Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

MENGANALISIS DAN MENGKAJI MODUL AJAR


STRATEGI DAN DESAIN PEMBELAJARAN

Dosen Pengampu:

Dr. I Made Tegeh, S.Pd.,M.Pd.

OLEH:

Nama: Kadek Ratih Mahaswari Manik


NIM. 2211031038/19
Kelas: 3A

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2023
Mengkaji dan menganalisis MODUL AJAR IPAS KELAS IV (GENAP)
1. Kekurangan dan Kelebihan Modul Ajar IPAS
Kekurangan Modul Ajar:
a. Struktur dari modul ajar masih terdapat ada yang kurang, seperti tidak terdapat
daftar pustaka, kemudian pengayaan dan remedial, dan bahan bacaan guru dan
peserta didik.
b. Pada kegiatan awal (pembukaan) guru bisa menyampaikan skema proses
pembelajaran dari awal sampai akhir dan menyampaikan kontrak belajar yang
disepakati bersama murid.
c. Pembelajaran yang dilakukan kurang menantang, terlebih lagi jika diberikan
kepada siswa kelas tinggi/kelas empat (4).

Kelebihan Modul Ajar:

a. Modul ajar yang dibuat sudah baik walaupun ada beberapa elemen yang kurang
tetapi inti elemen sudah tercantum di modul ajar tersebut. Seperti kompetensi awal,
pertanyaan pemantik, tujuan pembelajaran, profil pelajar pancasila, dll.
b. LKPD yang dibuat sangat menarik. Selain itu dalam proses pembelajaran
merangsang siswa dengan menggunakan video. Sehingga dari ilustrasi yang
ditayangkan membuat siswa memiliki bayangan.
c. Pada kegiatan pembelajaran cukup baik dijelaskan secara sistematis alur
pembelajaran yang dilaksanakan.

2. Unsur HOTS
HOTS dalam pembelajaran adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi yang melibatkan 3
aspek yaitu: transfer pengetahuan (transfer of knowledge), berpikir kritis dan kreatif
(critical thinking and creative thinking), dan pemecahan masalah (problem solving).
Dimana berpikir tingkat tinggi ini merupakan proses berpikir kompleks baik itu dalam
menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun representasi, menganalisis, dan
membangun hubungan dengan melibatkan mental. Adapun indicator HOTS yang terdapat
pada modul ajar sebagai berikut.
a. LKPD atau Lembar Kerja Peserta Didik.
LKPD adalah salah satu sarana untuk m embantu dan mempermudah dalam
kegiatan belajar mengajar sehingga terbentuk interaksi efektif antara siswa dengan
guru. Tujuan dari LKPD ini adalah agar siswa mudah dalam memahami materi
dengan baik, meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi dan melatih
kemandirian siswa. Alasan kenapa pada LKPD terdapat unsur HOTS ini karena
pada LKPD siswa diminta untuk menjawab beberapa soal dan memecahkan
permasalah yang ada lewat materi yang sudah ditayangkan dan disampaikan.
Dalam artian, pada LKPD siswa mencapai C1-C6 yaitu mengingat (remembering),
memahami (understanding), menerapkan (analyzing), mengevaluasi (evaluation),
dan menciptakan (creating). Seperti pada intruksi “Lengkapilah keempat kolom
kebutuhan manusia mengenai pernyataan yang berkaitan dengan informasi
kebutuhan” disini siswa harus mampu menyusun kebutuhan manusia ke dalam
table yang telah disediakan, jika dikaitkan dengan unsur HOTS yaitu pada
memahami dan menganalisis, dengan pemahaman siswa dapat menganalisis dan
mengembangkan informasi yang dimiliki kemudian menyusun jawaban di dalam
table.
Pada intruksi “Diskusikanlah alasan mengapa kebutuhan-kebutuhan
tersebut berada pada posisi tiap kolom dan tuliskan alasannya”. Jika dikaitkan pada
unsur HOTS yaitu pada berpikir kritis dan kreatif (Critical and creative thinking).
Siswa diminta untuk memberikan alasan atas jawabannya, disini siswa akan
mengemukakan informasi dan berpikir secara mendalam kenapa mereka bisa
meletakkan kebutuahan-kebutuhan tersebut pada posisi tiap kolom. Selain itu pada
penugasan “membuat skala prioritas individu berupa mindmap, doodle art, dan
table bergambar”. Hal ini jika dikaitkan dengan unsur HOTS yaitu menciptakan
(creating), siswa diminta untuk membuat sesuai dengan imajinasi dan kreativitas
sendiri. Artinya mereka akan menciptakan sebuah karya yang memang muncul dan
sesuai dengan pemahaman dari materi yang sudah mereka dapatkan atau dipelajari.
b. Keterampilan Presentasi LKPD
Didalam modul ajar terdapat aspek ketepatan jawaban dalam keterampilan
presentasi LKPD yang mengharuskan siswa untuk mengembangkan informasi dan
memberikan informasi serta memberikan pendapat atau jawaban sesuai dengan
informasi secara jelas.
c. Metode dan model pembelajaran
Metode dan model pembelajaran yang digunakan seperti model PBL atau
Problem Based Learning yang artinya model pembelajaran berbasis masalah ini
menuntut siswa untuk berpikir kritis, menganalisis, memahami lebih dalam materi
yang disampaikan. Kemudian metode yang digunakan seperti diskusi, ceramah, dan
ekperimen menuntut siswa menyimpulkan, menganalisis, menciptakan sehingga ini
mendukung pemahaman dan meningkatkan kreatifitas berpikir tingkat tinggi siswa.
d. Asesmen atau Penilaian
Dalam modul ajar menggunakan penilaian autentik atau penilaian yang
dilakukan secara konperehensif (menyeluruh) yang meliputi: penilaian sikap,
penilaian pengetahuan, dan penilaian keterampilan.

3. Model Pembelajaran Inovatif


Model pembelajaran yang digunakan pada modul ini adalah model PBL atau model
pembelajaran berbasis masalah dengan metode diskusi, ceramah, dan ekspekrimen, serta
menggunakan pendekatan sosio-emosional dan berdiferensiasi. Berikut analisis dari model
pembelajaran inovatif yang terdapat pada modul:
a. Model Pembelajaran PBL ini adalah model dengan berbasis masalah, dimana siswa
akan dikaitkan dengan beberapa persoalan/masalah yang nantinya akan
dipecahkan. Hal ini akan meningkatkan berpikir kritis siswa. Seperti halnya dalam
kegiatan pembelajaran, guru mengajak siswa bermain games tentang “Ini
Kebutuhanku” dan menayangkan sebuah gambar melalui PPT. Setelah itu guru
menanyakan kepada siswa beberapa pertanyaan “apa saja kebutuhan manusia dan
mengapa manusia memiliki kebutuhan?” disini siswa akan menjawab pertanyaan
dari apa yang mereka pahami dari games maupun video yang sudah ditayangkan
tadi.
b. Metode ceramah, diskusi dan eksperimen ini dalam pembelajaran diharapkan dapat
merangsang siswa atau adanya proses timbal balik dari pembelajaran yang
berlangsung, baik itu dari siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru. Dari
metode diskusi, siswa bersama-sama akan memecahkan masalah dan akan
mendapatkan banyak pendapat atau jawaban yang berbeda-beda. Kemudian dengan
siswa bereksperimen siswa secara langsung mengalami dan proses membangun
makna menjadi efektif.
c. Pendekatan Sosio-emosional dan berdiferensiasi ini dilakukan dengan guru
menanyakan sebuah video Upin dan Ipin scene “Rumah Ijad Kebakaran”, disini
guru menanyakan bagaimana perasaan siswa setelah menonton video tersebut dan
menanyakan apa yang akan siswa lakukan jika tokoh di video tersebut (Ijad) adaah
salah satu teman mereka. Ini akan memberikana pengetahuan tentang rasa
berempati dan kesadaran siswa. Kemudian pada pendekatan diferensiasi, siswa
diminta untuk membuat table skala prioritas berupa mindmapp, doodle, atau table
bergambar. Hal ini menuntut siswa untuk meningkatkan kreatifitas yang dimiliki
yang dikembangkan dalam sebuah produk berupa mindmap atau doodle art.

4. Analisis TPACK (Technological Pedagogical and Content Knowledge)


TPACK merupakan pembelajaran yang menggunakan penerapan gabungan sistem
pendidikan yang mengedepankan teknologi dan aplikasi (konten) tertentu dalam
pembelajaran. Terdapat beberapa media pembelajaran yang digunakan dalam Modul Ajar
IPAS, seperti video animasi dan Slideshow PowerPoint. Dalam pembelajaran guru
menggunakan PPT untuk menayangkan gambar dan menggunakan video animasi Upin dan
Ipin, dimana dengana memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran dapat mempermudah
guru dalam menyampaikan materi dan pengetahuan konten serta pedagodi terhadap siswa.
Tidak lagi siswa diajak berandai dan hanya membayangkan saja. Tetapi dengan melihat
secara langsung video maka otak siswa akan dirangsang dan siswa lebih dapat
membayangkan maksud dari pernyataan guru.
Dalam konsep TPACK, integrasi antara teknologi, pedagogi, dan pengetahuan
konten sangat penting dalam proses pembelajaran, terlebih lagi pada kurikulum merdeka
yang lebih menuntut siswa aktif dan berpikir kritis. Guru juga diharapkan tidak hanya
menguasai materi maupun konten yang diajarkan, tetapi juga harus menguasai kompetensi
pedagogi dan juga teknologi. Dengan TPACK, guru dapat mengimplementasikan PCK
(pedagogy Content knowledge) atau konsep tentang pembelajaran yang menghantarkan
materi pelajaran yang tertuang dalam kurikulum, sehingga pendekatan, model, dan metode
pembelajaran dapat disesuaikan dengan spesifikasi konten yang diajarakan. Jadi dapat
disimpulkan bahwa TPACK ini merupakan pengetahuan yang diperlukan untuk
mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai