Anda di halaman 1dari 22

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN MENULIS PERMULAAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Pengembangan Keterampilan Berbahasa Pada Anak SD/MI


Dosen Pengampu

Ratna Purwati, M.Pd.

Disusun Oleh :

1. Rosaninda 2019.3.7.1.00594
2. Tina Alfiani 2019.3.7.1.00604

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas ijin-Nya penulis
mampu menyelesaikan makalah dengan judul “Pengembangan Keterampilan Menulis
Permulaan” Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pengembangan Keterampilan Berbahasa Pada Anak SD/MI yang diampu oleh Ibu Ratna
Purwati, M.Pd.

Penulis sadar makalah ini jauh dari sempurna, akan tetapi besar harapan penulis
makalah ini dapat membantu mahasiswa sebagai referensi tentang materi pengembangan
keterampilan berbicara permulaan dalam Pendidikan dan berharap kelak dapat digunakan
dalam proses pembelajaran.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Semoga amal kebaikannya mendapatkan balasan oleh Allah SWT.
Aamiin.

Cirebon, 5 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan Masalah ................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Keterampilan Menulis Permulaan ..................................... 3


B. Tujuan Keterampilan Menulis Permulaan ........................................... 4
C. Jenis-Jenis Keterampilan Menulis Permulaan...................................... 5
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anak Untuk
Menulis Permulaan............................................................................... 5
E. Pembelajaran Menulis Permulaan........................................................ 6
F. Problematika Menulis Permulaan......................................................... 13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 18
B. Saran .................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Menulis permulaan merupakan dasar pembelajaran yang pertama kali di ajarkan oleh
guru kepada peserta didik. Keterampilan pembelajaran menulis permulaan disajikan
bersama dengan membaca permulaan sehingga sering di sebut dengan MMP (Membaca dan
Menulis Permulaan).
Pada umumnya tujuan dari penulisan permulaan ini adalah mengajarkan anak
menulis supaya anak bisa menulis dengan baik dan benar. Namun dalam menulis permulaan
ini biasanya dilaksanakan setelah atau bersamaan dengan belajar membaca permulaan pada
anak kelas satu. Karena anak yang bisa membaca akan mempermudah pembelajaran anak
dalam menulis permulaan.
Tanpa memiliki kemampuan untuk menulis, siswa akan mengalami banyak kesulitan
dalam melaksanakan ketiga jenis  tugas tersebut. Oleh karena itu, menulis harus diajarkan
pada saat anak mulai masuk sekolah dasar dan kesulitan belajar menulis harus memperoleh
perhatian yang cukup dari guru.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini, antara lain :
1. Apa yang dimaksud dengan keterampilan menulis permulaan?
2. Bagaimana tujuan keterampilan menulis permulaan?
3. Apa saja jenis-jenis keterampilan menulis permulaan?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi anak untuk menulis permulaan?
5. Bagaimana dengan pembelajaran menulis permulaan?
6. Apa saja problematika dan solusi menulis permulaan pada anak?

C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, antara lain :
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian keterampilan menulis permulaan.
2. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan keterampilan menulis permulaan.

1
3. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis keterampilan menulis permulaan.
4. Mahasiswa dapat mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi anak untuk menulis
permulaan.
5. Mahasiswa dapat mengetahui pembelajaran menulis permulaan
6. Mahasiswa dapat mengetahui problematika dan solusi menulis permulaan pada anak

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Keterampilan Menulis Permulaan


Menulis merupakan suatu kegiatan mentransfer fikiran ke dalam
bentuk tulisan. Menulis bukan hanya menyalin, tetapi juga
mengekspresikan fikiran dan perasaan ke dalam lambang-lambang tulisan. Menurut Henry
Guntur Tarigan (2008:22) bahwa “Menulis ialah
menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga
orang lain dapat membaca lambang grafik tersebut kalau mereka
memahami bahasa dan gambaran grafik itu”. Kemudian menurut Menurut Syamsudin (Ari,
2012) Menulis adalah aktivitas seseorang dalam menuangkan ide-ide, pikiran, dan perasaan
secara logis dan sistematis dalam bentuk tertulis sehingga pesan tersebut dapat dipahami
oleh para pembaca.
Menulis permulaan merupakan dasar dari keterampilan menulis lanjut yang harus
dikuasai oleh siswa pada kelas rendah. Menulis permulaan bertujuan agar siswa mampu
menulis dengan terang, jelas dan mudah dibaca. Pembelajaran menulis permulaann perlu
diperhatikan karena menulis permulaan merupakan dasar untuk melanjutkan ke
keterampilan menulis yang lebih tinggi (Zabala, 2017).
Dengan demikian, keterampilan Menulis permulaan adalah tahapan proses belajar
menulis atau kemampuan dasar yang dimiliki siswa sekolah dasar kelas awal degan cara
merealisasikan simbol-simbol bunyi menjadi huruf-huruf yang dapat dikenali secara konkrit
sesuai dengan tata cara menulis yang baik sehingga siswa tersebut dapat menulis dengan
menggunakan ejaan yang benar dan mampu menyatakan ide/gagasan secara tertulis

