Anda di halaman 1dari 11

MODUL MATA KULIAH EVALUASI

Di susun oleh

Ahmad Mu’izzur Rofiq

PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB (PBA)


INSTITUT AGAMA ISLAM AL-FALAH AS-SUNNIYYAH
KENCONG JEMBER
MARET 2022
Daftar Isi

Cover

Daftr isi

Definisi pengukuran evaluasi

Penilaian tes

Kedudukan evaluasi dalam pendidikan Ba

Tujuan evaluasi pendidikan dalam BA

Prinsip –prinsip dasar evaluasi pendidikan

Validitas tes

Reliabilitas tes

Realibilitas tes

Efektivitas tes

Pendekatan Intergrasi

Pendekatan diskert
A. Definisi pengukuran evaluasi
Untuk memahami pengertian evaluasi, pengukuran dan penilaian kita
dapat memahaminya lewat contoh berikut :
Apabila ada seseorang yang memberikan kepada kita 2 pensil yang berbeda
ukuran ,yang satu panjang dan yang satu lebih pendek dan kita diminta untuk
memilihnya, maka otomatis kita akan cenderung memilih pensil yang panjang
karena akan bisa lebih lama digunakan. Kecuali memang ada kriteria lain
sehingga kita memilih sebaliknya.
Peristiwa menjual dan membeli di pasar. Kadang kala sebelum kita
membeli durian di pasar, sering kali kita membandingkan terlebih dahulu durian
yang ada sebelum membelinya. Biasanya kita akan mencium, melihat bentuknya,
jenisnya ataupun tampak tangkai yang ada pada durian tersebut untuk mengetahui
durian manakah yang baik dan layak dibeli.
Dari kedua contoh diatas maka dapat kita simpulkan bahwa kita selalu
melakukan penilaian sebelum menentukan pilihan untuk memilih suatu
objek/benda. Pada contoh pertama kita akan memilih pensil yang lebih panjang
dari pada pensil yang pendek karena pensil yang lebih panjang dapat kita gunakan
lebih lama. Sedangkan pada contoh yang kedua kita akan menentukan durian
mana yang akan kita beli berdasarkan bau, bentuk, jenis, ataupun tampak tangkai
dari durian yang dijual tersebut. Sehingga kita dapat memperkirakan mana durian
yang manis.
Untuk mengadakan penilaian, kita harus melakukan pengukuran terlebih
dahulu. Dalam contoh 1 diatas, jika kita mempunyai pengaris, maka untuk
menentukan pensil mana yang lebih panjang maka kita akan mengukur kedua
pensil tersebut dengan menggunakan pengaris kemudian kita akan melakukan
penilaian dengan membandingkan ukuran panjang dari masing-masing penggaris
sehingga pada akhirnya kita dapat mengatakan bahwa “Yang ini panjang” dan
“Yang ini pendek” lalu yang panjanglah yang kita ambil.
Dalam contoh yang ke 2, kita memilih durian yang terbaik lewat bau,
tampak tangkai, maupun jenisnya. Hal itu juga diawali dengan proses pengukuran
dimana kita membanding-bandingkan beberapa durian yang ada sekalipun tidak
menggunakan alat ukur yang paten tetapi berdasarkan pengalaman. Barulah kita
melakukan penilaian mana durian yang terbaik berdasarkan ukuran yang kita
tetapkan yang akan dibeli.
Dari hal ini kita dapat mengetahui bahwa dalam proses penilaian kita
menggunakan 3 ukuran, yakni ukuran baku (meter, kilogram, takaran, dan
sebagainya), ukuran tidak baku (depa, jengkal, langkah, dan sebagainya) dan
ukuran perkiraan yakni berdasarkan pengalaman.
Langkah – langkah mengukur kemudian menilai sesuatu sebelum kita
mengambilnya itulah yang dinamakan mengadakan evaluasi yakni mengukur dan
menilai. Kita tidak dapat mengadakan evaluasi sebelum melakukan aktivitas
mengukur dan menilai.
Berdasarkan contoh diatas dapat kita simpulkan pengertian pengukuran, penilaian,
dan evaluasi sebagai berikut :
Pengukuran adalah kegiatan membandingkan sesuatu dengan ukuran
tertentu dan bersifat kuantitatif. Penilaian adalah kegiatan mengambil keputusan
untuk menentukan sesuatu berdasarkan kriteria baik buruk dan bersifat kualitatif.
Sedangkan
Evaluasi adalah kegiatan yang meliputi pengukuran dan penilaian
Secara harafiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti
penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983). Menurut
Stufflebeam, dkk (1971) mendefinisikan evaluasi sebagai “The process of
delineating, obtaining, and providing useful information for judging decision
alternatives”. Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh,
dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif
keputusan.
Evaluasi menurut Kumano (2001) merupakan penilaian terhadap data
yang dikumpulkan melalui kegiatan asesmen. Sementara itu menurut Calongesi
(1995) evaluasi adalah suatu keputusan tentang nilai berdasarkan hasil
pengukuran. Sejalan dengan pengertian tersebut, Zainul dan Nasution (2001)
menyatakan bahwa evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengambilan
keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran
hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes maupun non tes.
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai
terhadap kualitas sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai
proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat
diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Dengan demikian,
Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau
membuat keputusan sampai sejauhmana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai
oleh siswa (Purwanto, 2002).
Arikunto (2003) mengungkapkan bahwa evaluasi adalah serangkaian
kegiatan yang ditujukan untuk mengukur keberhasilan program pendidikan.
Tayibnapis (2000) dalam hal ini lebih meninjau pengertian evaluasi program
dalam konteks tujuan yaitu sebagai proses menilai sampai sejauhmana tujuan
pendidikan dapat dicapai.
Berdasarkan tujuannya, terdapat pengertian evaluasi sumatif dan evaluasi
formatif. Evaluasi formatif dinyatakan sebagai upaya untuk memperoleh feedback
perbaikan program, sementara itu evaluasi sumatif merupakan upaya menilai
manfaat program dan mengambil keputusan (Lehman, 1990).
B. Penilaian tes

