Anda di halaman 1dari 13

RESUME

UJI KOMPREHENSIF

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir Perkuliahan

Disusun oleh :

Qory Nurul Aliyah

2019.4.7.1.01151

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


UNIVERSITAS ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alikum warohmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan
syafa’atnya di akhirat kelak.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu menyelesaikan pembuatan makalah
untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan yakni uji komprehensif.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempuna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran
dari pembaca untuk makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf atas sebesar-besarnya.
Demikianlah, semoga makalah ini dapat bermanfaat.Terima kasih

Cirebon, 25 Februari 2023


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah hak setiap warga negara, tidak terkecuali pendidikan di usia dini
merupakan hak warga negara dalam mengembangkan potensinya sejak dini. Berdasarkan berbagai
penelitian bahwa usia dini merupakan pondasi terbaik dalam mengembangkan kehidupannya di
masa depan. Selain itu pendidikan di usia dini dapat mengoptimalkan kemampuan dasar anak
dalam menerima proses pendidikan di usia-usia berikutnya.
Dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
BAB II
PEMBAHASAN

A. AYAT DAN HADITS TARBAWI

B. KONSEP DASAR PAUD

Menurut Undang-undang No.20 Tahun 2003 halaman 6 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 1, butir 14 Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi
anak sejak lahir sampai dengan 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Arifudin et al. 2021).
Anak usia dini, khususnya anak TK diantaranya oleh Bredecam dan Copple, Brener, serta
Kellough (dalam Masitoh dkk., 2005: 1.12 – 1.13) sebagai berikut:
1. Anak bersifat unik
2. Anak mengekspresikan perilakunya secara relatif spontan
3. Anak bersifat aktif dan enerjik
4. Anak itu egosentris
5. Anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal
6. Anak bersifat eksploratif dan berjiwa petualang
7. Anak umumnya kaya dengan fantasi
8. Anak masih mudah frustrasi
9. Anak masih kurang pertimbangan dalam bertindak
10. Anak memiliki daya perhatian yang pendek
11. Masa anak merupakan masa belajar yang paling potensial
12. Anak semakin menunjukkan minat terhadap teman
Secara umum tujuan pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan berbagai potensi anak
sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Secara khusus tujuan pendidikan anak usia dini adalah (Sujiono, 2009: 42 – 43):
1. Agar anak percaya akan adanya Tuhan dan mampu beribadah serta mencintai sesamanya.
2. Agar anak mampu mengelola keterampilan tubuhnya termasuk gerakan motorik kasar dan
motorik halus, serta mampu mener ima rangsangan sensorik.
3. Anak mampu menggunakan Bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan dapat berkomunikasi
secara efektif sehingga dapat bermanfaat untuk berpikir dan belajar.
4. Anak mampu berpikir logis, kritis, memberikan alasan, memecahkan masalah dan menemukan
hubungan sebab akibat.
5. Anak mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial, peranan masyarakat dan
menghargai keragaman sosial dan budaya serta mampu mngembangkan konsep diri yang positif
dan control diri.
6. Anak memiliki kepekaan terhadap irama, nada, berbagai bunyi, serta menghargai karya kreatif
(Istiana 2014).
Berikut beberapa karakteristik anak usia dini :
1. Memiliki rasa ingin tahu yang besar
Anak usia dini sangat tertarik dengan dunia sekitarnya. Dia ingin mengetahui segala
sesuatu yang terjadi di sekelilingnya. Pada masa bayi, ketertarikan ini ditunjukkan dengan
meraih dan memasukkannya ke dalam mulut benda apa saja yang berada dalam
jangkauannya. Pada anak usia 3-4 tahun, selain sering membongkar pasang segala sesuatu
untuk memenuhi rasa ingin tahunya, anak juga mulai gemar bertanya meski dalam bahasa
yang masih sangat sederhana.
2. Merupakan pribadi yang unik
Meskipun banyak terdapat kesamaan dalam pola umum perkembangan, setiap anak
meskipun kembar memiliki keunikan masing-masing, misalnya dalam hal gaya belajar,
minat, dan latar belakang keluarga. Keunikan ini dapat berasal dari faktor genetis (misalnya
dalam hal ciri fisik) atau berasal dari lingkungan (misalnya dalam hal minat).
3. Suka berfantasi dan berimajinasi
Anak usia dini sangat suka membayangkan dan mengembangkan berbagai hal jauh
melampaui kondisi nyata. Anak dapat menceritakan berbagai hal dengan sangat
meyakinkan seolah-olah dia melihat atau mengalaminya sendiri, padahal itu adalah hasil
fantasi atau imajinasinya saja. Fantasi dan imajinasi pada anak sangat penting bagi
pengembangan kreativitas dan bahasanya. Oleh karena itu, selain perlu diarahkan agar
secara perlahan anak mengetahui perbedaan khayalan dengan kenyataan; fantasi dan
imajinasi tersebut juga perlu dikembangkan melalui berbagai kegiatan misalnya bercerita
atau mendongeng.
4. Masa paling potensial untuk belajar
Anak usia dini sering juga disebut dengan istilah golden age atau usia emas, karena
pada rentang usia ini anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat
pada berbagai aspek. Oleh karena itu, usia dini terutama di bawah 2 tahun menjadi masa
yang paling peka dan potensial bagi anak untuk mempelajari sesuatu.
5. Menunjukkan sikap egosentris
Egosentris berasal dari kata ego dan sentris. Ego artinya aku, sentris artinya pusat. Jadi
egosentris artinya “berpusat pada aku”, artinya bahwa anak usia dini pada umumnya hanya
memahami sesuatu dari sudut pandangnya sendiri, bukan sudut pandang orang lain. Anak
yang egosentrik lebih banyak berpikir dan berbicara tentang diri sendiri dari pada tentang
orang lain dan tindakannya terutama bertujuan menguntungkan dirinya.
6. Memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek
Seringkali kita saksikan bahwa anak usia dini cepat sekali berpindah dari suatu
kegiatan ke kegiatan yang lain. Anak usia ini memang mempunyai rentang perhatian yang
sangat pendek sehingga perhatiannya mudah teralihkan pada kegiatan lain.
7. Sebagai bagian dari makhluk sosial
Anak usia dini mulai suka bergaul dan bermain dengan teman sebayanya. Ia mulai
belajar berbagi, mengalah, dan antri menunggu giliran saat bermain dengan teman-
temannya. Melalui interaksi sosial dengan teman sebaya ini, anak terbentuk konsep dirinya.
Anak juga belajar bersosialisasi dan belajar untuk dapat diterima di lingkungannya. Jika dia
bertindak mau menang sendiri, teman-temannya akan segera menjauhinya. Dalam hal ini
anak akan belajar untuk berperilaku sesuai harapan sosialnya karena ia membutuhkan orang
lain dalam kehidupannya (Amini 2014).
C. PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK AUD DI ERA DIGITAL
D. PERENCANAAN DAN INOVASI PEMBELAJARAN PAUD
1. Perencanaan Pembelajaran PAUD
Kurikulum PAUD sesuai dengan Pedoman Perencanaan Pembelajaran Anak Usia Dini
(Direktorat Pembinaan PAUD, 2014) adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pengembangan serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pengembangan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum PAUD terdiri dari perencanaan program semester berupa pengembangan tema,
RPPM dan RPPH.
Perencanaan memberikan arah sasaran bagi organisasi dan mencerminkan prosedur
terbaik untuk mencapai sasaran tersebut. Selain itu, rencana memungkinkan:
a. Sekolah dapat memperoleh serta mengikat sumber daya yang diperlukan untuk mencapai
tujuannya
b. Anggota organisasi dapat melanjutkan kegiatan-kegiatan secara konsisten dengan tujuan
dan prosedur yang telah dipilih.
c. Kemajuan ke arah tujuan dapat dipantau dan diukur, sehingga tindakan perbaikan dapat
diambil apabila kemajuan itu tidak memuaskan.
Fungsi perencanaan sering kali dinamakan sebagai fungsi utama dari kegiatan
manajemen, karena dalam perencanaan seluruh rangkaian aktivitas yang akan dilakukan,
mengapa dilakukan, kapan, di mana dan bagaimana melakukannya disusun.
Dalam proses belajar mengajar, perencanaan program pembelajaran memegang
peranan yang sangat penting, sebab menentukan langkah pelaksanaan dan evaluasi. Dalam
proses belajar mengajar, perencanaan program pembelajaran memegang peranan yang
sangat penting, sebab menentukan langkah pelaksanaan dan evaluasi. Keterpaduan
pembelajaran sebagai suatu sistem bukan hanya antara komponen-komponen proses
belajar mengajar, tetapi juga antara langkah yang satu dengan langkah berikutnya dan guru
dalam melaksanakan program pembelajaran benar-benar harus sesuai dengan yang telah
direncanakan.
Guru harus mempersiapkan perangkat yang harus dilaksanakan dalam
merencanakan program. Hidayat mengemukakan bahwa perangkat yang harus
dipersiapkan dalam perencanaan pembelajaran antara lain:
a. Memahami kurikulum
b. Menguasai bahan pengajaran
c. Menyusun program pengajaran
d. Melaksanakan program pengajaran
e. Menilai program pengajaran dan hasil proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan
Dengan dalam kontek perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai proses
penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan
metode pengajaran, dalam suatu lokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa satu
semester yang akan datang untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Tujuan dalam
pembelajaran akan berhasil dicapai jika terdapat perencanaan secara tertulis (Primayana
2019).
2. Inovasi Pembelajaran PAUD
Kata inovasi berdasarkan etimologinya diambil dari Bahasa Latin “innovare”, berarti
“membuat sesuatu yang baru”. Inovasi dalam Bahasa Inggris adalah innovation, yaitu
degala sesuatu yang baru atau pembaharuan.
Perlunya optimalisasi keinovasian guru PAUD yang menunjukkan bahwa
keinovatifan guru PAUD masih rendah. Indikator rendahnya keinovatifan guru PAUD
sebagai berikut: (1) Guru tidak mengkaji ulang model pembelajaran baru setiap awal
semester; (2) Guru tidak menggunakan bentuk baru dalam penugasan yang bervariasi
kepada siswanya; (3) Guru tidak mensosialisasikan model pembelajaran baru kepada guru-
guru lainnya; (4) Guru tidak meningkatkan daya tarik media pembelajaran disesuaikan
dengan kompetensi siswa; (5) Guru tidak memiliki gagasan baru dalam menyusun RPP
sesuai dengan kebutuhan siswanya; (6) Guru tidak memperbaharui media pembelajaran
lama untuk meningkatkan kualitas dan mutu pembelajaran di kelas; dan (7) Guru tidak
memperagakan contoh desain kelas bervariasi yang baru kepada guru-guru lainnya.
Adapun faktor-faktor yang diduga menghambat dan menyebabkan rendahnya
keinovatifan guru diantaranya: manajemen dari lembaga paud itu sendiri seperti
perencanaan, pengelolalan, monitoring dan evaluasi terhadap guru-gurunya belum
diberlakukan maksimal. Ketidakjelasan visi dan norma-norma organisasi Paud yang
membuat guru tidak mampu mengembangkan ide baru dalam kegiatan pembelajaran.
Ketidakmampuan perencanaan dan pengelolaan organisasi memberikan fasilitas dan
peluang kepada guru dalam mengembangkan potensi pengetahuan dan ketrampilannya
dalam bentuk pelatihan dan magang.
Kepemimpinan kepala sekolah berperan penting dalam mengarahkan,
memberdayakan potensi guru dan memotivasi serta memberikan inspirasi kepada guru
dalam menyusun silabus sesuai dengan tujuan terpenting dalam penerapan kurikulum dan
menggunakan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan tujuan dan
lingkungan pembelajaran. Kurangnya perhatian kepala sekolah dalam memberikan
tantangan dan dukungan kepada guru dalam mengelola kelas secara efektif tanpa
mendominasi atau guru sibuk dengan kegiatannya sendiri sehingga semua waktu peserta
didik tidak termanfaatkan secara produktif (Primayana 2019).

E. MODEL PEMBELAJARAN PAUD DI ERA DIGITAL


F. ASSESMENT PEMBELAJARAN PAUD
Asesmen adalah nama lain dari penilaian. Perencanaan, pengumpulan data, dan
penyajian informasi yang diperlukan untuk membuat pilihan adalah bagian dari proses
penilaian. Terhadap hasil belajar anak, instruktur melakukan penilaian. Penilaian atau evaluasi
dilakukan secara berkala dan terfokus pada proses dan hasil.
Tujuan keseluruhan penilaian adalah untuk menentukan aspek perkembangan anak usia
dini, mendiagnosis hambatan perkembangan, dan mengidentifikasi masalah belajar pada anak,
serta menyediakan tempat dan program yang tepat untuk anak, merencanakan program, dan
mengidentifikasi serta memperbaiki masalah dalam studi penelitian. Sedangkan tujuannya
secara spesifik untuk memberikan informasi secara spesifik, membantu guru dalam
menetapkan program dan tujuan, mengerti dan memahami profil anak, dapat mendiagnosa
kebutuhan khusus anak dan layanan yang harus diberikan, dan untuk evaluasi program.
Penilaian dilakukan secara berkala yaitu harian, mingguan, bulanan, dan semester.
Dalam hasil asesmen berisi tentang capaian perkembangan anak yang ditulis dalam bentuk
ceklist skala capaian perkembangan meliputi belum berkembang (BB), mulai berkembang
(MB), berkembang sesuai harapan (BSH), dan berkembang sangat baik (BSB). Aspek
perkembangan yang dinilai dalam asesmen perkembangan anak usia dini meliputi aspek nilai
agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni. Teknik penilaian
yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan penilaian terhadap aspek perkembangan anak
usia dini berbeda-beda.
Asesmen tumbuh kembang anak usia dini dipisahkan menjadi tiga format: penilaian
harian, penilaian mingguan, dan penilaian semester. Setiap hari, penilaian dilakukan
berdasarkan indikator dan kompetensi dasar yang telah ditunjukkan anak sepanjang hari. Hal
ini disesuaikan dengan RPP yang telah ditetapkan guru. Setiap hari, guru membuat kegiatan
sehari-hari yang menggabungkan enam karakteristik perkembangan yang telah disesuaikan
dengan tema dan kompetensi dasar. Guru kemudian melakukan penilaian setelah pembelajaran
dilaksanakan. Setelah pemilihan sumber belajar anak usia dini yang telah ditentukan, sistem
penilaian akan digunakan.
Penilaian harian direkap menjadi penilaian mingguan yang dimasukkan dalam
kompilasi penilaian. Kompilasi penilaian berisi kompetensi dasar, minggu, dan tema. Dari
kompilasi penilaian tersebut dapat dilihat pencapaian nilai agama dan moral anak di setiap
minggunya. Jumlah minggu sudah disesuaikan menurut tema yang ada. Dari penilaian harian
lalu dianalisis hasilnya untuk dimasukkan ke dalam penilaian mingguan yang ada di kompilasi
penilaian. Setelah hasil penilaian secara lengkap tertulis dalam kompilasi penilaian maka
dianalisis pada saat semester sehingga menjadi penilaian semester. Pada penilaian semester
seluruh rekapan nilai dianalisis dan disimpulkan menjadi capaian perkembangan anak selama
satu semester. Lalu dari simpulan dan tafsiran tersebut dituliskan dalam bentuk ceklist dan
narasi dalam laporan perkembangan anak yang akan diberikan kepada wali murid pada setiap
akhir semester bersama kumpulan hasil karya dan kegiatan anak (Bening et al. 2022).

Aspek Perkembangan Assesmen Perkembangan


Teknik Penilaian Pengolahan Hasil Penilaian
Nilai Agama dan Moral Anekdot dan Ceklis Aplikasi Excel
Fisik Motorik Cheklist dan Portofolio Aplikasi Excel
Kognitif Anekdot, Checklist, dan Aplikasi Excel
Portofolio
Bahasa Anekdot, Checklist, dan Aplikasi Excel
Portofolio
Sosial Emosional Anekdot dan Cheklist Aplikasi Excel
Seni Anekdot, Checklist, dan Aplikasi Excel
Portofolio

1. Teknik Penilaian Anak Usia Dini


Teknik yang digunakan dalam asesmen aspek perkembangan anak cukup beragam.
Teknik yang digunakan ada tiga yaitu teknik rating scale dengan ceklist, catatan anekdot,
dan penilaian hasil karya dalam bentuk portofolio.
a. Catatan Cheklist
Checklist adalah salah satu teknik penilaian yang digunakan dalam asesmen
perkembangan anak usia dini. Teknik ini bersumber pada rencana pelaksanaan
pembelajaran harian yang berisi tentang indicator perkembangan anak yang telah
ditetapkan dan dicantumkan dalam rencana tersebut. Skala capaian yang digunakan
dalam asesmen anak usia dini terdapat 4 skala mencakup belum berkembang (BB),
mulai berkembang (MB), berkembang sesuai harapan (BSH), dan berkembang sangat
baik (BSB). Skala tersebut dicantumkan dalam berkas asesmen yang diisi oleh guru
saat selesai pembelajaran. Didalam berkas checklist berisi tentang kolom dan 6 aspek
perkembangan yang diuraikan melalui kompetensi dasar dan indikator (Bening et al.
2022).
b. Catatan Anekdot
Catatan anekdot Adalah suatu teknik pengumpulan data yang bersifat
pengamatan, akan tetapi teknik penilaian ini jarang dilakukan oleh guru karena belum
memahami dalam mengamati anak didik dan kesulitan dalam mencatat peristiwa yang
betul-betul bermakna. Berikut beberapa petunjuk saat membuat catatan anekdot:
- Terdiri atas kata-kata yang menggambarkan situasi/peristiwa yang sebenarnya
- Mencatat peristiwa yang bersifat insidental/tiba-tiba.
- Apa yang dicatat bukan berbentuk interpretasi.
- Pencatatan bersifat runtut, peristiwa demi peristiwa disebutkan secara runtut
- Pencatatan sebaiknya segera dilakukan setelah peristiwa terjadi.

Tujuan catatan Anekdot:

1) Memperkuat pemahaman guru terhadap setiap anak sebagai suatu pola atau
munculnya profil anak.
2) Memunculkan situasi belajar yang lebih tepat untuk memunculkan kembali perilaku
yang diharapkan dan mencegah munculnya kembali perilaku yang kurang tepat.

c. Catatan Hasil Karya


Hasil karya adalah hasil kerja anak didik setelah melakukan suatu kegiatan
dapat berupa pekerjaan tangan, karya seni atau tampilan anak. Misalnya: gambar,
lukisan, melipat, kolase, hasil guntingan, tulisan/coretan-coretan, hasil roncean,
bangunan balok, tari, dll.
Rambu-rambu membuat Catatan Hasil Karya Anak:
1) Tuliskan nama, tanggal hasil karya tersebut dibuat. Data ini diperlukan untuk
melihat perkembangan hasil karya yang dibuat anak di waktu sebelumnya.
2) Perhatikan apa yang sudah dibuat oleh anak (looking) dengan teliti. Semakin guru
melihat dengan rinci maka akan lebih banyak informasi yang didapatkan guru dari
hasil karya anak.
3) Tanyakan kepada anak apa yang terlihat oleh guru, tidak menggunakan pikiran
atau kesimpulan guru.
4) Tuliskan semua yang dikatakan oleh anak untuk mengkonfirmasi hasil karya yang
dibuatnya agar tidak salah saat guru membuat interpretasi karya tersebut.
5) Dari hasil catatan guru akan nampak Kompetensi Dasar apa saja yang muncul dari
hasil karya anak tersebut (Fatimah Zahro 2015).
2. Asesmen Perkembangan Anak Usia Dini dengan Media Digital di Era Digital
Memasuki era digital asesmen yang diterapkan oleh sekilah-sekolah tidak lagi
menggunakan asesmen manual. Melainkan menggunakan media digital berbasis excel.
Guru hanya perlu memasukkan hasil belajar anak melalui media tersebut dengan teknik
checklist setelah itu akan keluar dengan sendirinya narasi yang menjelaskan tentang hasil
belajar anak. Hasil dari pengolahan dengan aplikasi tersebut nanti yang akan menjadi
laporan kepada orang tua. Guru hanya tinggal memberikan hasil print kepada orang tua.
Asesmen dengan menggunakan media digital ini memiliki kelebihan dan kelemahan
tersendiri. Kelebihannya guru tidak perlu lagi memberikan hasil laporan perkembangan
dengan tulisan tangan. Laporan perkembangan yang masih menggunakan tulisan tangan
manual memakan waktu yang cukup lama dan tenaga yang dibutuhkan dapat dikatakan
lebih banyak dari pada menggunakan media digital. Kekurangan dari media digital
penilaian ini adalah kerap kali eror sehingga pendidik terhambat dalam memasukkan hasil
penilaian anak ke aplikasi dan pendidik perlu menunggu hingga aplikasi tersebut dapat
digunakan kembali. Data yang telah terisi namun terkena gangguan tidak tersimpan
sehingga guru mengulang dari awal untuk memasukkan data apabila terkendala gangguan.
Selain itu hasil narasi yang keluar otomatis sesuai dengan hasil ceklis jadi pendidik tidak
dapat menambahkan lagi catatan hasil penilaian kepada anak (Bening et al. 2022).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Amini, Mukti. 2014. “Hakikat Anak Usia Dini.” Perkembangan Dan Konsep Dasar Pengembangan
Anak Usia Dini, 65. repository.ut.ac.id/4697/1/PAUD4107-M1.pdf.

Arifudin, Opan, Imanuddin Hasbi, Eka Setiawati, Anik Lestariningrum, Agus Suyatno, Yenda
Puspita, Agung Nugroho Catur Saputro, et al. 2021. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
www.penerbitwidina.com.

Bening, Tiara Permata, Hibana Yusuf, Rodhotul Islamiah, and Putri Wijayanti. 2022. “Asesmen
Perkembangan Anak Usia Dini Di Era Digital.” Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan 4 (5): 6588–
96. https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i5.3171.

Fatimah Zahro, Ifat. 2015. “Penilaian Dalam Pembelajaran Anak Usia Dini.” Tunas Siliwangi 1 (1):
92–111. http://e-journal.stkipsiliwangi.ac.id/index.php/tunas-siliwangi/article/view/95.

Istiana, Yuyun. 2014. “Konsep-Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.” Didaktika 20 (2): 90–98.

Primayana, Kadek Hengki. 2019. “ Tantangan Dan Peluang Dunia Pendidikan Di Era 4.0.” Prosiding
Seminar Nasional Dharma Acarya 1: 321–28.
http://jurnal.stahnmpukuturan.ac.id/index.php/dharmaacarya.

Anda mungkin juga menyukai