B. Tujuan Keterampilan Menulis Permulaan


Tujuan utama menulis permulaan menurut M. Subana dan Sunarti (2009: 236) adalah
mendidik anak-anak agar ia mampu menulis. Sebelum sampai pada tingkat mampu menulis,

3
siswa harus mulai dari tingkat awal yaitu dari pengenalan lambang-lambang bunyi dan
latihan memegang alat tulis.
Keterampilan menulis permulaan dengan baik tidak dapat dimiliki oleh seorang anak
dengan begitu saja. Perlu adanya latihan terbimbing dari seorang guru yang berkompeten
dalam mengarahkan dan membimbing dengan terus menerus dan teratur. Dengan demikian
pembelajaran menulis permulaan melalui pendekatan guru adalah kegiatan belajar mengajar
yang menerapkan proses bimbingan dan latihan dalam menulis permulaan.
Tujuan keterampilan menulis permulaan pada anak usia dini sebagai berikut :
1. Melatih motorik halus anak agar mampu mengarahkan dan menyeimbangkan antara
gerak tangan dan pikiran yang dituangkan melalui coretan di atas kertas.
2. Melukiskan lambang-lambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa tulis yang
dapat dibaca oleh orang lain.
3. Menangkap isi bacaan dengan baik dan dapat menuliskannya dengan baik dan benar.
4. Mendidik anak-anak agar mampu menulis.
5. Memberikan bekal pengetahuan dan kemampuan siswa untuk menguasai Teknik-teknik
menulis dengan baik dan benar.

C. Jenis-Jenis Keterampilan Menulis Permulaan


Jenis-jenis menulis permulaan berdasarkan Supriyadi, dkk (1994:256) adalah sebagai
berikut:

1. Menulis permulaan (dengan huruf kecil) di kelas 1.


Tujuannya ialah agar siswa memahami cara menulis permulaan dengan menggunakan
ejaan yang benar dan mengkomunikasikan ide/pesan secara tertulis. Disajikan secara
bertahap dengan menggunakan pendekatan huruf, suku kata, kata-kata atau kalimat.
2. Menulis permulaan (dengan huruf besar pada awal kalimat) di kelas 2.
Tujuannya ialah siswa memahami cara menulis permulaan dengan menggunakan ejaan
yang benar dan mengkomunikasikan ide/pesan secara tertulis. Proses belajar
mengajarnya menggunakan pendekatan spiral, maksudnya huruf demi huruf
diperkenalkan secara berangsur-angsur sampai pada akhirnya semua huruf dikuasai oleh
para siswa.

4
3. Menulis permulaan dengan menggunakan tanda titik (.) pada akhir kalimat.
4. Menulis permulaan dengan menggunakan tanda koma (,) untuk memisahkan bagian
kalimat.
5. Menulis permulaan dengan menggunakan tanda tanya (?) untuk kata tanya.
6. Menulis permulaan dengan menggunakan tanda seru (!) untuk kalimat perintah atau
suruhan.
7. Menulis permulaan dengan menulis kata yang berstruktur fonem KKV.
8. Menulis permulaan dengan menulis kata yang berstruktur fonem KKVK.
9. Menulis permulaan dengan menulis kata yang mengandung diftong au yang mendapat
akhiran –an.
10. Menulis permulaan dengan menulis kata yang mengandung diftong au yang mendapat
akhiran –kan dan –ai.
11. Menulis permulaan dengan menulis kata yang mengandung konsonan k berakhiran –an
dan berakhiran –kan.

Jenis-jenis menulis permulaan tersebut diajarkan kepada siswa secara bertahap,


mulai dari yang dianggap mudah dipahami siswa sampai dianggap rumit oleh siswa.
Selain itu, jenis menulis permulaan yang diberikan disesuaikan dengan kemampuan
siswa, mulai dari kelas 1 dan sampai kelas 2, sehingga jenis-jenis menulis permulaan
dapat dikuasai siswa secara menyeluruh.

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi untuk Anak Menulis Permulaan


Menurut Lerner dalam Mulyono 2003: 227 ada beberapa faktor yang mempengaruhi anak
untuk menulis diantaranya :
1. Motorik
Anak yang perkembangan motoriknya belum matang atau mengalami gangguan, akan
mengalami kesulitan dalam menulis, tulisannya tidak jelas, terputusputus, atau tidak
mengikuti garis.
2. Perilaku
Anak yang hiperaktif atau yang perhatiannya mudah teralihkan, dapat menyebabkan
pekerjaannya terhambat, termasuk pekerjaan menulis.
3. Persepsi

5
Anak yang terganggu persepsinya dapat menimbulkan kesulitan dalam menulis,
4. Memori
Gangguan memori juga dapat menjadi penyebab terjadinya kesulitan belajar menulis
karena anak tidak mampu untuk mengingat apa yang akan ditulis,
5. Kemampuan melaksanakan cross modal
Yaitu kemampuan menyangkut mentransfer dan mengorganisasikan fungsi visual ke
motorik.
6. Penggunaan tangan yang dominan
Yaitu anak yang tangan kirinya lebih dominan atau kidal tulisannya juga sering terbalik-
balik dan kotor.
7. Kemampuan memahami instruksi
Ketidakmampuan memahami instruksi dapat menyebabkan anak sering keliru menulis
kata-kata yang sesuai dengan perintah guru.

Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi


menulis antara lain kematangan koordinasi motorik dan sensoris serta didukung oleh
lingkungan.

E. Pembelajaran Menulis Permulaan


1. Media Yang Digunakan Dalam Pembelajaran Menulis Permulaan
Untuk mengajarkan menulis permulaan ada beberapa jenis media yang dapat
digunakan antara lain:
a. Papan Tulis
Digunakan guru untuk memberikan contoh dan oleh siswa digunakan untuk
menuliskan apa yang ditugaskan oleh guru. Misalnya menulis kata, kalimat, nama
sendiri, dan sebagainya.
b. Papan Selip
Digunakan oleh guru untuk menyelipkan gambar atau kartu kata, kartu kalimat yang
harus disalin oleh siswa atau gambar yang harus dituliskan judulnya oleh siswa.
c. Papan Tali

6
Digunakan untuk menggantungkan kartu kalimat, kartu-kartu kata, dan huruf yang
harus disalin oleh siswa, atau gambar yang perlu dituliskan judulnya.
d. Majalah anak-anak dapat digunakan untuk tugas menyalin kalimat sederhana yang di
dalamnya atau menyalin judul.
e. Papan nama, kartu nama, label, dan sebagainya digunakan untuk tugas menyalin.

2. Metode Yang Digunakan Dalam Pembelajaran Menulis Permulaan


Dalam pembelajaran menulis ada beberapa metode yang dapat digunakan antara lain:
metode abjad, metode kupas rangkai suku kata, metode kata lembaga dan metode
struktural analitik sintetik (SAS). Selain keempat metode tersebut, pembelajaran menulis
juga dapat menggunakan metode seperti:
a. Metode Eja
Metode eja di dasarkan pada pendekatan harfiah, artinya belajar membaca
dan menulis dimulai dari huruf-huruf yang dirangkaikan menjadi suku kata. Oleh
karena itu pengajaran dimulai dari pengenalan huruf-huruf. Demikian halnya
dengan pengajaran menulis di mulai dari huruf lepas, dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1) Menulis huruf lepas
2) Merangkaikan huruf lepas menjadi suku kata
3) Merangkaikan suku kata menjadi kata
4) Menyusun kata menjadi kalimat
b. Metode Kata Lembaga
Metode kata lembaga di mulai mengajar dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Mengenalkan kata
2) Merangkaikan kata antar suku kata
3) Menguraikan suku kata atas huruf-hurufnya
4) Menggabungkan huruf menjadi kata
c. Metode Global

7
Metode global memulai pengajaran membaca dan menulis permulaan
dengan membaca kalimat secara utuh yang ada di bawah gambar. Menguraikan
kalimat dengan kata-kata, menguraikan kata-kata menjadi suku kata.
d. Metode SAS
Menurut (Supriyadi, 1996: 334-335) pengertian metode SAS adalah suatu
pendekatan cerita disertai dengan gambar yang didalamnya terkandung unsur
analitik sintetik. Teknik pelaksanaan pembelajaran metode SAS yakni
keterampilan menulis kartu huruf, kartu suku kata, kartu kata dan kartu kalimat,
sementara sebagian siswa mencari huruf, suku kata dan kata, guru dan sebagian
siswa siswa menempel kata-kata yang tersusun sehingga menjadi kalimat yang
berarti.
Menurut Supriyadi metode yang cocok dengan jiwa anak-anak adalah
metode SAS. Alasannya adalah:
1) Metode ini menganut prinsip ilmu bahasa umum, bahwa bentuk
bahasa yang terkecil adalah kalimat.
2) Metode ini memperhitungkan pengalaman bahasa anak
3) Metode ini menganut prinsip menemukan sendiri

Lebih luas lagi metode SAS dapat dipergunakan dalam berbagai bidang
pengajaran. Dalam proses operasionalnya metode SAS mempunyai langkah-
langkah berlandaskan operasional dengan urutan: struktural menampilkan
keseluruhan, analitik melakukan proses penguraian, sintetik melakukan
penggabungan kembali kepada bentuk struktural semula. Landasan lungiistiknya
bahwa itu ucapan bukan tulisan, unsur bahasa dalam metode ini ialah kalimat;
bahwa bahasa Indonesia mempunyai struktur tersendiri. Landasan pendagogiknya
adalah mengembangkan potensi, pengalaman anak, dan membimbing anak
menemukan jawab suatu masalah.

Adapun prosedur penggunaan metode SAS adalah sebagai berikut:

1) Membaca permulaan dijadikan dua bagian. Bagian pertama


membaca permulaan tanpa buku bagian pertama membaca
permulaan buku.

8
2) Merekam bahasa anak melalui pertanyaan-pertanyaan dari pengajar
sebagai kontak permulaan.
3) Menampilkan gambar sambil bercerita. Setiap kali gambar
diperlihatkan, munculah kalimat anak-anak yang sesuai dengan
gambar.
4) Membaca kalimat secara struktural.
5) Membaca permulaan dengan buku.
6) Membaca lanjutan.
7) Membaca dalam hati.

Metode SAS memiliki kelemahan dan kelebihan. Kelebihan metode ini


adalah sebagai berikut:

1) Metode ini dapat sebagai landasan berpikir analisis.


2) Dengan langkah-langkah yang diatur sedemikian rupa membuat
anak mudah mengikuti prosedur dan akan dapat cepat membaca
pada kesempatan berikutnya.
3) Berdasarkan landasan linguistik metode ini akan menolong anak
menguasai bacaan dengan lancar.

Sedangkan kelemahan dari metode ini adalah sebagai berikut:

1) Metode SAS mempunyai kesan bahwa pengajar harus kreatif dan


terampil serta sabar. Tuntutan semacam ini dipandang sangat sukar
untuk kondisi pengajar saat ini.
2) Banyak sarana yang harus dipersiapkan untuk pelaksanaan metode
ini untuk sekolah-sekolah tertentu dirasa sukar.
3) Metode SAS hanya untuk konsumen pembelajar di perkotaan dan
tidak di pedesaan.

Dalam penerapan metode SAS, guru menerapkan langkah-langkah sebagai


berikut:

9
1) Guru menuliskan sebuah kalimat sederhana, setelah itu kalimat
dibaca, siswa menyalinnya.
2) Kalimat tersebut diuraikan/dipisah-pisahkan ke dalam kata-kata.
Setelah dibaca, siswa menyalin kata-kata itu seperti yang dilakukan
guru.
3) Kata-kata dalam kalimat itu diuraikan lagi atas suku-sukunya,
setelah dibaca siswa menyalin suku-suku itu seperti yang dilakukan
oleh guru.
4) Suku-suku kata itu diuraikan lagi atas huruf-hurufnya, siswa
menyalin seperti yang dilakukan guru.
5) Setelah guru memberikan penjelasan lebih lanjut, huruf-huruf itu
dirangkai lagi menjadi suku kata. Siswa melakukan seperti apa
yang dilakukan guru.
6) Setelah semua siswa selesai, guru merangkai suku-suku menjadi
kata, murid menyalin.
7) Kata-kata tersebut dirangkai lagi sehingga menjadi kalimat seperti
semula. Siswa melakukan hal yang sama seperti guru. Contoh guru
akan mengajarkan huruf baru, S dan Y sedangkan huruf yang sudah
dikenal siswa: A,N,M,I. Jadi dengan menggunakan kalimat:
“Nama saya Nani”
Na-ma-sa-ya-Na-ni
Nama-saya-Nani

3. Langkah-langkah Pembelajaran Menulis Permulaan


Langkah-langkah kegiatan menulis permulaan terbagi ke dalam dua kelompok,
yakni pengenalan huruf dan latihan. Pengenalan huruf kegiatan ini dilaksanakan
bersamaan dengan kegiatan pembelajaran membaca permulaan. Penekanan pembalajaran
diarahkan pada pengenalan bentuk tulisan serta pelafalannya dengan benar. Fungsi
pengenalan ini dimaksudkan untuk melatih indra siswa dalam mengenal dan membeda-
bedakan dan lambang-lambang tulisan.

10
Mari kita perhatikan salah satu contoh pembelajaran pengenalan bentuk tulisan
untuk murid kelas 1 SD. Misalnya guru hendak mengenalkan huruf a, I, dan n. langkah-
langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:
1) Guru menunjukkan gambar seorang anak perempuan dan seorang anak laki-laki. Dua
anak tersebut diberi nama “nani” dan “nana.”
2) Guru mengenalkan nama kedua anak itu sambil menunjukkan tulisan “nani” dan “nana”
yang tertera di bawah masing-masing gambar.
3) Melalui proses tanya-jawab secara berulang-ulang, anak diminta menunjukkan mana
“nani” dan mana “nana” sambil diminta menunjukkan bentuk tulisannya.
4) Selanjutnya, guru memindahkan dan menuliskan kedua bentuk tulisan tersebut di papan
tulis, anak diminta memperhatikannya. Guru hendaknya menulis secara perlahan-lahan
dan anak diminta untuk memerhatikan gerakan-gerakan tangan, serta contoh pengucapan
dari bentuk tulisan yang sedang ditulis guru.
5) Setiap tulisan itu kemudian dianalisis dan disintesiskan kembali.
Demikianlah seterusnya, kegiatan dilakukan berulang-ulang bersamaan dengan
pembelajaran membaca permulaan. Latihan proses pemberian latihan dilaksanakan
dengan mengutip prinsip dari yang mudah ke yang sukar, dari latihan sederhana menuju
latihan yang kompleks.
Ada beberapa bentuk latihan menulis permulaan yang dapat kita lakukan, antara
lain berikut ini:
1) Latihan memegang pensil dan duduk dengan sikap dan posisi yang benar.
Tangan kanan berfungsi untuk menulis, tangan kiri untuk menekan buku tulis agar
tidak mudah tergeser. Pensil diletakkan di antara ibu jari dan telunjuk. Ujung jari,
telunjuk, dan jari tengah menekan pensil dengan luwes, tidak kaku. Posisi badan ketika
duduk hendaknya tegak, dada tidak menempel pada meja, jarak antara mata dengan buku
kira-kira 25-30 cm.
2) Latihan gerakan tangan.
Mula-mula melatih gerakan tangan di udara dengan telunjuk sendiri, atau dengan
bantuan alat seperti pensil. Kemudian dilanjutkan dengan latihan dalam buku latihan.
Agar kegiatan ini menarik, sebaiknya disertai dengan kegiatan bercerita. Misalnya, untuk

11
melatih membuat garis tegak lurus, guru dapat bercerita yang ada kaitannya dengan
pagar, bulatan dengan telur, dan sebagainya.
3) Latihan mengeblat
Menirukan atau menebalkan suatu tulisan dengan menindas tulisan yang sudah
ada. Ada beberapa cara mengeblat yang bisa dilakukan anak, misalnya dengan
menggunakan karbon, menggunakan kertas tipis, menebalkan tulisan yang sudah ada.
Sebelum anak melakukan kegiatan ini, guru hendaknya memberi contoh cara menulis
dengan benar di papan tulis, kemudian anak menirukan gerakan tersebut dengan
telunjuknya di udara. Setelah itu, barulah kegiatan mengeblat dimulai. Pengawasan dan
bimbingan harus dilakukan secara individu sampai seluruh anak terperhatikan.
4) Latihan menghubung-hubungkan tanda titik yang membentuk tulisan.
Latihan dapat dilakukan pada buku-buku yang secara khusus menyajikan latihan
semacam ini untuk menambah pengetahuan.
5) Latihan menatap bentuk tulisan
Latihan ini dimaksudkan untuk melatih kordinasi antara mata, ingatan, dan jemari
anak ketika menulis, sehingga anak dapat mengingat bentuk kata/huruf dalam benaknya,
dan memindahkannya ke jemari tangannya. Dengan demikian, gambaran kata yang
hendak ditulis tergores dalam ingatan dan pikiran siswa pada saat dia menuliskannya.
6) Latihan menyalin baik dari buku pelajaran maupun dari tulisan guru pada papan tulis.
Latihan ini hendaknya diberikan setelah dipastikan bahwa semua anak telah
mengenal huruf dengan baik. Ada beragam model variasi latihan menyalin, di antaranya
menyalin tulisan apa adanya sesuai dengan sumber yang ada, menyalin tulisan dengan
cara berbeda, misalnya dari huruf cetak ke huruf tegak sambung, atau sebaliknya dari
huruf bersambung ke huruf cetak.
7) Latihan menulis halus/indah.
Latihan dapat dilakukan dengan menggunakan buku bergaris untuk latihan
menulis atau buku otak. Ada petunjuk berharga yang dapat Anda ikuti, jika murid-murid
Anda tidak memiliki fasilitas seperti itu. Untuk tulisan/huruf cetak, bagilah setiap baris
halaman buku menjadi dua. Untuk ukuran dan bentuk tulisan, ukuran tulisan tegak
bersambung, bagilah setiap baris halaman buku menjadi tiga. Untuk ukuran dan bentuk
tulisan.

12
8) Latihan dikte/imla.
Latihan ini dimaksudkan untuk melatih siswa dalam mengordinasikan ucapan,
pendengaran, ingatan, dan jari-jarinya (ketika menulis), sehingga ucapan seseorang itu
dapat didengar, diingat, dan dipindahkan ke dalam wujud tulisan dengan benar.
9) Latihan melengkapi tulisan (melengkapi huruf, suku kata, atau kata) yang secara sengaja
dihilangkan.
Guru menunjukkan suatu susunan gambar berseri, guru bercerita dan bertanya-
jawab tentang tema, isi, dan maksud gambar serta siswa diberi tugas untuk menulis
karangan sederhana dan menyebutkan nama benda, sesuai dengan penafsirannya
mengenai gambar tadi, atau sesuai dengan cerita gurunya.

F. Problematika Menulis Permulaan


1. Kesulitan Belajar Menulis
Seperti telah dikemukakan, bahwa pelajaran menulis mencakup menulis
dengan tangan atau menulis permulaan, mengeja, dan menulis ekspresif.
a. Menulis Dengan Tangan Atau Menulis Permulaan.
Menurut lerner (1985 :402) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kemampuan anak untuk menulis, antara lain : Motorik,
perilaku, persepsi, memori, kemampuan melaksanakan cross modal,
penggunaan tangan yang dominan,dan kemampuan memahami insting.
Anak yang perkembangan motoriknya belum matang akan
mengalami kesulitan dalam menulis. Tulisannya tidak jelas, terputus-
putus, tidak mengikuti garis. Anak yang hiperaktif atau anak yang
perhatiannya mudah teralihkan, dapat menyebabkan pekerjaannya
terhambat termasuk pekerjaan menulis. Anak yang terganggu persepsinya
dapat menimbulkan kesulitan dalam menulis. Jika persepsi visualnya
terganggu, anak mungkin akan kesulitan untuk membedakan bentuk-
bentuk huruf.yang hampir sama seperti \d\ dan \b\, \p\ dengan \q\, \h\
dengan \n\ atau \m\ dengan \w\. Jika persepsi auditori yang terganggu,
mungkin anak akan mengalami kesulitan untuk menulis kata-kata yang
diucapkan oleh guru.

13
Gangguan memori juga dapat dijadikan sebagai penyebab
terjadinya kesulitan belajar menulis karena anak tidak mampu mengingat
apa yang akan ditulis. Jika gangguan menyangkut ingatan visual, maka
anak akan sulit untuk mengingat huruf atau kata; dan jika gangguan
tersebut menyangkut memori auditori anak akan mengalami kesulitan
menulis kata-kata yang baru diucapkan oleh guru.
Kesulitan belajar menulis sering disebut juga disgrafia. Disgrafia
menunjukkan kepada ketidakmampuan mengingat cara membuat huruf
atau simbol-simbol matematika. Kesulitan belajar menulis sering terkait
dengan cara anak memegang pensil. Ada 4 macam cara anak memegang
pensil yang dapat dijadikan sebagai petunjuk bahwa anak berkesulitan
menulis, yaitu ; sudut pensil terlalu besar, sudut pensil terlalu kecil,
menggenggam pensil dan menyangkutkan pensil ditangan atau menyeret.
b. Menulis Mengeja.
Mengeja adalah suatu bidang yang tidak memungkinkan adanya
kreatifitas atau berfikir defergen. Hanya ada satu pola susunan huruf-huruf
untuk suatu kata yang dapat dianggap benar, tidak ada kompromi.
Sekelompok huruf yang sama akan memiliki makna yang berbeda jika
disusun secara berbeda. Kelompok huruf \b\, \i\, dan \u\ misalnya, dapat
disusun menjadi ibu, ubi, bui dan iub, tiga susunan pertama mengandung
makna yang berbeda sedang susunan terakhir tidak mengandung makna.
c. Menulis ekspresif
Menulis ekspresif adalah mengungkapkan pikiran dan atau
perasaan kedalam suatu bentuk tulisan, sehingga dapat difahami oleh
orang lain yang sebahasa. Kesulitan menulis ekspresif banyak dialami oleh
anak dan orang dewasa. Agar dapat menulis ekspresif seseorang harus
terlebih dulu memiliki kemampuan berbahasa ujaran, membaca, mengeja,
menulis dengan jelas, dan memahami berbagai aturan yang berlaku bagi
suatu jenis penulisan,dengan menggunakan kata-kata sendiri.

