Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa adalah suatu alat komunikasi yang paling efektif dan akurat,

sehingga memiliki peran penting dan menjadi kebutuhan dasar di dalam

kebutuhan sehari-hari. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

di era globalisasi menjadikan kebutuhan komunikasi manusia yang semakin luas

berlingkup internasional. Tuntutan untuk mempelajari bahasa asing di era

globalisasi saat ini sangat penting, oleh karena itu, komunikasi tidak lagi terbatas

pada bahasa ibu saja, tetapi juga bahasa asing yang saat ini sudah menjadi

sebuah tuntutan dalam menghadapi era pasar global.

Bahasa asing saat ini sangat diperlukan, karena bahasa asing merupakan

salah satu jalan untuk masuk ke dalam dunia internasional agar dapat menjalin

kerja sama antarbangsa dalam berbagai bidang. Saat ini Indonesia telah banyak

membangun kerja sama dengan negara-negara maju dan berkembang di dunia

termasuk negara Tiongkok. Oleh karena itu, diberbagai lembaga pendidikan di

Indonesia selain diajarkan bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia diajarkan pula

bahasa asing antara lain bahasa Jerman, bahasa Inggris, bahasa Prancis, bahasa

Arab.

1
2

Bahasa Mandarin merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari pada

tingkat Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi. Dalam pelajaran bahasa

Mandarin, siswa diharapkan terampil menggunakan bahasa Mandarin baik

secara lisan maupun tulisan. Umumnya dalam pembelajaran bahasa terdiri dari

empat kompetensi yaitu, mendengar 听力 (Tīnglì) , berbicara 口语

(Kǒuyǔ),membaca 阅读 (Yuèdú),dan menulis 写作 (Xiězuò).

Salah satu dari empat aspek keterampilan yang harus dikuasai seseorang

adalah kemampuan membaca. Sebagian besar pemerolehan ilmu yang dilakukan

oleh seseorang ditentukan oleh kemampuan membacanya. Jika anak pada usia

sekolah permulaan tidak segera memiliki kemampuan membaca, maka ia akan

mengalami banyak kesulitan dalam mempelajari berbagai bidang studi pada

kelas berikutnya. Oleh karena itu, anak harus belajar membaca untuk belajar,

mengingat dari tujuan membaca untuk memperluas pengetahuannya, dan

memperkaya perbendaharaan katanya.

Banyak manfaat yang diperoleh dari kegiatan membaca. Oleh karena itu

sepantasnyalah siswa harus melakukannya atas dasar kebutuhan, bukan karena

suatu paksaan. Jika siswa membaca atas dasar kebutuhan, maka ia akan

mendapatkan segala informasi yang diinginkan. Namun sebaliknya, jika siswa

membaca atas dasar paksaan, maka informasi yang diperoleh tidak akan

maksimal. Demikian halnya dalam mempelajari bahasa Mandarin, siswa dituntut

untuk membaca sesering mungkin, guna memperoleh pengetahuan serta


3

kosakata yang memadai. Oleh karena itu, seorang pengajar dalam hal ini guru,

seharusnya memperhatikan alasan yang melatarbelakangi kemampuan.

Membaca merupakan suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh

pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis

melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Memahami bacaan untuk mengetahui

maksud dari teks dan memadukan dengan apa yang pembaca ketahui.

Kemampuan individu memahami teks dipengaruhi oleh kecakapan dan

kesanggupaan pembaca mengolah informasi. Bila pengenalan kata sulit,

pembaca menggunakan terlalu banyak kapasitas mengolah pembaca pada

membaca individu tiap kata yang mengganggu kemampuan untuk mengerti

bacaan. Terdapat sejumlah strategi untuk meningkatkan pemahaman bacaan dan

menarik kesimpulan, mencakup meningkatkan perbendaharaan kata, analisis

teks kritis, dan latihan membaca mendalam.

Untuk memperlancar proses membaca, seorang pembaca harus memiliki

modal, yaitu: pengetahuan dan pemahaman berbahasa, pengetahuan teknik

membaca, dan tujuan membaca. Pemahaman sangat diperlukan dalam membaca

teks atau bacaan sehingga seseorang dapat memperoleh informasi, ide pokok

penting yang ada dalam bacaan.

Peneliti memilih kelas VIII SMP Frater Makassar karena masih banyak

siswa yang belum bisa membaca memahami teks bahasa Mandarin. Oleh karena

itu, penelitian ini berupaya mengetahui kemampuan membaca memahami teks

bahasa Mandarin.
4

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini dan mendukung

uraian di atas yaitu Penelitian yang relevan dilakukan oleh Saddam, (2015)

bahwa kemampuan membaca wacana bahasa Jerman siswa kelas XI IPA SMA

Negeri 1 Makassar adalah (79,43%) atau termasuk kategori baik. Penelitian yang

sama dilakukan oleh Tolista (2020) bahwa kemampuan membaca memahami

teks bahasa Jerman siswa kelas X Bahasa SMA Negeri 14 Gowa adalah baik

74,13%. Demikian halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Alhabsy

(2020) bahwa kemampuan membaca memahami teks dialog bahasa Mandarin

Siswa Kelas XII MIA 1 SMA Insan Cendekia Syech Yusuf Gowa adalah masuk

dalam kategori cukup (75,2%).

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul “Kemampuan Membaca

Memahamu Teks Bahasa Mandarin Menggunakan Buku Kuaile Hanyu

Siswa Kelas VIII SMP Frater Makassar”.


5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah dikemukakan

sebelumnya maka rumusan masalah dalam penelitian adalah : “Bagaimanakah

kemampuan membaca memahami teks bahasa Mandarin menggunakan buku

Kuaile Hanyu siswa kelas VIII SMP Frater Makassar?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi tentang

kemampuan membaca memahami teks bahasa Mandarin menggunakan buku

Kuaile Hanyu siswa kelas VIII SMP Frater Makassar.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai kemampuan membaca

memahami teks bahasa Mandarin sekaligus informasi tentang pentingnya

kegiatan membaca memahami teks bahasa Mandarin menggunakan buku Kuaile

Hanyu.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa membaca memahami teks

bahasa Mandarin dan dapat menjadi bahan acuan untuk penelitian selanjutnya

yang relevan dengan penelitian ini.


6

b. Bagi siswa

Melalui penelitian ini, siswa diharapkan dapat lebih termotivasi,

meningkatkan minat dan aktivitas membaca untuk belajar bahasa Mandarin,

khususnya dalam kemampuan membaca memahami teks bahasa Mandarin.

c. Bagi guru

Memberikan informasi kepada guru tentang tingkat kemampuan membaca

memahami teks bahasa Mandarin sehingga dapat mengurangi tingkat kesulitan

siswa dengan memberikan pelajaran terkait dengan kesulitan yang dialami siswa

dalam membaca memahami teks bahasa Mandarin.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

Sebagai bahan acuan untuk lebih memperkuat penelitian ini, berikut

dikemukakan beberapa pendapat atau pandangan para ahli yang berhubungan

dengan kemampuan membaca memahami teks bahasa Mandarin.

1. Hakikat Kemampuan

Dalam melakukan aktivitas, seseorang memerlukan sesuatu keahlian atau

kemampuan. Hasil yang diperoleh dalam menjalani aktivitas tersebut tergantung

sejauh mana kemampuan yang dimiliki orang tersebut. Seseorang akan memiliki

kemampuan jika didasari dengan kemauan dan tekad yang besar dalam

melaksanakan apa yang dikerjakan.

Kemampuan merupakan kesanggupan yang dimiliki seseorang yang

dipelajari untuk melakukan sesuatu hasil yang diperoleh dalam menjalani suatu

aktivitas bergantung pada kemampuan yang dimiliki.

Definisi kemampuan, dalam Kamus Bahasa Indonesia berarti

kesanggupan, keahlian atau kekuatan untuk melakukan sesuatu. Kata

kemampuan berasal dari kata “mampu” yang berarti kuasa (bisa, sanggup,

melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya, mempunyai harta berlebihan).

Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa melakukan sesuatu yang harus ia

lakukan.

7
8

Kemampuan memiliki definisi yang berbeda dari setiap ahli. Menurut

Syarifuddin (2012:71) “Kemampuan (abilty) adalah suatu yang dipelajari, yang

memugkinka seseorang melakukan sesuatu dengan baik, yang bersifat

intelektual, mental maupun fisik”. Kemudian Wibowo (2013:93) “Kemampuan

sebagai kapabilitas intelektual, emosional dan fisik untuk melakukan berbagai

aktivitas sehingga menunjukkan apa yang dapat dilakukan untuk mencapai

tujuannya”.

Selanjutnya Chaplin (2011:28) “Kemampuan (ability) adalah kecakapan,

ketangkasan, bakat kesanggupan,dan merupakan tenaga (daya kekuatan) untuk

melakukan suatu perbuatan”.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

kemampuan (ability) adalah potensi seorang individu untuk menguasai keahlian

dalam melakukan atau mengerjskan beragam tugas dalam suatu pekerjaan atau

suatu penilaian atas tindakan seseorang.

2. Hakikat Membaca Memahami

a. Pengertian Membaca

Membaca adalah salah satu cara untuk mendapatkan informasi dari

sesuatu yang ditulis. Membaca sangat penting bagi setiap orang, karena hal itu

akan mampu meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi mereka yang

melakukannya.

Membaca merupakan salah satu proses kejiwaan yang sangat rumit yang

berlangsung pada diri pembaca. Pada dasarnya pembaca merekonstruksi amanat

atau isi yang tersurat dan yang tersirat dalam bacaan yang dihadapinya.
9

Membaca sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa merupakan

masalah yang mendapat perhatian dalam kehidupan masyarakat. Hal ini berawal

dari kesadaran akan pentingnya arti, nilai, fungsi membaca dalam kehidupan

masyarakat, sehingga menyebabkan beranekaragaman pengertian membaca.

Secara umum, membaca didefinisikan oleh kebanyakan guru dan

pendidik sebagai satu proses yang melibatkan pikiran, evaluasi, prediksi, analisis

dan sintesis terhadap teks yang dibaca. Menurut Gray dalam Hamra & Syatriana

(2010:13), “ada empat tahapan didalam proses tindakan membaca, yaitu :

persepsi (perception), pemahaman (comprehension), reaksi (reaction) dan

integrasi (integration). Persepsi adalah kemampuan mengucapkan kata sebagai

unit yang bermakna. Pemahaman adalah kemampuan memberi makna atau ide

terhadap kata yang dibaca menurut konteksnya. Reaksi memerlukan tindakan

pemberian pendapat, atau perasaan tentang apa yang dibaca. Integrasi adalah

kemampuan mengintegrasi atau mengasimilasi ide atau konsep ke dalam latar

belakang pengalaman seseorang sehingga menjadi bagian yang bermanfaat dari

keseluruhan pengalamannya”.

Menurut Soedarso (2010:4) “Membaca adalah aktifitas yang kompleks

dengan mengarahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah. Membaca

sebagai suatu kegiatan yang meliputi lambang-lambang tertulis atau lambang-

lambang bunyi. Bahasa berperan sebagai stimulus untuk mengingat makna yang

dibangun pada pengalaman yang lalu dan menyusun makna-makna baru itu

dengan jalan memanipulasi konsep-konsep yang dimiliki pembaca”.


