Tentang
KONSEP MEMBACA PERMULAAN
Disusun Oleh
Nama : Firan Yuniar
1
A. Latar Belakang
Menulis permulaan merupakan dasar pengajaran yang pertama kali di jarkan guru
kepada anak kelas satu.keterampilan pembelajaran menulis permulaan disajikan bersama
dengan membaca permulaan sehingga sering di sebut dengan MMP (Membaca dan
Menulis Permulaan).
Pada umumnya tujuan dari penulisan permulaan ini adalah mengajarkan anak
menulis supaya anak bisa menulis dengan benar.Namun dalam menulis permulaan ini
bisanya dilaksanakan setelah atau bersamaan dengan belajar membaca permulaan pada
anak kelas satu. Karena anak yang bisa membaca akan mempermudah pembelajaran
anak dalam menulis permulaan.
Menurut pendapat Saleh Abbas (2006:125), keterampilan menulis adalah
kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan
melalui bahasa tulis. Ketepatan pengungkapan gagasan harus didukung dengan ketepatan
bahasa yang digunakan, kosakata dan gramatikal dan penggunaan ejaan.
Dalam pembelajaran di kelas satu yang paling mendasar adalah keterampilan
membaca dan menulis, karena hal tersebut merupakan dasar pelajaran bagi kelas
selanjutnya. Sehinga dalam pembelajaran MMP ini keterampilan guru sebagai pengajar
yang pertama bagi anak kelas satu ini harus sangat penuh dengan perhatian kepada anak.
2
PEMBAHASAN
3
2. Tujuan Altruistik
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan
kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai
perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan
lebih menyenangkan dengan karyanya itu.Penulis harus berkeyakinan, bahwa
pembaca adalah “teman” hidupnya.Sehingga penulis benar-benar dapat
mengkomunikasikan suatu ide atau gagasan bagi kepentingan pembaca. Hanya
dengan cara itulah tujuan altruistic dapat tercapai.
3. Tujuan Persuasif
Penulis bertujuan mempengaruhi pembaca, agar pembaca yakin akan kebenaran
gagasan atau ide yang dituangkan atau diutarakan penulis. Tulisan semacam ini
banyak dipergunakan oleh para penulis untuk menawarkan sebuah produksi barang
dagangan atau dalam kegiatan politik.
4. Tujuan Informasional (Tujuan Penerangan)
Penulis menuangkan ide atau gagasan dengan tujuan memberi informasi atau
keterangan kepada pembaca. Di sini penulis berusaha menyampaikan informasi agar
pembaca menjadi tahu mengenai apa yang diinformasikan oleh penulis.
5. Tujuan Pernyataan Diri
Penulis berusaha untuk memperkenalkan atau menyatakann dirinya sendiri
kepadaa para pembaca dengan melalui tulisannya, pembaca dapat memahami
“siapa” sebenarnya penulis itu.
6. Tujuan Kreatif
Penulis bertujuan agar para pembaca dapat memiliki nilai artistik atau nilai-nilai
kesenian dengan membaca tulisan si penulis.Di sini bukan hanya memberikan
informasi melainkan lebih dari itu.
7. Tujuan Pemecahan Masalah
Penulis berusaha memecahkan suatu masalah yang dihadapi. Dengan tulisannya,
penulis berusaha memberi kejelasan kepada para pembaca tentang bagaimana cara
pemecahan suatu masalah.
4
dapat berupa suku kata seperti su-ka, ma-ta, ha-rus, lu-ka serta dalam bentuk kalimat
sederhana.
Seperti halnya membaca permulaan, menulis permulaan juga dapat menggunakan
metode-metode seperti metode abjad, metode suku kata, metode global dan metode SAS.
Menulis permulaan (dengan huruf kecil) di kelas 1SD tujuannya adalah agar siswa
memahami cara menulis permulaan dengan ejaan yang benar dan mengkomunikasikan
ide/pesan secara tertulis, materi pelajaran menulis permulaan dikelas 1SD disajikan
secara bertahap dengan menggunakan pendekatan huruf, suku kata, kata-kata atau
kalimat. Menulis permulaan (dengan huruf besar pada awal kalimat) di kelas II tujuannya
yaitu agar siswa memahami cara menulis permulaan dengan ejaan yang benar dan
mengkomunikasikan ide /pesan secara tertulis, untuk memperkenalkan cara menulis
huruf besar di kelas II SD mempergunakan pendekatan spiral maksudnya huruf demi
huruf diperkenalkan secara berangsur-angsur sampai pada akhirnya semua huruf dikuasai
oleh para siswa. Kemampuan menulis yang diperoleh siswa di kelas I dan kelas II
tersebut akan menjadi dasar pembelajaran menulis di kelas-kelas berikutnya.
