Anda di halaman 1dari 12

STUDI KASUS BIMBINGAN DAN KONSELING BIDANG PRIBADI

Disusun oleh :
Muhammad Gemilang Pahlawan
202001500359
S6B

Dosen pembimbing : Dra. Sumaryati T., M.Pd.

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL


UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI 2022/2023
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG

Pendidikan formal yang sangat penting bagi masyarakat bertujuan untuk membekali
peserta didik dengan pendidikan dan cita-cita yang diharapkan. Sekolah merupakan tempat
yang berfungsi untuk melatih, mendidik, dan membimbing daya pikir dan sikap peserta didik
untuk perkembangannya. Sebagai seorang guru yang profesional, hendaknya memiliki
beberapa ciri yang menunjang pembinaan terhadap siswanya, yaitu sebagai moderator, agar
lebih baik dan terarah membimbing dan membentuk kepribadian siswa. Kepala sekolah,
konselor bimbingan, pengajar ke rumah, orang tua dan siswa. Para pihak bekerja sama
sedemikian rupa agar hasil belajar siswa dapat tercapai dan terencana dengan baik, sehingga
tujuan dari kegiatan bimbingan dan konseling adalah untuk membantu klien menyesuaikan
diri dan lingkungannya agar berkembang seoptimal mungkin. Dalam mendampingi siswa,
konselor diharapkan menguasai teknik-teknik konseling.

Siswa adalah objek dengan karakter yang berbeda dan masalah yang kompleks. Oleh
karena itu guru harus mengetahui dan mampu mengenali perbedaan tersebut. Hal ini untuk
memastikan bahwa guru tidak hanya memberikan materi, tetapi juga membantu siswa belajar
dengan baik dan memecahkan masalah siswa. Bakat, keterampilan, lingkungan, dll, sehingga
siswa yang disponsori dapat menyelesaikan masalah mereka dengan tepat. Masalah umum
siswa adalah misalnya seperti kesulitan menghilangkan rasa malas belajar, kesulitan
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial. Kebiasaan buruk seperti mencontek atau
mengajak teman bicara dalam proses belajar mengajar, yang sering dilakukan siswa dalam
proses pembelajaran, ternyata siswa sering merasa kesulitan untuk mengatasi masalah yang
dihadapinya. Oleh karena itu, guru harus berperan tidak hanya sebagai guru dan pendidik,
tetapi juga sebagai pembimbing.Berkaitan dengan uraian di atas, sebagai calon guru, sangat
penting untuk mengetahui dan mempelajari studi kasus siswa, berusaha memberikan
bimbingan. dan membantu untuk mengusulkan, memecahkan masalah yang diperiksa. Siswa
bertemu secara efektif. Oleh karena itu diharapkan proses pembelajaran dapat berjalan dengan
maksimal. Selain itu, siswa juga diharapkan mampu mengarahkan diri untuk bertindak secara
wajar, selaras dengan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Mulai saat ini calon guru
yang berkecimpung di dunia pendidikan mata pelajaran harus memiliki pengetahuan dan
dasar-dasar bimbingan akademik secara teori dan praktek. yang memanifestasikan dirinya
sebagai kepribadian yang memiliki sifat malas dan ketidaktahuan dalam kaitannya dengan
mata yang berkaitan dengan kepribadian siswa saat disekolah. Hal ini juga dilakukan sebagai
persiapan untuk bekerja sebagai guru bimbingan dan konseling di suatu sekolah.. Kasus ini
dipilih berdasarkan berbagai informasi yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan
metode wawancara.

II. PRAKIRAAN KASUS


Berdasarkan informasi yang saya peroleh dari berbagai pihak, diketahui bahwa
konseli sering tidak masuk sekolah, sering tertidur didalam kelas, sering tidak mengerjakan
tugas, dan sering menyontek saat ulangan. Dalam hal ini saya memutuskan untuk menyelidiki
masalah RN. RN merasa tidak konsentrasi belajar di kelas karena selalu tidak semangat saat
jam pelajaran, tidak ada bahan pelajaran yang disuka, sehingga RN menyontek saat ujian.
Kebiasaan ini dapat membuat siswa ketagihan sehingga membuat mereka ketagihan
mengerjakan soal ulangan. Hal ini sangat berdampak negatif bagi siswa karena siswa menjadi
malas dan membuat siswa tidak maju. Oleh karena itu, bimbingan dan konseling diperlukan
untuk membantu siswa menemukan solusi dari permasalahan yang ada, salah satunya dalam
ruang pribadinya.

