Anda di halaman 1dari 18

KETERAMPILAN MENULIS LANJUTAN

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah

Pengembangan Keterampilan Berbahasa pada Anak SD/MI

Dosen Pengampu:

Ratna Purwati M. Pd.

Disusun Oleh :

Anida Salsabila (2019.3.7.1.00558)

Septiana (2019.3.7.1.00595)

FAKULTAS TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah   
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Menejemen Pendidikan dengan  judul:
“Menejemen Kurikulum.”

      Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu kami mengharapkan
segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari dosen pengampu.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan
dunia pendidikan.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
A. Pengertian kemampuan menulis lanjutan............................................. 3
B. Metode Dalam Menulis Lanjutan......................................................... 3
C. Ruang Lingkup Menulis Lanjutan........................................................ 4
D. Teknik dan Model Pembelajaran Menulis lanjutan.............................. 4
E. Jenis-jenis Menulis Lanjutan................................................................ 5
F. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan tulis menulis............. 10

BAB III PENUTUP......................................................................................... 13


A. Kesimpulan........................................................................................... 13
B. Saran .................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA 1

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menulis adalah suatu aktivitas komunikasi dengan menggunakan bahasa tulisan
sebagai mediumnya. Tulisan terdiri atas rangkaian huruf yang bermakna dengan segala
kelengkapan lambang tulisan, seperti ejaan. Komunikasi dalam bentuk tulisan, paling
tidak ada empat unsur yang terkait, yaitu penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi
tulisan, saluran atau medium tulisan dan pembaca sebagai penerima pesan. Kegiatan
menulis melibatkan beberapa aspek, yakni: penggunaan tanda baca dan ejaan,
penggunaan diksi dan kosakata, penataan kalimat, pengembangan paragraf, pengolahan
gagasan serta pengembangan model karangan dengan kata lain bahwa kegiatan menulis
melibatkan aspek bahasa dan isi (Tarigan, 1993).
Hubungan antara menulis dan membaca sangat erat sehingga tidak dapat
dipisahkan. Pada saat guru mengajarkan menulis kata atau kalimat, tentu siswa akan
membaca kata atau kalimat tersebut. Kemampuan membaca diajarkan sejak dini, yaitu
sejak kelas satu SD, demikian pula dengan kemampuan menulisnya. Mengajar menulis
pada tingkat awal sekolah tentu tidak mudah karena siswa tersebut belum memiliki bekal
pengetahuan yang cukup.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu menulis lanjutan?
2. Apa saja metode dalam mengembangkan keterampilan menulis lanjutan?
3. Apa saja ruang lingkup menulis lanjutan?
4. Bagaimana teknik dan model pembelajaran menulis lanjutan
5. Apa saja jenis-jenis menulis lanjutan?
6. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam kegiatan tulis menulis

1
C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian menulis lanjutan.
2. Menjelaskan dan menyebutian metode dalam mengembangkan keterampilan menulis
lanjutan.
3. Menjelaskan tentang ruang lingkup menulis lanjutan.
4. Menjelaskan tentang teknik dan model pembelajaran menulis lanjutan.
5. Menyebutkan dan menjelaskan tentang jenis-jenis menulis lanjutan.
6. Menjelaskan tentang hal-hal yang perlu di perhatikan dalam kegiatan tulis menulis