Ada dua macam penilaian, yaitu: 


Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur hasil belajar peserta didik dengan berbagai cara dan
beragam alat belajar peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan
tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik.Hasil
dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai
kuantitatif (berrupa angka). Mengukur berhubungan dengan proses
pencarian atau nilai-nilai kuantitatif tersebut.  
Penilaianautentik merupakan penilaian yang dilakukan secara
komperhensif untuk menilai dari masukan (input), proses, dan keluaran
(output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan dan
keterampilan.
 Penialian autentik menilai kesiapan peserta didik, serta proses dan
hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input,
proses, output tersesbut akan menggambarkan kapasitas, gaya belajar ,
dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak
instruksional (instructional effect ) dan dampak pengiring ( nurturant
effect ) dari pembelajaran. 
Penilaian autentik juga dapat diartikan sebagai upaya
mempersembahkan tugas kepada peserta didik yang mencerminkan
prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas-aktvitas
pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel,
memberikan analisis lisan terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan
sesame melalui debat, dan sebagainya
autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam
pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013. Karena penilaian penilaian
ini mampu menggambarkan peningkatan hasil peserta didik baik, baik
dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, dan membangun
jaringan.
Pada penilaian autentik ada kecenderungan yang fokus oada tugas-
tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik umtuk
menunjukkan kompotensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan
C. Kedudukan evaluasi dalam pendidikan Ba
Kedudukan evaluasi dalam belajar dan pembelajaran sungguh sangat
penting, dan bahkandapat dilihat sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan
keseluruhan proses belajar danpembelajaran. Penting karena evaluasi diketahui
apakah belajar dan pembelajarantersebut telah mencapai tujuan ataukah belum.
Dengan evaluasi juga akan diketahui faktor-faktorapa saja yang menjadikan
penyebab belajar dan pembelajaran tidak atau beluum berhasil. tidakhanya itu,
dengan evaluasi juga diketahui dimanakah letak kegagalan dan kesuksesan belajar
danpembelajaran. Padahal diketahuinya hal tersebut, akan dapat dijadikan sebagai
titik tolak dalammengadakan perbaikan belajar dan pembelajaran.Dalam evaluasi
selalu mengandung proses.
Proses evaluasi harus tepat terhadap tipetujuan yang biasanya dinyatakan
dalam bahasa perilaku. Dikarenakan tidak semua perilaku dapatdinyatakan
dengan alat evaluasi yang sama, maka evaluasi menjadi salah satu hal yang sulit
danmenantang, yang harus disadari oleh para guru. Menurut Undang-Undang
Republik IndonesiaNomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 57 ayat (1), evaluasi dilakukandalam rangka pengendalian mutu pendidikan
secara nasional sebagai bentuk akuntabilitaspenyelenggara pendidikan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan, di antara pesertadidik, lembaga dan program
pendidikan.
Evaluasi pendidikan mencakup semua komponen, prosespelaksanaan dan
produk pendidikan secara total, dan di dalamnya terakomodir tiga konsep,
yaitu:memberikan pertimbangan (judgement), nilai (value), dan arti (worth).
Dengan demikian evaluasi pendidikan dapat berupa:1)Evaluasi
konteks/tujuan/kebijakan 2)Evaluasi input, seperti evaluasi terhadap pesrta didik,
pendidik, sarana dan prasarana,kurikulum/program, serta input
lingkungan.3)Evaluasi proses, yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap proses atau
kegiatan pendidikanatau pembelajaran yang sedang berlansung4)hasil Evaluasi /
produk5)Evaluasi “hasil”(dampak)Secara keseluruhan evaluasi pendidikan akan
muncul pada :1)Awal kegiatan pendidikan. Evaluasi ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat kesiapan dankemampuan pesertadidik
sehinggamemungkinkantenagagmmenyusundesainpendidikan sesuai dengan
peserta didik, dengan selalu berpijak pada kompetensi yang akandi capai.2)Pada
saat proses pendidikan atau belajar mengajar sedang berlangsung. Evaluasi ini
dapat menjadievaluasi proses pelaksanaan pembelajaran dan komponen
pendidikan. Evaluasi proses di awal.

