0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
9 tayangan6 halaman
Laporan ini memberikan ringkasan tentang praktikum bimbingan dan konseling Islam yang dilakukan untuk membantu seorang mahasiswi bernama Anisa Titania yang mengalami masalah emosi yang tidak terkendali akibat rasa bersalah atas perbuatannya di masa lalu. Laporan ini mendiagnosis masalah emosi tersebut dan memberikan terapi berupa dzikir untuk membantu menenangkan hati dan pikiran serta memaafkan diri.
Laporan ini memberikan ringkasan tentang praktikum bimbingan dan konseling Islam yang dilakukan untuk membantu seorang mahasiswi bernama Anisa Titania yang mengalami masalah emosi yang tidak terkendali akibat rasa bersalah atas perbuatannya di masa lalu. Laporan ini mendiagnosis masalah emosi tersebut dan memberikan terapi berupa dzikir untuk membantu menenangkan hati dan pikiran serta memaafkan diri.
Laporan ini memberikan ringkasan tentang praktikum bimbingan dan konseling Islam yang dilakukan untuk membantu seorang mahasiswi bernama Anisa Titania yang mengalami masalah emosi yang tidak terkendali akibat rasa bersalah atas perbuatannya di masa lalu. Laporan ini mendiagnosis masalah emosi tersebut dan memberikan terapi berupa dzikir untuk membantu menenangkan hati dan pikiran serta memaafkan diri.
Tugas disusun untuk memenuhi Ujian Akhir Semester Praktium BK dalam Islam Dosen Pengampu : Slamet Maarif, S. Pd., MM
Disusun Oleh :
Rahmi Amalia (1601015081)
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA JAKARTA 2020 Identitas Konseli
Nama : Anisa Titania
TTL. : Tangerang, 23 April 2000 Umur : 19 tahun Agama : Islam Alamat : Komplek Cipondoh Makmur Blok C6 no 25 Rt.02/11 Cipondoh Tangerang Pekerjaan : Mahasiswa A. Pertemuan Ke – 1 Pada hari Sabtu, 26 Oktober 2019 saat itu teman – teman adik saya sedang bermain di rumah, lalu saya cerita ke adik saya bahwa saya membutuhkan satu orang yang memiliki masalah, lalu akan dilakukan suatu wawancara dan akan di berikan suatu teknik psikoterapi islam. Saat itu salah satu temen nya adik saya mendengar pembicaraan saya dan adik saya lalu dia menghampiri saya dan mengatakan bahwa dia ingin di konseling sama saya. Konseli saya tersebut bernama AT, ia adalah teman adik saya sewaktu SMP sekarang dia kuliah di salah satu universitas swasta Tangerang, waktu itu ia kebetulan sedang bereuni di rumah saya. Sebelum saya menanyakan masalahnya, saya memnta izin bahwa AT akan dijadikan konseli untuk tugas kuliah saya yang prosesnya adalah diwawancara lalu hasil wawancaranya di ketik dan dilampirkan untuk UTS mata kuliah praktikum BK dalam islam, dan setelah itu akan dilakukan suatu teknik praktikum islam sesuai masalah yang di alami oleh AT saat melakukan teknik harus ada vidio dan diserahkan kepada dosen matakuliah praktikum islam dalam BK. Akhirnya AT memahami dan menyetujui akan dilakukannya wawancara dan pemberian teknik tersebut. Karena saya belum terlalu kenal maka hal yang pertama saya lakukan adalah mencari tahu biaodata pribadi AT. Yaitu seperti, AT adalah anak pertama dari dua bersaudara, ia memiliki adik yang usianya terpaut jauh usia adiknya yaitu enam tahun dan AT usianya sekarang adalah 19 tahun. AT tinggal di Tangerang dan kuliah di Universitas Muhammadiyah Tangerang jurusan Pendidikan Sekolah Dasar, lalu AT memiliki kedua orang tua yg masih lengkap kedua orangtuanya tersebut bekerja sebagai wiraswasta di Jakarta. AT memiliki hoby menggambar ia dapat menggambar pemandangan, karikatur dan animasi kartun, dahulu AT tidak kepikiran masuk jurusan PGSD dan yang ia inginkan adalah masuk jurusan arsitek. Karena keadaan ekonomi dan keadaan keluarga yang membuat ia membatalkan keinginannya tersebut. Ia sempat merasa sedih bahkan AT samapai marah dan mendiamkan kedua orangtuanya selama seminggu. Setelah dibicarakan bersama kedua orangtuanya AT dapat memahami dan tidak merasa marah kembali. Karena waktu sudah terlalu malam, wawancara dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya, ketika AT ada waktu kosong. B. Pertemuan Ke – 2 Pertemuan selanjutnya yaitu keesokan hari nya yaitu hari Minggu, 27 Oktober 2019. AT mendatangi rumah saya, lalu saya menanyakan kabar dan kesibukan AT hari ini. Lalu AT menjelaskan bahwa kabar dia sedang tidak baik-baik saja karena menurut dia semakin dia ingin mengungkapkan masalahnya semakin ia memikirnya akan tetapi AT juga ingin terbebas dari masalah yang dia hadapi sekarang. Selanjutnya saya memastikan lagi keyakinan yang AT miliki untuk melakukan konseling dan AT sudah siap. AT memiliki masalah yaitu ia benci terhadap dirinya sendiri lalu ia merasa malu terhadap dirinya sendiri dan ia merasa bahwa dirinya hanya memalukan orangtua terhadap tetangga, saudara-saudara bahkan teman-temannya. Dari kecil AT dirawat baik sama orangtuanya. Kata orangtua AT dari kecil ia adalah anak yang cerdas pintar berhitung, menyusun abjad bahkan sejak umur 10 bulan AT dapat mengucap kata demi kata dan menebak gambar. AT terkenal anak yang selalu juara dari SD sampai SMA ia selalu peringkat 3 besar. Sejak AT SD kedua orangtuanya sibuk dan tidak bisa full memberikan pendidikan secara menyeluruh, sehingga untuk meningkatkan perkembangan dan mengasah otaknya AT dimasukan ke lembaga bimbel. Akan tetapi sejak SD AT termasuk anak yang tidak disukai oleh teman-temannya. Karena teman-temannya merasa AT anak yang cari perhatian sehingga disukai oleh guru-guru dan waktu itu AT pernah dibully sama teman-temannya waktu SD dibully nya seperti dijauhkan, dikata-katain bahkan di siksa secara fisik. Orangtua AT tidak tau kejadian ini karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya membuat AT tidak tega untuk bercerita kepada kedua orangtuanya, jadi selama 6 tahun dia bertahan disekolah SD tersebut dengan bullyan teman-temannya. Waktu masuk SMP dan SMA AT mendapatkan nilai yang tinggi disekolah nya sehinnga membuat AT diterima disekolah SMP dan SMA negeri. AT sempat trauma dan takut bergaul sama teman- teman nya yang baru. Akan tetapi dia dapat mengatasinya dan beradaptasi di SMP dan SMA sehingga membuat dia banyak temannya. Akan tetapi rasa trauma bullying yang dia hadapi waktu SD masih membekas tetapi dengan berjalannya waktu AT berubah 180 derajat dari sifat dia yang dulunya introvert sekarang menjadi anak yang mudah bergaul dan disukai banyak orang. Saat AT ingin melanjutkan cerita ia di telfon oleh orangtuanya karena AT sore hari harus pergi ia melanjutkan konseling pada hari sabtu depan. C. Pertemuan Ke – 3 Pada hari Sabtu, 2 November 2019 AT kerumah saya. AT memberitahu kalau dia bingung harus menyusun kata-katanya bagaimana, ia menyesal atas perbuatan dia waktu SMA. Waktu SMA AT berteman atau memiliki geng yang hoby nya tukang bully, terkadang AT ikut melakukan bully ia membully seseorang dari verbal maupun nonverbal atau kekerasan fisik. Ia membully selama 2 tahun dan tidak pernah ketauan siapapun, dari guru, teman-teman kelasan lain dan orangtua gak ada yang mengetahuinya. Hingga suatu ketika saat AT lulus SMA, seminggu kemudian ia dikejutkan dengan berita meninggalnya orang yang selama ini dia bully waktu SMA. Orang tersebut meninggal karena sakit jantung AT terkejut mendengar berita itu hingga membuat dirinya merasa amat sangat bersalah. AT hampir melukai dirinya sendiri karena ia merasa bahwa dirinya adalah orang yang paling jahat, ia mengurung diri sehingga membuat dia menjadi anak yang tertutup takut untuk ber interaksi sehingga yang seharusnya lulus SMA ia langsung kuliah akan tetapi AT menunda kuliahnya tahun depan. Emosi AT tidak terkontrol ia takut cerita kepada orangtuanya atas apa yang dia lakukan, dia malu. Sehingga tiba-tiba dia memutuskan untuk pulang kampung ke rumah neneknya yang ada di jogja untuk menenangkan diri. Sampai sekarang dan detik ini ia selalu merasa dihantui oleh kesalahannya dia dahulu, sehingga membuat emosinya tidak terkontrol seketika ia merasa sedih tanpa sebab dan seketika dia merasa marah tanpa sebab. Karena dia belum memafkan dirinya sendiri sehingga membuat dia susah melupakan kesalahannya dahulu. D. Diagnosa Dari pertemuan ke 1 – 3 dapat di diagnosa penyebab utama dari masalah AT adalah emosi tidak terkendali sering tiba-tiba merasa sedih tanpa sebab dan seketika tiba-tiba merasa marah tanpa sebab. Dan itu terjadi karena AT merasa belum dapat memaafkan dirinya atas kesalahan yang ia perbuat dulu waktu SMA yang sempat mebullyi seorang teman satu satu angkatannya dan ketika lulus SMA ternyata orang yang AT bully meninggal karena sakit jantung. E. Analisis Terapi Menurut saya terapi yang akan digunakan adalah terapi zikir karena dengan terapi zikir AT dapat menengkan hati dan pikirannya dengan cara lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, sehingga ia dapat memaafkan dirinya sendiri atas kesalahan yang ia perbuat dahulu. F. Tahapan Treatmen Dari permasalahan yang dialami oleh konseli, saya menggunakan terapi dzikir khofi (dzikir tanpa suara) maka tahapannya adalah : 1. Sebelum menuju ke treatmentnya saya menanyakan kabar dan perasaan konseli terlebih dahulu, agar saat treatment selesai dilakukan saya dapat mengetahui perubahan yang terjadi pada konseli. 2. Menjelaskan kepada konseli bahwa terapi yang sesuai dengan permasalahan konseli yaitu terapi dzikir. 3. Menjelaskan pengertian terapi dzikir, tujuan terapi dzikir, dan manfaatnya bagi kehidupan sehari-hari. 4. Meminta konseli untuk berwudhu terlebih dahulu 5. Selanjutnya meminta konseli untuk menutup aurat 6. Mengarahkan konseli untuk duduk menghadap kiblat 7. Memberitahu konseli untuk membaca niat terlebih dahulu 8. Lalu mengarahkan konseli untuk membaca surah Al fatihah, membaca istigfar 3x dan membaca sholawat nabi Muhammad SAW. 9. Lalu membaca do’a “Illahi anta maqsuwdi wa ri doka matluwbi atinni mahbataka wa ma fataka” 10. Setelah selesai membaca do’a yang terakhir mengarahkan konseli untuk meletakan lidah di langit-langit dan mulut di tutup sambil dzikir dengan membaca kalimat (allah) lalu fokus pada sulbilathifah sebelah kiri. 11. Dan ketika treatment dzikir sudah selesai dilakukan, saya menanyakan perasaan konseli setelah dilakukan treatment. 12. Memberitahu konseli jika treatment dzikir bisa dilakukan saat dirumah dengan di praktikan sendiri. G. Praktek Terapi Saat saya mempraktikan treatment dzikir kepada AT. AT mengikutinya dengan khusyuk dan tenang. Walaupun saat mau memulai treatment tersebut AT sedikit terlihat tegang dan takut untuk memulai treatment dzikir tersebut. Akan tetapi saya berusaha membuat suasana senyaman mungkin dan saya menyuruh AT untuk mengatur nafas agar tidak tegang. Setelah AT merasa relaks saya memulai dengan menjelaskan pengertian terapi dzikir, tujuan terapi dzikir dan manfaat terapi dzikir. Selanjutnya menjelaskan 2 macam dzikir yaitu dzikir khofi dan zuhri lalu memberi tahu jika saya akan memberi treatment dzikir khofi. Setelah AT paham tentang terapi dzikir maka saya memulainya, saat treatment dzikir sudah dimulai terlihat AT sangat khusyuk dan tenang dan ketika treatment selesai AT mengungkapkan bahwa ia merasa lega dan hatinya terasa nyaman dan sejuk. H. Kesimpulan Setelah telah dilakukan 3 sesi konseling dan 1 sesi treatment dzikir AT disarankan untuk menerapkan treatment dzikir setiap hari. Karena agar lebih terasa lagi manfaat atau khasiat dari treatment dzikir tersebut.