Anda di halaman 1dari 12

ARTIKEL

Tentang
KONSEP MEMBACA PERMULAAN

Dosen Pengampu : Nurfidah, M.Pd

Disusun Oleh
Nama : Firan Yuniar

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
HARAPAN BIMA
TAHUN 2022
PENDAHULUAN

1
A.      Latar Belakang
Menulis permulaan merupakan dasar pengajaran yang pertama kali di jarkan guru
kepada anak kelas satu.keterampilan pembelajaran menulis permulaan disajikan bersama
dengan membaca permulaan sehingga sering di sebut dengan MMP (Membaca dan
Menulis Permulaan).
Pada umumnya tujuan dari penulisan permulaan ini adalah mengajarkan anak
menulis supaya anak bisa menulis dengan benar.Namun dalam menulis permulaan ini
bisanya dilaksanakan setelah atau bersamaan dengan belajar membaca permulaan pada
anak kelas satu. Karena anak yang bisa membaca akan mempermudah pembelajaran
anak dalam menulis permulaan.
Menurut pendapat Saleh Abbas (2006:125), keterampilan menulis adalah
kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan
melalui bahasa tulis. Ketepatan pengungkapan gagasan harus didukung dengan ketepatan
bahasa yang digunakan, kosakata dan gramatikal dan penggunaan ejaan.
Dalam pembelajaran di kelas satu yang paling mendasar adalah keterampilan
membaca dan menulis, karena hal tersebut merupakan dasar pelajaran bagi kelas
selanjutnya. Sehinga dalam pembelajaran MMP ini keterampilan guru sebagai pengajar
yang pertama bagi anak kelas satu ini harus sangat penuh dengan perhatian kepada anak.

C.      Tujuan Penulisan


1.      Memahami pengertian menulis permulaan.
2.      Mengetahui tujuan menulis permulaan.
3.      Mengetahui pembelajaran menulis permulaan.
4.      Mengetahui langkah pembelajaran menulis permulaan.
5.      Mengetahui rambu-rambu dalam pembelajaran menulis.
6.     Mengetahui permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran dan cara
menanggulanginya.

2
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Menulis Permulaan


Menulis merupakan kegiatan komunikasi verbal yang berisi penyampaian pesan
dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya.Pesan yang dimaksud di sini adalah isi
atau muatan yang terkandung dalam tulisan, sedangkan tulisan pada dasarnya adalah
rangkaian huruf yang bermakna dengan segala kelengkapan lambang tulisan seperti ejaan
dan pungtuasi.Dengan demikian, menulis merupakan salah satu bentuk penggunaan
bahasa, disebut keterampilan berbahasa, yang melibatkan empat unsur, yakni penulis
sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, saluran atau medium tulisan, dan
pembaca sebagai penerima pesan (Yunus, 2002:13).
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, menulis adalah melahirkan
pikiran atau gagasan dengan tulisan. Dari pengertian menulis tersebut dapat disimpulkan
bahwa menulis adalah proses mengungkapkan gagasan, pikiran dan perasaan kedalam
bentuk tulisan.
Menulis permulaan (beginning writing) adalah cara merealisasikan simbol-simbol
bunyi menjadi huruf-huruf yang dapat dikenali secara konkrit sesuai dengan tata cara
menulis yang baik. Menulis permulaan merupakan tahapan proses belajar menulis bagi
siswa sekolah dasar kelas awal.

B.     Tujuan Menulis


Setiap penulis tentu memiliki tujuan dalam menuangkan pikiran atau gagasannya serta
perasaannya melalui bahasa tulis, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain.
Adapun beberapa tujuan menulis secara umum yaitu:
1.      Untuk memberikan suatu informasi
2.      Untuk meyakinkan atau mendesak pembaca
3.      Untuk menghibur atau menyenangkan pembaca
Untuk mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat
Hugo Hartig dalam tarigan (1986: 24-25) merumuskan tujuan menulis, yakni :
1.      Tujuan Penugasan
Penulis tidak memiliki tujuan untuk apa dia menulis. Penulis hanya menulis
tanpa mengetahui tujuannya.Dia menulis karena mendapat tugas, bukan atas
kemauan sendiri.Misalnya siswa ditugaskan merangkum sebuah buku atau seorang
guru disuruh membuat laporan oleh Kepala Sekolahnya.

