Anda di halaman 1dari 44

PROBLEMATIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA MATERI

MENULIS TEKS PROSEDUR DI KELAS XI SMA 11 KOTA JAMBI

BERBASIS MEDIA WHATSAPP

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH

ZURAIDA

NIM A1B118003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2021
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal skripsi yang berjudul Problematik Pembelajaran Bahasa Indonesia pada

Materi Menulis Teks Prosedur di Kelas XI SMA 11 Kota Jambi Berbasis Media

WhatsApp. Proposal skripsi program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia yang disusun oleh Zuraida nomor induk mahasiswa A1B118003 telah

diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan.

Jambi, Desember 2021

Dr. Dra. Irma Suryani, M. Pd

NIDN 0011106505

Jambi, Desember 2021

Dra. Rasdawita, M.M

NIDN 0013046208
4

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang......................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................3

1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................3

1.4 Manfaat Penulisan.................................................................................3

BAB II KAJIAN TEORI

2.1 Problematik...........................................................................................5

2.2 Pembelajaran Bahasa Indonesia............................................................8

2.3 Keterampilan Menulis...........................................................................10

2.4 Teks Prosedur........................................................................................11

2.5 Media WhatsApp..................................................................................15

2.6 Hasil Penelitian yang Relevan..............................................................20

2.7 Kerangka Berpikir.................................................................................26

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian...............................................................28

3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian...........................................................28

3.3 Data dan Sumber Data...........................................................................29

3.4 Teknik Pengumpulan Data....................................................................30

3.5 Teknik Analisis Data.............................................................................34

3.6 Prosedur Penelitian...............................................................................36

3.7 Keabsahan Data....................................................................................37

ii
i

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................

LAMPIRAN .........................................................................................................
4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa bukanlah sekadar sarana komunikasi. Bahasa juga memiliki

fungsi sebagai sarana berpikir. Bahasa dapat digunakan sebagai sarana untuk

menyampaikan gagasan dan wujud gagasan tersebut lazimnya diaplikasikan dalam

bentuk teks atau wacana. Hal tersebut tersirat dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

Kurikulum 2013. Berdasarkan asumsi tersebut, pembelajaran bahasa Indonesia adalah

sarana untuk mengembangkan kemampuan memahami dan menciptakan suatu teks

atau wacana.

Kemampuan memahami dan menyusun suatu teks merupakan salah satu

kemampuan produktif yang harus terus diasah karena komunikasi tidak hanya terjadi

secara lisan tetapi juga tulisan. Oleh karena itu, disusunlah Kurikulum 2013 yang

merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2006 atau KTSP. Kurikulum 2013

menekankan pembelajaran yang berbasis pada teks.

Pembelajaran berbasis teks menuntut siswa untuk banyak membaca.

Priyatni (2013: 5) menjelaskan bahwa pada kompetensi dasar domain kognitif, siswa

dituntut untuk memahami tiap jenis teks yang terpilih kemudian merekonstruksi

struktur isi dan fitur bahasanya.

Dalam kurikulum 2013, ada delapan jenis teks yang harus dipelajari dan

dikuasai peserta didik kelas XI yakni teks prosedur, teks eksplanasi, teks ceramah,

teks cerpen, teks proposal, teks karya ilmiah, teks resensi, dan teks drama. Kurikulum

2013 menekankan pengalaman belajar langsung dengan latar belakang, karakteristik,


5

dan kemampuan awal peserta didik (Kunandar, 2013: 34). Sesuai dengan prinsip

kurikulum 2013 yang dikemukakan Kunandar (2013: 34), teks prosedur menjadi

sangat penting untuk di pelajari karena dekat dan sesuai dengan pengalaman sehari-

hari peserta didik.

Sehingga dari kedelapan jenis teks tersebut penelitian ini berfokus pada

keterampilan menulis teks prosedur. Teks prosedur merupakan teks yang berisi

langkah-langkah atau tahap yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan (Maryanto

dkk, 2014: 36). Banyak kegiatan disekitar kita yang harus dilakukan menurut

prosedur, apalagi ketika peserta didik melakukan aktivitas, seperti membuat,

menggunakan dan melakukan sesuatu pastilah ada tahapan dan ketentuan yang harus

diikuti agar aktivitas yang dilakukan tersebut dapat berjalan dan berhasil dengan baik.

Teks prosedur berguna bagi orang lain dalam hal memberikan informasi sehingga

kesalahan dalam prosedur menggunakan, membuat, dan melakukan dapat dikurangi.

Namun, dalam proses pembelajaran terutama dalam pembelajaran bahasa

Indonesia materi menulis teks prosedur, berdasarkan pengalaman guru di lapangan

(Syaepul Bahri Djamarah, 2005: 55), terdapat beberapa problematik yang

diidentifikasikan sebagai problematik yang berhubungan dengan peserta didik,

problematik yang berhubungan dengan kompetensi guru, dan problematik yang

berhubungan dengan alat atau media pembelajaran.

Selama pandemi Covid─19 proses pembelajaran mengalami perbebedaan

dari sebelumnya, pembelajaran tatap muka kini berubah menjadi pembelajaran

daring, sesuai dengan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia terkait Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan
4

Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19)

bahwa proses pembelajaran dilaksanakan dengan ketentuan belajar dari rumah

melalui pembelajaran daring atau jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan

pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa tanpa terbebani tuntutan menuntaskan

seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan. Dari surat edaran

tersebut, dapat dipahami bahwa pembelajaran selama pandemi memiliki tantangan

bagaimana peserta didik tetap dapat memahami materi yang disampaikan oleh

pendidik meskipun pembelajaran berlangsung secara daring (dalam jaringan).

Pembelajaran bahasa Indonesia tentu mengalami hambatan terutama

dalam penggunaan media pembelajaran berbasis digital. Salah satu media

pembelajaran daring yang paling sederhana dan paling banyak digunakan adalah

aplikasi WhatsApp. Sejalan dengan pendapat Jumiatmoko (2016: 53), bahwa

WhatsApp merupakan aplikasi berbasis internet yang memudahkan penggunanya

dalam berkomunikasi dengan fitur-fitur yang tersedia serta merupakan media sosial

yang paling populer digunakan dalam berkomunikasi. 83% dari 171 juta pengguna

internet adalah pengguna Whatsapp (Astini, 2020: 19). Pada aplikasi WhatsApp

khususnya pada fitur WhatsApp group dapat dimanfaatkan sebagai ruang belajar

mengajar, sehingga pendidik dan peserta didik tetap dapat melakukan pembelajaran

di masa pendemi Covid─19 ini.

Namun dalam penerapan pembelajaran bahasa Indonesia materi menulis

teks prosedur berbasis media WhatsApp masih terdapat kendala, kendala umum yang

sering dialami baik pendidik maupun peserta didik terkait aplikasi pembelajaran
7

daring yaitu jaringan internet, gawai, pengelolaan pembelajaran (waktu yang terbatas,

kurangnya pemahaman terhadap materi), penilaian, dan pengawasan (Rigianti, 2020).

