Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Tentang

MEMAHAMI PERBEDAAN INDIVIDUAL PADA SISWA

Disusun Oleh :

Ovi Ruspa (22111044)

Dosen Pembimbing:

Dr.Dewi Fitriana , M.Psi.,Psikolog.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS ADZKIA

PADANG

2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberi petunjuk dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
mata kuliah Psikologi Pendidikan.. penulis menyadari sepenuhnya bahwa susunan dan
materi yang terkandung dalam makalah ini belum sempurna. Penulis mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membimbing dan membantu penulis
selama pembuatan makalah ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan
makalah ini tepat waktunya. Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan.

Untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun selalu penulis harapkan
dengan senang hati dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini. Penulis
berharap agar makalah ini dapat bermanfaat dan berguna untuk semua pihak.

Padang, 17 April 2024

Pemakalah

DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
Latar Belakang.......................................................................................................................1
Rumusan Masalah..................................................................................................................1
Tujuan....................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
Perbedaan Intelegensi ............................................................................................................2
Perbedaan Gaya Belajar dan Gaya Berfikir...........................................................................3
Perbedaan Kepribadian dan Tempramen...............................................................................4
BAB III PENUTUP..................................................................................................................10
Kesimpulan..........................................................................................................................10
Saran.....................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kata lain dari pra menulis merupakan menulis permulaan. Pada dasarnya
menulis dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni menulis permulaan dan menulis lanjut.
Rochman Natawidjaja (1980:76) menjelaskan bahwa “Seperti halnya membaca,
menulis pun terbagi menjadi menulis permulaan dan menulis lanjut atau mengarang”.
Menulis permulaan merupakan dasar dari keterampilan menulis lanjut. Menulis
permulaan bertujuan agar siswa mampu menulis dengan terang, jelas dan mudah
dibaca.Menulis merupakan suatu kegiatan mentransfer fikiran ke dalam bentuk
tulisan. Menulis bukan hanya menyalin, tetapi juga mengekspresikan fikiran dan
perasaan ke dalam lambanglambang tulisan.

Depdiknas (2002:3) mengatakan bahwa, ‘menulis merupakan kemampuan


menuangkan gagasan, fikiran, yang memerlukan beberapa jenis keterampilan
diantaranya kemampuan mengorganisasikan pendapat, mengingat, membuat konsep
dan mekanik (tata tulis). Sedangkan menulis permulaanmenurut Sabarti Akhadiah
(1992:75) adalah mampu menulis dengan terang,jelas, teliti dan mudah dibaca.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian menulis?


2. Apa saja teknik atau metode menulis permulaan di SD?
3. Apa permasalahan menulis?
4. Bagaimana skenario pembelajaran menulis permulaan di SD?

C. Tujuan Masalah

1. Megetahui apa pengertian menulis


2. Mengetahui apa saja teknik dan metode menulis permulaan di SD
3. Mengetahui permasalahan menulis
4. Mengetahui scenario pembelajaran menulis permulaan di SD.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Menulis Permulaan di Sekolah Dasar

Menulis permulaan adalah tahap awal sebelum siswa terlibat dalam lebih
instruksi langsung. Menurut Jalango (1992), anak belajar mencoret-coret,
menggambar garis dari kiri ke kanan, atas ke bawah, atau sebaliknya, dan membuat
gambar tertentu saat pertama kali belajar menulis. Adriani dkk., 2018)
mengemukakan bahwa menulis siswa dapat diajarkan melalui kegiatan penunjang
seperti mencoret-coret yang akan menimbulkan benang kusut, garis lurus, dll.

Menurut Amin (2021) menulis permulaan dapat dengan Hardwriting, yaitu


dengan cara merealisasikan simbol-simbol bunyi dan cara menulisnya dengan baik,
tingkatan ini berkaitan dengan strategi atau cara mewujudkan simbol-simbol bunyi
Bahasa menjadi huruf-huruf yang dapat dikenali secara konkret. Selain itu Soemarno
yang dikutip Mulyono Abdurrahman (2003:224) mengemukakan bahwa menulis
adalah “mengungkapkan bahasa ke dalam bentuk simbol gambar. Menulis merupakan
suatu aktivitas yang kompleks, yang mencakup gerakan lengan, tangan jari, dan mata
secara terintegrasi, yang juga terkait dengan kemampuan berbahasa dan
berbicara”.Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat diketahui bahwa menulis
merupakan kegiatan mengungkapkan suatu bahasa ke dalam lambang (simbol) bahasa
yang telah dikenal bersama.

