Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN STUDI KASUS

MENYELESAIKAN MASALAH SISWA TERKAIT RENDAHNYA MINAT DAN MOTIVASI


SISWA DALAM BELAJAR DI KELAS 3
SD NEGERI 157612 SIPAKPAHI AEK LOBU 2

Di Susun Oleh:
NAMA : SUSANTI PASARIBU S.Pd
NO. UKG: 201503767451
KELAS/SEMESTER : III/2

PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG)


DALAM JABATAN KATEGORI I GELOMBANG III
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang atas rahmat, karunia, dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Laporan studi kasus yang berjudul
“Permasalahan Peserta Didik dalam Membaca Dan Berhitung”
Lebih lanjut, kami menyadari masih terdapat kesenjangan dalam struktur kalimat maupun tata bahasa.
Oleh karena itu, kami terbuka terhadap saran dan kritik dari para pembaca demi penyempurnan
laporan ini. Akhir kata, kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat sebagai pengetahuan dan
bahan referensi untuk menginspirasi pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bulan-bulan terakhir saya mengajar di SDN 15762 SIPAKPAHI AEK LOBU, saya merasa
kesulitan dalam belajar membaca. Siswa kelas tiga mengalami kesulitan memahami apa yang mereka
baca dan mengenali kata-kata dengan benar. Sebagai seorang guru, saya merasa bertanggung jawab
untuk mencari solusi atas masalah ini.
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan formal seperti sekolah dasar pasti memenuhi tujuan pendidikan nasional, yaitu H.
perkembangan siswa secara optimal dan perubahan tingkah laku siswa dari buruk menjadi baik.
Hampir semua pihak sekolah mengharapkan siswanya dapat belajar dengan baik. Inilah hasil belajar
yang dapat mengubah perilaku siswa. Permasalahan di lingkungan sekolah dasar merupakan suatu hal
yang wajar, karena jiwa anak itu berbeda-beda, mempunyai sifat dan karakter yang berbeda-beda,
walaupun kembar pun tetap berbeda kejiwaannya. Seiring berjalannya waktu, pola perilaku anak yang
sering kita amati di media massa maupun media elektronik seringkali menggambarkan kesedihan
akibat berbagai jenis perilaku anak yang tidak pantas.
Penggunaan media elektronik seperti gadget dan televisi menjadi salah satu penyebab terjadinya
perubahan perilaku positif menjadi negatif, karena media elektronik pada umumnya tidak memiliki
nilai edukasi.Jutaan pasang mata anak-anak kini melihat hal ini dan menyaringnya dalam kehidupan
sehari-hari. Hal ini memang sangat memprihatinkan karena seharusnya bangsa ini mendidik generasi
penerusnya dengan berakhlak mulia dan suci, namun implementasinya tidak sesuai harapan. sudah
lama ditunggu. Selain itu, permasalahan yang paling sering terjadi di dalam kelas adalah
ditemukannya siswa yang membutuhkan bantuan psikologis, mulai dari siswa yang diam di kelas,
menderita gangguan jiwa, dan hiperaktif. Oleh karena itu kita harus menjadi pembimbing yang baik
bagi kelas selanjutnya dan juga bagi setiap dewan sekolah atau dewan sekolah agar kita dapat
mengelola atau menyelesaikan permasalahan yang timbul di sekolah dengan harapan siswa dapat
mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan berkembang lebih lanjut. juga kepribadian yang baik.
Penulis melakukan studi kasus ini untuk mempelajari seperti apa psikologi siswa di kelas dan
bagaimana memecahkan masalah yang mungkin timbul ketika psikologi anak bermasalah dan untuk
memberikan bimbingan lebih kepada anak-anak yang mengalami kesulitan. Itu juga sebagai salah satu
persiapan kita untuk menjadi guru nantinya.
B. STUDI KASUS
Setelah melakukan beberapa pengamatan, saya mengidentifikasi beberapa faktor yang menyebabkan
kesulitan siswa:
1. Kurangnya pemahaman teknik membaca dan berhitung: Siswa kurang memahami teknik membaca
dan berhitung.
2. Kurangnya latihan membaca dan berhitung secara terus menerus: Siswa jarang berlatih membaca
dan berhitung di luar jam pelajaran.
C. KONFIDENSIAL
Dalam membimbing siswa SDN 15762 SIPAKPAHI AEK LOBU, setiap guru harus memperhatikan
dan mengikuti langkah-langkah yang diberikan dalam proses bimbingan. Dalam studi kasus ini, kami
tidak secara jelas mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan karena mereka baru mengetahui
bahwa kerahasiaan berlaku. Oleh karena itu, hasil laporan studi kasus seluruh data siswa ini sengaja
tidak dirumuskan secara jelas. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin kerahasiaan permasalahan
peserta didik yang bersangkutan.
Identifikasi Bimbingan 1
Nama : AM
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 9 Tahun
Agama : Kristen
Suku/bangsa : Batak/Indonesia
Identifikasi Bimbingan 2
Nama : JH
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 9 tahun
Agama : Kristen
Suku/bangsa : Batak/Indonesia
Identifikasi Bimbingan 3
Nama : OS
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 9 Tahun
Agama : Kristen
Suku/bangsa : Batak/Indonesia
Dalam laporan studi kasus ini, kami memasukkan tiga orang anak yang mempunyai permasalahan di
kelas, seperti yang ditemukan oleh guru kelas 3 bahwa anak yang identitasnya disebutkan di atas
adalah anak yang sulit diatur dan sulit beradaptasi dengan teman sekelas lainnya, karena mentalnya
yang buruk. diam, tidak stabil dan hiperaktif.
BAB II
GEJALA DAN ALASAN PEMILIHAN KASUS
Hasil observasi yang dilakukan melalui wawancara menunjukkan beberapa alasan bahwa anak
pendiam, hiperaktif dan gangguan mental :
Anak Pendiam
• Sikap diri yang tertutup dengan orang lain
Perasaan atau sikap yang mengecualikan orang lain sering kali menyebabkan siswa lebih memilih
kesendirian. Hal ini wajar karena orang yang pendiam umumnya lebih menyukai tempat yang sepi
dan tidak menyukai keramaian.
• Perasaan tidak ingin melakukan sesuatu
Perasaan akan melakukan sesuatu atau ragu-ragu menyebabkan siswa tidak pandai mengemukakan
pendapat atau ragu-ragu dalam melakukan sesuatu. Biasanya, perasaan ini muncul ketika ada
kesenjangan sosial dalam hal sumber daya material atau kekurangan fisik.
• Malu pada diri sendiri dan orang lain
Perasaan malu memang merupakan sifat yang baik dan sangat dihargai, terutama rasa malu yang
mendorong seseorang untuk tidak melakukan hal-hal buruk atau menyinggung perasaan.
• Tidak peduli dengan lingkungan sekitar
Ketidakpedulian dan keengganan untuk mengetahui apa yang terjadi di sekitar kita membuat kita
kurang peka dan enggan mempelajari hal-hal baru.
• Batasan
Pembatasan di banyak bidang seringkali membuat seseorang minder dan memutuskan untuk tidak
bersosialisasi dengan orang lain. Keterbatasan yang dimaksud mungkin berkaitan dengan fasilitas
fisik atau lainnya, material atau kemampuan.
Anak Hperaktif
• Tidak suka punya banyak teman
• Tidak menyukai perhatian dan umumnya sangat agresif
• Sering menyela pembicaraan
• Dia suka bicara keras-keras, tapi juga suka berteriak keras-keras
• Anaka hiperakti biasayanya tidak bisa tenang
• Dia tidak sabar
• Suka berkelahi
• Cenderung tidak sabar
• Tidak mudah elah
• Konestrat langka
Anak Gangguan Mental/Idiot
• Karena infeksi atau intoksikasi
• Gangguan metabolisme, pertumbuhan dan gizi
• Penyakit otak yang nyata
• Perampasan psikososial dan ingkungan
Berdasarkan dari gejala tersebut, penulis menyatakan kesediaannya untuk melakukan observasi lebih
lanjut mengenai topik kasus tersebut. Penulis juga tertarik untuk menemukan kasus ini karena bagi
kami berkaitan dengan::
1. Siswa yang memahami kesulitan mampu memahami dirinya sendiri dirinya dan pemasalah yang
dihadapinya
2. Siswa yang mempunyai masalah bisa akur dengan temannya dan disukai olehnya, sehingga
pertengkaran tidak lagi berujung pada pertengkaran.
3. Mampu beradaptasi dengan peraturan dan ketentuan sekolah
4. Dapat mengikuti pelajaran dengan baik

BAB III
PENGUMPULAN DAN PRESENTASE DATA
PENGUMPULAN DATA
Uuntuk memberikan nasehat yang baik kepada siswa yang mengalami kesulitan, data yang memadai
harus dikirimkan langsung ke dalam kelas untuk memenuhi kebutuhan analisis data. Oleh karena itu
kami mencoba menggunakan metode/teknik yang berbeda untuk mendapatkan gambaran situasi yang
lengkap dan lengkap. Permasalahan siswa dalam menggunakan alat pengumpul data sendiri yaitu :
1. Wawancara (interview) siswa dan wali kelas
2. Observasi perilaku siswa
3. Penyajian data
1. Wawancara (interview)
• Wawancara dengan wali kelas
Hasil diskusi dengan pihak wali kelas, bahwa hanya tiga anak yang benar-benar membutuhkan
bantuan dalam proses pembelajaran yang arus didukung dan siswa lainnya tidak boleh dibeda-
bedakan.
• Wawancara dengan teman sekelas
Dimata teman-temannya, ketiga anak ini adalah AM pendiam dan acuh terhadap temana yang sulit
untuk diajak bermain, JH adalah pembuat onar dan OS adalah seorang idiot dan sering diolok-olok
oleh teman-temannya.
• Wawancara Dengan Siswa yang bersangkutan
Ketiga anak ini diperlakukan berbeda Ketika diajak bicara, misalnya AM dia termsuk anak yang
pendiam dan mengaku takut dan malu untuk berbuat apapun, menurut JH dia sering bertengkar karena
sering diejek oleh teman-temannya, dan OS hanya tersenyum dan mengangguk. Dia hanya
mengangguk seiring perubahan sikapnya, terkadang merespon dengan lembut dan terkadang terlihat
kebingungan.
2. Observasi perilaku siswa
Observasi yang dikutip disini mencakup seluruh gejala yang mengalami kesulitan menghadiri
kesulitan. Observasi meliputi aspek sikap dan perhatian pada saat pembelajaran. Berikut hasil
observasinya yaitu:
• Pengaturan umum Sikap
Sikap AM saat guru bertanya dan meminta pendapat anak hanya diam, sikap JH sering bercerita
sambil guru menjelaskan dan menyela rekan-rekannya.
• Memperhatikan pelajaran dan guru
Selama di kelas, ketiga anak ini kurang kontak dengan guru. Namun JH aktif saat diskusi berlangsung
• Bagaimana menjawab guru
Sementara anak-anak AM memberikan respon yang cukup baik terhadap pelukan langsung, siswa JH
seringkali dimarahi karena kesulitan mendengarkan apa yang dikatakan gurunya, dan siswa OS
terkadang menerima apa yang dikatakan gurunya dan terkadang kesulitan mendengarkannya untuk
menerima. .Dengan menyajikan data ini, kami berpartisipasi dan mensosialisasikan pembelajaran
berkelanjutan secara langsung, kemudian fokus pada anak-anak yang kesulitan. Disana kami banyak
melihat dan bisa memahami bahwa ketiga anak ini sangat membutuhkan perhatian khusus dan cara
yang diajukan kepada ketiga pihak pun berbeda.

BAB IV
PROSEDUR PEMELIHARAAN
ANALISIS
Berdasarkan pengumpulan data yang disajikan pada BAB II, analisis data yang dilakukan berdasarkan
data tersebut dertujuan untuk mendapatkan wawasan tentang manajemen kasus dan mengidentiikasi
kelebihan dan kelemahan proses siswa, yaitu sebagai berikut:
1. Wawancara (interview)
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan para konsultan, dapat disimpulkan bahwa :
• AM tidak mau bersosialisasi/sulit bergaul
• JH sering menimbulkan masalah
• OS sikapnya yang berubah-ubah
2. Sintesis
Adapun faktor pendukung yaitu :
• Siswa berusaha terbuka dan berpartisipasi dalam percakapan dan memahami apakah guru
menerimanya secara langsung.
Adapun Faktor penghambat yaitu :
• Siswa tidak berkomunikasi dengan orang tua di rumah dan guru di sekolah..
3. Diagnosis
Mengingat uraian analisis dan sintesis data, penulis dapat menyimpulkan bahwa permasalahan yang
terjadi pada AM, JH dan OS ini disebabkan oleh faktor lain yaitu :
• Kurang Perhatiannya orang tua
• Lingkungan yang bebas
• Teman pengganggu
• Kesalahpahaman antara siswa bermasalah dengan temannya
4. Pragnosis
Hasil diagnosis di atas menunjukkan bahwa rencana dukungan yang diberikan kepada siswa
bermasalah adalah sebagai berikut :
• Nasihat sosial
• Nasihat dan motivasi yang tiada henti

BAB V
PENYEDIAAN BANTUAN DAN PENILAIAN
PELAKSANAAN BANTUAN
Bantuan tentu tidak akan dilaksanakan dengan cara ini, sehingga diperlukan perencanaan, meskipun
pelaksanaannya tidak semudah yang kita bayangkan. Upaya-upaya yang kami lakukan ketika
melakukan direct adalah:
1. Sertakan lebih dari satu kata kunci yang cocok dengan masalah yang dihadapi siswa
2. Ketika siswa mengucapkan kata ‘umpan’, kami mencoba mengulangi kata ‘umpan’ dan ketika
siswa mengucapkan kata tersebut berulang kali, kami mencoba mengajukan pertanyaan tentang
kata yang sering diucapkan.
3. Periksa keterampilan siswa dengan mengamati aktivitas kelas sehari-hari mereka selama empat
pertemuan bersama kami
4. Memantau aktivitas siswa untuk melihat apakah mereka dapat mengembangkan keterampilannya
PENILAIAN
Setelah mendukung siswa dengan layanan langsung untuk berhasil
• Siswa sadar akan perilakunya
• Lebih terbuka terhadap gurunya
• Berusaha untuk memperbaiki diri agar dditerima oleh teman-temannya
Dari segi ketidak berhasilannya :
Mengingat keterbatasan waktu dan kapasistas, masih terdapat kesenjangan dalam paya kami, yaitu
belum memberikan pelayanan yang maksimal dan menyeluruh kepada para siswa tersebut. Namun
kami telah melakukan segala upaya untuk memastikan kelancaran studi kasus ini

BAB VI
PELIMPAHAN TINDAK LANJUT
Untuk mencapai hasil yang optimal dalam pendelegasian dan pemantauan kegiatan pendukung, Perlu
diketahui dan dipantau kemajuan siswa di masa depan. Karena keterbatasan waktu, kami
melaksanakan tugas PPG ini. Oleh karena itu kami berharap peran guru dan orang tua siswa dalam
kegiatan ini adalah memberikan perhatian yang lebih intens dan berkesinambungan kepada siswa
tersebut. Oleh karena itu, kami mengharapkan kita masing-masing untuk:
1. Guru dan otoritas sekolah memantau perkembangan, memberikan perhatian tidak hanya pada
pelajaran tetapi juga interaksi antar siswa, yang juga penting.
2. Guru dan orang tua perlu memastikan bahwa hasil yang baik tidak semata-mata disebabkan
oleh sekolah.
3. Orang tua diharapkan lebih memperhatikan anaknya, memberikan nasehat yang tak kenal
lelah, dan memilih teman yang baik
4. Siswa harus diberi kesempatan untuk mengembangkan potensi dan kemampuan bergaul
dengan teman-temannya sehingga tercipta lingkungan pergaulan yang baik.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Pengamatan yang kami lakukan selama SDN 15762 SIPAKPAHI AEK LOBU mencerminkan kami
sebagai guru masa depan bahan referensi masa depan. Permasalahan yang muncul di kelas, khususnya
di kelas III, merupakan hal yang wajar dan harus diselesaikan dengan cara yang berbeda-beda
tergantung permasalahannya.Tanggung jawab guru adalah menjaga anak-anak yang menunjukkan
kekurangan di kelas agar proses pembelajaran di kelas berjalan lancar. Secara keseluruhan,
pengamatan memungkinkan kami untuk mengidentifikasi perlunya dukungan khusus untuk anak-anak
penyandang disabilitas dan melacak motivasi guru yang mampu menggairahkan mereka pada gagasan
belajar dan mengendalikan perilaku mereka dengan memanggil orang tua untuk melihat apa yang
mereka lakukan. mereka melakukan itu yang juga bisa diberikan guru kepada sekolah. dilakukan di
rumah.
SARAN
Perubahan yang diperlukan bagi keberhasilan siswa dalam pembelajaran akademik memerlukan
unsur-unsur yang saling berhubungan, dan saya berharap unsur-unsur yang saling berhubungan
tersebut dapat memberikan dampak perubahan yang signifikan bagi siswa yang menantang, sebagai
berikut:
1. Guru dan otoritas sekolah memantau perkembangan, memberikan perhatian tidak hanya pada
pelajaran tetapi juga interaksi antar siswa, yang juga penting.
2. Guru dan orang tua perlu memastikan bahwa hasil yang baik tidak semata-mata disebabkan oleh
sekolah.
3. Orang tua diharapkan lebih memperhatikan anaknya, memberikan nasehat yang tak kenal lelah,
dan memilih teman yang baik
4. Siswa harus diberi kesempatan untuk mengembangkan potensi dan kemampuan bergaul dengan
teman-temannya sehingga tercipta lingkungan pergaulan yang baik.

Anda mungkin juga menyukai