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian kemampuan menulis lanjutan
Kemampuan menulis merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang
produktif. Menulis merupakan kegiatan yang memerlukan kemampuan yang kompleks,
antara lain: kemampuan berfikir secara teratur dan logis, kemampuan membahasakan
gagasan atau ide-ide secara jelas dengan menggunakan bahasa yang efektif serta
kemampuan menerapkan kaidah tulis-menulis dengan baik (Tarigan., 2008).
Menulis lanjutan ditujukan untuk kelas empat hingga kelas enam. Syarat untuk
dapat menulis lanjutan adalah siswa harus terampil dan menguasai menulis permulaan.
Oleh karena itu, pada prinsipnya menulis lanjutan adalah pengembangan menulis
permulaan. Adapun tujuannya adalah agar siswa dapat membuat karangan secara
konsisten dan lengkap.
Kemampuan Menulis Lanjutan adalah proses melatih anak untuk menyampaikan
pikiran dan perasaan serta pengalamannya secara tertulis dengan kalimat-kalimat
sederhana, namun sesuai dengan pola atau kaidah yang benar. Latihan menulis di mulai
dari yang sangat sederhana atau dari yang sangat mudah ke yang sulit. Pada tingkat
menulis lanjut ini diharapkan anak sudah mampu membuat karangan, menyusun pikiran,
menulis pengalamannya, menyatakan keinginan atau cita-citanya dalam bentuk kalimat.
Tujuan menulis lanjut adalah agar siswa mampu menuangkan pikiran dan
perasaannya dengan bahasa tulis secara teratur dan teliti. Yang membedakan menulis
permulaan dengan menulis lanjut adalah adanya kemampuan untuk mengembangkan
skema yang ada yang telah diperoleh sebelumnya untuk lebih mengembangkan hal-hal
yang akan ditulis.
B. Metode Dalam Menulis Lanjutan
Beberapa metode dalam menulis lanjutan antara lain :
1. membuat paragraf dengan gambar, yakni siswa diminta untuk membuat paragraf
berdasarkan gambar yang telah disediakan. Hal ini dapat diberi kata-kata kunci,
sehingga tidak terlalu menyimpang dengan cerita;
2. mengembangkan paragraf, yakni siswa dilatih untuk mengembangkan sebuah kalimat
utama menjadi sebuah paragraf;
3. menyusun paragraf dari kalimat yang tersedia;
4. menghubungkan paragraf dengan paragraf lainnya;
5. membuat karangan dengan gambar seri;
6. mengarang berdasarkan kerangka, dan mengarang secara bebas.

3
Berbagai cara tersebut bersifat fleksibel. Hal ini disebabkan karena pembelajaran
menulis di sekolah dasar cakupannya cukup luas.

C. Ruang Lingkup Menulis Lanjutan


Adapun ruang lingkup pembelajaran menulis/mengarang di SD antara lain adalah
mengarang prosa narasi, menulis prosa deskripsi, menulis surat izin, menulis surat
undangan, mengisi formulir, menyusun paragraf, mengembangkan judul dan topik,
menulis nonfiksi, menyingkat cerita, menyusun naskah pengumuman, menyusun iklan
dan poster, menulis laporan kegiatan, menyusun naskah pidato, dan lain-lain.

D. Teknik dan Model Pembelajaran Menulis lanjutan


Teknik dan model pembelajaran menulis lanjutan berdasarkan butir-butir
pembelajaran menulis di kelas tinggi (kelas 4-6) SD terdapat ragam teknik pembelajaran
menulis. Teknik pembelajaran menulis dikelompokkan menjadi dua, yakni menulis cerita
dan menulis untuk keperluan sehari-hari :

1. Menulis cerita
Teknik ini terdiri atas 6 macam, yaitu:
a. Menyusun kalimat., Teknik menyusun cerita dapat dilakukan dengan: menjawab
pertanyaan, melengkapi kalimat memperbaiki susunan kalimat, memperluas kalimat,
subtitusi, transfomtasi dan membuat kalimat.
b. Teknik memperkenalkan cerita Meliputi : baca dan tulis, simak dan tulis
c. Meniru model
d. Menyusun paragaf
e. Menceritakan Kembali

2. Menulis untuk keperluan sehari-hari


Menulis untuk keperluan sehari-hari meliputi ragam menulis: menulis surat,
menulis pengumuman, mengisi formulir, menulis surat undangan, membuat iklan, dan
menyusun daftar riwayat hidup. Model pembelajaran menulis cerita/cerpen di SD
meliputi: menceritakan gambar, melanjutkan cerita lain, menceritakan mimpi,
menceritakan pengalaman, dan menceritakan cita-cita