Menulis permulaan berkaitan dengan aktifitas komplek yang mencakup


gerakan lengan,tangan, jari-jari dan mata dalam rangka melukiskan/menggambarkan
suatu lambang (simbol) bahasa yang dipelajari di awal pelajaran menulis.Menulis
permulaan adalah kemampuan menulis yang diajarkan melalui kelas bawah,
terutamapada kelas I dan II di tingkat dasar,seperti belajar menulis di sekolah dasar.
Pengetahuan dan keterampilan peserta didik yang baik pada menulis permulaan
sangat diharapkan dapat meningkatkan dan mengembangkan keterampilan peserta
didik kejenjang yang lebih tinggi(Afriyanti, 2014, hlm.133).

2
B. Teknik Atau Metode Menulis Permulaan di SD

Teknik/metode menulis permulaan di sekolah dasar adalah pendekatan yang


dirancang khusus untuk mengajarkan anak-anak keterampilan dasar menulis. Metode
ini mencakup berbagai pendekatan dan aktivitas yang bertujuan untuk membantu
anak-anak mengembangkan kemampuan menulis mereka secara bertahap dan
menyenangkan. Beberapa teknik yang umum digunakan meliputi:

a) Berlatih menulis di awang-awang

Menulis di awang-awang adalah salah satu teknik permulaan yang biasa


digunakan di sekolah dasar untuk mengembangkan keterampilan menulis pada
anak-anak. Dalam metode ini, anak-anak diminta untuk menulis di udara dengan
menggunakan jari mereka atau benda lain yang lembut, seperti bulu atau pensil
yang tidak meninggalkan bekas permanen. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk
membantu anak-anak memahami gerakan dan pola dasar dalam menulis sebelum
mereka mulai menggunakan media yang lebih permanen seperti kertas dan pensil.

b) Berlatih menulis di punggung teman:

Metode ini melibatkan interaksi sosial antara siswa di mana mereka akan
saling membantu dalam pembelajaran menulis. Siswa akan menuliskan huruf atau
kata di punggung teman mereka, dan teman tersebut harus menebak huruf atau
kata yang dituliskan. Hal ini tidak hanya meningkatkan keterampilan menulis
siswa, tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan dan kerjasama di antara mereka.
Metode ini juga membantu siswa dalam mengingat bentuk huruf secara kinestetik
karena mereka harus merasakan goresan-goresan yang dibuat di punggung
mereka.

c) Berlatih menulis di pasir

Berlatih menulis di pasir adalah metode yang melibatkan penggunaan


media yang tidak konvensional untuk pembelajaran menulis. Dalam metode ini,
siswa akan menggunakan jari mereka untuk menulis huruf atau kata di atas
permukaan pasir. Hal ini membantu siswa dalam memperoleh pengalaman
sensorik yang berbeda dalam belajar menulis serta memperkuat koneksi antara
penglihatan dan gerakan motorik halus. Selain itu, metode ini juga memungkinkan

3
siswa untuk mengulangi dan mempraktikkan menulis tanpa harus menggunakan
kertas dan pensil.

d) Berlatih menulis huruf lepas

Salah satu teknik yang digunakan dalam pembelajaran menulis di sekolah


dasar. Metode ini mengharuskan siswa untuk mempraktikkan menulis setiap huruf
secara terpisah, tanpa menggabungkannya menjadi kata-kata atau kalimat. Dengan
berlatih menulis huruf lepas, siswa dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik
tentang bentuk dan gerakan yang diperlukan untuk setiap huruf. Hal ini membantu
mereka dalam memperbaiki ketidakteraturan atau kesalahan dalam menulis, serta
memperoleh keterampilan dasar yang kuat sebelum mempelajari penulisan kata-
kata dan kalimat secara utuh. Metode ini juga memungkinkan guru untuk fokus
pada setiap huruf secara individual, membantu siswa dalam mengatasi kesulitan
atau kebingungan yang mereka hadapi dalam menulis huruf tertentu.

