Anda di halaman 1dari 13

Pengertian Evaluasi Menurut Pakar

Sep 3

Posted by bangfajars

evaluationKata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran
(John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983).

Evaluasi adalah proses penilaian. Penilaian ini bisa menjadi netral, positif atau negatif atau
merupakan gabungan dari keduanya. Saat sesuatu dievaluasi biasanya orang yang mengevaluasi
mengambil keputusan tentang nilai atau manfaatnya

Menurut Curtis, Dan B; Floyd, James J.; Winsor, Jerryl L

Evaluasi adalah proses penilaian. Penilaian ini bisa menjadi netral, positif atau negatif atau
merupakan gabungan dari keduanya. Saat sesuatu dievaluasi biasanya orang yang mengevaluasi
mengambil keputusan tentang nilai atau manfaatnya.

Suharsimi Arikunto (2004 : 1) evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang
bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif
yang tepat dalam mengambil keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan
informasi-informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan
diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan

Worthen dan Sanders (1979 : 1) evaluasi adalah mencari sesuatu yang berharga (worth). Sesuatu
yang berharga tersebut dapat berupa informasi tentang suatu program, produksi serta alternatif
prosedur tertentu. Karenanya evaluasi bukan merupakan hal baru dalam kehidupan manusia sebab
hal tersebut senantiasa mengiringi kehidupan seseorang. Seorang manusia yang telah mengerjakan
suatu hal, pasti akan menilai apakah yang dilakukannya tersebut telah sesuai dengan keinginannya
semula.

stufflebeam dalam worthen dan sanders (1979 : 129) evaluasi adalah : process of delineating,
obtaining and providing useful information for judging decision alternatives. Dalam evaluasi ada
beberapa unsur yang terdapat dalam evaluasi yaitu : adanya sebuah proses (process) perolehan
(obtaining), penggambaran (delineating), penyediaan (providing) informasi yang berguna (useful
information) dan alternatif keputusan

Sedangkan, Rooijackers Ad mendefinisikan evaluasi sebagai ;setiap usaha atau proses dalam
menentukan nilai. Secara khusus evaluasi atau penilaian juga diartikan sebagai proses pemberian
nilai berdasarkan data kuantitatif hasil pengukuran untuk keperluan pengambilan keputusan

Dan menurut Anne Anastasi (1978) mengartikan evaluasi sebagai ; a systematic process of
determining the extent to which instructional objective are achieved by pupils. Evaluasi bukan
sekadar menilai suatu aktivitas secara spontan dan insidental, melainkan merupakan kegiatan untuk
menilai sesuatu secara terencana, sistematik, dan terarah berdasarkan tujuan yang jelas

sumber klik disini
About these ads
PENGERTIAN EVALUASI, PENGUKURAN, DAN PENILAIAN DALAM DUNIA PENDIDIKAN
14 Feb

A. Pendahuluan

Dalam kehidupan sehari-hari tanpa disadari sebenarnya kita sering membuat suatu kegiatan evaluasi
dan selalu menggunakan prinsip mengukur dan menilai. Namun, banyak orang belum memahami
secara tepat arti kata evaluasi, pengukuran, dan penilaian bahkan masih banyak orang yang lebih
cenderung mengartikan ketiga kata tersebut dengan suatu pengertian yang sama.

Secara umum orang hanya mengidentikkan kegiatan evaluasi sama dengan menilai, karena aktifitas
mengukur biasanya sudah termasuk didalamnya. Pengukuran, penilaian dan evaluasi merupakan
kegiatan yang bersifat hierarki. Artinya ketiga kegiatan tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama
lain dan dalam pelaksanaannya harus dilaksanakan secara berurutan.

B. Pengertian Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi

Untuk memahami pengertian evaluasi, pengukuran dan penilaian kita dapat memahaminya lewat
contoh berikut :

Apabila ada seseorang yang memberikan kepada kita 2 pensil yang berbeda ukuran ,yang satu
panjang dan yang satu lebih pendek dan kita diminta untuk memilihnya, maka otomatis kita akan
cenderung memilih pensil yang panjang karena akan bisa lebih lama digunakan. Kecuali memang ada
kriteria lain sehingga kita memilih sebaliknya.
Peristiwa menjual dan membeli di pasar. Kadang kala sebelum kita membeli durian di pasar, sering
kali kita membandingkan terlebih dahulu durian yang ada sebelum membelinya. Biasanya kita akan
mencium, melihat bentuknya, jenisnya ataupun tampak tangkai yang ada pada durian tersebut
untuk mengetahui durian manakah yang baik dan layak dibeli.