4
E. Jenis-jenis Menulis Lanjutan
Pelaksanaan pembelajaran menulis di SD kelas tinggi diarahkan pada kegiatan
menulis lanjutan. Menulis lanjutan adalah pengembangan dari menulis permulaan. Dalam
kegiatan menulis lanjutan siswa diharapkan dapat mengembangkan kemampuan
menulisnya dalam bentuk yang lebih beragam. Jenis tulisan yang bisa dikembangkan
pada kegiatan menulis lanjutan ini adalah menulis pantun, puisi, surat, dan prosa.

Kegiatan menulis tidak dapat terlepas dari kegiatan bahasa lainnya seperti kegiatan
membaca, menyimak dan berbicara. Untuk itu dalam pelaksanaan pembelajaran menulis
di SD guru harus dapat memadukan keempat unsur kebahasaan tersebut sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

Pengembangan kemampuan menulis di SD sangat bergantung kepada kreativitas


seorang guru. Oleh karena itu, guru harus memiliki bekal dalam kemampuan menulis.
Guru dituntut mampu memilih metode yang sesuai sehingga dapat merangsang proses
berfikir dan kreativitas siswa dalam kegiatan menulis. Latihan yang intensif dan terarah
akan dapat membimbing siswa memiliki kemampuan menulis sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai.

Berikut ini akan dijelaskan mengenai jenis-jenis menulis di lanjutan antara lain
adalah sebagai berikut:

1. Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang menjelaskan kepada pembaca mengenai
suatu hal seperti objek; gagasan; tempat; atau peristiwa melalui perincian dan detail
hal tersebut. Deskripsi merupakan ragam wacana yang melukiskan atau
menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman, dan
perasaan penulisnya (Yunus, 2008). Dengan kata lain, diskripsi adalah melukis atau
memotret benda atau suasana dengan kata-kata. Deskripsi menggambarkan sesuatu
dengan jelas dan terperinci. Tulisan deskrispi bertujuan melukiskan atau memberikan
gambaran terhadap sesuatu dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah
dapat melihat, mendengar, membaca, atau merasakan hal yang dideskripsikan.

5
Berikut akan dijelaskan langkah-langkah yang perlu diketahui siswa maupun
guru dalam menulis paragraf deskriptif :
a. Cari sebuah topik/tema
Untuk menulis paragraf deskriptif dengan baik, pertama kali yang perlu
dilakukan adalah Mencari topik yang bagus, dan Mempelajari dengan baik topik
tersebut. Untuk langkah awal cara yang baik dalam mendapatkan ide yang akan
diangkat atau ditulis dalam bentuk paragraf deskriptif adalah melihat apa yang ada
disekeliling siswa. Misalnya ketika berjalan-jalan dirumah, ruang tamu, sampai ke
dapur, lihat semua hal yang ada, siswa akan menemukan suatu hal atau objek yang
baik untuk ditulis deskriptif, seperti kursi, meja makan, sepatu baru, dan
sebagainya. Selanjutnya setelah mendapatkan suatu hal atau objek dalam
mempermudah mendeskripsikannya ada beberapa pertanyaan berikut untuk
mempelajari objek yang akan di tulis.
 Bagaimana rasa, suara, bau objek ini?
 Berapa ukurannya?
 Bagaimana bentuknya?
 Berapa beratnya?
 Apa warnanya?
 Bagimana kondisinya?

Kembangkan terus pertanyaan lanjutan sampai benar-benar memahami


objek yang sedang dikembangkan tersebut.

b. Merancang sebuah paragraf deskriptif


Setelah memilih sebuah topik dan telah mengoleksi beberapa detail topik
tersebut, berarti siswa sudah siap untuk menyusun paragraf deskriptif dengan
merancang paragraf deskriptif secara kasar dengan menulis topik utamanya dan
semua detail yang telah diketahui.

6
c. Memperbaiki Pargaraf Deskriptif
Memperbaiki paragraf kasar dengan berkonsentrasi pada penyusunan
gambaran detail yang telah dibuat. Apakah kalimatnya sudah jelas, logis, dan
setiap detail dapat tersusun dengan baik.
d. Cek dan Baca Kembali
Setelah selesai memperbaiki, saatnya membaca kembali. Biarkan orang lain
teman ataupun guru membaca dan memberikan pendapatnya. Berikut ini ada
beberapa pertanyaan untuk mengecek apakah paragraf deskriptif yang dibuat telah
memenuhi syarat.
 Apakah paragrafmu sudah dimulai dengan sebuah kalimat utama? Sebuah
kalimat utama mengenai objek yang akan jelaskan detailnya.
 Apakah paragraf sudah konsisten, jelas dan spesifik?
 Apakah paragraf sudah tersusun dengan kalimat yang lengkap?
 Apakah semua kalimat pendukung yang berisi gambaran dan penjelasan
sudah menjelaskan kalimat utama di awal paragraf?
 Apakah kamu sudah mengurutkan deskripsinya dengan baik dan logis?
 Apakah kamu sudah menutup paragraf dengan kalimat yang mengesankan
bahwa objek yang kamu deskripsikan itu adalah hal yang sepesial,
istimewa, atau unik, yang menarik pembaca?

Bila pertanyaan-pertanyaan dasar tersebut telah dapat diaplikasikan pada


paragraf yang telah dibuat, maka sudah mendapatkan sebuah paragraf deskripsi
yang baik.

2. Narasi
Narasi adalah jenis tulisan yang isinya menceritakan tentang suatu peristiwa.
Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian.
Dalam tulisan narasi terdapat alur cerita, tokoh, setting, dan konflik. Paragraf narasi
tidak memiliki kalimat utama. narasai adalah ragam wacana yang menceritakan
proses kejadian (Yunus, 2008). Tujuannya adalah memberikan gambaran sejelas-
jelasnya kepada pembaca mengenai fase, langkah, urutan, atau rangkaian terjadinya

7
sesuatu hal. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di
dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik.
Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa narasi merupakan
jenis tulisan yang isinya menceritakan suatu kejadian. Kejadian tersebut diceritakan
dengan runtut dan jelas. Dalam tulisan narasi biasanya terdapat tokoh, tempat dan
waktu kejadian. Hal ini dimaksudkan untuk memaparkan suatu cerita atau kejadian
dengan sejelas-jelasnya.
3. Argumentasi
Argumentasi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk meyakinkan
pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan oleh penulisnya. Argumentasi bisa
disebut sebagai tulisan eksposisi yang khusus. Penulis berusaha untuk meyakinkan
atau membujuk pembaca. Hal ini dimaksudkan agar pembaca percaya dan menerima
apa yang dipaparkannya oleh penulis.
Tujuan dalam pargraf argumentasi adalah meyakinkan pendapat atau pemikiran
pembaca, maka penulis dapat menyajikan secara logis, kritis, dan sistematis bukti-
bukti yang dapat memperkuat kebenaran pendapat yang disampaikannya. Sehingga
keberadaan bukti-bukti tersebut dapat menghapus keraguan pembaca terhadap
penulis. Penulis dapat mengajukan argumentasinya berdasarkan contoh-contoh,
analogi, akibat-sebab, sebab-akibat, dan pola-pola deduktif.
4. Eksposisi
Eksposisi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk menerangkan,
menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal yang dapat memperluas atau
menambah pengetahuan dan pandangan pembacanya (Yunus, 2008). Sasarannya
adalah menginformasikan sesuatu tanpa ada maksud mempengaruhi pikiran, perasaan,
dan sikap pembacanya. Fakta dan ilustrasi yang disampaikan penulis sekedar
memperjelas apa yang akan disampaikannya.
Tulisan eksposisi ini memberikan informasi. Penulis dapat mengembangkan
tulisan secara analisis, ruangan, dan kronologis. Hal ini dimaksudkan agar pembaca
memahami apa yang disampaikan. Tulisan ini berisi uraian atau penje-lasan tentang
suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi

8
pembaca. menambahkan bahwa untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan
grafik, gambar atau statistik”.
Dengan demikian eksposisi dapat disimpulkan sebagai jenis tulisan yang isinya
menyampaikan atau memaparkan sebuah informasi. Tulisan ini disampaikan secara
jelas dan dapat disertai data-data yang konkrit. Tujuannya adalah agar pembaca
mendapatkan informasi yang sesungguhnya.
Adapun ciri-ciri paragraf eksposisi adalah sebagi berikut:
a. Memberikan informasi tentang sesuatu yang tidak dapat dilihat dengan panca
indera.
b. Gaya penulisan bersifat informatif.
c. Berisi definisi atau metode dalam melakukan suatu hal.
d. Pada umumnya paragraf eksposisi menjawab pertanyaan apa, siapa, mengapa,
kapan, dimana dan bagaimana.
5. Persuasi
Paragraf persuasi adalah karangan yang dapat menarik minat dan dapat
meyakinkan bahwa pengalaman membaca merupakan suatu hal yang sangat penting
(Tarigan, 1993). persuasi merupakan usaha untuk membujuk seseorang untuk mau
mengikuti tujuan yang dikehendaki tanpa paksaan. Paragraf persuasi adalah sebuah
paragraf yang berisi tulisan yang mengajak pembaca agar mengikuti apa yang
diinginkan oleh penulis, sehingga pembaca terpengaruh untuk mengikuti. Paragraph
ini dibuat dengan berdasarkan pemahaman atau asumsi bahwa setiap pemandangan
atau pendirian seseorang bisa diubah-ubah.
Tujuan dari paragrap ini adalah untuk membujuk atau mempengaruhi
pembacanya agar mempercayai dan melakukan apa yang penulis sampaikan di dalam
paragraf. Di dalam paragraf persuasi banyak ditemukan kata-kata seperti “ayo”,
“mari”, dan “lakukanlah”.
Maka dapat disimpulkan bahwa paragraf persuasi merupakan paragraf yang
berisi tentang ajakan atau bujukan kepada pembaca agar pembaca dapat melakukan
atau mengikuti apa yang penulis ungkapkan di dalam paragraph tersebut. Adapun ciri-
ciri paragraf persuasi adalah sebagai berikut:

9
a. Dikarenakan tujuan utamnya untuk mempengaruhi pembaca, paragraph
persuasi memiliki alasan-alasan yang kuat disertai dengan data dan fakta.
b. Paragraph ini berusaha meyakinkan pembaca untuk melakukan atau
mempercayai yang ditulis oleh penulis.
c. Paragraph persuasi biasanya mengindari konflik agar kepercayaan
pembacanya tidak hilang dan supaya kesepakatan pendapat antara penulis dan
pembaca dapat tercapai (Yunus, 2008)

F. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan tulis menulis


Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan menulis adalah sebagai
berikut:

1. Penentuan Pikiran Utama


Salah satu ciri utama tulisan adalah adanya kesatuan gagasan antarparagrafnya.
Sebuah tulisan (karangan) akan menjadi jelas jika mempunyai kesatuan, yaitu semua
detail yang berupa contoh, alas an maupun fakta yang digunakan harus tidak
menyimpang dari pikiran utama. pikiran utama adalah pengendali suatu karangan
sehingga pikiran utama dimaksudkan isi karangan tidak akan menyimpang. Karangan
tersebut ditulis dalam bentuk paragraf dan tiap paragraf mempunyai pikiran utama.
Pikiran utama yang paling baik diletakkan pada kalimat pertama paragraph (Muslich,
2009).
2. Pembentukan Paragraf
Agar sebuah karangan mudah ditangkap pembaca dan jelas akan isi konteks
yang diceritakannya, maka perlulah disusun suatu paragraf. Paragraf merupakan suatu
pikiran atau perasaan yang tersusun teratur berupa kalimat-kalimat dan berfungsi
sebagai bagian dari suatu satuan yang lebih besar (Muslich, 2009). Paragraf bisa
tersusun dari beberapa buah kalimat yang saling berhubungan sehingga merupakan
satu kesatuan yang utuh untuk menyampaikan suatu maksud.
Sehubungan dengan hal ini W.J.S.Poerwadarminta dalam mengemukakan
sebagai berikut.“Sekalian kalimat dalam paragraf bahu-membahu, bekerjasama untuk
menerangkan, melukiskan, atau mengulas suatu hal yang menjadi pokok pembicaraan

10
dalam paragraf itu. Jadi, kalimat-kalimat dalam paragraf itu semuanya berpusat pada
suatu pokok pembicaraan atau suatu tema” (Muslich, 2009).
Dengan demikian, untuk membuat suatu paragraf yang baik, kalimat-kalimat
yang disusun hendaknya bertalian arti sehingga arti atau maksud tersebut menjadi
jelas. Dalam hal ini anak didik dilatih menyusun paragraf secara teratur dalam bahasa
tertulis. Kalimat yang bertalian arti, yaitu dalam satu paragraf kalimat-kalimatnya
menerangkan, bahu-membahu, bekerja sama untuk menerangkan sesuatuatau pokok
pembicaraan.
3. Penulisan Kalimat
Kalimat dalam karangan harus jelas dan mudah dipahami, karena kalimat tertulis
dalam beberapa hal tidak sama dengan kalimat tutur. Kalimat yang jelas dan terang
dalam bahasa percakapan (tutur), tidak selamanya jelas dan terang, juga apabila
dituliskan, sebab intonasi dalam bahasa tutur sulit untuk diterjemahkandalam bahasa
tulis.
Dalam setiap kalimat pada suatu karangan pada dasarnya kalimat itu disusu oleh
unsur-unsur yang membentuknya. Unsur-unsur itulah yang membangun dan
membentuk suatu kalimat. Unsur-unsur kalimat itu tidak lain adalah kata-kata. Kata-
kata itulah yang membentuk kalimat. Bagian bagian kaliamt sering disebut konstituen
Bagian-bagian kalimat tersebut antara lain sebagai berikut.
a. Subjek, Subjek kalimat sangat menentukan kejelasan makna sebuah kalimat.
Subjek kalimat yang posisi atau letaknya kurang tepat (jelas) dalam kalimat
menyebabkan kekaburan makna kalimat tersebut. Jabatan, atau fungsi subjek
dalam kalimat biasanya dapat diketahui dengan jalan menggunakan pertanyaan
apa, atau siapa yang dibicarakan dalam karangan.
b. Predikat, Seperti halnya dengan subjek, predikat kalimat kebanyakan muncul
secara eksplisit. Ia juga sangat menentukan kejelasan makna sebuah kalimat. Ciri-
ciri umum predikat terletak di belakang subjek serta berbentuk verbal atau kata
kerja.
c. Objek, Kehadiran objek dalam kalimat tergantung pada jenis predikat kalimat serta
ciri khas objek itu sendiri. Objek pada umumnya berbentuk nomina atau kata
benda, atau dibelakang kata tugas “oleh” dalam kalimat pasif.

11
d. Keterangan, Tempat jabatan keterangan dalam kalimat biasanya bebas dan
cakupan semantis keterangan lebih kuat, yaitu membatasi unsur kalimat atau
seluruh kalimat. Keterangan tidak wajib hadir dalam sebuah kalimat. Bagian
keterangan dalam kalimat bahasa indonesia menyatakan banyak makna, namun
yang sering ditemukan dalam pemakaian bahasa sehari-hari adalah keterangan
waktu, keterangan tempat, keterangan tujuan, keterangan instrumental
4. Penggunaan Tanda Baca
Karangan selalu berupa bahasa yang tertulis. Dalam beberapa hal bahasa tertulis
tidak sama dengan bahasa lisan. Banyak alat-alat bahasa seperti lagu, jeda, tinggi
rendah suara, tekanan suara, sukar digambarkan dalam bahasa tulis. Untuk melengkapi
kekurangan itu maka dibuatlah tanda baca. Menurut Poerwadarminta tanda baca dapat
membantu menjelaskan maksud atau makna kalimat. Dengan tanda baca penulis dapat
menyampaikan maksudnya dengan lebih jelas. Sedanga pembaca pun dapat pula
menangkap maksud kalimat dengan lebih mudah. Oleh karena itu, makna tanda baca
tidak boleh di abaikan dalam tulis-menulis (Muslich, 2009).
Macam-macam tanda baca antara lain sebagai berikut.
a. Titik, Tanda titik dipakai sebagai tanda bahwa kalimat telah selesai. Pokok
tugasnya adalah sebagai pengunci kalimat.
b. Koma, Tanda koma paling sering digunakan dalam tulis menulis. Pokok tugasnya
adalah untuk menyatakan jeda sejenak, menyekat hubungan-hubungan yang perlu
dijelaskan. Pada umumnya tanda komadigunakan untuk menyekat kata atau frase
sejenis dan setara.
c. Titik dua, Titik dua digunakan untuk menegaskan keterangan atau penjelas sebagai
tambahan sebagai sesuatu yang telah tersebut dalam kaliamt terdahulu. Titik dua
juga dapat digunakan untuk menyatakan perincian berbagai hal, benda yang
disebutkan berturut turut, serta untuk menyatakan kutipan perkataan seseorang.
d. Tanda seru dan tanda Tanya, Tanda seru pada pokoknya mengintensifkan
penuturan. Bisa dipakai untuk menyatakan perasaan yang kuat seperti perintah,
melarang, heran, menarik perhatian, tak percaya, dan sebagainya. Sedangkan tanda
tanya sudah tentu dipakai untuk menyatakan pertanyaan, baik pertanyaan yang
sesungguhnya maupun bersifat menyaksikan.

12
13
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kemampuan menulis merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang
produktif. Menulis merupakan kegiatan yang memerlukan kemampuan yang kompleks,
antara lain: kemampuan berfikir secara teratur dan logis, kemampuan membahasakan
gagasan atau ide-ide secara jelas dengan menggunakan bahasa yang efektif serta
kemampuan menerapkan kaidah tulis-menulis dengan baik (Tarigan., 2008).
Menulis lanjutan ditujukan untuk kelas empat hingga kelas enam. Syarat untuk
dapat menulis lanjutan adalah siswa harus terampil dan menguasai menulis permulaan.
Oleh karena itu, pada prinsipnya menulis lanjutan adalah pengembangan menulis
permulaan. Adapun tujuannya adalah agar siswa dapat membuat karangan secara
konsisten dan lengkap.
Pengembangan kemampuan menulis di SD sangat bergantung kepada kreativitas
seorang guru. Oleh karena itu, guru harus memiliki bekal dalam kemampuan menulis.
Guru dituntut mampu memilih metode yang sesuai sehingga dapat merangsang proses
berfikir dan kreativitas siswa dalam kegiatan menulis. Latihan yang intensif dan terarah
akan dapat membimbing siswa memiliki kemampuan menulis sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai.

B. SARAN
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun
dari dosen pengampu.

14
DAFTAR PUSTAKA

Muslich, M. (2009). tatabentuk bahasa Indonesia: Kajian ke arah tatabahasa deskriptif. Jakarta: Bumi
Aksara.

Tarigan. (1993). Berbicara sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkas.

Tarigan. (2008). Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Yunus, S. &. (2008). Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.

15

Anda mungkin juga menyukai