C. Permasalahan Menulis Permulaan di SD

Permasalahan menulis permulaan di sekolah dasar (SD) adalah masalah yang


sering terjadi dan memerlukan perhatian khusus. Faktor-faktor Penyebab Kesulitan
Belajar Menulis Permulaan pada Siswa Sekolah dasar yaitu:

A. Faktor Internal

Beberapa faktor internal yang menyebabkan siswa kesulitan menulis


permulaan yaitu:

1. Kemampuan motorik halus yang lemah

Kemampuan Perkembangan motorik yang ada dalam diri seseorang


berkaitan dengan otot-otot yang ada dalam tubuhnya mengakibatkan siswa tidak
dapat menulis dengan baik dan benar karena adanya gangguan dalam
menggerakkan otot halus yang terletak pada jari dan tangan siswa (Jamaris, 2015).
Hal ini karena kurangnya stimulus untuk melatih kemampuan motorik halusnya
yang dapat berakibat siswa menjadi lambat kemampuan dalam menulisnya. Siswa
mengungkapkan saat guru mendikte sebuah pertanyaan, banyak siswa yang
tulisannya tertinggal karena membutuhkan waktu untuk mengingat kata yang
disebutkan karena mengeja kata demi kata.

4
2. Kemampuan visual memori lemah,

Dalam proses Visual memori ini dapat mempengaruhi kegiatan membaca,


menulis dan pengejaan huruf serta bentuk kata. Kemampuan visual memori yang
lemah perlu waktu serta memberikan stimulus yang tepat untuk mengasah
kemampuan visual memorinya. Sehingga siswa dapat belajar lebih baik
kedepannya.

3. Minat dan motivasi belajar yang rendah

Motivasi merupakan sebuah dorongan untuk seseorang agar dapat


melakukan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu (Puspitasari, 2020).
Siswa menganggap menulis suatu kegiatan yang melelahkan. Siswa yang tidak
memiliki minat serta motivasi membuat seorang siswa tidak memiliki keinginan
dan tidak semangat dalam belajarnya. Menumbuhkan minat serta motivasi agar
siswa dapat memperbanyak penguasaan huruf maupun kata yaitu dengan
memberikan buku-buku bacaan yang menarik agar ia gemar membaca (Putri,
2018). Hal ini bisa membuat siswa semakin luas pembendaharaan katanya
sehingga dapat menulis dengan baik. Perlunya suport sistem dari orang tua, teman,
saudara atau yang lainnya akan berdampak besar bagi perkembangan belajar
siswa.

4. Kebiasaan belajar yang dilakukan siswa baik di kelas maupun di rumah.

Kebiasaan belajar yang baik tentu dapat mempengaruhi keberhasilan siswa


dalam belajar (Andri, Dores, & Lina, 2020). Begitu pula dengan kebiasaan belajar
yang buruk akan dilihat dari hasil yang dicapainya. Seperti yang ditemukan oleh
peneliti bahwa porsi waktu belajar dalam pendampingan belajar menulis
permulaan yang diberikan baik di sekolah maupun oleh orang tua masih minim.
Siswa yang mengalami Kesulitan belajar butuh kepedulian dan perhatian
khususnya dari orang tua karena orang tua sebagai madrasah pertama bagi siswa
(Aryani & Fauziah, 2020). Oleh sebab itu seharusnya siswa dapat membuat aturan
bersama orang tua terkait porsi waktu main, mengerjakan tugas serta latihan
belajar menulis agar hasil yang dicapai lebih baik.

