Anda di halaman 1dari 90

KEGIATAN PENGAJIAN REMAJA DAN KONTRIBUSINYA

TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK GENERASI MUDA


DI KP. KOJENGKANG DESA SIRNAJAYA
SERANG BARU BEKASI

Skripsi
Diajukan Kapada Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI)
Shalahuddin Al-Ayyubi Jakarta Untuk Memenuhi Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

OLEH :

ANGGIH FIRMANSYAH
NIM : 201639503

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ( STAI )
SHALAHUDDIN AL-AYYUBI JAKARTA
1442 H./2020 M.
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Kegiatan Pengajian Remaja Dan Kontribusinya


Terhadap Pembentukan Akhlak Generasi Muda Di Kp. Kojengkang Desa
Sirnajaya Serang Baru Bekasi, disusun oleh Anggih Firmansyah, NIM:
201639503 Program Studi Pendidikan Agama Islam STAI Shalahuddin Al-
Ayyubi Jakarta. Telah melalui bimbingan dan disetujui serta dinyatakan syah
sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqosyah sesuai
ketentuan yang ditetapkan oleh STAISA.

Jakarta, 16 Januari 2021

Yang mengesahkan,

Pembimbing I: Pembimbing II:

Drs. Rosyid, MM Ahmad Gunawan, Lc. MM

ii
PENGESAHAN PANITIA SIDANG MUNAQQOSYAH

Skripsi yang berjudul : “Kegiatan Pengajian Remaja Dan Kontribusinya


Terhadap Pembentukan Akhlak Generasi Muda Di Kp. Kojengkang Desa
Sirnajaya Serang Baru Bekasi”. Telah diujikan dalam sidang munaqosyah
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Shalahuddin Al-Ayyubi Jakarta pada
tanggal: 16 Januari 2021 M
03 Jumadil Akhirah 1442 H

Skripsi ini telah diterima sebagi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana Pendidikan islam pada program Strata Satu (S1), jurusan Pendidikan
Agama Islam.
Jakarta, 16 Januari 2021 M
03 Jumadil Akhirah 1442 H

Sidang Munaqosyah
Ketua, Sekretaris,

Drs. H. Eno Syafrudien, M.Si H. Ahsin Abdul Wahab, MA


Anggota :
Penguji I, Penguji II,

Drs. H. Eno Syafrudien, M.Si H. Ahsin Abdul Wahab, MA


Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Rosyid, MM Ahmad Gunawan, Lc. MM


Mengetahui :
Ketua STAISA

Drs. H. Eno Syafrudien, M.Si

iii
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama Lengkap : Anggih Firmansyah
NIM / NIMKO : 201639503
Bidang studi : Pendidikan Agama Islam ( PAI )
Judul Skripsi : Kegiatan Pengajian Remaja Dan Kontribusinya Terhadap
Pembentukan Akhlak Generasi Muda Di Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang
Baru Bekasi
Dengan ini saya, menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang di ajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan mendaftarkan gelar sarjana strata satu (
S.I ) di Sekolah Tinggi Agama Islam ( STAI ) Shalahuddin Al - Ayyubi -
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di STAISA Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbuktu bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain ( hasil plagiasi ), maka
saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di STAISA Jakarta sesuai
dengan ketentuan Undang – Undang nomor 20 tahun 2003 pasal 25 ayat 2
dan pasal 70.

Jakarta, Januari 2021

Anggih Firmansyah

iv
KEGIATAN PENGAJIAN REMAJA DAN KONTRIBUSINYA
TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK GENERASI MUDA DI
KP. KOJENGKANG DESA SIRNAJAYA SERANG BARU BEKASI

Anggih Firmansyah
NIM : 201639503

ABSTRAK

Pengajian merupakan salah satu bentuk pendidikan non formal yang ada di
masyarakat Islam dan merupakan satu-satunya bentuk institusional pendidikan
Islam yang pertama kali dan bertahan hingga sekarang, yang di dalamnya terdapat
beberapa kegiatan keagamaan yang mengkaji berbagai macam disiplin ilmu untuk
memperoleh tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Di antara materi yang diajarkan
di Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi adalah
pelajaran akhlak yang bertujuan untuk membentuk akhlak pada generasi muda.
Adapun upaya Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang
Baru Bekasi dalam membentuk akhlak generasi muda adalah dengan cara
memberikan pendidikan, pengajaran, pembiasaan dan keteladanan terhadap
jama’ah (anggota) pengajian remaja tersebut.
Penelitian dalam skripsi ini dimaksudkan untuk mengetahui tentang
seberapa besar kontribusi Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya
Serang Baru Bekasi dalam pembentukan akhlak generasi muda. Untuk itu
metodologi penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi objektif
mengenai: Bagaimana perubahan akhlak generasi muda setelah mengikuti
kegiatan pengajian tersebut?. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
pendekatan Deskriptif Analisis.
Adapun subjek panelitiannya adalah Remaja Kp. Kojengkang Desa
Sirnajaya Serang Baru Bekasi khususnya yang berada dilingkungan RW 004 dan
RW 002. Pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan cara (1) Observasi
(2) Wawancara (3) Menyebar angket.
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, maka Pengajian Remaja Kp.
Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi, dianggap mempunyai kontribusi
yang besar terhadap pembentukan akhlak generasi muda di wilayah Kp.
Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi, karena telah memberikan
dampak yang positif terhadap masyarakat dan remaja khususnya. Hal ini dapat
dilihat dari sikap para remaja yang baik dan upaya-upaya yang dilakukan oleh
pengajian tersebut dalam pembentukan akhlak generasi muda, seperti
menanamkan keteladanan, kebiasaan yang positif, terutama dalam betutur kata
yang sopan, lemah lembut, berpakaian yang benar, dan saling menghormati serta
menghargai antara yang satu dengan yang lainnya.

Kata Kunci: Pengajian Remaja, Kontribusi, Pembentukan Akhlak Generasi Muda

v
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena

dengan Rahmat dan Hidayah-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan Skripsi

ini, Shalawat dan Salam semoga terscurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,

kepada para keluarga dan sahabatnya.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih

banyak tedapat kekurangan dan kelemahan yang penulis miliki. Namun berkat

adanya dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat

diselesaikan meskipun jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya Skripsi ini. Ucapan

terima kasih tersebut penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Drs. H. Eno Syafrudien, M.Si, selaku Ketua STAI Shalahuddin

Al-Ayyubi Jakarta.

2. Bapak Drs. Rosyid, MM, selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Ahmad Gunawan, Lc, MM, selaku pembimbing II yang telah

banyak meluangkan waktu unuk memberi koreksian sehingga penulis

dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

4. Seluruh Dosen, staff pengajar dan segenap karyawan kampus Q STAI

Shalahuddin Al-Ayyubi yang telah memberikan bekal ilmu sehingga

penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik.

vi
5. Kepada ketua Pengajian Ikatan Remaja Masjid Kp. Kojengkang

(IRMASKO) khususnya Bapak Isak Sarbinih, S.Pd.I dan Ust. Jeje

selaku pembina pengajian, serta teman-teman yang lain yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

6. Kepada Ayah dan Ibu tercinta (Bapak Agen Suganda dan Ibu

Nurasiyah), yang telah banyak berkorban dan memberikan dukungan

untuk penulis selama ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan

penulis kekuatan untuk istiqamah berbakti dan membuat mereka

bahagia dunia dan akhirat.

7. Rekan-rekan seperjuangan di STAI Shalahuddin Al-Ayyubi yang

sangat solid, kompak, dan memberikan semangat.

8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi

ini, yang dtidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan yang dimiliki, dan

skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis mengharapkan kritik dan saran

konstruktif agar penulis bisa lebih baik lagi untuk penyusunan yang akan datang,

dan semoga tulisan ini menjadi ilmu yang bermanfaat. Amin.

Bekasi, 28 Desember 2020

Penulis

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………i

LEMBAR PERSETUJUAN ……………………………………………...……….ii

LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………....iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI …………………………………………iv

ABSTRAK ………………………………………………………………………...v

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………vi

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………viii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………..1

A. Latar Belakang Masalah …………………………………………….…...1

B. Identifikasi Masalah ……………………………………………………..6

C. Pembatasan Masalah …………………………………………………….6

D. Perumusan Masalah ………………………………………………………....6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………….………………………6

F. Sistematika Penulisan …………………………………………..……..….7

BAB II TINJAUAN TEORITIS ………………………………………………...9

A. Deskripsi Teori …………………………………………………………..9

1. Pengertian Pengajian ………………………………………………..9

2. Ciri-ciri Pengajian ………………………………………………....10

3. Fungsi Pengajian ……………………………………..…………....10

4. Tujuan Pengajian …………………………………………………..10

5. Peran Pengajian ……………………………………………………11

viii
6. Materi dan Metode Pengajian …………..……………………..……11

B. Akhlak dan Ruang Lingkupnya ………………………………………...17

1. Pengertian Akhlak …………………………………………………17

2. Tujuan Akhlak ……………………………………………………..20

3. Pembagian Akhlak ………………………………………………....21

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Akhlak Manusia ……………..24

5. Perbedaan Akhlak, Moral dan Etika ……………………………......26

6. Pembentukan Akhlak Generasi Muda ……………………………..29

C. Kajian Pustaka ………………………………………………………….39

BAB III METODELOGI PENELITIAN ……………………………………...41

A. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………………..41

B. Metode Penelitian …………………………………………………….....41

C. Populasi dan Sampel …………………………………………………....41

D. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………………..42

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ………………………………….42

BAB IV HASIL PENELITIAN ………………………………………………..44

A. Deskripsi Data ………………………………………………………….44

1. Sejarah dan Tujuan Berdirinya Pengajian …………………………44

2. Keadaan Kepenggurusan dan Anggota ……………………………45

3. Faktor Yang Melatarbelakangi Berdirinnya Pengajian ……………45

4. Materi dan Metode Pengajaran Pengajian ………………………....46

5. Sarana dan Prasarana ………………………………………..……...47

6. Kegiatan Yang Dilaksanakan ……………………………………...48

ix
7. Struktur Organisasi …………………………………….………….48

B. Analisis Data …………………………………………………………...49

1. Materi dan Metode Pengajaran ……………………………………50

2. Keaktipan Mengikuti Pengajian …………………………………...54

3. Keteladanan Dalam Pembentukan Akhlak …………………..……..56

4. Pembiasaan Dalam Pembentukan Akhlak ………….…….……...…62

C. Interpretasi Data ………………………………………………………..66

BAB V PENUTUP ……………………………………………………………...68

A. Kesimpulan ……………………………………………………………….68

B. Saran ……………………………………………………………………69

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….…………........71

LAMPIRAN

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Generasi muda (remaja) merupakan generasi penerus yang akan

melanjutkan estafet perjuangan bangsa. Oleh karena itu, masa depan atau maju

mundurnya suatu bangsa berada di tangan generasi muda. Dengan kata lain,

apabila generasi mudanya baik, maka suatu negara akan maju dan berkembang,

dan sebaliknya, jika generasi mudanya buruk, maka negarapun akan mundur

bahkan hancur.

Masa remaja (generasi muda) adalah masa peralihan dari kanak-kanak

menuju dewasa, dimana dalam dunia mereka sedang dirundung oleh rasa ego

yang amat tinggi yang amat membutuhkan arahan dan bimbingan. Generasi muda

(remaja) yang memiliki rasa ingin tahu tidak cukup hanya diberikan siraman

rohani yang isinya sejumlah doktrin agama yang harus ditelan mentah-mentah,

melainkan doktrin-doktrin agama ini harus ditelaah lebih dalam sehingga generasi

muda benar-benar telah megetahui mengapa mereka harus memilih Islam sebagai

pedoman hidupnya.

Pada saat sekarang ini banyak sekali remaja-remaja yang sikap

keberagamaannya sangat memprihatinkan, terutama dalam masalah akhlak atau

tingkah laku, misalnya banyak remaja yang terlibat dalam tindakan kriminal,

seperti tauran, narkoba, pakaian seksi dan sikap kenakalan-kenakalan remaja

lainnya lagi. Berkaiatan hal tersebut maka seseorang harus memiliki ilmu tentang

1
2

pendidikan Agama Islam, khususnya tentang akhlak dan moral, sehingga dengan

pengetahuannya tersebut seseorang dapat berakhlak dengan baik dan mempunyai

moralitas yang tinggi yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Kurangnya

pendidikan agama dalam diri seseorang dapat menyebabkan rusaknya akhlak dan

menurunnya moral. Maka pendidikan agama dianggap sangat penting, karena

dapat membentuk kepribadian yang lebih baik yang terwujud dalam sikap dan

tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Zakiah Daradjat :

”Pendidikan agama hendaknya dapat mewarnai kehidupan anak sehingga agama

ini benar-benar menjadi bagian dari pribadinya yang akan menjadi pengendali

dalam kehidupan di kemudian hari.”1

Islam merupakan agama universal dan mempunyai konsep tersendiri

tentang manusia. Dalam pandangan Islam, setiap manusia yang lahir membawa

fitrah Allah SWT. Manusia diciptakan Allah SWT disertai dengan naluri

beragama yaitu agama tauhid. Jika ada segelintir orang yang tidak beragama,

maka hal ini tidak pantas. Mereka itu hanyalah korban dari pengaruh lingkungan

yang rusak dan tidak ada nuansa agama di lingkungan tersebut.2

Islam merupakan pedoman hidup bagi manusia, karena seluruh kehidupan

manusia termaktub dan telah diatur didalamnya. Disamping itu, Islam juga

merupakan pandangan hidup (way of life), Islam juga mewajibkan kepada para

penganutnya untuk mendakwahkan sekaligus mensyiarkan ajaran-ajaran yang

terkandung didalamnya, sebagaimana yang telah disinyalir oleh Allah SWT pada

1
Zakiah Daradjat, Ilmu Agama, (Jakarta : Bulan Bintang, 1970), Cet. Ke-14, h. 107
2
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang : CV. Toha Putra, 1989), h. 645
3

beberapa abad yang silam, seperti yang termaktub dalam al-Qur’an surat Ali

Imran ayat : 104

ۡ ۡ ۡ ۡ ۡ ِّ ۡ ۡ ۡ ِّ ۡ ۡ ِّ ۡ ۡ ِّ ۡ ۡ ۡ ۡ
ۡ‫ك ُه ُۡم ال ُمفلِّ ُح ۡون‬
َۡ ‫ف َويَن َه ۡو َنۡ َع ِّۡن ال ُمن َك ِّۡرؕ َواُولِٰٕٓٮ‬
ۡ ‫الَ ۡي َوََي ُم ُرو َۡن ِبل َمع ُرو‬
ۡ ‫ل‬َۡ ‫َولتَ ُك ۡنۡ ِّمن ُك ۡۡم اَُّمةۡ يَّدعُو َۡن ا‬

”Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru

kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang

munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”.3

Dalam mensyiarkan Islam yang mengutamakan keimanan (keyakinan)

kepada Allah SWT. Perlu juga ditanamkan akhlak yang mulia. Karena akhlak

tidak begitu saja mudah terbentuk dalam diri seseorang, tetapi harus diupayakan

melalui proses pembentukan yang cukup lama dan usaha yang sungguh-sungguh.

Dalam pembentukan akhlak generasi muda harus disertai dengan contoh dan suri

tauladan yang baik, dengan pembiasaan yang dilakukan secara kontinyu dan

melalui pendidikan baik secara formal, informal maupun non formal.

Pendidikan agama Islam memilki tujuan yang hampir sama dengan

pendidikan umum dan juga memilki berbagai sarana dan prasarana material yang

dapat kita lihat bentuk dan wujudnya dalam komponen pendidikan misalnya

masjid, sekolah, perlengkapan belajar mengajar dan tenaga pengajar yang

berkompeten dalam bidangnya masing-masing. Dan dari segi perkembangannya

3
Depag RI, al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta : Proyek Pengadaan Kitab Suci al- Qur’an,
1983/1984), h. 93
4

pendidikan agama dapat diselenggarakan secara formal (sekolah), informal

(keluarga), dan non formal (masyarakat). Masjid merupakan salah satu komponen

pendidikan agama Islam juga sebagai pusat dakwah atau penyebaran agama Islam.

Keberhasilan seseorang dalam mendakwahkan dan mensyiarkan ajaran Islam

sangat tergantung pada metode (manhaj) yang digunakan sebagai media dakwah.

Media dakwah yang dapat digunakan banyak sekali macamnya diantaranya dapat

berupa pendidikan formal, informal, non formal, maupun forum-forum insidental

seperti tabligh akbar, pidato atau ceramah-ceramah agama yang khususnya

berkaitan dengan sosio kultural masyarakat.

Salah satu bentuk pendidikan non formal yang ada di masyarakat Islam

adalah pengajian, yang sebenarnya pengajian ini merupakan satu-satunya bentuk

institusional pendidikan Islam sejak pertama kali dan dapat bertahan hingga

sekarang. Prof. Kuntowijoyo mengatakan : ”Kegiatan ini biasanya berpusat di

lingkungan masjid yang mana masjid sangat mungkin sekali melakukan

pembinaan terhadap jama’ah di wilayahnya”.4

Sebagai salah satu contoh di lingkungan Kp. Kojengkang Kelurahan

Sirnajaya Serang Baru Bekasi ada kegiatan pengajian remaja sebagai wadah

kegiatan keagamaan bagi para remaja di lingkungan sekitar itu.

Salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh pengajian tersebut adalah

pengajian rutin mingguan yang dilaksanakan setiap malam jum’at. Kegiatan-

kegiatan yang dilaksanakan dan diadakan oleh pengajian tersebut mendapat

dukungan dari para tokoh masyarakat. Dukungan itu berupa bantuan moril

4
Kuntowijoyo, Dinamika Sejarah Umat Islam Indonesia, (Yogyakarta, Shalahudin Press, 1994),
cet. Ke-2, h. 133
5

maupun materil guna kelangsungan jalannya kegiatan di pengajian tersebut.

Di pengajian ini para remaja diberikan pendidikan ilmu-ilmu keagamaan,

sehingga diharapkan para remaja dapat mengamalkan ajaran agamanya dengan

sebaik-baiknya.

Bagaimana keberadaan dan kontribusi pengajian remaja tersebut dalam

upaya mendidik dan membentuk akhlak para generasi muda yang ada di

lingkungan sekitarnya? Hal ini belum banyak diketahui orang. Oleh karena itu,

maka penulis mencoba untuk meneliti mengenai hal tersebut yang diberi judul,

”Kegiatan Pengajian Remaja dan Kontribusinya Terhadap Pembentukan

Akhlak Generasi Muda Di Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru

Bekasi”

Adapun alasan penulis memilih judul tersebut adalah :

1. Persoalan-persoalan kompleks dengan berbagai gejolak yang harus dihadapi

remaja merupakan masalah yang selalu menarik dan aktual untuk dikaji.

Karenanya, remaja sebagai generasi penerus harus mendapat pembinaan dan

perhatian secara khusus agar tidak terjerumus dalam ketiadaan moral yang

lebih jauh lagi.

2. Pengajian remaja yang tumbuh dan berkembang di perkotaan maupun di

pedesaan merupakan salah satu wadah untuk membina dan membangun mental

dan spiritual masyarakat. Hal ini sangat baik jika kita dapat mengetahui dan

melihat lebih dalam tentang keadaan pengajian remaja terutama bagi remaja

Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi

3. Untuk mengetahui apakah benar pembinaan pengajian remaja di Kp.


6

Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi memiliki kontribusi yang

besar dalam pembentukan akhlak generasi muda yang ada di wilayahnya.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, beberapa

masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Bagaimana proses kegiatan pengajian remaja dilaksanakan.

2. Bagaimana model kegiatan pengajian remaja.

3. Materi apa yang diajarkan dalam kegiatan pengajian remaja.

4. Bagaimana konsep kegiatan pengajian remaja.

5. Bagaimana pengaruh perkembangan akhlak remaja yang mengikuti

kegiatan pengajian.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka penulis membatasi

permasalahan yang ada hanya pada konsep kegiatan pengajian remaja dan

kontribusinya terhadap pembentukan akhlak generasi muda di Kp. Kojengkang

Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah diatas, maka karya

ilmiah ini dirumuskan dalam satu rumusan yaitu : Bagaimana Kontribusi Kegiatan

Pengajian Remaja Kp. Kojengkang dalam pembentukan akhlak generasi muda

Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah :


7

1. Memberikan informasi mengenai konsep pengajian ramaja Kp. Kojengkang

Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi.

2. Memberikan informasi mengenai kegiatan-kegiatan apa saja yang

dilaksanakan di pengajian remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang

Baru Bekasi.

3. Memberikan informasi bahwa proses kegiatan pengajian remaja

mempunyai kontribusi yang besar terhadap pembentukan akhlak generasi

muda di Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi.

F. Sistematika Penulisan

Adapun Sistematika penulisan yang digunakan dalam Skripsi ini adalah

sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan, Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang

masalah, identifikasi, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Teoritis, Dalam bab ini terdiri dari dua sub pokok pembahasan

yaitu pertama mengenai pengajian remaja, ciri-ciri, fungsi, tujuan dan

peranannya, serta materi dan metode yang ada di pengajian, dan

pengertian dari remaja. Kedua mengenai akhlak dan ruang lingkupnya,

yang terdiri dari pengertian dan tujuan akhlak, dan tentang perbedaan

akhlak, moral dan etika, serta kajian pustaka.

BAB III Metodologi Penelitian, Bab ini memuat tentang tempat dan waktu

penelitian, metode penelitian, populasi dan sampel, teknik pengambilan

sampel, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.


8

BAB IV Penyajian Dan Pembahasan Hasil Penelitian, Bab ini terdiri dari dua

sub pokok pembahasan yaitu pertama mengenai gambaran umum

pengajian remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi

yang terdiri dari sejarah berdiri dan tujuan pengajian, keadaan ustadz

dan anggota, faktor yang melatar belakangi berdirinya pengajian, materi

dan metode, sarana dan prasarana, kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakan, serta struktur organisasi. Kedua mengenai hasil penelitian

yang terdiri dari analisis data dan interpretasi data tentang kegiatan

pengajian remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi.

BAB V Penutup, Dalam bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Deskripsi Teori

1. Pengertian Pengajian

Secara bahasa kata pengajian berasal dari kata dasar ”kaji” yang berarti

pelajaran (terutama dalam hal agama). Yang selanjutnya pengajian adalah : (1)

ajaran dan pengajaran, (2) pembacaan Al-Qur’an.1 Kata pengajian itu terbentuk

dengan adanya awalan ”pe” dan akhiran ”an” yang memiliki dua pengertian :

pertama sebagai kata kerja yang berarti pengajaran, yakni pengajaran ilmu-ilmu

agama Islam, dan kedua sebagai kata benda yang menyatakan tempat, yaitu

tempat untuk melaksanakan pengajaran agama Islam, yang dalam pemakaiannya

banyak istilah yang digunakan, seperti pada masyarakat sekarang dikenal dengan

majlis ta’lim.2

Pada periode sekarang, sistem pengajian dapat dianggap sebagai Majlis

Ta’lim, oleh karenanya didalam musyawarah Majlis Ta’lim se-DKI Jakarta tahun

1980, memberikan definisi Majlis Ta’lim (pengajian) menutut istilah : Majlis

Taklim (Pengajian) adalah lembaga pendidikan Islam non formal yang memiliki

kurikulum tersendiri, diselenggarakan secara berkala dan teratur, dan diikuti oleh

jamaah yang relatif banyak, dan bertujuan untuk membina dan mengembangkan

hubungan manusia yang santun dan serasi antara sesamanya, dan antara manusia

1
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Bahasa Indonesia Depdikbud, Kamus Besar bahasa
Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1998), Cet. Ke-1, h. 378
2
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, (Jakarta : Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997),
Cet. Ke-4, Jilid 3, h. 120

9
10

dengan lingkungannya, dalam rangka membina masyarakat yang bertaqwa kepada

Allah SWT.3

Dari pengertian diatas dapatlah dikatakan bahwa pengajian merupakan

salah satu bentuk pendidikan non formal yang ada di masyarakat Islam dan

merupakan satu-satunya bentuk institusional pendidikan Islam yang pertama kali

dan bertahan hingga sekarang.

2. Ciri-ciri Pengajian

Adapun ciri-ciri khusus yang dimiliki pengajian yaitu : adanya kiyai atau

ustadz, adanya jamaah atau peserta, adanya sarana serta materi pelajaran.

3. Fungsi Pengajian

Adapun fungsi pengajian secara garis besar ada dua yaitu :

(a) Fungsi kemasyarakatan, maksudnya pengajian/majlis ta’lim merupakan salah

satu lembaga sosial yang ada di masyarakat yang turut serta untuk menata

keseimbangan dan keselarasan dalam masyarakat, seperti menampung zakat,

infaq dan shadaqah untuk disalurkan demi menyantuni orang-orang miskin

atau yatim piatu.

(b) Fungsi pengajian sebagai pendidikan adalah pendidikan non formal, dimana

pengajian itu menyelenggarakan pendidikan yang sifatnya tambahan bagi

anggota masyarakat yang ada disekelilingnya.

4. Tujuan Pengajian

Menurut M. Habib Chirzin tujuan pengajian (majlis ta’lim) adalah:

a. Memberikan petunjuk dan meletakkan dasar keimanan dalam ketentuan dan

3
Nurul Huda, Pedoman Majelis Taklim, (Jakarta : KODI, 1990), h. 5
11

semua hal-hal yang gaib.

b. Memberikan semangat dan nilai ibadah yang meresapi seluruh kegiatan hidup

manusia dan alam semesta.

c. Memberikan inspirasi, motivasi dan stimulasi agar seluruh potensi jamaah

dapat dikembangkan dan diaktifkan secara maksimal dan optimal, dengan

kegiatan pembinaan pribadi, kerja produktif, untuk kesejahteraan bersama.

d. Memadukan segala kegiatan atau aktifitas sehingga merupakan kesatuan yang

padat dan selaras.4

5. Peranan Pengajian

Secara strategis pengajian/majlis ta’lim itu adalah menjadi sarana dakwah

dan tabligh yang Islami coraknya, yang berperan sentral pada pembinaan dan

peningkatan kualitas hidup umat Islam sesuai tuntunan ajaran agama dan lainnya

guna menyadarkan umat Islam dalam rangka menghayati, memahami dan

mengamalkan ajaran agamanya. Jadi, peranan secara fungsioanal adalah

mengokohkan landasan hidup manusia Indonesia pada khususnya di bidang

mental spritual keagamaan Islam dalam rangka meningkatkan kualitas hidupnya

secara integral, lahiriyah dan batiniahnya, duniawiah dan ukhrawiah bersamaan.

Sesuai tuntunan ajaran agama Islam yaitu iman dan taqwa yang melandasi

kehidupan duniawi dalam segala bidang kegiatannya.5

6. Materi dan Metode Pengajian

a. Materi Pengajian

4
M. Habib Chirzin, Pesantren dan Pembaharuan, (Jakarta : LP3ES, 1983), Cet. Ke-3, h.77
5
M. Arifin, M. Ed., Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), (Jakarta : Bumi Aksara, 2000),
Cet. Ke-4, h. 119-120
12

Dalam suatu forum pengajian, materi yang diajarkan didalamnya adalah

semua ajaran Islam dengan berbagai aspeknya. Didalamnya mencakup

pembacaan Al-Qur’an dengan tajwidnya, Tafsir Qur’an dan Hadits, Fiqh, Tauhid,

Akhlak dan materi-materi lainnya yang dibutuhkan para jamaah, misalnya

masalah penanggulangan kenakalan remaja anak, masalah undang-undang

perkawinan dan lain-lain.6

Islam mengandung ajaran tentang hidup dengan segala aspek

kehidupannya. Dengan demikian materi agama Islam meliputi segala aspek

kehidupan manusia. Dilihat dari ruang lingkup pembatasannya, pengajaran agama

Islam yang dilaksanakan di pengajian, meliputi :

1. Tauhid

Tauhid adalah pondasi Islam, karena pembahasannya mengenai eksistensi

Tuhan dan hal-hal yang berhubungan dengan-Nya.7 Tauhid ini berisi tentang

pengajaran keimanan yang meliputi rukun iman enam, serta ajaran untuk

mengEsakan Allah SWT. Ajaran Tauhid dapat diperluas lagi dengan manifestasi

rukun iman, yakni dengan cara mengamalkan ajaran Tauhid yang tampak dalam

nilai dan sikap hidup manusia dalam kehidupan sehari-hari, tidak sekedar

mengetahuinya saja.

2. Fiqih

Pengajaran fiqih mencakup dua bidan, yaitu Fiqih Ibadah, yakni yang

mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya (hablumminallah) seperti shalat,

puasa, zakat, haji, memenuhi nazar dan lain-lain. Dan kedua, Fiqih Muammalah
6
Abd. Aziz Dahlan, et al., Ensiklopedi Islam, (Jakarta : PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994), Cet.
Ke-1, h. 120
7
Muhammad Ahnad, Tauhid Ilmu Kalam, (Bandung : CV. Pustaka Setia, 1998), Cet. Ke-1, h. 9
13

yakni yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya

(hablumminannas), pembahasan mencakup seluruh bidang fiqih selain masalah-

masalah ubudiyah, seperti ketentuan-ketentuan tentang jaul beli, sewa menyewa,

perkawianan, perceraian, ketentuan pembagian harta pusaka, jinayah dan lain-lain.

3. Tafsir Qur’an

Pelajaran tafsir sangat menunjang pelajaran-pelajaran yang lain, sebab ayat-

ayat Al-Qur’an berisi tentang ajaran tauhid, hukum, akhlak, sejarah, fiqih dan

pengetahuan umum. Sebagai seorang muslim harus mengetahui isi dari Al-Qur’an

yang telah menjadi kitab sucinya.

4. Hadits

Hadits merupakan perkataan, perbuatan dan taqrir Nabi atau yang lebih

dikenal dengan istilah Sabda Rasulullah. Hadits atau sunnah berisikan hal-hal

yang berhubungan dengan tauhid, hukum, akhlak dan sebagainya. Dalam

pengajian penyampaiannya harus disesuaikan dengan masalah pelajaran yang

sedang dibahas.

5. Akhlak

Pelajaran akhlak dapat dibagi menjadi tiga bagian, yakni akhlak manusia

kepada Allah SWT, akhlak manusia kepada manusia lainnya dan akhlak manusia

kepada lingkungan sekitarnya. Pelajaran akhlak ini dapat digolongkan menjadi

dua, yakni akhlak mahmudah dan akhlak mazmumah.

6. Tarikh

Pelajaran tarikh bertujuan untuk menghidupkan kembali kelesuan dan

semangat pasrah umat Islam sekarang ini, karena pelajaran tarikh itu
14

menggambarkan betapa besarnya pengorbanan yang dilakukan Rasulullah dan

umat-umat terdahulu dalam memperjuangkan agama Islam.