5
4. Menulis permulaan.
5. Menulis beberapa kalimat dengan huruf sambung.
6. Menulis kalimat yang didiktekan guru.
7. Menulis dengan huruf sambung.
6
Ada beberapa bentuk latihan menulis permulaan yang dapat kita lakukan, antara lain
berikut ini.
a. Latihan memegang pensil dan duduk dengan sikap dan posisi yang benar. Tangan
kanan berfungsi untuk menulis, tangan kiri untuk menekan buku tulis, agar tidak
mudah bergeser. Pensil diletakkan di antara ibu jari dan telunjuk. Ujung jari telunjuk,
dan jari tengah menekan pensil dengan luwes, tidak kaku. Posisi badan ketika duduk
hendaknya tegak, dada tidak menempel pada meja, jarak antara mata dengan buku
kira-kira 25-30cm.
b. Latihan gerakan tangan. Mula-mula melatih gerakan tangan di udara dengan telunjuk
sendiri, atau dengan bantuan alat seperti pensil. Kemudian dilanjutkan dengan latihan
dalam buku latihan. Agar kegiatan ini menarik, sebaiknya disertai dengan kegiatan
bercerita. Misalnya, untuk melatih membuat garis lurus, guru dapat bercerita yang
ada kaitannya dengan pagar, bulatan dengan telur, dan sebagainya.
c. Latihan mengeblat, yakni menirukan atau menebalkan suatu tulisan dengan menindas
tulisan yang sudah ada. Ada beberapa cara mengeblat yang bisa dilakukan anak,
misalnya dengan menggunakan karbon, menggunakan kertas tipis, menebalkan tulisan
yang sudah ada. Sebelum anak melakukan kegiatan ini, guru hendaknya memberi
contoh cara menulis dengan benar di papan tulis, kemudian anak menirukan gerakan
tersebut dengan telunjuknya di udara. Setelah itu, barulah kegiatan mengeblat
dimulai. Pengawasan dan bimbingan harus dilakukan secara individual sampai
seluruh anak terperhatikan.
d. Latihan menghubung-hubungkan tanda titik yang membentuk tulisan. Latihan dapat
dilakukan pada buku-buku yang secara khusus menyajikan latihan semacam ini.
e. Latihan menatap bentuk tulisan. Latihan ini dimaksudkan untuk melatih koordinasi
antara mata, ingatan, dan jemari anak ketika menulis, sehingga anak dapat mengingat
bentuk kata/huruf dalam benaknya, dan memindahkannya ke jemari tangannya.
Dengan demikian, gambaran kata yang hendak ditulis tergores dalam ingatan dan
pikiran siswa pada saat dia menuliskannya.
f. Latihan menyalin, baik dari buku pelajaran maupun dari tulisan guru pada papan tulis.
Latihan ini hendaknya diberikan setelah dipastikan bahwa semua anak telah mengenal
huruf dengan baik. Ada beragam model variasi latihan menyalin. Di antaranya
menyalin tulisan apa adanya sesuai dengan sumber yang ada, menyalin tulisan dengan
cara berbeda, misalnya dari huruf cetak ke huruf tegak sambung. Atau sebaliknya
dari huruf bersambung ke huruf cetak.
7
g. Latihan menulis halus/indah. Latihan dapat dilakukan dengan menggunakan buku
bergaris untuk latihan menulis atau buku otak. Ada petunjuk berharga yang dapat
anda ikuti, jika murid-murid anda tidak memiliki fasilitas seperti itu. Perhatikan
petunjuk berikut denga cermat.
1) Untuk tulisan/huruf cetak, bagilah setiap baris halaman buku menjadi dua.
2) Untuk tulisan tegak bersambung, bagilah setiap baris halaman menjadi tiga.
h. Latihan dikte/imla. Latihan ini dimaksudkan untuk melatih siswa dalam
mengoordinasikan ucapan, pendengaran, igatan, dan jari-jarinya (ketika menulis),
sehingga ucapan seseorang itu dapat didengar, diingat, dan dipindahkan.
i. Latihan melengkapi tulisan (melengkapi huruf, suku kata, atau kata) yang secara
sengaja dihilangkan. Melengkapi tulisan dapat berupa :
1) Melengkapi huruf
2) Melengkapi suku kata
3) Melengkapi kata
j. Menuliskan nama benda yang terdapat dalam gambar.
k. Mengarang sederhana dengan bantuan gambar. Dengan langkah sebagai berikut.