Dari kedua contoh diatas maka dapat kita simpulkan bahwa kita selalu melakukan penilaian sebelum
menentukan pilihan untuk memilih suatu objek/benda. Pada contoh pertama kita akan memilih
pensil yang lebih panjang dari pada pensil yang pendek karena pensil yang lebih panjang dapat kita
gunakan lebih lama. Sedangkan pada contoh yang kedua kita akan menentukan durian mana yang
akan kita beli berdasarkan bau, bentuk, jenis, ataupun tampak tangkai dari durian yang dijual
tersebut. Sehingga kita dapat memperkirakan mana durian yang manis.

Untuk mengadakan penilaian, kita harus melakukan pengukuran terlebih dahulu. Dalam contoh 1
diatas, jika kita mempunyai pengaris, maka untuk menentukan pensil mana yang lebih panjang maka
kita akan mengukur kedua pensil tersebut dengan menggunakan pengaris kemudian kita akan
melakukan penilaian dengan membandingkan ukuran panjang dari masing-masing penggaris
sehingga pada akhirnya kita dapat mengatakan bahwa Yang ini panjang dan Yang ini pendek lalu
yang panjanglah yang kita ambil.

Dalam contoh yang ke 2, kita memilih durian yang terbaik lewat bau, tampak tangkai, maupun
jenisnya. Hal itu juga diawali dengan proses pengukuran dimana kita membanding-bandingkan
beberapa durian yang ada sekalipun tidak menggunakan alat ukur yang paten tetapi berdasarkan
pengalaman. Barulah kita melakukan penilaian mana durian yang terbaik berdasarkan ukuran yang
kita tetapkan yang akan dibeli.

Dari hal ini kita dapat mengetahui bahwa dalam proses penilaian kita menggunakan 3 ukuran, yakni
ukuran baku (meter, kilogram, takaran, dan sebagainya), ukuran tidak baku (depa, jengkal, langkah,
dan sebagainya) dan ukuran perkiraan yakni berdasarkan pengalaman.

Langkah langkah mengukur kemudian menilai sesuatu sebelum kita mengambilnya itulah yang
dinamakan mengadakan evaluasi yakni mengukur dan menilai. Kita tidak dapat mengadakan evaluasi
sebelum melakukan aktivitas mengukur dan menilai.

Berdasarkan contoh diatas dapat kita simpulkan pengertian pengukuran, penilaian, dan evaluasi
sebagai berikut :

Pengukuran adalah kegiatan membandingkan sesuatu dengan ukuran tertentu dan bersifat
kuantitatif.
Penilaian adalah kegiatan mengambil keputusan untuk menentukan sesuatu berdasarkan kriteria
baik buruk dan bersifat kualitatif. Sedangkan
Evaluasi adalah kegiatan yang meliputi pengukuran dan penilaian

C. Evaluasi dalam Pendidikan

Secara harafiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau
penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983). Menurut Stufflebeam, dkk (1971)
mendefinisikan evaluasi sebagai The process of delineating, obtaining, and providing useful
information for judging decision alternatives. Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan,
memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif
keputusan.

Evaluasi menurut Kumano (2001) merupakan penilaian terhadap data yang dikumpulkan melalui
kegiatan asesmen. Sementara itu menurut Calongesi (1995) evaluasi adalah suatu keputusan
tentang nilai berdasarkan hasil pengukuran. Sejalan dengan pengertian tersebut, Zainul dan
Nasution (2001) menyatakan bahwa evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengambilan
keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik
yang menggunakan instrumen tes maupun non tes.

Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai terhadap kualitas sesuatu.
Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses merencanakan, memperoleh, dan
menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan.
Dengan demikian, Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau
membuat keputusan sampai sejauhmana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa
(Purwanto, 2002).