III. PENANGANAN KASUS


A. Perencanaan
1. Waktu : 22 Maret 2022
2. Tempat : SMA Htma Jkt
3. Metode Pengumpulan Data :Wawancara

B. Identitas
1. Nama Klien : RN
Jenis Kelamin : Laki – laki
Tempat, Tanggal lahir : Bdg, 26 Juni 2004
Alamat : Jl. Pdk Rnggn Jaktim
Agama : Islam
Kewargangaraan : WNI
Pekerjaan : Pelajar

2. Nama Ayah : RDB


Jenis Kelamin : Laki – laki
Tempat, Tanggal lahir : Bdg, 10 Agustus 1977
Alamat : Jl. Pdk Rnggn Jaktim
Agama : Islam
Kewargangaraan : WNI
Pekerjaan : Wiraswasta

3. Nama Ibu :SR


Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal lahir : Jkt, 17 Januari 1978
Alamat : Jl. Pdk Rnggn Jaktim
Agama : Islam
Kewargangaraan : WNI
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

4. Nama Kakak : NH
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal lahir : Bdg, 20 Juni 1996
Alamat : Jl. Pdk Rnggn Jaktim
Agama : Islam
Kewargangaraan : WNI
Pekerjaan : PNS

C. Pengumpulan Data
1. Keadaan Diri Klien
Dari data yang didapatkan, RN adalah seorang anak laki – laki berumur 17
tahun. RN adalah anak kedua dari dua bersaudara, RN adalah anak yang rajin dan
patuh sebelum ia mengenal game online dan tongkrongan (tempat berkumpul)
dengan teman – temannya. Setelah mengenal game online dan tongkrongan, RN
mengalami perubahan dari pribadinya. Baik dirumah maupun disekolah RN
mengalami penurunan semangat belajar. Saat dirumah RN hanya focus bermain
game online bahkan saat diminta bantuan oleh orang tua atau anggota keluarga yang
lain, RN tidak mau membantu bahkan cendrung emosi saat dimintakan tolong.
Dimalam hari, RN selalu pergi ketongkrogan hingga larut malam sehingga RN
sangat kurang istirahat. Dari yang dilakukan RN dirumah tentunya sangat berefek
saat disekolah. Saat disekolah RN menjadi tidak focus saat belajar, ia selalu merasa
tidak semnagat, mengantuk, dan lesuh saat proses belajar berlangsung. Bahkan RN
suka diam – diam bermain game online dikelas sehingga dia tidak mengikuti dengan
baik pembelajaran dikelas. Dari hasil wawancara dengan anggota keluarga, RN
dirumah sangat susah disuruh belajar dan tidak pernah mengerjakan tugas. Dari
semua hal ini, nilai RN sangat turun drastis.
2. Keadaan keluarga Klien
Keaadan keluarga RN cukup harmonis. Namun RN seringkakali sendirian
dirumah, atau kesepian karna tidak ada teman sebaya dirumah untuk sekedar
mengobrol. Jadi saat anggota keluarga pulang dari beraktifitas, RN malah pergi
bertemu teman – teman/ focus bermain game online sehingga menghiraukan
anggota keluarga yang lain dan tidak ada waktu untuk berkumpul bersama keluarga.

3. Keadaan Fisik Klien


Keadaan klien sendiri tekadang sedikit berantakan, karena ia tidak
memikirikan penampilannya. Rambutnya gondrong, dan terkandang matayaa
seperti layu atau lelah seperti kurang tidur.

4. Keadaan Klien Di Sekolah


Dari hasil wawancara pada guru dan wali kelas, dapat dijelaskan bahwa saat
RN disekolah atau pun dikelas dia cenderung menjadi anak yang pasif dan pendiam.
Tidak jarang guru mendapatkan RN sedang tertidur saat jam pelajaran berlansgung
dan RN seringkali tidak mengumpulkan tugas.

5. Keadaan Klien di Masyarakat


Dilingkungan sekitar, RN adalah pribadi yang cenderung pendiam. Ia jarang sekali
berbaur dengan tetangga sekitarnya. RN hanya berbaur dengan teman bermainnya
(teman tongkrongan) dimalam hari.

D. Verifikasi Data
Dari proses pengumpulan data yang telah dilakukan, maka sudah menunjukan bahwa
adanya kecocokan atau keterkaitan atas informasi yang disampaikan RN, orang tua RN,
wali kelas, dan guru bidang studi. Informasi yang didapatkan sudah saling mendukung
maka data yang ditemukan bisa diolah dan disajikan sebagai laporan studi kasus.

