TENTANG PESERTA
DIDIK DAN
PEMBELAJARAN
MATEMATIKA
- Kelompok 6 -
ANGGOTA:
• Mutmainnah (E4R1230014)
• Robi’atul Adawiyyah
(E4R1230020)
KASUS I dapat mencari nilai rata-rata pada sebuah soal. Anda meminta kepada
peserta didik untuk mengerjakan soal yang Anda berikan. Hasilnya,
peserta didik mampu mengerjakan dengan benar, sesuai dengan langkah
yang telah Anda siapkan. Beberapa saat kemudian, Anda meminta
kepada peserta didik untuk mengulangi soal yang sama tanpa melihat
urutan pengerjaan soal, dan peserta didik mampu mengerjakannya
dengan benar.
Menurut Anda, apa yang membuat peserta didik mampu
mengerjakan soal dengan baik pada percobaan kedua (tanpa
melihat urutan atau langkah pengerjaan soal)?
Menurut pendapat kami, peserta didik mampu mengerjakan soal tanpa melihat
urutan atau langkah-langkah pengerjaan soal tersebut dikarenakan mereka sudah
memiliki pemahaman tentang pembelajaran yang sudah diajarkan oleh gurunya.
Jadi, Ketika mereka dihadapkan dengan berbagai macam soal yang terkait
dengan materi rata-rata (mean) mereka bisa mengerjakannya karena sudah
dikuasai sebelumnya. Ditambah lagi dalam penyelesaian soal matematika tidak
harus sesuai dengan urutan atau langkah-langkah yang diajarkan oleh guru,
namun masih banyak langkah-langkah lain yang bisa digunakan untuk
memecahkan suatu persoalan. Sehingga melalui pemecahan soal peserta didik
juga akan dilatih kreatifitas dan berpikir tingkat tingginya. Karena sesuai
pepatah “Banyak jalan menuju Roma.”, begitupun dengan pemecahan soal-soal
matematika.
Sebagai seorang calon guru, dalam kegiatan belajar yang
seperti apa metode di atas dapat diterapkan? Elaborasi
jawaban Anda dengan menyertakan teori yang berkaitan.
Sebagai calon guru, menurut kami metode tersebut dapat digunakan pada
kegiatan kolaboratif. Dimana dalam proses tersebut peserta didik bisa
berdiskusi dengan bertukar pikiran atau ide dengan teman-teman
sebayanya yang sekaligus bisa melatih kemampuan berfikir kritisnya.
Melalui kegiatan kolaboratif, peserta didik dapat mengamati, mencontoh,
dan meniru perilaku, sikap, atau reaksi emosional orang lain dalam proses
belajar. Hal tersebut juga sesuai dengan teori sosial kognitif, dimana pada
teori yang dikembangkan oleh Albert Badura ini menjelaskan bahwa
perilaku manusia dalam konteks interaksi tingkah laku timbal balik yang
berkesinambungan antara kognitif perilaku dan pengaruh lingkungan.
Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory) merupakan efikasi diri yang
menunjukkan pentingnya proses mengamati dan meniru perilaku, sikap
dan emosi orang lain.
Rina adalah seorang guru di kelas 1
SD. Sebagian besar peserta didiknya
KASUS II
belum bisa berhitung dengan lancar.
Rina sedang memikirkan cara yang
sesuai untuk membantu setiap
peserta didik menyelesaikan tantang
belajarnya.
Menurut Anda, apa yang dapat Rina lakukan untuk membantu peserta didiknya sesuai
dengan tahapan perkembangan usia?
KASUS III
mengajarkan materi teks deskripsi pada peserta
didiknya. Pada buku cetak yang menjadi
panduannya saat mengajar, terdapat beberapa contoh
teks deskripsi menceritakan tentang bangunan-
bangunan pencakar langit yang ada di Ibu Kota.
Dengan memperhatikan latar belakang setiap peserta
didiknya, Made pun mencoba untuk memberikan
contoh berbeda. Ia memberikan contoh teks
deskripsi tentang pantai dan makanan khas di Bali.
Menurut Anda, apakah pertimbangan dan keputusan Made sudah sesuai?
Mengapa demikian?
Menurut kami, pertimbangan dan keputusan Made sudah sesuai. Karena dengan
memberikan contoh yang berkaitan dengan lingkungan sekitar membuat peserta
didik lebih mudah memahami materi yang disampaikan Made. Sehingga peserta
didik bisa membayangkan atau mengilustrasikan contoh tersebut dengan baik.
Prinsip apa yang Made gunakan dalam kasus tersebut? Elaborasi jawaban Anda
dengan menyertakan teori yang berkaitan.