Arikunto (2003) mengungkapkan bahwa evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk
mengukur keberhasilan program pendidikan. Tayibnapis (2000) dalam hal ini lebih meninjau
pengertian evaluasi program dalam konteks tujuan yaitu sebagai proses menilai sampai sejauhmana
tujuan pendidikan dapat dicapai.

Berdasarkan tujuannya, terdapat pengertian evaluasi sumatif dan evaluasi formatif. Evaluasi formatif
dinyatakan sebagai upaya untuk memperoleh feedback perbaikan program, sementara itu evaluasi
sumatif merupakan upaya menilai manfaat program dan mengambil keputusan (Lehman, 1990).

D. Penilaian Dalam Pendidikan

Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian
untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian
kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik
apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik.Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif
(pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan
dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut.

Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah mempermasalahkan, bagaimana pengajar (guru) dapat
mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Pengajar harus mengetahui sejauh mana
pebelajar (learner) telah mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi
dari kegiatan pembelajaran yang dikelola dapat dicapai. Tingkat pencapaian kompetensi atau tujuan
instruksional dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan itu dapat dinyatakan dengan nilai.

E. Pengukuran dalam pendidikan

Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar
atau satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat
diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang bisa dibayangkan, seperti tingkat
ketidakpastian, atau kepercayaan konsumen.

Pengukuran adalah proses pemberian angka-angka atau label kepada unit analisis untuk
merepresentasikan atribut-atribut konsep. Proses ini seharusnya cukup dimengerti orang walau
misalnya definisinya tidak dimengerti. Hal ini karena antara lain kita sering kali melakukan
pengukuran.

Menurut Cangelosi (1995) yang dimaksud dengan pengukuran (Measurement) adalah suatu proses
pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi yang relevan
dengan tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini guru menaksir prestasi siswa dengan membaca
atau mengamati apa saja yang dilakukan siswa, mengamati kinerja mereka, mendengar apa yang
mereka katakan, dan menggunakan indera mereka seperti melihat, mendengar, menyentuh,
mencium, dan merasakan. Menurut Zainul dan Nasution (2001) pengukuran memiliki dua
karakteristik utama yaitu: 1) penggunaan angka atau skala tertentu; 2) menurut suatu aturan atau
formula tertentu.

Measurement (pengukuran) merupakan proses yang mendeskripsikan performance siswa dengan
menggunakan suatu skala kuantitatif (system angka) sedemikian rupa sehingga sifat kualitatif dari
performance siswa tersebut dinyatakan dengan angka-angka (Alwasilah et al.1996). Pernyataan
tersebut diperkuat dengan pendapat yang menyatakan bahwa pengukuran merupakan pemberian
angka terhadap suatu atribut atau karakter tertentu yang dimiliki oleh seseorang, atau suatu obyek
tertentu yang mengacu pada aturan dan formulasi yang jelas. Aturan atau formulasi tersebut harus
disepakati secara umum oleh para ahli (Zainul & Nasution, 2001). Dengan demikian, pengukuran
dalam bidang pendidikan berarti mengukur atribut atau karakteristik peserta didik tertentu. Dalam
hal ini yang diukur bukan peserta didik tersebut, akan tetapi karakteristik atau atributnya. Senada
dengan pendapat tersebut, Secara lebih ringkas, Arikunto dan Jabar (2004) menyatakan pengertian
pengukuran (measurement) sebagai kegiatan membandingkan suatu hal dengan satuan ukuran
tertentu sehingga sifatnya menjadi kuantitatif.

F. Perbedaan Evaluasi, Penilaian dan Pengukuran

Berdasarkan pengertian di atas dapat kita simpulkan bahwa penilaian adalah suatu proses untuk
mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil
belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes. Pengukuran adalah membandingkan hasil tes
dengan standar yang ditetapkan. Pengukuran bersifat kuantitatif. Sedangkan menilai adalah kegiatan
mengukur dan mengadakan estimasi terhadap hasil pengukuran atau membanding-bandingkan dan
tidak sampai ke taraf pengambilan keputusan.Penilaian bersifat kualitatif.

