Anda di halaman 1dari 2

Suhartini lestari (33)

1651141014

Fonologi

Merangkai kalimat menggunakan diftong au, oi, ei, ai, au dalam bentuk teks paragraf.

PELANGI

Matahari membangunkanku dengan cahaya hangatnya melewati jendela kecil di


kamarku. Secepat kilat aku bangun dari tempat tidurku, menuju kamar mandi. Hari ini,
tanggal 15 Mei 2016 ialah hari dimana aku dan sahabatku akan pergi berlibur merayakan
persahabatan kami yang sudah terjalin sejak tiga tahun yang lalu, tepatnya sejak kami masuk
SMA. Setelah mandi aku langsung memasukkan barang-barangku ke dalam tas punggung
berwarna biru gelap yang semalam telah kupersiapkan. Aku mengikat rambutku lalu
memakai topi berwarna hijau tua senada dengan celana selutut yang sekarang kupakai. Aku
melirik jam beker di mejaku,

“Oh, Ya Ampun. Sudah pukul 7.” teriakku kaget.

Dengan cepat kuraih telepon genggam yang ada di kasur tak jauh dari tempatku
berdiri sekarang. Membuka layar telepon lalu menekan lama angka 7, sebuah nomor telepon
muncul di layar lalu secara otomatis menghubungi nomor tersebut. Setelah tiga kali terdengar
bunyi tuut, pemilik nomor itu baru mengangkat teleponnya dan berkata,

“Halo, Jen. Ada apa? Pagi-pagi kau sudah menghubungiku.” tanyanya santai.

“Hei!!! Kau masih tidur? Ini sudah jam berapa? Kau ingat tidak hari ini kita akan
pergi ke sungai Biskori, merayakan tiga tahun persahabatan kita!” seruku sedikit berteriak.

“Oh, Ya ampun, aku lupa. Maafkan aku, semalam aku terlalu asyik bermain game
sampai lupa kalau hari ini aku ada janji denganmu.” jelasnya.

“Cepatlah! 30 menit lagi kau sudah harus berdiri didepanku atau aku akan
meninggalkanmu” jawabku.

“Baiklah Putri Jeni! Eh, tidak, lima belas menit. Tunggu aku lima belas menit, aku
akan berada disana lima belas menit lagi” katanya menyakinkan.

Gadis yang baru saja kuhubungi inilah sahabatku, namanya Ken. Nama lengkapnya
Kenanga Wijaya, ia adalah anak dari seorang pengusaha kaya dan anak bungsu dari empat
bersaudara. Karena ke tiga kakaknya adalah laki-laki, ia pun tumbuh menjadi gadis tomboi
yang cantik. Itulah sebabnya ia tidak ingin dipanggil dengan nama Kenanga, tetapi Ken.
Ibunya telah meninggal sejak ia masih berumur lima tahun, sejak saat itu ia memutuskan
ingin menjadi anak yang kuat agar tidak menyusahkan ayah serta kakak-kakaknya. Walaupun
ia adalah anak dari pengusaha kaya, tetapi sikap dan prestasinya sangat mengagumkan. Ia
termasuk anak yang pandai di sekolah kami dulu dan juga sangat ramah. Tetapi banyak yang
membencinya karena status yang ia miliki. Melihatnya diacuhkan oleh teman-teman sekelas,
aku memutuskan untuk akrab dengannya dan akhirnya kami menjadi sahabat sampai
sekarang.

Lima belas menit kemudian, sebuah mobil Toyota FT-86 open berwarna putih
berhenti tepat di depan apartemenku. Si pengemudi membuka kaca jendela lalu mengangkat
tangan memberi isyarat kepadaku untuk masuk ke dalam mobil sambil tersenyum manis.
Dengan kesal aku masuk ke dalam mobil.

“Kau benar-benar menyebalkan, Ken. Kau sendiri yang mengajakku berlibur semalam
tetapi kau juga yang lupa janji itu. Aku heran, apa yang aku pikirkan tiga tahun lalu hingga
mau mengajakmu jadi temanku.” kataku menatap ke luar jendela, menikmati angin sepoi-
sepoi yang menyentuh wajahku.

“Hei, hei. Jangan marah putri. Kalau kau marah, nanti aku akan mengalahkan
kecantikanmu itu” godanya sambil tertawa kecil.

Aku tidak menanggapi ucapannya barusan dan masih sibuk melihat hamparan sawah
hijau di sepanjang jalan. Ken lalu menurunkan atap mobilnya yang membuatku lebih bebas
merasakan hembusan angin sepoi-sepoi yang sedari tadi asyik menyentuh wajahku. Aku
tersenyum sambil menikmati tiupan angin itu, wajahku kembali ceria seperti saat aku
dibangunkan oleh hangatnya cahaya matahari pagi tadi. Suasana kembali indah bagai pelangi
yang memiliki warna-warni indah yang membuat siapa saja bahagia memandangnya. Liburan
hari ini kembali menjadi memori indah lainnya sejak persahabatanku dengan Ken tiga tahun
lalu sampai saat ini. Pelangi, itulah nama yang kubuat untuk mengingat semua kenangan
bersama sahabat baikku Kenanga. Yang akan membuat siapa saja iri mendengar cerita kami,
seperti halnya membuat matahari iri melihat pelangi yang mempunyai warna-warni yang
indah.

DIFTONG
No.
au oi ei ai au
1. Hijau Tomboi Mei Memakai Kau
2. Kau Sepoi-sepoi Hei Santai Kau
3. Kau Sepoi-sepoi Hei Pandai Kau
4. Kau Hei Kau
5. Kau Kau
6. Atau Hijau

Anda mungkin juga menyukai