10

Nurhadi (2010:123) “Membaca adalah aktivitas yang kompleks yang

melibatkan berbagai faktor yang datangnya dari dalam diri pembaca dan faktor

luar. Selain itu, membaca juga dapat dikatakan sebagai jenis kemampuan

manusia sebagai produk belajar dari lingkungan, dan bukan kemampuan yang

bersifat instingtif, atau naluri yang dibawa sejak lahir. Kemudian Abidin

(2012:147) “Membaca secara sederhana dikaitkan sebagai proses membunyikan

lambang bahasa tulis”. Dalam pengertian ini membaca sering disebut sebagai

membaca nyaring atau membaca permulaan. Membaca juga dapat dikaitkan

sebagai proses untuk mendapatkan informasi yang terkandung dalam teks

bacaan untuk memperoleh pemahaman atas bacaan tersebut.

Selanjutnya Tampubalon (2015:5) “Membaca merupakan suatu bagian

atau komunikasi tulisan. Artinya simbol-simbol tulisan atau huruf diubah

menjadi simbol-simbol bunyi bahasa. Membaca merupakan suatu kegiatan fisik

dan mental yang dapat berkembang menjadi suatu kebiasaan”.

Berdasarkan pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa

membaca adalah proses memahami teks bacaan atau bahasa tulis untuk

memperoleh pesan atau gagasan yang ingin disampaikan penulisnya. Membaca

hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya

sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir,

psikolinguistik, dan metakognitif.


11

b. Manfaat Membaca

Setiap melakukan kegiatan maka yang sangat diharapkan adalah manfaat,

manfaat inilah yang memberikan motivasi dalam melaksanakan kegiatan.

Begitupun dengan membaca. Dalam kegiatan membaca diharapkan

mendatangkan manfaat. Hal ini juga dikemukakan oleh Aizid (2011:24) antara

lain :

1) Bacaan yang bersifat pemberi informasi seperti Koran, majalah, dan

pengumuman

2) Bacaan yang bersifat ilmiah dan harus dipelajari seperti buku pelajaran,

karya tulis ilmiah

3) Bacaan sastra seperti novel, cerpen, dan naska drama

4) Bacaan yang bersifat menghibur seperti komik.

Menurut Saddhono dan Slamet (2012:66) menyatakan manfaat-manfaat

yang diperoleh seseorang dengan membaca. Yaitu:

“1) memperoleh banyak pengalaman hidup; 2) memperoleh pengetahuan


umum dan berbagai informasi tertentu yang sangat berguna bagi
kehidupan; 3) mengetahui berbagai peristiwa besar dalam peradaban dan
kebudayaan suatu bangsa; 4) dapat mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi mutakhir di dunia; 5) dapat mengayakan batin,
memperluas cakrawala pandang dan pikir, meningkatkan taraf hidup dan
budaya keluarga, masyarakat, nusa dan bangsa; 6) dapat memecahkan
berbagai masalah kehidupan, dapat mengantarkan seseorang menjadi
cerdik pandai; 7) dapat memperkaya perbendaharaan kata, ungkapan,
istilah, dan lain-lain yang sangat menunjang keterampilan menyimak,
berbicara, menulis; 8) mempertinggi potensilitas setiap pribadi dan
mempermantap eksistensi dan lain-lain.
12

Menurut Suyitno dalam Wahyuni (2018:12) mengemukakan tentang


manfaat membaca, yaitu:
“1) penyempurnaan teknik membaca; 2) penyempurnaan pemahaman isi
bacaan dan untuk mendapatkan pemahaman kosakata; 3) mendapatkan
penumbuhan kesadaran untuk kepentingan membaca sebagai sarana
mendapatkan informasi; dan 4) mendapatkan penumbuhan sikap suka
mencari kesenangan, kenikmatan, dan kepuasan batin”.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa manfaat

membaca yakni meningkatkan prestasi disegala bidang ilmu pengetahuan.

Dengan membaca dapat diperoleh pengetahuan dan wawasan baru yang akan

semakin meningkat kecerdasan sehingga seseorang lebih mampu menjawab

tentang hidup pada masa-masa yang akan datang.

c. Tujuan Membaca

Tujuan membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi

mencakup isi dan memahami makna bacaan. Makna dan arti erat sekali

hubungannya dengan maksud dan tujuan dalam membaca.

Menurut Anderson dalam Dalman (2014:11) “tujuan dari kegiatan


membaca yaitu : a) membaca untuk memperoleh fakta dan perincian
(reading for details or fact); b) membaca untuk memperoleh ide-ide utama
(reading for main ideas); c) membaca untuk mengetahui urutan atau
susunan struktur karangan (reading for sequence or organization); d)
membaca untuk menyimpulkan (reading for inference); e) membaca untuk
mengelompokkan atau mengkasifikan (reading for classify); f) membaca
untuk menilai, mengevaluasi (reading to evaluate); g) membaca untuk
memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or
contrasi)”.

Selanjutnya, Rahim (2008:3) menjelaskan tujuan membaca yakni : “1)


kesenangan; 2) menyempurnakan membaca nyaring; 3) menggunakan
strategi tertentu; 4) memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik; 5)
mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahui; 6)
memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis; 7)
mengkonfirmasikan atau menolak prediksi; 8) menampilkan suatu
eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks
13

dalam beberapa cara lain untuk mempelajari tentang struktur teks; 9)


menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik”.
Abidin (2010:9) mengemukakan tujuan membaca adalah sebagai
berikut :

“(a) membaca untuk pengetahuan, yakni membaca yang dilakukan untuk


menemukan berbagai informasi yang sangat berguna dalam rangka
mengembangkan wawasan dan ilmu pengetahuan pada diri seseorang; (b)
membaca untuk menghasilkan yakni membaca yang dilakukan untuk dapat
mendatangkan keuntungan dari segi financial; (c) membaca untuk hiburan,
yakni membaca yang dilakukan untuk mendapatkan kenikmatan
kesegaran, dan kesenangan”.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dalam

membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi,

memahami makna bacaan. Makna dalam artian erat sekali berhubungan dengan

maksud tujuan, atau intensif dalam membaca.

d. Teknik-teknik Membaca

Untuk mendapatkan informasi tertentu dalam suatu bacaan dibutuhkan

strategi atau teknikteknik yang dapat mempermudah dalam memahami suatu

teks.

Teknik-teknik membaca menurut Tampubolon (2008:48) yaitu :

1) Selecting atau teknik baca pilih, yaitu membaca bagian-bagian bacaan

yang dianggapnya relevan atau mengandung informasi yang dibutuhkan

pembaca.

2) Skipping atau teknik baca-lompat, yaitu dalam menemukan bacaan-

bacaan yang relevan, pembaca melampau atau melompati bagian-bagian

lainnya.
14

3) Skimming atau teknik baca-layap yaitu membaca dengan mengambil

intisari atau ide pokok tentang suatu hal.

4) Scanning atau teknik baca tatap, yaitu membaca cepat dan teliti, dengan

memusatkan perhatian untuk menemukan bagian bacaan yang berisi

informasi yang telah ditentukan.

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teknik-teknik

membaca dimaksudkan untuk menemukan ide pokok dan detail yang

mendukung ide pokok serta dapat mengingatnya lebih lama.

e. Aspek-aspek Membaca

Ada dua aspek penting dalam membaca yang harus diperhatikan.

Menurut Tarigan (2008:14) aspek yang perlu diperhatikan dalam membaca

yaitu :

1) Keterampilan yang bersifat mekanis (menchanical skills) yang dapat

dianggap pada urutan yang lebih rendah (lower order), aspek ini

mencakup:

a) Pengenalan bentuk huruf

Hanzi merupakan sebutan untuk aksara han, yang terdiri dari dua kata

yaitu “Han” dan “Zi”. Kata “Han” yang artinya dinasti dan “Zi” yang artinya

aksara tulisan.

Menurut Shi (2009 :274) “Karakter Mandarin 汉字 (hànzì) merupakan

warisan budaya besar bangsa Tiongkok sejak 5.000 tahun silam yang memiliki
15

kesatuan arti, suara dan bentuk, hal ini merupakan keistimewaan dari karakter

Mandarin 汉 字 (hànzì). Setiap karakter Mandarin 汉 字 (hànzì) memiliki

struktur goresan 笔画(bihua) yang berjumlah sekitar dua puluh sampai tiga

puluh goresan namun hanya ada delapan goresan utama dan mempunyai aturan

urutan menulis goresan 笔顺(bishun)”.

b) Pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem, kata, klausa, kalimat).

c) Pengenalan hubungan/korespodensi pola ejan dan bunyi.

d) Kecepatan membaca ketaraf lambat.

2) Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang dapat

dianggap pada urutan yang lebih baik tinggi (hingger order), yang

mencakup:

a) Memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal).

b) Memahami signifikan atau makna (maksud dan tujuan pengarang,

relevansi/kebudayaan, dan relakasi pembaca).

c) Evaluasi atau penilaian (isi, bentuk).

d) Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan

keadaan.

Tarigan (2008:12) mengemukakan bahwa “ untuk mencapai tujuan yang

terkandung dalam keterampilan mekanis tersebut maka aktivitas yang paling

sesuai adalah membaca nyaring (membaca bersuara), sedangkan untuk mencapai

tujuan yang bersifat pemahaman, aktivitas yang paling tepat adalah membaca

dalam hati”.
16

Aspek membaca sangat berpengaruh pada kualitas dan tingkat

keberhasilan seseorang dalam membaca suatu teks. Aspek membaca sangat

berpengaruh pada pemahaman tentang isi teks yang dibaca.

3) Jenis-Jenis membaca

Setiap individu yang membaca suatu teks memiliki metode tersendiri.

Banyak hal yang harus diperhatikan sebelum memulai kegiatan membaca seperti

kondisi psikologi, objek bacaan, suasana lingkungan dan sebagainya karena hal

tersebut dapat mengetahui hasil membaca.

Menurut Fanany (2012:19) jenis-jenis membaca sebagai berikut :

“a) membaca bersuara yaitu suatu aktivitas atau kegiatan bagi guru dan
siswa yang dilakukan bersama-sama orang lain. Misalnya, membaca
nyaring dan keras, membaca teknik (lancar), membaca indah; b) membaca
yang tidak bersuara yaitu aktivitas membaca dengan mengandalkan
ingatan visual yang melibatkan pengaktifan mata dan ingatan. Misalnya
membaca teliti, membaca pemahaman, membaca ide, membaca kritis dan
membaca telaah bahasa.”

Tarigan (2008:123) membagi kegiatann membaca menjadi dua bagian.

Pertama, membaca telaah isi (conten study reading), yakni kegiatan pemahaman

yang dilakukan setelah menemukan bahan bacaan yang menarik pada pembaca

sekilas, sehingga mendorong seseorang mengetahui lebih mendalam. Kedua,

membaca telaah bahasa (language study reading), yakni suatu kegiatan yang

menuntut adanya pemahaman yang mendalam terhadap bahasa yang

membangun bacaan.

Aizid (2011:36) mengatakan bahwa membaca meliputi tiga bagian:

“a) membaca intensif, yaitu membaca yang dilakukan secara cermat untuk
memahami seluruh isi teks secara detail; b) membaca kritis, yaitu
membaca dengan melihat motif penulis dan menilainya; c) membaca
17

cepat, yaitu membaca dengan menitikberatkan pada kecepatan memahami


isi bacaan dengan cepat dan tepat dalam waktu yang relative singkat.”

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa jenis-

jenis membaca untuk memahami suatu bacaan. Jenis-jenis membaca dimiliki

oleh semua orang gemar membaca.

4) Pengertian membaca memahami

Setiap bacaan yang seseorang baca pada umumnya terdapat berbagai

macam informasi dan pesan yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu,

untuk menyerap informasi diperlukan konsentrasi, pemahaman, dan juga

kepekaan terhadap bahan bacaan yang dibaca tersebut. Dalam proses membaca

memahami terlihat aspek-aspek berpikir seperti mengingat, memahami,

membandingkan, membedakan, menemukan, mengorganisasikan, dan

menerapkan apa-apa yang terkandung pada bacaan.

Membaca memahami merupakan suatu yang rumit melibatkan banyak

hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas

visual, membaca merupakan proses menerjemahkan symbol tulis (huruf)

kedalam kata-kata lisan. Sebagai suatu proses berpikir, membaca mencakup

aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, interpretesi membaca kritis, dan

pemahaman kreatif, Menyatakan bahwa pengenalan kata bisa berupa aktivitas

membaca kata-kata dengan menggunakan kamus (Crawley dan Mountain dalam

Farida, 2008:2). Selanjutnya Somadayo (2011:10) “membaca memahami

merupakan suatu proses pemerolehan makna yang secara aktif melibatkan

pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki oleh pembaca serta

dihubungkan dengan isi bacaan.


18

Poerwadarminta dalam Nurlina (2011:11) memberi batasan sebagai

berikut: “Memahami adalah mengerti akan, mengetahui benar akan,

memaklumi.” Jadi membaca memahami bukan sekedar membaca, melainkan

juga mampu memahami atau mengerti bacaan tersebut.

Sehubungan dengan pemahaman, Hamra dalam Kasma (2011:18)

dijelaskan bahwa:

“pemahaman adalah suatu proses berpikir melalui bacaan. Oleh karena


itu pemahaman bergantung pada kemampuan kognitif dasar dan
intelektual, latar belakang pengalaman dan pengetahuan konsep atau ide
dan pengetahuan bahasa.”

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa membaca

memahami bahasa mandarin adalah kecakapan dan pengetahuan seseorang

untuk memahami atau mengerti pesan dan informasi atau hal-hal lain, baik yang

tersurat maupun tersirat dengan tepat dan teliti sebagaimana yang hendak

disampaikan oleh penulis melalui media tulisan.

5) Strategi Pemahaman Bacaan

Rahim (2008:36) “Strategi adalah ilmu dan kiat di dalam memanfaatkan

segala sumber yang dimiliki dan atau yang dapat dikerahkan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan”. Pengupayaan pencapaian tujuan akhir digunakan

seagai acuan didalam menata kekuatan serta menutup kelemahan yang kemudian

diterjemahkan mejadi program kegiatan merupakan program strategis.

Dalam teori membaca dikenal beberapa strategi membaca. Pada

dasarnya, strategi membaca menggambarkan bagaimaana pembaca memproses

bacaan sehingga pembaca memperoleh pemahaman terhadap bacaan tersebut.


19

Rahim (2008:36-37) mengkategorikan model-model strategi membaca

kedalam tiga jenis yaitu:

a. Strategi Bawah-Atas

Strategi bawah-atas pembaca memulai proses pemahaman teks dari

tataran kebahasan yang paling rendah menuju ke yang paling tinggi. Pembaca

model ini mulai dari mengidentifikasi huruf-huruf, kata, frasa, kalimat dan terus

bergerak ke tataran yang tinggi, sampai akhirnya dia memahami isi teks.

b. Strategi Atas-Bawah

Strategi membaca atas-bawah merupakan kebalikan dari strategi

membaca bawah-atas. Pada strategi ini, pembaca memulai proses pemahaman

teks dari tataran yang lebih tinggi. Dalam hal ini. Pembaca memukai proses

pemahaman teks dari tataran yang lebih tinggi.

c. Strategi Timbal Balik

Strategi timbal balik dikemukakan oleh Rumehart (1980) dalam Jufri

(2001:71) yang menganggap model terdahulu kurang memuaskan karena pada

umumnya model-model tersebut sifatnya linear dan berurut berlanjut, tidak

interaktif.

3. Buku Teks Kuaile Hanyu

Materi pelajaran tercantum dalam sebuah kumpulan kertas yang disebut

dengan buku. Buku dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu lembaran kertas

yang terjilid, berisi tulisan atau kosong. Buku merupakan kumpulan kertas baik

yang berisi informasi yang dibutuhkan penggunanya maupun hanya sebuah

kumpulan kertas kosong yang dijilid.


20

Menurut Prasetyo (2014:243) “Buku teks merupakan bahan ajar hasil

seseorang pengarang atau tim pengarang yang disusun berdasarkan kurikulum

atau tafsiran kurikulum yang berlaku. Buku sebagai bahan ajar yaitu buku yang

berisi berbagai materi pelajaran hasil seorang pengarang yang berlandaskan pada

kurikulum yang berlaku dan dijadikan pedoman bagi guru dan siswa dalam

proses pembelajaran.

Muslich (2010:24) menyatakan bahwa buku teks yaitu buku yang berisi

uraian bahan tentang mata pelajaran atau bidang studi tertentu, yang disusun

secara sistematis dan telah diseleksi berdasarkan tujuan tertentu, orientasi

pembelajaran, dan perkembangan siswa, untuk diasimilasikan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2005

menjelaskan bahwa buku teks adalah buku acuan wajib untuk digunakan

disekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan

keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan

ilmu pengetahuan da teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, serta potensi

fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa buku teks adalah

kumpulan materi ajar yang ditujukan untuk peserta didik pada jenjang

pendidikan tertentu, yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan, serta

dilengkapi sarana yang menunjang pembelajaran agar mudah dipahami oleh

pemakainya. Buku teks digunakan untuk proses pembelajaran sebagai alat untuk

memberikan kemudahan pada peserta didik atau pendidik dalam melakukan


21

proses pembelajaran. Penggunaan buku teks harus berdasarkan pada kurikulum

yang berlaku agar tidak terjadi ketimpangan dalam pemahamann materi.

a. Buku Kuaile Hanyu

Buku Kuàilè hànyǔ 快乐汉语 (Senang Berbahasa Mandarin) sebagai

media pembelajaran selama proses pembelajaran bahasa berlangsung memiliki

peran penting dalam mendukung adanya pelaksanaan penggunaan metode dalam

upaya pencapaian tujuan pembelajaran bahasa. Buku Kuàilè hànyǔ 快 乐 汉 语

merupakan sumber media pembelajaran yang digunakan guru untuk menunjang

proses pembelajaran bahasa Mandarin. Konsep pelajaran pada buku Kuàilè

hànyǔ 快乐汉语 memiliki model atau bentuk latihan yang dapat mendukung

adanya pembelajaran bahasa Mandarin seperti, latihan membaca dengan

nyaring, latihan menirukan guru membaca teks, serta latihan memilih jawaban

setelah mendengarkan rekaman, dengan menggunakan kemampuan membaca.

Buku Kuàilè hànyǔ 快 乐 汉 语 merupakan buku terbitan Beijing,

Renmin Jiaoyu Chubanshe, buku ini menggunakan bahasa Inggris sebagai

bahasa pengantar. Buku ini terdiri dari tiga jilid buku dan diikuti dengan CD.

Biasanya guru Sekolah Menengah Pertama hanya menggunakan buku jilid I

dimana materi didalam buku ini terbagi menjadi delapan unit yang tiap-tiap

unitnya terdapat tiga pembahasan yang menjabarkan dari topik besar pada tiap

unit.
22

Tabel 1 Materi yang terdapat dalam Buku Kuàilè hànyǔ

Unit 1 my friends and I 我和朋友 Arti


第一课 他是谁 Pelajaran Pertama (Siapa dia)
Dì yī kè tā shì shéi
第二课 她 比我高 Pelajara Kedua (Dia lebih tinggi dari
Dì èr kè tā bǐ wǒ gāo saya)
第三课 我的一天 Pelajaran Ketiga (Keseharian saya)
Dì sān kè wǒ de yītiān
单元小结 Ringkasan Unit
Dānyuán xiǎojié
Chinese Culture Budaya Tionghoa

Unit 2 My Family 我的家 Arti


第一课 我的家 Pelajaran Pertama (Rumah saya)
Dì yī kè wǒ de jiā
第二课 客厅在南边 Pelajaran Kedua (Ruang tamu berada
Dì èr kè kètīng zài nánbian di sebelah selatan)
第三课 你家的花真漂亮 Pelajaran Ketiga (Bunga di rumah
Dì sān kè nǐ jiā dehuà zhēn piàoliang kamu sangat indah)
单元小结 Ringkasan Unit
Chinese Culture Budaya Tionghoa
Unit 3 Shopping 购物 Arti
第一课 你买什么 Pelajaran Pertama (Apa yang kamu
Dì yī kè nǐ mǎi shénme beli)
第二课 苹果多少钱一斤 Pelajaran Kedua (Berapa satu apel
Dì èr kè píngguǒ duōshǎo qián yī jīn per kg)
第三课 这 件衣服比那件 Pelajaran Ketiga (gaun ini lebih
Dì sān kè zhè jiàn yīfú bǐ nà jiàn bagus dari itu
单元小结 Ringkasan Unit
Chinese Culture Budaya Tionghoa
Unit 4 School Life 学校生洁 Arti
23

第一课 你今天上了什么课 Pelajaran pertama (kelas apa yang


Dì yī kè nǐ jīntiān shàngle shénme kè kamu miliki hari ini)
第二课 汉语难不难 Pelajaran kedua (Bahasa Mandarin
Dì èr kè hànyǔ nàn bù nán itu sulit atau tidak)
第三课 来打乒乓球吧 Pelajaran ketiga (Ayo main tenis
Dì sān kè lái dǎ pīngpāng qiú ba meja)
单元小结 Ringkasan Unit
Chinese Culture Budaya Tionghoa
Unit 5 Environment and Health 环境与 健康 Arti
第一课 明天有小雨 Pelajaran Pertama (Besok akan turun
Dì yī kè míngtiān yǒu xiǎoyǔ hujan ringan)

第二课 在公园里 Pelajaran Kedua (di dalam taman)


Dì èr kè zài gōngyuán lǐ
第三课 我感冒了 Pelajaran Ketiga (Saya masuk angin)
Dì sān kè wǒ gǎnmàole
单元小结 Ringkasan Unit
Chinese Culture Budaya Tionghoa
Unit 6 Fashion and Entertaiment Arti
时尚娱乐
第一课 我喜欢你衣服的 颜色 Pelajaran Pertama (Saya suka warna
Dì yī kè wǒ xǐhuān nǐ yīfú de yánsè pakaian kamu)

第二课 我跟爸爸一样喜欢京剧 Pelajaran Kedua (Saya dengan bapak


Dì èr kè wǒ gēn bàba yīyàng xǐhuān Běijīng sama-sama suka beijing)

第三课 音乐会快要开始了 Pelajaran ketiga (Konser akan segera


Dì sān kè Yīnyuè huì kuài yào kāishǐ le dimulai)
单元小结 Ringkasan Unit
Chinese Culture Budaya Tionghoa
Unit 7 Media 媒体 Arti
第一课 我跟你一起看 Pelajaran Pertama (saya denganmu
Dì yī kè wǒ gēn nǐ yīqǐ kàn bersama menonton)
24

第二课 他的表演好级了 Pelajaran Kedua (Penampilan dia


Dì èr kè tā de biǎoyǎn hǎo jíle bagus)
第三课 你看广告没有 Pelajaran Ketiga (Apakah Anda
Dì sān kè nǐ kàn guǎnggào méiyǒu ? melihat iklannya?)
单元小结 Ringkasan Unit
Chinese Culture Budaya Tionghoa
Unit 8 Travel and Tradition Arti
旅行与传统
第一课 我去过 故宫 Pelajaran Pertama (saya telah ke
Dì yī kè wǒ qùguò gùgōng Kota gùgōng)