E. Klasifikasi Data
1. Klien (RN)
 Anak yang suka sendiri
 Anak yang kesepian
 Anak yang kecanduan game online
 Anak yang jarang bergaul dengan tetangga sekitar
 Anak yang tidak mengerjakan tugas
 Anak yang suka menyontek
 Anak yang malas belajar
 Anak berusia 17 tahun
 Anak kedua dari dua bersaudara
 Anak yang sering terlambat datang kesekolah
 Anak yang laki – laki
 Anak yang sedikit emosional
 Anak yang suka tidur dalam kelas
 Anak yang hobi berkumpul dengan teman sebayanya

2. Keluarga Klien
 Keluarga yang cukup harmonis
 Ayah RN pulang kerumah hanya dua minggu sekali karna tempat kerjanya
yang jauh
 Selain menjadi ibu rumah tangga, ibu RN juga aktif menjadi relawan di PAUD
disekitar rumahnya.
 Tidak memiliki quality time

3. Keaadan Fisik Klien


 Raut wajah sedikit lesu
 Mata selalu layu atau terlihat mengantuk
 Rambutnya cukup gondrong

4. Keadaan Klien di sekolah


 Anak yang telat datang kesekolah
 Anak yang tidak focus saat belajar
 Anak yang sering tertidur dikelas
 Anak yang jarang mengerjakan tugas
 Anak yang suka bermain game onlie

5. Keadaan Klien di masyarakat


 Jarang bergaul dengan masyarakat

F. Pengolahan Data
1. Landasan Teoritik
Remaja adalah suatu proses dari anak – anak menjadi orang dewasa. Masa
remaja disebut juga sebagai masa perubahan, meliputi perubahan dalam sikap, dan
perubahan fisik (Pratiwi, 2012). Remaja pada tahap tersebut mengalami perubahan
banyak perubahan baik secara emosi, tubuh, minat, pola perilaku dan juga penuh
dengan masalah-masalah pada masa remaja (Hurlock, 2011).
Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya daerah
setempat. WHO membagi kurun usia dalam 2 bagian, yaitu remaja awal 10-14 tahun
dan remaja akhir 15-20 tahun. Batasan usia remaja Indonesia usia 11-24 tahun dan
belum menikah (Sarwono, 2011). Menurut Hurlock (2011), masa remaja dimulai
dengan masa remaja awal (12-24 tahun), kemudian dilanjutkan dengan masa remaja
tengah (15-17tahun), dan masa remaja akhir (18-21 tahun).
Menurut Ali (2011), karakteristik perkembangan sifat remaja yaitu:
1. Kegelisahan.
Sesuai dengan masa perkembangannya, remaja mempunyai banyak angan-
angan, dan keinginan yang ingin diwujudkan di masa depan. Hal ini
menyebabkan remaja mempunyai angan - angan yang sangat tinggi, namun
kemampuan yang dimiliki remaja belum memadai sehingga remaja diliputi
oleh perasaan gelisah.
2. Pertentangan
Pada umumnya, remaja sering mengalami kebingungan karena sering
mengalami pertentangan antara diri sendiri dan orang tua. Pertentangan yang
sering terjadi ini akan menimbulkan kebingungan dalam diri remaja tersebut.
3. Mengkhayal
Keinginan dan angan-angan remaja tidak tersalurkan, akibatnya remaja akan
mengkhayal, mencari kepuasan, bahkan menyalurkan khayalan mereka melalui
dunia fantasi. Tidak semua khayalan remaja bersifat negatif. Terkadang
khayalan remaja bisa bersifat positif, misalnya menimbulkan ide-ide tertentu
yang dapat direalisasikan.
4. Akitivitas berkelompok
Adanya bermacam-macam larangan dari orangtua akan mengakibatkan
kekecewaan pada remaja bahkan mematahkan semangat para remaja.
Kebanyakan remaja mencari jalan keluar dari kesulitan yang dihadapi dengan
berkumpul bersama teman sebaya. Mereka akan melakukan suatu kegiatan
secara berkelompok sehingga berbagai kendala dapat mereka atasi bersama.
5. Keinginan mencoba segala sesuatu
Pada umumnya, remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (high
curiosity). Karena memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, remaja cenderung ingin
berpetualang, menjelajahi segala sesuatu, dan ingin mencoba semua hal yang
belum pernah dialami sebelumnya.

Dari 5 penjelasan mengenai perkembangan karakteristik seorang remaja, RN


sedang mengalami 4 diantaranya yaitu kegelisahan, pertentangan, Keinginan
mencoba hal baru dan aktivitas kelompok. Seperti yang dialami RN, banyak hal
yang ingin ia capai dimasa depan, namun ia tidak ada teman bercerita dirumah
untuk menceritakan angan – angannya dengan keluarga mengingat setiap anggota
keluarga sibuk dengan urusannya masing – masing. Setelah itu munculah perasaan
kecewa yang dirasakan RN, hal ini membuat tingkat emosial remaja semakin parah.
RN menunjukan kekecewaannya dengan melakukan pertentangan dengan orang
tuanya. RN tidak mau mendengar orang tuanya dan malah menjadi emosi saat
dinasihati. Lalu RN memilih untuk mencari jalan keluar dari kesulitan yang
dihadapi dengan berkumpul bersama teman sebaya. Mereka akan melakukan suatu
kegiatan secara berkelompok sehingga berbagai kendala dapat mereka atasi
bersama. Dalam keluarga, RN selalu sendiri dan karena jarangnya quality time
dalam keluarganya membuat RN mencari kesenangan lain yaitu bermain game
online yang pada akhirnya membuat RN menjadi kecanduan dan menghambat
proses belajarnya disekolah.

