Anda di halaman 1dari 47

PROPOSAL PENELITIAN

Keefektifan Model Pembelajaran E-learning Berbasis Aplikasi Lectora

Inspire untuk Keterampilan Membaca Bahasa Mandarin Siswa Kelas X

SMA Islam Athirah 2 Makassar

使用电子学习模型 Lectora Inspire 软件的有效性为 ISLAM ATHIRAH 2

MAKASSAR 高中的十年级学生的汉语阅读能力

MUH. PRASANTA IQRA

1657042009

\\\

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA MANDARIN

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ASING

FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2021
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
HALAMAN LEMBAR PERSETUJUAN................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian....................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 6
A. Tinjauan Pustaka......................................................................... 6
B. Kerangka Pikir............................................................................. 26
C. Hipotesis...................................................................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 29
A. Jenis Penelitian............................................................................ 29
B. Waktu dan Tempat Penelitian..................................................... 29
C. Populasi dan Sampel.................................................................... 29
D. Desain Penelitian......................................................................... 30
E. Definisi Operasional Variabel..................................................... 31
F. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 31
G. Instrumen Penelitian.................................................................... 32
H. Teknik Analisis Data................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 37
LAMPIRAN................................................................................................. 40

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan bahasa sebagai alat

komunikasi dalam masyarakat. Sementara itu, dapat dikatakan bahwa manusia

tidak mungkin tanpa ada bahasa karena bahasalah yang menandakan bahwa

manusia adalah makhluk yang berakal. Bahasa merupakan sebuah alat

berkomunikasi yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari untuk

menyampaikan gagasan dan pikiran. Pada era globalisasi ini, masyarakat mulai

menyadari pentingnya mempelajari ilmu bahasa karena merupakan investasi

terbaik untuk diri sendiri yang akan membantu dalam mengembangkan potensi

diri. Ilmu bahasa ialah keterampilan khusus yang dibutuhkan dalam

berkomunikasi.

Salah satu ilmu bahasa yang saat ini banyak mendapat sorotan oleh

masyarakat Indonesia yaitu bahasa asing. Bahasa asing merupakan alat

komunikasi yang paling efektif untuk menjalin hubungan kerja sama antarbangsa

baik di bidang politik, bidang ekonomi, bidang sosial bidang budaya maupun

pendidikan. Bahasa Mandarin merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari

ditingkat dasar hingga tingkat perguruan tinggi. Ada empat kompetensi berbahasa

yaitu mendengar 听力 (tīnglì), berbicara 口语 (kǒuyǔ), membaca 阅读 (yuèdú),

dan menulis 写 作 (xiězuò). Penelitian ini akan berfokus pada keterampilan

membaca.

1
2

Membaca merupakan salah satu kompetensi berbahasa yang sangat

penting agar dapat berkomunikasi secara optimal. Membaca merupakan suatu

keterampilan dasar yang harus dikuasai oleh siswa. Oleh karena itu, agar proses

pembelajaran berjalan dengan baik dan lancar, salah satu keterampilan yang harus

dikuasai oleh siswa yaitu keterampilan membaca. Mengembangkan keterampilan

membaca perlu segera diwujudkan karena dalam pengajaran membaca tidak

menuntut siswa untuk terampil membaca saja, namun harus memahami isi bacaan.

E-learning merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat

digunakan untuk mempermudah kinerja guru dalam mengajar. Media e-learning

adalah media yang paling efisien dan dekat dengan siswa. Pembelajaran e-

learning merupakan model pembelajaran yang dapat diterapkan dan melibatkan

siswa lebih aktif. Banyak aplikasi yang dirancang untuk membuat media

pembelajaran berbasis e-learning di antaranya adalah aplikasi lectora inspire.

Lectora inspire adalah authoring tool untuk pengembangan konten e-learning

yang mampu membuat kursus online cepat dan sederhana. Lectora inspire

merupakan salah satu program atau software pengembangan belajar elektronik (e-

learning) yang sangat mudah untuk diaplikasikan dan akan membantu guru dalam

proses belajar mengajar sehingga proses pembelajaran menjadi lebih menarik.

Beberapa penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah

penelitian yang dilakukan oleh Ekawardhana (2020) yang menggunakan aplikasi

e-learning dalam hal ini ialah video conference. Hasil penelitian menunjukkan

ketuntasan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah bahasa Tionghoa yaitu 90%

dan keaktifan mahasiswa sebesar 72%. Selanjutnya, Supriadi, dkk. (2019)


3

melakukan penelitian mengenai penggunaan aplikasi kahoot untuk meningkatkan

motivasi belajar bahasa Mandarin siswa. Hasilnya menunjukkan bahwa aplikasi

kahoot dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar bahasa Mandarin

sebagai media e-learning berbasis permainan karena aplikasi tersebut berhasil

meningkatkan motivasi belajar siswa. Adapun penelitian relevan selanjutnya ialah

yang dilakukan oleh Hermawan (2017), hasilnya diketahui bahwa sebelum

menggunakan media pembelajaran mobile learning terdapat 454 kesalahan

(36,03%), sedangkan setelah menggunakan media pembelajaran mobile learning

hanya terdapat 274 kesalahan (21,75%).

Selama melaksanakan program pengalaman lapangan (PPL) di SMA Islam

Athirah 2 Makassar dapat diketahui bahwa keterampilan membaca siswa masih

tergolong kurang. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai kendala seperti

kurangnya penguasaan kosakata dan metode pembelajaran yang guru terapkan

belum efektif. Peneliti menyimpulkan bahwa adanya kebutuhan yang muncul

untuk mengadakan sebuah media yang dapat menumbuhkan semangat siswa

dalam membaca bahasa Mandarin. Oleh karena itu, peneliti memberikan solusi

dengan adanya pengadaan media pembelajaran berbasis e-learning yang

diharapkan mampu meningkatkan keterampilan membaca bahasa Mandarin.

