Anda di halaman 1dari 2

Nama : Sifa Sulistiani Haya

Sekolah : SMA Negeri 1 Cilacap


Alamat : Perum Tegal Asri Jl. Baruna Timur 3 No.125 RT. 04/16, Tegal Kamulyan,
Cilacap Selatan, Cilacap, Jawa Tengah
No.HP : 081578448909
Moto Hidup : Lebih baik gagal karena benar-benar gagal,daripada gagal karena tidak
mencoba. Setidaknya kita gagal dalam posisi berkualitas.

“Motivasi Penikung Nafsu”

Motivasi? Menurut KBBI, motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang
secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Saya
rasa semua orang sangat membutuhkan motivasi. Entah itu dari orang lain, ataupun diri
sendiri. Motivasi bisa berbentuk kritik, saran, pujian, bahkan hinaan sekalipun. Motivasi dapat
muncul darimana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja.
Saya bersekolah di SMA terbaik di kabupaten saya. Sebut saja SMA X. Tempat
berkumpulnya orang-orang pintar dan hebat. Selama awal-awal masa SMA, saya menjalani
kegiatan di sekolah tidak jauh berbeda seperti saat saya di SMP. Saat di SMP, saya cenderung
pemalas. Belajar hanya saat ulangan atau jika ada PR dan tugas. Walaupun seperti itu, saya
tetap bisa meraih peringkat tiga besar di kelas. Berbeda pada saat di SMA. Dengan pola dan
sistem belajar yang seperti itu, saya tidak bisa lagi meraih peringkat 3 besar. Rasanya sulit
sekali. Bertambahnya waktu tak lantas membuat saya berubah. Saya masih tetap dengan
kebiasaan saya. Saya masih malas-malasan dalam belajar, sekolah hanya untuk formalitas,
saya belum memiliki tujuan bahwa saya harus bagaimana dan seperti apa. Sempat terlintas
dibenak saya bahwa saya ingin berubah. Berkali-kali saya mencoba untuk memotivasi diri
saya sendiri. Mulai dari melihat video inspiratif, membaca kata-kata motivasi, mendengarkan
pembicaraan orang-orang pintar dsb. Tetapi, tetap saja tidak ada perubahan. Saya selalu
dikalahkan oleh nafsu saya sendiri.
Sampai akhirnya, saya duduk di bangku kelas XII yaitu tahap paling akhir dimasa-
masa SMA. Tahap yang akan menentukan masa depan saya selanjutnya. Tempat
persinggahan sebelum menuju dunia yang sebenarnya. Kemudian, ada teman saya yang
bercerita mengenai salah satu selebgram Indonesia. Selebgram itu adalah idola teman saya.
Selebgram itu telah menyelesaikan study S-1 nya di FU Berlin, Jerman. Teman saya sering
menanyakan kepada saya apakah saya tahu selebgram tersebut. Pada saat itu, saya belum
tahu. Mendengar namanya saja belum pernah. Lalu, teman saya bercerita bahwa selebgram itu
sangat menginspirasi dirinya. Entah apa yang membuatnya terinspirasi. Akhirnya, saya
mencari akun media sosial selebgram tersebut. Diinstagramnya, saya belum menemukan apa
yang teman saya maksud. Menurut saya, isinya hanya postingan-postingan biasa. Mungkin
yang menarik adalah foto-foto saat selebgram itu di Jerman. Kemudian, saya mencoba untuk
membuka akun youtubenya. Yang paling membuat saya tertarik saat itu adalah video yang
berjudul “Masjid liberal di Berlin”. Saat menonton videonya saya hanya bisa terkagum.
Dalam hati saya berkata “Wah...gila emang ini inspirasi banget si. Kata-katanya bener-bener
membuka pikiran. Keren banget G******”.
Kemudian, saya menjadi sering melihat video selebgram tersebut. Semakin hari, saya
semakin kagum. Tentang bagaimana dia beradaptasi sebagai minoritas dalam hal agama di
negeri orang, minoritas dalam kebudayaan, mengenai tantangan sulitnya kuliah di luar negeri,
tentang kemandirian, tentang keberanian untuk mengungkapkan pendapat, tentang bagaimana
caranya menanggapi sesuatu dengan hati yang bersih, dengan pemikiran yang intelek, tidak
kaku agar pikiran kita menjadi lebih terbuka dan mudah dalam menerima kebenaran. Dan
karena video-video selebgram tersebut mengenai opini-opini terhadap suatu permasalahan,
saya menjadi lebih berani untuk speak up dalam berbagai hal. Terutama yang terjadi disekitar
saya. Dan yang paling membuat saya kagum adalah berawal dari keprihatinannya melihat
youtube yang mayoritas berisi konten-konten tidak bermutu, kemudian dia mencoba untuk
membuat video-video youtube yang berisi konten positif. Dan akhirnya berhasil, dia lantas
menjadi artis dadakan di Indonesia. Dia sering diundang dalam acara TV nasional Indonesia.
Dan menurut saya, dia memang layak untuk dijadikan inspirator seperti perkataan teman saya.
Terutama dikalangan pemuda.
Sejak saat itu, saya menjadi lebih fokus kepada pendidikan. Saya ingin menjadi seperti
selebgram tersebut. Saya ingin menjadi orang yang menginspirasi orang lain, saya ingin
menjadi orang yang berpendidikan, saya ingin kuliah di luar negeri, saya ingin mewujudkan
ide-ide dan keinginan yang ada diotak saya dan saya ingin mewujudkan impian-impian saya.
Seperti kata Prof. H. Mahmud Yunus yaitu “Pendidikan adalah usaha-usaha yang sengaja
dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak dengan tujuan peningkatan keilmuan,
jasmani dan akhlak sehingga secara bertahap dapat mengantarkan si anak kepada tujuannya
yang paling tinggi. Agar si anak hidup bahagia, serta seluruh apa yang dilakukannya
menjadi bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat.” Lalu, saya menemukan beberapa alasan
bahwa melanjutkan pendidikan itu penting. Dikutip dari edumor.com yaitu :
1. Ada banyak peluang kerja yang menantimu
2. Kemampuan yang kamu miliki akan semakin bertambah dan berkembang
3. Semakin bertambah wawasan yang kamu miliki
4. Cita-citamu bisa cepat terwujud
5. Memperoleh gelar
6. Dapat melatih diri untuk berpola pikir lebih luas
7. Memperoleh banyak pengalaman dan relasi
8. Bisa mendapatkan kesempatan magang
Dengan alasan-alasan itu, membuktikan bahwa pendidikan memang benar-benar
penting. Lalu, saya teringat perkataan teman saya. Dia mendapatkan hidayah melalui
pelajaran Sosiologi pada bab “Ketimpangan Sosial”. Dia bercerita betapa tidak bersyukurnya
dia bisa bersekolah dengan mudah dan nyaman tetapi masih malas belajar. Padahal, di luar
sana masih banyak yang ingin menempuh pendidikan tetapi terhalang atau terhambat karena
sesuatu. Karena hal finansial misalnya. Saya membenarkan perkataan teman saya tersebut.
Tidak ada alasan untuk malas dalam menuntut ilmu. Kemudian, saya membayangkan wajah
orang tua saya. Membayangkan senyum indah mereka saat melihat anaknya sukses. Jangan
sampai saya menghancurkan senyum mereka. Saya harus berhasil. Saya bisa sukses. Saya
harus melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Karena dengan pendidikan yang
tinggi akan semakin banyak ilmu, wawasan dan pengalaman yang diperoleh. Dan dengan
ilmu pula, dunia bisa berada dalam genggaman kita.

Anda mungkin juga menyukai