3
2.      Tujuan Altruistik
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan
kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai
perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan
lebih menyenangkan dengan karyanya itu.Penulis harus berkeyakinan, bahwa
pembaca adalah “teman” hidupnya.Sehingga penulis benar-benar dapat
mengkomunikasikan suatu ide atau gagasan bagi kepentingan pembaca. Hanya
dengan cara itulah tujuan altruistic dapat tercapai.
3.      Tujuan Persuasif
Penulis bertujuan mempengaruhi pembaca, agar pembaca yakin akan kebenaran
gagasan atau ide yang dituangkan atau diutarakan penulis. Tulisan semacam ini
banyak dipergunakan oleh para penulis untuk menawarkan sebuah produksi barang
dagangan atau dalam kegiatan politik.
4.      Tujuan Informasional (Tujuan Penerangan)
Penulis menuangkan ide atau gagasan dengan tujuan memberi informasi atau
keterangan kepada pembaca. Di sini penulis berusaha menyampaikan informasi agar
pembaca menjadi tahu mengenai apa yang diinformasikan oleh penulis.
5.      Tujuan Pernyataan Diri
Penulis berusaha untuk memperkenalkan atau menyatakann dirinya sendiri
kepadaa para pembaca dengan melalui tulisannya, pembaca dapat memahami
“siapa” sebenarnya penulis itu.
6.      Tujuan Kreatif
Penulis bertujuan agar para pembaca dapat memiliki nilai artistik atau nilai-nilai
kesenian dengan membaca tulisan si penulis.Di sini bukan hanya memberikan
informasi melainkan lebih dari itu.
7.      Tujuan Pemecahan Masalah
Penulis berusaha memecahkan suatu masalah yang dihadapi. Dengan tulisannya,
penulis berusaha memberi kejelasan kepada para pembaca tentang bagaimana cara
pemecahan suatu masalah.

C.    Tujuan Menulis Permulaan


Dalam menulis permulaan, tujuannya adalah agar siswa dapat menulis kata-kata dan
kalimat sederhana dengan tepat.Pada menulis permulaan siswa diharapkan untuk dapat
memproduksi tulisan yang dapat dimulai dengan tulisan eja. Contoh tulisan e,d,f,k,j,dan

4
dapat berupa suku kata seperti su-ka, ma-ta, ha-rus, lu-ka serta dalam bentuk kalimat
sederhana.
Seperti halnya membaca permulaan, menulis permulaan juga dapat menggunakan
metode-metode seperti metode abjad, metode suku kata, metode global dan metode SAS.
Menulis permulaan (dengan huruf kecil) di kelas 1SD tujuannya adalah agar siswa
memahami cara menulis permulaan dengan ejaan yang benar dan mengkomunikasikan
ide/pesan secara tertulis, materi pelajaran menulis permulaan dikelas 1SD disajikan
secara bertahap dengan menggunakan pendekatan huruf, suku kata, kata-kata atau
kalimat. Menulis permulaan (dengan huruf besar pada awal kalimat) di kelas II tujuannya
yaitu agar siswa memahami cara menulis permulaan dengan ejaan yang benar dan
mengkomunikasikan ide /pesan secara tertulis, untuk memperkenalkan cara menulis
huruf besar di kelas II SD mempergunakan pendekatan spiral maksudnya huruf demi
huruf diperkenalkan secara berangsur-angsur sampai pada akhirnya semua huruf dikuasai
oleh para siswa. Kemampuan menulis yang diperoleh siswa di kelas I dan kelas II
tersebut akan menjadi dasar pembelajaran menulis di kelas-kelas berikutnya.

D.    Pembelajaran Menulis Permulaan


Kemampuan menulis permulaan tidak jauh berbeda dengan kemampuan membaca
permulaan.Pada tingkat dasar atau permulaan, pembelajaran menulis lebih diorientasikan
pada kemampuan yang bersifat mekanik.Anak-anak dilatih untuk dapat menuliskan
(mirip dengan kemampuan melukis atau menggambar) lambang-lambang tulis yang jika
dirangkaikan dalam sebuah struktur, lambang-lambang itu menjadi bermakna.
Selanjutnya dengan kemampuan dasar ini, secara perlahan-lahan anak-anak digiring pada
kemampuan menuangkan gagasan, pikiran, perasaan, ke dalam bentuk bahasa tulis
melalui lambang-lambang tulis yang dikuasainya.Inilah kemampuan menulis yang
sesungguhnya.
Untuk kemampuan menulis di kelas satu (kelas rendah), kurikulum 2004
menetapkan standar kompetensi sebagai berikut : Siswa mampu menulis beberapa
kalimat yang dibuat sendiri dengan huruf lepas dan huruf sambung, menulis kalimat
yang didiktekan guru,dan menulis rapi menggunakan huruf sambung. Standar
kompetensi ini diturunkan menjadi beberapa kompetensi dasar, yaitu :
1.      Membiasakan sikap menulis yang benar (memegang dan menggunakan alat tulis).
2.      Menjiplak dan menebalkan.
3.      Menyalin.

5
4.      Menulis permulaan.
5.      Menulis beberapa kalimat dengan huruf sambung.
6.      Menulis kalimat yang didiktekan guru.
7.      Menulis dengan huruf sambung.

E.     Langkah-langkah Pembelajaran Menulis Permulaan


Langkah-langkah kegiatan menulis permulaan terbagi ke dalam dua kelompok, yakni
(a) pengenalan huruf, dan (b) latihan.
1. Pengenalan Huruf
Kegiatan ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran membaca
permulaan.Penekanan pembelajaran diarahkan pada pengenalan bentuk tulisan serta
pelafalannya dengan benar.Fungsi pegenalan ini dimaksudkan untuk melatih indeta siswa
dalam mengenal dan membeda-bedakan bentuk dan lambang-lambang tulisan.
Mari kita perhatikan salah satu contoh pembelajaran pengenalan bentuk tulisan
untuk murid kelas 1 SD.Misalnya guru hendak mengenalkan huruf a, i, dan n. Langkah-
langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:
a.         Guru menunjukkan gambar seorang anak perempuan dan seorang anak laki-laki.
Dua anak tersebut diberi nama "nana" dan "nani".
b.        Guru mengenalkan nama kedua anak itu sambil menunjuk tulisan "nani" dan "nana"
yang tertera di bawah masing-masing gambar.
c.         Melalui proses tanya-jawab secara berulang-ulang, anak diminta menunjukkan
mana "nani" dan mana "nana" sambil diminta menunjuk bentuk tulisannya.
d.        Selanjutnya, guru memindahkan dan menuliskan kedua bentuk tulisan tersebut di
papan tulis, dan anak diminta untuk memerhatikannya. Guru hendaknya menulis
secara perlahan-lahan, dan anak diminta untuk memperhatikan gerakan-gerakan
tangan, serta contoh pengucapan dari bentuk tulisan yang sedang ditulis guru.
e.         Setiap tulisan itu kemudian dianalisis dan disintesiskan kembali. Perhatikan contoh
tulisan berikut.
Demikianlah seterusnya, kegiatan ini dilakukan berulang-ulang bersamaan dengan
pembelajaran membaca permulaan.
2. Latihan
Proses pemberian latihan dilaksanakan dengan mengutip prinsip dari yang mudah
ke yang sukar, dari latihan sederhana menuju latihan yang kompleks.

6
Ada beberapa bentuk latihan menulis permulaan yang dapat kita lakukan, antara lain
berikut ini.
a.    Latihan memegang pensil dan duduk dengan sikap dan posisi yang benar. Tangan
kanan berfungsi untuk menulis, tangan kiri untuk menekan buku tulis, agar tidak
mudah bergeser. Pensil diletakkan di antara ibu jari dan telunjuk. Ujung jari telunjuk,
dan jari tengah menekan pensil dengan luwes, tidak kaku. Posisi badan ketika duduk
hendaknya tegak, dada tidak menempel pada meja, jarak antara mata dengan buku
kira-kira 25-30cm.
b.    Latihan gerakan tangan. Mula-mula melatih gerakan tangan di udara dengan telunjuk
sendiri, atau dengan bantuan alat seperti pensil. Kemudian dilanjutkan dengan latihan
dalam buku latihan. Agar kegiatan ini menarik, sebaiknya disertai dengan kegiatan
bercerita. Misalnya, untuk melatih membuat garis lurus, guru dapat bercerita yang
ada kaitannya dengan pagar, bulatan dengan telur, dan sebagainya.
c.    Latihan mengeblat, yakni menirukan atau menebalkan suatu tulisan dengan menindas
tulisan yang sudah ada. Ada beberapa cara mengeblat yang bisa dilakukan anak,
misalnya dengan menggunakan karbon, menggunakan kertas tipis, menebalkan tulisan
yang sudah ada. Sebelum anak melakukan kegiatan ini, guru hendaknya memberi
contoh cara menulis dengan benar di papan tulis, kemudian anak menirukan gerakan
tersebut dengan telunjuknya di udara. Setelah itu, barulah kegiatan mengeblat
dimulai. Pengawasan dan bimbingan harus dilakukan secara individual sampai
seluruh anak terperhatikan.
d.   Latihan menghubung-hubungkan tanda titik yang membentuk tulisan. Latihan dapat
dilakukan pada buku-buku yang secara khusus menyajikan latihan semacam ini.
e.    Latihan menatap bentuk tulisan. Latihan ini dimaksudkan untuk melatih koordinasi
antara mata, ingatan, dan jemari anak ketika menulis, sehingga anak dapat mengingat
bentuk kata/huruf dalam benaknya, dan memindahkannya ke jemari tangannya.
Dengan demikian, gambaran kata yang hendak ditulis tergores dalam ingatan dan
pikiran siswa pada saat dia menuliskannya.
f.     Latihan menyalin, baik dari buku pelajaran maupun dari tulisan guru pada papan tulis.
Latihan ini hendaknya diberikan setelah dipastikan bahwa semua anak telah mengenal
huruf dengan baik. Ada beragam model variasi latihan menyalin. Di antaranya
menyalin tulisan apa adanya sesuai dengan sumber yang ada, menyalin tulisan dengan
cara berbeda, misalnya dari huruf cetak ke huruf tegak sambung. Atau sebaliknya
dari huruf bersambung ke huruf cetak.