B. Faktor Eksternal

5
Faktor Eksternal Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa dan orang
tua, maka disimpulkan faktor eksternal siswa yaitu:

1. Kurangnya perhatian orang tua terhadap siswa

Bentuk perhatian sederhana yang diberikan orang tua bisa berdampak ke


siswa yaitu siswa jadi merasa lebih diperhatikan. Orang tua yang membebaskan
anak tanpa diawasi maka akan berdampak anak tidak memiliki tanggung jawab ia
sebagai seorang pelajar (Puspitasari, 2020). Maka dari itu sebagai orang tua perlu
menetapkan aturan waktu belajar, bermain, mengaji dan kegiatan lainnya agar
siswa berlatih disiplin dan tanggung jawab akan tugasnya.

2. Suasana rumah yang kurang mendukung,

Menciptakan suasana yang nyaman dalam belajar akan membuat siswa


belajar lebih fokus dan tidak mudah bosan. Suasana rumah yang memberikan
kenyamanan serta ketenangan siswa dalam belajar yaitu suasana yang tidak
bising, rapi, dan hening (Andri et al., 2020). Keadaan maupun suasana rumah
yang rukun, harmonis, tidak berisik dan saling menghargai satu sama lain dapat
berpengaruh kepada keberhasilan siswa dalam belajar karena adanya peran
keluarga yang mendukungnya.

3. Kondisi lingkungan sekitar

Kondisi lingkungan sekitar maupun tempat tinggal yang baik dan


mempunyai pengaruh positif akan mempengaruhi keberhasilan siswa dalam
belajar.

4. Pengaruh media sosial.

Penggunaan media sosial yang berlebihan akan menyita banyak waktu


siswa. Siswa kalangan SD masih sangat mudah untuk terpengaruh hal-hal yang
menarik bagi sebagian orang. Salah satunya itu adanya game online. Memiliki
akun game seperti game mobile legend maupun game lainnya pada siswa tentunya
saat mereka tidak belajar mereka menghabiskan waktu untuk bermain game di
HP. Fakta di lapangan selain orang dewasa banyak siswa juga yang lebih tertarik
bermain media sosial dibandingkan belajar (Ayu et al., 2021). Penggunaan HP
dengan porsi waktu lebih banyak dari belajar membuat siswa menjadi ketagihan

6
dan malas ketika belajar. Hal ini dapat menghambat proses belajar menulis siswa.
Mencegah timbulnya faktor lain yang dapat menghambat proses belajar siswa,
maka dari itu perlu analisis sejak dini terkait siswa mengalami kesulitan dalam
menulis permulaan ini agar dapat diatasi dengan cepat dan tepat.

D.Skenario Pembelajaran Menulis Permulaan Di SD

Skenario pembelajaran merupakan urutan atau rangkaian kegiatan proses


pembelajaran yang disusun oleh seseorang guru agar suatu proses pembelajaran
terjadi sesuai dengan yang diinginkan dan tercapainya tujuan yang ingin dicapai
(Hendrowati & Suningsih, 2018: 36; (Pernantah, 2019: 151).

Tema: Diriku

Sub Tema:-

Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia

Materi : pembelajaran Menulis Permulaan

Kompetensi Dasar:

3.2 Mengenal kegiatan persiapan menulis permulaan (cara duduk, cara memegang
pensi, cara meletakkan buku, jarak antara, mata dan buku, pemilihan tempat dengan
cahaya yang terang) yang benar.

3.3 Mengenal lambing bunyi vocal dan konsonan dalam kata bahasa Indonesia atau
bahasa daerah.

3.4 Mengenal kosakata tentang anggota tubuh dan pancaindra serta perawatannya
melalui teks pendek (berupa gambar, tulisan, slogan sederhana, dan syair lagu).

4.2 Mempraktikan kegiatan persiapan menulis permulaan (cara duduk, cara


memegang pensil, cara meletakkan buku, jarak antara mata dan buku, gerakan tangan
atas-bawah, kiri-kanan, latihan pelenturan gerakan tangan dengan gerakan menulis di
udara/pasir/meja, melemaskan jari dengan mewarnai, menjiplak, menggambar,
membuat garis tegak, miring, lurus, dan lengkung menjiplak berbagai bentuk gambar,
lingkaran, dan bentuk huruf di tempat bercahaya terang) dengan benar.

