan Made untuk memberikan contoh teks deskripsi tentang pantai


dan makanan khas di Bali adalah sangat tepat dan sesuai dengan prinsip
pembelajaran kontekstual dan berbasis pengalaman. Berikut adalah
beberapa pertimbangan dan prinsip yang dia terapkan:
1. Relevansi Konteks Lokal: Made mempertimbangkan latar belakang
peserta didiknya yang berada di Bali. Dengan memberikan contoh tentang
pantai dan makanan khas Bali, ia membuat materi menjadi lebih relevan
dan dekat dengan kehidupan sehari-hari peserta didiknya.
2. Keterlibatan Emosional: Materi yang relevan dengan pengalaman dan
lingkungan sekitar peserta didik cenderung memicu keterlibatan emosional
yang lebih tinggi. Contoh tentang pantai dan makanan khas Bali mungkin
akan membuat peserta didik lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar.
3. Pembelajaran Berbasis Pengalaman: Dengan memberikan contoh yang
berhubungan dengan pengalaman langsung peserta didik, Made
mengadopsi pendekatan pembelajaran yang berbasis pengalaman. Menurut
teori pembelajaran konstruktivis, pembelajaran yang berpusat pada
pengalaman dan situasi nyata memungkinkan peserta didik untuk
mengonstruksi pengetahuan mereka sendiri secara lebih efektif.
4. Konteks Budaya: Made juga memperhatikan keberagaman budaya dan
kekayaan alam di Bali. Dengan memperkenalkan pantai dan makanan khas
Bali, ia membantu mempromosikan penghargaan terhadap budaya lokal
dan warisan alam, yang merupakan aspek penting dalam pendidikan
karakter.
Prinsip-prinsip yang diterapkan oleh Made mengacu pada teori
pembelajaran kontekstual, konstruktivis, dan penghargaan terhadap
keberagaman budaya. Dengan memahami latar belakang dan kebutuhan
peserta didiknya, serta mempertimbangkan konteks lokal dan budaya di
mana mereka tinggal, Made dapat menciptakan lingkungan pembelajaran
yang lebih bermakna dan relevan bagi peserta didiknya.

Anda mungkin juga menyukai