第二课 广州比北京热得多 Pelajaran Kedua (Guangzhou jauh


Dì èr kè guǎngzhōu bǐ běijīng rè dé duō lebih panas dari Beijing)
第三课 吃月饼, 看月亮 Pelajaran Ketiga (Makan kue bulan
Dì sān kè chī yuèbǐng, kàn yuèliàng dan perhatikan bulan)
单元小结 Ringkasan Unit
Chinese Culture Budaya Tionghoa

Unit 1 bertemakan my friends and I 我 和 朋 友 di dalamnya

terdapat materi 他 是 谁 , 她 比 我 高 , 我 的 一 天 . Ketiga materi ini

merupakan materi dasar yang sering ada dalam buku ajar pembelajaran

bahasa Mandarin, merupakan materi yang menjelaskan siapa dia, dia lebih

tinggi dari saya, keseharian saya. Jika dilihat berdasarkan kompetensi

dasar pembelajaran yang hendak dicapai dalam pembelajaran bahasa

Mandarin. Materi ini sudah sangat cocok untuk digunakan didalam kelas

VIII.

Unit 2 bertemakan My Family 我的家 di dalamnya terdapat sub

materi 我 的 家 , 客 厅 在 南 边 , 你 家 的 话 真 漂 亮 . Ketiga materi ini


25

merupakan materi dasar yang bercerita tentang rumah saya, ruang tamu

bagian selatan, kata-kata yang indah. Materi ini ada pada buku kelas VIII.

Unit 3 bertemakan shopping 购 物 di dalamnya terdapat sub

materi 你 买 什 么 , 苹 果 多 少 钱 一 斤 , 这 件 衣 服 比 那 件 . Materi ini

menjelaskan apa yang kamu beli, berapa harga apel, gaun itu lebih bagus.

Materi ini ada pada buku kelas VIII.

Unit 4 bertemakan school life 学校生洁 di dalamnya terdapat sub

materi 你今天上了什么课, 汉语难不难, 来打乒乓球吧。 Materi ini

menjelaskan tentang kehidupan sekolah. Yang artinya Kelas apa yang

kamu ikuti hari ini, apakah sulit belajar bahasa Mandarin, Ayo main tenis

meja. Materi ini terdapat pada buku kelas VIII.

Unit 5 bertemakan Environment and health 环 境 与 健 康 di

dalamnya terdapat sub materi 明天有小雨 , 在公园里 , 我感冒了 . Tiga

materi ini menjelaskan tentang lingkungan dan kesehatan, artinya Besok

akan turun hujan ringan. Di taman, saya masuk angin.

Unit 6 bertemakan Fashion and Entertaiment 时 尚 娱 乐 di

dalamnya terdapat sub materi 我喜欢你衣服的 颜巴, 我跟爸爸一样喜欢

京剧, 音东会快要开始了. Tiga materi ini menjelaskan saya suka pakaian

anda yang berwarna, saya dan bapak sama-sama suka pergi Beijing,

konser akan dimulai. Materi ini terdapat pada buku kelas VIII.

Unit 7 bertemakan Media 媒体 di dalamnya terdapat sub materi 我跟你

一起看, 他的表演好级了, 你看广告没有. Tiga materi ini menjelaskan saya


26

akan menonton bersama anda, penampilan dia bagus. Apakah kamu melihat

iklannya. Materi ini terdapat pada buku kelas VIII.

B. Kerangka Pikir

Bahasa merupakan penyampaian pesan atau makna oleh seseorang

kepada orang lain, salah satu bahasa yang diajarkan pada tingkat Menengah

Pertama adalah bahasa Mandarin. dalam kurikulum pembelajaran bahasa

Mandarin di SMP terdiri dari atas empat kompetensi berbahasa yang diajarkan di

SMP yaitu: mendengar 听力 (Tīnglì),berbicara 口语 (Kǒuyǔ),membaca 阅

读 (Yuèdú),dan menulis 写作 (Xiězuò).

Membaca pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan yang dilakukan

untuk memeroleh informasi yang hendak disampaikan oleh penulis kepada

pembaca atau membaca merupakan suatu proses memahami makna yang

terkandung dalam bahasa tulis.

Dalam belajar bahasa Mandarin banyak hal yang harus dikuasai oleh

siswa dan salah satunya adalah kemampuan membaca memahami isi bacaan.

Dalam kegiatan membaca, tidak tertutup kemungkinan siswa mengalami

kesulitan dalam membaca memahami teks bacaan, siswa juga mengalami

kesulitan dalam menjawab pertanyaan berdasarkan isi teks. Hal ini terjadi karena

bahasa Mandarin memiliki kaidah atau aturan yang berbeda dengan bahasa

Indonesia. Kaidah ini dapat membingungkan siswa dalam memahami isi teks

bacaan sehingga siswa menghadapi kesulitan. Hal ini kemungkinan dialami juga

oleh siswa yang belajar bahasa Mandarin di SMP Frater Makassar


27

Berdasarkan penjelasan di atas, kerangka pikir dalam penelitian ini dapat

digambarkan pada bagan halaman berikut :

Bagan Kerangka Pikir

Pembelajaran bahasa
Mandarin

Mendengarkan Berbicara Membaca Menulis


(Tīnglì) Kǒuyǔ Yuèdú Xiězuò

Kemampuan membaca memahami teks bahasa


Mandarin menggunakan Buku Kuaile Hanyu

Hasil

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir


28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian

kuantitatif adalah suatu penelitian yang dalam bentuk deskripsi dengan

menggunakan angka-angka. Data penelitian ini dikumpulkan dengan

menggunakan tes.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran

2020/2021 dalam pembelajaran bahasa Mandarin.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Frater Makassar yang beralamat

di Jl. Thamrin No. 3, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar,

Sulawesi Selatan.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan tujuan untuk memperoleh

data dan informasi tentang kemampuan membaca memahami teks bahasa

Mandarin siswa kelas VIII SMP Frater Makassar.


29

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Frater

Makassar dengan jumlah keseluruhan kelas sebanyak delapan kelas dengan

jumlah siswa sebanyak 248 siswa.

2. Sampel

Teknik sampel pada penelitian ini adalah sampel acak (random sampling)

terdapat delapan kelas. Berdasarkan teknik pengambilan sampel tersebut, dari

delapan kelas, kelas VIII G yang terdiri dari 28 siswa sebagai sampel

penelitian.

E. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah kemampuan

membaca memahami teks bahasa Mandarin menggunakan buku Kuaile Hanyu.

Kemampuan membaca memahami yang dimaksudkan yaitu kemampuan untuk

memahami dan mengungkapkan kembali isi atau makna teks bacaan. Buku Kuaile

Hanyu yaitu buku bahasa Mandarin yang terdiri dari dua jilid dan di buku jilid

kedua dipakai di kelas delapan SMP Frater Makassar

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian

berbentuk tes tertulis. Pemberian tes ini dimaksudkan untuk mengetahui

kemampuan membaca memahami teks bahasa Mandarin. Berikut ini dijelaskan


30

prosedur penilaian atau teknik pengukuran hasil tes kemampuan membaca

memahami teks bahasa Mandarin

Tes kemampuan membaca memahami teks bahasa Mandarin

menggunakan buku Kuaile Hanyu terdiri atas:

a. Pilihan Ganda

tes pilihan ganda. Tes ini terdiri atas 10 soal. Setiap jawaban yang benar

mendapatkan skor 1 dan jawaban yang salah mendapat skor 0. Jadi skor

maksimal adalah 10.

b. Benar Salah

tes benar salah. Tes ini terdiri dari 10 soal. Setiap jawaban yang benar

mendapat skor 1. Dan yang salah mendapat skor 0. Jadi skor maksimal

adalah 10.

c. Mencocokkan

Kemampuan menjawab tes mencocokkan. Tes ini terdiri dari 10 soal.

Setiap jawaban yang benar mendapat skor 1. Dan salah mendapat skor 0.

Jadi skor maksimal adalah 10.

Dengan demikian skor maksimal yang tercapai oleh siswa untuk tes

kemampuan membaca memahami teks bahasa Mandarin adalah 30. Skor ini

kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik persentase. Untuk mengetahui

tingkat kemampuan dalam memahami teks dalam bahasa Mandarin maka

digunakan rentang skor dengan kriteria pada halaman berikut:


31

No Angka Keterangan

1. 80-100 Baik sekali

2. 66-79 Baik

3. 56-65 Cukup

4. 40-55 Kurang

5. 30-39 Gagal

Tabel 3.1 Rentang Skor Penilaian

(Arikunto,

2012:281)

G. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik


persentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Ʃᵡ
x̅ =
N
Keterangan :
x̅ = Skor rata – rata

Ʃᵡ = Jumlah skor keseluruhan

N = Jumlah Sampel

(Sudjana, 2008:67)

Setelah diketahui rata – ratanya, dianalisis dengan menggunakan teknik

persentase dengan rumus :


32

skor rata−rata
persentase =
skor maksimal
ᵡ 100

Skor yang telah dicapai oleh siswa, kemudian di konversi ke dalam rentang

nilai 0-100 dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

skor siswa
skor maksimal
ᵡ 100%

(Sudjana, 2008:67)
33

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y.2012. Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter.


Bandung: PT Refika Aditama.

Abidin, Yunus. 2010. Strategi Membaca. Teori dan Pembelajarannya. Bandung:


Rizqi Press.

Aizid, Rizem. 2011. Bisa Baca Secepat Kilat (Super Quick Reading).
Yogyakarta: Buku Biru.

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi


Aksara.

Dalman.2014. Keterampilan Membaca. Jakarta: Rajawali Pers.

Fanany, Burhan. 2012. Teknik Baca Cepat Trik Efektif Membaca.


Yogyakarta:Araska

Tolista, Geo 2020. Kemampuan Membaca Memahami Teks Bahasa Jerman Siswa
Kelas X SMA Negeri 14 Gowa. Skripsi. Fakultas Bahasa dan Sastra.
Universitas Negeri Makassar.

Alhabsy Moch Ibnu Fiha. 2020. Kemampuan Membaca Memahami Teks Dialog
Bahasa Mandarin Siswa Kelas XII SMA Insan Cendekia Syech Yusuf.
Skripsi. Fakultas Bahasa dan Sastra. Universitas Negeri Makassar.

Muslich. Masnur. 2010. Text Book Writing: Dasar Dasar Pemahaman,


Penulisan, dan Pemakaian Buku Teks..Jogjakarta: Ar-ruzz Media

Nurhadi. 2010. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung. Penerbit, Sinar Baru
Algesindo Offset.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 11 Tahun 2005


tentang Buku Teks Pelajaran. 2005

Prasetyo. Andi. 2014. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Kencan Prenadamedia


Group.
Rahim,Farida. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar (Edisi Kedua).
Jakarta: Bumi Akasra.

Saddam, 2015. Kemampuan Membaca Memahami Wacana Bahasa Jerman dan


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1
Makassar. Skripsi. Fakultas Bahasa dan Sastra. Universitas Negeri
Makassar.

Saddono, K., Slamet (2012). Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia.


Bandung: Karya Putra Darwati.
34

Shaoqi, L. (2004). Kuaile Hanyu. Beijing: Renmin Jiaoyu Chubanshe

Soedarso. 2006. Speed Reading: Sistem Membaca Cepat dan Efektif, Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.

Somaday, Samsu. 2011. Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Syarifuddin, dkk. 2012. Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat. Medan:


Perdana Publishing.

Tarigan, H.G. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung : Aksara Bandung

Tampubulon, DP. 2008. Kemampuan Membaca, Teknik Membaca Efektif dan


Efisien. Bandung: Angkasa.

Wibowo. 2013. Perilaku dalam Organisasi. Jakarta: Rajawali Pers.

Anda mungkin juga menyukai