1) Guru menunjukkan suatu susunan gambar berseri.
2) Guru bercerita dan bertanya-jawab tentang tema, isi, dan maksud gambar.
3) Siswa diberi tugas untuk menulis karangan sederhana, sesuai dengan
penafsirannya mengenai gambar tadi, atau sesuai dengan cerita gurunya dengan
menggunakan kata-kata sendiri.
8
4. Pembelajaran menulis diarahkan pada upaya mempertajam kepekaan perasaan siswa
termasuk dalam konteks analitik yang mendalam sehingga diharapkan dua hal yaitu
berpikir dan bernalar.
5. Pembelajaran menulis harus diajarkan dengan prinsip mudah ke sukar, sederhana ke
rumit, lingkungan sempit ke lingkungan yang luas.
6. Perbandingan bobot pembelajaran menulis dengan aspek pembelajaran lainnya harus
seimbang.
7. Kegiatan pembelajaran menulis harus menekankan pada kemampuan berbahasa yang
mengacu pada konteks atau tema.
8. Kompetensi pembelajaran dalam kurikulum merupakan bahan yang disarankan utnuk
diajarkan, tetapi dapat dikembangkan sesuai dengan situasi.
9. Waktu yang disediakan dalam setiap pembelajaran menulis harus dapat diatur sesuai
dengan keluasan dan kedalaman materi dengan menggunakan pendekatan
komunikatif. Adapun metode dapat dipilih sesuai karakteristik pembelajaran yang
diinginkan. Kegiatan pembelajaran dapat disetting di dalam maupun di luar kelas.
10. Sumber belajar menulis dapat berupa (a) buku pelajaran yang diwajibkan, buku
pelajaran yang sesuai, buku pelengkap, ensiklopedi, kamus, (b) media cetak, surat
kabar, majalah, (c) media elektronik: radio, TV, video, (d) lingkungan: alam, sosial,
budaya, (e) narasumber, (f) pengalaman dan minat anak, serta (g) hasil karya anak.
11. Pembelajaran menulis dilakukan secara kontinyu agar anak terampil.
12. Penilaian pembelajaran menulis tetap mengacu pada rambu-rambu umum yang
memperhatikan berbagai aspek sesuai jenis kegiatan menulis.
9
kehidupan.Semakin tinggi kedudukan seseorang semakin tinggi pula kemampuan
menulis diperlukan.
2. Guru
Guru bahasa Indonesia tidak seluruhnya memilki kualifikasi sebagai tenaga
pengajar mata pelajaran tersebut secara profesional. Lebih-lebih di tingkat Sekolah
Dasar yang pada umumnya lulusan Sekolah Pendidikan Guru (SPG).Pada umumya di
Sekolah Dasar masih menganut sistem borongan artinya seorang guru harus
mengajarkan berbagai mata pelajaran pada suatu tingkatan tertentu. Dalam satu hari ia
harus mampu mengajar lebih dari satu mata pelajaran, misalnya jam ke 1-2
matematika, jam ke3-4 IPS, jam ke 5-6 bahasa Indonesia, jam ke-7 kesenian. Dalam
situasi yang demikian tidaklah mungkin seorang guru harus berkonsentrasi hanya
pada pengajaran menulis. Untuk mengatasi permasalahan yang demikian, peningkatan
kualifikasi guru bahasa Indonesia mutlak diperlukan.salah satu caranya adalah
mengikuti penataran – penataran, kursus-kursus tertulis, mengikuti perlombaan
menulis, atau para pembina guru SD secara priodik memberikan motivasi kepada
guru-guru tersebut meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam bidang
menulis.
3. Tujuan
Sebenarnya tujuan pengajaran menulis sudah cukup jelas tertera dalam GBPP,
hanya perlu dijabarkan lebih khusus lagi oleh guru.Berkenaan dengan tujuan
pengajaran menulis, hendaknya guru berusaha menanamkan tujuan menulis, bukan
hanya sekedar asal tulisan para siswa dapat dibaca oleh mereka sendiri. Tapi sejak
kelas 1 harus sudah disadarkan bahwa menulis itu memilki tujuan artistik (nilai
keindahan ), tujuan informatif yaitu memberikan informasi kepada pembaca dan
tujuan persuasif yakni mendorong atau menarik perhatian pembaca agar mau
menerima informasi yang disampaikan oleh penulis.
