Segenap yang hadir hanya diam saja mendengar perintah itu. Jangankan membabat hutan nagka
Doyong, baru mengusiknya saja risikonya mati.
“Puspo Ronggowilogo, bagaimana tanggung jawabmu sebagai benteng dan penglima perang
Kadipaten Sumengkar?” Tanya Adipati Wironegoro.
“Ampun beribu ampun gusti Adipati, hamba benar-benar tidak mau mati sia-sia di tangan Jin
penunggu hutan Nangka Doyong. Namun, hamba ada usul, Gusti. Biarlah Demang Wonopawiro
yang menjalankan tugas ini. Semua ini hukuman pada dia,Gusti!”
“Tutup mulutmu, Ronggowilogo! Jangan melemparkan tanggung jawabmu kepada orang lain!”
sahut Adipati murka.
“Baik, kalau tidak ada punggawa Kadipaten Sumengkar yang berani, aku sendiri yang akan
memunaikan tugas!” kata Wironegoro geram.
“Biarlah hamba yang melaksanakan tugas ini,” kata seseorang yang baru masuk pendapa
kadipaten dan menyembah dengan hormat. Dia adalah Demang Wonopawiro.
“Demang, benarkah engkau berani membabat hutan Nangka Doyang?” seru Sang Adipati.
“Benar, Gusti, untuk Negara hamba rela mengorbankan jiwa dan raga,” jawab
DemangWonopawiro.
Kisi-kisi 15
Perhatikan kutipan cerpen berikut!
Laki-laki romantis adalah laki-laki yang bias membuat perempuan tertawa. Ratih teringat
kalimat di sebuah buku: menikahlah dengan laki-laki pertama yang membuatmu tertawa. Ia lupa
judulnya. Yang tak ia lupa ialah ketika Eka dating ke rumahnya pertama kali pada malam Jumat.
Tidak membawa bunga, tapi martabak. “Pertama, mesti kutegaskan,” katanya. Aku sengaja
datang malam Jumat, karena tahu, malam Minggu kamu sudah milik orang lain. Aku tak berhak
mengganggunya. Seseorang yang bahagia adalah seseorang yang diberi kesempatan memilih
dalam hidup. Maka aku memberimu kesempatan agar kamu bisa memilih sendiri kebahagianmu.
Tak peduli, apakah bagimu nantinya aku pilihan kedua atau pertama.”
“Jadi, kamu tahu aku sudah punya pacar?”
“Kalau perempuan semanis kamu tidak punya pacar, pasti ada yang salah pada selera semua laki-
laki di dunia ini.”
Ratih tertawa
“Dan kedua, soal martabak ini. Sebagai anak kost, aku mesti yakin bahwa aku tidak
membelikanmu sesuatu yang akan sia-sia. Itu sebabnya aku membawaknmu martabak.”
“Kenapa?”
“Karena bila kamu tak suka, aku bias memakannya sendiri.”
Matinya Seorang Demonstran, Agus Noor
Kutipan Novel 2
Malam itu kau melihat kapal-kapal mereka nun jauh di laut, sedang berlayar menuju pulaumu.
Armada dengan layar-layar berkibar dan tiang-tiang tegak, berpandu kompas membelah ombak,
angina berharum garam membawa semacam aroma lain yang sengatnya tajam. Kapal-kapal itu
dating laju, menuju cercah-cercah serupa nyala emas hangus yang bertebaran di permukaan
gunung, gemerlap yang kelam, sarat bersusun-susun, memancar terlalu terang untuk pulau
sekecil itu. (Nukila Akmal, Cala Ibi, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2004)
Perbedaan gaya bahasa kedua kutipan novel tersebut adalah ….
a. Novel 1 menggunakan bahasa lugas, novel 2 menggunakan ungkapan
b. Novel 1 menggunakan majas, novel 2 menggunakan bahasa sehari-hari
c. Novel 1 menggunakan bahasa lugas, novel 2 menggunakan majas
d. Novel 1 menggunakan bahasa resmi, novel 2 menggunakan bahasa menggunakan popular
e. Novel 1 menggunakan ungkapan, novel 2 menggunakan bahasa melayu
Kisi-kisi 18
Cermati kutipan berikut!
Meskipun mereka sudah berteman hamper tiga belas tahun, dengan masalah yang tak
sama jauh-jauh dari penampilan fisik-perangai Jo dan Vin tumbuh berbeda sekali. Vin tumbuh
dengan pemahaman baik. Sejak SMA dulu ia tidak terlalu peduli dengan pendapat orang lain.
Sepanjang ia bahagia, maka mau jelek, mau cantik orang lain menilai, ia selalu merasa cantik.
Berbeda dengan Jo yang menolak paham kalau pun ia sebenarnya paham-untuk
menerimanya. Jo terus berkutat dengan tubuh tambunnya. Pernah saking inginnya bertubuh
kurus, Jo memaksa diri melakukan diet tanpa terkendali. Fantastis memang berat tubuhnya turun
separuh. Membuat pangling. Tapi itu hanya bertahan beberapa minggu, sebelum berakhir
terbaring di ranjang rumah sakit. Saat ia kembali sehat, tubuhnya kembali membesar tanpa
kendali.
(Sepotong Hati yang Baru, Tere Liye)
Ringkasan kutipan tersebut adalah …
A. Vin dan Jo bersahabat cukup lama, tetapi mereka memiliki pandangan yang berbeda
tentang penampilan fisik.
B. Vin dan Jo berusia hamper tiga puluh tahun, selalu memperhatikan penampilan fisik.
C. Vin gadis yang selalu tampil sederhana sedang Jo selalu berusaha memperbaiki
penampilannya.
D. Vin tidak pernah peduli dengan pendapat orang tentang penampilannya yang penting
bahagia.
E. Jo selalu ingin tampil menarik dengan melakukan diet agar tubuhnya menjadi kurus.