Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

PENELITIAN MASALAH SOSIAL

DI SEKOLAH DASAR 44 OKU PADA SISWA KELAS 3B

Oleh:

Mustika Putri Ms

(2186208055)

Dosen Pengampuh

Drs.Komaruddin,M.Pd.I

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

YAYASAN SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

BATURAJA TAHUN AKADEMIK 2022


ABSTRAK

MUSTIKA PUTRI MS 2022. MASALAH SOSIAL PADA SISWA KELAS 3 SEKOLAH


DASAR 44 OKU. Penelitian, Baturaja: Sekolah Tinggi Pendidikan Agama Islam, November
2022.
KATA PENGANTAR

Rasa syukur saya panjatkan kepada Allah, Pemilik Alam Semesta. Berkat izin-Nya,
saya telah menyelesaikan penelitian ini dengan baik dan tepat waktu. Laporan ini adalah
tugas mata kulia Sosiologi Pendidikan. Penulisan Laporan ini ditujukan untuk memenuhi

tugas individu dari mata kuliah tersebut. Dalam penyusunan laporan ini, Saya menyadari
bahwa hasil laporan praktikum ini masih jauh dari kata sempurna.

Terakhir, saya berharap Hasil Laporan ini memberikan manfaat kepada pembaca.
Untuk itu,saya sangat senang sekali bila pembaca bersedia memberikan kritik dan saran. Agar
saya belajar untuk menulis makalah dengan baik di kemudian hari. Terima kasih.

Baturaja,28 November 2022


Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Sekolah dasar merupakan lembaga pendidikan dasar yang diselenggarakan untuk


mengembangkan sikap, kemampuan dan keterampilan dasar yang diperlukan siswa untuk
hidup dalam masyarakat. Di samping itu juga Sekolah dasar mempersiapkan peserta didik
untuk mengikuti pendidikan lanjut.

Syamsu Yusuf LN (2004: 24) menjelaskan bahwa: Siswa sekolah dasar pada
umumnya berusia 6 sampai 13.. Ada tiga ciri yang menonjol pada masa ini yaitu: dorongan
yang besar untuk berhubungan dengan kelompok sebaya, dorongan ingin tahu tentang dunia
sekitarnya, dan perkembangan fisik.

Pendapat di atas menujukkan bahwa anak pada usia 6 sampai dengan 13 dalam
perkembangannya memasuki usia sekolah dan pada masa ini anak memiliki dorongan yang
kuat untuk berhubungan dengan kelompok sebayanya, dorongan ingin tahu tentang dunia
sekitarnya, dan menyenangi permainan yang mengarah pada dunia pekerjaan.

Syamsu Yusuf LN (2004: 24-25) menjelaskan bahwa masa usia sekolah dasar sering
disebut sebagai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Pada umur tertentu yang
menunjukkan anak matang untuk masuk sekolah dasar, sebanarnya sukar dikatakan karena
kematangan anak tidak ditentukan oleh umur semata-mata. Namun pada umur 6 atau 7 tahun,
pada umumnya anak telah matang untuk memasuki sekolah dasar. Pada masa keserasian
bersekolah ini secara relatif, anak-anak lebih mudah dididik daripada masa sebelum dan
sesudahnya. Masa ini dirinci lagi menjadi dua fase, yaitu:

1. Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar, berkisar umur 6 atau 7 tahun sampai umur 9
atau 10 tahun, pada umumnya usia tersebutanak berada pada kelas 1 sampai kelas
III.
2. Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, berkisar umur 9 atau 10 tahun sampai umur 12
atau 13tahun, pada umumnya anak berada pada kelas III sampai dengan kelas VI.
Muhibin Syah (1995: 46) menjelaskan bahwa masa anak-anak (late childhoold)
berlangsung antara usia 6 sampai 12 tahun dengan ciri-ciri utama Memiliki dorongan untuk
keluar dari rumah dan memasuki kelompok sebaya (peer group).

Sesuai dengan pendapat di atas masa sekolah dasar adalah masa-masa anak senang
bersosialisasi dengan teman-teman sebaya serta senang membentuk kelompok-kelompok
sebaya untuk dapat bermain serta belajar. Anak akan merasa nyaman bila mereka dapat
diterinma dalam suatu kelompok dengan teman-teman sebayanya, dan sebaliknya anak akan
merasa tidak nyaman bila tidak bisa diterima dalam kelompoknya.

Elizabeth B.Hurlock (2001: 155--156) Akhir masa kanak-kanak sering disebut


sebagai “usia berkelompok” karena ditandai dengan adanya minat terhadap aktivitas teman-
teman dan meningkatnya keinginan yang kuat untuk diterima sebagai anggota suatu
kelompok, dan merasa tidak puas bila tidak bersama teman-temannya. Anak tidak lagi puas
bermain sendiri di rumah atau dengan saudara-saudara kandung atau melakukan kegitan
dengan anggota-anggota keluarga. Anak ingin bersama teman-temannya dan akan merasa
kesepian serta tidak puas bila tidak bersama teman-temannya.

Pada masa sekolah ini anak ingin memiliki banyak teman. Anak ingin bersama
dengan kelompoknya, karena hanya dengan temannya anak dapat bemain dan berolah raga,
dan dapat memberikan kegembiraan. Sejak anak masuk sekolah sampai masa puber,
keinginan untuk bersama dan untuk diterima oleh kelompok menjadi semakin kuat. Hal ini
berlaku baik untuk anak laki-laki maupun perempuan.

Mengacu pada pendapat Elizabeth B.Hurlock (2001:155--156) di atas siswa sekolah


dasar senang bergaul dan membentuk kelompok-kelompok dengan teman
sebayanya,sebagaimana telah dipaparkan di atas secara teoritis bahwa anak sekolah dasar
mulai suka bersosialisasi dengn teman sebayanya. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan
baik di dalam maupun di luar kelas dapat diketahui bahwa dalam bergaul dengan teman-
teman di sekolah tidak semua siswa mampu dan dapat diterima dalam suatu kelompok sebaya
di sekolah. Adakalanya seorang anak karena kurang pintar atau tidak mampu dalam
berinteraksi dengan baik atau memiliki perilaku yang negatif terhadap kelompoknya, yaitu
anak yang masa bodoh dengan temannya pasif, suka mengganggu temannya maka tidak
mendapatkan perhatian atau diacuhkan oleh teman-temannya dalam kegiatan-kegiatan
kelompok di sekolah. Keadaan yang demikian pada kenyataanya belum mendapat perhatian
dan penanganan yang optimal oleh pihak sekolah, sehingga siswa akan menjadi anak yang
terisolir dan tidak diterima teman-teman di dalam kelompoknya, dan dalam
perkembangannya akan mengalami hambatan.

Kenyataan itulah yang menarik perhatian peneliti untuk memperoleh gambaran


realitas secara jelas tentang anak yang tidak diterima dalam kelompoknya di sekolah akibat
memiliki perilaku negatif. Salah satu cara yang ditempuh untuk mempelajari secara
mendalam tentang kasus tersebut, maka perlu diadakan penelitian dengan judul “Penelitian
Masalah Sosial di Sekolah Dasar 44 Oku Pada Siswa Kelas 3B”.

B. Rumusan Masalah

1. Apa gejala siswa memiliki perilaku sosial negatif di sekolah?

2. Apa faktor-faktor yang menjadi penyebab perilaku sosial negatif di sekolah di Kelas 3
Sekolah Dasar Negeri 44 Oku.

3. Apa akibat apabila anak memiliki perilaku sosial negatif di Sekolah di Kelas 3 Sekolah
Dasar Negeri 44 Oku.

4. Apa pandangan pihak terkait tentang perilaku sosial negatif di sekolah di Kelas 3 Sekolah
Dasar Negeri 44 Oku.

C. Metode

Metode yang digunakan dibawah ini dimaksudkan untuk mempermudah proses


magang dalam hal pengumpulan data diantaranya :

1. Metode Observasi (Pengamatan)

Peneliti mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti, sehingga


dapat dilihat keadaan yang sebenarnya untuk memperoleh gambaran objek yang diteliti
secara nyata. Menurut Nazir (2005 : 176) mengemukakan bahwa: Observasi yaitu
pengamatan langsung di lapangan sebagai cara untuk mendapatkan data melalui kegiatan
yang sedang dilakukan atau sedang berlangsung serta menjadi objek observasi pada
penelitian.
2. Metode Interview (Wawancara)

Pewawancara bertanya langsung terhadap responden mengenai data ataupun hal


yang diporeleh dari hasil pengamatan. Menurut Nazir (2005:193), pengertian wawancara
adalah: proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab
sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau
responden. Wawancara bermanfaat untuk melengkapi data yang diperoleh melalui
pengamatan karena hasil pengamatan tidak mengungkapkan hal-hal yang dirasakan
orang lain. Jadi dengan wawancara dapat diperoleh keterangan yang lebih dalam. Hasil
wawancara juga berguna untuk menguji data dari hasil pengamatan yang diperoleh.

3. Metode Angket

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data mengenai kepercayaan diri


adalah angket. Alasan penulis menggunakan angket dalam penelitian ini karena dapat
memperoleh gambaran sesuai dengan apa yang terjadi melalui jawaban dari para responden
dan memiliki keuntungan dalam penggunaannya.

D. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian berada di Sd Negeri 44 Oku Pada Siswa Kelas 3B, yang terletak di
Perum Baturaja Permai, Kec. Baturaja Timur, Kab. Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan,
dengan kode pos 32111.

E Temuan dan Interprestasi

Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan tahap yang bermanfaat untuk
menelaah data yang telah diperoleh dari beberapa informan yang telah dipilih selama
penelitian berlangsung melalui observasi dan wawancara. Kumpulan data yang diperoleh
dapat memudahkan peneliti untuk menjelaskan dan memastikan temuan penelitian.
N Pernyataan S SR KK P TP
O
1 Tidak menyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan
2 Menyerahkan kepada yang berwenang barang yang
ditemukan
3 Datang tepat waktu
4 Patuh pada tata tertib atau aturan bersama/ sekolah
5 Mengerjakan/mengumpulkan tugas tidak sesuai  dengan
waktu yang ditentukan
6 Tidak melaksanakan tugas individu dengan baik
7 Mengembalikan barang yang dipinjam
8 Mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang
dilakukan
9 Menyalahkan orang lain untuk  kesalahan tindakan kita
sendiri
10 Tidak memaafkan kesalahan orang lain
11 Bersedia membantu orang lain asal diberi imbalan
12 Aktif dalam kerja kelompok
13 Mendahulukan kepentingan pribadi
14 Menghormati orang yang lebih tua.
15 Berkata-kata kotor, kasar, dan takabur.
16 Meludah di sembarang tempat.
17 Mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan
orang lain
18Ti Tidak meminta ijin ketika akan memasuki ruangan orang
lain atau menggunakan barang milik orang lain

19M Mudah putus asa


20Ta Takut presentasi di depan kelas
21Be Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan
22 Menyerahkan kepada yang berwenang barang yang
ditemukan
23M Menyalahkan/menuduh orang lain tanpa bukti yang
akurat
24M Menepati janji
25M Mengganggu teman yang berbeda pendapat

Anda mungkin juga menyukai