Disusun oleh:
Miftahul Jannah
Kelas: XII Mipa 3
Guru Pembimbing: Ernida S.Pd
Tiba di Kota Taipe, kami para mahasiswa ditempatkan di asrama yang dekat dengan
NSTUT (National Taiwan University of Science and Technology) universitas yang kami tuju.
Kebetulan aku sekamar dengan Mira yang merupakan jurusah teknik sipil yang berasal dari
ITS juga. Kami segera membereskan barang-barang kami. Setelah itu kami menyantap
makan malam yang sudah kami pesan dari resengan toran Halal terdekat.
Keesokan harinya, walaupun asrama yang kami tempati dekat dengan asrama, tetapi kita
harus menggunakan sepeda ke NSTUT. Karena jalannya agak berliku dan kita
membutuhkannya untuk pergi ke sumber penelitian yang menjadi tugas riset yang diberikan
dosen. Ini merupakan pagi pertamaku di Taiwan. Tak pernah terbayang kalau aku ternyata
bisa berada di Taipe. Walaupun akun tidak bisa bahasa Mandarin, karena aku sering ikut
ayah bekerja keluar negeri membuat aku bisa berkomunikasi dengan Bahasa inggris,
ditambah lagi dengan SMP dan SMA.
Pukul 06.30 aku bersama sepedaku beranjak dari asrama menuju NSTUT. Menggunakan
rok biru, baju putih dan jelbab agak sedikit bermotif. Cuaca sangat mendung pagi itu, tapi
aku tidak peduli “Ini hari pertamaku, tidak ada alasan jika aku tidak pergi ke kampus” bisik
hatiku. Aku mengayuh sepeda agak sedikit cepat, tepat dibelokan tak sengaja aku menabrak
Pria Kami saling bertatapan , lalu harus ku memecahkan tatapan itu, kami bukan muhrim.
Ternyata kemeja biru muda dan celana hitam yang dipakainya kotor terkena lumpur dan
gerimisnya hujan. Pria itu berparas puti dan tampan. Aku merasa bersalah kerena telah
menabraknya, ditambah lagi dengan pakaiannya yang telah ku kotori. Aku segera meminta
maaf dengan rasa bersalah.
“ Tapi pakaian bapak jadi kotor. Boleh saya bersihkan sebagai permintaan maaf saya?”
Tanyaku masih dalam rasa bersalah”
Pria itu sangat tampan, gumamku. Aku pun melanjutkan perjalananku ke NSTUT. Sampai
ke NSTUT aku memakirkan sepeda ku di parkiran yang sangat teratur rapi walupun tidak
adapenjaganya. Aku menuju gedung teknik sipil. Menaiki lift ke lantai 11, menuju ruang 103.
Tiba di lantai 11 aku bertemu dengan pria yang ku tabrak tadi, bajunya sangat kotor. Dia
menuju arah ruang 103 ju ga.
“ Ya, kenapa? Jangan tertawa”, Godanya. Bukankah kamu bilang tadi pagi kamu mau
membersihkan pakaianku?, tanyanya jengkel.
“kalau begitu tunggu sebentar” kata pria itu menyuruhku menunggu didepan ruangan 111.
Tidak lama kemudian dia keluar dengan pakaian berwarna biru muda dengan celana hitam
yang sangat mempesona. “ ini pakaiannya”.
Aku langsung menuju kelasku, aku mulai memiliki teman Taiwan bernama Suong lie.
Tidak lama berbincang, sekitar 15 menit dosen teknik sipil kami pun tiba di kelas. Betapa
terkejutnya aku, ternyata pria tadi adalah dosen ku. Namanya Do kyungsoo, terkenal
disiplin, sangat tegas dan kiler. Banyak mahasiswi yang tergila-gila padanya walaupun ia
terkenal sangat kiler. Tugas yang ia berikan pun tidak tanggung-tanggung. Kami diberi tugas
merancang sebuah bangunan menggunakan miniature serta menjelaskan desain interior
dari bangunan tersebut. Alhamdulillah, Prof Do sepertinya menyukai dan tertarik dengan
karya ku. Setelah kelas berakhir, pukul 13.00 aku segera membereskan barang-barangku.
Prof Do menyruhku menjumpainya di ruangannya.
Aku mengetuk pintu ruangan Prof Do. Terdengar kata “ masuk!”. Terlihat prof Do sedang
dimejanya yang terdapat banyak kertas dan sebuah foto seorang wanita yang ku taksir
umurnya tidak jauh dari usiaku sekitar dua puluh delapananlah. Ruangan itu lumayn luas
dan dihiasi dengan miniature-miniatur dan piala yang di peroleh oleh Prof DO. Kemudian
Prof Do mempersilahkan ku duduk di hadapannya.
“Benarkah kamu mahasiswa Indonesia yang mrndapat beasiswa dari NSTUT ini?” Tanyanya.
“saya sangat tertarik dengan hasil kerjamu tadi, dan menurut info yang saya dapat
tentangmu, saya sangat mengapresiasikanmu. Dan saya igin menawarkanmu untuk menjadi
anggota di laboratoriumku, kebetulan aku belum mendapatkan asisten untuk membantuku
menyelesaikan riset-riset di Lab. Saya akan memberi gaji untukmu. Tetapi kamu juga harus
mengikuti sebuah tes seleksi sesuai dengan prosedur ”. Usul Prof Do.
“Baik Prof, saya terima tawarannya. Kapan seleksinya bisa saya ikuti?” Tanya ku semangat
walaupun perutku suadah mulai keroncongan.
“Setelah makan siang, pukul 14.00 kamu bisa menunggu saya di laboratorium, kita akan
melaksanakan tes disana”. Balas Prof Do
“Baik Prof setelah makan siang, saya akan menunggumu disana. Terima kasih banyak Prof
atas tawarannya. Ini sangat membantuku”. Balasku .
Aku bergegas menuju Mushalla di NSTUT, dan melaksanakan shalat Zuhur. Kemudian aku
menuju restaurant halal yang dekat dengan NSTUT. Setelah Makan siang aku kembali
menuju NSTUT dan menuju Laboratorium Teknik, tidak lama menunggu profesor Do datang
membawa beberapa kertas dan menyerahkannya pada ku untuk ku selesaikan dalam waktu
satu jam. Kertas itu berisi soal-soal yang harus kukerjakan, soal termauk soal hots yang
langsung menuju ke penerapan dalam kehidupan.
“Bagus sekali Mifta, saya sangat menyukainya. Mulai sekarang kamu sudah boleh bergabung
sebagai anggota lab, lebih tepatnya menjadi asisten saya.” Kata Prof Do.
“Mulai besok pagi kamu sudah bisa stay di lab. Kecuali saat jam kuliahmu, kamu wajib
mengerjakan berbagai tugas riset di lab selama tiga bulan tanpa mengeluh, sudah tiga orang
mengundurkan diri sebagai asisten saya.”Tuturnya.
"