Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN

“Praktikum Asessmen Dan Intervensi Psikologi”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asessmen Dan Intervensi Psikologi

Studi kasus remaja yang mengalami gejala skizofernia

Dosen Pengampu: Dra. Hj. A. Retno Riani,M,Si,Psikolog

Disusun oleh

Nama NPM

Tasya Amelia K : 1731080063

Prodi : psikologi islam b / IV

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

FAKULTAS USHULLUDIN DAN STUDI AGAMA

PSIKOLOGI ISLAM

2019
Kata Pengantar

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat umur,
nikmat kesehatan dan kesempatan, sehingga pada hari ini kita masih menjalankan akyivitas
seperti biasanya, semoga aktivitas yang kita laksanakan bernilai ibadah disisi Allah SWT. Amin.

Sholawat bermutiarakan salam kita hadiahkan kepada baginda rasulullah Muhammad


SAW, dan para sahabatnya, yang telah membawa kita dari zaman kebodohan ke zaman yang di
penuhi dengan ilmu pengentahuan seperti sekarang

Kami juga membuka kritik dan juga saran apabila pada makalah yang saya buat ini
terdapat kekurangan dan kesalahan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin

Bandar lampung, 20 oktober 2019

Penulis
Bab I Pendahuluan

Laporan studi kasus

A. Identitas
Nama : Mr. L
TTL : 13 oktober 1999
Umur : 21tahun
Agama : islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : mahasiswa
Status : belum menikah
Alamat : bandar lampung

B. Gambaran permasalahan
Emosi dan mood yang tidak terkontrol, kenangan masalalu, halusinasi, gelisah, bicara
ngawur, kebingungan mental
C. Dugaan sementara
Penampilan umum subjek: wajah sesuai umur, cara berpaikaian rapih saat di tanya
tentang masa kecilnya subjek sudah agak sedikit lupa, subjek lulus kelas 3 sma dengan
prestasi meraih rangking ke 3 di kelasnya subjek mengaku pernah berpindah pindah
sekolah di Karenakan subjek sendiri tidak pernah nyaman menetap di satu sekolah saja,
dan subjek pernah berhenti bersekolah selama 1tahun di akibatkan ada hal hal yang aneh
berkaitan dengan tubuhnya namun subjek tidak langsung memeriksakan dirinya keanehan
itu di biarkan nya saja. Subjek bercerita bahwa ia sangt rajin saat berada di sekolah selalu
menjadi pusat perhatian mempuanyai banyak teman kemudia subjek juga mengatakan
bahwa dirinya sering berada di bawah tekanan ayahnya yang mengaharuskan nya
mengikuti kemauan dan arahan ayahnya subjek ingin berontak tetapi ia tidak berani di
akibatkan ayahnya pernah memarahinya sampai mengusirnya. Setelah itu subjek mulai
mengenal pergaulan bebas dan alkohol. Subjek mersakan dirinya sering merasa seperti di
ganggu makhluk halus sabjek sudah merasakan nya selama kurang lebih 3tahunan ia
sering susah tidur (insomnia) dan sering mengkonsumsi obat tidur tanpa adanya resep
dokter awal ia pernah kabur meninggalkan kontrakan tanpa sepengetahuan teman teman
nya dan subjek bercerita kepada saya sering mendengar kata kata yang tak asing setiap ia
malam kadang ia juga bisa berdiam di kamar dengan keaadan mematung sampai berjam
jam lamanya mengurung diri menjadi kebiasaan si subjek subjek berkata ia bisa tiba tiba
merasa sedih kadang bisa bahagia sekali. subjek sudah pernah di rukiyah mendatangi
beberapa psikolog dan psikater dugaan atau diagnosa nya pun berbeda beda ada ada yang
mendiagnoga subjek skizifernia ada juga yang mendiagnosa subjek mengalami depresi
berat saat subjek bersama ibunya ke kontrakan di mana ia tinggal pun subjek bercerita
tidak dapat berbicara dan hanya bisa menangis atau mengeluarkan air mata saja. Subjek
pernah ingin mencoba bunuh diri dengan menggoreskan benda tajam ke tangan nya.