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan, maka peneliti tertarik untuk

mengetahui keefektifan model pembelajaran e-learning berbasis aplikasi lectora

inspire untuk keterampilan membaca bahasa Mandarin dengan mengambil judul

penelitian yaitu “Keefektifan Model Pembelajaran E-learning Berbasis Aplikasi


4

Lectora Inpire untuk Keterampilan Membaca Bahasa Mandarin Siswa Kelas X

SMA Islam Athirah 2 Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah model pembelajaran e-learning

berbasis aplikasi lectora inspire efektif untuk keterampilan membaca bahasa

Mandarin siswa kelas X SMA Islam Athirah 2 Makassar?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk dapat mengetahui keefektifan pengunaan model

pembelajaran e-learning berbasis aplikasi lectora inspire untuk keterampilan

membaca teks bahasa Mandarin siswa kelas X SMA Islam Athirah 2 Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini dapat memberikan gambaran dan menambah ilmu

pengetahuan tentang pembelajaran bahasa Mandarin khususnya dalam

keterampilan membaca.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi Peneliti

Untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran e-learning berbasis

aplikasi lectora inspire terhadap keterampilan membaca teks bahasa Mandarin

dan memberikan pengetahuan peneliti tentang fenomena yang terjadi dalam

proses meneliti.
5

b) Bagi Siswa

Dapat meningkatkan pembelajaran bahasa Mandarin dan sebagai pedoman

bagi siswa untuk lebih menguasai bahasa Mandarin khususnya dalam

meningkatkan keterampilan membaca melalui model pembelajaran.

c) Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan dalam

pemilihan model pembelajaran untuk meningkatkan motivasi siswa dalam

pembelajaran bahasa Mandarin khususnya pada keterampilan membaca.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka yang diuraikan dalam penelitian ini pada dasarnya untuk

menjadikan acuan yang dapat mendukung dan memperjelas penelitian ini. Sebagai

rujukan dalam penelitian ini, dikemukakan beberapa pendapat para ahli yang

dianggap relevan sebagai berikut:

1. Keefektifan

Sondang (2008: 24) menyatakan bahwa efektivitas adalah “Pemanfaatan

sumber daya, sarana, dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar

ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan

yang dijalankannya. Efektivitas menunjukan keberhasilan dari segi tercapai

tidaknya sasaran yang telah ditetapkan”. Selain itu, Mahmudi (2005: 92)

menjelaskan bahwa efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan,

semakin besar kontribusi output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin

efektif organisasi, program, atau kegiatan. Adapun Slamet (2001: 1)

mengungkapkan bahwa efektivitas adalah ukuran yang menyatakan sejauh mana

sasaran/tujuan (kuantitas, kualitas, dan waktu) telah dicapai.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah

suatu keadaan yang menunjukkan sejauh mana rencana dapat tercapai.

2. Hakikat Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan sebuah rencana yang dimanfaatkan untuk

merancang suatu pembelajaran yang lebih menyenangkan. Agar membantu guru

6
7

dan siswa lebih tertarik dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Suprijono

(2009: 41) berpendapat bahwa “Model pembelajaran adalah pola yang digunakan

sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelompok maupun

tutorial”.

Adapun Hanafiah dan Suhana (2014: 41) menyatakan bahwa “Model

pembelajaran merupakan salah satu pendekatan dalam rangka menyiasati

perubahan perilaku peserta didik secara adaptif maupun generatif”. Selanjutnya,

Abidin (2012: 31) mengemukakan bahwa “Model pembelajaran merupakan suatu

rencana atau pola yang digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi

pembelajaran, dan memberikan petunjuk kepada pengajar di dalam kelas

berkenaan dengan proses belajar mengajar yang akan dilaksanakan”.

Selain ketiga pendapat tersebut, Rusman (2012: 132) menyatakan “Model

pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan

siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien”.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran adalah suatu bentuk dari pembelajaran yang di dalamnya terdapat

prosedur yang sistematis untuk mengatur aktivitas pembelajaran sehingga tujuan

yang diharapkan dapat tercapai.

3. Hakikat E- learning

a. Pengertian E-learning

Pengertian e-learning menurut Munir (2009: 169) yaitu “Upaya penerapan

teknologi khususnya teknologi informasi dan komunikasi di bidang pendidikan

salah satunya ditandai dengan hadirnya situs belajar dan mengajar dengan
8

menggunakan web dan internet yang sering kita sebut dengan e-learning. Istilah

e-learning memiliki definisi yang sangat banyak. E-learning terdiri dari huruf “e”

yang merupakan singkatan dari electronic dan kata learning yang berarti

pembelajaran”. Sedangkan, Aditya Hartanto dan Onno W. P. (2002: 2-3)

mendefinisikan e-learning adalah materi pelajaran yang dapat diperoleh secara

gratis dalam bentuk dokumen yang dapat diunggah sedangkan interaksi antar

pengunjung baik siswa maupun guru dapat dilakukan dalam bentuk forum diskusi

ataupun e-mail.

E-learning diperlukan tidak hanya bagi pendidik yang terampil

memanfaatkan teknologi tetapi dibutuhkan pula suatu rancangan agar dapat

melaksanakan pembelajaran dengan efektif. E-learning dapat mempermudah

interaksi antara peserta didik dengan bahan atau materi pelajaran, peserta didik

dengan guru atau instruktur maupun sesama peserta didik. Menurut Daryanto

(2010: 168) e-learning adalah sistem pembelajaran yang memanfaatkan media

elektronik sebagai alat untuk membantu kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa e-learning adalah

sistem pembelajaran yang dapat diperoleh dalam bentuk dokumen dan

transformasi proses pembelajaran dalam bentuk digital yang dijembatani oleh

teknologi internet.

b. Fungsi E-learning

Fungsi merupakan suatu kegunaan dari suatu barang atau suatu hal yang

dapat digunakan. Menurut Cisco (dalam Yazdi, 2012: 146) mengenai fungsi e-

learning sebagai berikut:


9

1) E-learning merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan,

pelatihan secara off-line atau on-line.

2) E-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai

belajar secara konvensional (model belajar konvensional, kajian terhadap

buku teks, CD-ROM, dan pelatihan berbasis komputer) sehingga dapat

menjawab tantangan perkembangan globalisasi.

3) E-learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di

dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan

content dan pengembangan teknologi pendidikan.

4) Kapasitas siswa amat bervariasi tergantung pada bentuk isi dan cara

penyampaiannya. Makin baik keselarasan antar content dan alat

penyampai dengan gaya belajar, maka akan lebih baik kapasitas siswa

yang pada gilirannya akan memberi hasil yang lebih baik.

Azizah (2018: 23) berpendapat bahwa ada tiga fungsi e-learning terhadap

kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction) :

a) Suplemen

Dikatakan berfungsi sebagai suplemen, apabila peserta didik

mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi

pembelajaran elektronik atau tidak.

b) Komplemen

Dikatakan berfungsi sebagai komplemen apabila materi

pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi

pembelajaran yang diterima peserta didik di kelas.


10

c) Pengganti (substitusi)

Beberapa pendidikan tinggi di negara-negara maju memberikan

beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran/perkuliahan kepada

para mahasiswa. Tujuannya agar para mahasiswa dapat secara fleksibel

mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai dengan waktu dan aktivitas

lain sehari-hari mahasiswa. Berdasarkan pendapat di atas dapat

disimpulkan fungsi e-learning yaitu :

1. Menyampaikan informasi

2. Sebagai alat memperkaya nilai belajar

3. Sebagai komplemen apabila materi pembelajaran elektronik

diprogramkan

c. Karakteristik E-learning

Karakteristik merupakan ciri khas yang melekat pada hal tertentu. Dikutip

dari pendapat Jaya Kumar C. Koran (dalam Azizah, 2018: 19) e-learning tidaklah

sama dengan pembelajaran konvensional. E-learning memiliki karakteristik-

karakteristik sebagai berikut:

a) Interactivity (interaktivitas), yaitu jalur komunikasi yang lebih

banyak, baik secara langsung seperti chatting atau messenger atau

tidak langsung seperti forum, mailing list, atau buku tamu.

b) Independency (kemandirian), yaitu fleksibiltas dalam aspek

penyediaan waktu, tempat, pendidik, dan bahan ajar. Hal ini

menyebabkan pembelajaran menjadi lebih terpusat kepada peserta

didik
11

c) Accessibility (aksesibilitas), yaitu sumber-sumber belajar menjadi

lebih mudah diakses melalui pendistribusian di jaringan internet

dengan akses yang lebih luas.

d) Enrichment (pengayaan) yaitu kegiatan pembelajaran, presentasi

materi kuliah, dan materi pelatihan sebagai pengayaan seperti video

streaming, simulasi, dan animasi.

Seperti yang dikemukakan sedikit berbeda di atas menurut Rosenberg

(dalam Amali, 2012: 622) e-learning memiliki karakteristik berupa:

1) E-learning bersifat jaringan yang membuatnya mampu memperbaiki

secara cepat, menyimpan atau memunculkan kembali,

mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan informasi.

2) E-learning dikirimkan kepada pengguna melalui komputer dengan

menggunakan standar teknologi internet.

3) E-learning terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas,

solusi pembelajaran yang mengungguli paradigma dalam pelatihan.

Selanjutnya, Kusmana (2011: 38) menjelaskan bahwa e-learning memiliki

karakteristik sebagai berikut:

a) Pemanfaatan jasa teknologi elektronik antara siswa dan guru, siswa

sesama siswa, serta guru dengan guru dapat berkomunikasi relatif

mudah tanpa dibatasi oleh hal-hal protokoler.

b) Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri, disimpan di

komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja.
12

c) Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan

belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan

yang dapat dilihat setiap saat di komputer.

Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa E-learning:

1. Memanfaatkan komputer dan internet dalam pengelolaannya.

2. Bersifat mandiri dengan menyimpan materi pembelajaran di dalam

komputer yang dapat diakses dengan mudah.

3. Memanfaatkan jadwal kurikulum, hasil kemajuan belajar, serta hal-hal

yang berkaitan dengan pendidikan yang dapat dilihat pada tiap-tiap

komputer.

4. E-learning terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas,

solusi pembelajaran yang mengungguli paradigma dalam pelatihan.

d. Manfaat E-learning

Manfaat e-learning dalam pandangan Setiawardhani (2013: 86)

mengungkapkan dapat dilihat dari dua perspektif yang berbeda yaitu guru dan

siswa.

1. Guru

a. Memudahkan guru untuk memperbarui bahan-bahan belajar sesuai

dengan tuntutan perkembangan keilmuan.

b. Mengembangkan diri atau melakukan penelitian untuk meningkatkan

wawasan karena memiliki waktu luang yang relatif banyak.

c. Mengecek kegiatan belajar siswa seperti mengecek apakah siswa telah

mengerjakan soal latihan dan memeriksa jawaban siswa.


13

2. Siswa

a. Memungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar yang tinggi.

b. Dapat berkomunikasi dengan guru setiap saat.

Sedikit berbeda dengan Wena (2009: 213-214) pembelajaran elektronik

atau e-learning bermanfaat bagi berbagai pihak yang terkait, seperti:

a) Bagi Siswa dengan kegiatan pembelajaran melalui e-learning

dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar siswa yang

optimal.

b) Bagi Guru dengan adanya kegiatan pembelajaran e-learning ada

beberapa manfaat yang diperoleh guru, yaitu: (1) lebih mudah

melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar, (2) mengembangkan

diri atau melakukan penelitian guna peningkatan wawasannya karena

waktu luang yang dimiliki relatif lebih banyak, (3) mengontrol

kebiasaan belajar pesrta didik.

Manfaat lain mengenai e-learning juga dikemukakan Alvini, dkk (2009:

309) antara lain sebagai berikut:

1) Meningkatkan suatu partisipasi aktif dari siswa.

2) Meningkatkan suatu kemampuan belajar mandiri siswa.

3) Meningkatkan suatu kualitas materi pendidik serta juga pelatihan.

4) Meningkatkan suatu kemampuan untuk dapat menampilkan informasi

dengan perangkat teknologi informasi, yang mana dengan perangkat

biasa akan sulit dilakukan.


14

Adapun penjelasan dari K. Wulf (dalam Setiawardhani, 2013: 87) e-

learning memberikan manfaat berupa:

1) Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara siswadan pendidik

atau instruktur.

2) Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan

kapan saja.

3) Menjangkau siswa dalam cakupan yang lebih luas.

4) Mempermudah pembaruan dan penyimpanan materi pembelajaran.

Berdasarkan beberapa uraian mengenai manfaat e-learning maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. Memungkinkan pembelajaran yang fleksibel.

2. Dapat meningkatkan kadar interaksi antarsiswa, atau siswa dengan

pendidik.

3. Meningkatkan partisipasi siswa.

4. Meningkatkan kemampuan belajar mandiri.

5. Meningkatkan kualitas pendidik.

6. Menjangkau siswa dalam cakupan yang lebih luas.

7. Mempermudah pembaharuan dan penyimpanan materi.

e. Kelebihan dan Kekurangan E-learning

Yazdi (2012: 147) terdapat beberapa kelebihan dari penggunaan e-learning

dalam proses pembelajaran antara lain:

1. Tersedianya fasilitas e-moderating sehingga guru dan siswa dapat

berkomunikasi dengan mudah melalui fasilitas internet secara regular.


15

2. Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar

yang terstruktur dan terjadwal melalui internet.

3. Siswa dapat belajar bahan ajar tanpa perlu memikirkan waktu dan

tempat ketika diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer

4. Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan

bahan yang dipelajarinya, siswa dapat melakukan akses di internet

secara lebih mudah.

5. Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet

yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak.

6. Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi lebih aktif.

Sebaik apapun media pembelajaran yang digunakan oleh guru pasti terdapat

kekurangan. Yazdi (2012: 148) Adapun kekurangan dari penggunan e-learning

yaitu :

1. Kurangnya interaksi antara siswa dengan guru atau bahkan antara

sesama siswa itu sendiri.

2. Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke pelatihan daripada

pendidikan.

3. Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik

pembelajaran konvensional, kini juga dituntut untuk mengetahui

teknik pembelajaran menggunakan ICT.

4. Siswa yang tidak memiliki motivasi belajar yang tinggi.

5. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.


16

Adapun Azizah (2018: 25-27) menyebutkan bahwa kelebihan e-learning

adalah sebagai berikut:

a) Mengatasi persoalan jarak dan waktu;

b) Mendorong sikap belajar aktif;

c) Membangun suasana belajar baru;

d) Meningkatkan kesempatan belajar lebih;

e) Mengontrol proses belajar;

f) Memudahkan pemutakhiran bahan ajar;

g) Mendorong tumbuhnya sikap kerjasama;

h) Mengakomodasi berbagai gaya belajar.

Selain itu kelebihan e-learning yang lain ialah memberikan fleksibilitas,

interaktivitas, kecepatan, dan visualisasi melalui berbagai kelebihan dari masing-

masing media (Janti dan Yuyu Yulia. 2005: 253).

Lebih lanjut Marina (2006: 354) mengungkapkan kekurangan e-learning

adalah suatu pembelajaran dengan menggunakan model e-learning tersebut

membutuhkan peralatan tambahan yang lebih (seperti contohnya komputer,

monitor, keyboard, dan lain sebagainya).

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Nursalam dan Ferry (2008: 140)

antara lain sebagai berikut:

a) Kurangnya suatu interaksi antara pengajar serta juga pelajar atau juga

bahkan antarpelajar itu sendiri.


17

b) Kecenderungan tersebut dapat mengabaikan aspek akademik atau juga

aspek sosial dan juga sebaliknya membuat tumbuhnya aspek bisnis

atau juga komersial.

c) Proses belajar mengajar tersebut cenderung ke arah suatu pelatihan

dari pada pendidikan itu sendiri.

d) Berubahnya suatu peran pengajar dari yang semula menguasai

mengenai teknik pembelajaran yang konvensional, sekarang juga

dituntut untuk dapat mengetahui teknik pembelajaran menggunakan

ICT (information, communication, dan juga technology).

e) Tidak pada semua tempat tersedia suatu fasilitas internet.

f) Kurangnya suatu sumber daya manusia yang mengerti internet.

g) Kurangnya penguasaan dalam bahasa komputer.

h) Akses di komputer yang memadai tersebut dapat menjadi masalah

sendiri bagi pelajar.

i) Siswa tersebut mungkin dapat frustasi apabila tidak dapat mengakses

grafik, gambar, serta video.

Berdasarkan dari sekian banyak kelebihan dan kekurangan yang telah

dipaparkan e-learning tentu memiliki kelayakan sendiri dalam proses

pembelajaran. Selama kelebihan e-learning dapat dimanfaatkan dengan baik, dan

kekurangan e-learning dapat diminimalisir, maka dapat dimungkinkan e-learning

akan sangat membantu dalam proses pembelajaran.


18

4. Aplikasi Lectora Inspire

Lectora inspire adalah authoring tool untuk pengembangan konten e-

learning yang dikembangkan oleh Trivantis Coorporation. Lectora inspire

mampu membuat kursus online cepat dan sederhana. Mas’ud (2012: 1)

mengungkpakan bahwa. pada tahun 2011, lectora memperoleh lima penghargaan

dalam bidang produk e-learning inovatif, authoring tool, tool presentasi terbaik

dan teknologi e-learning terbaik sehingga lebih dari 50 perusahaan atau instansi di

dunia memilih lectora inspire.

Selain itu, Mas’ud (2012: 2) juga menyebutkan bahwa lectora inspire

mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan authoring tool e-learning lainya :

1. Lectora dapat digunakan untuk membuat website, konten e-learning

interaktif dan presentasi produk atau profil perusahaan.

2. Fitur-fitur yang disediakan lectora inspire sangat memudahkan

pengguna pemula untuk membuat multimedia (audio dan video)

pembelajaran.

3. Bagi seorang guru atau pengajar, keberadaan lectora inspire dapat

memudahkan membuat media pembelajaran.

4. Template lectora inspire cukup lengkap.

5. Lectora inspire menyediakan media library yang sangat membantu

pengguna.

6. Lectora inspire sangat memungkinkan pengguna untuk mengkonversi

presentasi microsoft powerpoint ke konten e-learning.


19

7. Konten yang dikembangkan dengan perangkat lunak lectora yang

dipublikasikan ke berbagai output seperti HTML5, single file

executable. (.exe), CD-ROOM, maupun standar e-learning seperti

SCORM dan AICC.

Beberapa keunggulan lectora inspire untuk mengembangkan multimedia

pembelajaran interaktif yang dikemukakan oleh Joesolo (2013: 1) yaitu sebagai

berikut:

a. Lectora inspire dapat digunakan untuk membuat website, konten e-

learning interaktif dan presentasi.

b. Konten yang dikembangkan dengan perangkat lunak lectora dapat

dipublikasikan ke berbagai format seperti HTML, single file

executable, CD-ROM, maupun standar e-learning seperti SCORM

dan AICC.

c. Lectora inspire kompatibel dengan berbagai sistem pembelajaran

(LMS).

d. Memiliki banyak fitur yang dapat digunakan untuk pengembangan

media sesuai kebutuhan.

e. Memiliki banyak template.

f. Didukung fasilitas aplikasi pendukung lain, seperti snagit, camtasia,

dan flypaper.

g. Dapat membuat kuis atau soal dengan mudah.


20

Komponen lectora inspire di dalam aplikasi lectora terdapat beberapa

tool maupun komponen yang memiliki fungsi masing-masing. Tools atau

komponen tersebut di antaranya adalah:

1) Work area berfungsi sebagai tempat untuk menampilkan hasil

pekerjaan yang telah dibuat untuk mengetahui hasil sementara

tampilan.

2) Title properties memiliki berbagai komponen untuk mengedit

tampilan lembar kerja

a) Additional files berfungsi untuk menambah berbagai file guna

menunjang tampilan yang sedang dibuat.

b) Author control berfungsi unutk memberikan password pada

media jika akan digunakan.

c) Form elements berfungsi mengatur radio buttom dan check

boxes.

d) Transitions berfungsi untuk mengatur model peralihan menuju

slide selanjutnya.

e) General berfungsi untuk mengganti nama projek serta ukuran

tampilan yang diinginkan.

f) Background berfungsi untuk mnegatur tampilan warna latar

yang akan digunakan

g) Content berfungsi untuk mengatur tipe file jika telah di publish.

h) Frames berfungsi untuk mengatur ukuran tampilan yang akan

dibuat
21

3) Title explorer berfungsi sebagai lembar tempat komponen-komponen

yang telah dipakai dalam mengerjakan proyek

4) Berbagai macam tools

a) Standart toolbar berfungsi untuk menyimpan, menyalin,

mencetak dan lain-lain.

b) Insert toolbar berfungsi untuk menambahkan berbagai file ke

dalam tampilan.

c) Text toolbar berfungsi untuk mengolah kalimat yang akan

ditampilkan.

d) Mode bar berfungsi untuk menampilkan sementara projek yang

telah dibuat guna menguji hasil pekerjaan.

e) Layout bar berfungsi untuk mengatur tata letak komponen di

dalam tempilan.

f) Form bar berfungsi untuk menambahkan check boxes, check

list, dan radio button

g) Tools bar berfungsi untuk menggunakan tools tambahan yang

disediakan oleh lectora.

Prosedur penggunaan lectora inspire menurut Sudarmaji (2015: 41) yaitu

sebagai berikut:

1. Buka software lectora inspire demo. Klik dua kali pada icon.

2. Kemudian muncul halaman getting started with lectora. Terdapat pilihan

create new title, open existing title, serta video tour and tip of the day.

pada pilihan create new title, template, dan blank title.


22

3. Kemudian muncul form pemberian nama pada projek media yang akan

dibuat serta tempat untuk menyimpan projek media yang akan dibuat.

4. Kemudian tempilan form pengatur ukuran halaman. Terdapat dua

pilihan, yaitu fixed page size atau taller page with scrollbar.

5. Setelah selesai menentukan ukuran tampilan kemudian klik finish maka

akan tampil halaman awal media yang akan dibuat.

6. Setelah selesai melakukan pengerjaan dalam membuat media, maka

langkah selanjutnya adalah mem-publish ke dalam berbagai format yang

diinginkan.

Model pembelajaran berbasis e-learning menjadi solusi pengembangan

bahasa yang dimulai dari pengembangan aspek media ajar, sekaligus untuk

mengantipasi perubahan dari model pembelajaran konvensional ke model e-

learning.

5. Hakikat Keterampilan Membaca

a. Pengertian Keterampilan

Setiap individu diciptakan untuk memiliki keterampilan untuk melakukan

suatu hal. Tarigan mengatakan (2015: 1) “Keterampilan hanya dapat diperoleh

dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak latihan”. Adapun menurut Junus

dan Junus (2010: 10) yang menyatakan “Keterampilan ialah kemampuan yang

disertai dengan kemahiran melakukan sesuatu dan untuk memilikinya diperlukan

latihan yang teratur bahkan remedial”. Menurut Amirullah (2014: 21) “Skill atau

keterampilan adalah kemampuan untuk mengoperasikan pengetahuan ke dalam

praktik sehingga tercapai tujuan yang diinginkan”.


23

Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan

merupakan kemampuan yang disertai kemahiran untuk bisa mengoperasikan

sesuatu.

b. Pengertian Membaca

Menurut Sudjana (2009: 5) “Bahwa membaca merupakan proses di mana

kegiatan itu dilakukan secara sadar dan bertujuan”. Rahim (2005: 2) “Membaca

merupakan salah satu keterampilan bahasa tulis dan bersifat reseptif. Hodgson

(dalam Tarigan, 2008: 7) mengemukakan bahwa membaca adalah suatu proses

yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang

hendak disampaikan oleh peneliti melalui media kata-kata/bahasa tulis.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa membaca

adalah suatu proses yang dilakukan untuk memperoleh pesan melalui tulisan.

c. Tujuan Membaca

Tujuan membaca adalah untuk memahami informasi yang terdapat dalam

sebuah tulisan. Menurut Tarigan dalam Prasetyo (2012: 26), secara garis besar

kegiatan membaca mempunyai tujuan yaitu:

1) Tujuan behavioral atau tujuan tertutup, meliputi memahami makna kata (word

attack), keterampilan-keterampilan studi (study kills), dan pemahaman

(comprehension).

2) Tujuan ekspresif atau tujuan terbuka, meliputi membaca pengarahan diri

sendiri (self-directed-reading), membaca interpreative (interpreative reading),

dan membaca kreatif (creative reading).


24

Nurgiyanto (2010: 369) menyebutkan ada banyak tujuan orang membaca,

misalnya karena inin memperoleh pengetahuan, memeroleh hiburan,

menyenangkan hati, dan lain-lain. Tujuan membaca secara terperinci

dikemukakan oleh Aderson (dalam Tarigan, 2008: 10-11) yaitu (a) Membaca

untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details of

facts). (b) Membaca untuk memperoleh ide-ide atau fakta-fakta (reading for main

ideas). (c) Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita

(reading for sequence or organization). (d) Membaca untuk meyimpulkan,

membaca infrensi (reading for inference). (e) Membaca untuk mengelompokkan,

membaca untuk mengklafiskasikan (reading to classify). (f) Membaca menilai,

membaca mengevaluasi (reading to evaluate). (g) Membaca untuk

memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka tujuan membaca terbagi dua

yaitu tertutup dan terbuka, agar memperoleh ide-ide, susunan organisasi cerita,

menyimpulkan, mengelompokkan, menilai, mengevaluasi, dan untuk

memperbandingkan suatu bacaan yang dibaca oleh pembaca.

d. Aspek-aspek Membaca

Terdapat pula aspek-aspek dalam membaca menurut Brought dalam

Tarigan, (2008: 12) sebagai garis besarnya, terdapat dua aspek penting dalam

membaca, yaitu:

a. Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skill) yang dapat

dianggap berada pada urutan yang lebih rendah (lower order). Aspek

ini mencakup:
25

1. Pengenalan bentuk huruf;

2. Pengenalan unsur-unsur linguistik;

3. Pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi

(kemampuan menyuarakan bahan tertulis atau “to bark at print”;

4. Kecepatan membaca ke taraf lambat;

b. Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang

dapat dianggap beranda pada urutan yang lebih tinggi (higher order).

Aspek ini mencakup:

1) Memahami pengertian sederhana

2) Memahami signifikasi atau makna

3) Evaluasi atau penilaian

4) Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan

dengan keadaan.

