Anda di halaman 1dari 13

SEJARAH PENINGGALAN HINDU BUDHA

CANDI BOROBUDUR

Candi Borobudur berbentuk punden berundak, yang terdiri dari enam tingkat
berbentuk bujur sangkar, tiga tingkat berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa
utama sebagai puncaknya. Selain itu tersebar di semua tingkat-tingkatannya
beberapa stupa.

Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur,


Magelang, Jawa Tengah. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat
daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi ini didirikan
oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada
masa pemerintahan wangsa Syailendra.

CANDI MENDUT

Hiasan yang terdapat pada candi Mendut berupa hiasan yang berselang-seling.
Dihiasi dengan ukiran makhluk-makhluk kahyangan berupa bidadara dan bidadari,
dua ekor kera dan seekor garuda.

Candi Mendut adalah sebuah candi berlatar belakang agama Buddha. Candi ini
terletak di desa Mendut, kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah,
beberapa kilometer dari candi Borobudur.Candi Mendut didirikan semasa
pemerintahan Raja Indra dari dinasti Syailendra. Di dalam prasasti Karangtengah
yang bertarikh 824 Masehi, disebutkan bahwa raja Indra telah membangun
bangunan suci bernama veluvana yang artinya adalah hutan bambu. Oleh seorang
ahli arkeologi Belanda bernama J.G. de Casparis, kata ini dihubungkan dengan
Candi Mendut.
CANDI NGAWEN

Candi ini terdiri dari 5 buah candi kecil, dua di antaranya mempunyai bentuk yang
berbeda dengan dihiasi oleh patung singa pada keempat sudutnya. Sebuah patung
Buddha dengan posisi duduk Ratnasambawa yang sudah tidak ada kepalanya
nampak berada pada salah satu candi lainnya. Beberapa relief pada sisi candi masih
nampak cukup jelas, di antaranya adalah ukiran Kinnara, Kinnari, dan kala-makara.

Candi Ngawen adalah candi Buddha yang berada kira-kira 5 km sebelum candi
Mendut dari arah Yogyakarta, yaitu di desa Ngawen, kecamatan Muntilan,
Magelang. Menurut perkiraan, candi ini dibangun oleh wangsa Syailendra pada
abad ke-8 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno. Keberadaan candi Ngawen ini
kemungkinan besar adalah yang tersebut dalam prasasti Karang Tengah pada tahun
824 M.

CANDI LUMBUNG

Candi Lumbung adalah candi Buddha yang berada di dalam kompleks Taman
Wisata Candi Prambanan, yaitu di sebelah candi Bubrah. Menurut perkiraan, candi
ini dibangun pada abad ke-9 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno. Candi ini
merupakan kumpulan dari satu candi utama (bertema bangunan candi Buddha)

Ciri-cirinya :
Dikelilingi oleh 16 buah candi kecil yang keadaannya masih relatif cukup bagus.
CANDI BANYUNIBO

Candi Banyunibo yang berarti air jatuh-menetes (dalam bahasa Jawa) adalah candi
Buddha yang berada tidak jauh dari Candi Ratu Boko, yaitu di bagian sebelah
timur dari kota Yogyakarta ke arah kota Wonosari. Candi ini dibangun pada sekitar
abad ke-9 pada saat zaman Kerajaan Mataram Kuno. Pada bagian atas candi ini
terdapat sebuah stupa yang merupakan ciri khas agama Buddha.

Ciri-cirinya:Keadaan dari candi ini terlihat masih cukup kokoh dan utuh dengan
ukiran relief kala-makara dan bentuk relief lainnya yang masih nampak sangat
jelas. Candi yang mempunyai bagian ruangan tengah ini pertama kali ditemukan
dan diperbaiki kembali pada tahun 1940-an, dan sekarang berada di tengah wilayah
persawahan.

KOMPLEKS PERCANDIAN BATUJAYA

Kompleks Percandian Batujaya adalah sebuah suatu kompleks sisa-sisa percandian


Buddha kuna yang terletak di Kecamatan Batujaya dan Kecamatan Pakisjaya,
Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat. Situs ini disebut percandian karena
terdiri dari sekumpulan candi yang tersebar di beberapa titik.

Cirri-cirinya:
Dari segi kualitas, candi di situs Batujaya tidaklah utuh secara umum sebagaimana
layaknya sebagian besar bangunan candi. Bangunan-bangunan candi tersebut
ditemukan hanya di bagian kaki atau dasar bangunan, kecuali sisa bangunan di
situs Candi Blandongan.

Candi-candi yang sebagian besar masih berada di dalam tanah berbentuk gundukan
bukit (juga disebut sebagai unur dalam bahasa Sunda dan bahasa Jawa). Ternyata
candi-candi ini tidak memperlihatkan ukuran atau ketinggian bangunan yang sama.
CANDI MUARA TAKUS

Candi Muara Takus adalah sebuah candi Buddha yang terletak di Riau, Indonesia.
Kompleks candi ini tepatnya terletak di desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto,
Kabupaten Kampar atau jaraknya kurang lebih 135 kilometer dari Kota Pekanbaru,
Riau. Jarak antara kompleks candi ini dengan pusat desa Muara Takus sekitar 2,5
kilometer dan tak jauh dari pinggir Sungai Kampar Kanan.

Ciri-cirinya Kompleks candi ini dikelilingi tembok berukuran 74 x 74 meter diluar


arealnya terdapat pula tembok tanah berukuran 1,5 x 1,5 kilometer yang
mengelilingi kompleks ini sampal ke pinggir sungai Kampar Kanan. Di dalam
kompleks ini terdapat pula bangunan Candi Tua, Candi Bungsu dan Mahligai Stupa
serta Palangka. Bahan bangunan candi terdiri dari batu pasir, batu sungai dan batu
bata. Menurut sumber tempatan, batu bata untuk bangunan ini dibuat di desa
Pongkai, sebuah desa yang terletak di sebelah hilir kompleks candi. Bekas galian
tanah untuk batu bata itu sampai saat ini dianggap sebagai tempat yang sangat
dihormati penduduk. Untuk membawa batu bata ke tempat candi, dilakukan secara
beranting dari tangan ke tangan. Cerita ini walaupun belum pasti kebenarannya
memberikan gambaran bahwa pembangunan candi itu secara bergotong royong dan
dilakukan oleh orang ramai.

CANDI SUMBERAWAN

Candi Sumberawan hanya berupa sebuah stupa, berlokasi di Kecamatan Singosari,


Malang. Dengan jarak sekitar 6 km dari Candi Singosari. Candi ini Merupakan
peninggalan Kerajaan Singhasari dan digunakan oleh umat Buddha pada masa itu.

Candi Sumberawan terletak di desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten


Malang, +/- 6 Km, di sebelah Barat Laut Candi Singosari, candi ini dibuat dari batu
andesit dengan ukuran P. 6,25m L. 6,25m T. 5,23m dibangun pada ketinggian 650
mDPL, di kaki bukit Gunung Arjuna. Pemandangan di sekitar candi ini sangat
indah karena terletak di dekat sebuah telaga yang sangat bening airnya. Keadaan
inilah yang memberi nama Candi Rawan.
CANDI BRAHU

Candi Brahu dibangun dengan gaya dan kultur Buddha, didirikan abad 15 Masehi.
Pendapat lain, candi ini berusia jauh lebih tua ketimbang candi lain di sekitar
Trowulan. Menurut buku Bagus Arwana, kata Brahu berasal dari kata Wanaru atau
Warahu. Nama ini didapat dari sebutan sebuah bangunan suci seperti disebutkan
dalam prasasti Alasantan, yang ditemukan tak jauh dari candi brahu. Dalam
prasasti yang ditulis Mpu Sendok pada tahun 861 Saka atau 9 September 939,

Cirri-cirinya:
Candi Brahu merupakan tempat pembakaran (krematorium) jenazah raja-raja
Brawijaya. Anehnya dalam penelitian, tak ada satu pakarpun yang berhasil
menemukan bekas abu mayat dalam bilik candi. Lebih lebih setelah ada pemugaran
candi yang dilakukan pada tahun 1990 hingga 1995.

CANDI SEWU

Candi Sewu adalah candi Buddha yang berada di dalam kompleks candi
Prambanan (hanya beberapa ratus meter dari candi utama Roro Jonggrang). Candi
Sewu (seribu) ini diperkirakan dibangun pada saat kerajaan Mataram Kuno oleh
raja Rakai Panangkaran (746 – 784). Candi Sewu merupakan komplek candi
Buddha terbesar setelah candi Borobudur, sementara candi Roro Jonggrang
merupakan candi bercorak Hindu.

Menurut legenda rakyat setempat, seluruh candi ini berjumlah 999 dan dibuat oleh
seorang tokoh sakti bernama, Bandung Bondowoso hanya dalam waktu satu malam
saja, sebagai prasyarat untuk bisa memperistri dewi Roro Jonggrang. Namun
keinginannya itu gagal karena pada saat fajar menyingsing, jumlahnya masih
kurang satu.
CANDI CETHO

Candi Cetho merupakan sebuah candi bercorak agama Hindu peninggalan masa
akhir pemerintahan Majapahit (abad ke-15). Laporan ilmiah pertama mengenainya
dibuat oleh Van de Vlies pada 1842. A.J. Bernet Kempers juga melakukan
penelitian mengenainya. Ekskavasi (penggalian) untuk kepentingan rekonstruksi
dilakukan pertama kali pada tahun 1928 oleh Dinas Purbakala Hindia Belanda.
Berdasarkan keadaannya ketika reruntuhannya mulai diteliti, candi ini memiliki
usia yang tidak jauh dengan Candi Sukuh. Lokasi candi berada di Dusun Ceto,
Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, pada ketinggian
1400m di atas permukaan laut.

Ciri-cirinya:
Pada keadaannya yang sekarang, Candi Cetho terdiri dari sembilan tingkatan
berundak. Sebelum gapura besar berbentuk candi bentar, pengunjung mendapati
dua pasang arca penjaga. Aras pertama setelah gapura masuk merupakan halaman
candi. Aras kedua masih berupa halaman dan di sini terdapat petilasan Ki Ageng
Krincingwesi, leluhur masyarakat Dusun Cetho.

CANDI GUNUNG WUKIR

Candi Gunung Wukir atau Candi Canggal adalah candi Hindu yang berada di
dusun Canggal, kalurahan Kadiluwih, kecamatan Salam, Magelang, Jawa Tengah.
Candi ini tepatnya berada di atas bukit Gunung Wukir dari lereng gunung Merapi
pada perbatasan wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Menurut perkiraan, candi
ini merupakan candi tertua yang dibangun pada saat pemerintahan raja Sanjaya dari
zaman Kerajaan Mataram Kuno, yaitu pada tahun 732 M (654 tahun Saka).
Ciri-cirinya:Kompleks dari reruntuhan candi ini mempunyai ukuran 50 m x 50 m
terbuat dari jenis batu andesit, dan di sini pada tahun 1879 ditemukan prasasti
Canggal yang banyak kita kenal sekarang ini. Selain prasasti Canggal, dalam candi
ini dulu juga ditemukan altar yoni, patung lingga (lambang dewa Siwa), dan arca
lembu betina atau Andini.
CANDI PRAMBANAN

Berdiri di bawah Candi Hindu terbesar di Asia Tenggara ini selarik puisi tiba-tiba
terlintas di benak

Candi Prambanan yang dikenal juga sebagai Candi Roro Jonggrang ini menyimpan
suatu legenda yang menjadi bacaan pokok di buku-buku ajaran bagi anak-anak
sekolah dasar. Kisah Bandung Bondowoso dari Kerajaan Pengging yang ingin
memperistri dara cantik bernama Roro Jonggrang. Si putri menolak dengan halus.
Ia mempersyaratkan 1000 candi yang dibuat hanya dalam waktu semalam.
Bandung yang memiliki kesaktian serta merta menyetujuinya. Seribu candi itu
hampir berhasil dibangun bila akal licik sang putri tidak ikut campur. Bandung
yang kecewa lalu mengutuk Roro Jonggrang menjadi arca, yang diduga menjadi
arca Batari Durga di salah satu candi.

CANDI GUNUNG SARI

Candi Gunung Sari adalah salah satu candi Hindu Siwa yang ada di Jawa. Lokasi
candi ini berdekatan dengan Candi Gunung Wukir tempat ditemukannya Prasasti
Canggal.

Ciri-cirinya:Candi Gunung Sari dilihat dari ornamen, bentuk, dan arsitekturnya


kemungkinan lebih tua daripada Candi Gunung Wukir. Di Puncak Gunung Sari
kita bisa melihat pemandangan yang sangat mempesona dan menakjubkan. Candi
Gunung Sari terletak di Desa Gulon, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang,
Provinsi Jawa Tengah. Semoga di masa depan Candi Gunung Sari semakin dikenal
oleh banyak orang untuk dapat menemukan inspirasi dan keindahanny.
ARCA GUPOLO

Arca Gupolo adalah kumpulan dari 7 buah arca berciri agama Hindu yang terletak
di dekat candi Ijo dan candi Barong, di wilayah kelurahan Sambirejo, kecamatan
Prambanan, Yogyakarta. Gupolo adalah nama panggilan dari penduduk setempat
terhadap patung Agastya yang ditemukan pada area situs. Walaupun bentuk arca
Agastya setinggi 2 meter ini sudah tidak begitu jelas, namun senjata Trisula
sebagai lambang dari dewa Siwa yang dipegangnya masih kelihatan jelas.
Beberapa arca yang lain, kebanyakan adalah arca dewa Hindu dengan posisi
duduk.

Ciri-cirinya:Di dekat arca Gupolo terdapat mata air jernih berupa sumur yang
dipakai oleh penduduk setempat untuk mengambil air, dan meskipun di musim
kemarau panjang sumur ini tidak pernah kering. Menurut legenda rakyat setempat,
Gupolo adalah nama patih (perdana menteri) dari raja Ratu Boko yang diabadikan
sebagai nama candi Ratu Boko (ayah dari dewi Loro Jonggrang dalam legenda
candi Prambanan).

CANDI CANGKUANG

Candi Cangkuang adalah sebuah candi Hindu yang terdapat di Kampung Pulo,
wilayah Cangkuang, Kecamatan Leles, Garut, Jawa Barat. Candi inilah juga yang
pertama kali ditemukan di Tatar Sunda serta merupakan satu-satunya candi Hindu
di Tatar Sunda.

Cirri-ciri nya:Bangunan Candi Cangkuang yang sekarang dapat kita saksikan


merupakan hasil pemugaran yang diresmikan pada tahun 1978. Candi ini berdiri
pada sebuah lahan persegi empat yang berukuran 4,7 x 4,7 m dengan tinggi 30 cm.
Kaki bangunan yang menyokong pelipit padma, pelipit kumuda, dan pelipit pasagi
ukurannya 4,5 x 4,5 m dengan tinggi 1,37 m. Di sisi timur terdapat penampil
tempat tangga naik yang panjangnya 1,5 m dan lébar 1,26 m.
CANDI GEDONG SONGO

Candi Gedong Songo adalah nama sebuah komplek bangunan candi peninggalan
budaya Hindu yang terletak di Desa Candi, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten
Semarang, Jawa Tengah, Indonesia tepatnya di lereng Gunung Ungaran. Di
kompleks candi ini terdapat lima buah candi.Candi ini diketemukan oleh Raffles
pada tahun 1804 dan merupakan peninggalan budaya Hindu dari zaman Wangsa
Syailendra abad ke-9 (tahun 927 masehi).

Ciri-cirinya:Candi ini memiliki persamaan dengan kompleks Candi Dieng di


Wonosobo. Candi ini terletak pada ketinggian sekitar 1.200 m di atas permukaan
laut sehingga suhu udara disini cukup dingin (berkisar antara 19-27°C)Lokasi 9
candi yang tersebar di lereng Gunung Ungaran ini memiliki pemandangan alam
yang indah. Di sekitar lokasi juga terdapat hutan pinus yang tertata rapi serta mata
air yang mengandung belerang.

CANDI PRINGAPUS

Candi Pringapus adalah candi di desa Pringapus, Ngadirejo, Temanggung 22 Km


arah barat laut ibu kota kabupaten Temanggung. Arca-arca berartistik Hindu yang
erat kaitanya dengan Dewa Siwa menandakan bahwa Candi Pringapus bersifat
Hindu Sekte Siwaistis. Candi tersebut dibangun pada tahun tahun 772 C atau 850
Masehi menurut prasasti yang ditemukan di sekitar candi ketika diadakan restorasi
pada tahun 1932.

Ciri-cirinya:
Candi ini merupakan Replika Mahameru, nama sebuah gunung tempat tinggal para
dewata. Hal ini terbukti dengan adanya adanya hiasan Antefiq dan Relief Hapsara-
hapsari yang menggambarkan makhluk setengah dewa. Candi Pringapus bersifat
Hindu Sekte Siwaistis
CANDI SUKUH

Candi Sukuh adalah sebuah kompleks candi agama Hindu yang terletak di
Kabupaten Karanganyar, eks Karesidenan Surakarta, Jawa Tengah. Candi ini
dikategorikan sebagai candi Hindu karena ditemukannya obyek pujaan lingga dan
yoni. Candi ini digolongkan kontroversial karena bentuknya yang kurang lazim dan
karena banyaknya obyek-obyek lingga dan yoni yang melambangkan seksualitas.

PENINGGALAN SEJARAH DARI KERAJAAN KUTAI

Kerajaan kutai merupakan salah satu kerajaan Hindu tertua yang ada di
Indonesia. Kerajaan Hindu ini berdiri pada abad ke 4 Masehi. Banyak bukti
bukti yang menyatakan keberadaan kerajaan ini, salah satunya yaitu Yupa.
Yupa merupakan tiang batu yang digunakan untuk mengikat hewan korban
yang akan disembahkan kepada Brahmana. Yupa ini ditulis dengan bahasa
Sansekerta seerta huruf Pallawa. Selain itu, masih banyak peninggalan
sejarah lainnya dari Kerajaan Kutai yaitu:

 7 Buah Yupa
 Arca Arca Bulus
 Arca Batu
 Kalung Cina dari Emas
 dan lainnya.
PENINGGALAN KERAJAAN TARUMANEGARA

Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu tertua yang ada di Pulau


Jawa yang terletak di tepi Sungai Citarum, Bogor. Kerajaan ini berdiri pada
abad ke 5 Masehi. Keberadaan dari kerajaan ini ditemukan dari adanya 7
buah prasasti, yaitu antara lain adalah:

1. Prasasti Ciaruteun, ditemukan di kawasan Ciampea, Bogor. terdapat


telapak kaki raja Purnawarman serta lukisan laba laba di prasasti ini.
2. Prasasti Jambu, ditemukan di sekitar bukit Koleangkak. Di prasasti ini
terdapat tulisan dengan kata Tarumayam (Tarumanegara).
3. Prasasti Kebon Kopi, ditemukan di sekitar kampung Muara Hilir,
Bogor. Di dalam prasasti ini terdapat lukisan telapak kakidari
Airawata, Gajah kendaraan dari Dewa Wisnu.
4. Prasasti Lebak, ditemukan di kawasan Kampung Lebak, Pandeglang.
5. Prasasti Tugu, ditemukan di kawasan Desa Tugu, Cilincing, Jakarta
Utara.
6. Prasasti Pasir Awi.
7. Prasasti Muara Cianten.

PENINGGALAN KERAJAAN KEDIRI

Raja yang terkenal dari Kerajaan Kediri, pada masa pemerintahannya di


tahun ke 22, membangun saluran air yang bernama Gomati dan
Chadrabagha yang digunakan untuk mengairi sawah serta mencegah
terjadinya banjir.
CANDI GUNUNG SARI

Candi Gunung Sari ini merupakan salah satu Candi bercorak Hindu Siwa
yang ada di Pulau Jawa. Lokasi dari candi ini dekat dengan Candi Gunung
Wukir, yang mana menjadi tempat prasasti Canggal ditemukan.

Ciri ciri dari candi ini dapat dilihat dari ornamen, arsitektur serta bentuknya
yang memang terlihat tua, bahkan lebih tua dibandingkan dengan Candi
Gunung Wukir. Candi ini terletak di Desa Gulon, Kec. Salam, Kab.
Magelang. Peninggalan sejarah agama Hindu masih ada selain itu yang
perlu anda ketahui karena mungkin anda juga pernah mendengar nama
peninggalan ini, sebagai berikut:

ARCA GUPOLO

Arca Gupolo adalah kumpulan dari 7 buah arca berciri agama Hindu yang
terletak di dekat candi Ijo dan candi Barong, di wilayah kelurahan
Sambirejo, kecamatan Prambanan, Yogyakarta. Gupolo adalah nama
panggilan dari penduduk setempat terhadap patung Agastya yang ditemukan
pada area situs. Walaupun bentuk arca Agastya setinggi 2 meter ini sudah
tidak begitu jelas, namun senjata Trisula sebagai lambang dari dewa Siwa
yang dipegangnya masih kelihatan jelas. Beberapa arca yang lain,
kebanyakan adalah arca dewa Hindu dengan posisi duduk.

Ciri-cirinya:
Di dekat arca Gupolo terdapat mata air jernih berupa sumur yang dipakai
oleh penduduk setempat untuk mengambil air, dan meskipun di musim
kemarau panjang sumur ini tidak pernah kering.

Anda mungkin juga menyukai