SMA Negeri 11 Kota Jambi adalah salah satu lembaga pendidikan yang menerapkan

pembelajaran daring dengan menggunakan aplikasi WhatsApp sebagai media

pembelajarannya. Berdasarkan observasi awal yang telah peneliti amati pada bulan

September di SMA 11 kota Jambi, peneliti menemukan adanya masalah- masalah

yang dihadapi dalam pembelajaran bahasa Indonesia materi teks prosedur berbasis

media WhatsApp. Permasalahan tersebut berasal dari pendidik, peserta didik,

maupun dari kekurangan aplikasi tersebut. Oleh karena itu, guna

mendeskripsikan problematik dan menemukan solusi dari masalah─masalah yang

dihadapi, penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul

"Problematik Pembelajaran Bahasa Indonesia Materi Menulis Teks Prosedur di Kelas

XI SMA 11 Kota Jambi Berbasis Media WhatsApp".

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja problematik pembelajaran bahasa Indonesia pada materi menulis

teks prosedur di kelas XI SMA 11 Kota Jambi berbasis media WhatsApp?

2. Bagaimana upaya yang dilakukan dalam mengatasi problematik

pembelajaran bahasa Indonesia pada materi menulis teks prosedur di kelas

XI SMA 11 Kota Jambi berbasis media WhatsApp?


4

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui problematik pembelajaran bahasa Indonesia pada materi

menulis teks prosedur di kelas XI SMA 11 Kota Jambi berbasis media

WhatsApp

2. Untuk mendeskripsikan upaya yang dilakukan dalam mengatasi problematik

pembelajaran bahasa Indonesia pada materi menulis teks prosedur di kelas

XI SMA 11 Kota Jambi berbasis media WhatsApp.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan informasi mengenai problematik pembelajaran bahasa Indonesia pada

materi menulis teks prosedur di kelas XI SMA 11 Kota Jambi berbasis media

WhatsApp dan upaya mengatasinya, serta diharapkan dapat digunakan sebagai

referensi untuk penelitian selanjutnya yang relevan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan dan pengalaman yang sangat

penting dalam mendeskripsikan problematik pembelajaran bahasa Indonesia

pada materi menulis teks prosedur di kelas XI SMA 11 Kota Jambi berbasis

media WhatsApp, serta dapat dijadikan rujukan dalam upaya mengatasi

problematik tersebut.

b. Bagi peserta didik, hasil penelitian ini juga dapat membantu peserta didik

dalam menghadapi problematik pada pembelajaran bahasa Indonesia materi


9

teks prosedur berbasis media WhatsApp sehingga dapat memacu semangat

belajar peserta didik untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran, serta melatih

peserta didik untuk menggunakan dan melibatkan teknologi dalam kegiatan

pembelajaran.

c. Bagi guru dan kepala sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu

dalam upaya mengatasi problematik pembelajaran bahasa Indonesia pada

materi menulis teks prosedur di kelas XI SMA 11 Kota Jambi berbasis media

WhatsApp, serta sebagai bahan perbaikan dalam meningkatkan mutu

pendidikan.
BAB II

KAJIAN TEORI

1.1. Problematik

Istilah problem atau problematik berasal dari bahasa Inggris yaitu

“problematic” yang artinya persoalan atau masalah. Problematik adalah permasalahan

yang belum terungkap sampai diadakan penyelidikan ilmiah dan metode yang tepat

(Wijayanti 2017: 21). Selanjutnya, menurut Suharso, dkk (2009: 391) mengatakan

bahwa problematik adalah suatu kata yang memiliki arti masalah atau permasalahan.

Problematik memiliki makna sesuatu yang masih menimbulkan masalah atau

permasalahan yang masih belum dapat terpecahkan, sedangkan masalah adalah

ketidaksesuaian tentang apa yang terjadi dengan yang diharapkan.

Berdasarkan pengalaman guru di lapangan (Syaepul Bahri Djamarah,

2005: 55), problematik yang terjadi dalam pembelajaran dapat diidentifikasikan

sebagai berikut.

1) Problematik yang berhubungan dengan peserta didik. Peserta didik

merupakan unsur terpenting dalam kegiatan belajar mengajar, peserta

didik memiliki perbedaan individual baik disebabkan oleh faktor

pembawaan ataupun lingkungan. Dalam pembelajaran hal ini menjadi

persoalan, terutama masalah minat dan perhatian anak didik terhadap

bahan pelajaran yang diberikan.

2) Problematik yang berhubungan dengan kompetensi guru. Kemampuan

seorang guru dipengaruhi oleh pendidikan yang diperoleh sebelumnya,

sehingga apa saja yang diberikan kepada anak didiknya betul─betul

10
1

sesuai dengan keahlian yang dimilikinya. Sebagai guru hendaklah

senantiasa menguasai media pembelajaran yang digunakan untuk

menyampaikan materi yang diajarkan dan senantiasa

mengembangkannya, dalam arti meningkatkan kemampuan yang

dimilikinya, karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang

akan dicapai siswa.

3) Problematik yang berhubungan dengan alat atau media pembelajaran.

Proses pembelajaran yang bagaimanapun bentuk interaksi yang terjadi

di dalamnya, pasti mempergunakan alat atau media sebagai

pelengkapnya. Penggunaan media pembelajaran akan berakibat pada

jiwa anak didik, dimana kesalahan guru dalam mempergunakan alat

atau media dalam pendidikan menyebabkan perkembangan jiwa anak

didik tidak sesuai dengan apa yang diharapkan (Syaiful Bahri

Djamarah, 2005: 210).

Dari beberapa pendapat para ahli yang telah dipaparkan tersebut maka

dapat disimpulkan bahwa problematik adalah masalah atau persoalan yang belum

dapat dipecahkan dan dapat menghalangi tercapainya suatu tujuan yang telah

ditetapkan sehingga diadakan penelitian yang sifatnya ilmiah untuk mendapatkan

solusi atau penyelesaiian dari problematik yang ada.

2.2 Pembelajaran Bahasa Indonesia

Menurut Haling (2007:14) pembelajaran merupakan kegiatan yang

dilaksanakan secara terencanakan pada setiap tahapan yaitu; perencanaan,


1

pelaksanaan dan penilaian pembelajaran serta pembelajaran tindak lanjut.

Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangan

kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa serta dapat

meningkatkan kemampuan mengkontruksikan pengetahuan baru sebagai upaya

meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik

dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap

hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

Pada pembelajaran bahasa Indonesia melibatkan beberapa komponen

(Djumingin, 2011: 1–3), komponen-komponen yang membentuk kegiatan belajar

mengajar sebagai berikut.

1) Siswa yakni seseorang yang bertindak sebagai pencari-penerima, dan

penyimpanan pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

2) Pengajar yakni seorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan

belajarmengajar, katalisator kegiatan belajar-mengajar, dan peranan

lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar-

mengajar yang efektif.

3) Tujuan yakni pernyataan perubahan perilaku yang diinginkan terjadi

pada siswa setelah mengikuti belajar-mengajar. Perubahan tersebut

mencakup perubahan kognitif, afektif, dan psikomotor.

4) Isi pelajaran yakni segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep

yang diperlukan untuk mencapai tujuan.


1

5) Metode yakni cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mendapatkan informasi dari orang lain, dan informasi

tersebut dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan.

6) Media yakni bahan pelajaran dengan atau tanpa peralatan yang

digunakan untuk menyajikan informasi kepada para siswa agar mereka

dapat mencapai tujuan.

7) Faktor administrasi dan finansial, faktor finansial seperti jadwal

pelajaran harus sesuai dengan kondisi gedung, dan ruang belajar.

Pendanaan atau finansial juga sangat berpengaruh terhadap kelancaran

proses belajar.

8) Evaluasi yakni cara yang digunakan unutk menilai suatu proses dan

hasilnya. Evaluasi dilakukan pada seluruh komponen kegiatan belajar-

mengajar dan sekaligus memberikan balikan bagi setiap komponen

keiatan belajar mengajar.

Mata pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut:

1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,

baik secara lisan maupun tulis

2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa

persatuan dan bahasa negara

3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif

untuk berbagai tujuan


1

4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan

intelektual, serta kematangan emosional dan sosial

5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,

memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan

berbahasa

6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya

dan intelektual manusia Indonesia.

2.3 Keterampilan Menulis

Menulis menurut Dalman (2015: 3) merupakan suatu kegiatan

komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain

dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Aktivitas menulis

melibatkan beberapa unsur, yaitu penulis sebagai penyampaian pesan, isi tulisan,

saluran atau media, dan pembaca. Lebih lanjut Dalman (2015: 3) menjelaskan bahwa

Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa

tulis dalam tujuan, misalnya memberitahu, meyakinkan, atau menghibur. Hasil dari

proses kreatif ini biasa disebut dengan istilah karangan atau tulisan. Kedua istilah

tersebut mengacu pada hasil yang sama meskipun ada pendapat yang mengatakan

kedua istilah tersebut memiliki pengertian yang berbeda. Istilah menulis sering

melekatkan pada kreatif yang sejenis ilmiah. Sementara istilah mengarang sering

dilekatkan pada proses kreatif yang berjenis non ilmiah.

Keterampilan menulis adalah kemampuan seseorang menggunakan

bahasa tulis sebagai alat, baik wadah maupun media untuk memaparkan isi jiwanya,
1

penghayatan, dan pengalamannya secara teratur. Indikator keterampilan menulis,

yaitu kemampuan memilih ide yang akan dipaparkan, kemampuan menata atau

mengorganisasikan ide pilihannya secara sistematis, kemampuan menggunakan

bahasa menurut kaidah-kaidah serta kebiasaan pemakaian bahasa yang telah umum

sifatnya, kemampuan menggunakan gaya bahasa, yaitu pilihan struktur dan kosakata

untuk memberikan nada atau makna terhadap karangan itu, serta kemampuan

mengatur mekanisme tulisan, yaitu tata cara penulisan lambang-lambang bahasa

tertulis (ejaan) yang dipaparkan dalam bahasa tersebut (Halim, 2004: 23).

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa hakikat

keterampilan menulis adalah kemampuan dan kecakapan seseorang dalam

menuangkan pikiran, gagasan, dan perasaan melalui bahasa tulis sesuai dengan

ketentuan kebahasaan dan dapat dipahami oleh orang lain.

2.4 Teks prosedur

a. Pengertian teks prosedur

Menurut Mahsun (2014: 1) teks adalah satuan bahasa yang digunakan

sebagai ungkapan suatu kegiatan sosial baik secara lisan maupun tulis dengan

struktur berpikir yang lengkap. Definisi tersebut, menuntun pada pencirian teks yang

wujudnya dapat berupa bahasa yang dituturkan atau dituliskan, atau juga bentuk-

bentuk sarana lain yang digunakan untuk menyatakan apa saja yang dipikirkan.

Teks prosedur merupakan teks yang berisi tujuan dan langkah-langkah

yang harus diikuti agar suatu pekerjaan dapat dilakukan, (Kemendikbud, 2013: 84).

Langkah-langkah tersebut, biasanya tidak dapat dibolak-balik. Saat pembelajaran teks


1

prosedur, siswa mengeksplorasi bahasa dalam bentuk prosedur yang akan digunakan

untuk dapat mengikuti segala proses dalam kehidupan masyarakat. Menurut Mahsun

(2014: 30) teks prosedur adalah teks yang bertujuan untuk memberikan pengarahan

atau pengajaran tentang langkah-langkah sesuatu yang telah ditentukan. Teks posedur

berisikan suatu pengamatan ataupun percobaan, lebih lanjut Mahsun menjelaskan

bahwa teks prosedur memiliki struktur berpikir: judul, tujuan, daftar bahan, urutan

tahapan pelaksanaan, pengamatan dan simpulan.

Teks prosedur termasuk dalam kategori teks genre faktual. Seperti yang

diuraikan oleh Anderson (dalam Priyatni, 2014: 66) teks dikelompokkan menjadi dua

kategori besar (genre), yaitu genre sastra dan genre faktual. Teks genre sastra terdiri

dai teks naratif (cerpen dan novel), puitis dan dramatik. Sedangkan teks genre faktual

terdiri dari teks laporan hasil observasi, deskripsi, eksplanasi, eksposisi, prosedur dan

cerita ulang. Genre sastra bertujuan untuk memberi emosi dan imajinasi terhadap

pembaca ataupun penyimak. Sedangkan dalam genre faktual bertujuan untuk

memberikan informasi dan gagasan yang menceritakan atau meyakinkan pembaca

ataupun penyimak.

Berdasarkan hal tersebut, ditinjau dari segi genrenya, Teks prosedur

adalah teks yang bertujuan untuk memberikan arahan dan langkah-langkah untuk

mengerjakan sebuah hal yang bersifat arahan.


1

b. Struktur Teks Prosedur

Priyatni (2014: 87) mengungkapkan struktur teks prosedur terbagi atas

empat bagian:

1) Judul, dapat berupa nama benda atau sesuatu yang hendak dibuat atau

dilakukan serta dapat berupa cara melakukan atau menggunakan

sesuatu.

2) Tujuan, dapat berupa pernyataan yang menyatakan tujuan penulisan

serta dapat berupa paragraf pengantar yang menyatakan tujuan

penulisan.

3) Bahan atau alat, dapat berupa daftar atau rincian dan dapat berupa

paragraf, serta pada teks prosedur tertentu misalnya cara melakukan

sesuatu, tidak diperlukan bahan atau alat.

4) Tahapan, berupa tahapan yang ditunjukkan dengan penomoran dan

berupa tahapan yang ditunjukkan dengan kata yang menunjukkan

urutan: pertama, kedua, ketiga dan seterusnya, kemudian berupa

tahapan yang ditunjukkan dengan kata yang menunjukkan urutan

waktu: sekarang, kemudian, setelah dan seterusnya, serta tahapan

biasanya dimulai dengan kata yang menunjukkan perintah: tambahkan

aduk tiriskan, panaskan dan lain-lain.

c. Kaidah Penulisan Teks Prosedur

Menurut Semi (2007: 42), setiap penulis dituntut agar terampil

menggunakan bahasa tulis. Bahasa tulis yang dimaksud adalah semua pemakaian
1

unsur bahasa, yaitu ejaan, kata, ungkapan kalimat dan pengembangan paragraf.

Kaidah penulisan teks prosedur adalah memperhatikan tata penulisan. Tata penulisan

yang dimaksud adalah tata penulisan yang sesuai dengan ejaan Bahasa Indonesia

yang Disempurnakan (EYD) yaitu kaidah cara melambangkan bunyi-bunyi (kata,

kalimat. dsb.) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca. Tata

penulisan atau ejaan yang sering terdapat pada teks prosedur adalah penggunaan

tanda baca dan penggunaan huruf kapital.

d. Ciri kebahasaan Teks Prosedur

Menurut Priyatni (2014: 89) ciri kebahasaan teks prosedur yaitu

menggunakan penomoran yang menunjukkan urutan atau tahapan, menggunakan kata

yang menunjukkan perintah, menggunakan kata-kata yang menjelaskan kondisi.

