Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menulis permulaan merupakan dasar pengajaran yang pertama kali di jarkan guru
kepada anak kelas satu.keterampilan pembelajaran menulis permulaan disajikan bersama
dengan membaca permulaan sehingga sering di sebut dengan MMP (Membaca dan Menulis
Permulaan).
Pada umumnya tujuan dari penulisan permulaan ini adalah mengajarkan anak menulis
supaya anak bisa menulis dengan benar.Namun dalam menulis permulaan ini bisanya
dilaksanakan setelah atau bersamaan dengan belajar membaca permulaan pada anak kelas
satu. Karena anak yang bisa membaca akan mempermudah pembelajaran anak dalam menulis
permulaan.
Menurut pendapat Saleh Abbas (2006:125), keterampilan menulis adalah kemampuan
mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa
tulis. Ketepatan pengungkapan gagasan harus didukung dengan ketepatan bahasa yang
digunakan, kosakata dan gramatikal dan penggunaan ejaan.
Dalam pembelajaran di kelas satu yang paling mendasar adalah keterampilan
membaca dan menulis, karena hal tersebut merupakan dasar pelajaran bagi kelas selanjutnya.
Sehinga dalam pembelajaran MMP ini keterampilan guru sebagai pengajar yang pertama bagi
anak kelas satu ini harus sangat penuh dengan perhatian kepada anak.
B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan menulis permulaan ?
Apa tujuan menulis permulaan ?
Seperti apakah pembelajaran menulis permulaan ?
Bagaimana langkah-langkah pembelajaran menulis permulaan ?
Apa saja rambu-rambu dalam pembelajaran menulis ?
Permasalahan apa yang dapat terjadi dalam pembelajaran menulis dan bagaimana cara
menanggulanginya ?

C.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tujuan Penulisan
Memahami pengertian menulis permulaan.
Mengetahui tujuan menulis permulaan.
Mengetahui pembelajaran menulis permulaan.
Mengetahui langkah pembelajaran menulis permulaan.
Mengetahui rambu-rambu dalam pembelajaran menulis.
Mengetahui permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran dan cara menanggulanginya.

D. Sistematika Penulisan

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Menulis Permulaan
B. Tujuan Menulis
C. Tujuan Menulis Permulaan
D. Pembelajaran Menulis Permulaan
E. Langkah-langkah Menulis Permulaan
F. Rambu-rambu Pembelajaran Menulis
G. Permasalahan Pembelajaran Menulis di SD dan Penanggulangannya
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Menulis Permulaan


Menulis merupakan kegiatan komunikasi verbal yang berisi penyampaian pesan dengan
menggunakan tulisan sebagai mediumnya.Pesan yang dimaksud di sini adalah isi atau muatan
yang terkandung dalam tulisan, sedangkan tulisan pada dasarnya adalah rangkaian huruf yang
bermakna dengan segala kelengkapan lambang tulisan seperti ejaan dan pungtuasi.Dengan
demikian, menulis merupakan salah satu bentuk penggunaan bahasa, disebut keterampilan
berbahasa, yang melibatkan empat unsur, yakni penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau
isi tulisan, saluran atau medium tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan (Yunus,
2002:13).
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, menulis adalah melahirkan pikiran
atau gagasan dengan tulisan. Dari pengertian menulis tersebut dapat disimpulkan bahwa

menulis adalah proses mengungkapkan gagasan, pikiran dan perasaan kedalam bentuk
tulisan.
Menulis permulaan (beginning writing) adalah cara merealisasikan simbol-simbol bunyi
menjadi huruf-huruf yang dapat dikenali secara konkrit sesuai dengan tata cara menulis yang
baik. Menulis permulaan merupakan tahapan proses belajar menulis bagi siswa sekolah dasar
kelas awal.
B. Tujuan Menulis
Setiap penulis tentu memiliki tujuan dalam menuangkan pikiran atau gagasannya serta
perasaannya melalui bahasa tulis, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Adapun
beberapa tujuan menulis secara umum yaitu:
1. Untuk memberikan suatu informasi
2. Untuk meyakinkan atau mendesak pembaca
3. Untuk menghibur atau menyenangkan pembaca
Untuk mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat

1.

2.

3.

4.

Hugo Hartig dalam tarigan (1986: 24-25) merumuskan tujuan menulis, yakni :
Tujuan Penugasan
Penulis tidak memiliki tujuan untuk apa dia menulis. Penulis hanya menulis tanpa
mengetahui tujuannya.Dia menulis karena mendapat tugas, bukan atas kemauan
sendiri.Misalnya siswa ditugaskan merangkum sebuah buku atau seorang guru disuruh
membuat laporan oleh Kepala Sekolahnya.
Tujuan Altruistik
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan para
pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya,
ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya
itu.Penulis harus berkeyakinan, bahwa pembaca adalah teman hidupnya.Sehingga penulis
benar-benar dapat mengkomunikasikan suatu ide atau gagasan bagi kepentingan pembaca.
Hanya dengan cara itulah tujuan altruistic dapat tercapai.
Tujuan Persuasif
Penulis bertujuan mempengaruhi pembaca, agar pembaca yakin akan kebenaran gagasan
atau ide yang dituangkan atau diutarakan penulis. Tulisan semacam ini banyak dipergunakan
oleh para penulis untuk menawarkan sebuah produksi barang dagangan atau dalam kegiatan
politik.
Tujuan Informasional (Tujuan Penerangan)
Penulis menuangkan ide atau gagasan dengan tujuan memberi informasi atau keterangan
kepada pembaca. Di sini penulis berusaha menyampaikan informasi agar pembaca menjadi
tahu mengenai apa yang diinformasikan oleh penulis.

5. Tujuan Pernyataan Diri


Penulis berusaha untuk memperkenalkan atau menyatakann dirinya sendiri kepadaa para
pembaca dengan melalui tulisannya, pembaca dapat memahami siapa sebenarnya penulis
itu.
6. Tujuan Kreatif
Penulis bertujuan agar para pembaca dapat memiliki nilai artistik atau nilai-nilai
kesenian dengan membaca tulisan si penulis.Di sini bukan hanya memberikan informasi
melainkan lebih dari itu.
7. Tujuan Pemecahan Masalah
Penulis berusaha memecahkan suatu masalah yang dihadapi. Dengan tulisannya, penulis
berusaha memberi kejelasan kepada para pembaca tentang bagaimana cara pemecahan suatu
masalah.
C. Tujuan Menulis Permulaan
Dalam menulis permulaan, tujuannya adalah agar siswa dapat menulis kata-kata dan
kalimat sederhana dengan tepat.Pada menulis permulaan siswa diharapkan untuk dapat
memproduksi tulisan yang dapat dimulai dengan tulisan eja. Contoh tulisan e,d,f,k,j,dan dapat
berupa suku kata seperti su-ka, ma-ta, ha-rus, lu-ka serta dalam bentuk kalimat sederhana.
Seperti halnya membaca permulaan, menulis permulaan juga dapat menggunakan
metode-metode seperti metode abjad, metode suku kata, metode global dan metode SAS.
Menulis permulaan (dengan huruf kecil) di kelas 1SD tujuannya adalah agar siswa
memahami cara menulis permulaan dengan ejaan yang benar dan mengkomunikasikan
ide/pesan secara tertulis, materi pelajaran menulis permulaan dikelas 1SD disajikan secara
bertahap dengan menggunakan pendekatan huruf, suku kata, kata-kata atau kalimat. Menulis
permulaan (dengan huruf besar pada awal kalimat) di kelas II tujuannya yaitu agar siswa
memahami cara menulis permulaan dengan ejaan yang benar dan mengkomunikasikan ide
/pesan secara tertulis, untuk memperkenalkan cara menulis huruf besar di kelas II SD
mempergunakan pendekatan spiral maksudnya huruf demi huruf diperkenalkan secara
berangsur-angsur sampai pada akhirnya semua huruf dikuasai oleh para siswa. Kemampuan
menulis yang diperoleh siswa di kelas I dan kelas II tersebut akan menjadi dasar
pembelajaran menulis di kelas-kelas berikutnya.
D. Pembelajaran Menulis Permulaan
Kemampuan menulis permulaan tidak jauh berbeda dengan kemampuan membaca
permulaan.Pada tingkat dasar atau permulaan, pembelajaran menulis lebih diorientasikan
pada kemampuan yang bersifat mekanik.Anak-anak dilatih untuk dapat menuliskan (mirip
dengan kemampuan melukis atau menggambar) lambang-lambang tulis yang jika
dirangkaikan dalam sebuah struktur, lambang-lambang itu menjadi bermakna.Selanjutnya
dengan kemampuan dasar ini, secara perlahan-lahan anak-anak digiring pada kemampuan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

menuangkan gagasan, pikiran, perasaan, ke dalam bentuk bahasa tulis melalui lambanglambang tulis yang dikuasainya.Inilah kemampuan menulis yang sesungguhnya.
Untuk kemampuan menulis di kelas satu (kelas rendah), kurikulum 2004 menetapkan
standar kompetensi sebagai berikut : Siswa mampu menulis beberapa kalimat yang dibuat
sendiri dengan huruf lepas dan huruf sambung, menulis kalimat yang didiktekan guru,dan
menulis rapi menggunakan huruf sambung. Standar kompetensi ini diturunkan menjadi
beberapa kompetensi dasar, yaitu :
Membiasakan sikap menulis yang benar (memegang dan menggunakan alat tulis).
Menjiplak dan menebalkan.
Menyalin.
Menulis permulaan.
Menulis beberapa kalimat dengan huruf sambung.
Menulis kalimat yang didiktekan guru.
Menulis dengan huruf sambung.

E. Langkah-langkah Pembelajaran Menulis Permulaan


Langkah-langkah kegiatan menulis permulaan terbagi ke dalam dua kelompok, yakni (a)
pengenalan huruf, dan (b) latihan.
1. Pengenalan Huruf
Kegiatan ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran membaca
permulaan.Penekanan pembelajaran diarahkan pada pengenalan bentuk tulisan serta
pelafalannya dengan benar.Fungsi pegenalan ini dimaksudkan untuk melatih indeta siswa
dalam mengenal dan membeda-bedakan bentuk dan lambang-lambang tulisan.
Mari kita perhatikan salah satu contoh pembelajaran pengenalan bentuk tulisan untuk
murid kelas 1 SD.Misalnya guru hendak mengenalkan huruf a, i, dan n. Langkah-langkah
yang ditempuh adalah sebagai berikut:
a. Guru menunjukkan gambar seorang anak perempuan dan seorang anak laki-laki. Dua anak
tersebut diberi nama "nana" dan "nani".
b. Guru mengenalkan nama kedua anak itu sambil menunjuk tulisan "nani" dan "nana" yang
tertera di bawah masing-masing gambar.
c. Melalui proses tanya-jawab secara berulang-ulang, anak diminta menunjukkan mana "nani"
dan mana "nana" sambil diminta menunjuk bentuk tulisannya.
d. Selanjutnya, guru memindahkan dan menuliskan kedua bentuk tulisan tersebut di papan tulis,
dan anak diminta untuk memerhatikannya. Guru hendaknya menulis secara perlahan-lahan,
dan anak diminta untuk memperhatikan gerakan-gerakan tangan, serta contoh pengucapan
dari bentuk tulisan yang sedang ditulis guru.
e. Setiap tulisan itu kemudian dianalisis dan disintesiskan kembali. Perhatikan contoh tulisan
berikut.

a.

b.

c.

d.
e.

f.

g.

Demikianlah seterusnya, kegiatan ini dilakukan berulang-ulang bersamaan dengan


pembelajaran membaca permulaan.
2. Latihan
Proses pemberian latihan dilaksanakan dengan mengutip prinsip dari yang mudah ke
yang sukar, dari latihan sederhana menuju latihan yang kompleks.
Ada beberapa bentuk latihan menulis permulaan yang dapat kita lakukan, antara lain
berikut ini.
Latihan memegang pensil dan duduk dengan sikap dan posisi yang benar. Tangan kanan
berfungsi untuk menulis, tangan kiri untuk menekan buku tulis, agar tidak mudah
bergeser. Pensil diletakkan di antara ibu jari dan telunjuk. Ujung jari telunjuk, dan jari tengah
menekan pensil dengan luwes, tidak kaku. Posisi badan ketika duduk hendaknya tegak, dada
tidak menempel pada meja, jarak antara mata dengan buku kira-kira 25-30cm.
Latihan gerakan tangan. Mula-mula melatih gerakan tangan di udara dengan telunjuk
sendiri, atau dengan bantuan alat seperti pensil. Kemudian dilanjutkan dengan latihan dalam
buku latihan. Agar kegiatan ini menarik, sebaiknya disertai dengan kegiatan
bercerita. Misalnya, untuk melatih membuat garis lurus, guru dapat bercerita yang ada
kaitannya dengan pagar, bulatan dengan telur, dan sebagainya.
Latihan mengeblat, yakni menirukan atau menebalkan suatu tulisan dengan menindas tulisan
yang sudah ada. Ada beberapa cara mengeblat yang bisa dilakukan anak, misalnya dengan
menggunakan karbon, menggunakan kertas tipis, menebalkan tulisan yang sudah
ada. Sebelum anak melakukan kegiatan ini, guru hendaknya memberi contoh cara menulis
dengan benar di papan tulis, kemudian anak menirukan gerakan tersebut dengan telunjuknya
di udara. Setelah itu, barulah kegiatan mengeblat dimulai. Pengawasan dan bimbingan harus
dilakukan secara individual sampai seluruh anak terperhatikan.
Latihan menghubung-hubungkan tanda titik yang membentuk tulisan. Latihan dapat
dilakukan pada buku-buku yang secara khusus menyajikan latihan semacam ini.
Latihan menatap bentuk tulisan. Latihan ini dimaksudkan untuk melatih koordinasi antara
mata, ingatan, dan jemari anak ketika menulis, sehingga anak dapat mengingat bentuk
kata/huruf dalam benaknya, dan memindahkannya ke jemari tangannya. Dengan demikian,
gambaran kata yang hendak ditulis tergores dalam ingatan dan pikiran siswa pada saat dia
menuliskannya.
Latihan menyalin, baik dari buku pelajaran maupun dari tulisan guru pada papan
tulis. Latihan ini hendaknya diberikan setelah dipastikan bahwa semua anak telah mengenal
huruf dengan baik. Ada beragam model variasi latihan menyalin. Di antaranya menyalin
tulisan apa adanya sesuai dengan sumber yang ada, menyalin tulisan dengan cara berbeda,
misalnya dari huruf cetak ke huruf tegak sambung. Atau sebaliknya dari huruf bersambung
ke huruf cetak.
Latihan menulis halus/indah. Latihan dapat dilakukan dengan menggunakan buku bergaris
untuk latihan menulis atau buku otak. Ada petunjuk berharga yang dapat anda ikuti, jika

1)
2)
h.

i.

j.
k.
1)
2)
3)

