Anda di halaman 1dari 5

Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik dari

Cerpen Islammu Pintu Hatiku

Disusun oleh:
Miftahul Jannah
Kelas: XII Mipa 3
Guru Pembimbing: Ernida S.Pd

SMA Negeri Unggul Aceh Timur


Tahun Ajaran 2019/2020
I. Unsur Intrinsik Cerpen

1. Tema
Kisah cinta antara dua manusia yang berbeda keyakinan.
2. Tokoh dan Penokohan
Di novel Islammu adalah Maharku sebenarnya ada banyak tokoh, tapi mungkin hanya
akan saya jelaskan beberapa saja karena paling kuat tokoh hanya di tokoh utamanya,
sedangkan tokoh yang lain hanya sebagai pengantar. Juga karakter dari mereka memang
mendukung tokoh utama.
1. Mifta: Seorang mahasiswa S2 di NTUST, sebelumnya ia menjabat sebagai dosen di
ITS, semangat belajarnya tinggi. Seorang wanita yang sangat menjaga
kehormatannya.
2. Prof. Do : Seorang Profesor muda yang cerdas, awalnya ia adalah seorang agnotis
yang tidak percaya adanya Tuhan, namun akhirnya ia menjadi mualaf. Pria muda
yang penuh pesona dan didambakan semua wanita.
3. Hadi dan Istrinya : Ayah dan Ibu Syakila, seorang yang berpendidikan tinggi dan
menjunjung norma kesopanan dalam lingkungan.
4. Ibu Prof. Chen : Seorang ibu yang mendukung anaknya meskipun langkah yang
diambil anaknya merupakan sesuatu yang berbeda darinya.
5. Xiaoqi : Mantan kekasih Prof. Chen, ia adalah seorang wanita yang tidak ingin
menikah namun ingin hidup selayaknya suami istri dengan kekasihnya.

3. Alur (Plot)
Alur yang digunakan penulis merupakan alur maju dan alur mundur. Cerpen itu
diceritakan secara berurut, namun ada cerita masa lalu Prof Do yang terselipkan.
4. Setting (Latar)
Latar tempat yang digunakan adalah di Indonesia, Taipe, Soon Monlake, Taiwan.
Suasana senang juga terdapat di beberapa paragraph seperti dilamar diruang siding dan
ketika sudah menikah dengan Prof. Do, dan latar sedih saat Mifta menolak Prof. Do saat
berada di Soon Monlake.
Aku tidak sanggup lagi dengan perasaan ini, walaupun aku sudah berusaha
membuangnya, tapi rasa ini selalu datang. Aku berlari sambil menangis menuju kamar,
tidak enak telah menolak Prof Do. Ternyata Devi, Yoon dan Sao melihat semuanya dari
awal sampai akhir. Prof Do meminta mereka tidak membicarakan kesiapapun. Walaupun
begitu kami harus tetap seperti biasa untuk menjaga hubungan kami.

Setahun hampir berlalu, ini adalah hari sidangku. Beasiswa S2 ke Taiwan hanya
setahun diberikan. Aku sangat takut dan bagaimana ini, sampai akhirnya aku dinyatakan
lulus. Tiba –tiba Prof. Do datang ke ruangan sidang setelah aku dinyataran lulus. Dia
melamarku lagi.

“ Kamu pernah berjanji jika aku adalah seorang muslim maka aku bisa menikah
denganmu. Jadi maukah kamu menikah denganku?” Tanya Prof Do.

“Sejak kapan ada yang melamar diruangan sidang?” Tanyaku gugup. Aku menerima
lamaran dari Prof. Do dengan mengangguk kepadanya sambil tersenyum, Semua sontak
gembira termasuk orang tuaku yang dari tadi ternyata sudah melihatnya dari awal.
Kuarasa ini hasil kerja sama Prof.

Tahun depan Prof. Do akan bertugas di Inggris, dan aku akan ikut dengannya untuk
melanjutkan S3 disana, itu rencana Prof. Do, karena dia tahu aku ingin sekali melanjukan
pendidikan di Inggris. Kami kembali lagi ke suatu tempat dimana prof. Do melamarku
untuk pertama kalinya. Kami menikmati suasana disana sebagai sepasang kekasih.
Betapa bahagianya aku saat itu.
5. Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama, dimana penulis
merupakan tokoh utama (Mifta) didalam cepen tersebut.
6. Gaya Bahasa
Mentari pagi itu mulai menangis, tapi aku tidak peduli “Ini hari pertamaku, tidak ada
alasan jika aku tidak pergi ke kampus” bisik hatiku.
7. Amanat
Terus tuntutlah ilmu selama nafasmu masih ada, karena dengan ilmu kamu bisa
menaklukan dunia, namun jangan sampai ilmu yang kamu peroleh justru
menyesatkanmu. Maka dari itu niat menjadi faktor utama ilmu yang kamu cari bisa
menjadi berfaedah atau justru bermudharat untuk hidupmu. Carilah ilmu karena Allah
SWT.
II. Unsur Ekstrinsik Cerpen
1. Latar Belakang Penulis
Miftahul Jannah adalah seorang siswi kelas XII SMA yang menggeluti Ekstrakulikuler
Sastra selama dua tahun di SMA Negeri Unggul Aceh Timur. Siswi yang berkelahiran pada
tanggal 01 Oktober 2002 ini telah menciptakan beberapa karya seperti puisi yang
memiliki tema tanah air, cerpen tentang kisah kedurhakaan seorang anak, cerper
Islammu adalah pintu hatiku dan puisi lainnya. Biasanya karya-karyanya lebih cenderung
pada kesedihan.
2. Nilai yang Terkandung di dalam Cerpen
a. Nilai Agama
Seorang muslim tidak boleh menikah dengan yang nonmuslim.
“ Prof tapi agama kita berbeda, kita tidak pernah bisa bersatu!” kataku dengan penuh
kecewa.
“Apakah jika saya seorang islam kamu bisa berjanji akan menikah denganku?” Tanya
Prof. Do menuntut.
“Tentu Prof, dalam Islam sebuah pasangan tidak boleh menikah jika memiliki agama
yang berbeda”, Jawabku kecewa karena kami belum bisa bersama walupun kami
saling mencintai.
b. Nilai Sosial
ketika Mifta akan meminta maaf karena telah menolaknya dan saat menolong Prof. Do
yang sakit, menjaga hubugan dengan baik walau pun memiliki agama yang berbeda
dan yang paling penting adalah toleransi toleransi.
Setelah dua hari di Soon Monlake, kami kembali ke NSTUT dan mekukan aktivitas
seperti biasa. Aku berniat meminta maaf kepada Prof. Do atas kejadian di Soon
Monlake Kemarin. Aku menuju ruangan Prof. Do, terlihat Prof. Do sedang kesakitan.
Aku langsung menghampirinya, beliau terjatuh dari kursinya. Aku langsung meminta
prtolongan, tetapi di lab sedang tidak ada orang, Soo akan mengikuti rapat.
Terpaksalah aku harus membawanya sendiri kerumah sakit. Setiba di rumah sakit Prof
langsung di bawa ruang UGD, ternyata Prof. Do mengalami Tipes. Aku tidak tenga
meninggalkannya sendiri jadi kuputuskan menunggu sampai anggota keluarga Prof.
Do ada yang yang datang. Pukul 6 sore ku lihat kondisi prof. Do sudah lumayan
membaik, aku harus pulang ke asrama untuk bersih-bersih dan membuatkan bubur
untuk Prof. Do.
Beliau tidak perlu kebingungan dan ambil pusing karena seluruh tugas yang datang
saat Prof. Do di rumah sakit telah ku bantu selesaikan termasuk jam ngajar Prof. Do
juga telah kugantikan.
Kami pun akhirnya menikah di Taiwan, keluarga Do tidak memiliki masalah
denganku dan begitu juga sebaliknya Prof tidak memiliki masalah degan keluargaku.
Walaupun otang tuaku dan orang tua Prof. Do memiliki kepercayaan yang
berbeda.Besoknya ibu dan ayahku keembali ke Indonesia, begitu juga dengan
keluarganya Prof. Do yang kembali ke Korea.
c. Nilai Moral
Beberapa pesan moral dari novel ini antara lain :
1. Jangan jadikan pindahnya keyakinanmu karena seseorang yang kamu cinta,
sayang atau kagumi. Tapi harus murni berdasarkan kemantapan hati dan
ketenangan jiwa, karena ini lebih baik untuk kedepannya.
2. Mencintai seseorang itu hal wajar, karena rasa cinta memang fitrah dari Allah
SWT. Tapi janganlah mencintai karena nafsu yang hanya memandang fisik, rupa
dan jabatan. Tapi mencintai lah karena Allah SWT, niscaya itu cinta yang murni
dan abadi.
3. Sebagai seorang wanita sudah sepantasnya menutup aurat dan menjaga
pandangan, dengan menutup aurat bukanlah merupakan suatu perbuatan yang
mengekang ataupun menghalangi aktivitas kita diluar namun justru menjaga diri
kita dari kejahatan yang tidak diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai