Anda di halaman 1dari 3

Nama: MURNI HATI

Nim: E4E12320121

Kelas: PGSD/C

Kasus I

Bayangkan jika Anda adalah seorang guru matematika di kelas VII. Saat ini Anda hendak menyampaikan
materi mengenai matematika sosial yakni mencari nilai rata-rata (mean). Untuk memudahkan peserta
didik dalam memahami pembelajaran, Anda mencoba untuk membuat urutan atau langkah-langkah
yang perlu diikuti oleh peserta didik agar dapat mencari nilai rata-rata pada sebuah soal. Anda meminta
kepada peserta didik untuk mengerjakan soal yang Anda berikan. Hasilnya, peserta didik mampu
mengerjakan dengan benar, sesuai dengan langkah yang telah Anda siapkan. Beberapa saat kemudian,
Anda meminta kepada peserta didik untuk mengulangi soal yang sama tanpa melihat urutan pengerjaan
soal, dan peserta didik mampu mengerjakannya dengan benar.

 Menurut Anda, apa yang membuat peserta didik mampu mengerjakan soal dengan baik pada
percobaan kedua (tanpa melihat urutan/langkah pengerjaan soal)?
 Sebagai seorang calon guru, dalam kegiatan belajar yang seperti apa metode di atas dapat
diterapkan? Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan teori yang berkaitan.

Kasus I

 Pada percobaan kedua, kemampuan peserta didik untuk menyelesaikan soal tanpa melihat
urutan/langkah pengerjaan menunjukkan bahwa mereka telah memahami konsep rata-rata
secara lebih mendalam. Ini mungkin disebabkan oleh pengalaman praktik yang mereka
dapatkan pada percobaan pertama, yang membantu memperkuat pemahaman konsep
tersebut.
 Sebagai calon guru, metode di atas mencerminkan pendekatan pembelajaran konstruktivis, di
mana peserta didik aktif terlibat dalam pembelajaran dan membangun pemahaman mereka
melalui pengalaman langsung. Teori belajar konstruktivis menekankan pentingnya pemahaman
konsep dan kemampuan mengaplikasikannya dalam konteks nyata. Dengan memberikan
kesempatan pada peserta didik untuk berlatih dan mengulanginya tanpa panduan, kita
memfasilitasi pembentukan pemahaman yang lebih kokoh.
Selain itu, metode ini juga mencerminkan prinsip pembelajaran melalui pengalaman
(experiential learning), di mana peserta didik belajar melalui tindakan dan refleksi. Dengan
memberikan latihan dan kesempatan untuk mengaplikasikan pengetahuan, peserta didik dapat
menginternalisasi konsep dengan lebih baik.
Dengan demikian, sebagai calon guru, penting untuk merancang kegiatan pembelajaran yang
melibatkan peserta didik secara aktif, memberikan pengalaman langsung, dan memberikan
ruang untuk refleksi guna membangun pemahaman yang mendalam.
Kasus II

Rina adalah seorang guru di kelas 1 SD. Sebagian besar peserta didiknya belum bisa berhitung dengan
lancar. Rina sedang memikirkan cara yang sesuai untuk membantu setiap peserta didik menyelesaikan
tantang belajarnya.

 Menurut Anda, apa yang dapat Rina lakukan untuk membantu peserta didiknya sesuai dengan
tahapan perkembangan usia?
 Mengapa Anda menyarankan hal tersebut? Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan teori
yang berkaitan.

Kasus II

Rina dapat menerapkan pendekatan konkret-representasional-abstract (CRA) untuk membantu peserta


didik kelas 1 SD yang belum lancar berhitung.

1. Konkret (Concrete): Mulailah dengan penggunaan materi konkret, seperti benda-benda kecil atau
manipulatif matematika (misalnya, kelereng atau blok). Rina dapat memanfaatkan objek-objek ini untuk
mengajarkan konsep-konsep dasar matematika, seperti penjumlahan dan pengurangan.

2. Representasional: Selanjutnya, gunakan representasi visual atau gambar yang menggambarkan


konsep matematika. Rina dapat memanfaatkan gambar-gambar sederhana atau kartu angka untuk
membantu peserta didik memahami hubungan antara konsep matematika dengan representasi
visualnya.

3. Abstract: Setelah peserta didik merasa nyaman dengan konsep matematika secara konkret dan
representasional, Rina dapat memperkenalkan simbol-simbol matematika secara abstrak. Misalnya,
memperkenalkan simbol + dan - untuk operasi penjumlahan dan pengurangan.

Pendekatan CRA ini sesuai dengan teori konstruktivisme, yang menekankan bahwa pembelajaran terjadi
melalui konstruksi pengetahuan oleh peserta didik. Dengan memulai dari pengalaman konkret, peserta
didik dapat membangun pemahaman mereka secara bertahap dan mendalam. Hal ini juga sesuai
dengan tahapan perkembangan kognitif anak-anak menurut teori Piaget, di mana anak-anak pada usia
ini lebih mudah memahami konsep-konsep abstrak setelah mendapatkan pengalaman konkret.
Kasus III

Made adalah seorang guru yang mengajar di salah satu sekolah negeri wilayah Bali. Ia mengampu mata
pelajaran bahasa Indonesia. Ia hendak mengajarkan materi teks deskripsi pada peserta didiknya. Pada
buku cetak yang menjadi panduannya saat mengajar, terdapat beberapa contoh teks deskripsi
menceritakan tentang bangunan-bangunan pencakar langit yang ada di Ibu Kota. Dengan
memperhatikan latar belakang setiap peserta didiknya, Made pun mencoba untuk memberikan contoh
berbeda. Ia memberikan contoh teks deskripsi tentang pantai dan makanan khas di Bali.

 Menurut Anda, apakah pertimbangan dan keputusan Made sudah sesuai? Mengapa demikian?
 Prinsip apa yang Made gunakan dalam kasus tersebut? Elaborasi jawaban Anda dengan
menyertakan teori yang berkaitan

Kasus III

Keputusan Made untuk memberikan contoh teks deskripsi tentang pantai dan makanan khas di Bali
sesuai dengan prinsip kontekstualisasi dalam pendidikan. Made mempertimbangkan latar belakang dan
keberagaman peserta didiknya di Bali, sehingga memberikan contoh yang lebih relevan dengan
pengalaman mereka.

Prinsip yang mungkin digunakan oleh Made adalah Teori Belajar Kontekstual atau Contextual Learning
Theory. Teori ini menekankan pentingnya menyajikan materi pembelajaran dalam konteks nyata dan
relevan dengan kehidupan peserta didik. Dengan memberikan contoh teks deskripsi yang mencakup
aspek-aspek khas Bali, Made membantu peserta didik membuat koneksi antara pembelajaran dengan
pengalaman pribadi mereka, sehingga memudahkan pemahaman dan penerimaan materi.

Selain itu, pendekatan ini dapat mencerminkan prinsip pembelajaran berbasis budaya, di mana
pembelajaran disesuaikan dengan budaya dan lingkungan hidup peserta didik. Hal ini dapat
meningkatkan minat dan motivasi peserta didik karena materi pembelajaran lebih relevan dan dapat
mereka hubungkan dengan pengalaman sehari-hari mereka.

Dengan demikian, keputusan Made untuk memberikan contoh teks deskripsi yang sesuai dengan budaya
Bali mendukung konsep pembelajaran kontekstual dan berbasis budaya.

Anda mungkin juga menyukai