Bab II Asessment

A. Autoanamnesa/wawancara
a. Autoanamnesa di lakukan di kediaman subjek, pada tanggal 19 oktober 2019.
Wawancara ini menggunakan metode wawancara secara langsung (autonamnesa),
wawancara ini menggunakan wawancara semi terstruktur yaitu menggunakan
interview guide siap pakai yang berupa catatan penting atau pokok-pokok yang
mengarah jalan nya wawancara.
T : hal apa yang membuat anda bisa berubah-ubah mood?
S : saya merasa perubahan mood saya berubah ketika saya mengalami banyak tekanan
dan banyak masalah terkadang saya bisa menangis seharian menggurung diri di dalam
kamar.
T : emosi negtif apa yang anda lakukan ketika anda marah?
S : saya melampiasakan emosi saya dengan mengumpat atau berkata kata kasar
T : apa yang membuat anda sendiri susah beristirahat di malah hari/tidur?
S : terkadang saya tidk bisa tidur ketika bisikan bisikan yang saya rasakan itu menganggu
saya
T : apa yang anda lakukan ketika anda sedang merasa cemas akan adanya bisikan bisikan
yang menggangu anda
S : saya mengkonsumsi obat penenang atau obat tidur
T : kegiatan apa yang anda sering lakukan saat ini ?
S : saya masih berkuliah walaupun orang tua saya sudah menyuruh saya untuk mengurus
surat cuti untuk fokus berobat tapi saya enggan meninggalkan kuliah saya karna teman
teman saya mensuport saya, dulu memang saya malu untuk bercerita apa yang saya alami
sepetri sekarang tetapi berkat teman teman saya yang merangkul saya dengan trus
menemani saya dan mengerti saya saya bersemangat untuk trus berobat dan sembuh.
T : bagaimana perasaan anda ktika mengginggat hal hal di masa lalu?
S : saya tidak bisa mengontol emosi dengan baik
T : halusinasi apa yang sering anda dapatkan ketika anda gelisah dan cemas?
S : saya tidak menginggatnya karna di saat saya berhalusisnasi saya tidak sadarkan diri
tapi bisakan bisikan yang saya dengar ketika saya cemas adalah “susu”.
T : pada saat anda cemas apakah yang anda rasakan?
S : saya merasakan takut dan kebingunggan
T : siapa yang paling anda percayai ituk menjadi tempat anda bercerita?
S : ada salah satu teman lelaki saya dan keluarga saya (ayah dan ibu)
T : hubungan dengan ibu dan ayah anda apakah baik bauk saja?
S : baik, tetapi kadang kadang saya harus mengikuti apa yang mereka katakana padahal
itu adalahan hal yang saya tidak sukai atau benci
T: sudah coba untuk berkomentar langsung atau berbicara langsung kepada orang tua
anda?
S : sudah, tetapi orang tua saya tetap dalam egonya karna saya hanya seorng anak
Kesimpulan
Dari autonamnesia/wawancara subjek memiliki masalah di dalam lingkup keluarganya.
Subjek tidak dekat dengan ibunya ia hanya berbicara tentang masalah yang orang tuanya
pun sudah tau, subjek lebih suka menyendiri dari pada dengan orang lain dan sering
berhalusinasi serta subjek sering lupa tentang sesuatu hal.
B. Observasi
Berdasarkan hasil observasi, subjek terlihat sangat pendiam dan sering menyendiri
apabila tidak ada kegiatan. Subjek juga tidak berbicara apabila tidak di ajak
berkomunikasi terlebih dahulu dan subjek lebih memilih diam.respon yang diberikan
subjek baik karena subjek memberikan jawaban yang sesuai dengan pertanyaan. Kontak
mata yang di lakukan tester terhadap pemeriksa juga baik itu terlihat saat di ajak
berbicara kontak mana subjek dapat fokus terhadap tester. Dalam hubungan sosialnya
dengan keluarga di rumahnya kurang baik, subjek kurang adanya interaksi dengan
keluaraga di rumahnya.
C. Tes psikologi
a. Tes IQ
Tes IQ (Intellegence Quotient) adalah cara sistematis untuk mengukur tingkat
kecerdasan seseorang dengan memberikan pertanyaan dan masalah yang telah diatur
sedemikian rupa. Dalam melakukan tes IQ biasanya dilakukan dengan menggunakan
kertas seperti tes pada umumnya, sehingga masalah hanya bisa dilihat di tempat
tertentu dan dengan iluminasi yang cukup, inilah kelemahan pengujian yang
dilakukan secara manual, sehingga aplikasi ini dibuat.
b. Tes BAUM
"Baum Test" atau yang lebih dikenal dengan "Tree Test" adalah tes kepribadian yang
dikembangkan oleh Karl Koch yang kemudian dipublikasikan pertama kali pada
tahun 1959. Dalam tes ini, peserta tes diminta untuk menggambar sebuah pohon.
Perintah menggambar pohon ini bisa bervariasi. Adakalanya diminta menggambar
pohon tertentu seperti pohon apel, pohon mangga, dll, pohon tanpa buah, pohon
merambat, pohon besar, ataupun sebuah pohon dengan kriteria yang diinginkan
penguji. Namun, rata-rata peserta tes dibebaskan untuk menggambar pohon apapun
yang berbatang kayu dan memiliki dahan. Gambar pohon yang dilarang biasanya
dicantumkan dalam soal seperti bambu, tebu, pisang, kelapa, dan semak/rerumputan.