7. Bahasa Arab

Pelajaran bahasa Arab ini dapat membantu bagi jamaah agar dapat membaca

dan memahami al-Qur’an. Mahmud Yunus dalam sejarah pendidikan islam

mengatakan bahwa ”pengejaran yang biasa diberikan meliputu keimanan yang

mencakup keyakinan terhadap Allah dan Rasul-Nya, meyakini adanya hidup

sesudah mati, amal ibadah yang mencakup segala sesuatu yang bernilai ibadah

serta akhlak yang meliputi segala yang baik dan buruk.8

Selain pelajaran-pelajaran tersebut diatas, biasanya dalam pengajian juga

diberikan materi-materi umum yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat,

seperti masalah pembinaan keluarga berencana, koperasi, krisis moral dan lain-

lain. Dalam buku dasar-dasar ilmu dakwah, karangan Abdul Karim Zaidan

dinyatakan bahwa materi-materi yang biasanya diajarkan oleh sang ustadz (guru)

meliputi Aqidah, Akhlak dan Ibadah. Ketiga dasar ini menjadi kajian utama dalam

pengajaran.9 Dengan demikian dapat digambarkan dengan jelas bahwa materi

pengajian sangat luas, seluas agama Islam.

b. Metode Pengajian

Dalam setiap mengajar pasti membutuhkan metode pengajaran, karena

dengan metode maka tujuan pengajaran dapat tercapai dengan baik. Seorang guru

(ustadz) dituntut agar menguasai metode pengajaran, agar materi pelajaran yang

8
Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta : Hidakarya Agung, 1996),
Cet. Ke-10, h. 17
9
Abdul Karim Zaidan, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, (Jakarta : Media Dakwah, 1984), Cet. Ke-2, h.
44
15

disampaikan dapat diterima dan dicerna oleh jamaah dengan baik. 10

Metode mengajar banyak sekali macamnya, namun tidak semua metode

dapat dipakai dalam sebuah pengajian (majlis ta’lim), hal ini tergantung kepada

kecocokan antara materi dan metodenya. Terkadang dalam mengajar seorang guru

tidak hanya mengunakan satu metode saja, tapi dapat menggunakan berbagai

metode sekaligus. Hal ini tergantung dari kemampuan guru dalam menyampaikan

materi. Berbagai metode yang digunakan didalam pengajian, antara lain:

1). Metode Ceramah

Metode ceramah adalah teknik penyampaian pesan pengajaran yang sudah

lazim digunakan secara lisan dari guru kepada muridnya. 11 Metode ini seringkali

digunakan dalam sebuah pengajian, dimana guru (ustadz) menjelaskan materi dan

jamaah mendengarkannya. Metode ini terdiri dari ceramah umum, yakni

pengajar/ustadz bertindak aktif memberiakn pengajaran sementara jamaah pasif,

dan ceramah khusus; yaitu pengajar dan jamaah sama-sama aktif dalam bentuk

diskusi.12

2) Metode Halaqah

Metode halaqah yaitu duduk berlingkaran menghadap guru besar,

sedangkan murid duduk pula. Guru dan semua murid harus memegang kitab,

mula-mula guru membacakan kitab dalam bahasa Arab, kemudian

menterjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia, sedangkan murid mendengarkan

10
Rosihan Anwar, Ajaran dan Sejarah Islam Untuk Anda, (Jakarta : Pustaka Jaya, 1984), Cet. Ke-
3, h. 70
11
Basyiruddin Usman, Metode Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta : Ciputat Pers, 2002), Cet.
Ke-1, h. 34
12
Abd. Aziz Dahlan, et al., Ensiklopedi..., h. 21
16

baik-baik.13 Dalam pengajian metode ini sering kali digunakan.

3) Metode Drill

Metode ini disebut juga dengan metode latihan, dimaksudkan untuk

memperoleh ketangkasan atau keterampilan latihan terhadap apa yang dipelajari.

Dalam suatau pengajian metode ini biasanya untuk memperaktekkan apa yang

telah diajarkan pengajar. Metode ini biasa digunakan untuk materi pembacaan

riwayat Nabi atau Rawi Barjanzi, seta pembacaan Tahlil.

4) Metode Tanya Jawab

Metode ini merupakan penyampaian pesan pengajaran dengan cara

mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan murid memberikan jawaban atau

sebaliknya. Dalam pengajian, pengajar memberikan materi dengan cara berpidato,

kemudian pelajar diberikan kesempatan untuk bertanya atau sebaliknya. Metode

tanya jawab sangat tepat digunakan atau dipakai untuk lebih memusatkan atau

memfokuskan perhatian jama’ah kepada topik pembicaraan yang disampaikan

oleh guru, untuk menyelingi ceramah atau untuk meluruskan perhatian jama’ah

pada tujuan.

5) Metode Latihan

Metode ini sifatnya melatih untuk menimbulkan keterampilan atau

ketangkasan. Metode ini baik sekali dipakai dalam pengajaran al- Qur’an atau

untuk membaca kitab-kitab selain al-Qur’an. Metode ini juga sangat baik

digunakan untuk menimbulkan kecakapan motoris, seperti untuk melafalkan ayat

atau hadits dan kecakapan asosiasi seperti menyambung huruf dan lain-lain.

13
Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan..., Cet. Ke-2 h. 57
17

6) Metode Diskusi

Metode diskusi muncul dalam dunia pendidikan karena banyak hal atau

permasalahan di dunia ini yang memerlukan pembahasan orang banyak. Seorang

guru sangat berperan dalam metode ini.

Dalam Ensiklopedi Islam disebutkan bahwa metode penyajian dalam

pengajian (majlis ta’lim) dikatagorikan menjadi tiga, yaitu metode ceramah,

metode halaqah dan metode campuran. Dari berbagai metode yang ada diatas

dapat dipakai secara satu persatu dan dapat pula dipakai secara bersamaan, yang

dikenal dengan metode campuran, sesuai dengan kondisi dan situasi yang

dihadapi pengajar. Biasanya seorang guru dapat memilih metode yang mana saja.

Yang terpenting baginya jamaah (pendengar) dapat dengan mudah mengerti isi

dari materi yang telah disampaikannya itu.

B. Akhlak dan Ruang Lingkupnya

1. Pengertian Akhlak

Kata “akhlak” berasal dari bahasa Arab, yaitu ‫ ﺧﻠﻖ‬dan jamaknya ‫ اﺧﻼق‬yang

artinya secara etimologi adalah tingkah laku, perangai, tabi’at, watak, moral dan

budi pekerti. Sedangkan Lamis Ma’luf dalam al- Munjid fi-al-lughah wal A’lam

mengatakan bahwa “akhlak” secara etimologi adalah perangai, kelakuan, tabi’at,

kebiasaan dan peradaban yang baik.14

Akhlak merupakan sifat yang tumbuh dan menyatu di dalam diri seseorang.

Dari sifat yang ada itulah terpancar sikap dan tingkah laku perbuatan seseorang,

seperti sifat sabar, kasih sayang, atau sebaliknya pemarah, benci karena dendam,

14
Lamis Ma’luf, Al-Munjid fi Al-Lughah wal A’lam, (Beirut : Darul Masyriq, 1998), Cet. Ke-28, h.
194
18

iri dan dengki, sehingga memutuskan silaturrahmi. 15

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia akhlak diartikan sebagai “budi

pekerti” atau “kelakuan”. Menurut Quraish Shihab kata-kata akhlak (dalam

bentuk jamak) tidak terdapat di dalam ayat-ayat al-Qur’an, kecuali hanya dalam

bentuk tunggalnya yaitu kata khuluq. Seperti yang terdapat dalam Surat al-Qalam

ayat 4 :

ۡ‫ۡع ِّظي ٍم‬


َ ‫ۡخلُ ٍق‬ َ ‫َوإِّن‬
ُ ‫َّكۡلَ َعلَى‬
Artinya : ”Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”.

(Q.S. al-Qalam: 4)16

Sedangkan menurut terminologi, Abudin Nata mengutip pendapat Ibnu

Miskawaih, yang mengatakan bahwa akhlak adalah :

‫اللقۡﺣﺎلۡللنفﺲۡداعيةۡﻬﻟﺎۡالۡاﻓعﺎﻬﻟﺎمنﻏيۡﻓكروۡروية‬
Artinya : ”Akhlak adalah daya kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan-

perbuatan dengan mudah dan spontan, tanpa dipikir dan direnungkan lagi”.17

Jadi, akhlak adalah sifat-sifat yang dibawa oleh manusia sejak lahir dan

tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir berupa

perbuatan baik atau buruk sesuai dengan pembinaannya.18 Apabila akhlak dan

tingkah laku perbuatan yang baik di dalam kehidupan seseorang itu, maka dia
15
K.H. Abdullah Salim, Akhlak Islam Membina Rumah Tangga dan Masyarakat, (Jakarta: Media
Dakwah, 1994), cet. Ke-4, h. 5
16
Drs. Supriadi, dkk., Buku Ajar Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: CV Grafika Karya Utama,
2001), cet. Ke-2, h. 95
17
Prof. Dr. H. Abudin Nata, M.A., Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006),
cet. Ke-1, h. 3
18
Drs. Asmaran, AS, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta : CV Rajawali, 1992), Cet. Ke-1, h. 1
19

akan memperoleh hasil yang baik pula. Semua persoalan dan segala urusan yang

dicita-citakannya akan mudah, masyarakat disekitarnya menghormatinya dan

membantu apa yang dicita-citakannya. Dia berwibawa, sehingga semua yang

diucapkan dan disampaikannya akan diterima dan diikuti oleh jama’ahnya. Dia

akan memperoleh bantuan di dalam setiap pekerjaannya, dan dia pun akan

terhindar dari segala fitnah dan gunjingan yang buruk.

Kuat atau lemahnya iman seseorang dapat diukur dan diketahui dari

prilaku akhlaknya. Karena iman yang kuat mewujudkan akhlak yang baik dan

mulia, sedang iman yang lemah mewujudkan akhlak yang jahat dan buruk laku,

mudah terkilir pada perbuatan keji yang akan merugikan dirinya sendiri dan orang

lain.

Muhammad Al Ghazali dalam bukunya tentang Ahlak Seorang Muslim

menjelaskan bahwa dalam jiwa manusia terdapat dua fitrah, yang baik dan yang

buruk.

Pertama: Fitrah yang baik mendorong kepada kebaikan yang bermanfaat bagi

kehidupan manusia dalam perkembangan jiwanya yang baik, sehingga jiwa

merasa gembira dapat menemukan dan melaksanakan kebaikan, karena jiwa

mengetahui bahwa kebenaran itu adalah berkembangnya fitrah yang baik dalam

garis hidup yang benar.

Kedua: Disamping fitrah yang baik didalam jiwa ada kecondongan yang buruk,

sehingga jiwa merasa kecewa dengan kejahatannya dan merasa sedih dengan

melakukannya. Karena kecenderungan yang buruk itu menyeret jiwa keluar dari

jalur jalan yang benar, sehingga mewujudkan perbuatan yang membawa bencana
20

bagi manusia dan menjerumuskannya kejurang kehinaan.19

2. Tujuan Akhlak

Barmawie Umary dalam bukunya Materia Akhlak menyebutkan bahwa

tujuan berakhlak adalah “Supaya hubungan kita (umat Islam) dengan Allah SWT

dan sesama makhluk selalu terpelihara dengan baik dan harmonis”.20 Sedangkan

tujuan akhlak dalam Islam adalah ”agar setiap orang berbudi pekerti (berakhlak),

bertingkah laku (tabi’at), berperangai atau beradat istiadat yang baik, yang sesuai

dengan ajaran Islam.21

Dengan akhlak yang mulia diharapkan seseorang akan terbiasa melakukan

segala hal yang baik dan terpuji seperti sopan santun, bijaksana, ikhlas, jujur, baik

tingkah lakunya, manis tutur katanya, dapat menghindari perbuatan yang tercela

seperti angkuh, sombong, iri hati, hasud, menggunjing orang lain, dan lain-lain.

Namun sebaliknya, apabila seseorang telah memilki akhlak yang mulia, maka ia

akan memperhatikan hubungan yang baik dengan Khaliqnya, dengan

sesamanya, dan dengan alam lingkungan sekitarnya, sebagaimana Allah SWT

telah berbuat baik kepada seluruh makhluk-Nya. Sebagaimana firman Allah SWT

dalam surat al-Qashash ayat 77 :

ِّ ِّ ُِّ ‫ۡٱَّلل ََۡل‬ ِّ ِّ ‫ۡٱْل َْر‬


ْ ‫كۡ َۖۡوََلۡتَ ْب ِّغۡٱلْ َف َس َﺎد ِِّۡف‬ ِّ ‫وأ‬
ۡ‫ين‬
َ ‫ُۡيبۡۡٱلْ ُم ْفسد‬ ََّ ‫ضۡۖۡإ َّن‬ َ ‫ۡٱَّللُۡإِّلَْي‬
َّ ‫َﺣ َس َن‬
ْ ‫َﺣسنۡ َك َمﺎٰٓۡأ‬
ْ َ

Artinya: ”Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah

berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.

19
Muhammad Al Ghazali, Akhlak Seorang Muslim, (Semarang: Adi Grafika, 1993), cet. Ke-4, h.
40
20
Barmawie Umary, Materia Akhlak, (Solo : CV Ramadhani, 1993), Cet. Ke-11, h. 2
21
M. Ali Hasan, Tuntunan Akhlak, (Jakarta : Bulan Bintang, 1979), h. 9
21

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.22

Sementara itu, Zakiah Daradjat mengungkapkan bahwa ”Perbuatan akhlak

itu mempunyai tujuan langsung yang dekat yaitu harga diri dan tujuan jauh ialah

memperoleh keridhaan Allah SWT, melalui perbuatan amal shoeh dan jaminan

kebahagiaan dunia dan akhirat”. Sedangkan Anwar Masy’ari mengatakan bahwa

tujuan akhlak adalah ”hendak menciptakan manusia sebagai makhluk yang tinggi

dan sempurna, dan membedakan dari makhluk-makhluk yang lainnya.

Akhlak pada akhirnya adalah untuk membentuk kepribadian muslim yang

sempurna jasmani dan rohani. Yang hendak dikendalikan oleh akhlak adalah

tindakan lahir, akan tetapi oleh karena tindakan lahir itu tidak dapat terjadi bila

tidak didahului oleh gerak batin atau tindakan hati, maka tindakan lahir dan gerak-

gerik hati termasuk lapangan yang diatur oleh akhlak.

