Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SD

“ PENERAPAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS “

Dosen Pengampu : Dian Ramadan Lazuardi, M.Pd

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8

1. Tiana Pramita Sari ( 5020185 )


2. Vidiana Nur Azizah ( 5020197 )
3. Annisa Zahwa Aulia ( 5020212 )
4. Restia Fitriyani ( 5020220 )

Kelas : 5.E

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS PGRI SILAMPARI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. karena telah memberikan kesempatan


pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Penerapan Pembelajaran
Keterampilan Menulis tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Ibu Dian R Lazuardi, M.Pd.
pada Mata Kuliah Pembelajaran Bahasa Indonesia SD di Universitas PGRI
Silampari Kota Lubuklinggau. Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini
dapat menambah wawasan bagi Pembaca tentang Penerapan Pembelajaran
Keterampilan Menulis.
Kami mengucapkan Terimakasih sebesar-besarnya kepada Ibu Dian R
Lazuardi M.Pd. selaku Dosen Mata Kuliah Pembelajaran Bahasa Indonesia SD.
Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang ditekuni kami.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan
makalah ini, Terimakasih.

Lubuklingau, 09 November 2022

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR.............................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................................. 2

C. Tujuan................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................... 3

A. Pendekatan Pembelajaran Keterampilan Menulis................................ 3

..............................................................................................................

..............................................................................................................

..............................................................................................................

..............................................................................................................…

..............................................................................................................

...............................................................................................................

B. Strategi Pembelajaran Keterampilan Menulis...................................... 3

C. Metode Pembelajaran Keterampilan Menulis....................................... 5

D. Teknik Pembelajaran Keterampilan Menulis....................................... 11

BAB III PENUTUP................................................................................... 13

A. Kesimpulan........................................................................................... 17

B. Saran..................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 18

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keterampilan menulis merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari
kegiatan belajar mengajar siswa di sekolah. Kegiatan menulis menjadikan
siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran dan merangsang keterampilan siswa
dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang
mengalami kesulitan untuk membiasakan siswa belajar menulis. Penyebabnya
adalah kesalahan dalam hal pengajaran yang terlalu kaku sehingga
menimbulkan kesan bahwa menulis itu sulit.
Belum banyak guru yang bisa menyuguhkan materi pelajaran dengan cara
yang tepat dan menarik. Maka dari itu, wajar jika murid pun akhirnya tidak
mampu dan tidak menyukai pelajaran menulis (mengarang). Seseorang
enggan menulis karena tidak tahu untuk apa dia menulis, merasa tidak
berbakat menulis, dan merasa tidak tahu bagaimana harus menulis. Mereka
juga mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat, terbatasnya kosakata
yang dimiliki, dan kurangnya imajinasi atau kreativitas untuk berfikir saat
menulis.
Ketidaksukaan tak lepas dari pengaruh lingkungan, keluarga, dan
masyarakatnya, serta pengalaman pembelajaran menulis atau mengarang di
sekolah yang kurang memotivasi dan merangsang minat. Keterampilan
menulis siswa SD selama ini oleh sebagian guru dianggap sesuatu yang tidak
terlalu penting dibandingkan dengan mata 1 atau 2 pelajaran yang lain
(eksak). Padahal, keterampilan menulis merupakan bagian bentuk
profesionalitas seseorang, dan harus digali dengan kebiasaan sejak dini ketika
anak masih belajar di SD.
Guru SD dalam pembelajaran bahasa Indonesia masih belum dapat
mengupayakan keterampilan menulis secara optimal dengan mengupayakan
metode dan strategi dalam pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran
ternyata tidak semua aspek keterampilan berbahasa dapat ditanamkan dengan