Agar lebih jelas perbedaannya maka perlu dispesifikasi lagi untuk pengertian masing-masing :

Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan nilai, kriteria-
judgment atau tindakan dalam pembelajaran.
Penilaian dalam pembelajaran adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara
berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan
perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui program kegiatan belajar.
Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan
kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan
instrumen untuk melakukan penilaian. Dalam dunia pendidikan, yang dimaksud pengukuran
sebagaimana disampaikan Cangelosi (1995: 21) adalah proses pengumpulan data melalui
pengamatan empiris.

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, et al. (1996). Glossary of educational Assessment Term. Jakarta: Ministry of Education and
Culture.
Arikunto, S & Jabar. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Calongesi, J.S. 1995. Merancang Tes untuk Menilai Prestasi Siswa. Bandung : ITB
Kumano, Y. 2001. Authentic Assessment and Portfolio Assessment-Its Theory and Practice. Japan:
Shizuoka University.
Lehmann, H. (1990). The Systems Approach to Education. Special Presentation Conveyed in The
International Seminar on Educational Innovation and Technology Manila. Innotech Publications-Vol
20 No. 05.
Stiggins, R.J. (1994). Student-Centered Classroom Assessment. New York : Macmillan College
Publishing Company
Tayibnapis, F.Y. (2000). Evaluasi Program. Jakarta: Rineka Cipta
Zainul & Nasution. (2001). Penilaian Hasil belajar. Jakarta: Dirjen Dikti.
A. Pengertian Evaluasi

Anas Sudijono (2001) mengemukakan bahwa secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa
Inggris evaluation, dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Akar katanya adalah value yang
artinya nilai. Jadi istilah evaluasi menunjuk pada suatu tindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai dari sesuatu.
Barbara A. Frey and Karen Overfield (2001) adalah Evaluation The systematic process of
collecting, analyzing, and interpreting information to determine the extent to which pupils are
achieving instructional objectives. Evaluation denotes placing a value on something.
Pengertian evaluasi menurut Barbara, dkk ini dirasakan masih terlalu sempit karena masih dalam
lingkup kegiatan proses belajar mengajar.
Tayibnapis (2000) mengutip pendapat Ralph Tyler, Cronbach dan Maclcolm dalam mendefinisikan
evaluasi. Ralp Tyler mengemukakan bahwa evaluasi adalah proses yang menentukan sampai sejauh
mana tujuan pendidikan dapat dicapai. Cronbach berpendapat evaluasi adalah menyediakan
informasi untuk pembuat keputusan. Maclcolm mendefinisikan evaluasi sebagai perbedaan apa
yang ada dengan suatu standart untuk mengetahui apakah ada selisih.
Evaluasi menurut Suharsimi Arikunto (2000) adalah suatu kegiatan pengumpulan data secara
sistematis yang dimaksudkan untuk membantu para pengambil keputusan dalam usaha menjawab
pertanyaan atau permasalahan yang ada.
Anas Sudijono (2001) mendefinisikan evaluasi sebagai suatu kegiatan atau penentuan nilai
pendidikan, sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya.
Evaluasi pendidikan menurut Lembaga Administrasi Negara sebagaimana dikutip oleh Anas
Sudijono (2001) adalah suatu proses kegiatan untuk mengetahui kemajuan pendidikan
dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan dan usaha memperoleh informasi berupa umpan
balik bagi penyempurnaan pendidikan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian evaluasi pendidikan adalah suatu proses yang sistematis
didalam mengumpulkan data, menganalisis, menginterpretasi informasi atau data untuk dapat
dipakai pemegang keputusan dalam rangka menjawab permasalahan yang muncul demi kemajuan
dan penyempurnaan pendidikan.

