Anda di halaman 1dari 3

Penembus Ruang dan Waktu

Halo Perkenalkan, namaku Wardhana. Aku adalah salah satu dari jutaan murid yang
terpaksa melakukan pembelajaran jarak jauh dikarenakan kondisi ini. Sekarang sudah pukul 7
malam, saatnya memulai kegiatan pembelajaran. Ya, aku belajar pada malam hari dan tertidur
pulas pada siang hari. Mengapa begitu? Akan kujelaskan.

Cerita ini berawal dari awal tahun lalu. Dimana ketika aku masih menetap di Indonesia.
Aku tinggal di salah satu kota kecil di selatan Jawa Tengah. Yap, Kebumen. Kota dimana aku
dilahirkan dan dibesarkan. Aku bersekolah di SMP Bintang. Sekolah ini merupakan salah satu
yang paling favorit. Sekarang aku sudah kelas 3 SMP dan siap untuk melanjutkan pendidikanku
ke jenjang yang selanjutnya.

Awal tahun ini, aku kira ini akan menjadi tahun yang menyenangkan. Banyak bermain
dengan teman teman, merayakan hari hari spesial bersama, mengerjakan tugas kelompok.
Tapi… Kenyataan berkata lain. Kami semua terpaksa melakukan pembelajaran jarak jauh.
Meskipun begitu, semangat belajar harus tetap membara. Apalagi sebentar lagi aku akan
memilih sekolah tempatku melanjutkan pendidikan.

“Huuffttt, Pembelajaran online ini makin lama makin membosankan saja” , Kataku. Aku
hanya diberi tugas terus setiap hari, mana tidak boleh keluar rumah. Aku harus mencari cara
nih… Oh iya, kenapa aku tidak melanjutkan sekolahku diluar negeri seperti yang dikatakan
Ayahku, ya? Dengan begitu, aku pasti dapat berlibur sembari menunggu untuk pendaftaran
sekolah baru. Aku pun bercerita tentang keinginanku kepada Ayah. Ayah pun menyetujuinya
dan aku akan berangkat ke Kanada minggu depan.

Senang sekali akhirnya aku dapat berlibur, hitung-hitung kan sekalian mencari sekolah
yang lebih baik disana, hehe. Tapi aku masih keberatan jika harus meninggalkan teman-temanku
yang baik hati. Aku mulai bimbang akan kepastianku sendiri. Apalagi sekarang masih
pembelajaran jarak jauh. “Kanada kan berbeda 12 jam dari sini… Pasti sekolahku menjadi jam 7
malam. Ahh… Tapi tidak apa-apa, demi masa depanku sendiri”.
Akhirnya tiba hari dimana aku akan menuntut ilmu ke negeri seberang. Ayah dan Ibu
mengantarku ke bandara. Kami berpelukan sejenak sebagai tanda untuk melepas rindu.
Sebelum masuk ke pesawat, aku dikejutkan oleh getar telpon genggamku. Oh ternyata itu pesan
singkat dari sahabat wanitaku. “Hai Wardhan, kamu sudah mau berangkat ya? Hati-hati disana.
Belajar yang sungguh sungguh yaa. Aku bakal rindu sama kamu.” Dalam hatiku berkata: “Huh,
dasar insan muda yang sedang dimabuk asmara.”

Setelah 15 jam lebih mengudara lintas benua dan lintas samudera, pesawatku akhirnya
tiba di bandara Toronto Pearson International Airport di Kota Toronto pada dini hari. “Fyuuhh,
akhirnya tiba juga disini. Ternyata lelah juga ya 15 jam di pesawat.” Tanpa berpikir panjang aku
langsung menelpon Paman Michael untuk menjemputku. Paman sudah 10 tahun lebih tinggal di
Kanada dan sekarang sudah tinggal menetap disini.

“Lelah sekali aku hari ini, tidak sabar untuk bertemu paman dan beristirahat”, Tuturku.
Setelah hampir setengah jam menunggu tiba tiba terdengar bunyi klakson didepanku, “TINNN,
TINNN”. Kukira itu karena aku berdiri terlalu dekat dengan jalan. Ternyata itu Paman
membunyikan klakson mobilnya sembari melambaikan tangan kepadaku. Langsung saja aku
melambaikan tangan balik Kepada Paman dan naik ke mobilnya. “Wahh, Selamat datang Mas
Wardha… Sudah 11 tahun Paman tidak bertemu denganmu”, Sapa Paman dengan hangat.

Saking lelahnya, aku sampai tertidur di mobil. Tiba-tiba aku terbangun karena paman
mengerem mobilnya dengan cepat. “Ada apa, Paman?” , “Tidak apa-apa, Paman hanya ingin
membangunkan kamu. Soalnya kita sudah sampai rumah.” Memang pamanku ini suka bercanda
orangnya. Wajar jika dia menjadi seniman disini. Setelah menurunkan koper dan barang barang
pribadiku dari mobil paman aku langsung masuk ke rumahnya. Ternyata aku sudah diberikan
kamar sendiri, karena ia tau bahwa aku akan tinggal dirumahnya dalam waktu lama. Aku
langsung tertidur pulas didalam kamar itu karena besok adalah hari senin dan pembelajaran
akan dimulai kembali.

Selamat sore! Aku terbangun pada pukul 4 sore karena sangat lelah. Apalagi ditambah
dengan Jetlag dan tubuhku belum menyesuaikan dengan waktu setempat. Aku langsung
bergegas membuat macaroni keju instan dan sembari menunggunya matang, aku pun
membersihkan badan. “KRINGGGGG” , bunyi microwave menandakan makanan sudah siap. Aku
pun menyantap makan sore pertamaku di Kanada.

Seragam sekolah telah kusiapkan dan tergantung rapi di lemari kamar. Sekolah akan
segera dimulai jadi aku memakai seragam dan merapikan rambutku. Jam 7 malam pun tiba,
Lembar per lembar buku kubuka demi menuntut ilmu. Walaupun jam tidurku terbalik. Sekolah
selesai jam 12 malam dan aku masih harus mengerjakan tugas yang diberikan oleh guruku.
Sepertinya aku tidak bisa beradaptasi dengan waktu kanada. Setelah menyelesaikan semua
tugas aku baru bisa tertidur lelap pada jam 8 pagi. Sungguh sebuah pengalaman yang asyik. Aku
tinggal menunggu kelulusanku sehingga aku bisa mendaftarkan diriku untuk bisa bersekolah
disini.

Anda mungkin juga menyukai