Sedikit berbeda dari Farida (2008: 12) proses membaca meliputi sembilan

aspek yaitu:

a. Aspek sensori

b. Aspek perseptual

c. Aspek urutan

d. Aspek pengalaman

e. Aspek berpikir

f. Aspek pembelajaran

g. Aspek asosiasi

h. Aspek afektif
26

i. Aspek pemberian gagasan

Berdasarkan pendapat di atas aspek-aspek membaca yaitu :

1. Aspek yang bersifat mekanis

2. Aspek yang bersifat pemahaman

B. Kerangka Pikir

Pembelajaran bahasa Mandarin memiliki empat kompetensi berbahasa

yaitu, mendengar 听力 (tīnglì), berbicara 口语 (kǒuyǔ), membaca 阅读 (yuèdú),

dan menulis 写 作 (xiězuò). Salah satu masalah pembelajaran di sekolah

banyaknya siswa yang memperoleh hasil belajar rendah. Hal ini membuktikan

bahwa tujuan belum tercapai. Untuk mencapai tujuan tersebut guru harus berusaha

meningkatkan aktivitas, minat, dan meningkatkan model pembelajaran siswa

dalam belajar. Selain itu, perlu juga diperhatikan faktor yang mempengaruhinya

dalam belajar.

Penelitian ini difokuskan pada keefektifan model pembelajaran

penggunaan model pembelajaran e-learning berbasis aplikasi lectora inspire

umtuk keterampilan membaca teks Mandarin siswa kelas X SMA Islam Athirah 2

Makassar. Model pembelajaran ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk

belajar dengan model pembelajaran e-learning agar lebih termotivasi untuk

belajar bahasa Mandarin. Berdasarkan hal tersebut peneliti menggunakan model

pembelajaran e-learning berbasis aplikasi lectora inspire sebagai suatu harapan

dapat meningkatkan hasil belajar dan menarik minat siswa khususnya dalam

membaca bahasa Mandarin.


27

Setelah peneliti mempresentasikan model pembelarajan e-learning

berbasis aplikasi lectora inspire kemudian siswa mencoba membaca yang telah

dipresentasikan oleh peneliti. Hal tersebut membuat siswa lebih tertarik untuk

membaca dikarenakan tampilan dari aplikasi yang lebih menarik dari pada model

pembelajaran konvensional seperti biasanya.

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir

Keterampilan membaca bahasa Mandarin siswa kelas

X SMA Islam Athirah 2 Makassar masih rendah

Dilakukan tindakan model pembelajaran e-

learning berbasis aplikasi lectora inspire

Keterampilan membaca bahasa Mandarin siswa kelas

X SMA Islam Athirah 2 Makassar meningkat


28

C. Hipotesis

Bedasarkan uraian pada latar belakang, rumusan masalah, dan kerangka pikir,

maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

(H1) : Media pembelajaran e-learning berbasis aplikasi lectora inspire efektif

dalam keterampilan membaca bahasa Mandarin siswa kelas X SMA Islam

Athirah 2 Makassar.

(H0) : Media pembelajaran e-learning berbasis aplikasi lectora inspire tidak

efektif dalam keterampilan membaca bahasa Mandarin siswa kelas X

SMA Islam Athirah 2 Makassar.

Adapun kriteria penerimaan hipotesis sebagai berikut :

H1 diterima jika thitung >ttabel

H1 diterima jika thitung < ttabel


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang digunakan

untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran e-learning berbasis aplikasi

lectora inspire dalam pembelajaran yang melibatkan dua kelompok yaitu

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu

Penelitian ini akan berlangsung pada semester genap tahun ajaran

2020/2021.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Islam Athirah 2 Makassar, yang

terletak di jalan Raya Baruga, No. 26, Antang, Kecamatan. Manggala, Kota

Makassar, Sulawesi Selatan.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan

desain Quasi Eksprimental Design (ekspremental-semu). Penelitian ini melibatkan

dua kelompok yaitu kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran e-

learning berbasis aplikasi lectora inspire dan kelas kontrol yang tidak

menggunakan model pembelajaran e-learning terhadap keterampilan membaca

dalam pembelajaran bahasa Mandarin siswa kelas X SMA Islam Athirah 2

Makassar.

29
30

Penelitian ini akan menggunakan dua tes yaitu yang pertama tes awal

(pre-test) yaitu tes yang diberikan sebelum adanya perlakuan dan yang kedua tes

akhir (post-test) yaitu tes yang diberikan setelah adanya perlakuan.

Skema penelitian sebagai berikut:


O1 O2
X

O3 O4
Keterangan:

O 1: Pre-test kelas eksperimen

O2: Post-test kelas eksperimen

O 3: Pre-test kelas kontrol

O 4 : Post-test kelas kontrol

(Sugiyono 2015: 112)

D. Populasi dan Sampel penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Islam

Athirah 2 Makassar dengan jumlah kelas terdiri atas empat kelas dan jumlah

siswa sebanyak 126 siswa.

2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian terdiri dari satu kelas eksperimen dan satu kelas

kontrol dengan menggunakan teknik sampel acak (random sampling). Kelas

X.1 akan dijadikan sebagai sampel kelas eksperimen yang berjumlah 22 orang

siswa sedangkan kelas X.2 dijadikan sebagai kelas kontrol yang berjumlah 20

orang siswa.
31

E. Definisi Operasional Variabel

Variabel dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu variabel bebas

dan variabel terikat. Penggunaan model pembelajaran e-learning berbasis aplikasi

lectora inspire sebagai variabel bebas (X) sedangkan keterampilan membaca

bahasa Mandarin siswa sebagai variabel terikat (Y). Berikut akan dijelaskan

secara singkat definisi operasional dari dua variabel tersebut.

Pertama, model pembelajaran e-learning adalah model pembelajaran yang

menggunakan teknologi internet selama proses belajar mengajar di kelas

sedangkan lectora inspire merupakan authoring tool untuk pengembangan konten

e-learning yang mampu membuat kursus online dengan cepat dan sederhana.

Oleh karena itu, model pembelajaran e-learning berbasis aplikasi lectora inspire

merupakan model pembelajaran yang menggunakan jarigan internet untuk

membuat kursus online yang akan digunakan selama proses belajar mengajar di

kelas untuk mengetahui keefektifan penggunaan model pembelajaran tersebut

terhadap keterampilan membaca bahasa Mandarin siswa. Kedua, keterampilan

membaca ialah kemampuan siswa yang disertai kemahiran dalam memahami atau

memperoleh pesan melalui tulisan. Keterampilan membaca pada penelitian ini

akan berfokus terhadap keterampilan membaca bahasa Mandarin dengan

menggunakan 拼音 pīnyīn dan 汉字 hànzì.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa tes membaca. Tes

membaca akan diberikan kepada siswa pada awal pertemuan (pre-test) dan akhir

pertemuan (post-test) yang dilakukan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.
32

Kemudian pada kelas eksperimen akan menggunakan aplikasi lectora inspire

dalam proses pembelajarannya. Setelah itu, diberikan tes akhir (post-test) pada

kedua kelas untuk Pemberian pre-test bertujuan untuk mengetahui keterampilan

awal siswa dalam membaca bahasa Mandarin siswa sedangkan post-test

digunakan untuk apakah ada perbedaan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen

yang mengunakan aplikasi lectora inspire selama proses belajar mengajar.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes membaca. Tes

membaca terdiri atas dua teks bacaan dan memiliki beberapa aspek yang akan

dinilai. Tiap aspek diberikan skor mulai dari 10-30, pelafalan dengan nilai 10-30,

dan kelancaran antara nilai 10-30. Sehingga skor maksimal untuk tiap aspek

penilaian yaitu 30.Adapun kriteria penilaian untuk tes membaca adalah sebagai

berikut.

Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Tes Membaca


Aspek
Skor Penjelasan Kriteria Penilaian
Penskoran
10 Tidak jelas sehingga makna sulit dipahami
Intonasi 20 Cukup jelas sehingga makna cukup mudah dipahami
30 Jelas sehingga makna dapat dipahami
Pelafalan kata-kata yang tidak tepat sehingga makna sulit
10
dipahami
Pelafalan Pelafalan kata-kata yang cukup tepat sehingga makna cukup
20
mudah dipahami
Pelafalan kata-kata yang tepat sehingga makna mudah
30
dipahami
Membaca tidak jelas, tidak menguasai tanda baca dan
10
terbata-bata
Kelancaran Membaca dengan jelas, cukup menguasai tanda baca tapi
20
masih terbata-bata
30 Membaca dengan jelas, menguasai tanda baca dan membaca
33

dengan lancar
(Rahim, 2008: 23)

Sedangkan acuan keberhasilan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1 Acuan Keberhasilan

No Nilai Kriteria

1 85-100 Sangat baik

2 75-84 Baik

3 60-74 Cukup

4 40-59 Kurang

5 0-39 Sangat kurang


(Nurgiyantoro, 2011: 253)

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis inferensial. Adapun rumusnya sebagai berikut :

Rumus untuk mencari rata-rata (mean)

M=
∑x
N

Keterangan:

X : Nilai rata-rata

∑x : Jumlah total skor

N : Jumlah total siswa

(Arikunto, 2013: 301)

Rumus mencari simpangan baku

S= √∑ fi ¿ ¿ ¿ ¿
34

(Supardi, 2016: 79)

Rumus mencari variansi

S2=∑ ¿ ¿¿

(Djiwandono, 2011: 223)

1. Uji Normalitas dengan Chi Kuadrat

Data post-test dianalisis untuk mengetahui apakah model e-learning

efektif dalam keterampilan membaca dalam bahasa Mandarin di kelas

eksperimen. Sebelum dianalisis terlebih dahulu diuji normalitas. Uji normalitas

digunakan untuk mengetahui apakah data hasil penelitian berasal dari populasi

yang berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan dengan

menggunakan uji chi-khuadrat dengan rumus sebagai berikut:


n
2
Rumus: X =∑ ¿ ¿ ¿
i=0

Keterangan:

X2 : Koefisien chi-kuadrat

fo : Frekuensi observasi sampel

fh : Frekuensi yang diharapkan dari sampel

(Sugiyono, 2011: 107)

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui homogen ataupun tidaknya

variansi sampel. Data pre-test diperlukan untuk dapat mengetahui apakah data

yang diperoleh dari kelas eksperimen dan kelas kontrol bersifat homogen atau
35

tidak. Agar mengetahui hal tersebut dilakukan pengujian homogenitas variansi

menggunakan uji f, dengan rumus sebagai berikut:

Variansi terbesar
F hitung =
Variansi terkecil

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

- Kedua variansi homogen jika F hitung ≤ F tabel ; dan

- Kedua variansi tidak homogen jika F hitung > F tabel

(Sugiyono, 2015: 275)

3. Uji- t Hipotesis

Uji-t dilakukan untuk menguji hipotesis yang kemudian dibandingkan

dengan tabel distribusi t untuk dapat mengetahui apakah H oditolak atau diterima

H1 diterima atau ditolak dengan kriteria pengujian, dengan rumus sebagai berikut:

- Terima H1, jika t hitung > t tabel dan

- Tolak H1, jika t hitung ≤ t tabel

Adapun rumus uji-t:

X́ A− X́ B
t= 1 1

Sgab
+
n A nB

Dimana:

n A −1 ) S 2A + ( n B−1 ) S2B
Sgab =
(
√ n A +¿ n −2
B
¿

Keterangan:
36

X́ A : rerata skor kelompok eksperimen

X́ B : rerata skor kelompok kontrol

S2A : varian kelompok eksperimen

S2B : varian kelompok kontrol

nA : banyaknya sampel kelompok eksperimen

nB : banyaknya sampel kelompok kontrol

S gab : simpangan baku gabungan


37
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter.


Bandung: PT. Retika Aditama.

Aditya, Hartanto & Onno W. Purbo. 2002. E-Learning berbasis PHP dan
MySQL. Jakarta: Penerbit Elex Media Komputindo.

Amali, Lanto Ningrayati. 2012. Implikasi Teknologi Informasi dan Komunikasi


Terhadap Dunia Pendidikan. Seminar internasional, ISNN 1907 – 2066.

Alvini, Pranoto, dkk. 2009. Sains dan Teknologi. Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.

Azizah, Nurul. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran E-learning Berbasis Edmodo


untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematis Pada Peserta Didik
SMA. Skripsi.Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Pendidikan Matematika.
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran: Peranannya Sangat Penting dalam


Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Djiwandono. 2011. Tes Bahasa:Pegangan bagi Pengajar Bahasa. Jakarta: PT


Indeks.

Farida, Rahim. (2008). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi


Aksara.

Ekawardhana, Nattaya Emeralda. 2020. Efektivitas Pembelajaran dengan


Menggunakan Media Video Conference. Seminar Nasional Ilmu Terapan
IV.

Hanafiah & Suhana. 2014. Konsep Strategi Pembelajaran. Jakarta: PT. Refika
Aditama.

Hermawan, Budi & Ong Peter Leonardo. (2017). Keefektivitasan Penggunaan


Media Mobile Learning dalam Meningkatkan Pelafalan Hanyu Pinyin
Bahasa Mandarin. Paramasastra: Jurnal Ilhmiah Bahasa Sasra dan
Pembelajarannya, 4(2), 308 – 322, ISSN 2355-4126.