Selanjutnya, menurut Rohimah (2014: 160) ciri kebahasaan teks prosedur yaitu,

penggunaan kata yang menunjukkan urutan, seperti kemudian, lalu dan selanjutnya;

penggunaan kalimat perintah dan penggunaan kata keterangan. Sedangkan Wahono,

dkk. (2013: 156) membagi ciri kebahasaan teks prosedur menjadi dua bagian yaitu

menggunakan kalimat inversi (kalimat susun balik, yakni predikat mendahului

subjek) dan menggunakan kalimat imperatif (kalimat perintah). Adapun Langkah-

langkah menyusun teks prosedur yaitu menelaah teks prosedur, menyunting dan

merevisi teks prosedur, meringkas teks prosedur.

2.5 Media WhatsApp

Mahnun (2012: 27) menyebutkan bahwa “media” berasal dari bahasa

Latin “medium” yang berarti “perantara” atau “pengantar”. Pendapat mahnun sejalan
1

dengan pendapat Pribadi (2017: 13) bahwa media menjadi sarana dalam kegiatan

belajar, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.

Sedangkan WhatsApp merupakan aplikasi yang dirancang untuk

mempermudah komunikasi di tengah perkembangan teknologi saat ini. WhatsApp

adalah bagian dari media sosial yang memudahkan dan memungkinkan semua

penggunanya dapat berbagi informasi. Pengguanaan WhatsApp telah dimanfaatkan

oleh berbagai kalangan masyarakat karena pengunaannya yang mudah. Sejalan

dengan pendapat Jumiatmoko (2016: 53) bahwa WhatsApp merupakan aplikasi

berbasis internet yang memudahkan penggunanya dalam berkomunikasi dengan fitur-

fitur yang tersedia serta merupakan media sosial yang paling populer digunakan

dalam berkomunikasi. 83% dari 171 juta pengguna internet adalah pengguna

WhatsApp (Astini,2020: 19).

Suryadi (2018: 5) menyatakan bahwa “WhatsApp merupakan sarana

dalam berkomunikasi dengan saling bertukar informasi baik pesan teks, gambar,

video bahkan telepon.” Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa WhatsApp

memberikan kemudahan dalam menyampaikan suatu informasi. Afnibar (2020: 73)

menyatakan bahwa penggunaan WhatsApp akan mempermudah penggunanya untuk

menyampaikan suatu informasi secara lebih cepat dan efektif.

Jadi WhatsApp dapat memberikan keefektifan dalam berkomunikasi,

berinteraksi dengan mudah dan cepat terutama dalam menyampaian informasi

pembelajaran. Dengan demikian peneliti menyimpulkan bahwa media WhatsApp

merupakan alat atau perangkat pembelajaran berbentuk aplikasi berbantuan internet,

yang mampu mempermudah penggunaannya dengan fitur yang dihadirkan.


2

Penggunaan WhatsApp juga menjadi alat komunikasi yang banyak digunakan

dikalangan masyarakat karena penggunaannya yang mudah, terutama penggunaannya

dalam pembelajaran.

2.3.1 Fitur─fitur yang ada pada aplikasi WhatsApp

Adapun fitur-fitur yang dapat digunakan pada aplikasi WhatsApp yaitu

foto, video, audio, locatoin, contact, view contact (dapat melihat daftar nama kontak

yang memiliki akun WhatsApp), avatar (foto profil pengguna WhatsApp), grup chat,

copy/paste, smile Icon (banyak pilihan emoticon seperti ekspresi manusia, gedung,

cuaca, hewan, alat musik, mobil, dan lain-lain), pencarian (pengguna dapat mencari

daftar kontak melalui fitur ini), panggilan suara, penggilan video, blok, status

(Miladiyah, 2017: 37).

Barhomi (2015: 223) menyatakan bahwa manfaat yang diberikan aplikasi

WhatsApp Group menjadi sarana diskusi pembelajaran cukup efektif, adapun

manfaat dari fitur yang ditampilkan tersebut dalam pembelajaran:

1) WhatsApp Grup memberikan fasilitas pembelajaran secara kolaboratif

secara online antara guru dan peserta didik ataupun sesama peserta

didik baik di rumah maupun di sekolah.

2) WhatsApp Grup merupakan aplikasi gratis yang mudah digunakan.

3) WhatsApp Grup dapat digunakan untuk berbagi komentar, tulisan,

gambar, video, suara, dan dokumen.

4) WhatsApp Group memberikan kemudahan untuk menyebarluaskan

pengumuman maupun mempublikasikan karya dalam grup.


2

5) Informasi dan pengetahuan dapat dengan mudah dibuat dan

disebarluaskan melalui berbagai fitur WhatsApp Group.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa fitur yang

dihadirkan di dalam aplikasi WhatsApp mampu mempermudah penyebaran informasi

komunikasi dengan sesama tanpa harus bertemu, dan semua orang bisa dengan

mudah memanfaatkan fitur-fitur yang disediakan, salah satunya penggunaan Group

whatsApp sebagai tempat berdiskusi serta dapat menunjang kemudahan

berkomunikasi dalam proses pembelajaran.

2.3.2 Kelebihan dan kekurangan Media WhatsApp

Aplikasi WhatsApp menyediakan keuntungan atau kemudahan dalam

berkomunikasi seperti biaya murah dan mempermudah penggunanya. Oleh sebab itu

penggunaan WhatsApp sebagai aplikasi chat dapat menjadi media komunikasi yang

efektif dan bermanfaat bagi penggunanya. Hal ini yang membedakan WhatsApp

dengan aplikasi lain karena memiliki karakteristik yang membuat banyak orang bisa

menggunakannya. Keberadaan WhatsApp memudahkan kegiatan komunikasi baik

jarak dekat maupun jarak jauh dan merupakan alat komunikasi lisan maupun tulisan,

mampu menyimpan pesan dan sangat praktis (Suryadi, 2018: 7). Dalam pemanfaatan

WhatsApp pengguna dapat melakukan obrolan online, bertukar foto, berbagi file dan

lain-lain, serta kehadiran berbagai fitur menarik dengan kelebihannya yang menarik

pengguna (Afnibar,2020: 72-73).

Selain memberikan kelebihan WhatsApp juga memiliki kekurangan yaitu:

(1) Keberadaan lokasi yang berbeda akan membawa pengaruh yang berbeda juga

terhadap kekuatan sinyal, (2) banyaknya chat yang masuk di WhatsApp Grup akan
2

mengakibatkan penuhnya memori Hp, sehingga koneksi internet menjadi lambat, (3)

chat yang menumpuk, akan sulit unutk diakses karena harus menscroll ke atas agar

bisa mengikuti jalannya diskusi berlangsung (Yensy, 2020: 70).

Dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa keberadaan

WhatsApp mampu membantu sistem komunikasi baik jarak jauh maupun jarak dekat

dengan biaya yang murah dan penggunaannya yang mudah, bukan hanya dalam

kehidupan bersosial saja tetapi juga dalam kegiatan pembelajaran. Meskipun

WhatsApp memiliki kekurangan, namun keberadaan WhatsApp tetap menjadi

aplikasi yang paling banyak dan sering digunakan, masyarakat masih tetap

memanfaatkannya karena alasan tersedianya berbagai kemudahan yang ada di

dalamnya serta tidak mengeluarkan biaya yang cukup besar (Pranajaya & Hendra

Wicaksono, 2017: 59).

2.4 Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan bertujuan untuk mendukung dan menjadi

landasan untuk penelitian yang akan dilakukan sesuai dengan hasil-hasil yang

diperoleh dari penelusuran yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya.

Ada beberapa penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti dan

membahas topik yang selaras dengan penelitian ini, diantaranya sebagai berikut:

1. Skripsi Wiji Lestari, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Jambi, tahun 2021 (Januari),

dengan judul skripsi “Pemanfaatan Whatsapp Sebagai Media Pembelajaran

dalam Jaringan Masa Pandemi Covid-19 di Kelas VI Sekolah Dasar Negeri


2

131/IV Kota Jambi”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan

pemanfaatan, hambatan dan solusi yang dilakukan dalam pemanfaatan

WhatsApp sebagai media pembelajaran dalam jaringan masa pandemi covid-19

di kelas VI B SDN 131/IV Kota Jambi. Metode penelitian yang digunakan

adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Data yang dikumpulkan

yaitu melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Hasil penelitian : Pertama pemanfaatan whatsapp sebagai media

pembelajaran dalam jaringan masa pandemi covid-19 adalah memuat kegiatan

pembuka, inti dan penutup. Kemudian fitur yang sering digunakan adalah fitur

foto, video, dokumen, group WhatsApp, dan call (telepon langsung). Kedua

hambatan-hambatan, salah satu diantaranya yaitu memori handphone cepat

penuh dengan dokumen yang masuk. Ketiga solusi mengatasi hambatan, salah

satu diantaranya yaitu membuat materi pembelajaran lebih sederhana dan

mudah dimengerti.

Persamaan: Adapun persamaan penelitian Wiji Lestari dengan penelitian

yang akan penulis teliti adalah sama-sama meneliti mengenai pembelajaran

menggunakan aplikasi WhatsApp sebagai media pembelajarannya.

Perbedaan: Adapun perbedaan penelitian Wiji Lestari dengan penelitian

yang akan penulis teliti yaitu penelitian Wiji Lestari membahas mengenai

pemanfaatan aplikasi WhatsApp di masa pandemi covid-19 sedangkan

penelitian yang akan penulis teliti yaitu mengenai problematik pembelajaran

bahasa Indonesia materi menulis teks prosedur di kelas XI SMA 11 Kota Jambi

berbasis media WhatsApp.


2

2. Penelitian yang dilakukan oleh Mirzon Daheri, dkk. (2020) berupa jurnal, yang

berjudul “Efektifitas WhatsApp sebagai Media Belajar Daring”. Penelitian ini

menggunakan jenis penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif deskriptif

pada berbagai sekolah dasar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas

belajar daring melalui WhatsApp. Hasil dari penenelitian ini menunjukkan

bahwa pembelajaran daring melalui WhatsApp pada Sekolah Dasar cenderung

kurang efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini disebabkan

berbagai faktor diantaranya kurangnya penjelasan yang komprehensif dan

sederhana dari guru, rendahnya aspek afektif dan psikomotorik pada

pembelajaran, sinyal internet, kesibukan orang tua dan latar belakang

pendidikan orang tua. Sehingga sangat diperlukan evaluasi peran guru juga

orang tua dalam hal ini kedepannya.

Adapun persamaan penelitian Mirzon Daheri, dkk. (2020) dengan

penelitian yang akan penulis teliti adalah sama-sama meneliti mengenai aplikasi

WhatsApp sebagai media pembelajaran daring.

Namun memiliki perbedaan pada tujuan penelitian, penelitian Mirzon

Daheri, dkk. (2020) bertujuan untuk menganalisis bagaimana efektifitas

penggunaan WhatsApp sebagai media belajar daring, sedangkan pada

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui problematik pembelajaran bahasa

Indonesia materi teks prosedur di kelas XI SMA Negeri 11 Kota Jambi berbasis

media WhatsApp dan untuk mendeskripsikan upaya mengatasi problematik

pembelajaran bahasa Indonesia materi teks prosedur di kelas XI SMA Negeri

11 Kota Jambi berbasis media WhatsApp.


2

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian Mirzon Daheri, dkk.

(2020) adalah penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif deskriptif pada

berbagai Sekolah Dasar. Sedangkan pada penelitian yang akan penulis teliti

adalah jenis penelitian Deskriptif dengan pendekatan kualitatif pada SMA

Negeri 11 Kota Jambi.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Martha. (2016) berupa tesis, yang berjudul

“Analisis Problematika Pengajaran menulis teks prosedur pada siswa kelas VIII

SMP Negeri 1 Parepare”. Penelitian ini menggunakan desain penelitian

kualitatif. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan prolematika

pengajaran menulis teks prosedur dilihat dari aspek struktur teks pada siswa

kelas VIII SMP Negeri 1 Parepare, dan untuk mendeskripsikan problematika

pengajaran menulis teks prosedur dilihat dari unsur kebahasaan pada siswa

kelas VIII SMP Negeri 1 Parepare.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi problematika dalam

pengajaran menulis teks prosedur dilihat dari aspek struktur maupun

kebahasaan. Hal ini terbukti dengan nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelass

VIII dalam menulis teks prosedur adalah 55. Nilai tertinggi yang diperoleh

siswa adalah 90 dan terendah 20. Prolematika pengajaran menulis teks

prosedur dilihat dari aspek struktur teks siswa kelas VIII SMP Negeri 1

Parepare yang terjadi adalah siswa belum mampu mendeskripsikan tujuan dan

langkah-langkah menulis teks prosedur menyalakan dan mematikan komputer

dengan tepat hal ini disebabkan oleh metode yang digunakan guru kurang

menarik. Problematika pengajaran menulis teks prosedur dilihat dari unsur


2

kebahasaan pada siswa SMP Negeri 1 Parepare adalah siswa masih belum

mampu menulis teks prosedur sesuai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia..

Adapun persamaan penelitian Martha. (2016) dengan penelitian yang

akan penulis teliti adalah sama-sama meneliti mengenai problematik menulis

teks prosedur.

Namun memiliki perbedaan pada lokasi dan subjek penelitian, penelitian

Martha (2016) lokasi penelitian di SMP Negeri 1 Parepare, subjek

penelitiannya guru dan siswa SMP kelas VIII, sedangkan pada penelitian ini

berlokasi di SMA 11 Kota Jambi dengan subjek penelitiannya guru dan siswa

SMA kelas XI.

4. Rusmini, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Sastra

Universitas Negeri Makassar, tahun 2018, dengan judul skripsi “Kemampuan

Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Segeri Kabupaten

Pangkep”. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan kemampuan

menulis teks prosedur siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Segeri Kabupaten

Pangkep; (2) mendeskripsikan kemampuan menulis teks prosedur siswa kelas

VIII SMP Negeri 1 Segeri Kabupaten Pangkep pada aspek isi; (3)

mendeskripsikan kemampuan menulis teks prosedur siswa kelas VIII SMP

Negeri 1 Segeri Kabupaten Pangkep pada aspek struktur; (4) mendeskripsikan

kemampuan menulis teks prosedur siswa kelas VIII SMP negeri 1 Segeri

Kabupaten Pangkep pada aspek kaidah penulisan; (5) mendeskripsikan

kemampuan menulis teks prosedur siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Segeri
2

Kabupaten Pangkep pada aspek ciri kebahasaan. jenis penelitian deskriptif

kuantitatif. Teknik pengumpulan data yaitu melalui tes.