7
g.    Latihan menulis halus/indah. Latihan dapat dilakukan dengan menggunakan buku
bergaris untuk latihan menulis atau buku otak. Ada petunjuk berharga yang dapat
anda ikuti, jika murid-murid anda tidak memiliki fasilitas seperti itu. Perhatikan
petunjuk berikut denga cermat.
1)      Untuk tulisan/huruf cetak, bagilah setiap baris halaman buku menjadi dua.
2)      Untuk tulisan tegak bersambung, bagilah setiap baris halaman menjadi tiga.
h.        Latihan dikte/imla. Latihan ini dimaksudkan untuk melatih siswa dalam
mengoordinasikan ucapan, pendengaran, igatan, dan jari-jarinya (ketika menulis),
sehingga ucapan seseorang itu dapat didengar, diingat, dan dipindahkan.
i.          Latihan melengkapi tulisan (melengkapi huruf, suku kata, atau kata) yang secara
sengaja dihilangkan. Melengkapi tulisan dapat berupa :
1) Melengkapi huruf
2) Melengkapi suku kata
3) Melengkapi kata
j.          Menuliskan nama benda yang terdapat dalam gambar.
k.        Mengarang sederhana dengan bantuan gambar. Dengan langkah sebagai berikut.
1)      Guru menunjukkan suatu susunan gambar berseri.
2)      Guru bercerita dan bertanya-jawab tentang tema, isi, dan maksud gambar.
3)      Siswa diberi tugas untuk menulis karangan sederhana, sesuai dengan
penafsirannya mengenai gambar tadi, atau sesuai dengan cerita gurunya dengan
menggunakan kata-kata sendiri.

F.     Rambu-rambu dalam Pembelajaran Menulis


Berikut ini merupakan rambu-rambu yang perlu diperhatikan guru dalam
melaksanakan pembelajaran menulis di sekolah :
1. Belajar bahasa pada hakikatnya adalah berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran
menulis diarahkan pada kemampuan berkomunikasi secara tertulis.
2. Pelaksanaan pembelajaran menulis sebaiknya disajikan secara terpadu, terhadap aspek
pembelajaran lain. Namun, dalam hal tertentu dapat difokuskan pada komponen
tertentu. Menulis dapat sebagai fokus maupun sebagai tambahan.
3. Pembelajaran menulis harus mengakomodasi semua aspek bahasa mulai terkecil
hingga terbesar termasuk ejaan (tata tulis).

