Skripsi
Diajukan Kapada Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI)
Shalahuddin Al-Ayyubi Jakarta Untuk Memenuhi Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
OLEH :
ANGGIH FIRMANSYAH
NIM : 201639503
Yang mengesahkan,
ii
PENGESAHAN PANITIA SIDANG MUNAQQOSYAH
Skripsi ini telah diterima sebagi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana Pendidikan islam pada program Strata Satu (S1), jurusan Pendidikan
Agama Islam.
Jakarta, 16 Januari 2021 M
03 Jumadil Akhirah 1442 H
Sidang Munaqosyah
Ketua, Sekretaris,
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Anggih Firmansyah
iv
KEGIATAN PENGAJIAN REMAJA DAN KONTRIBUSINYA
TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK GENERASI MUDA DI
KP. KOJENGKANG DESA SIRNAJAYA SERANG BARU BEKASI
Anggih Firmansyah
NIM : 201639503
ABSTRAK
Pengajian merupakan salah satu bentuk pendidikan non formal yang ada di
masyarakat Islam dan merupakan satu-satunya bentuk institusional pendidikan
Islam yang pertama kali dan bertahan hingga sekarang, yang di dalamnya terdapat
beberapa kegiatan keagamaan yang mengkaji berbagai macam disiplin ilmu untuk
memperoleh tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Di antara materi yang diajarkan
di Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi adalah
pelajaran akhlak yang bertujuan untuk membentuk akhlak pada generasi muda.
Adapun upaya Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang
Baru Bekasi dalam membentuk akhlak generasi muda adalah dengan cara
memberikan pendidikan, pengajaran, pembiasaan dan keteladanan terhadap
jama’ah (anggota) pengajian remaja tersebut.
Penelitian dalam skripsi ini dimaksudkan untuk mengetahui tentang
seberapa besar kontribusi Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya
Serang Baru Bekasi dalam pembentukan akhlak generasi muda. Untuk itu
metodologi penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi objektif
mengenai: Bagaimana perubahan akhlak generasi muda setelah mengikuti
kegiatan pengajian tersebut?. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
pendekatan Deskriptif Analisis.
Adapun subjek panelitiannya adalah Remaja Kp. Kojengkang Desa
Sirnajaya Serang Baru Bekasi khususnya yang berada dilingkungan RW 004 dan
RW 002. Pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan cara (1) Observasi
(2) Wawancara (3) Menyebar angket.
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, maka Pengajian Remaja Kp.
Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi, dianggap mempunyai kontribusi
yang besar terhadap pembentukan akhlak generasi muda di wilayah Kp.
Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi, karena telah memberikan
dampak yang positif terhadap masyarakat dan remaja khususnya. Hal ini dapat
dilihat dari sikap para remaja yang baik dan upaya-upaya yang dilakukan oleh
pengajian tersebut dalam pembentukan akhlak generasi muda, seperti
menanamkan keteladanan, kebiasaan yang positif, terutama dalam betutur kata
yang sopan, lemah lembut, berpakaian yang benar, dan saling menghormati serta
menghargai antara yang satu dengan yang lainnya.
v
KATA PENGANTAR
ini, Shalawat dan Salam semoga terscurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
banyak tedapat kekurangan dan kelemahan yang penulis miliki. Namun berkat
adanya dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat
kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya Skripsi ini. Ucapan
Al-Ayyubi Jakarta.
vi
5. Kepada ketua Pengajian Ikatan Remaja Masjid Kp. Kojengkang
6. Kepada Ayah dan Ibu tercinta (Bapak Agen Suganda dan Ibu
skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis mengharapkan kritik dan saran
konstruktif agar penulis bisa lebih baik lagi untuk penyusunan yang akan datang,
Penulis
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ………………………………………………………………………...v
viii
6. Materi dan Metode Pengajian …………..……………………..……11
ix
7. Struktur Organisasi …………………………………….………….48
A. Kesimpulan ……………………………………………………………….68
B. Saran ……………………………………………………………………69
LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
melanjutkan estafet perjuangan bangsa. Oleh karena itu, masa depan atau maju
mundurnya suatu bangsa berada di tangan generasi muda. Dengan kata lain,
apabila generasi mudanya baik, maka suatu negara akan maju dan berkembang,
dan sebaliknya, jika generasi mudanya buruk, maka negarapun akan mundur
bahkan hancur.
menuju dewasa, dimana dalam dunia mereka sedang dirundung oleh rasa ego
yang amat tinggi yang amat membutuhkan arahan dan bimbingan. Generasi muda
(remaja) yang memiliki rasa ingin tahu tidak cukup hanya diberikan siraman
rohani yang isinya sejumlah doktrin agama yang harus ditelan mentah-mentah,
melainkan doktrin-doktrin agama ini harus ditelaah lebih dalam sehingga generasi
muda benar-benar telah megetahui mengapa mereka harus memilih Islam sebagai
pedoman hidupnya.
tingkah laku, misalnya banyak remaja yang terlibat dalam tindakan kriminal,
lainnya lagi. Berkaiatan hal tersebut maka seseorang harus memiliki ilmu tentang
1
2
pendidikan Agama Islam, khususnya tentang akhlak dan moral, sehingga dengan
moralitas yang tinggi yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Kurangnya
pendidikan agama dalam diri seseorang dapat menyebabkan rusaknya akhlak dan
dapat membentuk kepribadian yang lebih baik yang terwujud dalam sikap dan
ini benar-benar menjadi bagian dari pribadinya yang akan menjadi pengendali
tentang manusia. Dalam pandangan Islam, setiap manusia yang lahir membawa
fitrah Allah SWT. Manusia diciptakan Allah SWT disertai dengan naluri
beragama yaitu agama tauhid. Jika ada segelintir orang yang tidak beragama,
maka hal ini tidak pantas. Mereka itu hanyalah korban dari pengaruh lingkungan
manusia termaktub dan telah diatur didalamnya. Disamping itu, Islam juga
merupakan pandangan hidup (way of life), Islam juga mewajibkan kepada para
terkandung didalamnya, sebagaimana yang telah disinyalir oleh Allah SWT pada
1
Zakiah Daradjat, Ilmu Agama, (Jakarta : Bulan Bintang, 1970), Cet. Ke-14, h. 107
2
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang : CV. Toha Putra, 1989), h. 645
3
beberapa abad yang silam, seperti yang termaktub dalam al-Qur’an surat Ali
ۡ ۡ ۡ ۡ ۡ ِّ ۡ ۡ ۡ ِّ ۡ ۡ ِّ ۡ ۡ ِّ ۡ ۡ ۡ ۡ
ۡك ُه ُۡم ال ُمفلِّ ُح ۡون
َۡ ف َويَن َه ۡو َنۡ َع ِّۡن ال ُمن َك ِّۡرؕ َواُولِٰٕٓٮ
ۡ الَ ۡي َوََي ُم ُرو َۡن ِبل َمع ُرو
ۡ لَۡ َولتَ ُك ۡنۡ ِّمن ُك ۡۡم اَُّمةۡ يَّدعُو َۡن ا
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang
kepada Allah SWT. Perlu juga ditanamkan akhlak yang mulia. Karena akhlak
tidak begitu saja mudah terbentuk dalam diri seseorang, tetapi harus diupayakan
melalui proses pembentukan yang cukup lama dan usaha yang sungguh-sungguh.