murid-murid anda tidak memiliki fasilitas seperti itu. Perhatikan petunjuk berikut denga
cermat.
Untuk tulisan/huruf cetak, bagilah setiap baris halaman buku menjadi dua.
Untuk tulisan tegak bersambung, bagilah setiap baris halaman menjadi tiga.
Latihan dikte/imla. Latihan ini dimaksudkan untuk melatih siswa dalam mengoordinasikan
ucapan, pendengaran, igatan, dan jari-jarinya (ketika menulis), sehingga ucapan seseorang itu
dapat didengar, diingat, dan dipindahkan.
Latihan melengkapi tulisan (melengkapi huruf, suku kata, atau kata) yang secara sengaja
dihilangkan. Melengkapi tulisan dapat berupa :
1) Melengkapi huruf
2) Melengkapi suku kata
3) Melengkapi kata
Menuliskan nama benda yang terdapat dalam gambar.
Mengarang sederhana dengan bantuan gambar. Dengan langkah sebagai berikut.
Guru menunjukkan suatu susunan gambar berseri.
Guru bercerita dan bertanya-jawab tentang tema, isi, dan maksud gambar.
Siswa diberi tugas untuk menulis karangan sederhana, sesuai dengan penafsirannya
mengenai gambar tadi, atau sesuai dengan cerita gurunya dengan menggunakan kata-kata
sendiri.

F. Rambu-rambu dalam Pembelajaran Menulis


Berikut ini merupakan rambu-rambu yang perlu diperhatikan guru dalam melaksanakan
pembelajaran menulis di sekolah :
1.
Belajar bahasa pada hakikatnya adalah berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran
menulis diarahkan pada kemampuan berkomunikasi secara tertulis.
2.
Pelaksanaan pembelajaran menulis sebaiknya disajikan secara terpadu, terhadap aspek
pembelajaran lain. Namun, dalam hal tertentu dapat difokuskan pada komponen tertentu.
Menulis dapat sebagai fokus maupun sebagai tambahan.
3.
Pembelajaran menulis harus mengakomodasi semua aspek bahasa mulai terkecil
hingga terbesar termasuk ejaan (tata tulis).
4.
Pembelajaran menulis diarahkan pada upaya mempertajam kepekaan perasaan siswa
termasuk dalam konteks analitik yang mendalam sehingga diharapkan dua hal yaitu berpikir
dan bernalar.
5.
Pembelajaran menulis harus diajarkan dengan prinsip mudah ke sukar, sederhana ke
rumit, lingkungan sempit ke lingkungan yang luas.
6.
Perbandingan bobot pembelajaran menulis dengan aspek pembelajaran lainnya harus
seimbang.
7.
Kegiatan pembelajaran menulis harus menekankan pada kemampuan berbahasa yang
mengacu pada konteks atau tema.

Kompetensi pembelajaran dalam kurikulum merupakan bahan yang disarankan utnuk


diajarkan, tetapi dapat dikembangkan sesuai dengan situasi.
9.
Waktu yang disediakan dalam setiap pembelajaran menulis harus dapat diatur sesuai
dengan keluasan dan kedalaman materi dengan menggunakan pendekatan komunikatif.
Adapun metode dapat dipilih sesuai karakteristik pembelajaran yang diinginkan. Kegiatan
pembelajaran dapat disetting di dalam maupun di luar kelas.
10.
Sumber belajar menulis dapat berupa (a) buku pelajaran yang diwajibkan, buku
pelajaran yang sesuai, buku pelengkap, ensiklopedi, kamus, (b) media cetak, surat kabar,
majalah, (c) media elektronik: radio, TV, video, (d) lingkungan: alam, sosial, budaya, (e)
narasumber, (f) pengalaman dan minat anak, serta (g) hasil karya anak.
11.
Pembelajaran menulis dilakukan secara kontinyu agar anak terampil.
12.
Penilaian pembelajaran menulis tetap mengacu pada rambu-rambu umum yang
memperhatikan berbagai aspek sesuai jenis kegiatan menulis.
8.

G. Permasalahan dalam Pengajaran Menulis di SD dan Penanggulangannya


Yang dimaksud dengan permasalahan di sini ialah segala sesuatu yang dapat

menyebabkan kesulitan dalam mencapai tujuan pengajaran menulis, diantaranya :


1. Siswa
Permasalahan yang timbul dari siswa antara lain rendahnya bakat dan minat untuk
menguasai keterampilan menulis. Akibat dari rendahnya minat siswa dalam mempelajari
keterampilan mereka menulis huruf dengan tulisan yang asal dapat dibaca sendiri, mereka
malas menulis.Menulis dirasakan sebagai suatu beban yang berat.Untuk mengatasi
permasalahan seperti ini gurulah yang harus mampu memberikan motivasi agar siswa
menyadari bahwa menulis merupakan suatu keterampilan yang mutlak diperlukan untuk
mencapai kesuksesan dalam kehidupan.Semakin tinggi kedudukan seseorang semakin tinggi
pula kemampuan menulis diperlukan.

