Disusun oleh :
Muhammad Gemilang Pahlawan
202001500359
S6B
Pendidikan formal yang sangat penting bagi masyarakat bertujuan untuk membekali
peserta didik dengan pendidikan dan cita-cita yang diharapkan. Sekolah merupakan tempat
yang berfungsi untuk melatih, mendidik, dan membimbing daya pikir dan sikap peserta didik
untuk perkembangannya. Sebagai seorang guru yang profesional, hendaknya memiliki
beberapa ciri yang menunjang pembinaan terhadap siswanya, yaitu sebagai moderator, agar
lebih baik dan terarah membimbing dan membentuk kepribadian siswa. Kepala sekolah,
konselor bimbingan, pengajar ke rumah, orang tua dan siswa. Para pihak bekerja sama
sedemikian rupa agar hasil belajar siswa dapat tercapai dan terencana dengan baik, sehingga
tujuan dari kegiatan bimbingan dan konseling adalah untuk membantu klien menyesuaikan
diri dan lingkungannya agar berkembang seoptimal mungkin. Dalam mendampingi siswa,
konselor diharapkan menguasai teknik-teknik konseling.
Siswa adalah objek dengan karakter yang berbeda dan masalah yang kompleks. Oleh
karena itu guru harus mengetahui dan mampu mengenali perbedaan tersebut. Hal ini untuk
memastikan bahwa guru tidak hanya memberikan materi, tetapi juga membantu siswa belajar
dengan baik dan memecahkan masalah siswa. Bakat, keterampilan, lingkungan, dll, sehingga
siswa yang disponsori dapat menyelesaikan masalah mereka dengan tepat. Masalah umum
siswa adalah misalnya seperti kesulitan menghilangkan rasa malas belajar, kesulitan
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial. Kebiasaan buruk seperti mencontek atau
mengajak teman bicara dalam proses belajar mengajar, yang sering dilakukan siswa dalam
proses pembelajaran, ternyata siswa sering merasa kesulitan untuk mengatasi masalah yang
dihadapinya. Oleh karena itu, guru harus berperan tidak hanya sebagai guru dan pendidik,
tetapi juga sebagai pembimbing.Berkaitan dengan uraian di atas, sebagai calon guru, sangat
penting untuk mengetahui dan mempelajari studi kasus siswa, berusaha memberikan
bimbingan. dan membantu untuk mengusulkan, memecahkan masalah yang diperiksa. Siswa
bertemu secara efektif. Oleh karena itu diharapkan proses pembelajaran dapat berjalan dengan
maksimal. Selain itu, siswa juga diharapkan mampu mengarahkan diri untuk bertindak secara
wajar, selaras dengan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Mulai saat ini calon guru
yang berkecimpung di dunia pendidikan mata pelajaran harus memiliki pengetahuan dan
dasar-dasar bimbingan akademik secara teori dan praktek. yang memanifestasikan dirinya
sebagai kepribadian yang memiliki sifat malas dan ketidaktahuan dalam kaitannya dengan
mata yang berkaitan dengan kepribadian siswa saat disekolah. Hal ini juga dilakukan sebagai
persiapan untuk bekerja sebagai guru bimbingan dan konseling di suatu sekolah.. Kasus ini
dipilih berdasarkan berbagai informasi yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan
metode wawancara.
B. Identitas
1. Nama Klien : RN
Jenis Kelamin : Laki – laki
Tempat, Tanggal lahir : Bdg, 26 Juni 2004
Alamat : Jl. Pdk Rnggn Jaktim
Agama : Islam
Kewargangaraan : WNI
Pekerjaan : Pelajar
4. Nama Kakak : NH
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal lahir : Bdg, 20 Juni 1996
Alamat : Jl. Pdk Rnggn Jaktim
Agama : Islam
Kewargangaraan : WNI
Pekerjaan : PNS
C. Pengumpulan Data
1. Keadaan Diri Klien
Dari data yang didapatkan, RN adalah seorang anak laki – laki berumur 17
tahun. RN adalah anak kedua dari dua bersaudara, RN adalah anak yang rajin dan
patuh sebelum ia mengenal game online dan tongkrongan (tempat berkumpul)
dengan teman – temannya. Setelah mengenal game online dan tongkrongan, RN
mengalami perubahan dari pribadinya. Baik dirumah maupun disekolah RN
mengalami penurunan semangat belajar. Saat dirumah RN hanya focus bermain
game online bahkan saat diminta bantuan oleh orang tua atau anggota keluarga yang
lain, RN tidak mau membantu bahkan cendrung emosi saat dimintakan tolong.
Dimalam hari, RN selalu pergi ketongkrogan hingga larut malam sehingga RN
sangat kurang istirahat. Dari yang dilakukan RN dirumah tentunya sangat berefek
saat disekolah. Saat disekolah RN menjadi tidak focus saat belajar, ia selalu merasa
tidak semnagat, mengantuk, dan lesuh saat proses belajar berlangsung. Bahkan RN
suka diam – diam bermain game online dikelas sehingga dia tidak mengikuti dengan
baik pembelajaran dikelas. Dari hasil wawancara dengan anggota keluarga, RN
dirumah sangat susah disuruh belajar dan tidak pernah mengerjakan tugas. Dari
semua hal ini, nilai RN sangat turun drastis.
2. Keadaan keluarga Klien
Keaadan keluarga RN cukup harmonis. Namun RN seringkakali sendirian
dirumah, atau kesepian karna tidak ada teman sebaya dirumah untuk sekedar
mengobrol. Jadi saat anggota keluarga pulang dari beraktifitas, RN malah pergi
bertemu teman – teman/ focus bermain game online sehingga menghiraukan
anggota keluarga yang lain dan tidak ada waktu untuk berkumpul bersama keluarga.
D. Verifikasi Data
Dari proses pengumpulan data yang telah dilakukan, maka sudah menunjukan bahwa
adanya kecocokan atau keterkaitan atas informasi yang disampaikan RN, orang tua RN,
wali kelas, dan guru bidang studi. Informasi yang didapatkan sudah saling mendukung
maka data yang ditemukan bisa diolah dan disajikan sebagai laporan studi kasus.
E. Klasifikasi Data
1. Klien (RN)
Anak yang suka sendiri
Anak yang kesepian
Anak yang kecanduan game online
Anak yang jarang bergaul dengan tetangga sekitar
Anak yang tidak mengerjakan tugas
Anak yang suka menyontek
Anak yang malas belajar
Anak berusia 17 tahun
Anak kedua dari dua bersaudara
Anak yang sering terlambat datang kesekolah
Anak yang laki – laki
Anak yang sedikit emosional
Anak yang suka tidur dalam kelas
Anak yang hobi berkumpul dengan teman sebayanya
2. Keluarga Klien
Keluarga yang cukup harmonis
Ayah RN pulang kerumah hanya dua minggu sekali karna tempat kerjanya
yang jauh
Selain menjadi ibu rumah tangga, ibu RN juga aktif menjadi relawan di PAUD
disekitar rumahnya.
Tidak memiliki quality time
F. Pengolahan Data
1. Landasan Teoritik
Remaja adalah suatu proses dari anak – anak menjadi orang dewasa. Masa
remaja disebut juga sebagai masa perubahan, meliputi perubahan dalam sikap, dan
perubahan fisik (Pratiwi, 2012). Remaja pada tahap tersebut mengalami perubahan
banyak perubahan baik secara emosi, tubuh, minat, pola perilaku dan juga penuh
dengan masalah-masalah pada masa remaja (Hurlock, 2011).
Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya daerah
setempat. WHO membagi kurun usia dalam 2 bagian, yaitu remaja awal 10-14 tahun
dan remaja akhir 15-20 tahun. Batasan usia remaja Indonesia usia 11-24 tahun dan
belum menikah (Sarwono, 2011). Menurut Hurlock (2011), masa remaja dimulai
dengan masa remaja awal (12-24 tahun), kemudian dilanjutkan dengan masa remaja
tengah (15-17tahun), dan masa remaja akhir (18-21 tahun).
Menurut Ali (2011), karakteristik perkembangan sifat remaja yaitu:
1. Kegelisahan.
Sesuai dengan masa perkembangannya, remaja mempunyai banyak angan-
angan, dan keinginan yang ingin diwujudkan di masa depan. Hal ini
menyebabkan remaja mempunyai angan - angan yang sangat tinggi, namun
kemampuan yang dimiliki remaja belum memadai sehingga remaja diliputi
oleh perasaan gelisah.
2. Pertentangan
Pada umumnya, remaja sering mengalami kebingungan karena sering
mengalami pertentangan antara diri sendiri dan orang tua. Pertentangan yang
sering terjadi ini akan menimbulkan kebingungan dalam diri remaja tersebut.
3. Mengkhayal
Keinginan dan angan-angan remaja tidak tersalurkan, akibatnya remaja akan
mengkhayal, mencari kepuasan, bahkan menyalurkan khayalan mereka melalui
dunia fantasi. Tidak semua khayalan remaja bersifat negatif. Terkadang
khayalan remaja bisa bersifat positif, misalnya menimbulkan ide-ide tertentu
yang dapat direalisasikan.
4. Akitivitas berkelompok
Adanya bermacam-macam larangan dari orangtua akan mengakibatkan
kekecewaan pada remaja bahkan mematahkan semangat para remaja.
Kebanyakan remaja mencari jalan keluar dari kesulitan yang dihadapi dengan
berkumpul bersama teman sebaya. Mereka akan melakukan suatu kegiatan
secara berkelompok sehingga berbagai kendala dapat mereka atasi bersama.
5. Keinginan mencoba segala sesuatu
Pada umumnya, remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (high
curiosity). Karena memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, remaja cenderung ingin
berpetualang, menjelajahi segala sesuatu, dan ingin mencoba semua hal yang
belum pernah dialami sebelumnya.
G. Diagnosa
Perkembangan pribadi siswa terhambat oleh kurangnya perhatian dan kasih sayang
dari orang-orang terdekatnya, sehingga siswa tersebut mencari kesenangan lain, bermain
game online dan berkumpul bersama teman-temannya hingga kehilangan waktu. Hal
tersebut membuat siswa malas menyelesaikan tugas, mengikuti proses pembelajaran dan
terlihat lesu sehingga sering tertidur di kelas dan bermain game online pada jam
pelajaran.
H. Prognosa
Prediksi yang mungkin terjadi apabila kasus peserta didik tidak segera diberikan
layanan bimbingan adalah sebagai berikut.
1. Siswa akan semakin malas dalam menerima pelajaran.
2. Prestasi siswa menurun
3. Siswa gagal dalam mencapai cita-citanya.
4. Siswa akan merasa jenuh menerima pelajaran di sekolah.
Untuk kasus ini maka jenis teknik bantuan yang diberikan adalah bantuan penyuluhan
secara individual atau konseling dan juga bekerjasama dengan orang tua siswa. Dengan
penyuluhan, praktikan memberikan bantuan dengan komunikasi langsung melalui
percakapan dalam rangka mengatasi masalah-masalah yang dihadapi, mempersilahkan
siswa untuk mengeluarkan keluh kesahnya. Hal-hal yang dapat terjadi seandainya
layanan bimbingan peserta didik segera diberikan kepada siswa kasus adalah :