B. Pengertian Penilaian

Menurut Asmawi Zainul dan Noehi Nasution mengartikan penilaian adalah suatu proses untuk
mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil
belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes.
Menurut Suharsimi Arikunto penilaian adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu
dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif.
Menurut Djemari Mardapi (1999: 8) penilaian adalah kegiatan menafsirkan atau mendeskripsikan
hasil pengukuran. Menurut Cangelosi (1995: 21) penilaian adalah keputusan tentang nilai.
Menurut Akhmat Susrajat penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan
penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar
peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian
menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik.Hasil
penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif
(berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif
tersebut. Secara khusus, dalam konteks pembelajaran di kelas, penilaian dilakukan untuk
mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan
umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar, dan penentuan kenaikan kelas. Melalui penilaian
dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan
belajar peserta didik, guru, serta proses pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan informasi itu, dapat
dibuat keputusan tentang pembelajaran, kesulitan peserta didik dan upaya bimbingan yang
diperlukan serta keberadaan kurikukulum itu sendiri


Kesimpulan :
Penilaian Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan siswa dalam memahami pelajaran yang telah disampaikan guru. penerapan berbagai
cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana
hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik
dengan memiliki bebrapa tujuan


C. Pengertian pengukuran
Pengertian pengukuran menurut para ahli:
1. Menurut Budi Hatoro pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan
untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat kuantitatif,
bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian.
2. Menurut Akmad Sudrajat pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha
memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan di mana seorang peserta didik telah mencapai
karakteristik tertentu.
3. Menurut Lien pengukuran adalah sejumlah data yang dikumpul dengan menggunakan alat ukur
yang objektif untuk keperluan analisis dan interpretasi.
4. Menurut Suharsimi Arikunto pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan suatu ukuran.
5. Menurut Pflanzagls pengukuran adalah proses menyebutkan dengan pasti angka-angka tertentu
untuk mendiskripsikan suatu atribut empiri dari suatu produk atau kejadian dengan ketentuan
tertentu.
Kesimpulan :
Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas
sesuatu yang bersifat numerik.
Pengertian Evaluasi
Evaluasi berasal dari Bahasa Inggris, evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran. Menurut
Suharsimi Arikunto, evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya
sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat
dalam mengambil keputusan. Djudju mengartikan evaluasi sebagai suatu kegiatan untuk mengetes
tingkat kecakapan seseorang atau kelompok orang.
Nitko & Brookhart (2007) mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses penetapan nilai yang
berkaitan dengan kinerja dan hasil karya siswa. Evaluasi menurut Griffin dan Nix (1991) adalah
judgment terhadap nilai atau implikasi dari hasil pengukuran. Menurut definisi ini kegiatan evaluasi
selalu didahului dengan kegiatan pengukuran dan penilaian. Menurut Tyler (1950) evaluasi adalah
proses penentuan sejauh mana tujuan pendidikan telah tercapai.
Semua kegiatan mengajar belajar perlu dievaluasi. Evaluasi dapat memberi motivasi bagi guru
maupun siswa, mereka akan lebih giat belajar, meningkatkan proses berpikirnya. Dengan evaluasi
guru dapat mengetahui prestasi dan kemajuan siswa, sehingga dapat bertindak yang tepat bila siswa
mengalami kesulitan belajar (Slameto, 2003).
Bagi siswa, evaluasi merupakan umpan balik tentang kelebihan dan kelemahan yang dimiliki, dapat
mendorong belajar lebih baik dan meningkatkan motivasi berprestasi. Evaluasi terhadap siswa
dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana kemajuan yang telah mereka capai.
Evaluasi tidak hanya dilakukan oleh guru tetapi juga oleh siswa untuk mengevaluasi diri mereka
sendiri (self assessment) atau evaluasi diri. Evaluasi diri dilakukan oleh siswa terhadap diri mereka
sendiri, maupun terhadap teman mereka. Hal ini akan mendorong siswa untuk berusaha lebih baik
lagi dari sebelumnya agar mencapai hasil yang maksimal. Mereka akan merasa malu jika kelemahan
dan kekurangan yang dimiliki diketahui oleh teman mereka sendiri. Evaluasi terhadap diri sendiri
merupakan evaluasi yang mendukung proses belajar mengajar serta membantu siswa meningkatkan
keberhasilannya. Oleh karena itu, untuk mempengaruhi hasil belajar siswa evaluasi perlu
dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk
melaksanakan evaluasi antara lain :

Mengadakan evaluasi dan memberi umpan balik terhadap kinerja siswa.
Memberikan evaluasi yang obyektif dan adil serta segera meniginformasikan hasil evaluasi kepada
siswa.
Memberi kesempatan kepada siswa mengadakan evaluasi terhadap diri sendiri.
Memberi kesempatan kepada siswa mengadakan evaluasi terhadap teman.