2. Guru
Guru bahasa Indonesia tidak seluruhnya memilki kualifikasi sebagai tenaga pengajar
mata pelajaran tersebut secara profesional. Lebih-lebih di tingkat Sekolah Dasar yang pada
umumnya lulusan Sekolah Pendidikan Guru (SPG).Pada umumya di Sekolah Dasar masih
menganut sistem borongan artinya seorang guru harus mengajarkan berbagai mata pelajaran
pada suatu tingkatan tertentu. Dalam satu hari ia harus mampu mengajar lebih dari satu mata
pelajaran, misalnya jam ke 1-2 matematika, jam ke3-4 IPS, jam ke 5-6 bahasa Indonesia, jam
ke-7 kesenian. Dalam situasi yang demikian tidaklah mungkin seorang guru harus
berkonsentrasi hanya pada pengajaran menulis. Untuk mengatasi permasalahan yang
demikian, peningkatan kualifikasi guru bahasa Indonesia mutlak diperlukan.salah satu
caranya adalah mengikuti penataran penataran, kursus-kursus tertulis, mengikuti

3.

4.

5.

6.

perlombaan menulis, atau para pembina guru SD secara priodik memberikan motivasi kepada
guru-guru tersebut meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam bidang menulis.
Tujuan
Sebenarnya tujuan pengajaran menulis sudah cukup jelas tertera dalam GBPP, hanya
perlu dijabarkan lebih khusus lagi oleh guru.Berkenaan dengan tujuan pengajaran menulis,
hendaknya guru berusaha menanamkan tujuan menulis, bukan hanya sekedar asal tulisan para
siswa dapat dibaca oleh mereka sendiri. Tapi sejak kelas 1 harus sudah disadarkan bahwa
menulis itu memilki tujuan artistik (nilai keindahan ), tujuan informatif yaitu memberikan
informasi kepada pembaca dan tujuan persuasif yakni mendorong atau menarik perhatian
pembaca agar mau menerima informasi yang disampaikan oleh penulis.
Bahan atau materi pengajaran
Materi pelajaran bahasa Indonesia yang harus disajikan sangat luas dan kompleks,
sehingga kalau guru kurang terampil, materi dalam kurikulum yang begitu banyak itu tidak
akan selesai sesuai dengan kegiatan belajar mengajar yang dapat dilaksanakan. Akibatnya
pembahasan materi pelajaran itu kurang mendalam dan belum mencapai tujuan yang
diinginkan. Untuk mengatasi hambatan yang seperti itu, guru melaksanakan pengajaran
bahasa Indonesia secara terpadu misalnya melalui pengajaran menulis, guru dapat
menjelaskan struktur bahasa, kosa kata, ragmatik, ejaan sekaligus dengan pendekatan proses
dan sistem CBSA bahan itu pasti akan dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Metode mengajar
Masih banyak terjadi kesalah pahaman dan perbedaan antara teori dan pelaksanaan cara
mengajar menulis dalam metodik khusus pengajaran bahasa Indonesia. Pengertian metode
pengajaran bahasa indonesia berbeda dengan metode yang dicantumkan dalam GBPP, disini
ada kesimpang- siuran antara metode dan teknik pengajaran bahasa Indonesia. Teknik
pengajaran menulis yang dilaksanakan oleh guru masih banyak yang berpola kepada
pengalamannya ketika duduk di SD. Guru mengajar menulis mencontoh pola gurunya ketika
ia menerima pelajaran tersebut akibatnya teknik yang digunakan sudah tidak sesuai dengan
perkembangan dunia pendidikan dewasa ini sehingga hasilnya pun belum mencapai tingkat
yang optimal. Untuk mengatasi masalah ini yang paling penting adalah pembinaan kesadaran
guru dalam meningkatkan kemampuan mengembangkan metode mengajar menulis di SD.
Karena pada tahap ini merupakan tonggak yang paling dasar yang harus dimiliki oleh anak
didik di SD.
Media Pengajaran Menulis
Media pengajaran memegang peranan penting dalam usaha meningkatkan hasil belajar
semaksimal mungkin.Tampaknya masih sedikit guru yang mempergunakan media dalam
mengajarkan menulis.Sebaiknya guru mempersiapkan berbagai macam media yang dapat
dipergunakan dalam mengajarkan keterampilan menulis.Hal ini berguna untuk mendorong
terlaksananya kegiatan belajar mengajar keterampilan menulis yang lebih efektif dan efisien.

7. Penilaian Keterampilan menulis

Penilaian keterampilan menulis sering hanya mempergunakan cara menulis karangan,


terutama dengan karangan bebas. Anak anak disuruh menulis karangan dengan hanya
ditentukan beberapa judul yang dapat mereka pilih.Siswa yang satu boleh berbeda memilih
judul karangan dengan yang ditulis siswa lainnya. Hal ini akan menimbulkan kesulitan dalam
menentukan kriteria penilaian. Hasil penilaiannya terlalu subjektif sehingga tidak mampu
menempatkan
anak
seobjektif
mungkin.
Masalah diatas sebaiknya dihindari guru dapat menciptakan alat evaluasi yang lebih efektif
yang memungkinkan hasilnya lebih efektif pula, misalnya dengan cara mengoreksi
kesalahan-kesalahan dalam sebuah tulisan, membutuhkan tanda baca dan penggunaan ejaan
yang benar atau dengan mengembangkan pokok-pokok pikiran yang telah dipersiapkan oleh
guru dengan cara demikian diharapkan dapat menghasilkan nilai yang objektif.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi dari penjelasan diatas dapat di simpulkan bahwa menulis merupakankegiatan
komunikasi verbal yang berisi penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai
mediumnya. Sedangkan menulis permulaan (beginning writing) adalah cara merealisasikan
simbol-simbol bunyi menjadi huruf-huruf yang dapat dikenali secara konkrit sesuai dengan
tata cara menulis yang baik.
Adapun beberapa tujuan menulis secara umum yaitu, untuk memberikan
suatu informasi,untuk meyakinkan atau mendesak pembaca, untuk menghibur atau
menyenangkan pembaca, dan untuk mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat
Dalam menulis permulaan, tujuannya adalah agar siswa dapat menulis kata-kata dan
kalimat sederhana dengan tepat.
B.

Saran
Menulis permulaan merupakan tahapan proses belajar menulis bagi siswa sekolah dasar
kelas awal. Oleh sebab itu, sebagai pengajar kelakhendaknya kita mengajar dengan langkahlangkah yang benar sertamemperhatikan rambu-rambu dalam pembelajaran menulis.Karena
hal ini merupakan dasar bagi pembelajaran selanjutnya. Serta dalam pembelajaran MMP ini
keterampilan guru sebagai pengajar yang pertama bagi anak kelas satu ini harus
sangat penuh dengan perhatian kepada anak.

DAFTAR PUSTAKA

Hartati, Tatat dkk.(2006). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah.Bandung :
UPI PRESS.
Indi Bernati, Rhapsona .(2012). Membaca Menulis Permulaan. [online]
Tersedia :
http://inbe-oliv.blogspot.com/2012/01/membaca-menulis-permulaan.html.[diakses pada 20
Maret 2014]
The history.(2012). Konsep Dasar Menulis. [online]
Tersedia :
http://thehistorygrafi.blogspot.com/2012/05/konsep-dasar-menulis.html. [diakses pada 28
Februari 2014]

Anda mungkin juga menyukai