Dalam pembentukan akhlak generasi muda harus disertai dengan contoh dan suri
tauladan yang baik, dengan pembiasaan yang dilakukan secara kontinyu dan
pendidikan umum dan juga memilki berbagai sarana dan prasarana material yang
dapat kita lihat bentuk dan wujudnya dalam komponen pendidikan misalnya
3
Depag RI, al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta : Proyek Pengadaan Kitab Suci al- Qur’an,
1983/1984), h. 93
4
(keluarga), dan non formal (masyarakat). Masjid merupakan salah satu komponen
pendidikan agama Islam juga sebagai pusat dakwah atau penyebaran agama Islam.
sangat tergantung pada metode (manhaj) yang digunakan sebagai media dakwah.
Media dakwah yang dapat digunakan banyak sekali macamnya diantaranya dapat
Salah satu bentuk pendidikan non formal yang ada di masyarakat Islam
institusional pendidikan Islam sejak pertama kali dan dapat bertahan hingga
Sirnajaya Serang Baru Bekasi ada kegiatan pengajian remaja sebagai wadah
dukungan dari para tokoh masyarakat. Dukungan itu berupa bantuan moril
4
Kuntowijoyo, Dinamika Sejarah Umat Islam Indonesia, (Yogyakarta, Shalahudin Press, 1994),
cet. Ke-2, h. 133
5
sebaik-baiknya.
upaya mendidik dan membentuk akhlak para generasi muda yang ada di
lingkungan sekitarnya? Hal ini belum banyak diketahui orang. Oleh karena itu,
maka penulis mencoba untuk meneliti mengenai hal tersebut yang diberi judul,
Bekasi”
remaja merupakan masalah yang selalu menarik dan aktual untuk dikaji.
perhatian secara khusus agar tidak terjerumus dalam ketiadaan moral yang
pedesaan merupakan salah satu wadah untuk membina dan membangun mental
dan spiritual masyarakat. Hal ini sangat baik jika kita dapat mengetahui dan
melihat lebih dalam tentang keadaan pengajian remaja terutama bagi remaja
B. Identifikasi Masalah
kegiatan pengajian.
C. Pembatasan Masalah
permasalahan yang ada hanya pada konsep kegiatan pengajian remaja dan
D. Perumusan Masalah
ilmiah ini dirumuskan dalam satu rumusan yaitu : Bagaimana Kontribusi Kegiatan
Baru Bekasi.
F. Sistematika Penulisan
sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan, Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang
BAB II Tinjauan Teoritis, Dalam bab ini terdiri dari dua sub pokok pembahasan
yang terdiri dari pengertian dan tujuan akhlak, dan tentang perbedaan
BAB III Metodologi Penelitian, Bab ini memuat tentang tempat dan waktu
BAB IV Penyajian Dan Pembahasan Hasil Penelitian, Bab ini terdiri dari dua
yang terdiri dari sejarah berdiri dan tujuan pengajian, keadaan ustadz
yang terdiri dari analisis data dan interpretasi data tentang kegiatan
BAB V Penutup, Dalam bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Deskripsi Teori
1. Pengertian Pengajian
Secara bahasa kata pengajian berasal dari kata dasar ”kaji” yang berarti
pelajaran (terutama dalam hal agama). Yang selanjutnya pengajian adalah : (1)
ajaran dan pengajaran, (2) pembacaan Al-Qur’an.1 Kata pengajian itu terbentuk
dengan adanya awalan ”pe” dan akhiran ”an” yang memiliki dua pengertian :
pertama sebagai kata kerja yang berarti pengajaran, yakni pengajaran ilmu-ilmu
agama Islam, dan kedua sebagai kata benda yang menyatakan tempat, yaitu
banyak istilah yang digunakan, seperti pada masyarakat sekarang dikenal dengan
majlis ta’lim.2
Ta’lim, oleh karenanya didalam musyawarah Majlis Ta’lim se-DKI Jakarta tahun
Taklim (Pengajian) adalah lembaga pendidikan Islam non formal yang memiliki
kurikulum tersendiri, diselenggarakan secara berkala dan teratur, dan diikuti oleh
jamaah yang relatif banyak, dan bertujuan untuk membina dan mengembangkan
hubungan manusia yang santun dan serasi antara sesamanya, dan antara manusia
1
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Bahasa Indonesia Depdikbud, Kamus Besar bahasa
Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1998), Cet. Ke-1, h. 378
2
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, (Jakarta : Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997),
Cet. Ke-4, Jilid 3, h. 120
9
10
Allah SWT.3
salah satu bentuk pendidikan non formal yang ada di masyarakat Islam dan
2. Ciri-ciri Pengajian
Adapun ciri-ciri khusus yang dimiliki pengajian yaitu : adanya kiyai atau
ustadz, adanya jamaah atau peserta, adanya sarana serta materi pelajaran.
3. Fungsi Pengajian
satu lembaga sosial yang ada di masyarakat yang turut serta untuk menata
(b) Fungsi pengajian sebagai pendidikan adalah pendidikan non formal, dimana
4. Tujuan Pengajian
3
Nurul Huda, Pedoman Majelis Taklim, (Jakarta : KODI, 1990), h. 5
11
b. Memberikan semangat dan nilai ibadah yang meresapi seluruh kegiatan hidup
5. Peranan Pengajian
dan tabligh yang Islami coraknya, yang berperan sentral pada pembinaan dan
peningkatan kualitas hidup umat Islam sesuai tuntunan ajaran agama dan lainnya
Sesuai tuntunan ajaran agama Islam yaitu iman dan taqwa yang melandasi
a. Materi Pengajian
4
M. Habib Chirzin, Pesantren dan Pembaharuan, (Jakarta : LP3ES, 1983), Cet. Ke-3, h.77
5
M. Arifin, M. Ed., Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), (Jakarta : Bumi Aksara, 2000),
Cet. Ke-4, h. 119-120
12
pembacaan Al-Qur’an dengan tajwidnya, Tafsir Qur’an dan Hadits, Fiqh, Tauhid,
1. Tauhid
Tuhan dan hal-hal yang berhubungan dengan-Nya.7 Tauhid ini berisi tentang
pengajaran keimanan yang meliputi rukun iman enam, serta ajaran untuk
mengEsakan Allah SWT. Ajaran Tauhid dapat diperluas lagi dengan manifestasi
rukun iman, yakni dengan cara mengamalkan ajaran Tauhid yang tampak dalam
nilai dan sikap hidup manusia dalam kehidupan sehari-hari, tidak sekedar
mengetahuinya saja.
2. Fiqih
Pengajaran fiqih mencakup dua bidan, yaitu Fiqih Ibadah, yakni yang
puasa, zakat, haji, memenuhi nazar dan lain-lain. Dan kedua, Fiqih Muammalah
6
Abd. Aziz Dahlan, et al., Ensiklopedi Islam, (Jakarta : PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994), Cet.
Ke-1, h. 120
7
Muhammad Ahnad, Tauhid Ilmu Kalam, (Bandung : CV. Pustaka Setia, 1998), Cet. Ke-1, h. 9
13
3. Tafsir Qur’an
ayat Al-Qur’an berisi tentang ajaran tauhid, hukum, akhlak, sejarah, fiqih dan
pengetahuan umum. Sebagai seorang muslim harus mengetahui isi dari Al-Qur’an
4. Hadits
Hadits merupakan perkataan, perbuatan dan taqrir Nabi atau yang lebih
dikenal dengan istilah Sabda Rasulullah. Hadits atau sunnah berisikan hal-hal
sedang dibahas.
5. Akhlak
Pelajaran akhlak dapat dibagi menjadi tiga bagian, yakni akhlak manusia
kepada Allah SWT, akhlak manusia kepada manusia lainnya dan akhlak manusia
6. Tarikh
semangat pasrah umat Islam sekarang ini, karena pelajaran tarikh itu
14
7. Bahasa Arab
Pelajaran bahasa Arab ini dapat membantu bagi jamaah agar dapat membaca
sesudah mati, amal ibadah yang mencakup segala sesuatu yang bernilai ibadah
seperti masalah pembinaan keluarga berencana, koperasi, krisis moral dan lain-
lain. Dalam buku dasar-dasar ilmu dakwah, karangan Abdul Karim Zaidan
dinyatakan bahwa materi-materi yang biasanya diajarkan oleh sang ustadz (guru)
meliputi Aqidah, Akhlak dan Ibadah. Ketiga dasar ini menjadi kajian utama dalam
b. Metode Pengajian
dengan metode maka tujuan pengajaran dapat tercapai dengan baik. Seorang guru
(ustadz) dituntut agar menguasai metode pengajaran, agar materi pelajaran yang
8
Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta : Hidakarya Agung, 1996),
Cet. Ke-10, h. 17
9
Abdul Karim Zaidan, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, (Jakarta : Media Dakwah, 1984), Cet. Ke-2, h.
44
15
dapat dipakai dalam sebuah pengajian (majlis ta’lim), hal ini tergantung kepada
kecocokan antara materi dan metodenya. Terkadang dalam mengajar seorang guru
tidak hanya mengunakan satu metode saja, tapi dapat menggunakan berbagai
metode sekaligus. Hal ini tergantung dari kemampuan guru dalam menyampaikan
lazim digunakan secara lisan dari guru kepada muridnya. 11 Metode ini seringkali
digunakan dalam sebuah pengajian, dimana guru (ustadz) menjelaskan materi dan
dan ceramah khusus; yaitu pengajar dan jamaah sama-sama aktif dalam bentuk
diskusi.12
2) Metode Halaqah
sedangkan murid duduk pula. Guru dan semua murid harus memegang kitab,
10
Rosihan Anwar, Ajaran dan Sejarah Islam Untuk Anda, (Jakarta : Pustaka Jaya, 1984), Cet. Ke-
3, h. 70
11
Basyiruddin Usman, Metode Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta : Ciputat Pers, 2002), Cet.
Ke-1, h. 34
12
Abd. Aziz Dahlan, et al., Ensiklopedi..., h. 21
16
3) Metode Drill
Dalam suatau pengajian metode ini biasanya untuk memperaktekkan apa yang
telah diajarkan pengajar. Metode ini biasa digunakan untuk materi pembacaan
tanya jawab sangat tepat digunakan atau dipakai untuk lebih memusatkan atau
oleh guru, untuk menyelingi ceramah atau untuk meluruskan perhatian jama’ah
pada tujuan.
5) Metode Latihan
ketangkasan. Metode ini baik sekali dipakai dalam pengajaran al- Qur’an atau
untuk membaca kitab-kitab selain al-Qur’an. Metode ini juga sangat baik
atau hadits dan kecakapan asosiasi seperti menyambung huruf dan lain-lain.
13
Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan..., Cet. Ke-2 h. 57
17
6) Metode Diskusi
Metode diskusi muncul dalam dunia pendidikan karena banyak hal atau
metode halaqah dan metode campuran. Dari berbagai metode yang ada diatas
dapat dipakai secara satu persatu dan dapat pula dipakai secara bersamaan, yang
dikenal dengan metode campuran, sesuai dengan kondisi dan situasi yang
dihadapi pengajar. Biasanya seorang guru dapat memilih metode yang mana saja.
Yang terpenting baginya jamaah (pendengar) dapat dengan mudah mengerti isi
1. Pengertian Akhlak
Kata “akhlak” berasal dari bahasa Arab, yaitu ﺧﻠﻖdan jamaknya اﺧﻼقyang
artinya secara etimologi adalah tingkah laku, perangai, tabi’at, watak, moral dan
budi pekerti. Sedangkan Lamis Ma’luf dalam al- Munjid fi-al-lughah wal A’lam
Akhlak merupakan sifat yang tumbuh dan menyatu di dalam diri seseorang.
Dari sifat yang ada itulah terpancar sikap dan tingkah laku perbuatan seseorang,
seperti sifat sabar, kasih sayang, atau sebaliknya pemarah, benci karena dendam,
14
Lamis Ma’luf, Al-Munjid fi Al-Lughah wal A’lam, (Beirut : Darul Masyriq, 1998), Cet. Ke-28, h.
194
18
bentuk jamak) tidak terdapat di dalam ayat-ayat al-Qur’an, kecuali hanya dalam
bentuk tunggalnya yaitu kata khuluq. Seperti yang terdapat dalam Surat al-Qalam
ayat 4 :
اللقۡﺣﺎلۡللنفﺲۡداعيةۡﻬﻟﺎۡالۡاﻓعﺎﻬﻟﺎمنﻏيۡﻓكروۡروية
Artinya : ”Akhlak adalah daya kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan-
perbuatan dengan mudah dan spontan, tanpa dipikir dan direnungkan lagi”.17
Jadi, akhlak adalah sifat-sifat yang dibawa oleh manusia sejak lahir dan
tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir berupa
perbuatan baik atau buruk sesuai dengan pembinaannya.18 Apabila akhlak dan
tingkah laku perbuatan yang baik di dalam kehidupan seseorang itu, maka dia
15
K.H. Abdullah Salim, Akhlak Islam Membina Rumah Tangga dan Masyarakat, (Jakarta: Media
Dakwah, 1994), cet. Ke-4, h. 5
16
Drs. Supriadi, dkk., Buku Ajar Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: CV Grafika Karya Utama,
2001), cet. Ke-2, h. 95
17
Prof. Dr. H. Abudin Nata, M.A., Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006),
cet. Ke-1, h. 3
18
Drs. Asmaran, AS, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta : CV Rajawali, 1992), Cet. Ke-1, h. 1
19
akan memperoleh hasil yang baik pula. Semua persoalan dan segala urusan yang
diucapkan dan disampaikannya akan diterima dan diikuti oleh jama’ahnya. Dia
akan memperoleh bantuan di dalam setiap pekerjaannya, dan dia pun akan
Kuat atau lemahnya iman seseorang dapat diukur dan diketahui dari
prilaku akhlaknya. Karena iman yang kuat mewujudkan akhlak yang baik dan
mulia, sedang iman yang lemah mewujudkan akhlak yang jahat dan buruk laku,
mudah terkilir pada perbuatan keji yang akan merugikan dirinya sendiri dan orang
lain.
menjelaskan bahwa dalam jiwa manusia terdapat dua fitrah, yang baik dan yang
buruk.
Pertama: Fitrah yang baik mendorong kepada kebaikan yang bermanfaat bagi
mengetahui bahwa kebenaran itu adalah berkembangnya fitrah yang baik dalam
Kedua: Disamping fitrah yang baik didalam jiwa ada kecondongan yang buruk,
sehingga jiwa merasa kecewa dengan kejahatannya dan merasa sedih dengan
melakukannya. Karena kecenderungan yang buruk itu menyeret jiwa keluar dari
jalur jalan yang benar, sehingga mewujudkan perbuatan yang membawa bencana
20
2. Tujuan Akhlak
tujuan berakhlak adalah “Supaya hubungan kita (umat Islam) dengan Allah SWT
dan sesama makhluk selalu terpelihara dengan baik dan harmonis”.20 Sedangkan
tujuan akhlak dalam Islam adalah ”agar setiap orang berbudi pekerti (berakhlak),
bertingkah laku (tabi’at), berperangai atau beradat istiadat yang baik, yang sesuai
segala hal yang baik dan terpuji seperti sopan santun, bijaksana, ikhlas, jujur, baik
tingkah lakunya, manis tutur katanya, dapat menghindari perbuatan yang tercela
seperti angkuh, sombong, iri hati, hasud, menggunjing orang lain, dan lain-lain.
Namun sebaliknya, apabila seseorang telah memilki akhlak yang mulia, maka ia
telah berbuat baik kepada seluruh makhluk-Nya. Sebagaimana firman Allah SWT
Artinya: ”Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah
berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
19
Muhammad Al Ghazali, Akhlak Seorang Muslim, (Semarang: Adi Grafika, 1993), cet. Ke-4, h.
40
20
Barmawie Umary, Materia Akhlak, (Solo : CV Ramadhani, 1993), Cet. Ke-11, h. 2
21
M. Ali Hasan, Tuntunan Akhlak, (Jakarta : Bulan Bintang, 1979), h. 9
21
itu mempunyai tujuan langsung yang dekat yaitu harga diri dan tujuan jauh ialah
memperoleh keridhaan Allah SWT, melalui perbuatan amal shoeh dan jaminan
tujuan akhlak adalah ”hendak menciptakan manusia sebagai makhluk yang tinggi
sempurna jasmani dan rohani. Yang hendak dikendalikan oleh akhlak adalah
tindakan lahir, akan tetapi oleh karena tindakan lahir itu tidak dapat terjadi bila
tidak didahului oleh gerak batin atau tindakan hati, maka tindakan lahir dan gerak-
3. Pembagian Akhlak
Secara garis besar akhlak dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
yang senantiasa berada dalam kontrol Ilahiyah yang dapat membawa nilai-
nilai positif dan kondusif bagi kemaslahatan umat, seperti sabar, jujur,
optimis, suka menolong orang lain, suka bekerja keras dan lain-lain.
dalam kontrol Ilahiyah, atau berasal dari hawa nafsu yang berada dalam
22
Depag RI, Al-qur’an dan Terjemahnya, h. 623
22
lain-lain.23
a. Akhlak kepada Allah (khalik), antara lain beribadah kepada Allah, berdzikir
kepada Allah, berdo’a kepada Allah, tawakal kepada Allah, tawadhu’ kepada
Allah. Titik tolak akhlak terhadap Allah pengakuan dan kesadaran bahwa
tiada Tuhan melainkan Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji demikian Agung
menjangkau hakikat-Nya.25
23
Aminuddin, dkk., Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), h. 153
24
Drs. H.A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), cet. Ke-3, h. 147
25
Prof. Dr. H. Moh. Ardani, Nilai-nilai Akhlak/Budi Pekerti dalam Ibadat, (Jakarta: CV Karya
Mulia, 2001), h.43
23
mukhalafah bi al-idhthirar).
timbal balik orang tua dan anak (wajibat nahwa al-ushul wa al-furu’), (b)
26
Aminuddin, dkk., Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), h. 153-155
24
Sebagai makhluk biologis, ada faktor bawaan sejak lahir yang menjadi
pendorong perbuatan setiap manusia. Faktor itu disebut dengan naluri atau tabiat
menurut J.J. Rosseau. Lalu mansur Ali Rajab menamakannya dengan fitrah
kecenderungannya, apakah itu baik atau buruk. Garizah atau naluri tidak pernah
berubah sejak manusia itu lahir, tetapi pengaruh negatifnya yang bisa
langsung (mubasyarah) dari kedua orang tua kepada anaknya. Dan ada juga yang
tidak langsung (gairu mubasyarah), misalnya sifat-sifat itu tidak langsung turun
kepada anaknya, tetapi bisa menurun kepada cucunya atau anak cucunya. Sifat-
sifat ini juga kadang dari ayah atau dari ibu. Dan kadang anak mewarisi
kecerdasan (sifat al-aqliyah) dari ayahnya, lalu mewarisi sifat baik (sifat al-
27
Drs. H. Yunahar Ilyas Lc., Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1999), cet. Ke-
1, h. 5-6
25
dengan faktor empiris (pengalaman hidup manusia). Yang mana faktor dari luar
lingkungan sosial (faktor adat kebiasaan). Yang dalam ilmu pendidikan disebut
inilah yang ada kalanya berpengaruh baik dan ada kalanya berpengaruh buruk.
pembentukan akhlaknya juga baik. Dan ketika ia lahir di lingkungan yang kurang
baik, maka pengaruhnya juga menjadi tidak baik. Maka disinilah pendidikan dan
akhlak manusia.
Agama bukan saja kepercayaan yang harus dimiliki oleh setiap manusia,
menjabarkan, menerangkan dan menentukan nilai baik yang bersifat universal dari
nilai akhlak.28
28
Drs. Mahjuddin, Konsep Dasar Pendidikan Akhlak dalam Al-Qur’an dan Petunjuk
Penerapannya dalam Hadits, (Jakarta: Kalam Mulia, 2000), cet. Ke-1, h. 25-30
26
Istilah dari perkataan akhlak pada masa atau zaman yang sudah maju dan
modern seperti sekarang ini , sering juga disebut dengan kata moral dan etika,
bahkan ada juga yang menyelaraskan dengan kata kesusilaan atau sopan santun.
Istilah-istilah tersebut terasa sudah sangat akrab dan mendunia bahkan berakar di
pada khususnya.
dilakukan, yang terpenting adalah mengetahui dan memahami perbedaan arti dari
kata-kata (istilah) tersebut. Yang dimaksud dengan akhlak adalah ”kelakuan baik-
baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap khaliqnya dan
terhadap manusia”.29
Sedangkan perkataan moral berasal dari bahasa latin ”moras”, jamak dari
latin (mos), adat-istiadatlah yang menjadi dasar apakah perbuatan seseorang baik
atau buruk. Sementara itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan,
bahwa moral artinya ajaran tentang baik dan buruk yang diterima umum mengenai
used to delimit those characters, traits, intentions, judgments or acts which can
appropriately be designated as right, wrong, good, bad. Yang artinya suatu istilah
29
Soeganda Poerbakawatja A. H. Harahap, Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta : PT Gunung Agung,
1981), Cet. Ke-11, h. 12
30
WJS Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1982), h.
654
27
pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakn benar, salah, baik,
buruk.
Artinya:
buruk, benar atau salah. Dalam kehidupan sehari- hari dikatakan bahwa orang
yang mempunyai tingkah laku yang baik disebut orang yang bernormal. 31
Sementara itu istilah perkataan etika berasal dari bahasa Yunani ”ethos”
yang berarti kebiasaan, yang dimaksud dalam hal ini, adalah kebiasaan baik atau
buruk. Pada umumnya, dalam kepustakaan dikatakan etika diartikan sebagai ilmu.
31
Drs. Asmaran, AS, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta : CV Rajawali, 1992), Cet. Ke-1, h. 8
28
filsafat tentang tata nilai, kesusilaan tentang baik dan buruk. Etika juga dapat
dimaksudkan sebagai cabang filsafat yang mengkaji tentang tingkah laku manusia
untuk menentukan nilai perbuatan baik dan buruk, serta akal pikiranlah yang
Etika sebagai salah satu cabang dari filsafat yang mempelajari tingkah
laku manusia untuk menentukan nilai perbuatan tersebut, baik atau buruk, maka
ukuran untuk menentukan nilai itu adalah akal pikiran. Atau dengan kata lain,
dengan akallah orang dapat menentukan baik buruknya perbuatan manusia. Baik
karena akal menentukannya baik atau buruk karena akal memutuskannya buruk.
merumuskan bahwa etika ialah ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana
yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat
manusia baik atau buruk dengan tolak ukur norma-norma yang hidup di
pikiran.
akhlak, namun jika diteliti secara seksama, maka sebenarnya antara keduanya
32
Hamzah Ya’kub, Etika Islam, (Bandung: CV Diponegoro, 1983), h. 13
29
menentukan buruk-baik perbuatan manusia dengan tolak ukur akal pikiran, ilmu
akhlak menentukannya dengan tolak ukur ajaran agama (al-Qur’an dan al-Hadits).
Hampir semua orang mengerti siapa yang dimaksud dengan generasi muda
(remaja). Namun boleh jadi pengertian mereka tidak sama. Karenanya tidak
pengertian generasi muda (remaja), karena para ahli berbeda pendapat. Perbedaan
itu timbul dari sudut pandang pengertian generasi muda (remaja) menurut
istilah asing yang sering dipakai untuk menunjukkan masa remaja (generasi
muda) antara lain : puberty, adolescentia, dan youth. Sedangkan dalam bahasa
indonesia sering digunakan kata pubertas dan remaja (generasi muda). Berikut ini
2) ”Adolescentia” berasal dari bahasa latin, yaitu masa muda (remaja) antara
33
Singgih D. Gunarsa, Psychologi Remaja, (Jakarta: PT Bpk. Gunung Mulia, 1990), h.4
30
diperoleh dari kata kerja adolescere yang berarti untuk tumbuh dan
remaja adalah waktu untuk tumbuh dan berkembang serta bergerak dari
usia dewasa.34
dianggap belum sanggup bertanggung jawab atas dirinya. Terlebih dahulu mereka
Sementara itu, dilihat dari sudut pandang hukum dan perundang- undngan,
remaja (generasi muda) adalah di atas 12 tahun dan dibawah 18 tahun serta belum
seseorang dalam usia tersebut, maka hukum (ganjaran) baginya tidak sama dengan
orang dewasa.
adalah suatu periode peralihan dari masa kanak-kanak kepada masa dewasa. Ini
berarti anak-anak pada masa ini harus meninggalkan segala sesuatu yang bersifat
kekanak-kanakan dan juga harus mempelajari sikap dan perilaku yang baru
pengganti perilaku dan sikap yang ditinggalakan akibat dari peralihan ini, remaja
bersikap ambivalensi di satu pihak ingin di perlukan seperti orang dewasa, jangan
selalu di perintah seperti anak kecil, tetapi di lain pihak segala kebutuhannya
34
Drs. Zahrotun dkk, Psikologi Perkembangan Tinjauan Psikologi Barat Dan Islam, (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2006), h.105.
35
Zakiah Daradjat, Pembinaan Remaja, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), cet. Ke-4, h. 9
31
adalah masa peralihan antara kanak-kanak menuju dewasa dimana pada saat itu ia
Dengan demikian secara ringkas dapat dikatakan bahwa masa remaja itu panjang.
Para ahli pendidik dan psikolog condong untuk membaginya kepada dua tahap
yaitu remaja awal dan remaja akhir. Namun usia remaja yang hampir disepakati
oleh banyak ahli jiwa ialah umur 13-21 tahun, sedangkan yang khusus mengenai
Masa remaja termasuk masa yang sangat menentukan oleh karena pada
masa ini anak-anak mengalami banyak perubahan pada psikis dan fisiknya.
sehingga masa ini disebut oleh orang barat sebagai periode sturm und drang.
Sebabnya mereka mengalami penuh gejolak emosi dan tekanan sosial yang
36
M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,
1993), cet. Ke-1, h. 16
37
Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), cet. Ke-15, h. 72
38
Zulkifli L, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), Cet. Ke-X, h.
63.
32
d. Hal sikap dan moral, menonjol pada menjelang akhir remaja awal.
(remaja) tidak stabil, keadaan emosinya guncang, mudah condong kepada ekstrim,
mencolok, memilih warna yang tajam dan penampilan yang ”wah” tampak jelas.40
Selain itu, ada beberapa ciri dan karakteristik generasi muda (remaja) yang
Jika dilihat dari pertumbuhan dan perkembangan fisik jelas terlihat, masa
39
Sahilun A. Nasir, Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problem Remaja, (Jakarta:
Kalam Mulia, 1999), Cet.I, h. 65-66.
40
Zakiah Daradjat, Remaja Harapan dan Tantangan, (Jakarta: Ruhama, 1994), cet. Ke-1, h. 35-36
33
seksual sekunder.
Perkembangan organ seks pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah dan bagi
wanita ditandai dengan datangnya haid pertama. Dan ciri-ciri seks sekunder, ciri
ini lebih jelas lagi membedakan antara dua jenis kelamin. Gejala yang di
tunjukkan oleh puber wanita antara lain pinggul membesar dan membulat, buah
ketiak, lengan, kaki, suara menjadi lebih merdu dan lain-lain. Sedangkan pada
puber pria antara lain otot-otot tubuh, dada, lengan, paha dan kaki tumbuh kuat.
Tumbuhnya rambut di daerah alat kelamin, betis, kadang-kadang dada dan lain-
lain.41
Pada masa remaja (generasi muda), cara berfikir sudah mulai berkembang
akibat). Selain itu, remaja (generasi muda) sudah mulai berfikir kritis, sehingga ia
akan melawan orang tua, guru, atau lingkungan yang masih menganggapnya
sebagai anak kecil. Mereka telah mampu mengalami hal-hal yang abstrak, serta
mampu pula mengambil kesimpulan yang abstrak dari kenyataan yang dilihatnya.
41
Andi Mappiare, Psikologi Remaja, (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), h.26
34
Sebagai akibat dari kematangan cara berfikir (kecerdasan) itu, mereka akan selalu
3) Pertumbuhan pribadi
jasmaniah mereka telah merasa cukup matang dan telah seperti orang dewasa.
Demikian pula dari segi cara berfikir (kecerdasan) mereka telah mampu berfikir
obyektif dan dapat mengambil kesimpulan yang abstrak dari kenyataan yang ada,
tetapi mereka belum mampu berdiri sendiri, belum sanggup mencari nafkah untuk
membiayai diri dan untuk memenuhi segala kebutuhannya. Kebutuhan untuk diri
teman-teman semakin berat, sebab syarat-syarat hidup semakin tinggi. Pada saat
seperti ini, perhatian dari jenis lain sangat diharapkan, apabila teman-temannya
dari jenis lain kurang menaruh perhatian, ia akan merasa sedih, mungkin akan
Keadaan emosi remaja masih labil karena erat kaitannya dengan keadaan
hormon. Terkadang suatu saat ia sedih sekali bahkan sebaliknya, ia juga bisa
marah sekali. Kalau sedang dalam keadaan senang-senang mereka mudah lupa
diri karena tidak mampu menahan emosi yang meluap-luap itu, bahkan generasi
muda (remaja) mudah terbawa arus ke dalam tindakan tidak bermoral, misalnya
remaja yang sedang asyik berpacaran terlanjur hamil sebelum mereka menikah.
5) Perkembangan sosial
muda (remaja). Mereka akan merasa sangat sedih, bila diremehkan atau
dipandang rendah atau diejek oleh teman-temannya terutama teman dari lain jenis.
terjadi pertentangan pendapat antara orang tua dan teman- temannya, biasanya
mereka memihak kepada teman-temannya. ”Emosi remaja lebih kuat dan lebih
Secara alamiah, manusia terdiri dari dua jenis kelamin yaitu laki- laki dan
perempuan. Pada masa remaja mereka mulai tertarik dengan lawan jenis, dan
mereka mulai untuk mencari pasangan untuk teman kencan (berpacaran). Mereka
selalu ingin diperhatikan oleh lawan jenis, disayangi, dimanja dan dipuji.
Bahkan, kepercayaan agama yang telah tumbuh pada umur sebelumnya, mungkin
kuat, akan tetapi kadang-kadang menjadi berkurang yang terlihat pada cara
kemalasan untuk melakukan berbagai kegiatan ritual (seperti ibadah shalat) yang
42
Zulkifli L, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), cet. Ke-2, h. 89
36
mulai stabil dan pemikirannya mulai matang (kritis). Dalam kehidupan beragama,
Remaja sudah dapat membedakan agama sebagai ajaran dengan manusia sebgai
penganutnya di antaranya ada yang shalih dan ada yang tidak shalih. Pengertian
ini memungkinkan dia untuk tidak terpengaruh oleh orang-orang atau mengaku
seseorang, tetapi harus diupayakan melalui proses pembentukan yang cukup lama
akhlak kepada generasi muda. Adapun proses yang dapat dilakukan dalam
a. Melalui pendidikan
atau prilaku seseorang, sehingga sangat strategis bila dunia pendidikan dijadikan
sebagai pusat perubahan akhlak atau prilaku seseorang dari yang kurang baik
43
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2004), h. 204-206
37
Pendidikan ini dilakukan sebelum anak lahir, prilaku orang tua yang Islami
ketika anak masih dalam kandungan sangat besar sekali pengaruhnya terutama
dalam memberikan rangsangan dan pengaruh terhadap anak yang masih dalam
Proses pendidikan ini dilakukan secara langsung oleh orang lain, seperti
Proses ini dilakukan melalui kegiatan pribadi tanpa bantuan orang lain,
b. Melalui pembiasaan
menerus atau secara kontinyu, sehingga mudah dikerjakan oleh seseorang seperti
dengan kebiasaan ialah cara-cara bertindak yang persistent, uniform, dan hampir-
44
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1994), cet. Ke-1, h.195-199
45
Drs. H.A. Mustafa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2005) cet. Ke-1, h. 96
38
dan senang hati. Bahkan segala sesuatu yang telah menjadi kebiasaan dalam usia
muda sulit untuk diubah dan tetap berlangsung sampai hari tua.46
c. Melalui pergaulan
cara bergaul dengan orang-orang yang berbudi luhur, karena pergaulan sangat
disebabkan karena manusia memiliki sifat ingin meniru dan mencoba apa saja
kebaikan kepada jiwa seseorang yang penakut. Namun, dalam pergaulan sehari-
hari peranan orang tua dan guru atau pendidik sangat besar, terutama sebagai
controling atau yang mengawasi, agar generasi muda tidak salah bergaul.
d. Melalui keteladanan
Akhlak yang baik tidak dapat dibentuk hanya dengan pelajaran, intruksi,
dan larangan, tetapi melalui pendidikan yang disertai contoh teladan yang baik.
menjadi lebih semangat, seperti contohnya pahala yang dikaitkan dengan surga,
semangat, seperti contohnya dosa yang dikaitkan dengan neraka. Dalam bahasa
arab Motivasi dan Intimidasi disebut uslub al-targhib wa al-tarhib. Metode ini
46
Drs. Hery Noer Aly, MA., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1999)
39
sesuai tabi’at manusia di manapun dan apapun jenis, warna kulit, ideologinya.
tentang akibat yang mungkin lahir dari tingkah laku dan perbuatannya, apakah
f. Melalui Persuasi
tentang suatu ajaran dengan kekuatan akal. Metode ini dalam bahasa arab dikenal
g. Memberikan latihan-latihan
Cara latihan ini adalah meliputi pembiasaan disiplin, bertutur kata yang
C. Kajian Pustaka
47
Drs. Hery Noer Aly, MA., Ilmu Pendidikan Islam, h. 179-203
40
signifikan dengan skripsi yang peneliti buat. Diantara perbedaan tersebut adalah
terletak pada judul skripsi, objek atau sasaran, serta tempat dilaksanakannya
penelitian.
Selain itu, pada skripsi saudara Herudin tentang Peranan Majlis Taklim
yang dibahas pada penelitiannya itu hanya seputar tentang bagaimana sikap tolong
menolong remaja serta sikap menghormati dan toleransi remaja terhadap orang
lain setelah mengikuti kegiatan majlis taklim. Sedangkan pada skripsi yang
Sedangkan pada skripsi saudari Siti Muthiah dan saudara Nurul Qomar,
yang dibahas pada penelitian mereka yaitu tentang sikap serta prilaku
pada skripsi yang penulis buat membahas tentang bagaimana akhlak generasi
METODOLOGI PENELITIAN
Bekasi, alasan memilih lokasi ini karena mudah dijangkau dan lokasi tersebut
selalu aktif dalam mengadakan kegiatan pengajian remaja. Adapun penelitian ini
B. Metode Penelitian
1. Populasi
penelitian.1 Dengan demikian populasi pada penelitian ini adalah seluruh remaja
yang mengikuti pengajian remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru
2. Sampel
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek), (Jakarta : Rineka Cipta,
1996), Cet. Ke-10, h. 115
41
42
adalah :
Sirnajaya Serang Baru Bekasi, serta pihak lain yang terlibat dalam
Baru Bekasi.
3. Angket, yakni angket yang pada setiap itemnya sudah tersedia berbagai
Agar data yang terkumpul dapat terbaca dan penelitian ini dapat dipercaya,
43
maka data tersebut harus dianalisis sehingga diperoleh kesimpulan. Adapun teknik
analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kualitatif,
yaitu teknik deskriptif non statistik, guna menganalisis data-data yang bersifat non
menggunakan berfikir deduktif dan induktif, dan rumus yang digunakan adalah :
P = F x 100 %
N
Keterangan :
P = Angka presentasi
berikut:
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Pengajian Remaja Kp. Kojengkang didirikan sejak bulan september tahun 2010.
yang mana pada awalnya, Pengajian Remaja Kp. Kojengkang bermula dari
sebuah organisasi kecil yang bernama Ikatan Pemuda Kp. Kojengkang, yang
berdiri sejak tahun 2000. Seiring dengan kemajuan dan perkembangan zaman
dorongan dari masyarakat sekitar untuk membuat suatu pengajian. Maka kami
dengan para senior Ikatan Pemuda Kp. Kojengkang pada saat itu, membuat suatu
gagasan untuk mengadakan suatu pengajian yang dibentuk sebagai wadah bagi
para remaja untuk menambah ilmu, terutama ilmu agama, serta sebagai wadah
44
45
Islamiyah diantara para generasi muda dan senantiasa mendidik para generasi
muda untuk menjadi manusia yang bertaqwa, berakhlak mulia, menghayati dan
mengamalkan ajaran Islam, terhindar dari lingkungan yang negatif baik dari segi
sosial, agama dan budaya, memiliki kepribadian yang mantap dan dapat
Nurdin, Pengajian Remaja Kp. Kojengkang dibina oleh Bpk. Isak Sarbinih, S.Pd.I
dan Bpk. Ust. Jeje yang merupakan tokoh masyarakat di sekitar pengajian.
orang.