1
mudah kepada anak. Banyak faktor menjadi kendala dalam pengajaran bahasa
salah diantaranya adalah penggunaan metode pembelajaran. Guru sering
mengalami kesulitan untuk memilih metode yang tepat sehingga
pembelajaran menulis kurang diperhatikan oleh siswa maupun guru.
Selain itu sebagian guru memandang bahwa keberhasilan siswa lebih
banyak dilihat dari nilai yang diraih dalam tes, ulangan umum, dan Ujian
Akhir Nasional (UAN). Nilai-nilai dari tes itulah yang dijadikan barometer
keberhasilan pengajaran. Guru hanya memberikan latihan/ pembahasan
terhadap soal-soal yang bersifat reseptif, seperti membaca, bukan soal-soal
yang bersifat produktif, seperti berbicara dan menulis.
Keterampilam menulis tidak akan datang secara otomatis tetapi harus
melalui latihan, praktik yang banyak, dan teratur. Pembelajaran menulis di
sekolah sebagai wadah untuk mengembangkan potensi siswa dalam hal
tulismenulis pada diri siswa. Guru dalam hal ini tidak saja berperan untuk
mentransmisikan dan mengembangkan pengetahuan serta keterampilan, tetapi
3 juga nilai yang berkenan dengan keterampilan menulis serta menumbuhkan
budaya tulis-menulis pada diri siswa.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja pendekatan pembelajaran keterampilan menulis ?
2. Apa saja strategi pembelajaran keterampilan menulis ?
3. Apa saja metode pembelajaran keterampilan menulis ?
4. Apa saja teknik pembelajaran keterampilan menulis ?
5. Bagaimana praktik pembelajaran keterampilan menulis ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pendekatan pembelajaran keterampilan menulis
2. Untuk mengetahui strategi pembelajaran keterampilan menulis
3. Untuk mengetahui metode pembelajran keterampilan menulis
4. Untuk mengetahui teknik pembeajaran keterampilan menulis
5. Untuk mengetahui penerapan pembelajaran keterampilan menulis

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendekatan Pembelajaran Keterampilan Menulis


Pendekatan yang disarankan dalam pembelajaran menulis meliputi
pendekatan komunikatif, integratif, keterampilan proses, dan pendekatan
tematis.
1. Pendekatan Komunikatif lebih memfokuskan pada keterampilan siswa
mengimplementasikan fungsi-fungsi bahasa (untuk berkomunikasi) di
dalam pembelajaran. Misalnya: mendeskripsikan suatu benda, menulis
surat, dan membuat iklan.
2. Pendekatan Integratif lebih menekankan keterpaduan empat aspek
keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis)
dalam pembelajaran. Misalnya: menceritakan pengalaman yang menarik,
menuliskan suatu peristiwa sederhana, membaca bacaan kemudian membuat
ikhtisar, dan meringkas cerita yang didengar.
3. Pendekatan Keterampilan proses memfokuskan keterampilan siswa dalam
mengamati, mengklasifikasi, menginterpretasi, dan mengkomunikasikan.
Misalnya: melaporkan hasil kunjungan, menyusun laporan pengamatan,
membuat iklan, dan menyusun kaiimat acak menjadi paragraf yang padu
4. Pendekatan Tematis lebih menekankan pada tema pembelajaran sebagai
payung/pemandu dalam pembelajaran. Misalnya: menulis pengalaman
dalam bentuk puisi, dan menyusun naskah sambutan.

B. Strategi Pembelajaran Keterampilan Menulis


Menulis dapat dipandang sebagai rangkaian aktivitas yang bersifat
fleksibel. Rangkaian aktivitas yang dimaksud meliputi pramenulis, penulisan,
draft, revisi, penyuntingan, dan publikasi atau pembahasan Seperti halnya
perkembangan membaca, perkembangan anak dalam menulis juga terjadi
perlahan-lahan. Dalam tahap ini, anak perlu mendapat bimbingan dalam
memahami dan menguasai cara mentransfer pikiran ke dalam tulisan. Combs

3
mengemukakan bahwa perkembangan menulis mengikuti prinsip-prinsip
perulangan, generatif, konsep tanda, dan fleksibilitas

Siswa kelas awal dapat dikategorikan terampil menulis jika siswa telah
mampu menuliskan lambang bunyi bahasa dalam tataran huruf, merangkai
huruf menjadi suku kata dan kata, merangkai kata menjadi kalimat yang
bermakna, dan menyusun kalimat menjadi paragraf sederhana. Tulisan siswa
tersebut lengkap/tidak ada huruf yang kurang, terbaca, benar tulisannya
(bentuk dan rangkaiannya dan sudah mengikuti EYD bila sudah diajarkan.

Nurchasanah membagi pembelajaran menulis permulaan menjadi dua


tahap, yaitu tahap prapenulisan dan penulisan. Tahap prapenulisan bertujuan
melatih siswa untuk membiasakan diri bersikap yang baik dan tepat dalam
menulis. Misalnya, sikap duduk yang benar, pengaturan jarak mata dengan
tangan yang tepat pada waktu menulis, cara membuka buku yang tepat, dan
belajar membuat berbagai macam garis yang memungkinkan siswa untuk bisa
menulis dengan tepat. Tahap penulisan merupakan kelanjutan dari tahap
prapenulisan yang bertujuan melatih siswa untuk dapat menulis dengan
sesungguhnya. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara menjiplak, menyalin,
menulis halus, dikte, dan sebagainya.

Pembelajaran menulis dapat dilaksanakan dengan menggunakan dua


strategi, yaitu di dalam jam pelajaran dan di luar jam pelajaran. Beberapa
strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis di dalam kelas
adalah bermain-main dengan bahasa dan tulisan, kuis membuat atau mengganti
akhir cerita, dan menulis meniru model. Di luar jam pelajaran, guru dapat
menggunakan strategi menulis harian, menyelenggarakan majalah dinding,
atau membuat kliping yang semuanya diarahkan agar siswa senang menulis.
Latihan menulis di kelas tinggi dipancing dengan gambar, pengalaman,
peribahasa, puisi, dan sebagainya.

Model pembelajaran menulis lain yang dapat digunakan untuk siswa SD


adalah Think, talk, dan write. Think, talk, dan write merupakan suatu model

4
pembelajaran untuk melatih keterampilan peserta didik dalam menulis. Think
talk write menekankan perlunya peserta didik mengomunikasikan hasil
pemikirannya. Huinker dan Laughin menyebutkan bahwa aktivitas yang dapat
dilakukan untuk menumbuh kembangkan kemampuan pemahaman konsep dan
komunikasi peserta didik adalah dengan penerapan pembelajaran Think talk
write.

Siswa di SD sering kali mengalami kesulitan dalam menulis cerita seperti


cerpen, cerita pengalaman, hobi, dongeng, dan lain-lain. Kemampuan
mengarang ini biasanya dilakukan pada kelas tinggi. Oleh karena itu, guru
harus memiliki inovasi dalam pembelajaran menulis cerita agar keterampilan
dan kemampuan peserta didik berkembang Model menulis yang dapat
digunakan dalam pembelajaran menulis cerita di antaranya adalah
pembelajaran problematik dan peristiwa dan pengalaman nyata.

C. Metode Pembelajaran Keterampilan Menulis


Pembelajaran menulis bermacam-macam metode. Masing-masing metode
menulis memiliki kelebihan dan kekurangan. Metode menulis dijabarkan
sebagai berikut:
1. Menjiplak
Menjiplak dilakukan di kelas rendah. Menjiplak yang dilakukan
adalah menjiplak gambar. Setelah siswa menjiplak gambar kemudian
dikenalkan menjiplak huruf. Siswa setelah menjiplak huruf baru ke tahap
menjiplak kata. Menjiplak bertujuan untuk melatih otot-otot motorik anak,
cara memegang pena yang benar, dan untuk belajar menulis sebelum
menulis pada tingkat lanjut.
2. Metode MMP (Membaca dan Menulis Permulaan)
Metode MMP pada pembelajaran menulis pada dasarnya sama
dengan pembelajaran membaca permulaan. Perbedaannya terletak pada
siswa lebih dilatih untuk menulis. Metode MMP yang dapat dilakukan di
antaranya sebagai berikut.

5
Metode eja dimulai pengajarannya dengan memperkenalkan huruf-
huruf secara alfabetis. Huruf-huruf tersebut dihafalkan dan dilafalkan anak
sesuai dengan bunyinya menurut abjad. Sebagai contoh A/a, B/b, C/c, D/d,
Ele, F/f dan seterusnya dilafalkan sebagai (a), (be). (ce). (de). [el. (ef), dan
seterusnya. Kegiatan ini diikuti dengan latihan menulis lambang tulisan
seperti a, b, c, d, e, f, dan seterusnya, atau dengan huruf rangkai a, b, c, d,
dan seterusnya.
Setelah melalui tahapan ini, para siswa diajak untuk berkenalan
dengan suku kata dengan cara merangkai beberapa huruf yang sudah
dikenalnya. Misalnya

b, a, d, u menjadi b-a→ ba (dibaca atau dieja /be-a/→ [ba])

d-udu (dibaca atau dieja /de-u/→ (du))

ba-du→ dilafalkan →→ /badu/

b, u, k, u menjadi b-ubu (dibaca atau dieja /be-u/→ [bu))

k-u→ ku (dibaca atau dieja /ka-u/→ (ku))

Proses ini sama dengan menulis permulaan, setelah anak-anak bisa


menuliskan huruf-huruf lepas, kemudian dilanjutkan dengan belajar menulis
rangkaian huruf yang berupa suku kata. Sebagai contoh ambillah kata "ba-
du" tadi. Selanjutnya, anak diminta menulis ba-du→ badu. Proses
pembelajaran selanjutnya adalah pengenalan kalimat- kalimat sederhana.
Contoh-contoh perangkaian huruf menjadi suku kata, suku kata menjadi
kata, dan kata menjadi kalimat diupayakan mengikuti prinsip pendekatan
spiral, pendekatan komunikatif. dan pengalaman berbahasa. Artinya,
pemilihan bahan ajar untuk pembelajaran MMP hendaknya dimulai dari hal-
hal yang konkret menuju hal-hal yang abstrak: dari hal-hal yang mudah,
akrab, dan familier dengan kehidupan anak menuju hal-hal yang sulit dan
mungkin merupakan sesuatu yang baru bagi anak.

6
3. Menulis Halus Kasar
Menulis halus kasar biasanya dilakukan di kelas rendah. Menulis
halus kasar pada masa awal-awal sangat susah untuk dilatih. Hal ini
disebabkan menulis halus kasar memiliki berbagai teknik, misal perbedaan
tinggi antara huruf kecil dan besar, tinggi huruf /t/ dan /d/ kecil harus sama,
dan sebagainya. Guru harus selalu bekerja keras agar peserta didik dapat
menulis halus kasar. Menulis halus kasar memiliki beberapa manfaat, di
antaranya membiasakan siswa menulis secara baik, rapi, dan disiplin. Jadi,
jika seorang siswa dalam menulis halus kasar telah baik, rapi, dan disiplin
maka dapat dipastikan ketika siswa menulis di buku biasa akan bagus.
4. Menyalin
Menyalin dilaksanakan dengan beberapa tahapan, yaitu dan kata,
kalimat, sampai wacana. Menyalin bisa dari kata, kalimat dan wacana yang
menggunakan huruf lepas. Kata, kalimat, pail dan wacana kemudian disalin
dengan huruf latin atau sebaliknya. Menyalin tingkatannya lebih tinggi dari
menjiplak karena siswa hari lebih berkonsentrasi dan berpikir Berbeda
halnya dengan menjiplak siswa hanya mencontoh persis yang ada di dalam
bukur tersebut. Olek karena itu, menyalin ini dimaksudkan untuk melatih
siswa agar lebih terampil dalam menulis. Perbedaan metode menyalin
dengan metode lain adalah guru mendikte kalimat kemudian siswa
menuliskan kalimat.
5. Metode Think, Talk, and Write
Metode pembelajaran Think Talk, and Write dimulai dari Think
yang artinya berpikir. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata
berpikir artinya menggunakan akal badi untuk mempertimbangkan dan
memutuskan sesuatu. Menurut Sudirman, berpikir adalah aktivitas mental
untuk dapat merumuskan pengertian, menyintesis dan menarik kesimpulan.
Berdasarkan pengertian - pengertian atas, berpikir (Think) merupakan
kegiatan mental yang dilakukan untuk mengambil keputusan. Misalnya,
merumuskan pengertian menyintesis, dan menarik kesimpulan setelah
melalui proses mempertimbangkan.

7
Talk artinya berbicara. Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia, kata
bicara artinya pertimbangan, pikiran dan pendapat. White artinya menulis.
Dalam KBBI menulis adalah membuat huruf (angka dan sebagainya)
dengan pena (pensil, kapur, dan lain sebagainya). Oleh sebab itu, Model
Think Talk, and White merupakan perencanaan dan tindakan yang cermat
mengenai kegiatan pembelajaran, ya melalui kegiatan berpikir (Think),
berbicara berdiskusi, bertukar pendapat (talk), dan menulis hasil diskusi
(write) agar kompetensi yang diharapkan tercapai.
Pada tahap talk siswa bekerja dengan kelompoknya menggunakan
LKS (Lebar Kerja Siswa). LKS berisi soal latihan yang harus dikerjakan
siswa dalam kelompok. Pentingnya sale dalam suatu pembelajaran adalah
dapat membangun pemahaman dan pengetahuan bersama melalui interaksi
dan percakapan antar-sesama individu di dalam kelompoknya. Akhirnya,
solusi terhadap masalah yang dihadapi bermuara pada suatu kesepakatan
dalam merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Tahap write, yaitu tahap menuliskan hasil pada LKS yang
disediakan. Aktivitas menulis akan membantu siswa dalam membuat
hubungan dan juga memungkinkan guru melihat perkembangan konsep
siswa. Menurut Shield, dengan menulis berarti membantu merealisasikan
salah satu tujuan pembelajaran, yaitu pemahaman siswa tentang materi yang
ia pelajari. Aktivitas menulis juga membantu siswa membuat hubungan
antar konsep Selain in, Wiederhold menyatakan bahwa membuat catatan
berarti menganalisis tujuan dan memeriksa bahan-bahan yang ditulis dan
bagi guru dapat memanta kesalahan siswa dalam menulis. Di samping itu,
mencatat juga.

Think Write
Talk
Menuliskan Hasil
Berfikir Berdiskusi
Diskusi

*Gambar Metode TTW

8
6. Metode Picture and Picture
Metode Picture and Picture adalah salah saru metode pembelajaran
yang menggunakan pendekatan komunikatif. Menurut Surijono yang dip
olch Mifathul Huda, Metode Picture and Picture adalah strat pembelajaran
yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran Segi ini mirip
dengan example non-example, yaitu menggunakan metode gambar yang
diberikan kepada siswa yang harus dipasangkan diurutkan secara logis.
Gambar-gambar ini menjadi perangkat urama dalam proses pembelajaran.
Untuk itulah sebelum proses pembelajaran berlangsung guru sudah
menyiapkan gambar yang akan ditampilkan, baik dalam bentuk kartu atau
dalam bentuk grafik berukuran besar. Gambar-gambar tersebut juga
ditampilkan melalui bantuan power point atau software software lain.
a. Kelebihan Metode Picture and Picture
Setiap metode pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan
kelemahan masing-masing. Adapun kelebihan dari Metode Picture and
Picture antara lain sebagai berikut. Pertama, guru lebih mengetahui
kemampuan masing-masing siswa. Kedua, siswa dilatih berpikir logis
dan sistematis. Ketiga, siswa dibantu belajar berpikir berdasarkan sudut
pandang suatu subjek bahasan dengan memberikan kebebasan siswa
dalam praktik berpikir. Keempat. Motivasi siswa untuk belajar semakin
dikembangkan. Kelima, siswa dilibatkan dalam perencanaan dan
pengelolaan kelas.
b. Kelemahan Metode Picture and Picture
Kelemahan Metode Picture and Picture sebagai berikut. Pertama,
memakan banyak waktu. Kedua, membuat sebagian siswa pasif. Ketiga,
munculnya kekhawatiran akan terjadi kekacauan di kelas, Keempat,
adanya beberapa siswa tertentu yang terkadang tidak senang jika
disuruh bekerja sama dengan siswa yang lain. Kelima, kebutuhan akan
dukungan fasilitas, alat, dan biaya yang cukup memadai.

9
7. Metode Complete Sentence
Pembelajaran Complete Sentence adalah model pembelajaran yang
mengarahkan siswa belajar melengkapi paragraf yang belum sempurna
dengan menggunakan kunci jawaban. Prinsip-prinsip dalam Complete
Sentence antara lain sebagai berikut. Pertama, soal yang dikumpulkan
berupa paragraf yang belum lengkap sehingga arti kalimat tersebut belum
dapat dimengerti.
Kedua, kalimat banyak yang saling berkaitan dalam sebuah
paragraf dan belum sempurna serta belum dimengerti maknanya. Ketiga,
kalimat dapat dilengkapi dengan pilihan kata yang disediakan. Keempat,
harus diisi dengan kata-kata tertentu misal reboisasi, transmigrasi, dan
sebagainya. Kelima, jawaban dari kalimat yang belum lengkap itu sudah
disediakan.
a. Kelebihan Metode Compiete Sentence
Kelebihan Metode Complete Sentence adalah sebagai berikut.
Pertama, mudah dibuat oleh guru karena hanya dengan menghilangkan
satu kata dalam kalimat. Kedua, siswa tidak perlu menjelaskan
jawabannya, hanya perlu memadukan sesuai/tidak jawabannya. Ketiga,
siswa diajarkan untuk mengerti dan hafal mengenai materi.
b. Kelemahan Metode Complete Sentence
Kekurangan dari Metode Complete Sentence adalah sebagai
berikut Pertama, guru kurang kreatif dan inovatif dalam membuat soal
Kedua, siswa kurang terpacu mencari jawaban karena hanya cukup
menebak kata karena biasanya hanya kata hubung. Ketiga, kurang
cocok untuk dipergunakan dalam setiap bidang studi
8. Pembelajaran Problematika dan Peristiwa
Pembelajaran ini dilakukan untuk mengatasi kesulitan siswa dalam
menemukan pokok masalah yang dijadikan sebagai sumber ide.
Pembelajarannya dengan menghadirkan benda atau peristiwa, baik dalam
bentuk gambar maupun kenyataan. Benda dan gambar tersebut dipilih
dengan mendasarkan pada materi dan tema, konteks kekinian, dan

10
pengalaman siswa. Proses praktik menulisnya adalah guru melakukan
presentasi tentang materi, sebelum siswa mengobservasi benda atau
peristiwa, dan menghadirkan masalah yang bersumber dari benda atau
peristiwa itu. Masalah inilah yang kemudian diidentifikasi dalam lembar
kerja dan dikembangkan oleh siswa menjadi cerita anak.
9. Pembelajaran Pengalaman Nyata
Pembelajaran ini dilakukan untuk mengatasi kesulitan siswa
menulis kreatif cerita anak. Misalnya, bagaimana cara memulai, apa yang
harus diceritakan, dan cara mengakhirinya bagaimana. Hal ini sering
menjadi masalah utama ketika siswa tidak bisa menulis cerita anak.
Pembelajaran pengalaman nyata bisa menjadi solusi karena pembelajaran ini
menghadirkan pengalaman nyata siswa sebagai bahan akan dituliskan
menjadi cerita anak, dan semua siswa yang pasti memiliki pengalaman yang
berkesan.
Fokus pengalaman yang dipilih harus berdasarkan pada materi dan
tema, konteks kekinian, dan pengalaman siswa. Proses menulisnya
dilakukan setelah guru melakukan presentasi dan diskusi tentang materi,
kemudian siswa menceritakan pengalaman nyatanya secara lisan dan
mengidentifikasi pengalaman nyatanya dengan mengisi lembar kreativitas.
Dari lembar kreativitas dan cerita siswa secara lisan, siswa kemudian
menuliskannya dalam bentuk cerita pendek yang merupakan hasil
pengalaman siswa.

D. Teknik Pembelajaran Keterampilan Menulis


1. Teknik Menjiplak
Pada tahap awal, terkadang tidak semua siswa mampu menulis
huruf. Teknik yang dapat dilakukan di dalam kelas adalah sebagai berikut.
a. Guru mengarahkan siswa untuk duduk yang baik.
b. Guru menyiapkan gambar yang akan dijiplak oleh siswa
c. Guru mengarahkan siswa untuk menyiapkan kertas kosong, pensil, dan
pensil warna.

11
d. Guru mengarahkan siswa untuk belajar cara menjiplak.
e. Siswa setelah selesai menjiplak gambar, kemudian diarahkan untuk
mewarnai gambar.
f. Guru harus memastikan bahwa siswa telah terampil menjiplak gambar
Guru kemudian mengarahkan siswa untuk menjiplak huruf.
g. Siswa setelah terampil menjiplak huruf kemudian diarahkan untuk
menjiplak kata.
2. Teknik MMP
a. Awal masuk SD tidak semua peserta didik dapat mengenal semua huruf
khususnya bagi peserta didik yang tidak TK. Oleh karena itu, tugas guru
adalah memperkenalkan huruf-huruf dalam pembelajaran
b. mengenalkan cara memegang pena yang benar ke siswa
c. Guru mengenalkan contoh huruf kepada siswa.
d. Siswa diarahkan untuk menulis huruf-huruf yang dicontohkan oleh guru
ataupun di buku tulis siswa.
e. Siswa setelah terampil menulis huruf dilanjutkan menulis kata.
f. Guru kemudian mengarahkan siswa untuk menulis kalimat-kalimat
sederhana.
3. Menulis Halus Kasar
a. Guru mengarahkan siswa untuk membuka buku halus kasar.
b. Guru mencontohkan kepada siswa cara menulis huruf lepas di buku
bersambung
c. Siswa menulis huruf lepas di buku tulis seperti yang dicontohkan oleh
guru.
d. Siswa setelah terampil menulis huruf lepas kemudian diajarkan Menulis
kata tegak bersambung.
e. Guru kemudian mengarahkan siswa untuk menulis kalimat.
f. Guru menilai hasil tulisan siswa dari kerapian , mudah dibaca, tulisan
bagus, dan sebagainya.

12
4. Menyalin
Menyalin hampir sama dengan teknik lain. Teknik menyalin
Tingkatannya lebih tinggi daripada teknik-teknik sebelumnya. Teknik
menyalin adalah sebagai berikut:
a. Guru mengajarkan kepada siswa untuk menyalin huruf.
b. Setelah menyalin huruf siswa kemudian menyalin kata
c. Siswa setelah terampil menyalin kata kemudian menulis kalimat dengan
tegak bersambung. Cara menulis kalimat dengan cara Guru mendikte
kalimat, misal:
1) Andi sedang mandi.
2) Rio menggosok gigi.
3) Ibu menanak nasi.
4) Ayah pergi bekerja ke kantor.
d. Guru mengarahkan siswa untuk memerhatikan guru dalam mendikte
kalimat.
e. Siswa kemudian ke tahapan selanjutnya, yaitu menulis sebuah puisi,
bacaan, dan sebagainya.
5. Teknik Think, Talk, and Write
a. Guru memberikan LKS yang memuat soal yang harus dikerjakan Oleh
siswa serta petunjuk pelaksanaannya.
b. Siswa membaca masalah yang ada dalam LKS dan membuat catatan
kecil secara individu tentang apa yang ia ketahui dan tidak ketahui
tentang masalah tersebut. Ketika peserta didik membuat catatan kecil
inilah akan terjadi proses berpikir (think) pada siswa. Setelah itu, siswa
berusaha untuk menyelesaikan masalah tersebut secara individu.
Kegiatan ini bertujuan agar siswa dapat membedakan atau menyatukan
ide-ide yang terdapat pada bacaan untuk kemudian diterjemahkan ke
dalam bahasa siswa sendiri
c. Guru membagi siswa dalam kelompok kecil (3-5 siswa).
d. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu grup untuk
membahas isi catatan dari hasil catatan (talk). Dalam kegiatan ini,

13
mereka menggunakan bahasa dan kata-kata mereka sendiri untuk
menyampaikan ide-ide dalam diskusi. Pemahaman dibangun melalui
interaksinya dalam diskusi. Diskusi diharapkan dapat menghasilkan
solusi atas soal yang diberikan.
e. Dari hasil diskusi, siswa secara individu merumuskan pengetahuan
berupa jawaban atas soal (berisi landasan dan keterkaitan konsep,
metode, dan solusi) dalam bentuk tulisan (write) dengan bahasanya
sendiri. Pada tulisan itu, siswa menghubungkan ide-ide yang
diperolehnya melalui diskusi.
f. Perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi kelompok. sedangkan
kelompok lain diminta memberikan tanggapan.
g. Kegiatan akhir pembelajaran adalah membuat refleksi dan kesimpulan
atas materi yang dipelajari, sebelum itu dipilih beberapa atau satu orang
siswa sebagai perwakilan kelompok untuk menyajikan jawabannya,
sedangkan kelompok lain diminta untuk memberikan tanggapan.
6. Teknik Complete SSentenc
a. Guru menyiapkan sebuah cerita yang belum lengkap. Penulis mengambil
contoh dari buku karya Warsidi Edi dan Farika, yang berjudul Bahasa
Indonesia Membuatku Cerdas kelas IV.
b. Guru menyampaikan kompetensi dasar pada materi yang akan diajarkan
kepada siswa. Penyampaian kompetensi dasar berfungsi untuk mengukur
ketercapaian siswa dalam belajar. Guru juga menyampaikan indikator
pembelajaran. Indikator pembelajaran berfungsi untuk mengukur
keberhasilan siswa dalam belajar.
c. Guru mengarahkan siswa untuk mengamati gambar yang terdapat dii
buku.
d. Guru membentuk kelompok secara heterogen.
e. Guru membagikan lembar kerja siswa berupa paragraf yang belum
lengkap kepada setiap kelompok.
f. Siswa berdiskusi untuk melengkapi paragraf yang belum lengkap sesuai
dengan pilihan jawaban yang disediakan.

14
g. Siswa setelah selesai berdiskusi lalu mencocokkan jawaban yang tepat.
Jika ada jawaban yang belum tepat maka diperbaiki.
h. Guru bersama-sama siswa merefleksikan apa yang sudah dipelajari pada
pembelajaran di kelas.
7. Teknik Pembelajaran Problematika dan Peristiwa
a. Guru menyiapkan gambar yang akan digunakan untuk Pembelajaran
beserta lembar kerja siswa.
b. Guru dapat bercerita tentang nyamuk ardes aegypti.
c. Siswa diarahkan untuk mengamati gambar.
d. Siswa mengutarakan pendapat tentang peristiwa gambar di atas
e. Siwa kemudian menulis berdasarkan gambar di atas pada lembar kerja
siswa. Siswa juga disuruh untuk menuliskan solusi terhadap
permasalahan yang terjadi. Siswa diusahakan menulis dalam bentuk
cerita dengan konsep 5W41H.
f. Guru membaca dan mengecek cerita yang telah ditulis oleh siswa. Bagian
yang dicek antara lain huruf baku, ketersambungan antarkalimat,
penggunaan kata depan, dan sebagainya. Guru merefleksikan materi yang
telah dipelajari oleh siswa.
8. Teknik Pembelajaran Pengalaman Nyata
a. Teknik pengalaman nyata dapat dimulai dengan guru menanyakan
liburan yang dilakukan oleh peserta didik.
b. Guru menanyakan kegiatan yang dilakukan peserta didik selama liburan.
c. Guru meminta siswa yang mau menceritakan liburannya di dalam kelas.
d. Guru selanjutnya meminta siswa untuk menuliskan pengalaman selama
liburan, walaupun mungkin terdapat beberapa siswa berkegiatan liburan
di rumah.
e. Guru mengarahkan siswa untuk menulis karangan dengan cara
menentukan topik karangan, menyusun tema, menyusun kerangka
karangan, dan mengembangkan kerangka karangan.

15
f. Guru mengingatkan kepada siswa untuk menulis dengan cermat dan
teliti. Guru dapat mengarahkan siswa untuk menulis dengan konsep
5W+1H.
g. Guru mengoreksi cerita yang dituliskan oleh siswa. h. Guru
merefleksikan materi yang telah dipelajari di dalam kelas.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keterampilan menulis merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari
kegiatan belajar mengajar siswa di sekolah. Kegiatan menulis menjadikan
siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran dan merangsang keterampilan siswa
dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang
mengalami kesulitan untuk membiasakan siswa belajar menulis. Penyebabnya
adalah kesalahan dalam hal pengajaran yang terlalu kaku sehingga
menimbulkan kesan bahwa menulis itu sulit.
Pendekatan yang disarankan dalam pembelajaran menulis meliputi
pendekatan komunikatif, integratif, keterampilan proses, dan pendekatan
tematis. Pembelajaran menulis dapat dilaksanakan dengan menggunakan dua
strategi, yaitu di dalam jam pelajaran dan di luar jam pelajaran. Beberapa
strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis di dalam kelas
adalah bermain-main dengan bahasa dan tulisan, kuis membuat atau mengganti
akhir cerita, dan menulis meniru model.
Pembelajaran menulis melalui bermacam-macam metode dan teknik, yaitu
Menjiplak, Menyalin, Metode Think, Talk and Write dan lain sebagainya.
B. Saran
Makalah ini dibuat agar para pembaca banyak mengetahui mengenai
Penerapan Pembelajaran Keterampilan Menulis. Dalam penulisan makalah ini,
penulis menyadari masih terdapat keterbatasan materi. Untuk itu, penulis
menyarankan kepada para pembaca untuk membaca referensi yang lain agar
mendapatkan pemahaman yang lebih baik lagi.

17
DAFTAR PUSTAKA

Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT RemajaRosdakarya


Ngalimun.2013. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: AswajaPressindo
Nuraini, Umri dan Indriyanti. 2008. Bahasa Indonesia Sekolah Dasar Kelas 1.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen PendidikanNasional
Bruce, Joyce. 2009. Models of Teaching: Model-model Pengajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar

18

Anda mungkin juga menyukai