Hasil penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas VIII

SMP Negeri 1 Segeri memeroleh nilai rata-rata 80,54 dengan persentase

77,41% yaitu mampu menulis teks prosedur. pada aspek isi,nilai rata-rata siswa

sampel berada dalam kategori mampu dengan nilai 86,29. Pada aspek struktur,

nilai rata-rata siswa smapel berada dalam kategori mampu dengan nilai 85,48.

Pada aspek kaidah penulisan, nilai rata-rata siswa sampel berada dalam kategori

cukup dengan nilai 73,79, dan pada aspek ciri kebahasaan, nilai rata-rata siswa

sampel berada dalam kategori cukup dengan nilai 77,01.

Persamaan: Adapun persamaan penelitian Rusmini dengan penelitian

yang akan penulis teliti adalah sama-sama meneliti mengenai pembelajaran

menulis teks prosedur.

Perbedaan: Adapun perbedaan penelitian Rusmini dengan penelitian yang

akan penulis teliti yaitu penelitian Rusmini bertujuan untuk (1)

mendeskripsikan kemampuan menulis teks prosedur siswa kelas VIII SMP

Negeri 1 Segeri Kabupaten Pangkep; (2) mendeskripsikan kemampuan menulis

teks prosedur siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Segeri Kabupaten Pangkep pada

aspek isi; (3) mendeskripsikan kemampuan menulis teks prosedur siswa kelas

VIII SMP Negeri 1 Segeri Kabupaten Pangkep pada aspek struktur; (4)

mendeskripsikan kemampuan menulis teks prosedur siswa kelas VIII SMP

negeri 1 Segeri Kabupaten Pangkep pada aspek kaidah penulisan; (5)

mendeskripsikan kemampuan menulis teks prosedur siswa kelas VIII SMP


2

Negeri 1 Segeri Kabupaten Pangkep pada aspek ciri kebahasaan. Sedangkan

pada penelitian yang akan peneliti lakukan bertujuan untuk Untuk mengetahui

problematik pembelajaran bahasa Indonesia pada materi menulis teks prosedur

di kelas XI SMA 11 Kota Jambi berbasis media WhatsApp dan Untuk

mendeskripsikan upaya untuk mengatasi problematik pembelajaran bahasa

Indonesia pada materi menulis teks prosedur di kelas XI SMA 11 Kota Jambi

berbasis media WhatsApp.

2.5 Kerangka Berpikir

Adanya wabah virus pada akhir tahun 2019 telah memberikan dampak

yang cukup besar pada berbagai aspek kehidupan., tidak terkecuali bidang

pendidikan. Dengan mewabahnya virus covid─19, sesuai dengan peraturan

pemerintah yaitu, mengharuskan seluruh masyarakat Indonesia untuk tidak

melakukan aktivitas kontak secara langsung berdampak kepada

sekolah─sekolah, yang mengharuskan siswa untuk melakukan pembelajaran

dalam jaringan. Guru ditugaskan untuk melakukan pembelajaran dalam jaringan

dengan menggunakan media e-learning dalam menyampaikan pembelajaran.

Salah satu media e-learning yang banyak digunakan di sekolah─sekolah

saat ini adalah WhatsApp, seperti halnya yang digunakan di sekolah yang akan

diteliti. Menurut hasil observasi awal yang peneliti lakukan, guru mata pelajaran

bahasa Indonesia di SMA Negeri 11 Kota Jambi memilih WhatsApp sebagai

media pembelajaran.
2

Media WhatsApp dipilih karena mudah untuk digunakan oleh siswa dan

guru dalam pembelajaran, dibandingkan dengan menggunakan media

pembelajaran online yang lain. Dalam proses pembelajaran berbasis media

WhatsApp tersebut, peneliti menemukan adanya problematik pembelajaran

bahasa Indonesia pada materi menulis teks prosedur, kemudian peneliti

bermaksud ingin mengetahui lebih lanjut mengenai problematik pembelajaran

bahasa Indonesia pada materi menulis teks prosedur di kelas XI SMA 11 Kota

Jambi berbasis media WhatsApp dan upaya dalam mengatasinya.

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir

1. Adanya pandemi covid─19 di Indonesia


2. Kebijakan pemerintah untuk membatasi aktivitas kontak fisik secara langsung
3. Proses pembelajaran yang harus tetap dilaksanakan antara guru dan siswa dalam
kondisi apapun
4. pembelajaran bahasa Indonesia materi menulis teks prosedur berbasis media

WhatsApp masih menimbulkan berbagai problematik

Solusi : Hasil
Masalah : :
Melakukan
pembelajaran Hasil penelitian
penelitian ilmiah
bahasa Indonesia pembelajaran bahasa
untuk mengetahui
materi menulis Indonesia pada materi
problematik
teks prosedur menulis teks prosedur
pembelajaran
berbasis media berbasis media
bahasa Indonesia
WhatsApp masih 3 WhatsApp dapat
materi menulis teks
menimbulkan 4 dijadikan evaluasi bagi
prosedur berbasis
berbagai guru dan sekolah dalam
media WhatsApp
5
problematik melakukan
dan upaya
pembelajaran secara
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti memilih SMA Negeri 11 Kota Jambi sebagai

lokasi penelitian, dengan beberapa alasan:

1. Lokasi tersebut mendukung untuk dilakukan penelitian karena peneliti

menemukan adanya penggunaan aplikasi WhatsApp sebagai media

pembelajaran terutama pada pelajaran bahasa Indonesia materi teks prosedur.

2. Di SMA Negeri 11 Kota Jambi belum pernah dilakukan penelitian yang sejenis

dengan judul penelitian yang akan peneliti lakukan.

Waktu penelitian dilaksanakan pada semester ganjil 2021/2022, pada bulan Januari-

Februari 2022.

3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut

Bogdan dan Taylor (Moleong, 2017: 4) metodologi kualitatif merupakan prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa penjelasan tertulis maupun lisan

dari subjek yang diamati.

Adapun jenis penelitiannya yaitu jenis penelitian deskriptif yang bersifat

cenderung menggunakan analisis untuk mendeskripsikan dan menggambarkan

fenomena─fenomena yang ada tanpa bermaksud untuk menerjemahkan data menjadi

angka, menjelaskan hubungan, menguji hipotesis atau membuat prediksi (Rakhmat,

2012: 24).

30
3

Pemilihan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif

dikarenakan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu, untuk mengetahui problematik

pembelajaran bahasa Indonesia pada materi menulis teks prosedur di kelas XI SMA

11 Kota Jambi berbasis media WhatsApp dan untuk mendeskripsikan upaya dalam

mengatasi problematik pembelajaran bahasa Indonesia pada materi menulis teks

prosedur di kelas XI SMA 11 Kota Jambi berbasis media WhatsApp tanpa bermaksud

mengubah data yang diperoleh menjadi angka─angka melainkan untuk

mendeskripsikan data menjadi narasi atau kalimat yang dapat menjelaskan suatu

fenomena yang sedang diteliti.

3.3 Data dan Sumber Data

Dalam penelitian ini data terbagi menjadi dua, yaitu data primer dan data

sekunder. Data primer yang digunakan berupa catatan atau rekaman suara dari hasil

observasi, dan wawancara dengan guru yang mengajar mata pelajaran bahasa

Indonesia dan peserta didik kelas XI di SMA Negeri 11 Kota Jambi yang dapat

mendeskripsikan mengenai problematik pembelajaran bahasa Indonesia pada materi

menulis teks prosedur di kelas XI SMA 11 Kota Jambi berbasis media WhatsApp.

Data sekunder yang digunakan adalah berupa foto, video, dan rekaman yang dapat

mendukung dalam pemerolehan informasi untuk kepentingan penelitian.

Sumber data dalam penelitian ini adalah guru yang mengajar mata

pelajaran bahasa Indonesia dan seluruh peserta didik di kelas XI yang menjadi

sasaran dari penelitian mengenai problematik pembelajaran bahasa Indonesia pada


3

materi menulis teks prosedur di kelas XI SMA 11 Kota Jambi berbasis media

WhatsApp.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Darmawan (2014: 159) menyatakan bahwa teknik pengumpulan data

adalah cara─cara maupun alat─alat yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan

data. Menurut Khairinal (2016: 338) teknik pengumpulan data terdiri dari data primer

dan data sekunder. Data primer merupakan pengumpulan data penelitian yang

dilakukan dengan teknik observasi, angket. Sementara data sekunder merupakan data

yang dikumpulkan dengan cara membaca dan mempelajari sumber-sumber yang

sudah jadi dan tersedia berupa: hasil dokumentasi, buku, laporan, tabel, brosur, foto,

video, majalah, iklan yang diperoleh dari perusahaan dan perpustakaan.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini:

1. Observasi

Menurut Khairinal (2016: 340-341) observasi adalah mengadakan

pengamatan secara langsung, observasi dapat dilakukan dengan tes, koesioner, ragam

gambar, dan rekaman suara. Sukmadinata (2013: 220) juga berpendapat bahwa

observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan

pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Pada penelitian ini kegiatan

observasi dilaksanakan pada awal PLP di SMA 11 Kota Jambi, yaitu pada tanggal 21-

26 September 2021. Peneliti mengamati siswa yang melakukan pembelajaran di

rumah melalui daring yang berbantukan aplikasi WhatsApp. Pada observasi ini

ditemukan beberapa kendala yang dihadapi oleh siswa dan guru yang mengajar mata
3

pelajaran bahasa Indonesia pada materi teks prosedur, diantaranya kendala jaringan

yang buruk, kuota internet yang terbatas, penyimpanan memori gawai yang terbatas

saat men─download video, gambar ataupun pesan suara yang dikirim dari ke

WhatsApp grup, dan kurangnya pengetahuan siswa terhadap pembelajaran teks

prosedur terutama pada sktuktur dan kaidah kebahasaan dalam menulis teks prosedur.

2. Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi

dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksi makna dalam suatu topik

tertentu. Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka

yang memungkinkan informan memberikan jawaban secara luas. Pertanyaan

diarahkan pada mengungkap kehidupan informan, respon, persepsi, peranan, kegiatan

dan peristiwa-peristiwa yang dialami berkenaan dengan fokus yang diteliti. Dalam

wawancara tersebut peneliti akan mewawancarai guru yang mengajar mata pelajaran

bahasa Indonesia dan siswa kelas XI SMAN 11 Kota Jambi.

Table 3.1 Instrumen wawancara

Suber data Variable Indikator

Guru yang Problematik 1. Jenis media pembelajaran daring

mengajar pelajaran pembelajaran yang digunakan

bahasa Indonesia di bahasa Indonesia 2. Keunggulan WhatsApp sebagai

kelas XI SMA 11 pada materi media pembelajaran bahasa

Kota Jambi menulis teks indonesia

prosedur di kelas 3. Kelemahan WhatsApp sebagai


3

XI SMA 11 Kota media pembelajaran bahasa

Jambi berbasis Indonesia

media WhatsApp. 4. Fitur-fitur WhatsApp yang

digunakan pada pembelajaran

bahasa Indonesia

5. Apa saja kesulitan atau

problematik dalam pembelajaran

menulis teks prosedur melalui

pembelajaran berbasis media

WhatsApp

6. Bagaimana upaya dalam

mengatasi problematik

pembelajaran menulis teks

prosedur melalui pembelajaran

berbasis media WhatsApp

Pesserta didik di Problematik 1. Keunggulan WhatsApp sebagai

kelas XI SMA pembelajaran media pembelajaran bahasa

Negeri 11 Kota bahasa Indonesia Indonesia

Jambi pada materi 2. Kelemahan WhatsApp sebagai

menulis teks media pembelajaran bahasa

prosedur di kelas Indonesia

XI SMA 11 Kota 3. Fitur-fitur WhatsApp yang


3

Jambi berbasis digunakan pada pembelajaran

media WhatsApp. bahasa Indonesia

4. Apa saja kesulitan atau

problematik dalam pembelajaran

menulis teks prosedur melalui

pembelajaran berbasis media

WhatsApp

5. Bagaimana upaya dalam

mengatasi problematik

pembelajaran menulis teks

prosedur melalui pembelajaran

berbasis media WhatsApp

3. Dokumentasi

Menurut Sugioyono (2016: 329) dokumentasi digunakan untuk

melengkapi data hasil observasi dan wawancara agar hasil dari observasi dan

wawancara dapat dipercaya kebenarannya dengan adanya dokumentasi. Dalam

penelitian ini dokumentasi yang dipilih yaitu berupa video atau rekaman, foto-foto

atau screenshot yang peneliti kumpulkan dari beberapa gawai siswa dan guru yang

mengajar pelajaran bahasa Indonesia yang mendukung untuk melengkapi data

penelitian.
3

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif ini dilakukan pada saat

penelitian dilapangan. Teknik analisis data ini menggunakan model Miles dan

Huberman. Adapun langkah-langkah analisis data berdasarkan model Miles dan

Huberman dalam (Sugiyono, 2016: 337) yaitu data reduction, data display, dan

conclution drawing/verification.

1. Data reduction (Reduksi Data)

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, dicari tema

dan polanya. Tahapan reduksi data yang dilakukan oleh peneliti dilakukan dengan

merangkum semua data yang telah diperoleh di lapangan dan memfokuskan pada hal-

hal yang penting untuk dicari tema dan polanya melalui kegiatan penajaman dan

penggolongan data. penajaman dilakukan dengan mentransformasi kata-kata dan

kalimat yang panjang menjadi suatu kalimat yang ringkas, dan penggolongan data

dilakukan melaluipengelompokan data sejenis dan mencari polanya dengan ditulis

atau diketik dalam bentuk uraian. Reduksi data atau proses transformasi ini berlanjut

terus sesudah penelitian lapangan, sampai laporan akhir lengkap tersusun (Miles,

Huberman dan Saldana, 2014: 14).

2. Data display (penyajian Data)

Penyajian data dalam penelitian ini berbentuk teks naratif. Data disusun

dalam bentuk uraian singkat agar mudah memahami fenomena yang terjadi dan

mempersiapkan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya berdasarkan apa yang

telah dipahami.
3

3. Conclution drawing/verification (Kesimpulan dan verifikasi)

Penarikan kesimpulan dan verifikasi dalam penelitian ini dilakukan

dengan cara mengumpulkan atau melihat persentasi dari banyaknya jawaban yang

sama terhadap problematik pembelajaran bahasa Indonesia pada materi menulis teks

prosedur di kelas XI SMA 11 Kota Jambi berbasis media WhatsApp upaya

mengatasinya.

3.6 Prosedur Penelitian

1. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan yang telah dibuat untuk

mencapai keberhasilan dalam penelitian. Pada penelitian ini tahapan yang akan

dilaksanakan yaitu mulai dari tahapan persiapan, tahapan pelaksanaan dan

terakhir tahapan penyelesaian dengan tahapan penyusunan laporan.