Kojengkang
yang kurang mendapat perhatian yang membuat mereka kurang berakhlak, kurang
memperhatikan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang muslim dan adanya
waktu bisa menjerumuskan mereka ke dalam pergaulan yang salah, yang nantinya
itu, Pengajian Remaja Kp. Kojengkang sebagai suatu wadah pendidikan bagi
generasi muda berkeinginan untuk mengarahkan para generasi muda agar lebih
Kojengkang adalah:
bertutur kata, berbusana dan sopan santun serta menghormati orang lain.
2) Perubahan sikap dari remaja menuju kedewasaan dari cara berfikir dan
bertingkah laku.
masih terdapat beberapa proses yang dapat dilakukan dalam pembentukan akhlak
1) Melalui pembiasaan
2) Melalui pergaulan
3) Melalui keteladanan
47
adalah para remaja dari lingkungan RT 004/002, yaitu dari wilayah sekitar
(anggota tetap), dan para remaja dari luar wilayah atau undangan (anggota tidak
tetap).
a. Faktor Pendukung
remaja
3) Remaja itu sendiri yang harus mengerti benar siapa dia?, kenapa dia dan
b. Faktor Penghambat
d. Bakti sosial
Pembina
Isak Sarbinih, S.Pd.I
Ust. Jeje
Ketua
Nurdin
Wakil Ketua
Andriansyah
Sekretaris Bendahara
ANGGOTA
B. Analisis Data
Berikut ini penulis akan menganalisa data yang telah penulis kumpulakan
Tabel 1: Materi yang diberikan dalam Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa
N = 30
1 Tauhid/aqidah 4 13,33
2 Fiqih/ibadah 3 10,00
3 Akhlak/budi pekerti 22 73,33
4 Tafsir 1 3,33
Jumlah 30 100
materi yang sering diberikan di pengajian remaja adalah akhlak atau budi pekerti
(73,33 %), sebagian kecil menyatakan tauhid atau aqidah (13,33 %), dan sebagian
kecil lainnya Fiqih atau ibadah (10,00 %), sedangkan yang menyatakan tafsir
remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi adalah materi
N = 30
51
Data tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar menjawab materi
hanya sebagian kecil saja yang menyatakan diutamakan (23,33 %), sementara itu
sebagian kecil lainnya menyatakan biasa-biasa saja (10,00 %), bahkan tidak ada
umumnya Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi
umum. Hal ini dapat dilihat dari 90,00 % responden yang menjawab sangat
Tabel 3: Intisari materi akhlak yang disampaikan dalam Pengajian Remaja Kp.
N = 30
Data tabel di atas menunjukkan, bahwa sebagian besar materi akhlak yang
Bekasi mencakup akhlak terhadap Allah dan sesama manusia (66,66 %). Sebagian
kecil menyatakan akhlak kepada teman (20,00 %) dan sebagian kecil lainnya
menjawab akhlak kepada Malaikat (10,00 %), serta hanya sedikit sekali yang
Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi adalah terpokus
(terbatas) pada akhlak kepada Allah dan sesama manusia. Dengan begitu
N = 30
Dari data tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menjawab
diutamakan (53,33 %), hanya sebagian kecil yang menyatakan diutamakan (26,66
%) dan yang menyatakan kadang-kadang (16,66 %), dan sebagian kecil lainnya
Tabel 5: Metode yang lazim digunakan Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa
N = 30
1 Ceramah 14 46,66
2 Tanya jawab 5 16,66
3 Diskusi 2 6,66
4 Kombinasi metode yang ada 9 30,00
Jumlah 30 100
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar metode yang
Bekasi adalah dengan menggunakan metode ceramah (46,66 %), sebagian kecil
dengan menggunakan metode yang ada (30,00 %), dan sebagian kecil lainnya
menggunakan metode tanya jawab (16,66 %), serta hanya sedikit sekali yang
materi di Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi
54
mengkombinasikan dengan metode yang ada, yakni metode tanya jawab, diskusi
dan yang lainnya. Agar tidak menimbulkan kejenuhan pada setiap anggota atau
Bekasi merupakan salah satu lembaga pendidikan non formal yang bersifat
sambutan yang cukup baik dari para remaja. Hal ini dapat dilihat dari tabel
berikut:
N = 30
Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi dengan
sering (46,66 %), hanya sebagian kecil yang kadang-kadang mengikutinya (30,00
%), dan sebagian kecil lainnya menyatakan sering sekali (23,33 %), dan bahkan
dalam mengikuti Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru
Bekasi.
N = 30
Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi adalah
atas kemauan sendiri (86,66 %), tidak ada paksaan dari pihak lain, dan hanya
sebagian kecil saja yang menyatakan mengikuti pengajian tersebut atas ajakan
teman (13,33 %), bahkan tidak ada yang menyatakan atas kemauan orang tua
Berdasarkan tabel di atas berarti bahwa kesadaran yang dimiliki oleh para
remaja dalam mengikuti pengajian sudah cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat lebih
dari separuhnya jama’ah yang menjawan atas kemauan sendiri (86,66 %) dari
N = 30
1 Menyita 1 3,33
2 Kadang-kadang 11 36,66
3 Biasa-biasa saja 14 46,66
4 Tidak menyita sama sekali 4 13,33
Jumlah 30 100
Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi menyatakan bahwa
dalam mengikuti pengajian biasa-biasa saja (46,66 %), hanya sebagian kecil yang
menjawab kadang-kadang (36,66 %), dan sebagian kecil lainnya yang menyatakan
tidak menyita waktu mereka sama sekali (13,33 %), dan sedikit sekali yang
sesama Manusia
N = 30
Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi yang sering melaksanakan shalat
berjama’ah lebih dari setengahnya (56,66 %), yang selalu menyatakan kadang-
kadang (26,66 %), sebagian kecil menyatakan sering sekali (13,33 %), dan
Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi membawa pengaruh besar dalam
pembentukan akhlak kepada Allah, terutama dalam hal ibadah shalat. Dan dapat
dikatakan pula, bahwa kesadaran dalam menjalankan shalat secara jama’ah cukup
baik.
N = 30
Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi sering sekali
58
melaksanakan puasa di bulan suci Ramadhan (46,66 %), hanya sebagian kecil
yang menyatakan sering (40,00 %), sebagian kecil lainnya kadang-kadang (13,33
%), dan bahkan tidak ada yang tidak pernah. Dengan demikian para jama’ah telah
N = 30
Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi menyatakan sering
membayar zakat maal (43,33 %), sebagian kecil menyatakan sering sekali (36,66
%), sebagian kecil lainnya kadang-kadang (16,66 %), dan hanya sedikit sekali
Dari tabel di atas dapat diperoleh gambaran, bahwa para jama’ah telah
menyadari akan hak dan kewajiban mereka atas harta yang dikaruniakan Allah
kepada mereka. Bahwa di dalam harta mereka terdapat hak orang lain.
Tabel 12: Pernyataan sikap dalam menghadapi kenyataan yang tidak sesuai
dengan keinginan
59
N = 30
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar sikap jama’ah
Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi dalam
menghadapi kenyataan yang tidak sesuai dengan keinginan bersabar (66,66 %),
hanya sebagian kecil saja yang diserahkan sepenuhnya kepada Allah (26,66 %),
dan sebagian kecil lainnya yang tidak menerima (6,66 %) serta tidak ada yang
berputus asa.