Fungsi dari tes ini adalah untuk menilai karakter dan kepribadian seseorang. Hal ini
dapat diketahui dari bentuk gambar, kelengkapan gambar, kerapian, cara
menggambar, dan dari aspek-aspek lainnya.
Bab III Intervensi

A. Teori intervensi yang di gunakan

 Intervensi yang di gunakan adalah terapi family, dengan tujuan keluarga


mampu mendukung subjek, dan hubungan ubjek dengan keluarga
membaik.
 Terapi CBT untuk merubah mind set subjek dan prilaku subjek

B. Proses intervensi

 intervensi kognitif

Langkah awal CBT adalah melatih subjek untuk mengenali distorsi


kognitif yang ada di fikirkan, yang biasanya di pengaruhi oleh
kesalahandalam berlogika. Kemudian subjek dibimbing untuk berlatih
menyanggah atau menggumah pikiran tadi menjadi rasional serta objektif.
Seiring berjalannya waktu proses ini akan berbuah pemikiran yang lebih
sehat serta adaptif.

 intervensi prilaku

Pada CBT psikolog akan membimbing subjek untuk belajar mengenali diri
sendiri dengan cara menentukan target capaian rutin

 family terapi

terapi keluarga adalah model terapi yang bertujuan mengubah pola


interaksi keluarga sehingga bisa membenahi masalah masalah dalam
keluarga

C. Hasil intervensi (sebelum dan setelah intervensi)

Hasil dari intervensi yang sudah di lakukan kepada subjek, menghasilkan


sebuah perubahan yang terjadi di dalam diri subjek dimana subjek kini lebih
terbuka dan bercerita tentang hal hal positif yang terjadi pada dirinya. Subjek juga
sudah mulai selalu memikirkan hal hal positif yang terjadi pada dirinya dan
perlahan pikiran pikiran negative itu hilang. Hubungan dengan ayahnya pun
membaik subjek mulai mengerti bahwa ayahnya adalah sosok yang baik.

Subjek perlahan mampu mengontrol emosinya dengan stabil dan mulai


bisa menerima keritik dan saran dari orang lain. Intensitas melukai diri sendiri
sudah mulai berkurang karena subjek telah menemukan cara positif untuk
meluapkan emosi yang ada. Subjek juga sudah memulai memiliki banyak teman
karena subjek mulai terbuka dan subjek mampu mengendalikan emosinya

Saat ini kondisi subjek sudah mulai membaik, dari yang biasanya subjek
sering menyendiri, saat ini ketika saya melihatnya subjek sudah banyak memiliki
kegiatan di luar kampus seperti mengikuti organisasi dan kumpulan atau kajian
kajian religi (keagamaan).

Bab IV Penutup

A. Kesimpulan

Subjek cenderung tertutup, kurang berani saat mengahadapi masalah,


cenderung paranoid ada masalah pada keluarganya.

B. Rekomendasi

Karena subjek memang sudah berobat jalan menemui psikolog dan psikiater
saya merekomendasikan subjek agar selalu rutin mengikuti pengobatan apa
yang di katakana oleh psikolog atau psikiater yang menangani ia sekarang dan
meninggalkan hal hal negative yang subjek sering lakukan seperti
mengkonsumsi minum minuman keras dan mengkonsumsi rokok agar
pengobatan yang di berikan oleh psikolog atau psikater bisa maksimal, agar
subjek bisa segera pulih seperti yang subjek harapkan.
C. Hasil tes DAP dan tes HTP

a. DAP

NO ELEMEN DESKRIPSI INDIKASI


1 Ruang  Gambar cinderung  Berorientasi pada
berada disebelah lingkungan
kanan
2 Ukuran  Sedang  Normal
3 Kepala  Kepala relatif besar  Menandakan ada
banyak kegiatan
ideal
4 Bagian-bagian  Rambut banyak  Sebagai indikasi
wajah penekanan virilitas seksual
 Alis yang pendek  Mencerminkan
kehalusan dan
keadaaan terawat
 Mata kecil  “Self-absorption”
 Hidung diperkuat  Memberikan
sugesti suatu
kompensasi atas
ketidak-adekuatan
dibidang seks
 Mulut cekung atau
 Keterergantungan
mulut yang
oral
menerima
 Kekanak-kanakan
 Dagu adanya
 Tidaak dapat
perubahan garis dan
mengambil /
ada garis putus
membuat
keputusan
 Takut akan
tanggung jawab
5 Leher  Leher pendek  Orang tipe piknis
 Diasosiasikan
dengan kekasaran
 Bull-headedness
 Tingkah laku
yang lebih
diarahkan ke
implus daripada
intelek
6 Ciri-ciri dari  Tangan diberi  Perasaan bersalah
kontak shading dengan sehubung dengan
bersemangat implus-impuls
agresif atau
aktivitas
masturbasi
7 Bagian-bagian  Badan figure dengan  Dianggap
badan sudut-sudut maskulin
 Bahu lebar dan  Kekuatan dan
masif kesempurnaan
fisik
 Garis pinggang  Ekspresi langsung
terputus yang
menjengkelkan
dari ketegangan
dalam masalah.
 Mempunyai
 Bagian kaki yang
implikasi-
besar
impilikasi agresif
dalam seksual
8 Pakaian  Ada garis tengah di  Ketergantungan
pakaian terhadap ibu

a. HTP

NO ELEMEN DESKRIPSI INDIKASI


1 Posisi  Orang cinderung  Terikat atau
dekat dengan rumah perlindungan atau
lebih dekat dengan
pihak ibunya
2 Rumah  Bagus  Ibu berperan baik,
 Besar persepsi anak
 Pintu tertutup terhadap ibu positif
 Peran ibu sebagai
pelindung itu baik
 Acceptance kurang
3 Pohon  Besar dan dominan  ayah menunjukan
sikap otoriter,
menguasai, galak,
kurang memberi
kesempaan, dll.
4 Orang  Kecil  Dirinya tidak atau
 Melihat kearah kurang berperan
pohon dalam keluarga,
 Orang mendekati merasa dirinya kurang
rumah (menuju dipercaya, kurang
pohon) diperhatikan, kurang
berharga.
 Kehausan atau
kebutuhan kasih
sayang dari ayah
 Memelihara keluarga

 Dinamika Psikologis
Subyek memiliki hubungan yang lebih dekat dengan ibu, karena ibunya memiliki
peran yang baik dan anak memiliki persepsi yang positif terhadap ibu. Anak haus akan
kasih sayang seorang ayah, mungkin karena ayah menunjukan sikap otoriter,
menguasai, galak, kurang memberi kesempaan maka ia merasa dirinya kurang berperan
dalam keluarga, merasa dirinya kurang dipercaya, kurang diperhatikan, kurang
berharga. Tetapi ia tetap selalu memelihara keluarganya.

Daftar Pustaka

1. Elvira D, Syilvia, Hadisukanto, Giyanti, Bku Ajar Psikiatri. FKUI. Jakarta.2003.


2. Maslim, Rusdi, D, SpKJ, Buku Saku Dagnosis Ganggun Jiwa. Cetakan Pertama. PT
Nuh Jaya. Jakarta. 2001

Anda mungkin juga menyukai