2. Proses persiapan diawali dengan menentukan objek penelitian yang akan

dilaksanakan di SMA Negeri 11 Kota Jambi. Pemilihan sekolah tersebut

didasari oleh landasan dari penelitian ini, yaitu sekolah yang telah

menggunakan WhatsApp sebagai media pembelajaran bahasa Indonesia.

3. Setelah menentukan lokasi sekolah atau objek penelitian, maka langkah

selanjutnya adalah menetapkan fokus penelitian. Fokus masalah penelitian ini

adalah problematik penggunaan pembelajaran bahasa Indonesia pada materi

menulis teks prosedur di kelas XI SMA Negeri 11 Kota Jambi berbasis media

WhatsApp yang disertai dengan pembuatan instrumen penelitian yang

mendukung pelaksanaan penelitian ini. Instrumen yang digunakan yaitu

observasi, wawancara dan dokumentasi.


3

4. Pada tahap pelaksanaan, peneliti akan mengumpulkan data dengan

menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Saat data

diperoleh maka tahap selanjutnya adalah menganalisis data dengan

menggunakan model Miles dan Huberman dengan tahapan awal adalah

reduksi─penyajian data–penarikan kesimpulan.

5. Pada tahap penyelesaian dan pembuatan laporan, peneliti membuat laporan

sesuai data yang didapat sesuai topik dan hasil dari pengumpulan data yang

diperoleh.

3.7 Keabsahan Data

Penelitian kualitatif harus mengungkap kebenaran yang obyektif. Karena

itu keabsahan data dalam sebuah penelitian kualitatif sangat penting. Melalui

keabsahan data kredibilitas (kepercayaan) penelitian kualitatif dapat tercapai. Dalam

penelitian ini untuk mendapatkan keabsahan data dilakukan dengan triangulasi.

Adapun triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data itu. Triangulasi adalah sumber dan teknik. Triangulasi

sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa

sumber. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber

yang sama dengan teknik yang berbeda. Data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek

dengan observasi dan dokumentasi.


DAFTAR PUSTAKA

Afnibar dan Fajhriani. (2020). Pemanfaatan WhatsApp Sebagai Media Komunikasi


Antara Dosen dan Mahasiswa dalam Menunjang Kegiatan Belajar (Studi
Terhadap Mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang. Jurnal Komunikasi dan
Penyiaran Islam.Vol.11(1).70-83.

Astini,S. (2020). Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pembelajaran Tingkat


Sekolah Dasar pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Lampuhyang.Vol.11(2).
13-25.

Barhomi, Choki (2015) “e Eff ectiveness of WhatsApp Mobile Learning Activities


Guided by Activity eory on Students‟ Knowledge Mangement” Contemporary
Educational Technology, Vol 6 (3). 221-238.

Daheri, Mirzon, Dkk. (2020). Efektivitas WhatsApp sebagai Media Belajar Daring.
Artikel. Bengkulu: Institut Agama Islam Negeri (IAIN).

Dalman. 2015. Keterampilan Menulis. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: Rineka Cipta.

Djumingin, Sulastriningsih. 2007. Strategi dan Aplikasi Model Pembelajaran Inovatif


Bahasa dan Sastra. Jurnal. Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Halim, Amran. 2004. Teknik Pengajaran Menulis. Jakarta: Djambatan

Haling, Abdul. 2007. Belajar dan Pembelajaran. Makassar: Badan Penerbit

Universitas Negeri Makassar.

39
Jumiatmoko. (2016). WhatsApp Messenger dalam Tinjauan Manfaat dan Adab.
Jurnal Wahana Akademika. Vol 3 (1). 52-66

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. c. Informasi Kurikulum 2013.


Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2020. Surat Edaran


Surat Edaran No. 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan
dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19).

Khairinal. 2016. Menyusun Proposal, Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Jambi: Salim
Media Indonesia (Anggota IKAPI).

Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik


Berdasarkan Kurikulum 2013). Suatu Pendekatan Praktis Disertai Dengan
Contoh. Jakarta: Rajawali Pers.

Mahnun. 2012. Media Pembelajaran (Kajian terhadap Langkah-langkah Pemilihan


Media dan Implementasinya dalam Pembelajaran). Jurnal Pemikiran Islam;
Vol. 37, (1): 27.

Mahsun. 2014. Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013.

Jakarta: Rajawali Pers.

Martha. 2016. Analisis Problematika Pengajaran Menulis Teks Prosedur pada Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 1 Parepare. Tesis. Makassar : Universitas Negeri
Makassar.

Maryanto, dkk. 2014. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik/Kementerian


Pendidikan dan Kebudayaan SMA/MA/SMK/MAK Edisi Revisi 2014. Jakarta :
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Miladiyah, Andi. (2017). Pemanfaatan WhatsApp Messenger Info dalam
Pembelajaran Informasi dan Peningkatan Kinerja pada Sub Bagian Program
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Tesis program pascasarjana Ilmu
Komunikasi.

Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldana, J. (2014). Qualitative Data Analysis: A
Methods Sourcebook (3rd ed.). USA: Arizona State University: SAGE
Publications.
Pranajaya, & Hendra Wicaksono. (2017). Pemanfaatan Aplikasi WhatsApp (WA) di
Kalangan Pelajar (Studi kasus Di MTs Al Muddatsiriyah dan MTs Jakarta
Pusat). Prosiding SNaPP2017 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora, Vol 7, No.1,
98–109
Pribadi, M.A., & Benny, A.(2017). Media dan Teknologi dalam Pembelajaran.
Jakarta: Prenadamedia Group.

Priyatni, E. 2013. Implementasi Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran Bahasa


Indonesia Kurikulum 2013. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional tentang
Kurikulum 2013, Jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang.

Priyatni, Endah Tri. 2014. Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum
2013. Malang: Bumi Karsa.

Rohimah, Ima. 2014. BUPENA Bahasa Indonesia SMP/MTS Kelas VIII. Jakarta:
Erlangga.

Rusmini. 2018. Kemampuan menulis Teks Prosedur Sisiwa Kelas VIII SMP Negeri 1
Segeri Kabupaten Pangkep. Skripsi. Makassar. Universitas Negeri Makassar.

Semi, M. Atar. 2007. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa.


Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung:
Penerbit Alfabeta.

Suharso, dan Ana Retnoningsih. 2009. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang:

CV. Widya.

Suryadi, dkk.2018. Penggunaan Sosial Media WhatsApp dan Pengaruhnya Terhadap


Disiplin Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Jurnal Pendidikan Islam. Vol.7 (1). 1-22.

Wahono, dkk. 2013. Mahir Berbahasa Indonesia untuk SMP/MTS Kelas VIII.
Jakarta: Erlangga.

Wijayanti, Fitri. 2017. Problematika Guru PAI dalam Proses Belajar Mengajar PAI
(Studi Kasus di SMP Negeri 2 Salatiga), Skripsi. Salatiga: Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Wiji lestari. 2021. Pemanfaatan WhatsApp Sebagai Media Pembelajaran dalam


Jaringan Masa Pandemi Covid-19 di Kelas VI Sekolah Dasar Negeri 131/IV
Kota Jambi. Skripsi. Jambi: Universitas Jambi

Yensy, N. A. (2020). Efektifitas Pembelajaran Statistika Matematika Melalui Media


WhatsApp Group Ditinjau Dari Hasil Belajar Mahasiswa (Masa Pandemi Covid
─19). Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia. Vol.5(2). 65-74.

Anda mungkin juga menyukai