Anda di halaman 1dari 13

PENGERTIAN JUJUR

Jujur adalah suatu kesesuaian sikap antara perkataan dan perbuatan yang sebenarnya. Dan
apa yang diucapkan memang itulah yang sesungguhnya dan apa yang di perbuat itulah yang
sebenarnya.

Kejujuran sangat erat kaitanya dengan hati nurani. Hati nurani adalah sesuatu yang murni dan
suci. Namun, kadang kita enggan mengikuti hati nurani.

Bila kita melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan, itulah yang di namakan
bohong atau dusta, dan itu adalah suatu lawan kata jujur.

Contoh Prilaku/Sikap Jujur

Berikut beberapa contoh perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari di dalam lingkungan
keluarga, sekolah dan masyarakat:

1. Lingkungan Keluarga

 Berkata dengan terus terang apabila kita telah melakukan kesalahan seperti
memecahkan gelas/piring.
 Mengembalikan uang kembalian belanjaan sebagaimana seharusnya.
 Tidak mengambil uang yang seharusnya dibayarkan untuk SPP.
 Menyampaikan hasil ujian/ulangan kepada orang tua apa adanya.
 Tidak berpura-pura tidur saat dimarahi orang tua.

2. Lingkungan Sekolah

 Berkata jujur, membayar harga barang yang dibeli sesuai harga.


 Tidak menyontek ketika ujian sedang berlangsung.
 Mengembalikan buku pinjaman dari perpustakaan sesuai dengan tenggang waktu
yang telah di tentukan.
 Bertanya kepada guru apabila belum memaahami materi yang disampaikan.
 Tidak suka membuat alasan bohong ketika teman tidak masuk sekolah, padahal
temanya membolos.
3. Lingkungan Masyarakat

 Berjualan makanan menggunakan bahan-bahan yang halal.


 Mematuhi dan tidak melanggar rambu-rambu lalu lintas saat berkendara.
 Saat berjualan, tidak melebihkan takaran timbangan harga.
 Ketika terkena tiang, tidak melakukan suap kepada polisi.

Jenis-jenis Kejujuran

Dalam agama islam, dikenal lima jenis sifat jujur yang harus dimiliki oleh penganutnya,
yaitu:

1. Sifat Shidq Al-Qalbi merupakan sifat jujur yang penerapannya ada pada niat manusia.
2. Shidq Al-Hadits merupakan sifat jujur yang penerapannya ada pada perkataan yang di
ucapkan manusia.
3. Sifat Shidq Al-Amal merupakan sifat jujur yang penerapannya ada pada aktivitas dan
perbuatan.
4. Shidq Al-Wa’d merupakan suatu sifat jujur yang penerapannya ada pada janji yang
diucapkan oleh manusia.
5. Sifat Shidq Al-Hall merupakan sifat jujur yang penerapannya ada pada kenyataan
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Manfaat Perilaku Jujur

 Memiliki perasaan enak dan hati yang tenang, karena tidak takut akan di ketahui
kebohongannya.
 Mendapatkan keberkahan dalam usahanya.
 Mendapat suatu pahala seperti pahala orang syahid di jalan Allah SWT.
 Selamat dari bahaya. Orang yang jujur walaupun awalnya ia merasa berat, akan tetapi
pada akhirnya dia akan selamat dari berbagai bahaya.
 Dijamin masuk syurga.
 Dicintai oleh Allah SWT dan rosul-Nya serta di senangi manusia.
Bukti Kejujuran Nabi Muhammad Saw.

Ketika Nabi Muhammad Saw, hendak memulai dakwah secara terbuka dan terang-terangan,
langkah pertama yang dilakukan Rosulullah saw adalah berdiri di atas bukit, kemudian
memanggil-manggil kaum Quraisy untuk berkumpul, “Wahai kaum Quraisy, kemarilah
kalian semua. Aku akan memberikan sebuah berita kepada kalian semua!”.

Mendengar panggilan lantang dari Rasulullah saw, berduyun-duyun lah kaum Quraisy
berdatangan, berkumpul untuk mendengarkan berita dari manusia jujur, penuh pujian. Setelah
semua masyarakat berkumpul dalam jumlah besar, beliau tersenyum kemudian bersabda,
“Saudara-saudaraku, jika aku memberi kabar kepadamu, jika di balik bukit ini ada musuh
yang sudah siaga hemdak menyerang kalian, apakah kalian semua percaya?” Tanpa ragu
semuanya menjawab mantap, “Percaya!”.

Lalu Rasulullah saw kembali bertanya kepada kaum Quraisy, “Mengapa kalian langsung
percaya tanpa membuktikannya terlebih dahulu?” Tanpa ada rasa yang ragu-ragu orang yang
hadir di sana kembali menjawab mantap, “Engkau sekalipun tidak pernah berbohong, wahai
al-Amin. Karena engkau adalah manusia yang paling jujur yang kami kenal.”
Mendidik Rasa Percaya Diri Anak Sejak Usia Dini itu Penting

Cara Menumbuhkan Rasa Percaya Diri dan Tidak Takut Anak - Setiap orang tua
tentunya mengharapkan agar anak-anaknya memiliki kepercayaan diri dan berani dalam
mengutarakan dan menghadapi satu tantangan baik itu di sekolah maupun lingkungan
sosialnya. Rasa percaya diri anak tentunya harus di didik sejak anak usia dini.
Seorang teman, guru BP sekolah favorit di Balikpapan mengisahkan kejadian pilu

kepada saya. Yaitu si Roni, bukan nama asli, pasiennya, kalau hendak berangkat ke sekolah

di perjalanan dalam mobil acap menangis sesegukan. Bahkan bocah kelas 3 SD ini terbiasa

manyun, gondok, bahkan dongkol sampai bibirnya dimoncongkan nyaris setiap hari waktu

diantar mobil mahal ke sekolah oleh Marni, sebut saja nama mamanya itu, dan tanpa Marni

tahu sebab musababnya.

Kemudian sesampainya di sekolah, kalau diantar mamanya, Roni keluar mobil lalu

menyelinap begitu saja berlari masuk ke kelas, seolah ingin segera berada di kelas dan jarang

main ke halaman atau bersenda gurau dengan sebayanya. Apalagi untuk menghampiri sang

mama di jam istirahat yang lagi kopdar di 'ruang tunggu' para orangtua di komplek sekolah

itu. Roni tampak memelihara rasa aneh dalam dirinya. Di kelas ia tidak masalah dengan

pelajaran, dengan gurunya, tetapi ia tidak tahan diejek 'anak mama' oleh rekan sebayanya.

Tetapi kalau tengah dijemput bis antar jemput sekolah, ia nampak semringah, perangainya

ceria dan banyak mendominasi kalau lagi bercerita dengan sesama teman di dalam mobil.

Di sekolahpun ia berani tampil tanpa takut 'hantu' salah jawaban.

Kalau di sekolah sang mama acap mengintip Roni di kelas saat jam belajar. Ini masalah

selanjutnya. Ini yang membunuh potensi percaya diri anak. Padahal kata Konsultan

Pendidikan Suhadi fadjaray, penyebab anak tidak percaya diri dan mandiri ada tiga hal.

Pertama karena orang tua tidak tega, kedua tidak peka, dan ketiga tidak telaten.

Sudah seharusnya anak dididik mandiri dan percaya diri dengan konsep orangtua 'tega' dan

percaya penuh potensi anak. Jangan dibayang-bayangi melulu. Suhadi menyebut, rumah
butuh kurikulum kesengsaraan yang terukur. Orangtua sebisa mungkin jangan memudahkan

atau terburu-buru mengambil alih kesulitan yang dihadapi anak. Orangtua juga jangan

membiarkan anak-anak lalai dalam ibadah dan kebaikan. Supaya anak belajar dan terbiasa

mandiri dan percaya diri.

"Kalau sudah kelas 1 SD nali sepatu tak perlu dibantu." Contoh Suhadi pada seminar

parenting yang diadakan SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya, 1 Oktober 2016.

Senada dengan Suhadi, Satria Dharma, pendidik, mengatakan banyak anak seolah-olah telah

bersekolah tapi terkadang mereka tidak mendapatkan pendidikan. Mereka hadir ke sekolah

tapi tidak mendapatkan apa-apa. Maka langkah terbaik orangtua adalah memberikan lahan

seluas-luasnya untuk anak berkreasi dan berinteraksi dengan teman sebayannya.

Kasus Roni acap terjadi di situasi kekinian. Ini bukan salah Roni -dan yang senasib

dengannya- tentu saja. Ini salah orangtuanya, mama khususnya. Situasi sekolah seharusnya

yang sreg dengan hati anaknya bukan yang teduh bagi ibunya. Sehingga sanggup berlama-

lama di 'ruang tunggu' sekolah itu.

Orangtua harus paham dan bersinergi dengan sekolah. Sekolah anak harus

diperhitungkan kenyamanan bagi anak. Bukan orangtua senyamannya merasa mendampingi

anak. Karena bisa jadi kasus Roni pun tengah mendera anak-anak bangsa kini.

Roni -dan yang senasib- adalah anak yang mentah. Dia tidak matang kepribadiannya. Ciri

anak matang pribadinya yaitu yang mampu melepaskan diri dari orangtuanya, diterima di

sosialnya, dapat bekerjasama, mampu menyelesaikan tugas sendiri, dan mampu melakukan

hal lain yang baik.

Dian Setia Prameswari, psikolog, menyarankan orangtua dalam peranan pendidikan

anak wajib memperhatikan unsur sosialisasi anak. Sebaiknya, saran Dian, orang tua

membuka lebar-lebar ruang sosialisasi anak dengan teman-temannya. Biarlah ia memilih


teman sendiri yang sevisi dengannya dengan pola pikir dan daya sortir dunia anak dan dapat

menyelesaikan sendiri persoalan yang dihadapinya.

Yang perlu disiapkan orangtua, saran Dian adalah memberi bekal tameng pemahaman

yang cukup kepada anak untuk kepentingan pribadi, menyangkut akhlaqnya, misal membaca

doa sebelum makan, berbagi dengan rekannya, dan bahkan cara menangkis pukulan jika ada

temannya usil.

Selain itu orangtua harus memberi ruang yang luas terhadap daya kreasi, inovasi, bahkan

ruang agar anak mampu menginspirasi rekannya. Orangtua jangan memasung daya kreatif

anak dengan membayang bayangi setiap saat. Bikinlah selalu suasana belajar anak bagai

bermain. Karena ungkap Kak Seto Mulyadi, priskolog, sebaik-baik momen belajar anak

adalah saat bermain. Bermain bola, basket, gobak sodor, dan bermain apa saja tanpa takut

dimarahi orangtuanya disitulah proses kematangan kepribadian anak mulai berlangsung.

Maka berilah rasa mandiri dan percaya diri anak dengan sepenuhnya.

Malu dapat menghambat daya berfikir anak dan juga membunuh potensi kematangan

kepribadian anak. Padahal dua unsur ini teramat penting tatkala kita cermati sukses anak di

masa depan ternyata tidak dipengaruhi deretan angka-angka rapor/akademik hari ini. Tetapi

bagaimana ia bisa memanaj emosinya dan membangun relasi sosial dengan baik.

Anak yang terbiasa malu ia meritis rasa bersalah dalam hidupnya. Sebaliknya anak yang

sukses kaprahnya adalah berangkat dari tingkat kepercayaan dirinya yang tinggi. Maka,

berilah anak ruang yang sangat luas untuk percaya diri.


Kejujuran Salah Satu Dasar Pendidikan Berkarakter

Dewasa ini semakin banyak kejahatan dan tindak criminal yang dilakukan pelajar
maupun mahasiswa. Terlebih jika berkaitan dengan sikap jujur. Contoh nyatanya masih
banyak siswa maupun mahasiswa yang berbagi jawaban dalam ujian. Hal ini menjadi ironi
karena para kaum muda ini lah yang menjadi tumpuan bangsa kedepan. Mereka lah bibit-
bibit muda yang akan membangun dan memimpin Indonesia kedepan.

Walau telah dipersiapkan dan dibina melalui berbagai macam pendidikan. Entah itu
pendidikan di rumah maupun di sekolah dengan banyak mata pelajaran. Namun rasanya
sekadar mendapat pelajaran eksak atau yang berkaitan dengan sains saja tak cukup untuk
membina dan mengarahkan generasi muda agar memiliki karakter yang lebih baik untuk
memimpin bangsa kedepan. Hal tersebutlah yang membuat pendidikan karakter bagi anak
bangsa penting, salah satunya karakter jujur.

Kejujuran adalah salah satu karakter bangsa Indonesia yang tercermin dalam
pancasila yang termasuk dalam nilai-nilai Kemanusian yang Adil dan Beradab yang
tercantum dalam Pancasila. Kejujuran termasuk ke dalam nilai moral. Prilaku jujur adalah
dasar dari segala prilaku terpuji lainnya. Karakter jujur ini penting dan harus dimiliki semua
generasi muda Indonesia agar kedepan tercipta generasi-generasi dengan kualias terbaik yang
memiliki sikap jujur agar kelak pemerintahan pun dipegang orang-orang jujur.

Orang jujur tak akan pernah merugikan orang lain. Selain itu orang yang jujur pasti
menjaga amanah (kepercayaan) dan orang yang amanah pasti memiliki rasa tanggung jawab
yang tinggi dan menjalankan segala sesuatu dengan sungguh-sungguh dan orang yang jujur
cenderung bersikap adil.

Selain dalam Pancasila, Allah SWT sudah lebih dahulu mengingatkan agar kita
sebagai hamba-Nya bersikap jujur dan memelihara kejujuran seperti yang tertera dalam surat
Al-Ahzab: 70 – 71 Allah SWT berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah
kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu
amal-amalmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan
Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.”
Dalam ayat tersebut telah jelas bahwa jika kita berbuat jujur amalan-amalan kita yang
lain akan baik. Hal ini terjadi karena kejujuran akan membawa ketenangan dan membuat kita
termovasi dan merasa terawasi untuk selalu berprilaku dan bersikap baik, tak hanya jujur
saja. Dia pun berkata akan memperbaiki amalan-amalan manusia yang berkata benar (jujur).

Ayat lain bahkan menegaskan pentingnya bersikap jujur. Dalam surat Al-Israa’:53 Allah
SWT berfirman: Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: “Hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan (suka) menimbulkan
perselisihan diantara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi
manusia.” Ayat ini jelas menegaskan bahwa prilaku tidak jujur atau berdusta hanya akan
menimbulkan permasalahan sesama manusia, karena hal tersebut hanya hasutan syaitan
belaka. Beprilaku dusta memang sangat menggiurkan, seperti para koruptor yang banyak
mengguras uang negara untuk kepentingan kehidupan pribadinya. Namun, kesenangan yang
didapat hanya belaku sementara, kerugian dari perbuatannya tak hanya berefek pada pelaku
tapi juga bagi masyarakat Indonesia.

Sikap jujur pun telah dimiliki dan dicontohkan oleh panutan sepanjang masa umat
Islam yakni Rasulullah SAW. Shidiq (jujur) adalah salah satu sifat dari empat sifat Rasul
yang patut dicontoh bagi kita selaku pengikutnya. Mudahnya umat islam hanya perlu
mencontoh sifat dan prilaku Rasul, inilah contoh mudah bagi kita untuk menerapkan
pendidikan karakter bagi generasi bangsa saat ini. Seperti dalam firman Allah SWT dalam
Surat al-Ahzab ayat 21 dijelaskan“Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.

Mengingat pentingnya pendidikan karakter bagi anak bangsa yang kelak menjadi pemimpin,
maka dari itu sangat penting prilaku jujur ini menjadi dasar karakter yang mesti dibudayakan
dan dimiliki bagi setiap generasi baru bangsa Indonesia. Prilaku jujur menjadi dasar karena
tanpa kekujujuran, seseorang tidak dapat dipercaya melakukan apapun. Orang yang pandai
berdusta akan merugikan banyak orang dan sudah sangat jelas ia akan menyalah gunakan
kepercayaan yang akan diembannya kedepan. Oleh sebab itu kejujuran menjadi salah satu
dasar penting pendidikan karakter bagi calon pemimpin bangsa kedepan. (penulis seorang
mahasiswi)
Singkatnya jujur adalah kesamaan antara perkataan dengan perbuatan, maksudnya apa yang
diucapkan sesuai dengan apa yang diperbuat. Jujur merupakan salah satu dari sekian banyak
akhlak yang baik atau akhlakul mahmudah, dan lawannya dari jujur adalah dusta.

Dan inilah beberapa contoh perilaku jujur dalam kehidupan:

1. Senantiasa berkata benar, walaupun mungkin terkadang pahit.


2. Menjauhkan diri dari perkataan-perkataan yang dusta.
3. Menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya.
4. Menepati janji yang telah disepakati.
5. Mengembalikan uang belanja, beli buku, dan yang semisal.

Dan masih banyak lagi contoh lainnya dari perilaku jujur.


KARAKTER SOPAN SANTUN

Pendidikan karakter perlu kita tanamkan sejak dini mulai dari jenjang pendidikan
dasar. Pendidikan karakter yang dilaksanakan memang tidak serta merta menampakkan hasil
atau bentuknya tetapi melalui sebuah proses yang panjang dan berkelanjutan. Pendidikan
karakter merupakan pendidikan yang mengajarkan hakekat karakter kedalam tiga ranah yaitu
kognitif yang mengajarkan bagaimana kita berpikiryang positif, afektif yang mengajarkan
kita berperilaku atau tata cara yang sesuai dengan etika atau norma – norma yang ada dan
psikomotorik yang mengajarkan bagaimana kita bertindak dengan bijaksana dan penuh
tanggungjawab terhadap apa yang kita perbuat.

Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang bukan hanya sarana transfer ilmu
pengetahuan saja, melainkan lebih luas lagi, yakni sebagai sarana pembudidayaan dan
penyaluran nilai – nilai .Dalam hal ini anak harus mendapatkan pendidikan yang menyentuh
dimensi dasar kemanusiaan yang sekurang – kurangnya mencakup tiga ranah yang paling
dasar yakni afektif yang tercermin pada kualitas keimanan, ketaqwaan, akhlak mulia
termasuk didalamnya budi pekerti dan kepribadian yang unggul. Dengan dimasukkannya
pendidikan karakter yang menyatu pada mata pelajaran – mata pelajaran yang ada pada
semua jenjang pendidikan memungkinkan siswa untuk memahami peduli dan bertindak
sesuai dengan nilai – nilai atau etika serta dapat bertanggungjawab baik terhadap diri sendiri
maupun orang lain.

Peran pendidikan karakter tidak hanya menimbulkan pencerahan berupa konsep –


konsep akan tetapi juga sekaligus praktek dalam kegiatan siswa kesehariannya. Pendidikan
karakter harus memberikan ruang yang luas kepada peserta didik untuk bebas memilih
dengan menekankan kepada tanggungjawab yang dipikulnya, apabila terjadi kesalahan dalam
mengambil pilihan yang bertentangan dengan etika atau norma yang berlaku pada
masyarakat. Tanggung jawab dan sanksi harus diterima dengan lapang dada dan peserta didik
harus mengakui dan meminta maaf atas kesalahandalam memilih atau berkehendak.
Pendidikan karakter tidak lagi sekedar mengenalkanberbagai aturan atau definisi tetapi lebih
menekankan kepada sikap dan tanggungjawab peserta didik.
Tujuan diterapkannya pendidikan karakter yang menyatu dengan mata pelajaran
disemua jenjang pendidikan melalui pembelajaran tiada lain karena adanya perubahan
kualitas tiga aspek pendidikan yakni kognitif, afektif dan psikomotorik yang mengacu pada
peningkatan wawasan, perilaku dan ketrampilan yang berlandaskan kepada pilar-pilar
pendidikan sehingga terwujud insan yang berilmu sekaligus berkarakter. Karakter yang
diharapkan tidak lepas dari kebudayaan asli Indonesia sebagai perwujudan nasionalisme dan
religious. Salah satu nilai karakter budaya asli Indonesia adalah sopan santun.
Secara etimologis sopan santun berasal dari dua buah kata, yaitu kata sopan dan santun.
Keduanya telah bergabung menjadi sebuah kata majemuk.
Dalam www.KamusBahasaIndonesia.org, menyatakan sopan santun sebagai berikut:
Sopan berarti hormat dengan tak lazim, tertib menurut adab yang baik, sedangkan
Santun berarti halus dan baik (budi bahasanya, tingkah lakunya); sopan, sabar; tenang. Atau
bisa dikatakan cerminan psikomotorik (penerapan pengetahuan sopan ke dalam suatu
tindakan). menyatakan bahwa sopan santun merupakan peraturan hidup yang timbul dari
hasil pergaulan sekelompok manusia di lingkungan dan budaya tertentu. Norma kesopanan
bersifat relatif, artinya apa yang dianggap sebagai norma kesopanan berbeda-beda di
berbagai tempat, lingkungan, atau waktu.

Contoh-contoh norma kesopanan ialah:


ØMenghormati orang yang lebih tua.
ØMenerima sesuatu selalu dengan tangan kanan
ØTidak berkata-kata kotor, kasar, dan sombong.
ØTidak meludah di sembarang tempat.
ØTidak menyela pembicaraan.

Norma kesopanan sangat penting untuk diterapkan, terutama dalam bermasyarakat, karena
norma ini sangat erat kaitannya terhadap masyarakat. Sekali saja ada pelanggaran terhadap
norma kesopanan, pelanggar akan mendapat sangsi dari masyarakat, semisal cemoohan.
kesopanan merupakan tuntutan dalam hidup bersama yang harus dipenuhi supaya diterima
secara sosial. Salah satu contoh kesopanan adalah tidak berkata – kata kotor, kasar, sombong
dan tidak menyela pembicaraan. Bahasa yang sopan menunjukkan karakter seseorang.
Semakin halus bahasa seseorang semakin tinggi martabat orang tersebut. Oleh karena itu
pentingnya di tanamkan norma kesopanan pada anak sejak jenjang pendidikan dasar
khususnya dalam berkomunikasi dengan orang tua maupun masyarakat sekitar.
Sopan santun pada anak usia sekolah dasar sangat diperlukan karena pada masa ini anak
sudahmulai mengenal, serta memperhatikan serta dapat menilai hal – hal baik ataupun buruk.
Dengan dimasukkannya pendidikan karakter yang menyatu pada mata – mata pelajaran yang
ada pada jenjang pendidikan dasar terutama mata pelajaran Bahasa Jawa diharapkan anak –
anakuntuk lebih peduli dan memahami serta bertindak sesuai dengan nilai – nilai atau etika
yang berlaku khususnya sopan santunberbahasa yang baik kepada orang yang lebih tua
maupun masyarakat sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai