A. PENDAHULUAN
Jadi kepribadian dapat berpengaruh besar untuk seseorang maka dari itu
setiap individu harus berusaha agar memiliki kepribadian yang baik.
B. Deskripsi Kasus
1. Kasus
Kami mengangkat sebuah kasus mengenai Kontrol Emosional. Kontrol
Emosional yang dimaksud disini adalah bagaimana pribadi anak panti
mengontrol emosinya ketika mereka berhadapan dengan orang-orang sekitar,
karena mungkin beberapa dari mereka ada yang merasa minder karena
berasal dari panti asuhan, adapun dari mereka yang merasa tidak beruntung
karena berasal dari panti yang menyebabkan mereka menjadi tidak percaya
diri,pendiam, susah untuk bergaul dan adapula dari mereka yang cenderung
menjadi pemarah karena hal itu. Klien yang akan kami jadikan objek
penelitian adalah seorang anak panti asuhan, lebih tepatnya Panti Asuhan
Harapan Mulia yang berada di kelurahan Mersi kecamatan Purwokerto
Timur. Di panti ini anak-anak pantinya cenderung akrab dan mudah berbaur,
mereka juga dapat menyalurkan hobinya masing-masing.
Jadi, dalam penelitian ini kami sekelompok akan mencari faktor-faktor
penyebab mengapa mereka tidak dapat mengontol emosinya dan akan
berusaha menemukan dan memberikan solusi untuk mengatasinya. Agar
klien dapat mengontrol emosi mereka.
1
Ayudia DKK, Analisis Kesalahan Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Laporan Hasil
Observasi Pada Siswa SMP, Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya, Vol.
4, No. 1, April, 2016. (Surakarta : Universitas Sebelas Maret).Hlm.36.
2
Murti Sumarni, Salamah Wahyuni. Metode Penelitian Bisnis. (Yogyakarta: Andi
Offset, 2006). Hlm 92.
3
Soegijono, Wawancara Sebagai Salah Satu Metode Pengumpulan Data, Jurnal Media
Litbangkes, Vol. 3. No. 1, 1993. (Puslitbang Pelayanan Kesehatan). Hlm. 18.
Klien yang kami amati ia raman dan sopan namun ia cenderung pendiam,
mudah menangis dan dalam sehari-harinya dia tidak banyak bicara. Kami
mendapat gambaran bahwa ia seperti itu karena ia susah untuk bergaul
dan kurang percaya diri, dan lebih suka menyendiri.
b. Wawancara
Dari hasil wawancara dengan klien tersebut kami mendapatkan hasil,
bahwa dia memang kurang percaya diri dan takut untuk memulai suatu
hal, ia juga kadang bingung tentang dirinya yang susah bergaul dengan
teman-temannya, klien juga mengatakan ia kadang sering menangis
karena ia merasa iri dengan teman disekolahnya yang memiliki keluarga
lengkap. Faktor yang paling berpengaruh menurut klien ialah dirinya
yang kadang merasa iri dengan teman yang memiliki keluarga.
C. Profile 1
Nama : Sigit
Umur : 16 tahun
Sigit lahir dari keluarga sederhana, dimana kedua orang tuanya memiliki
perekonomian yang sulit, ayahnya yang sakit dan ibunya yang bekerja sebagai
pekerja serabutan. Meskipun begitu kedua orang tuanya tetap menyanginya.Saat
ini sigit sedang menempuh pendidkan kelas 3 di Mts 1 Banyumas. Sigit pada
awalnya tinggal bersama kedua orang tuanya dirumah yang berada dikotayasa,
namun karena terbatasnya ekonomi orang tua sigit menyuruh ia untuk tinggal
dipanti asuhan harapan mulia yang berada di mersi. Ia sudah tinggal di panti sejak
lulus SD. Awalnya sigit tidak mau untuk tinggal dipanti namun karena nasehat
orang tuanya mengenai masa depannya ia pun menurut dan mau tinggal di panti
asuhan.
Hal yang paling menganggu sigit adalah dia kadang merasa iri dan kadang
ia merasa marah kepada teman sekelasnya karena mereka bisa selalu bersama
dengan kedua orang tuanya tidak seperti dia yang tinggal di panti asuhan, dan
hanya bisa memendam apa yang dirasakan sendiri ataupun disalurkan lewat hobi
hobinya.
Profile 2
Umur : 15 th
Arif Budi Setiawan adalah salah satu anak panti asuhan, lebih tepatnya
Panti Asuhan Harapan Mulia yang berada di kelurahan Mersi kecamatan
Purwokerto Timur. Nama panggilan akrbanya adalah Arif, Arif sudah tinggal di
Panti Asuhan Harapan Mulia sejak kelas 6 SD dan sekarang duduk di kls 9 MTS
Muhammadiyah arif masih memiliki kedua orang tua lengkap Bapak dan Ibu
karena masalah ekonomi orang tuanya mengantarkan arif ke panti Asuhan
Harapan Mulia dan kebetulan pendiri panti asuhannya adalah teman dari
bapaknya arif yaitu Bapak Eko Wijianto. Karena kesulitan ekonomi yang
mengantarkannya ke panti dan kenyataan yang dia hadapi lantas tidak membuat
dia terpuruk dia tetap tegar menjalaninya kehidupanya hingga saat ini.
Pertama kali kita mewawancarai Arif adalah seorang anak yang terlihat
pendiam, pembawaanya tenang. Ketika di ajak ngobrol mampu berinteraksi
dengan baik meski dia adalah seorang anak panti dia tidak minder kepada teman-
temanya sekolahnya yang tinggal bersama dengan kedua orang tua, dia
cenderung akrab dan mudah berbaur memiliki hubungan yang baik di dalam
panti maupun di sekolahnya, arif menyalurkan energi positifnya melalui hobi dia
memiliki hobi bermain pingpong sehingga mahir dan pernah mengikuti lomba.
Di dalam kelas dia juga termasuk anak yang pandai yang mendapat peringkat 5
besar di sekolahnya. Aktivitas keseharian di Panti Asuhan Harapan Mulia yaitu
membaca Al-Quran sehabis subuh pada hari selasa, kamis, dan sabtu mereka
membaca bersama khusus juz 30 saja, setelah itu mereka membereskan panti
supaya tetap rapi, setelah itu sarapan pagi kemudian masing-masing
mempersiapkan diri untuk berangkat ke sekolah.
Profile 3
Umur : 17 Tahun
Hobi : Futsal
Azka kadang merasa minder dengan teman sebayanya, karena bisa hidup
dengan keluarga di rumah sedangkan Azka tinggal di panti jauh dari orang tua.
Bisa bertemu dengan orang tua dalam satu tahun mendapat 3 kali izin pualng ke
rumah. Azka salah satu anak yang mudah untuk berbaur dengan teman kelas dan
langsung akrab. Yang di rasakan Azka saat ini sedang menyukai teman satu
kelasnya tetapi tidak mau mengungkapkan karena Azka takut di tolak dengan
keadannya sekarang. Azka yang pemalu dan setiap di tunjuk Gurunya untuk maju
dia merasa tidak percaya diri, karena Azka memiliki kelemahan di pelajaran
Matematika. Azka dan teman-teman di panti sangat akrab dan saling menjaga
adik-adik yang masih kecil, sesekali main bareng. Setiap kali Azka merasa bosan
biasanya di alihkan main futsal bareng temen-temen karena Azka memiliki cita-
cita menjadi pemain sepak bola, setelah MTS Azka ingin melanjutkan di SMK
mengambil jurusan TKR. Azka menjadikan futsal itu untuk mengungkapkan
kekesalan, kesedihan, kekecewaan, kemarahan dan lainnya yang bisa menjadi
obat untuk menengankan dirinya. Dan semua seperti hilang tidak ada beban yang
di rasakan lagi.
D. Teori Kepribadian
Ketika kita berbicara tentang kepribadian tentu tidak akan pernah dari
teori kepribadian itu sendiri, sebelum membahas mengenai teori tersebut maka
perlu diketahu tentang apa itu kepribadian. Menurut Gordon W Allport
menjelaskan bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu
sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam
menyesuaikan diri terhadap lingkungan.4 Dalam hal ini kami menggunakan teori
kepribadian Rational Emotive Behavioral Therapy (REBT).
Berdsarkan pengamatannya ada tiga yang terkait dengan Rational Emotive
Behavioral Therapy diantaranya, yaitu: Antecedent event yang berarti keberadaan
suatu fakta, peristiwa, tingkah laku, ataupun sikap seseorang. Belief yang berarti
keyakinan individu tentang antecedent, dan emotional consequence yang berarti
reaksi emosional seseorang.5
Antecedent event dalam penelitian ini adalah peristiwa atau hal apa yang
menyebabkan klien belum bisa mengontrol emosinya. Jika disimpulkan penyebab
klien seperti itu karena peristiwa di luar yang di alami atau menampar individu.
4
Sumadi suryabrata, Psikologi Kepribadian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), Hlm 205
5
Latipun, Psikologi Konseling, (Malang:UMM Press) Maret 2015, hlm 77.
Belief adalah keyakinan apa yang dimiliki klien sehingga dirinya belum bisa
mengontrol emosinya. Belief dalam penelitian ini adalah keyakinan rasional yang
berpikir, masuk akal, bijaksana dan karena produktif.
Emotional Consequence adalah hasil dari reaksi emosional klien, dalam hal
ini berarti perilaku klien tersebut terjadi karena keyakinan klien dalam
menghadapu peristiwa yang ada.
Menurut Albert Ellis perilaku yang salah adalah perilaku yang di dasarkan
pada cara berfikir yang irrasional sebagai berikut :
E. Solusi
Kita sebagai fasilitator, mendengarkan keluhan yang di rasakan oleh anak
Panti Asuhan dan memberikan evalusi diri, memberikan motivasi, dorongan-
dorongan positfif untuk memberikan energi positif dalam diri anak Panti Asuhan.
Memberikan pandangan bahwa segala sesuatu keharusan bagi orang dewasa
untuk di cintai orang lain dari segala sesuatu yang di kerjakan.
F. Kesimpulan
Kepribadian dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, faktor yang dapat
mempengaruhi kepribadian antara lain; faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal berarti faktor yang dibawa seseorang karena bawaan dari lahir dan
keturunan. Sedangkan faktor eksternal dapat terjadi karena adanya beberapa
pengaruh, contohnya; pengaruh lingkungan sekitar, pergaulan, ataupun kondisi
sosial dimana individu itu tinggal.
6
Latipun, Psikologi Konseling, (Malang:UMM Press) Maret 2015, hlm 79-80.