14
2. Faktor-faktor Yang Menyebabkan Anak Mengalami Kesulitan Menulis
Berikut ini merupakan faktor-faktor yang menyebabkan anak mengalami
kesulitan menulis yaitu :
a. Lingkungan keluarga
Orang tua merupakan guru bahasa pertama yang memberikan
makna lisan dari benda-benda yang ada disekitarnya. Namun terkadang
orang tua kurang memperhatikan anaknya. Keberhasilan anak sekolah
pada dasarnya dapat ditentukan pada apa yang dilakukan di rumah,
dorongan serta rangsangan minat menulis anak. Luangkan waktu untuk
membimbingnya, kenalkan anak pada huruf abjad, ajarkan pada anak cara
memegang pensil yang benar, sikap menulis yang benar supaya anak
memiliki kemampuan dasar menulis dari rumah.
b. Lingkungan sekolah
1) adanya penggunaan metode pengajaran yang kurang tepat sehingga
timbul permasalahan dalam proses pembelajaran menulis anak
2) materi – materi yang diajarkan belum tepat, belum sesuai dengan
tingkat perkembangan intelektual siswa Sekolah Dasar kelas I
3) guru kurang memahami keinginan siswa
4) siswa yang benar-benar malas belajar menulis.
Kemampuan menulis seperti halnya dengan kemampuan berbahasa
yang lain, yaitu tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus
melalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur. Sejak awal masuk
sekolah anak harus belajar menulis dengan tangan karena kemampuan ini
merupakan prasyarat bagi upaya belajar berbagai bidang studi yang lain.
Kesulitan menulis dengan tangan tidak hanya menimbulkan masalah bagi
anak, tetapi juga guru. Tulisan yang tidak jelas misalnya, baik anak
maupun guru tidak dapat membaca tulisan tersebut.

3. Bimbingan yang Dilakukan Guru Dalam Mengatasi Anak yang Mengalami


Kesulitan Menulis Permulaan

15
Ada 15 macam aktifitas yang dapat digunakan untuk membantu anak
berkesulitan belajar menulis dengan tangan (menulis permulaan) sebagai berikut :
a. Aktifitas menggunakan papan tulis
Aktivitas ini dilakukan sebelum pelajaran menulis yang
sesungguhnya. Kepada anak disediakan papan tulis dan spidol/kapur, dan
pada papan tulis tersebut anak diberi kebebasan untuk menggambar garis,
lingkaran, dsb.
b. Posisi
Untuk latihan menulis, anak hendaknya disediakan kursi yang
nyaman dan meja yang cukup berat agar tidak mudah goyang. Kedua
tangan anak diletakkan diatas meja, tangan yang satu untuk menulis dan
tangan yang lain untuk memegang kertas bagian atas.
c. Kertas
Posisi kertas untuk menulis cetak sejajar dengan sisi meja, untuk
menulis tulisan sambung 60 derajat ke kiri bagi anak yang menggunakan
tangan kanan, dan 60 derajat ke kanan bagi anak yang menggunakan
tangan kiri atau kidal. Agar kertas tidak bergerak, dapat direkat dengan
selotip.
d. Memegang pensil
Banyak anak berkesulitan belajar menulis yang memegang pensil
dengan cara yang tidak benar. Untuk memegang pensil yang benar, ibu
jari dan telunjuk di atas pensil, sedangkan jari tengah berada di bawah
pensil, dan pensil di pegang agak sedikit di atas bagian yang diraut. Bagi
anak yang belum dapat memegang pensil dengan benar, bagian pensil
yang harus dipegang dapat dibatasi dengan selotip, atau latihan dapat
dimulai dengan spidol besar, spidol sedang, spidol biasa, dan baru
kemudian pensil.
e. Titik-titik
Guru membuat dua jenis huruf, huruf yang utuh dan huruf yang
terbuat dari titik titik. Selanjutnya, anak diminta untuk menghubungkan
titik-titik tersebut menjadi huruf yang utuh