4. Bahan atau materi pengajaran
Materi pelajaran bahasa Indonesia yang harus disajikan sangat luas dan
kompleks, sehingga kalau guru kurang terampil, materi dalam kurikulum yang begitu
banyak itu tidak akan selesai sesuai dengan kegiatan belajar mengajar yang dapat
dilaksanakan. Akibatnya pembahasan materi pelajaran itu kurang mendalam dan
belum mencapai tujuan yang diinginkan. Untuk mengatasi hambatan yang seperti itu,
guru melaksanakan pengajaran bahasa Indonesia secara terpadu misalnya melalui
pengajaran menulis, guru dapat menjelaskan struktur bahasa, kosa kata, ragmatik,
10
ejaan sekaligus dengan pendekatan proses dan sistem CBSA bahan itu pasti akan
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
5. Metode mengajar
Masih banyak terjadi kesalah pahaman dan perbedaan antara teori dan
pelaksanaan cara mengajar menulis dalam metodik khusus pengajaran bahasa
Indonesia. Pengertian metode pengajaran bahasa indonesia berbeda dengan metode
yang dicantumkan dalam GBPP, disini ada kesimpang- siuran antara metode dan
teknik pengajaran bahasa Indonesia. Teknik pengajaran menulis yang dilaksanakan
oleh guru masih banyak yang berpola kepada pengalamannya ketika duduk di SD.
Guru mengajar menulis mencontoh pola gurunya ketika ia menerima pelajaran
tersebut akibatnya teknik yang digunakan sudah tidak sesuai dengan perkembangan
dunia pendidikan dewasa ini sehingga hasilnya pun belum mencapai tingkat yang
optimal. Untuk mengatasi masalah ini yang paling penting adalah pembinaan
kesadaran guru dalam meningkatkan kemampuan mengembangkan metode mengajar
menulis di SD. Karena pada tahap ini merupakan tonggak yang paling dasar yang
harus dimiliki oleh anak didik di SD.
6. Media Pengajaran Menulis
Media pengajaran memegang peranan penting dalam usaha meningkatkan hasil
belajar semaksimal mungkin.Tampaknya masih sedikit guru yang mempergunakan
media dalam mengajarkan menulis.Sebaiknya guru mempersiapkan berbagai macam
media yang dapat dipergunakan dalam mengajarkan keterampilan menulis.Hal ini
berguna untuk mendorong terlaksananya kegiatan belajar mengajar keterampilan
menulis yang lebih efektif dan efisien.
7. Penilaian Keterampilan menulis
Penilaian keterampilan menulis sering hanya mempergunakan cara menulis
karangan, terutama dengan karangan bebas. Anak – anak disuruh menulis karangan
dengan hanya ditentukan beberapa judul yang dapat mereka pilih.Siswa yang satu
boleh berbeda memilih judul karangan dengan yang ditulis siswa lainnya. Hal ini akan
menimbulkan kesulitan dalam menentukan kriteria penilaian. Hasil penilaiannya
terlalu subjektif sehingga tidak mampu menempatkan anak seobjektif mungkin.
Masalah diatas sebaiknya dihindari guru dapat menciptakan alat evaluasi yang lebih
efektif yang memungkinkan hasilnya lebih efektif pula, misalnya dengan cara
mengoreksi kesalahan-kesalahan dalam sebuah tulisan, membutuhkan tanda baca dan
penggunaan ejaan yang benar atau dengan mengembangkan pokok-pokok pikiran
11
yang telah dipersiapkan oleh guru dengan cara demikian diharapkan dapat
menghasilkan nilai yang objektif.
KESIMPULAN
Jadi dari penjelasan diatas dapat di simpulkan bahwa menulis merupakan kegiatan
komunikasi verbal yang berisi penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai
mediumnya. Sedangkan menulis permulaan (beginning writing) adalah cara merealisasikan
simbol-simbol bunyi menjadi huruf-huruf yang dapat dikenali secara konkrit sesuai dengan
tata cara menulis yang baik.
Adapun beberapa tujuan menulis secara umum yaitu, untuk memberikan suatu
informasi,untuk meyakinkan atau mendesak pembaca, untuk menghibur atau menyenangkan
pembaca, dan untuk mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat
Dalam menulis permulaan, tujuannya adalah agar siswa dapat menulis kata-kata dan
kalimat sederhana dengan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
http://inbe-oliv.blogspot.com/2012/01/membaca-menulis-permulaan.html.
http://thehistorygrafi.blogspot.com/2012/05/konsep-dasar-menulis.html.
12