Indikator

7
3.2.1 Menunjukkan gambar cara duduk yang tepat saat menulis

3.2.2 Menunjukkan gambar cara memegang pensil yang tepat saat menulis

3.2.3 Menunjukkan gambar cara meletakkan buku yang tepat saat menulis

3.2.4 Menunjukan gambar jarak yang baik antara mata dan media menulis

3.2.5 Menunjukkan gambar posisis yang baik anatara cahaya dengan jarak menulis

4.2.1 Mendemonstrasikan cara duduk yang tepat saat menulis

4.2.2 Mendemonstrasikan cara memegang pensil yang tepat saat menulis

4.2.3 Mendemonstrasikan jarak yang baik antara mata dan media menulis

4.2.4 Mendemonstrasikan cara meletakkan buku yang tepat saat menulis

Metode Pembelajaran

1. Metode Ceramah
2. Metode Diskusi
3. Metode Penugasan
4. Metode Tanya Jawab
5. Metode Demonstrasi

Pendekatan Pembelajaan : Problem Solving, Scientific Learning

Strategi Pembelajaran: Ekspositori

Tehnik Pembelajaran : Pemberian tugas, Pelatihan

Media Pembelajaran : Gambar

Langkah Langkah Pembelajaran

1. Kegiatan pendahuluan

a) Guru mengajak semua siswa berdoa menurut kepercayaan masing

b) Guru melakukan pengecekan kehadiran siswa

c) Guru memberikan pendinginan sebelum pembelajaran

8
d) Guru bertanya kepada sisawa tentang pelaksaan piket kebersihan hari ini

e) Guru memberikan tema yang akan dipelajari hari ini yaitu " Diriku"

2. Kegiatan Inti

a) Guru mencerikan cerita tentang anggkota tubuh yang semua manusia miliki dan
siswa mendengar dengan baik.

b) Guru meminta siswa menceritakan contoh dirinya siswa tersebut.

c) Guru memberikan latihan kepada siswa yaitu menceritakan gambar yang sediakan
guru dan menghubungkan garis putus putus.

d) Siswa mengerjakan didalam kelompoknya

3. Kegiatan Penutup

a) Guru meminta siswa untuk memimpin lagu sekaligus memimpin doa

b) Siswa berbaris dan menyalam guru

9
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Menulis permulaan merupakan kemampuan menulis yang diajarkan pada


siswa di tahap awal yaitu dikelas I dan II.Kemampuan seseorang dalam menulis
karena melalui proses pembelajaran yang diasah kemampuannya secara terus-
menerus. Kemampuan menulis ini sangat perlu untuk siswa SD. Berbagai
kemampuan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang dapat mengasah
kemampuan berbahasa siswa terdiri dari kemampuan menyimak, berbicara, membaca
dan menulis (Ningsih, 2019).

Metode ini mencakup berbagai pendekatan dan aktivitas yang bertujuan untuk
membantu anak-anak mengembangkan kemampuan menulis mereka secara bertahap
dan menyenangkan. Beberapa teknik yang umum digunakan meliputi:

1. Berlatih menulis di awang-awang


2. Berlatih menulis di punggung teman
3. Berlatih menulis di pasir
4. Berlatih menulis huruf lepas

Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar Menulis Permulaan pada Siswa


Sekolah dasar yaitu: Faktor internal dan faktor eksternal.

B.Saran

Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah


di atas masihbanyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya
penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan
pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.

10
DAFTAR PUSTAKA

Asmari, N. L. (2023). Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan Melalui


Penggunaan Media Pasir Kinetik Pada Murid Cerebral Palsy.

Drs. H. M. Syaifudin Zuhri. 2008.Metode Belajar Menulis Bagi Anak Sekolah Dasar.
Jakarta. Rineka Cipta

Hulwa Basma¹,Ahmad Mubarok².Analisis Kesulitan Belajar Menulis Permulaan pada


Siswa Kelas II Sekolah Dasar .JURNAL BASICEDU.Volume 6 Nomor 4
Tahun 2022 Halaman 7360 – 7367

https://id.scribd.com/document/442418883/SKENARIO-PEMBELAJARAN-MENULIS-
TERPADU-DIKLEAS-SATU

11

Anda mungkin juga menyukai