16
f. Menjiplak dengan semakin dikurangi
Pada mulanya guru menulis huruf utuh dan anak diminta untuk
menjiplak huruf tersebut. Lama kelamaan guru yang menulis sebagian
besar hingga sebagian kecil huruf tersebut dan anak diminta untuk
meneruskan penulisan.
g. Buku bergaris tiga
Buku bergaris tiga sering disebut juga buku tebal tipis (halus
kasar). Dengan buku bergaris semacam itu, anak dapat berlatih membuat
dan meletakkan huruf-huruf secara benar.
h. Memperhatikan tingkat kesulitan penulisan huruf
Ada huruf yang mudah dan ada pula huruf yang sulit ditulis.
Berbagai huruf yang mudah ditulis adalah m, n, t, i, u, r, s, l, dan e;
sedangkan yang sulit adalah x, z, y, j, p, b, h,k,f, g, dan q. Anak hendaknya
diajar menulis dengan huruf-huruf yang lebih mudah, meningkat ke yang
lebih sulit, dan baru kemudian gabungan dari keduanya.
i. Bantuan verbal
Pada saat anak sedang menulis, guru dapat memberikan bantuan
dengan mengucapkan petunjuk seperti “naik”, “turun”, “belok”, “stop”,
dll.
j. Kata dan kalimat
Setelah anak mampu menulis huruf-huruf, latihan ditingkatkan
dengan menulis kata-kata dan selanjutnya kalimat. Penempatan huruf,
ukuran, dan kemiringan hendaknya juga memperoleh perhatian.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keterampilan Menulis permulaan adalah tahapan proses belajar menulis atau kemampuan
dasar yang dimiliki siswa sekolah dasar kelas awal degan cara merealisasikan simbol-simbol
bunyi menjadi huruf-huruf yang dapat dikenali secara konkrit sesuai dengan tata cara
menulis yang baik sehingga siswa tersebut dapat menulis dengan menggunakan ejaan yang
benar dan mampu menyatakan ide/gagasan secara tertulis.
Tujuan utama menulis permulaan menurut M. Subana dan Sunarti (2009: 236) adalah
mendidik anak-anak agar ia mampu menulis.
Jenis-jenis menulis permulaan tersebut diajarkan kepada siswa secara bertahap, mulai
dari yang dianggap mudah dipahami siswa sampai dianggap rumit oleh siswa. Selain itu,
jenis menulis permulaan yang diberikan disesuaikan dengan kemampuan siswa, mulai dari
kelas 1 dan sampai kelas 2, sehingga jenis-jenis menulis permulaan dapat dikuasai siswa
secara menyeluruh.
Faktor-faktor yang mempengaruhi menulis antara lain kematangan koordinasi motorik
dan sensoris serta didukung oleh lingkungan.
Pembelajaran menulis permulaan terdiri dari media, metode, serta langkah-langkah yang
tepat digunakan oleh guru saat mengajar.
Problematika menulis permulaan dapat dilihat dari kesulitan belajar menulis siswa,
faktor-faktor yang menyebabkan anak kesulitan menulis serta bimbingan yang tepat
dilakukan guru dalam mengatasi anak yang mengalami kesulitan menulis permulaan.

B. Saran
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan pengetahuan bagi pembaca mengenai
hakikat berbicara, jenis-jenis berbicara, dan pembicara ideal. Dan demi penyempurnaan
makalah, penulis membuka kritik yang konstruktif dari pembaca.

18
DAFTAR PUSTAKA

Abbas, S. (2006). Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif di SD. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.

Akhadiah, S. (1992). Bahasa Indonesia II. Jakarta: DEPDIKBUD.

Ari. (2012, Maret 17). Aspek Menulis : Pengertian, Metode Menulis Permulaan, dan langkah-
langkah. hal. 1-2.

Iskandarwassid, & Sunendar, D. (2011). Strategi Pembelajarab Bandung. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Gide, A. (1967). 済 無 No Title No Title No Title. Angewandte Chemie International Edition,


6(11), 951–952., d, 5–24.
Mumiro. (2015). Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca Menulis Permulaan Pada Ssiwa
Sekolah Dasar Kelas Rendah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Rusyana, Yus. (1988). Bahasa dan Sstra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung: Diponegoro
Tarigan, Henry Guntur. (1986). Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Penerbit Angkasa
Zabala, J. (2017). нской организации по разделу «Эпидемиологическая безопасностьNo
Title. Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Bayi Dengan Caput Succedaneum Di Rsud
Syekh Yusuf Gowa Tahun, 4, 9–15.
Zuchdi, Darmiyati dan Budiasih. (2001). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas
Rendah. Yogyakarta: PAS.

19

Anda mungkin juga menyukai