8
4. Pembelajaran menulis diarahkan pada upaya mempertajam kepekaan perasaan siswa
termasuk dalam konteks analitik yang mendalam sehingga diharapkan dua hal yaitu
berpikir dan bernalar.
5. Pembelajaran menulis harus diajarkan dengan prinsip mudah ke sukar, sederhana ke
rumit, lingkungan sempit ke lingkungan yang luas.
6. Perbandingan bobot pembelajaran menulis dengan aspek pembelajaran lainnya harus
seimbang.
7. Kegiatan pembelajaran menulis harus menekankan pada kemampuan berbahasa yang
mengacu pada konteks atau tema.
8. Kompetensi pembelajaran dalam kurikulum merupakan bahan yang  disarankan utnuk
diajarkan, tetapi dapat dikembangkan sesuai dengan situasi.
9. Waktu yang disediakan dalam setiap pembelajaran menulis harus dapat diatur sesuai
dengan keluasan dan kedalaman materi dengan menggunakan pendekatan
komunikatif. Adapun metode dapat dipilih sesuai karakteristik pembelajaran yang
diinginkan. Kegiatan pembelajaran dapat disetting di dalam maupun di luar kelas.
10. Sumber belajar menulis dapat berupa (a) buku pelajaran yang diwajibkan, buku
pelajaran yang sesuai, buku pelengkap, ensiklopedi, kamus, (b) media cetak, surat
kabar, majalah, (c) media elektronik: radio, TV, video, (d) lingkungan: alam, sosial,
budaya, (e) narasumber, (f) pengalaman dan minat anak, serta (g) hasil karya anak.
11. Pembelajaran menulis dilakukan secara kontinyu agar anak terampil.
12. Penilaian pembelajaran menulis tetap mengacu pada rambu-rambu umum yang
memperhatikan berbagai aspek sesuai jenis kegiatan menulis.

G.    Permasalahan dalam Pengajaran Menulis di SD dan Penanggulangannya


Yang dimaksud dengan permasalahan di sini ialah segala sesuatu yang dapat
menyebabkan kesulitan dalam mencapai tujuan pengajaran menulis, diantaranya :
1.      Siswa
Permasalahan yang timbul dari siswa antara lain rendahnya bakat dan minat
untuk menguasai keterampilan menulis. Akibat dari rendahnya minat siswa dalam
mempelajari keterampilan mereka menulis huruf dengan tulisan yang asal dapat
dibaca sendiri, mereka malas menulis.Menulis dirasakan sebagai suatu beban yang
berat.Untuk mengatasi permasalahan seperti ini gurulah yang harus mampu
memberikan motivasi agar siswa menyadari bahwa menulis merupakan suatu
keterampilan yang mutlak diperlukan untuk mencapai kesuksesan dalam

9
kehidupan.Semakin tinggi kedudukan seseorang semakin tinggi pula kemampuan
menulis diperlukan.
2.      Guru
Guru bahasa Indonesia tidak seluruhnya memilki kualifikasi sebagai tenaga
pengajar mata pelajaran tersebut secara profesional. Lebih-lebih di tingkat Sekolah
Dasar yang pada umumnya lulusan Sekolah Pendidikan Guru (SPG).Pada umumya di
Sekolah Dasar masih menganut sistem borongan artinya seorang guru harus
mengajarkan berbagai mata pelajaran pada suatu tingkatan tertentu. Dalam satu hari ia
harus mampu mengajar lebih dari satu mata pelajaran, misalnya jam ke 1-2
matematika, jam ke3-4 IPS, jam ke 5-6 bahasa Indonesia, jam ke-7 kesenian. Dalam
situasi yang demikian tidaklah mungkin seorang guru harus berkonsentrasi hanya
pada pengajaran menulis. Untuk mengatasi permasalahan yang demikian, peningkatan
kualifikasi guru bahasa Indonesia mutlak diperlukan.salah satu caranya adalah
mengikuti penataran – penataran, kursus-kursus tertulis, mengikuti perlombaan
menulis, atau para pembina guru SD secara priodik memberikan motivasi kepada
guru-guru tersebut meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam bidang
menulis.
3.      Tujuan
Sebenarnya tujuan pengajaran menulis sudah cukup jelas tertera dalam GBPP,
hanya perlu dijabarkan lebih khusus lagi oleh guru.Berkenaan dengan tujuan
pengajaran menulis, hendaknya guru berusaha menanamkan tujuan menulis, bukan
hanya sekedar asal tulisan para siswa dapat dibaca oleh mereka sendiri. Tapi sejak
kelas 1 harus sudah disadarkan bahwa menulis itu memilki tujuan artistik (nilai
keindahan ), tujuan informatif yaitu memberikan informasi kepada pembaca dan
tujuan persuasif yakni mendorong atau menarik perhatian pembaca agar mau
menerima informasi yang disampaikan oleh penulis.
4.      Bahan atau materi pengajaran
Materi pelajaran bahasa Indonesia yang harus disajikan sangat luas dan
kompleks, sehingga kalau guru kurang terampil, materi dalam kurikulum yang begitu
banyak itu tidak akan selesai sesuai dengan kegiatan belajar mengajar yang dapat
dilaksanakan. Akibatnya pembahasan materi pelajaran itu kurang mendalam dan
belum mencapai tujuan yang diinginkan. Untuk mengatasi hambatan yang seperti itu,
guru melaksanakan pengajaran bahasa Indonesia secara terpadu misalnya melalui
pengajaran menulis, guru dapat menjelaskan struktur bahasa, kosa kata, ragmatik,