G. Diagnosa
Perkembangan pribadi siswa terhambat oleh kurangnya perhatian dan kasih sayang
dari orang-orang terdekatnya, sehingga siswa tersebut mencari kesenangan lain, bermain
game online dan berkumpul bersama teman-temannya hingga kehilangan waktu. Hal
tersebut membuat siswa malas menyelesaikan tugas, mengikuti proses pembelajaran dan
terlihat lesu sehingga sering  tertidur di kelas dan bermain game online pada jam
pelajaran. 

H. Prognosa
Prediksi yang mungkin terjadi apabila kasus peserta didik tidak segera diberikan
layanan bimbingan adalah sebagai berikut.
1. Siswa akan semakin malas dalam menerima pelajaran.
2. Prestasi siswa menurun
3. Siswa gagal dalam mencapai cita-citanya.
4. Siswa akan merasa jenuh menerima pelajaran di sekolah.

Untuk kasus ini maka jenis teknik bantuan yang diberikan adalah bantuan penyuluhan
secara individual atau konseling dan juga bekerjasama dengan orang tua siswa. Dengan
penyuluhan, praktikan memberikan bantuan dengan komunikasi langsung melalui
percakapan dalam rangka mengatasi masalah-masalah yang dihadapi, mempersilahkan
siswa untuk mengeluarkan keluh kesahnya. Hal-hal yang dapat terjadi seandainya
layanan bimbingan peserta didik segera diberikan kepada siswa kasus adalah :

1. Siswa lebih termotivasi dalam menerima pelajaran.


2. Prestasi siswa akan meningkat.
3. Siswa sukses mencapai cita-cita

I. Treatment yang sudah dilaksanakan


1. Memberikan pemahaman kepada RN bahwa belajar itu adalah kegiatan yang harus
dilakukan seorang peserta didik. RN tidak akan memperoleh hasil yang memuaskan
jika tidak ada keinginan untuk belajar.
2. Memberikan motivasi kepada RN untuk lebih giat dalam belajar semua mata
pelajaran, karena semua itu sangat bermanfaat baginya.
3. Mengarahkan RN bagaimana cara mengolah emosinya kearah yang positif
4. Memberikan cara membagi waktu belajar yang efektif, dengancara menumbuhkan
sikap disiplin, mandiri, dan bertanggungjawabterhadap diri sendiri.
5. Menanamkan rasa percaya diri kepada RN serta memberikanmotivasi, agar ia mulai
memikirkan masa depan.
6. Memberikan nasihat kepada RN untuk bersikap lebih terbuka dengan teman dan
keluarga dalam berkomunikasi
7. Meminta siswa untuk mengurangi sikap agresif, egois, dan pendiam
8. Mengarahkan guru dan wakil kelas untuk memberikan nasihat postif dan semangat

J. Treatment yang belum dilakukan


1. Meminta orang tua untuk memberikan perhatian lebih kepada RN
2. Bekerja sama dengan orang tua untuk selalu menyemangati RN
3. Meminta orang tua untuk tidak lengah terhadap RN
4. Meminta orang tua menyediakan waktu untuk kumpul keluarga setidaknya satu kali
dalam seminggu
K. Follow Up
Langkah yang dilakukan dalam follow up diantaranya adalah :
1. Melakukan evaluasi terhadap hasil belajar RN dikelas.
2. Mengamati tingkah laku RN selama proses belajar
3. Memberikan motivasi kepada RN untuk selalu giat belajar dan percaya
sepenuhnya pada kemampuan yang dimilikinya.
4. Menggali informasi dari RN atau teman sekelasnya
5. Meminta bantuan kepada orang tua agar orang tua ikut aktif untuk
memberikan semangat.

IV. DAFTAR PUSTAKA


Ali, Mohammad, dkk. 2011. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT
Bumi Aksara
Hurlock, Elizabeth B. (2011). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga
Pratiwi, Anggun Ari. (2012). Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Dampak Seks
Bebas Dengan Perilaku Seksual Remaja di Desa Kweni Sewon Bantul Yogyakarta.
Karya Tulis Ilmiah.
Sarwono, Sarlito W. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajagrafindo Persada. 2011.

Anda mungkin juga menyukai