N = 30
Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi dalam
menghadapi suatu musibah adalah menerima dengan ikhlas (90,00 %), hanya
sedikit sekali yang menyatakan menyesal kemudian sadar (10,00 %), dan tidak
ada yang berputus asa, bahkan tidak ada yang sampai menyalahkan orang lain.
N = 30
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir seluruh jama’ah Pengajian
Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi ketika melaksanakan
suatu kebaikan adalah semata-mata karena Allah SWT (76,66 %), sebagian kecil
saja yang kadang-kadang ingin dilihat orang (13,33 %), sebagian kecil lainnya
menyatakan ingin dilihat orang (6,66 %), dan hanya sedikit sekali yang
akan perbuatan yang diridhoi Allah, yaitu bila melaksanakan suatu perbuatan
N = 30
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar sikap jama’ah
Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi terhadap
(70,00 %), hanya sedikit yang menyedekahkan sebagian hartanya (16,66 %), dan
sebagian kecil lainnya bersedekah bila ada yang minta (13,33 %), serta tidak ada
dan memahami bahwa pada harta yang mereka miliki terdapat hak orang lain yang
harus mereka berikan. Hal ini menunjukkan bahwa mereka mempunyai kesadaran
62
N = 30
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir seluruh jama’ah Pengajian
Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi sangat setuju bahwa
musyrik adalah termasuk salah satu dosa besar (63,33 %), hanya sebagian kecil
yang setuju (26,66 %), sebagian kecil lainnya tidak setuju (10,00 %), dan tidak
Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi telah percaya dan meyakini
bahwa Allah SWT adalah Maha Kuasa, Maha Esa, dan tiada sekutu bagi-Nya.
Oleh karena itu, bagi siapa saja yang menyekutukan-Nya, berarti telah melakukan
dosa besar.
Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi ternyata sangat berperan dalam
63
tersebut.
sehari-hari dalam segala aktivitas mereka. Hal ini dapat dilihat berdasarkan data
yang berhasil dikumpulkan penulis melalui angket, seperti pada tabel di bawah ini
N = 30
Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi sering menolong
orang lain yang sedang dalam kesulitan (46,66 %), hanya sebagian kecil saja yang
kadang-kadang melakukannya (40,00 %), dan sebagian kecil lainnya sangat sering
(13,33 %), bahkan tidak ada yang tidak pernah menolong orang lain yang sedang
dalam kesulitan.
kebahagiaan
64
N = 30
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa para jama’ah Pengajian Remaja
Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi biasa-biasa saja ketika
dan kurang dari setengahnya merasa senang (10,00 %), bahkan tidak ada yang
N = 30
1 Menghormati 27 90,00
2 Sangat menghormati 3 10,00
3 Tidak menghormati - -
4 Sangat tidak menghormati - -
Jumlah 30 100
(90,00 %), dan adapula yang menyatakan sangat menghormatinya (10,00 %).
Dengan demikian, tidak ada yang tidak menghormatinya, apalagi yang sangat
tidak menghormatinya.
akhlak generasi muda Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi,
Tabel 20: Kontribusi Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang
keteladanan
N = 30
Baru Bekasi menyatakan sangat besar (43,33 %), sedangkan yang menjawab
biasa-biasa saja (30,00 %), dan responden yang menjawab besar (23,33 %),
sementara yang menyatakan tidak ada kontribusi sama sekali hanya (3,33 %).
66
Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi. Hal ini dapat dilihat (66,66 %)
biasa-biasa saja (30,00 %) dan responden yang menyatakan tidak ada pengaruhnya
C. Interpretasi Data
Baru Bekasi mempunyai kontribusi yang sangat besar dalam pembentukan akhlak
generasi muda Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi. Hal ini dapat
dilihat dari (selalu dan sering), sedangkan sebagian kecil responden menyatakan
bahwa Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi
Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi, hal ini juga dapat dilihat
dari sebagian kecil jawaban responden yang menyatakan negatif (kadang- kadang
Serang Baru Bekasi merupakan salah satu lembaga atau wadah yang dapat
membantu meningkatkan sikap mental spritual dan akhlak khususnya bagi para
67
generasi muda. Oleh karena itu, Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa
Sirnajaya Serang Baru Bekasi dianggap mempunyai kontribusi yang sangat besar
PENUTUP
A. Kesimpulan
analisis data yang ada, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa: Kegiatan
Pengajian Remaja Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi, dianggap
muda di wilayah Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi, karena
khususnya. Hal ini dapat dilihat dari sikap para remaja yang baik dan upaya-upaya
muda, seperti menanamkan kebiasaan yang positif, terutama dalam betutur kata
yang sopan, lemah lembut, berpakaian yang benar, dan saling menghormati serta
Sirnajaya Serang Baru Bekasi yaitu sebagai wadah pembinaan dan pengembangan
Allah SWT, dan juga berakhlak mulia, serta wadah sillaturrahmi yang
juga mampu mengubah sikap dan prilaku remaja ke arah yang lebih baik sesuai
68
69
yang sangat besar terhadap pembentukan akhlak generasi muda Kp. Kojengkang
Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi, terutama dilihat dari kemajuan di bidang
akhlak yang mulia, baik akhlak terhadap Allah SWT, maupun akhlak terhadap
sesama manusia. Walaupun kemajuan yang ada tidak seperti yang diharapkan
B. Saran
terletak di Kp. Kojengkang Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi, telah dapat
Desa Sirnajaya Serang Baru Bekasi agar lebih selektif lagi dalam memilih
tersebut.
tujuan.
bervariasi sehingga menarik minat para jama’ah untuk ikut mengikuti dan
menghadirinya.
Ahnad, Muhammad, Tauhid Ilmu Kalam, Bandung : CV. Pustaka Setia, 1998.
Aly, Hery Noer, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1999
Anwar, Rosihan, Ajaran dan Sejarah Islam unuk Anda, Jakarta : Pustaka Jaya,
1984.
Arifin M, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), Jakarta : Bumi Aksara,
2000.
Aziz Abd. Dahlan, et al., Ensiklopedi Islam, Jakarta : PT Ichtiar Baru Van Hoeve,
1994.
Depag RI, al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta : Proyek Pengadaan Kitab Suci
al- Qur’an, 1983/1984
71
72
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang : CV. Toha Putra,
1989
Gunarsa, Singgih D., Psychologi Remaja, Jakarta: PT Bpk. Gunung Mulia, 1990
Karim Zaidan, Abdul, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, Jakarta : Media Dakwah, 1984.
Ma’luf, Lamis, Al-Munjid fi Al-Lughah wal A’lam, Beirut : Darul Masyriq, 1998.
Supriadi, dkk., Buku Ajar Pendidikan Agama Islam, Jakarta: CV Grafika Karya
Utama, 2001
KONSEP PENELITIAN
1. Profil Pengajian
2. Sejarah Berdirinya
3. Tujuan Didirikannya
5. Struktur Organisasi
7. Kegiatan Pengajian
a. Materi Pengajian
b. Metode Pengajian
2) Data Pribadi
Agama : Islam
(berijazah)
(berijazah)
ANGKET PENELITIAN
PETUNJUK UMUM
1. Dalam menjawab berilah tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban yang
sesuai dengan keadaan saudara/i
2. Penelitian atau angket ini bertujuan ilmiah, tidak ada maksud lain kecuali untuk
mengumpulkan data dalam rangka menyelesaikan studi kesarjanaan Strata Satu (S1)
3. Atas perhatian dan kesediaan saudara/i kami ucapkan terima kasih
PERTANYAAN
A. Materi dan Metode Pengajaran
SURAT KETERANGAN
Nomor: 109.1/SK/IRMASKO/MH/2020
Nurdin