10
ejaan sekaligus dengan pendekatan proses dan sistem CBSA bahan itu pasti akan
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
5.      Metode mengajar
Masih banyak terjadi kesalah pahaman dan perbedaan antara teori dan
pelaksanaan cara mengajar menulis dalam metodik khusus pengajaran bahasa
Indonesia. Pengertian metode pengajaran bahasa indonesia berbeda dengan metode
yang dicantumkan dalam GBPP, disini ada kesimpang- siuran antara metode dan
teknik pengajaran bahasa Indonesia. Teknik pengajaran menulis yang dilaksanakan
oleh guru masih banyak yang berpola kepada pengalamannya ketika duduk di SD.
Guru mengajar menulis mencontoh pola gurunya ketika ia menerima pelajaran
tersebut akibatnya teknik yang digunakan sudah tidak sesuai dengan perkembangan
dunia pendidikan dewasa ini sehingga hasilnya pun belum mencapai tingkat yang
optimal. Untuk mengatasi masalah ini yang paling penting adalah pembinaan
kesadaran guru dalam meningkatkan kemampuan mengembangkan metode mengajar
menulis di SD. Karena pada tahap ini merupakan tonggak yang paling dasar yang
harus dimiliki oleh anak didik di SD.
6.      Media Pengajaran Menulis
Media pengajaran memegang peranan penting dalam usaha meningkatkan hasil
belajar semaksimal mungkin.Tampaknya masih sedikit guru yang mempergunakan
media dalam mengajarkan menulis.Sebaiknya guru mempersiapkan berbagai macam
media yang dapat dipergunakan dalam mengajarkan keterampilan menulis.Hal ini
berguna untuk mendorong terlaksananya kegiatan belajar mengajar keterampilan
menulis yang lebih efektif dan efisien.
7.      Penilaian Keterampilan menulis
Penilaian keterampilan menulis sering hanya mempergunakan cara menulis
karangan, terutama dengan karangan bebas. Anak – anak disuruh menulis karangan
dengan hanya ditentukan beberapa judul yang dapat mereka pilih.Siswa yang satu
boleh berbeda memilih judul karangan dengan yang ditulis siswa lainnya. Hal ini akan
menimbulkan kesulitan dalam menentukan kriteria penilaian. Hasil penilaiannya
terlalu subjektif sehingga tidak mampu menempatkan anak seobjektif mungkin.
Masalah diatas sebaiknya dihindari guru dapat menciptakan alat evaluasi yang lebih
efektif yang memungkinkan hasilnya lebih efektif pula, misalnya dengan cara
mengoreksi kesalahan-kesalahan dalam sebuah tulisan, membutuhkan tanda baca dan
penggunaan ejaan yang benar atau dengan mengembangkan pokok-pokok pikiran

11
yang telah dipersiapkan oleh guru dengan cara demikian diharapkan dapat
menghasilkan nilai yang objektif.

KESIMPULAN
Jadi dari penjelasan diatas dapat di simpulkan bahwa menulis merupakan kegiatan
komunikasi verbal yang berisi penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai
mediumnya. Sedangkan menulis permulaan (beginning writing) adalah cara merealisasikan
simbol-simbol bunyi menjadi huruf-huruf yang dapat dikenali secara konkrit sesuai dengan
tata cara menulis yang baik.
Adapun beberapa tujuan menulis secara umum yaitu, untuk memberikan suatu
informasi,untuk meyakinkan atau mendesak pembaca, untuk menghibur atau menyenangkan
pembaca, dan untuk mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat
Dalam menulis permulaan, tujuannya adalah agar siswa dapat menulis kata-kata dan
kalimat sederhana dengan tepat.

 
DAFTAR PUSTAKA

Hartati, Tatat dkk.(2006). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas


Rendah.Bandung : UPI PRESS.

http://inbe-oliv.blogspot.com/2012/01/membaca-menulis-permulaan.html.

http://thehistorygrafi.blogspot.com/2012/05/konsep-dasar-menulis.html.

12

Anda mungkin juga menyukai