3. Pembagian Akhlak

Secara garis besar akhlak dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

a. Akhlak yang terpuji (al-Akhlak al-Karimah/al-Mahmudah), yaitu akhlak

yang senantiasa berada dalam kontrol Ilahiyah yang dapat membawa nilai-

nilai positif dan kondusif bagi kemaslahatan umat, seperti sabar, jujur,

ikhlas, bersyukur, tawadhu’ (rendah hati), husnudzhan (berprasangka baik),

optimis, suka menolong orang lain, suka bekerja keras dan lain-lain.

b. Akhlak yang tercela (al-Akhlak al-Madzmumah) yaitu akhlak yang tidak

dalam kontrol Ilahiyah, atau berasal dari hawa nafsu yang berada dalam

22
Depag RI, Al-qur’an dan Terjemahnya, h. 623
22

lingkaran syaitaniyah dan dapat membawa suasana negatif serta destruktif

bagi kepentingan umat manusia, seperti takabbur (sombong), su’udzhan

(berprasangka buruk), tamak, pesimis, dusta, kufur, berkhianat, malas dan

lain-lain.23

Disamping istilah tersebut Drs. H.A. Mustofa mengutip perkataan Imam

Al-Ghazali yang menggunakan istilah ”munjiat” untuk akhlak yang mahmudah

dan ”muhlihat” untuk akhlak yang madzmumah.24

Sementara itu, menurut obyek atau sasarannya, akhlak dapat digolongkan

menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut :

a. Akhlak kepada Allah (khalik), antara lain beribadah kepada Allah, berdzikir

kepada Allah, berdo’a kepada Allah, tawakal kepada Allah, tawadhu’ kepada

Allah. Titik tolak akhlak terhadap Allah pengakuan dan kesadaran bahwa

tiada Tuhan melainkan Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji demikian Agung

sifat itu, yang jangankan manusia, malaikatpun tidak akan mampu

menjangkau hakikat-Nya.25

b. Akhlak pada makhluk dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut :

1) Akhlak terhadap manusia, yang dapat dirinci sebagai berikut :

a. Akhlak kepada Rasulullah

b. Akhlak kepada orang tua

c. Akhlak kepada diri sendiri

d. Akhlak kepada keluarga, karib kerabat

23
Aminuddin, dkk., Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), h. 153
24
Drs. H.A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), cet. Ke-3, h. 147
25
Prof. Dr. H. Moh. Ardani, Nilai-nilai Akhlak/Budi Pekerti dalam Ibadat, (Jakarta: CV Karya
Mulia, 2001), h.43
23

e. Akhlak kepada tetangga

f. Akhlak kepada masyarakat

2) Akhlak kepada bukan manusia (lingkungan hidup), seperti sadar dan

memelihara kelestarian lingkungan hidup, menjaga dan memanfaatkan

alam, terutama hewani dan nabati, untuk kepentingan manusia dan

makhluk lainnya, sayang pada sesama makhluk dan menggali alam

seoptimal mungkin demi kemaslahatan manusia dan alam sekitarnya.26

Muhammad Abdullah dalam bukunya Dustur al-Akhlaq fi al-Islam membagi

akhlak kepada lima bagian :

1. Akhlak Pribadi (al-akhlaq al-fardiyah). Terdiri dari: (a) yang

diperintahkan (al-awamir), (b) yang dilarang (an-nawahi), (c) yang

dibolehkan (al-mubahat) dan (d) akhlak dalam keadaan darurat (al-

mukhalafah bi al-idhthirar).

2. Akhlak Berkeluarga (al-akhlaq al-usariyah). Terdiri dari: (a) kewajiban

timbal balik orang tua dan anak (wajibat nahwa al-ushul wa al-furu’), (b)

kewajiban suami isteri (wajibat baina al-azwaj) dan (c) kewajiban

terhadap karib kerabat (wajibat nahwa al-aqarib).

3. Akhlak Bermasyarakat (al-akhlaq al-ijtima’iyyah). Terdiri dari: (a) yang

dilarang (al-mahzhurat), (b) yang diperintahkan (al-awamir) dan (c)

keadaan- keadaan adab (qawa’id al-adab).

4. Akhlak Bernegara (akhlaq ad-daulah). Terdiri dari: (a) hubungan antara

pemimpin dan rakyat (al-alaqah baina ar-rais wa as-sya’b) dan (b)

26
Aminuddin, dkk., Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), h. 153-155
24

hubungan luar negeri (al-alaqat al-kharijiyyah).

5. Akhlak Beragama (al-akhlaq ad-diniyyah). Yaitu kewajiban terhadap

Allah Swt (wajibat nahwa Allah).27

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Akhlak Manusia

a. Faktor Pembawaan Naluriah (Garizah atau Instink)

Sebagai makhluk biologis, ada faktor bawaan sejak lahir yang menjadi

pendorong perbuatan setiap manusia. Faktor itu disebut dengan naluri atau tabiat

menurut J.J. Rosseau. Lalu mansur Ali Rajab menamakannya dengan fitrah

kemanusiaan (al-fitrah al-insaniyah). Kecenderungan naluriah dapat dikendalikan

oleh akal atau tuntunan agama, sehingga manusia dapat mempertimbangkan

kecenderungannya, apakah itu baik atau buruk. Garizah atau naluri tidak pernah

berubah sejak manusia itu lahir, tetapi pengaruh negatifnya yang bisa

dikendalikan oleh faktor pendidikan atau latihan.

b. Faktor Sifat-sifat Keturunan (Al-Warasah)

Warisan sifat-sifat orang tua kepada keturunannya, ada yang sifatnya

langsung (mubasyarah) dari kedua orang tua kepada anaknya. Dan ada juga yang

tidak langsung (gairu mubasyarah), misalnya sifat-sifat itu tidak langsung turun

kepada anaknya, tetapi bisa menurun kepada cucunya atau anak cucunya. Sifat-

sifat ini juga kadang dari ayah atau dari ibu. Dan kadang anak mewarisi

kecerdasan (sifat al-aqliyah) dari ayahnya, lalu mewarisi sifat baik (sifat al-

khuluqiyah) dari ibunya, atau sebaliknya.

c. Faktor Lingkungan dan Adat Kebiasaan

27
Drs. H. Yunahar Ilyas Lc., Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1999), cet. Ke-
1, h. 5-6
25

Pembentukan akhlak manusia, sangat ditentukan oleh lingkungan alam dan

dengan faktor empiris (pengalaman hidup manusia). Yang mana faktor dari luar

lingkungan sosial (faktor adat kebiasaan). Yang dalam ilmu pendidikan disebut

inilah yang ada kalanya berpengaruh baik dan ada kalanya berpengaruh buruk.

Ketika manusia lahir di lingkungan yang baik, maka pengaruhnya kepada

pembentukan akhlaknya juga baik. Dan ketika ia lahir di lingkungan yang kurang

baik, maka pengaruhnya juga menjadi tidak baik. Maka disinilah pendidikan dan

bimbingan akhlak sangat diperlukan untuk membentuk dan mengembangkan

akhlak manusia.

d. Faktor Agama (Kepercayaan)

Agama bukan saja kepercayaan yang harus dimiliki oleh setiap manusia,

tetapi ia harus berfungsi dalam dirinya untuk menuntun segala aspek

kehidupannya, misalnya berfungsi sebagai suatu sistem kepercayaan, sistem

ibadah dan sistem kemasyarakatan yang terkait dengan nilai akhlak.

Dalam pergaulan kemasyarakayan, selalu diikat dengan suatu norma baik

norma akhlak maupun norma kemasyarakatan. Norma akhlak sangat universal

sifatnya, sedangkan norma kemasyarakatan bersifat lokal dan kondisional, karena

bersumber dari adat kebiasaan masyarakat setempat. Tentu saja, norma

kemasyarakatan harus tunduk kepada norma akhlak, tetapi sifatnya harus

menjabarkan, menerangkan dan menentukan nilai baik yang bersifat universal dari

nilai akhlak.28

5. Perbedaan Akhlak, Moral dan Etika

28
Drs. Mahjuddin, Konsep Dasar Pendidikan Akhlak dalam Al-Qur’an dan Petunjuk
Penerapannya dalam Hadits, (Jakarta: Kalam Mulia, 2000), cet. Ke-1, h. 25-30
26

Istilah dari perkataan akhlak pada masa atau zaman yang sudah maju dan

modern seperti sekarang ini , sering juga disebut dengan kata moral dan etika,

bahkan ada juga yang menyelaraskan dengan kata kesusilaan atau sopan santun.

Istilah-istilah tersebut terasa sudah sangat akrab dan mendunia bahkan berakar di

kalangan masyarakat Indonesia pada umumnya dan di kalangan kaum muslimin

pada khususnya.

Penggunaan atau penggantian kata-kata (istilah) tersebut sah-sah saja

dilakukan, yang terpenting adalah mengetahui dan memahami perbedaan arti dari

kata-kata (istilah) tersebut. Yang dimaksud dengan akhlak adalah ”kelakuan baik-

baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap khaliqnya dan

terhadap manusia”.29

Sedangkan perkataan moral berasal dari bahasa latin ”moras”, jamak dari

kata ”mos” yang berarti adat kebiasaan. Soegarda Poerbakawatja dalam

Ensiklopedi Pendidikan menyebutkan sesuai dengan makna aslinya dalam bahasa

latin (mos), adat-istiadatlah yang menjadi dasar apakah perbuatan seseorang baik

atau buruk. Sementara itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan,

bahwa moral artinya ajaran tentang baik dan buruk yang diterima umum mengenai

perbuatan, sikap, kewajiban, budi pekerti, atau akhlak.30

Di dalam Dictionary of Education dijelaskan bahwa moral adalah a term

used to delimit those characters, traits, intentions, judgments or acts which can

appropriately be designated as right, wrong, good, bad. Yang artinya suatu istilah

29
Soeganda Poerbakawatja A. H. Harahap, Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta : PT Gunung Agung,
1981), Cet. Ke-11, h. 12
30
WJS Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1982), h.
654
27

yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak,

pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakn benar, salah, baik,

buruk.

Di dalam The Advanced Leaner’s Dictionary of Current English

dikemukakan beberapa pengertian moral sebagai berikut :

a. Concerning principles of right and wrong;

b. Good and virtuous;

c. Able to understand the difference between right and wrong;

d. Teaching or illustrating good behaviour.

Artinya:

a. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan benar dan salah;

b. Baik dan buruk;

c. Kemampuan untuk memahami perbedaan antara benar dan salah;

d. Ajaran atau gambaran tingkah laku yang baik.

Dengan keterangan di atas, moral merupakan istilah yang digunakan untuk

memberikan batasan terhadap aktivitas manusia dengan nilai/hukum baik atau

buruk, benar atau salah. Dalam kehidupan sehari- hari dikatakan bahwa orang

yang mempunyai tingkah laku yang baik disebut orang yang bernormal. 31

Sementara itu istilah perkataan etika berasal dari bahasa Yunani ”ethos”

yang berarti kebiasaan, yang dimaksud dalam hal ini, adalah kebiasaan baik atau

buruk. Pada umumnya, dalam kepustakaan dikatakan etika diartikan sebagai ilmu.

31
Drs. Asmaran, AS, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta : CV Rajawali, 1992), Cet. Ke-1, h. 8
28

Sebagaimana telah dijelaskan dalam ensiklopedi pendidikan, bahwa etika adalah

filsafat tentang tata nilai, kesusilaan tentang baik dan buruk. Etika juga dapat

dimaksudkan sebagai cabang filsafat yang mengkaji tentang tingkah laku manusia

untuk menentukan nilai perbuatan baik dan buruk, serta akal pikiranlah yang

digunakan sebagai alat ukurnya.

Etika sebagai salah satu cabang dari filsafat yang mempelajari tingkah

laku manusia untuk menentukan nilai perbuatan tersebut, baik atau buruk, maka

ukuran untuk menentukan nilai itu adalah akal pikiran. Atau dengan kata lain,

dengan akallah orang dapat menentukan baik buruknya perbuatan manusia. Baik

karena akal menentukannya baik atau buruk karena akal memutuskannya buruk.

Dalam hubungan ini Dr. H. Hamzah Ya’qub menyimpulkan dan

merumuskan bahwa etika ialah ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana

yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat

diketahui oleh akal pikiran.32

Kalau dalam pembicaraan moral, untuk menentukan nilai perbuatan

manusia baik atau buruk dengan tolak ukur norma-norma yang hidup di

masyarakat, sedangkan dalam pembahasan etika tolak ukurnya adalah akal

pikiran.

Begitupun istilah etika yang sering disamakan dengan pengertian ilmu

akhlak, namun jika diteliti secara seksama, maka sebenarnya antara keduanya

mempunyai segi-segi perbedaan di samping juga ada persamaannya.

Persamaannya antara lain terletak pada obyeknya, yaitu keduanya sama-sama

32
Hamzah Ya’kub, Etika Islam, (Bandung: CV Diponegoro, 1983), h. 13
29

membahas buruk-baik tingkah laku manusia. Sedang perbedaannya, etika

menentukan buruk-baik perbuatan manusia dengan tolak ukur akal pikiran, ilmu

akhlak menentukannya dengan tolak ukur ajaran agama (al-Qur’an dan al-Hadits).

6. Pembentukan Akhlak Generasi Muda

a. Pengertian Generasi Muda

Hampir semua orang mengerti siapa yang dimaksud dengan generasi muda

(remaja). Namun boleh jadi pengertian mereka tidak sama. Karenanya tidak

mudah menyatukan pendapat orang dari berbagai lingkungan mengenai

pengertian generasi muda (remaja), karena para ahli berbeda pendapat. Perbedaan

itu timbul dari sudut pandang pengertian generasi muda (remaja) menurut

pandangan hukum dan perundang-undangan, menurut pandangan psikologi,

pendidikan, masyarakat dan dari segi ajaran Islam.

Dalam mendefisinikan pengertian ”remaja”, bila ditinjau dari berbagai

istilah asing yang sering dipakai untuk menunjukkan masa remaja (generasi

muda) antara lain : puberty, adolescentia, dan youth. Sedangkan dalam bahasa

indonesia sering digunakan kata pubertas dan remaja (generasi muda). Berikut ini

akan dijelaskan dari pengertian istilah-istilah tersebut :

1) Puberty (inggris) atau puberteit (belanda) dan ”pubertas” berasal dari

bahasa latin. Pubertas berarti kelaki-lakian, kedewasaan yang dilandasi

oleh sifat dan tanda-tanda kelakian.

2) ”Adolescentia” berasal dari bahasa latin, yaitu masa muda (remaja) antara

usia 17 dan 30 tahun.33 Remaja (Adolescence) dalam bahasa latin yang

33
Singgih D. Gunarsa, Psychologi Remaja, (Jakarta: PT Bpk. Gunung Mulia, 1990), h.4
30

diperoleh dari kata kerja adolescere yang berarti untuk tumbuh dan

berkembang menjadi dewasa. Dan dalam pandangan masyarakat, periode

remaja adalah waktu untuk tumbuh dan berkembang serta bergerak dari

ketidak-matangan masa kanak-kanak menuju ke arah kematangan pada

usia dewasa.34

Lain halnya dengan masyarakat maju. Remaja belum dianggap sebagai

anggota masyarakat yang perlu didengar dan dipertimbangkan pendapatnya serta

dianggap belum sanggup bertanggung jawab atas dirinya. Terlebih dahulu mereka

menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kapasitas tertentu, serta

mempunyai kemantapan emosi, sosial dan kepribadian.35

Sementara itu, dilihat dari sudut pandang hukum dan perundang- undngan,

remaja (generasi muda) adalah di atas 12 tahun dan dibawah 18 tahun serta belum

menikah. Maksudnya adalah apabila terjadi suatu pelanggaran hukum dari

seseorang dalam usia tersebut, maka hukum (ganjaran) baginya tidak sama dengan

orang dewasa.

Di samping itu, M. Alisuf Sabri mengungkapkan bahwa: Masa remaja

adalah suatu periode peralihan dari masa kanak-kanak kepada masa dewasa. Ini

berarti anak-anak pada masa ini harus meninggalkan segala sesuatu yang bersifat

kekanak-kanakan dan juga harus mempelajari sikap dan perilaku yang baru

pengganti perilaku dan sikap yang ditinggalakan akibat dari peralihan ini, remaja

bersikap ambivalensi di satu pihak ingin di perlukan seperti orang dewasa, jangan

selalu di perintah seperti anak kecil, tetapi di lain pihak segala kebutuhannya
34
Drs. Zahrotun dkk, Psikologi Perkembangan Tinjauan Psikologi Barat Dan Islam, (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2006), h.105.
35
Zakiah Daradjat, Pembinaan Remaja, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), cet. Ke-4, h. 9
31

masih minta di penuhi seperti halnya anak-anak.36

Adapun pengertian remaja pada dasarnya adalah sama, bahwa remaja

adalah masa peralihan antara kanak-kanak menuju dewasa dimana pada saat itu ia

mengalami kegoncangan jiwa atau sedang berada di atas jembatan goyang.

Dengan demikian secara ringkas dapat dikatakan bahwa masa remaja itu panjang.

Para ahli pendidik dan psikolog condong untuk membaginya kepada dua tahap

yaitu remaja awal dan remaja akhir. Namun usia remaja yang hampir disepakati

oleh banyak ahli jiwa ialah umur 13-21 tahun, sedangkan yang khusus mengenai

perkembangan jiwa agama dapat diperpanjang menjadi 13-24 tahun.37

Masa remaja termasuk masa yang sangat menentukan oleh karena pada

masa ini anak-anak mengalami banyak perubahan pada psikis dan fisiknya.

Terjadinya perubahan kejiwaan menimbulkan kebingungan di kalangan remaja

sehingga masa ini disebut oleh orang barat sebagai periode sturm und drang.

Sebabnya mereka mengalami penuh gejolak emosi dan tekanan sosial yang

berlaku dikalangan masyarakat.38

b. Karakteristik Pada Generasi Muda

Pada masa remaja awal memiliki ciri-ciri khusus yang dapat

dikelompokkakn sebagai berikut:

a. Perasaan dan emosi remaja tidak stabil

b. Mengenai status remaja masih sangat sulit ditentukan

36
M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,
1993), cet. Ke-1, h. 16
37
Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), cet. Ke-15, h. 72
38
Zulkifli L, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), Cet. Ke-X, h.
63.
32

c. Kemampuan mental dan daya pikir mulai agak sempurna

d. Hal sikap dan moral, menonjol pada menjelang akhir remaja awal.

e. Remaja awal adalah masa kritis

f. Remaja awal banyak masalah yang dihadapinya

Adapun ciri-ciri remaja akhir adalah:

a. Stabilitas mulai tumbuh dan meningkat

b. Citra diri dan sikap pandangan lebih realities

c. Perasaannya lebih tenang

d. Dalam menghadapi masalah dihadapi secara lebih matang39

Zakiah Daradjat dalam mengemukakan ciri-ciri dan karakteristik kejiwaan remaja

(generasi muda), mengatakan: Dapat dikatakan bahwa perilaku generasi muda

(remaja) tidak stabil, keadaan emosinya guncang, mudah condong kepada ekstrim,

sering terdorong, bersemangat, peka, mudah tersinggung, pemikiran dan

perhatiannya terpusat pada dirinya. Perhatian kepada diri dan penampilannya

berlebihan, ia berusaha menarik perhatian orang lain, seperti berpakaian secara

mencolok, memilih warna yang tajam dan penampilan yang ”wah” tampak jelas.40

Selain itu, ada beberapa ciri dan karakteristik generasi muda (remaja) yang

perlu di ketahui, antara lain :

1) Pertumbuhan dan perkembangan fisik

Jika dilihat dari pertumbuhan dan perkembangan fisik jelas terlihat, masa

muda (remaja) sedang mengalami perkembangan yang hebat, akibat dari

39
Sahilun A. Nasir, Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problem Remaja, (Jakarta:
Kalam Mulia, 1999), Cet.I, h. 65-66.
40
Zakiah Daradjat, Remaja Harapan dan Tantangan, (Jakarta: Ruhama, 1994), cet. Ke-1, h. 35-36
33

kematangan biologisnya, diantaranya pertumbuhan berat dan tinggi badan yang

cepat, pertumbuhan tanda-tanda seksual primer dan pertumbuhan tanda-tanda

seksual sekunder.

Senada dengan pendapat di atas, Andi Mappiare mengatakan bahwa ciri

pertumbuhan seks primer dan sekunder, adalah sebagai berikut :

Ciri-ciri seks primer, ciri ini membedakan dua jenis kelamin.

Perkembangan organ seks pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah dan bagi

wanita ditandai dengan datangnya haid pertama. Dan ciri-ciri seks sekunder, ciri

ini lebih jelas lagi membedakan antara dua jenis kelamin. Gejala yang di

tunjukkan oleh puber wanita antara lain pinggul membesar dan membulat, buah

dada semakin nampak menonjol, tumbuhnya rambut di daerah alat kelamin,

ketiak, lengan, kaki, suara menjadi lebih merdu dan lain-lain. Sedangkan pada

puber pria antara lain otot-otot tubuh, dada, lengan, paha dan kaki tumbuh kuat.

Tumbuhnya rambut di daerah alat kelamin, betis, kadang-kadang dada dan lain-

lain.41

2) Mengalami perkembangan cara berfikir

Pada masa remaja (generasi muda), cara berfikir sudah mulai berkembang

ke arah pemikiran kausalitas (kemampuan berfikir dengan hubungan sebab

akibat). Selain itu, remaja (generasi muda) sudah mulai berfikir kritis, sehingga ia

akan melawan orang tua, guru, atau lingkungan yang masih menganggapnya

sebagai anak kecil. Mereka telah mampu mengalami hal-hal yang abstrak, serta

mampu pula mengambil kesimpulan yang abstrak dari kenyataan yang dilihatnya.

41
Andi Mappiare, Psikologi Remaja, (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), h.26
34

Sebagai akibat dari kematangan cara berfikir (kecerdasan) itu, mereka akan selalu

menuntut penjelasan yang masuk akal terhadap setiap persoalan.

3) Pertumbuhan pribadi

Mereka sedang mengalami kegoncangan dan ketidakpastian. Dari segi

jasmaniah mereka telah merasa cukup matang dan telah seperti orang dewasa.

Demikian pula dari segi cara berfikir (kecerdasan) mereka telah mampu berfikir

obyektif dan dapat mengambil kesimpulan yang abstrak dari kenyataan yang ada,

tetapi mereka belum mampu berdiri sendiri, belum sanggup mencari nafkah untuk

membiayai diri dan untuk memenuhi segala kebutuhannya. Kebutuhan untuk diri

sendiri semakin meningkat, persaingan dalam mencapai kedudukan di antara

teman-teman semakin berat, sebab syarat-syarat hidup semakin tinggi. Pada saat

seperti ini, perhatian dari jenis lain sangat diharapkan, apabila teman-temannya

dari jenis lain kurang menaruh perhatian, ia akan merasa sedih, mungkin akan

menyendiri atau mencoba melakukan hal-hal yang menarik perhatian.

4) Emosi yang meluap-luap

Keadaan emosi remaja masih labil karena erat kaitannya dengan keadaan

hormon. Terkadang suatu saat ia sedih sekali bahkan sebaliknya, ia juga bisa

marah sekali. Kalau sedang dalam keadaan senang-senang mereka mudah lupa

diri karena tidak mampu menahan emosi yang meluap-luap itu, bahkan generasi

muda (remaja) mudah terbawa arus ke dalam tindakan tidak bermoral, misalnya

remaja yang sedang asyik berpacaran terlanjur hamil sebelum mereka menikah.

5) Perkembangan sosial

Pada usia ini sangat terasa betapa pentingnyapengakuan bagi generasi


35

muda (remaja). Mereka akan merasa sangat sedih, bila diremehkan atau

dikucilkan dari masyarakat dan teman-temannya. Mereka sangat gelisah apabila

dipandang rendah atau diejek oleh teman-temannya terutama teman dari lain jenis.

Sedemikian pentingnya penghargaan dari teman-temannya, maka jika

terjadi pertentangan pendapat antara orang tua dan teman- temannya, biasanya

mereka memihak kepada teman-temannya. ”Emosi remaja lebih kuat dan lebih

menguasai diri mereka daripada fikiran yang realistis”.42

6) Mulai tertarik pada lawan jenis

Secara alamiah, manusia terdiri dari dua jenis kelamin yaitu laki- laki dan

perempuan. Pada masa remaja mereka mulai tertarik dengan lawan jenis, dan

mereka mulai untuk mencari pasangan untuk teman kencan (berpacaran). Mereka

selalu ingin diperhatikan oleh lawan jenis, disayangi, dimanja dan dipuji.

c. Aspek-aspek Perkembangan Kesadaran Beragama Pada Generasi Muda

a. Masa Remaja Awal (Sekitar usia 13-16 tahun)

Pada masa ini terjadi perubahan jasmani yang cepat sehingga

memungkinkan terjadinya kegoncangan emosi, kecerdasan, dan kekhawatiran.

Bahkan, kepercayaan agama yang telah tumbuh pada umur sebelumnya, mungkin

pula mengalami kegoncangan. Kepercayaan kepada Tuhan kadang-kadang sangat

kuat, akan tetapi kadang-kadang menjadi berkurang yang terlihat pada cara

ibadahnya yang kadang-kadang rajin dan kadang-kadang malas. Penghayatan

rohaniyahnya cenderung skeptis (was-was) sehingga muncul keengganan dan

kemalasan untuk melakukan berbagai kegiatan ritual (seperti ibadah shalat) yang

42
Zulkifli L, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), cet. Ke-2, h. 89
36

selama ini dilakukannya dengan penuh kepatuhan.

b. Masa Remaja Akhir (Sekitar usia 17-21 tahun

Secara psikologis, masa ini merupakan permulaan masa dewasa, emosinya

mulai stabil dan pemikirannya mulai matang (kritis). Dalam kehidupan beragama,

remaja sudah mulai melibatkan diri kedalam kegiatan-kegiatan keagamaan.

Remaja sudah dapat membedakan agama sebagai ajaran dengan manusia sebgai

penganutnya di antaranya ada yang shalih dan ada yang tidak shalih. Pengertian

ini memungkinkan dia untuk tidak terpengaruh oleh orang-orang atau mengaku

beragama, namun tidak melaksanakan ajaran agama atau perilakunya bertentangn

dengan nilai agama.43

d. Proses Pembentukan Akhlak Pada Generasi Muda (Remaja)

Bahwasanya akhlak tidak begitu saja mudah terbentuk dalam diri

seseorang, tetapi harus diupayakan melalui proses pembentukan yang cukup lama

dan usaha yang sungguh-sungguh, untuk memberikan pengertian dan pemahaman

akhlak kepada generasi muda. Adapun proses yang dapat dilakukan dalam

pembentukan akhlak genersi muda antara lain yaitu:

a. Melalui pendidikan

Pendidikan sangat besar sekali pengaruhnya terhadap perubahan akhlak

atau prilaku seseorang, sehingga sangat strategis bila dunia pendidikan dijadikan

sebagai pusat perubahan akhlak atau prilaku seseorang dari yang kurang baik

diarahkan menuju pada prilaku yang baik.

Proses pembentukan akhlak pada generasi muda melalui pendidikan, dapat

43
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2004), h. 204-206
37

dilakukan melalui tiga macam pendidikan yaitu:

1) Pranatal Education (Pendidikan sebelum lahir)

Pendidikan ini dilakukan sebelum anak lahir, prilaku orang tua yang Islami

ketika anak masih dalam kandungan sangat besar sekali pengaruhnya terutama

dalam memberikan rangsangan dan pengaruh terhadap anak yang masih dalam

kandungan tersebut. Hal ini dapat dilakukan melalui meningkatkan kualitas

ibadah seperti shalat, membiasakan membaca Al-Qur’an, dzikrullah, membaca

shalawat, dan bertutur kata yang sopan serta lemah lembut.

2) Education by Another (Pendidikan oleh orang lain)

Proses pendidikan ini dilakukan secara langsung oleh orang lain, seperti

orang tua, guru, da’I atau mubaligh dan tokoh masyarakat.

3) Self Education (Pendidikan sendiri)

Proses ini dilakukan melalui kegiatan pribadi tanpa bantuan orang lain,

seperti membaca buku-buku keagamaan dan lain-lain.44

b. Melalui pembiasaan

Kebiasaan adalah perbuatan yang dilakukan secara berulang- ulang, terus

menerus atau secara kontinyu, sehingga mudah dikerjakan oleh seseorang seperti

kebiasaan berjalan, berpakaian, berbicara, berpidato, dan sebagainya. 45

Pembiasaan merupakan proses penanaman kebiasaan. Yang dimaksud

dengan kebiasaan ialah cara-cara bertindak yang persistent, uniform, dan hampir-

hampir otomatis (hampir-hampir tidak disadari oleh pelakunya). Seseorang yang

44
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1994), cet. Ke-1, h.195-199
45
Drs. H.A. Mustafa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2005) cet. Ke-1, h. 96
38

telah mempunyai kebiasaan tertentu akan dapat melaksanakannya dengan mudah

dan senang hati. Bahkan segala sesuatu yang telah menjadi kebiasaan dalam usia

muda sulit untuk diubah dan tetap berlangsung sampai hari tua.46

c. Melalui pergaulan

Pembentukan akhlak pada generasi muda juga dapat dilakukan dengan

cara bergaul dengan orang-orang yang berbudi luhur, karena pergaulan sangat

besar sekali pengaruhnya bagi perkembangan pemikiran remaja. Hal ini

disebabkan karena manusia memiliki sifat ingin meniru dan mencoba apa saja

yang telah dilakukan oleh orang lain.

Seorang yang bergaul dengan pemberani dapat memberikan pengaruh

kebaikan kepada jiwa seseorang yang penakut. Namun, dalam pergaulan sehari-

hari peranan orang tua dan guru atau pendidik sangat besar, terutama sebagai

controling atau yang mengawasi, agar generasi muda tidak salah bergaul.

d. Melalui keteladanan

Akhlak yang baik tidak dapat dibentuk hanya dengan pelajaran, intruksi,

dan larangan, tetapi melalui pendidikan yang disertai contoh teladan yang baik.

e. Melalui Motivasi dan Intimidasi

Motivasi yaitu metode dengan memberikan dorongan agar seseorang

menjadi lebih semangat, seperti contohnya pahala yang dikaitkan dengan surga,

sedangkan intimidasi adalah metode dengan menakut-nakuti atau mematahkan

semangat, seperti contohnya dosa yang dikaitkan dengan neraka. Dalam bahasa

arab Motivasi dan Intimidasi disebut uslub al-targhib wa al-tarhib. Metode ini

46
Drs. Hery Noer Aly, MA., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1999)
39

sesuai tabi’at manusia di manapun dan apapun jenis, warna kulit, ideologinya.

Manusia menurut tabi’atnya bertingkah laku sesuai dengan kadar pengetahuannya

tentang akibat yang mungkin lahir dari tingkah laku dan perbuatannya, apakah

akibat itu membahayakan ataukah bermanfaat dan apakah menyenangkan ataukan

bermanfaat dan apakah menyenangkan ataukah menyengsarakan.

f. Melalui Persuasi

Yang dimaksud dengan metode persuasi ialah meyakinkan peserta didik

tentang suatu ajaran dengan kekuatan akal. Metode ini dalam bahasa arab dikenal

dengan istilah uslub al-iqna’ wa al-iqtina’ ( ‫) اﺳلوب اَلﻗنﺎع و اَلﻗتنﺎع‬.47

g. Memberikan latihan-latihan

Cara latihan ini adalah meliputi pembiasaan disiplin, bertutur kata yang

sopan santun, menolong dan membantu orang lain.

C. Kajian Pustaka

HERUDIN (2008), judul skripsi: ”Peranan Majlis Taklim RISMA (Remaja

Islam Masjid Al-Inayah) Dalam Pembentukan Akhlak Remaja”. (Studi Kasus

Remaja Rt. 06/02 Cipedak Jagakarsa Jakarta Selatan)

SITI MUTHIAH (2006), judul skripsi: ”Peranan Majlis Taklim Al-

Mujahidin Dalam Membentuk Sikap Keagamaan Remaja di Kelurahan Belendung

Batu Ceper Tangerang”.

NURUL QOMAR (2005), judul skripsi: ”Peranan Majlis Tklim IRIKAB

47
Drs. Hery Noer Aly, MA., Ilmu Pendidikan Islam, h. 179-203
40

(Ikatan Remaja Islam Kedaung Barat) Dalam Membina Prilaku Keberagamaan

Remaja di Kelurahan Kedaung Rt. 004/012 Pamulang Tangerang”.

Namun dari ketiga penelitian diatas, ada beberapa perbedaan yang

signifikan dengan skripsi yang peneliti buat. Diantara perbedaan tersebut adalah

terletak pada judul skripsi, objek atau sasaran, serta tempat dilaksanakannya

penelitian.

Selain itu, pada skripsi saudara Herudin tentang Peranan Majlis Taklim

RISMA (Remaja Islam Masjid Al-Inayah) Dalam Pembentukan Akhlak Remaja,

yang dibahas pada penelitiannya itu hanya seputar tentang bagaimana sikap tolong

menolong remaja serta sikap menghormati dan toleransi remaja terhadap orang

lain setelah mengikuti kegiatan majlis taklim. Sedangkan pada skripsi yang

penulis buat membahas tentang bagaimana akhlak generasi muda secara

menyeluruh setelah mengikuti kegiatan pengajian.

Sedangkan pada skripsi saudari Siti Muthiah dan saudara Nurul Qomar,

yang dibahas pada penelitian mereka yaitu tentang sikap serta prilaku

keberagamaan pada remaja setelah mengikuti kegiatan majlis taklim. Sedangkan

pada skripsi yang penulis buat membahas tentang bagaimana akhlak generasi

muda setelah mengikuti kegiatan pengajian.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru

Bekasi, alasan memilih lokasi ini karena mudah dijangkau dan lokasi tersebut

selalu aktif dalam mengadakan kegiatan pengajian remaja. Adapun penelitian ini

dilaksanakan dari bulan Agustus – September 2020.

B. Metode Penelitian

Untuk memudahkan data dan informasi yang akan mengungkapkan

permasalah dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah penelitian

deskriptif analisis yang bersifat kuantitatif.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto, populasi adalah keseluruhan obyek-obyek

penelitian.1 Dengan demikian populasi pada penelitian ini adalah seluruh remaja

yang mengikuti pengajian remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru

Bekasi yaitu sebanyak 60 orang.

2. Sampel

Adapun besarnya sampel yang penulis ambil sebanyak 50 % dari populasi,

yaitu 50 % x 60 orang = 30 orang (Responden). Jadi samplingnya sekitar 30 orang

1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek), (Jakarta : Rineka Cipta,
1996), Cet. Ke-10, h. 115

41
42

responden. Dan pengambilan sampel ini dilakukan dengan menggunakan teknik

random sampling, yaitu dengan cara mengundi.

D. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dari lapangan

adalah :

1. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan langsung ke lapangan guna

mengamati proses pelaksanaan pengajian remaja Kp. Kojengkang Desa

Sirnajaya Serang Baru Bekasi.

2. Wawancara, yaitu pengambilan data dengan menggunakan tanya jawab

yang ditujukan kepada pembina pengajian remaja Kp. Kojengkang Desa

Sirnajaya Serang Baru Bekasi, serta pihak lain yang terlibat dalam

pelaksanaan kegiatan pengajian remaja tersebut. Metode ini digunakan

untuk mendapatkan data dan informasi yang berkaitan dengan kondisi

obyektif tentang pengajian remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang

Baru Bekasi.

3. Angket, yakni angket yang pada setiap itemnya sudah tersedia berbagai

alternatif jawaban, sehingga responden dapat memilih salah satu alternatif

jawaban yang ada. Penulis menyebarkan angket kepada anggota pengajian

remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi untuk

mendapatkan data mengenai berbagai kegiatan keagamaan yang

dilaksanakan di pengajian remaja tersebut.

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Agar data yang terkumpul dapat terbaca dan penelitian ini dapat dipercaya,
43

maka data tersebut harus dianalisis sehingga diperoleh kesimpulan. Adapun teknik

analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kualitatif,

yaitu teknik deskriptif non statistik, guna menganalisis data-data yang bersifat non

angka atau berwujud konsep - konsep dan keterangan - keterangan dengan

menggunakan berfikir deduktif dan induktif, dan rumus yang digunakan adalah :

P = F x 100 %
N

Keterangan :

P = Angka presentasi

F = Jumlah frekuensi/Jumlah Subyek

N = Number of cases/Jumlah individu

Sedangkan dalam pengolahan data-data yang sudah terkumpul, penulis

menggunakan metode statistik deskriptif dengan kategori presentase sebagai

berikut:

Skor 1% - 25 % = Tidak efektif

Skor 26% - 50 % = Kurang efektif

Skor 51% - 75 % = Efektif

Skor 76% - 100 % = Sangat efektif


BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

1. Sejarah dan Tujuan berdirinya Pengajian Remaja Kp. Kojengkang

Menurut data yang diperoleh dan berdasarkan hasil wawancara penulis

dengan ketua Pengajian Remaja Kp. Kojengkang diperoleh keterangan bahwa,

Pengajian Remaja Kp. Kojengkang didirikan sejak bulan september tahun 2010.

yang mana pada awalnya, Pengajian Remaja Kp. Kojengkang bermula dari

sebuah organisasi kecil yang bernama Ikatan Pemuda Kp. Kojengkang, yang

berdiri sejak tahun 2000. Seiring dengan kemajuan dan perkembangan zaman

serta bertambahnya fasilitas baik tenaga edukatif maupun administratif dengan

dorongan dari masyarakat sekitar untuk membuat suatu pengajian. Maka kami

dengan para senior Ikatan Pemuda Kp. Kojengkang pada saat itu, membuat suatu

gagasan untuk mengadakan suatu pengajian yang dibentuk sebagai wadah bagi

para remaja untuk menambah ilmu, terutama ilmu agama, serta sebagai wadah

penggerak dalam mengadakan kegiatan-kegiatan yang positif. Dan semenjak

dibentuknya suatu pengajian remaja di Kp. Kojengkang ada perubahan nama

organisasi tersebut, yang awalnya Ikatan Pemuda Kp. Kojengkang sekarang

menjadi Ikatan remaja Masjid Kp. Kojengkang (IRMASKO). Dan alhamdulillah

pengajian itu masih berjalan hingga sekarang.

Adapun tujuan didirikannya Pengajian Remaja Kp. Kojengkang adalah

agar terbinanya kehidupan beragama dalam kalangan generasi muda serta

44
45

mengusahakan tercapaianya cita-cita generasi muda ke arah perbaikan dalam

bidang pendidikan dan kesejahteraan, juga untuk memepererat ukhuwah

Islamiyah diantara para generasi muda dan senantiasa mendidik para generasi

muda untuk menjadi manusia yang bertaqwa, berakhlak mulia, menghayati dan

mengamalkan ajaran Islam, terhindar dari lingkungan yang negatif baik dari segi

sosial, agama dan budaya, memiliki kepribadian yang mantap dan dapat

bertanggung jawab terhadap pendidikan, keluarga dan masyarakat hingga

mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.

2. Keadaan Kepengurusan dan Anggota Pengajian

Pada kepengurusan yang sekarang dibawah kepemimpinan saudara

Nurdin, Pengajian Remaja Kp. Kojengkang dibina oleh Bpk. Isak Sarbinih, S.Pd.I

dan Bpk. Ust. Jeje yang merupakan tokoh masyarakat di sekitar pengajian.

Adapun keanggotaan Pengajian Remaja Kp. Kojengkang sekarang berjumlah 60

orang.

3. Faktor yang melatarbelakangi berdirinya Pengajian Remaja Kp.

Kojengkang

Pada dasarnya faktor yang melatarbelakangi berdirinya Pengajian Remaja

Kp. Kojengkang adalah adanya kekhawatiran terhadap generasi muda (remaja)

yang kurang mendapat perhatian yang membuat mereka kurang berakhlak, kurang

memperhatikan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang muslim dan adanya

kekahawatiran mengenai kondisi zaman yang terus berkembang yang sewaktu-

waktu bisa menjerumuskan mereka ke dalam pergaulan yang salah, yang nantinya

akan menyebabkan keterbelakangan moral dan keterpurukan akhlak. Oleh karena


46

itu, Pengajian Remaja Kp. Kojengkang sebagai suatu wadah pendidikan bagi

generasi muda berkeinginan untuk mengarahkan para generasi muda agar lebih

maju dan lebih berakhlak lagi guna menyongsong era globalisasi.

4. Materi dan Metode yang digunakan

Materi atau bahan pelajaran yang diajarkan di Pengajian Remaja Kp.

Kojengkang adalah:

a. Materi tentang akhlak, yang meliputi:

1) Pertumbuhan dan perkembangan remaja dalam pergaulan terutama dalam

bertutur kata, berbusana dan sopan santun serta menghormati orang lain.

2) Perubahan sikap dari remaja menuju kedewasaan dari cara berfikir dan

bertingkah laku.

3) Materi tentang ibadah, meliputi:

Tata cara beribadah dan pengalamannya di masyarakat.

4) Berorganisasi secara Islami di lingkungan generasi muda

Sedangkan metode dalam menyampaikan materi tersebut di atas, adalah

metode langsung atau ceramah, tanya jawab, dan diskusi.

Dari berbagai metode yang dilakukan di Pengajian Remaja Kp.

Kojengkang dalam penyampaian materi, khususnya materi tentang akhlak, juga

masih terdapat beberapa proses yang dapat dilakukan dalam pembentukan akhlak

generasi muda, antara lain yaitu:

1) Melalui pembiasaan

2) Melalui pergaulan

3) Melalui keteladanan
47

4) Melalui pemberian latihan-latihan

Sementara itu jamaah yang mengikuti Pengajian Remaja Kp. Kojengkang

adalah para remaja dari lingkungan RT 004/002, yaitu dari wilayah sekitar

(anggota tetap), dan para remaja dari luar wilayah atau undangan (anggota tidak

tetap).

Dalam pelaksanaan kegiatan di Pengajian Remaja Kp. Kojengkang

tersebut terdapat beberapa faktor pendukung dan penghambat, yaitu:

a. Faktor Pendukung

1) Orang tua yang aktif dan selalu mendukung terhadap kegiatan-kegiatan

remaja

2) Guru pembimbing atau pembina yang profesional, yang mengerti benar

tentang apa yang dibutuhkan oleh remaja

3) Remaja itu sendiri yang harus mengerti benar siapa dia?, kenapa dia dan

bagaimana seharusnya dia?

b. Faktor Penghambat

1) Keadaan ekonomi remaja terbatas

2) Sarana lingkungan yang kurang mendukung

3) Masih rendahnya kesadaran disiplin waktu

5. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Pengajian Remaja Kp.

Kojengkang masih sangat sederhana, di pengajian ini hanya mempunyai

kelengkapan administrasi, sound system, piring dan gelas. Adapaun tempat

pengajian mengambil tempat di Masjid Jami Miftahul Huda yang berada di


48

wilayah Kp. Kojengkang RT.004/002 Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi.

6. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Pengajian Remaja Kp.

Kojengkang antara lain:

a. Pengajian mingguan yang dilaksanakan setiap malam Jum’at

b. Pengajian bulanan (masih vakum)

c. Peringatan hari besar Islam

d. Bakti sosial

e. Kunjungan ke pengajian-pengajian lain (study comperative)

Seluruh kegiatan di atas dikelola dan dilaksanakan oleh para pengurus

pengajian, anggota dan masyarakat sekitar.

7. Struktur Organisasi Pengajian Remaja Kp. Kojengkang

Kepengurusan Pengajian Remaja Kp. Kojengkang pada periode 20019-

2020 adalah sebagai berikut:

Pembina
Isak Sarbinih, S.Pd.I
Ust. Jeje

Ketua

Nurdin

Wakil Ketua

Andriansyah
Sekretaris Bendahara

Wahyu Prakas Yandi Firmansyah


49

Sie. Materi Sie. Konsumsi Sie. Materi


Edi J Ujang Wildan Ade Permono
Anita Zahra Intan Selvia

ANGGOTA

B. Analisis Data

Sebelum menganalisa data tentang kegiatan pengajian remaja kp.

Kojengkang dan kontribusinya terhadap pembentukan akhlak generasi muda di

Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi, penulis perlu

menginformasikan bahwa pertanyaan atau angket yang disebar kepada responden

terbagi menjadi empat kategori yang terdiri atas:

a. Kategori A terdiri dari 5 pertanyaan tentang materi dan metode dalam

pengajian remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi.

b. Kategori B terdiri dari 3 pertanyaan tentang keaktifan mengikuti

pengajian remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi.

c. Kategori C terdiri dari 8 pertanyaan tentang kontribusi pengajian remaja

Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi dalam

memberikan keteladanan dalam pembentukan akhlak generasi muda

kepada Allah SWT, dan kepada sesama manusia.

d. Kategori D terdiri dari 4 pertanyaan tentang kontribusi pengajian

remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi dalam

memberikan pembiasaan dalam pembentukan akhlak generasi muda.

Berikut ini penulis akan menganalisa data yang telah penulis kumpulakan

dari penelitian tersebut.


50

a. Materi dan Metode Pengajaran

Tabel 1: Materi yang diberikan dalam Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa

Sirnajaya Serang Baru Bekasi

N = 30

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

1 Tauhid/aqidah 4 13,33
2 Fiqih/ibadah 3 10,00
3 Akhlak/budi pekerti 22 73,33
4 Tafsir 1 3,33
Jumlah 30 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar jama’ah menyatkan

materi yang sering diberikan di pengajian remaja adalah akhlak atau budi pekerti

(73,33 %), sebagian kecil menyatakan tauhid atau aqidah (13,33 %), dan sebagian

kecil lainnya Fiqih atau ibadah (10,00 %), sedangkan yang menyatakan tafsir

hanya sedikit sekali (3,33 %).

Berdasarkan tabel di atas, berarti materi yang diberikan dalam pengajian

remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi adalah materi

keagamaan yang bervariasi, namun yang paling dominan adalah penyampaian

materi tentang akhlak.

Tabel 2: Keutamaan Materi Akhlak dalam Pengajian Remaja Kp. Kojengkang

Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi

N = 30
51

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

1 Sangat diutamakan 20 66,66


2 Diutamakan 7 23,33
3 Biasa-biasa saja 3 10,00
4 Tidak diutamakan - -
Jumlah 30 100

Data tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar menjawab materi

yang disampaikan sangat mengutamakan materi tentang akhlak (66,66 %) dan

hanya sebagian kecil saja yang menyatakan diutamakan (23,33 %), sementara itu

sebagian kecil lainnya menyatakan biasa-biasa saja (10,00 %), bahkan tidak ada

satu orang jama’ah pun yang menyatakan tidak diutamakan.

Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh suatu gambaran bahwa pada

umumnya Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi

sangat dominan memberikan materi tentang akhlak, walaupun masih bersifat

umum. Hal ini dapat dilihat dari 90,00 % responden yang menjawab sangat

mengutamakan materi tentang akhlak.

Tabel 3: Intisari materi akhlak yang disampaikan dalam Pengajian Remaja Kp.

Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi

N = 30

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


1 Akhlak kepada teman 6 20,00
2 Akhlak kepada Rasul 1 3,33
52

3 Akhlak kepada Malaikat 3 10,00


4 Akhlak sepada Allah dan manusia 20 66,66
Jumlah 30 100

Data tabel di atas menunjukkan, bahwa sebagian besar materi akhlak yang

disampaikan di Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru

Bekasi mencakup akhlak terhadap Allah dan sesama manusia (66,66 %). Sebagian

kecil menyatakan akhlak kepada teman (20,00 %) dan sebagian kecil lainnya

menjawab akhlak kepada Malaikat (10,00 %), serta hanya sedikit sekali yang

menyatakan akhlak kepada Rasul (3,33 %).

Dengan demikian berarti materi akhlak yang diberikan di Pengajian

Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi adalah terpokus

(terbatas) pada akhlak kepada Allah dan sesama manusia. Dengan begitu

diharapkan, akan terwujud hubungan yang dinamis baik secara vertikal

(Hablumminallah), maupun hubungan horizontal (Hablumminannas).

Tabel 4: Pemilihan metode yang tepat dalam penyampaian materi akhlak

N = 30

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

1 Sangat diutamakan 16 53,33


2 Diutamakan 8 26,66
3 Kadang-kadang 5 16,66
4 Tidak pernah 1 3,33
Jumlah 30 100
53

Dari data tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menjawab

pemilihan metode yang tepat adalah hampir setengahnya menyatakan sangat

diutamakan (53,33 %), hanya sebagian kecil yang menyatakan diutamakan (26,66

%) dan yang menyatakan kadang-kadang (16,66 %), dan sebagian kecil lainnya

menyatakan tidak pernah (3,33 %).

Tabel 5: Metode yang lazim digunakan Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa

Sirnajaya Serang Baru Bekasi

N = 30

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

1 Ceramah 14 46,66
2 Tanya jawab 5 16,66
3 Diskusi 2 6,66
4 Kombinasi metode yang ada 9 30,00
Jumlah 30 100

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar metode yang

digunakan di Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru

Bekasi adalah dengan menggunakan metode ceramah (46,66 %), sebagian kecil

dengan menggunakan metode yang ada (30,00 %), dan sebagian kecil lainnya

menggunakan metode tanya jawab (16,66 %), serta hanya sedikit sekali yang

menyatakan menggunakan metode diskusi (6,66 %).

Berdasarkan tabel tersebut di atas, dapat diketahui bahwa penyampaian

materi di Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi
54

lebih cenderung menggunakan metode ceramah, tetapi kadang-kadang

mengkombinasikan dengan metode yang ada, yakni metode tanya jawab, diskusi

dan yang lainnya. Agar tidak menimbulkan kejenuhan pada setiap anggota atau

jama’ah yang mengikuti pengajian tersebut.

b. Keaktifan mengikuti Pengajian

Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Kelurahan Sirnajaya Serang Baru

Bekasi merupakan salah satu lembaga pendidikan non formal yang bersifat

otonom yang berdomisili di lingkungan Kp. Kojengkang dan mendapatkan

sambutan yang cukup baik dari para remaja. Hal ini dapat dilihat dari tabel

berikut:

Tabel 6: Keaktifan mengikuti Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya

Serang Baru Bekasi

N = 30

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

1 Sering sekali 7 23,33


2 Sering 14 46,66
3 Kadang-kadang 9 30,00
4 Tidak pernah - -
Jumlah 30 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar remaja mengikuti

Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi dengan

sering (46,66 %), hanya sebagian kecil yang kadang-kadang mengikutinya (30,00

%), dan sebagian kecil lainnya menyatakan sering sekali (23,33 %), dan bahkan

tidak ada yang tidak pernah mengikuti pengajian.


55

Berdasarkan tabel di atas, hal ini menyatakan bahwa rutinitas remaja

dalam mengikuti Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru

Bekasi.

Tabel 7: Motivasi mengikuti Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya

Serang Baru Bekasi

N = 30

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

1 Kemauan sendiri 26 86,66


2 Kemauan orang tua - -
3 Ajakan teman 4 13,33
4 Peraturan lingkungan - -
Jumlah 30 100

Tabel di atas menunjukkan hampir seluruh remaja yang mengikuti

Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi adalah

atas kemauan sendiri (86,66 %), tidak ada paksaan dari pihak lain, dan hanya

sebagian kecil saja yang menyatakan mengikuti pengajian tersebut atas ajakan

teman (13,33 %), bahkan tidak ada yang menyatakan atas kemauan orang tua

maupun karena peraturan lingkungan.

Berdasarkan tabel di atas berarti bahwa kesadaran yang dimiliki oleh para

remaja dalam mengikuti pengajian sudah cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat lebih

dari separuhnya jama’ah yang menjawan atas kemauan sendiri (86,66 %) dari

jama’ah yang ada saat ini.


56

Tabel 8: Aktifitas di Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang

Baru Bekasi menyita waktu atau tidak

N = 30

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

1 Menyita 1 3,33
2 Kadang-kadang 11 36,66
3 Biasa-biasa saja 14 46,66
4 Tidak menyita sama sekali 4 13,33
Jumlah 30 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa setengah jama’ah Pengajian

Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi menyatakan bahwa

dalam mengikuti pengajian biasa-biasa saja (46,66 %), hanya sebagian kecil yang

menjawab kadang-kadang (36,66 %), dan sebagian kecil lainnya yang menyatakan

tidak menyita waktu mereka sama sekali (13,33 %), dan sedikit sekali yang

menyatakan menyita waktu mereka (3,33 %).

c. Keteladanan dalam pembentukan akhlak remaja kepada Allah dan

sesama Manusia

Tabel 9: Aktifitas dalam melaksanakan shalat berjama’ah

N = 30

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

1 Sering sekali 4 13,33


2 Sering 17 56,66
3 Kadang-kadang 8 26,66
57

4 Tidak Pernah 1 3,33


Jumlah 30 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa jama’ah Pengajian Remaja Kp.

Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi yang sering melaksanakan shalat

berjama’ah lebih dari setengahnya (56,66 %), yang selalu menyatakan kadang-

kadang (26,66 %), sebagian kecil menyatakan sering sekali (13,33 %), dan

sebagian kecil lainnya menyatakan tidak pernah (3,33 %).

Berdasarkan tabel di atas membuktikan bahwa Pengajian Remaja Kp.

Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi membawa pengaruh besar dalam

pembentukan akhlak kepada Allah, terutama dalam hal ibadah shalat. Dan dapat

dikatakan pula, bahwa kesadaran dalam menjalankan shalat secara jama’ah cukup

baik.

Tabel 10: Aktifitas melaksanakan puasa Ramadhan

N = 30

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

1 Sering sekali 14 46,66


2 Sering 12 40,00
3 Kadang-kadang 4 13,33
4 Tidak pernah - -
Jumlah 30 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa hampir seluruh jama’ah Pengajian

Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi sering sekali
58

melaksanakan puasa di bulan suci Ramadhan (46,66 %), hanya sebagian kecil

yang menyatakan sering (40,00 %), sebagian kecil lainnya kadang-kadang (13,33

%), dan bahkan tidak ada yang tidak pernah. Dengan demikian para jama’ah telah

menyadari akan kewajibannya menjalankan puasa di bulan suci Ramadhan.

Tabel 11: Kegiatan membayar zakat maal (harta)

N = 30

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

1 Sering sekali 11 36,66


2 Sering 13 43,33
3 Kadang-kadang 5 16,66
4 Tidak pernah 1 3,33
Jumlah 30 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa lebih dari separuh jama’ah Pengajian

Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi menyatakan sering

membayar zakat maal (43,33 %), sebagian kecil menyatakan sering sekali (36,66

%), sebagian kecil lainnya kadang-kadang (16,66 %), dan hanya sedikit sekali

yang menyatakan tidak pernah (3,33 %).

Dari tabel di atas dapat diperoleh gambaran, bahwa para jama’ah telah

menyadari akan hak dan kewajiban mereka atas harta yang dikaruniakan Allah

kepada mereka. Bahwa di dalam harta mereka terdapat hak orang lain.

Tabel 12: Pernyataan sikap dalam menghadapi kenyataan yang tidak sesuai

dengan keinginan
59

N = 30

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

1 Diserahkan sepenuhnya kepada Allah 8 26,66


2 Sabar 20 66,66
3 Putus asa - -
4 Tidak menerima 2 6,66
Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar sikap jama’ah

Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi dalam

menghadapi kenyataan yang tidak sesuai dengan keinginan bersabar (66,66 %),

hanya sebagian kecil saja yang diserahkan sepenuhnya kepada Allah (26,66 %),

dan sebagian kecil lainnya yang tidak menerima (6,66 %) serta tidak ada yang

berputus asa.

Dengan demikian, berarti sikap jama’ah Pengajian Remaja Kp.

Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi dalam menghadapi kenyataan

yang tidak sesuai dengan keinginan adalah sangat positif.

Tabel 13: Sikap dalam menghadapi suatu musibah

N = 30

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

1 Menerima dengan ikhlas 27 90,00


2 Menyesal kemudian sadar 3 10,00
3 Putus asa - -
60

4 Menyalahkan orang lain - -


Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hampir seluruh jama’ah

Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi dalam

menghadapi suatu musibah adalah menerima dengan ikhlas (90,00 %), hanya

sedikit sekali yang menyatakan menyesal kemudian sadar (10,00 %), dan tidak

ada yang berputus asa, bahkan tidak ada yang sampai menyalahkan orang lain.

Tabel 14: Perasaan dalam melaksanakan suatu kebaikan

N = 30

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

1 Semata-mata karena Allah 23 76,66


2 Kadang-kadang ingin dilihat orang 4 13,33
3 Ingin dilihat orang 2 6,66
4 Ingin dipuji orang 1 3,33
Jumlah 30 100

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir seluruh jama’ah Pengajian

Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi ketika melaksanakan

suatu kebaikan adalah semata-mata karena Allah SWT (76,66 %), sebagian kecil

saja yang kadang-kadang ingin dilihat orang (13,33 %), sebagian kecil lainnya

menyatakan ingin dilihat orang (6,66 %), dan hanya sedikit sekali yang

menyatakan ingin dipuji orang (3,33 %).


61

Berdasarkan tabel di atas, dapat dikatakan bahwa mereka telah memahami

akan perbuatan yang diridhoi Allah, yaitu bila melaksanakan suatu perbuatan

hendaklah semata-mata karena Allah dengan mengharapkan ridha-Nya dan

mengharapkan curahan ganjaran pahala dari-Nya. Bukan karena ingin dilihat

orang lain ataupun karena ingin dipuji oleh orang lain.

Tabel 15: Sikap dalam memanfaatkan harta yang berlebihan

N = 30

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

1 Disedekahkan dan digunakan semestinya 21 70,00


2 Disedekahkan sebagian 5 16,66
3 Bersedekah bila ada yang minta 4 13,33
4 Tidak bersedekah - -
Jumlah 30 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar sikap jama’ah

Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi terhadap

harta yang berlebihan adalah disedekahkan dan digunakan sebagaimana mestinya

(70,00 %), hanya sedikit yang menyedekahkan sebagian hartanya (16,66 %), dan

sebagian kecil lainnya bersedekah bila ada yang minta (13,33 %), serta tidak ada

yang tidak bersedekah.

Berdasarkan tabel di atas membuktikan bahwa mereka telah mengetahui

dan memahami bahwa pada harta yang mereka miliki terdapat hak orang lain yang

harus mereka berikan. Hal ini menunjukkan bahwa mereka mempunyai kesadaran
62

yang tinggi dan bernilai positif.

Tabel 16: Musyrik merupakan salah satu dosa besar

N = 30

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

1 Sangat setuju 19 63,33


2 Setuju 8 26,66
3 Ragu-ragu - -
4 Tidak setuju 3 10,00
Jumlah 30 100

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir seluruh jama’ah Pengajian

Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi sangat setuju bahwa

musyrik adalah termasuk salah satu dosa besar (63,33 %), hanya sebagian kecil

yang setuju (26,66 %), sebagian kecil lainnya tidak setuju (10,00 %), dan tidak

ada yang ragu bahwa musyrik adalah dosa besar.

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa para jama’ah Pengajian Remaja

Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi telah percaya dan meyakini

bahwa Allah SWT adalah Maha Kuasa, Maha Esa, dan tiada sekutu bagi-Nya.

Oleh karena itu, bagi siapa saja yang menyekutukan-Nya, berarti telah melakukan

dosa besar.

d. Pembiasaan dalam pembentukan akhlak generasi muda

Berdasarkan fenomena yang ada, bahwa Pengajian Remaja Kp.

Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi ternyata sangat berperan dalam
63

hal pembentukan akhlak generasi muda khususnya para jama’ah pengajian

tersebut.

Pengetahuan yang didapatkan para jama’ah Pengajian Remaja Kp.

Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari dalam segala aktivitas mereka. Hal ini dapat dilihat berdasarkan data

yang berhasil dikumpulkan penulis melalui angket, seperti pada tabel di bawah ini

Tabel 17: Menolong orang lain yang sedang dalam kesulitan

N = 30

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

1 Sangat sering 4 13,33


2 Sering 14 46,66
3 Kadang-kadang 12 40,00
4 Tidak pernah - -
Jumlah 30 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar jama’ah Pengajian

Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi sering menolong

orang lain yang sedang dalam kesulitan (46,66 %), hanya sebagian kecil saja yang

kadang-kadang melakukannya (40,00 %), dan sebagian kecil lainnya sangat sering

(13,33 %), bahkan tidak ada yang tidak pernah menolong orang lain yang sedang

dalam kesulitan.

Tabel 18: Sikap terhadap tetangga yang mendapatkan kenikmatan atau

kebahagiaan
64

N = 30

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

1 Merasa senang 3 10,00


2 Berprasangka jelek - -
3 Biasa-biasa saja 27 90,00
4 Merasa iri - -
Jumlah 30 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa para jama’ah Pengajian Remaja

Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi biasa-biasa saja ketika

mengetahui tetangganya mendapatkan kenikmatan atau kesenangan (90,00 %),

dan kurang dari setengahnya merasa senang (10,00 %), bahkan tidak ada yang

berprasangka jelek atau buruk maupun merasa iri.

Tabel 19: Sikap terhadap tetangga yang berbeda agama

N = 30

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

1 Menghormati 27 90,00
2 Sangat menghormati 3 10,00
3 Tidak menghormati - -
4 Sangat tidak menghormati - -
Jumlah 30 100

Begitu pula sikap terhadap tetangga yang berbeda agama. Mereka

menyatakan, mengakui dan menghormati tetangga walaupun berbeda agama


65

(90,00 %), dan adapula yang menyatakan sangat menghormatinya (10,00 %).

Dengan demikian, tidak ada yang tidak menghormatinya, apalagi yang sangat

tidak menghormatinya.

Hal ini membuktikan bahwa Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa

Sirnajaya Serang Baru Bekasi membawa pengaruh besar dalam membentuk

akhlak generasi muda Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi,

terutama akhlak kepada Allah dan kepada sesama manusia.

Tabel 20: Kontribusi Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang

Baru Bekasi dalam memberikan pendidikan, pengajaran, pembiasaan dan

keteladanan

N = 30

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

1 Sangat besar 13 43,33


2 Besar 7 23,33
3 Biasa-biasa saja 9 30,00
4 Tidak ada kontribusi sama sekali 1 3,33
Jumlah 30 100

Data tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang menjawab setelah

mereka mengikuti Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang

Baru Bekasi menyatakan sangat besar (43,33 %), sedangkan yang menjawab

biasa-biasa saja (30,00 %), dan responden yang menjawab besar (23,33 %),

sementara yang menyatakan tidak ada kontribusi sama sekali hanya (3,33 %).
66

Berdasarkan data tabel di atas sebagian besar responden mengakui bahwa

Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi

mempunyai kontribusi besar dalam pembentukan akhlak generasi muda Kp.

Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi. Hal ini dapat dilihat (66,66 %)

responden yang menjawab berpengaruh. Sedangkan responden yang menjawab

biasa-biasa saja (30,00 %) dan responden yang menyatakan tidak ada pengaruhnya

sama sekali hanya sebagian kecil saja (3,33 %).

C. Interpretasi Data

Dari keseluruhan tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar

responden menyatakan Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang

Baru Bekasi mempunyai kontribusi yang sangat besar dalam pembentukan akhlak

generasi muda Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi. Hal ini dapat

dilihat dari (selalu dan sering), sedangkan sebagian kecil responden menyatakan

bahwa Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi

hanya mempunyai sedikit kontribusi dalam pembentukan akhlak generasi muda

Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi, hal ini juga dapat dilihat

dari sebagian kecil jawaban responden yang menyatakan negatif (kadang- kadang

dan tidak pernah).

Jika dilihat dari segi pendidikan, pengajaran, menanamkan pembiasaan

dan keteladanan, keberadaan Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya

Serang Baru Bekasi merupakan salah satu lembaga atau wadah yang dapat

membantu meningkatkan sikap mental spritual dan akhlak khususnya bagi para
67

generasi muda. Oleh karena itu, Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa

Sirnajaya Serang Baru Bekasi dianggap mempunyai kontribusi yang sangat besar

terutama dalam pembentukan akhlak generasi muda.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan perumusan masalah yang dibuat, serta hasil penelitian dan

analisis data yang ada, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa: Kegiatan

Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi, dianggap

mempunyai kontribusi yang sangat besar terhadap pembentukan akhlak generasi

muda di wilayah Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi, karena

telah memberikan dampak yang positif terhadap masyarakat dan remaja

khususnya. Hal ini dapat dilihat dari sikap para remaja yang baik dan upaya-upaya

yang dilakukan oleh Pengajian tersebut dalam pembentukan akhlak generasi

muda, seperti menanamkan kebiasaan yang positif, terutama dalam betutur kata

yang sopan, lemah lembut, berpakaian yang benar, dan saling menghormati serta

menghargai antara yang satu dengan yang lainnya.

Selain itu, bentuk kontribusi Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa

Sirnajaya Serang Baru Bekasi yaitu sebagai wadah pembinaan dan pengembangan

kehidupan beragama dalam rangka membentuk masyarakat yang bertaqwa kepada

Allah SWT, dan juga berakhlak mulia, serta wadah sillaturrahmi yang

menghidupsuburkan Syi’ar Islam.

Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi

juga mampu mengubah sikap dan prilaku remaja ke arah yang lebih baik sesuai

dengan tuntunan dan ajaran Islam.

68
69

Dengan demikian, eksistensi dan keberadaan Pengajian Remaja Kp.

Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi dianggap mempunyai kontribusi

yang sangat besar terhadap pembentukan akhlak generasi muda Kp. Kojengkang

Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi, terutama dilihat dari kemajuan di bidang

akhlak yang mulia, baik akhlak terhadap Allah SWT, maupun akhlak terhadap

sesama manusia. Walaupun kemajuan yang ada tidak seperti yang diharapkan

dalam kajian teoritis.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Pengajian Remaja yang

terletak di Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi, telah dapat

penulis simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas. Bertolak dari

kesimpulan tersebut, maka dengan kerendahan hati penulis menyarankan beberapa

hal sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada para pengurus Pengajian Remaja Kp. Kojengkang

Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi agar lebih selektif lagi dalam memilih

tenaga pengajar yang memang benar-benar kompeten di bidangnya,

sehingga dapat meningkatkan mutu dan kualitas Pengajian Remaja

tersebut.

2. Hendaklah Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang

Baru Bekasi lebih memperhatikan dan mengutamakan materi yang benar-

benar dibutuhkan oleh jama’ah khususnya dan masyarakat pada umumnya

serta menggunakan metode yang pariatif agar tidak menimbulkan

kemonotonan dan kejenuhan, sehingga lebih efektif dalam mencapai


70

tujuan.

3. Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh Pengajian Remaja Kp.

Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi hendaklah lebih

bervariasi sehingga menarik minat para jama’ah untuk ikut mengikuti dan

menghadirinya.

4. Diperlukan bimbingan dan pengawasan serta kontrol penuh dari pembina,

orang tua, maupun masyarakat terhadap perkembangan prilaku generasi

muda (remaja) di Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi.


DAFTAR PUSTAKA

Ahnad, Muhammad, Tauhid Ilmu Kalam, Bandung : CV. Pustaka Setia, 1998.

Alawiyah, Tutty, AS, Strategi Dakwah di Lingkungan Majlis Taklim, Bandung:


Mizan, 1997.

Ali M, Hasan, Tuntunan Akhlak, Jakarta : Bulan Bintang, 1979.

Al Ghazali, Muhammad, Akhlak Seorang Muslim, Semarang: Adi Grafika, 1993

Aly, Hery Noer, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1999

Aminuddin, dkk., Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002

Anwar, Rosihan, Ajaran dan Sejarah Islam unuk Anda, Jakarta : Pustaka Jaya,
1984.

Ardani, Moh., Nilai-nilai Akhlak/Budi Pekerti dalam Ibadat, Jakarta: CV Karya


Mulia, 2001

Arifin M, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), Jakarta : Bumi Aksara,
2000.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek), Jakarta :


Rineka Cipta, 1996.

Asmoroman, AS, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta : CV Rajawali, 1992.

Aziz Abd. Dahlan, et al., Ensiklopedi Islam, Jakarta : PT Ichtiar Baru Van Hoeve,
1994.

Daradjat, Zakiah, Ilmu Agama, Jakarta : Bulan Bintang, 1970.

Daradjat, Zakiah, Pembinaan Remaja, Jakarta: Bulan Bintang, 1982

Daradjat, Zakiah, Remaja Harapan dan Tantangan, Jakarta: Ruhama, 1994

Daradjat, Zakiah, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1996

Depag RI, al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta : Proyek Pengadaan Kitab Suci
al- Qur’an, 1983/1984

71
72

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang : CV. Toha Putra,
1989

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Jakarta : Ichtiar Baru


Van Hoeve, 1997.

Gunarsa, Singgih D., Psychologi Remaja, Jakarta: PT Bpk. Gunung Mulia, 1990

Huda, Nurul, Pedoman Majelis Taklim, Jakarta : KODI, 1990.

Ilyas, Yunahar, Kuliah Akhlaq, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1999

Karim Zaidan, Abdul, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, Jakarta : Media Dakwah, 1984.

Mahjuddin, Konsep Dasar Pendidikan Akhlak dalam Al-Qur’an dan Petunjuk


Penerapannya dalam Hadits, Jakarta: Kalam Mulia, 2000

Mappiare, Andi, Psikologi Remaja, Surabaya: Usaha Nasional, 1982

Ma’luf, Lamis, Al-Munjid fi Al-Lughah wal A’lam, Beirut : Darul Masyriq, 1998.

Mustofa, H.A., Akhlak Tasawuf, Bandung: Pustaka Setia, 2005

Nasir, Sahilun A., Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problem


Remaja, Jakarta: Kalam Mulia, 1999

Nata, Abudin, Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006

Poerwadarminta, WJS, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: PN Balai


Pustaka, 1982

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1994

Sabri, M. Alisuf, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta:


Pedoman Ilmu Jaya, 1993

Salim, Abdullah, Akhlak Islam Membina Rumah Tangga dan Masyarakat,


Jakarta: Media Dakwah, 1994

Supriadi, dkk., Buku Ajar Pendidikan Agama Islam, Jakarta: CV Grafika Karya
Utama, 2001

Usman, Basyiruddin, Metode Pembelajaran Agama Islam, Jakarta : Ciputat Pers,


2002.

Umary, Barmawie, Materia Akhlak, Solo : CV Ramadhani, 1993.


73

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Bahasa Indonesia Depdikbud, Kamus


Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1998.

Poerbakawatja, Soeganda, Harahap, Ensiklopedi Pendidikan, Jakarta : PT Gunung


Agung, 1981.

Yusuf, Syamsu, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: PT


Remaja Rosdakarya, 2004

Yunus, Mahmud, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta : Hidakarya


Agung, 1996.

Zahrotun dkk, Psikologi Perkembangan Tinjauan Psikologi Barat Dan Islam,


Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006

Zulkifli L, Psikologi Perkembangan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003


LAMPIRAN
LAMPIRAN I

KONSEP PENELITIAN

1. Profil Pengajian

2. Sejarah Berdirinya

3. Tujuan Didirikannya

4. Faktor Yang Melatarbelakangi Berdirinya

5. Struktur Organisasi

6. Sarana dan Prasarana

7. Kegiatan Pengajian

a. Materi Pengajian

b. Metode Pengajian

c. Faktor Pendukung dan Penghambat

8. Kegiatan Kegiatan Yang Dilaksanakan


LAMPIRAN II

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

2) Data Pribadi

Nama : Anggih Firmansyah

Tempat, tanggal lahir : Bekasi, 01 November 1998

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Kp. Kojengkang, RT 004/002 Desa Sirnajaya

Kecamatan Serang Baru Kabupaten Bekasi

3) Data Pendidikan Formal

a. SDN Sirnajaya 02 Serang Baru Bekasi tahun 2004 – 2010 (berijazah)

b. MTs Darul Mu’allamah Serang Baru Bekasi tahun 2010 – 2013

(berijazah)

c. MA Darul Mu’allamah Serang Baru Bekasi tahun 2013 – 2016

(berijazah)

d. STAI Shalahuddin Al-Ayyubi Jakarta tahun 2016 – 2020

4) Data Pendidikan Non Formal

a. Pondok Pesantren Darul Mu’allamah tahun 2010 – 2018


LAMPIRAN III

ANGKET PENELITIAN

“KEGIATAN PENGAJIAN REMAJA DAN KONTRIBUSINYA


TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK GENERASI MUDA DI KP.
KOJENGKANG DESA SIRNAJAYA SERANG BARU BEKASI”

PETUNJUK UMUM
1. Dalam menjawab berilah tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban yang
sesuai dengan keadaan saudara/i
2. Penelitian atau angket ini bertujuan ilmiah, tidak ada maksud lain kecuali untuk
mengumpulkan data dalam rangka menyelesaikan studi kesarjanaan Strata Satu (S1)
3. Atas perhatian dan kesediaan saudara/i kami ucapkan terima kasih

PERTANYAAN
A. Materi dan Metode Pengajaran

1. Materi yang diberikan dalam Pengajian


a. Tauhid/aqidah c. Fiqih/ibadah
b. Akhlak/budi pekerti d. Tafsir
2. Keutamaan Materi Akhlak dalam Pengajian
a. Sangat diutamakan c. Diutamakan
b. Biasa-biasa saja d. Tidak diutamakan
3. Intisari materi akhlak yang disampaikan dalam Pengajian
a. Akhlak kepada teman c. Akhlak kepada Malaikat
b. Akhlak kepada Rasul d. Akhlak sepada Allah dan manusia
4. Akhlak sepada Allah dan manusia
a. Sangat diutamakan c. Kadang-kadang
b. Diutamakan d. Tidak pernah
5. Metode yang lazim digunakan Pengajian Remaja
a. Ceramah c. Diskusi
b. Tanya jawab d. Kombinasi metode yang ada
B. Keaktifan mengikuti Pengajian

6. Keaktifan mengikuti Pengajian Remaja


a. Sering sekali c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
7. Motivasi mengikuti Pengajian Remaja
a. Kemauan sendiri c. Ajakan teman
b. Kemauan orang tua d. Peraturan lingkungan
8. Aktifitas di Pengajian Remaja
a. Menyita c. Biasa-biasa saja
b. Kadang-kadang d. Tidak menyita sama sekali

C. Keteladanan dalam pembentukan akhlak remaja kepada Allah dan


sesama Manusia

9. Aktifitas dalam melaksanakan shalat berjama’ah


a. Sering sekali c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
10. Aktifitas melaksanakan puasa Ramadhan
a. Sering sekali c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah

11. Kegiatan membayar zakat maal (harta)


a. Sering sekali c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
12. Pernyataan sikap dalam menghadapi kenyataan yang tidak sesuai dengan
keinginan
a. Sabar c. Tidak menerima
b. Putus Asa d. Diserahkan sepenuhnya kepada
Allah

13. Sikap dalam menghadapi suatu musibah


a. Menerima dengan ikhlas c. Putus asa
b. Menyesal kemudian sadar d. Menyalahkan orang lain
14. Perasaan dalam melaksanakan suatu kebaikan
a. Semata-mata karena Allah c. Ingin dilihat orang
b. Kadang-kadang ingin dilihat orang d. Ingin dipuji orang

15. Sikap dalam memanfaatkan harta yang berlebihan


a. Disedekahkan dan digunakan c. Bersedekah bila ada
Semestinya yang minta
b. Disedekahkan Sebagian d. Tidak bersedekah
16. Musyrik merupakan salah satu dosa besar
a. Sangat setuju c. Ragu-ragu
b. Setuju d. Tidak setuju

D. Pembiasaan dalam pembentukan akhlak generasi muda


17. Menolong orang lain yang sedang dalam kesulitan
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
18. Sikap terhadap tetangga yang mendapatkan kenikmatan atau kebahagiaan
a. Merasa senang c. Biasa-biasa saja
b. Berprasangka jelek d. Merasa iri
19. Sikap terhadap tetangga yang berbeda agama
a. Menghormati c. Tidak menghormati
b. Sangat menghormati d. Sangat tidak menghormati
20. Kontribusi Pengajian Remaja
a. Sangat besar c. Biasa-biasa saja
b. Besar d. Tidak ada kontribusi sama
sekali
IKATAN REMAJA MASJID KOJENGKANG (IRMASKO)
MASJID JAMI MIFTAHUL HUDA
Kp. Kojengkang RT.004/002, Ds. Sirnajaya, Kec. Serang Baru, Kab. Bekasi

SURAT KETERANGAN
Nomor: 109.1/SK/IRMASKO/MH/2020

Yang bertanda tangan dibawah ini, Penyelenggara Pengajian Ikatan Remaja


Masjid Kp. Kojengkang (IRMASKO) Desa Sirnajaya Kecamatan Serang Baru
Kabupaten Bekasi, menerangkan bahwa:

Nama : Anggih Firmansyah


NIM : 201639503
Program : Strata Satu {S1)
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Almamater : STAI Shalahuddin Al-Ayyubi Jakarta
Alamat : Kp. Kojengkang RT. 004/002 Desa Sirnajaya
Kecamatan Serang Baru Kabupaten Bekasi

Adalah benar mahasiswa yang telah mengadakan penelitian di Pengajian


Ikatan Remaja Masjid Kp. Kojengkang (IRMASKO) Desa Sirnajaya Kecamatan
Serang Baru Kabupaten Bekasi, dalam rangka pengumpulan data-data dan fakta
yang berkaitan dengan skripsi yang ia susun dengan judul “Kegiatan Pengajian
Remaja Dan Kontribusinya terhadap Pembentukan Akhlak Generasi Muda Di
Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi” dengan Teknik penelitian
deskriptif analisis yang bersifat kuantitatif.
Demikian surat keterangan ini kami buat dengan sebenarnya agar
bersangkutan sebagaimana mestinya.

Bekasi, 20 Desember 2020


Ketua
Ikatan Remaja Masjid Kp. Kojengkang
(IRMASKO)

Nurdin

Anda mungkin juga menyukai