Evaluasi sering dianggap sebagai kegiatan akhir dari suatu proses kegiatan. Evaluation is often
considered to be the final step in overall process, demikian diungkapkan Miller (1985). Secara
singkat evaluasi dapat didefinisikan sebagai proses mengumpulkan informasi untuk mengetahui
pencapaian belajar kelas atau kelompok. Hasil evaluasi diharapkan dapat mendorong pendidik untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran lebih baik dan mendorong peserta didik dapat belajar lebih
baik.
Kepustakaan:
Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi. Jakarta: Bumi Aksara
Djudju Sudjana. 2004. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Remaja Rosda Karya
Rasyid, Harun & Mansur. 2007. Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV. Wacana Prima
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Artikel Terkait
Prinsip-prinsip Penilaian
Langkah-langkah Pokok dalam Evaluasi Hasil Belajar
Penerapan Pendekatan Kontekstual di Kelas
Prinsip Pengembangan Silabus
Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
Fungsi Pembelajaran Sejarah
Bridging Course Pasca Penerimaan Peserta Didik Baru
Pengertian dan Contoh Abstrak
Teknik Penulisan Daftar Pustaka (Bagian 1)
Guru Sebagai Pembentuk Kepribadian
Indonesia Membaca, Membaca Indonesia
Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui Penitipan Belajar
Pengertian Sule'sana
Siswa Melatih Guru Ngeblog
Label: Edukasi


Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama
Tulisan Terpopuler

Teori Masuknya Kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia
Masuknya kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia melalui proses yang panjang. Berbagai
pendapat para ahli meskipun masih berupa dugaan sementar...
Teori Nativisme, Empirisme, dan Konvergensi
Sebagai landasan pendidikan Islam, maka al-Quran memiliki kedudukan sebagai qat al-dallah .
Sedangkan hadis, ada yang qat al-dallah ...
Dampak Positif dan Negatif Pendudukan Jepang di Indonesia
Masa pendudukan Jepang di Indonesia adalah masa yang sangat berpengaruh bagi perkembangan
Indonesia. Umumnya beranggapan bahwa masa pendudu...
Faktor Intern Timbulnya Pergerakan Nasional Indonesia
Bagi negara-negara di Asia dan Afrika, abad ke-20 merupakan abad nasionalisme, yaitu suatu
kurun waktu yang ditandai dengan pertumbuhan kes...
Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Kepala Sekolah
Kepala Sekolah berfungsi dan bertugas sebagai Edukator, Manajer, Administrator, Supervisor,
Pemimpin/Leader, Inovator, Motivator 1. KEPA...
Teknik Tes dan Non Tes dalam Evaluasi
A. Teknik Tes Ada dua macam teknik yang dapat digunakan dalam melaksanakan evaluasi, yaitu
teknik tes dan teknik non tes. Teknik tes melip...
Imperialisme Kuno dan Imperialisme Modern
Imperialisme ditinjau dari segi etimologis berasal dari kata Latin imperare yang artinya
memerintah atau menguasai. Kekuasaan untuk memeri...
Akibat Revolusi Perancis
Semangat Revolusi Perancis dengan cepat menjalar dan membawa pengaruh yang luas dalam
berbagai bidang. Akibat Revolusi Perancis, baik bagi ...
Faktor-faktor yang Memudahkan Islam Diterima oleh Masyarakat Indonesia
Meskipun agama Hindu-Budha telah berkembang dan mengakar dalam kehidupan masyarakat
Indonesia selama 600 700 tahun sebelum kedatangan Is...
Peranan KTN dalam Penyelesaian Sengketa Indonesia-Belanda
Sengketa Indonesia dan Belanda memuncak ketika persetujuan Linggarjati dilanggar oleh Belanda
dengan agresi militer tanggal 21 Juli 1947. H...

Menghidupkan kembali sosok Tuan Guru yang ditiru dan digugu
Selengkapnya
Referensi Makalah
Kumpulan berbagai referensi, bahan, dan material makalah
Baca selengkapnya

Anda mungkin juga menyukai