Junus, Andi Muhammad dan Junus, Andi Fatimah. 2010. Keterampilan


Berbahasa Tulis. Makassar: Badan Penerbit UNM.

37
38

Janti, Gristinawati Sujana & Yuyu Yulia. 2005. Perkembangan Perpustakaan di


Indonesia. Bogor: IPB Press.

Joesolo. 2013. Lectora Portable: Aplikasi Media Pembelajaran Interaktif”.


(http://surakartahadiningrat.com/2013/04/membangun-pembelajaran-
interaktif/.html,diakses pada 3 November 2020)

Kusmana, Ade. 2011. E-learning dalam Pembelajaran. Lentera Pendidikan.

Mahmudi. 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit Buku


UPP AMP YKPN.

Marina L. Gavrilova. 2006. Computational Science and Its Applications -ICCSA


2006: 6th International Conference. Glasgow, UK: Springer.

Mas’ud, Muhamad. 2012. Tutorial Lectora 1 Membuat Media Pembelajaran


dengan Lectora. Yogyakarta: Pustaka Shonif.

Munir. 2009. Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan


Komunikasi.Bandung: Alfabeta,.

Nursalam & Ferry Efendi. 2008. Pendidikan dalam Keperawatan.


Jakarta:Salemba Medika.

Prasetyo, Budi. (2012). Peningkatakan Kemampuan Membaca Pemahaman


Melalui Penerapan Teknik Bacaan Rumpang Menggunakan Media Kartu
Kata di Klas IV SD Negeri 4 Wanadri. Skripsi. Fakultas Keguruan Ilmu
Pendidikan. Universitas Muhammadiyah. Purwokerto.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Bandung: PT Rajagrafindo Persada.

Setiawardhani, Ratna Tiharita. (2013). Edunomic, Jurnal Ilmiah Pend. Ekonomi,


1(2), 82 – 96.

Sudarmaji, Andy. 2015. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Aplikasi


Lectora Inspire untuk Mata Pelajaran Sistem AC. Skripsi. Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung:


Alfabeta.

Supardi.2016. Aplikasi Statistika dalam Penelitian Konsep Statistika yang Lebih


Komprehensif. Jakarta Selatan: Change Publication.
39

Supriadi, Nunung, Destyanisa Tazkiyah, & Zuyinatul Isro. (2019). Pengajaran


Menggunakan Aplikasi Kahoot untuk Meningkatkan Motivasi Belajar
Bahasa Mandarin Siswa di SMP Nasional 3 Bahasa Putera Harapan
Purwokerto. Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Slamet, P. H. 2001. Karakteristik Kepala Sekolah Tangguh. (http://


www.depdiknas. go .id/jurnal/25/slametph.html, diakses pada 3 November
2020).

Sondang, P. Siagian. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi


Aksara.

Tarigan, Henry Guntur. 2015. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Angkasa Bandung.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Angkasa Bandung.

Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT.


Bumi Aksara.

Yazdi, M. 2012. E-learning sebagai Media Pembelajaran Interaktif Berbasis


Teknologi Informasi. Jurnal Ilmiah Foristek, 2(1), 143 – 152.
40

LAMPIRAN
41

INSTRUMEN PENELITIAN TES MEMBACA

(PRE-TEST)

Teks 1

xī guā dà píng guǒ xiǎo


西 瓜 大 苹 果 小
Xī guā dà píng guǒ xiǎo
西 瓜 大 , 苹 果 小 。
lán qiú dà pīng pang qiú xiǎo
篮 球 大 , 乒 乓 球 小 。
xué shēng duō lǎo shī shǎo
学 生 多 , 老 师 少 。
nà xué shēng duō nǚ tóng xué shǎo
那 学 生 多 , 女 同 学 少 。
Nǐ de píng guǒ duō wǒ de píng guǒ shǎo
你 的 苹 果 多 , 我 的 苹 果 少 。
Nǐ de fáng jiān dà wǒ de fáng jiān xiǎo
你 的 房 间 大 , 我 的 房 间 小 。
Nǐ de tóu fā cháng wǒ de tóu fā duǎn
你 的 头 发 长 , 我 的 头 发 短 。

Teks 2
42

wǒ men De jiào shì


我 们 的 教 室
wǒ shì yī nián jí Èr bān de xué shēng zhè
我 是 一 年 级 二 班 的 学 生 。 这
shì wǒ men de jiào Shì jiào shì lǐ yǒu shí
是 我 们 的 教 室 。 教 室 里 有 十
liù zhāng zhuō zi Shí liù bǎ yǐ zi hé yī
六 张 桌 子 , 十 六 把 椅 子 和 一
gè shū jià jiào Shì qián miàn shì hēi bǎn
个 书 架 。 教 室 前 面 是 黑 板 ,
jiào shì hòu miàn de Qián shàng shì yī zhāng zhōng guó
g
教 室 后 面 的 墙 上 是 一 张 中 国
dì tú wǒ men de jiào shì hěn gān jìng
地 图 。 我 们 的 教 室 很 干 净 。

INSTRUMEN PENELITIAN TES MEMBACA

(POST-TEST)
43

Teks 1

xī guā dà píng guǒ xiǎo


西 瓜 大 苹 果 小

wǎn shàng wǒ men chī shuǐ guǒ píng guǒ duō


晚 上 我 们 吃 水 果 , 苹 果 多 ,
Lí shǎo gē gē chī lí wǒ hé mèi mèi
梨 少 。 哥 哥 吃 梨 , 我 和 妹 妹
chī píng guǒ wǒ de píng guǒ dà mèi mèi
吃 苹 果 。 我 的 苹 果 大 , 妹 妹
de píng guǒ xiǎo
的 苹 果 小 。

Teks 2

wǒ men Dōu shì xué shēng


44

我 们 都 是 学 生
xiǎo huá hé xiǎo hóng xiǎo qiáng dōu shì yī nián
小 华 和 小 红 , 小 强 都 是 一 年
jí èr bān de xué shēng jīn nián wǒ men dōu
级 二 班 的 学 生 。 今 年 我 们 都
qī suì le xiǎo huá hé xiǎo hóng xǐ huān dōng
七 岁 了 。 小 华 和 小 红 喜 欢 东
piàn xiǎo qiáng xǐ huān zú qiú xiǎo hóng shì
片 , 小 强 喜 欢 足 球 。 小 红 是
lín jū tā men cháng cháng yī qǐ xué xí
邻 居 。 他 们 常 常 一 起 学 习 ,
yī qǐ zuò yóu xì
一 起 做 游 戏 。

Anda mungkin juga menyukai