D. Tujuan evaluasi pendidikan dalam BA

Selain itu, tujuan evaluasi dalam pembelajaran menurut  Nana Sudjana


(2017, hlm. 4) adalah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui


kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran
yang ditempuhnya.
2. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah,
yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa ke
arah tujuan pendidikan yang diharapkan.
3. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan
penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi
pelaksanaannya.
4. Memberikan pertanggungjawaban dari pihak sekolah kepada pihak-pihak
yang berkepentingan.

E. Prinsip –prinsip dasar evaluasi pendidikan

Dalam Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian


Pendidikan pasal 5, dijelaskan bahwa prinsip evaluasi atau penilaian hasil
belajar antara lain adalah sebagai berikut.

1. Sahih, yang berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan


kemampuan yang diukur.
2. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang
jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
3. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik
karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
4. Terpadu, berarti penilaian merupakan salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
5. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
6. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup semua
aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai,
untuk memantau dan menilai perkembangan kemampuan peserta didik.
7. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap
dengan mengikuti langkah-langkah baku.
8. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan.
9. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari
segimekanisme, prosedur, teknik, teknik, maupun hasilnya.

F. Validitas tes
Validitas berasal dari kata validitas yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukam fungsi suatu ukuran
(Azwar 1986). Selain itu validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan bahwa
variabel yang diukur memang benar-benar variabel yang harus diteliti oleh
peneliti (Cooper dan Schindler, dalam Zulganef, 2006).
Sedangkan menurut Sugiharto dan Sitinjak (2006), validitas berhubungan
dengan suatu ukuran peubah apa yang seharusnya diukur. Validitas dalam
penelitian menyatakan derajat ketepatan alat ukur terhadap isi sebenarnya yang
diukur. Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana
alat ukur yang digunakan dalam suatu mengukur apa yang diukur.
Ghozali (2009) menyatakan bahwa uji validitas yang digunakan untuk
mengukur sah, atau tidaknya valid suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan
valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang
akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi jika tes tersebut
menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat
sesuai dengan tujuan tes tersebut. Suatu tes menghasilkan data yang tidak relevan
dengan tujuan diadakannya pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki
validitas rendah.
Sisi lain dari pengertian validitas adalah aspek kecermatan pengukuran.
Suatu alat ukur yang valid dapat menjalankan fungsi ukurnya dengan tepat, juga
memiliki kecermatan tinggi. Arti kecermatan disini adalah dapat mendeteksi
perbedaan-perbedaan kecil yang ada pada atribut yang diukurnya.
Dalam pengujian validitas terhadap kuesioner, dibedakan menjadi 2, yaitu
validitas faktor dan validitas item. Validitas faktor ukuran bila item yang disusun
menggunakan faktor lebih dari satu faktor (antara satu dengan yang lain ada
kesamaan). Pengukuran validitas faktor ini dengan cara mengkorelasikan antara
skor faktor (penjumlahan item dalam satu faktor) dengan skor total faktor (total
total faktor).
Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan
terhadap item total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara
mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item. Bila kita menggunakan
lebih dari satu faktor berarti pengujian validitas item dengan cara
mengkorelasikan antara skor item dengan skor faktor, kemudian dilanjutkan
mengkorelasikan antara skor item dengan skor total faktor (penjumlahan dari
beberapa faktor).
Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang
digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan
apakah suatu item layak digunakan atau tidak. Dalam menempatkan atau tidaknya
suatu item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien
korelasi pada taraf signifikansi 0,05, artinya suatu item dianggap valid jika
berkorelasi signifikan terhadap skor total.
Untuk melakukan uji validitas ini menggunakan program SPSS. Teknik
pengujian yang sering digunakan para peneliti untuk uji validitas adalah
menggunakan korelasi Bivariate Pearson (Produk Moment Pearson). Analisis ini
dengan cara mengkorelasikan item skor masing-masing dengan skor total. Skor
total adalah penjumlahan dari total item. Pertanyaan item-item yang berkorelasi
signifikan dengan skor total menunjukkan item-item tersebut mampu memberikan
dukungan dalam mengungkap apa yang ingin diungkapkan Valid. Jika r hitung
rtabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan
berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).

G. Realibilitas tes
Reliabilitas berasal dari kata reliability. Pengertian dari reliabilitas
(rliabilitas) adalah keajegan pengukuran (Walizer, 1987). Sugiharto dan Situnjak
(2006) menyatakan bahwa reliabilitas pada pengertian-pengertian yang digunakan
dalam suatu penelitian untuk memperoleh informasi yang digunakan dapat
dipercaya sebagai alat pengumpulan data dan mampu mengungkap informasi
yang sebenarnya dilapangan. Ghozali (2009) menyatakan bahwa reliabilitas
adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari
peubah atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau andal jika jawaban
seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Reliabilitas suatu test Merujuk pada derajat yang tepat, konsistensi, prediksi daya,
dan akurasi.
Menurut Masri Singarimbun, realibilitas adalah indeks yang menunjukkan
sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat
pengukur dipakai dua kali – untuk mengukur gejala yang sama dan hasil
pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut dapat
diandalkan. Dengan kata lain, realibitas menunjukkan konsistensi suatu alat
pengukur di dalam pengukur gejala yang sama.
Menurut Sumadi Suryabrata (2004: 28) reliabilitas menunjukkan sejauh
mana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hasil pengukuran
harus reliabel dalam artian harus memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan.
Reliabilitas, atau penilaian, adalah konsistensi dari penilaian atau penilaian
alat ukur. Hal tersebut dapat berupa pengukuran dari alat ukur yang sama (tes
dengan tes ulang) akan memberikan hasil yang sama, atau untuk pengukuran yang
lebih subjektif, apakah dua orang penilai memberikan skor yang mirip (reliabilitas
antar penilai).
Reliabilitas tidak sama dengan validitas. Artinya pengukuran yang dapat
diandalkan akan mengukur secara konsisten, tapi belum tentu mengukur apa yang
diukur. Dalam penelitian, reliabilitas adalah sejauh mana pengukuran dari suatu
tes tetap konsisten setelah dilakukan berulang-ulang terhadap subjek dan dalam
kondisi yang sama. Penelitian dianggap dapat diandalkan bila memberikan hasil
yang konsisten untuk pengukuran yang sama.
Reliabilitas tinggi rendahnya, secara empiris ditunjuk oleh suatu angka
yang disebut nilai koefisien reliabilitas. Reliabilitas yang tinggi ditunjukan dengan
nilai rxx mendekati angka 1. Kesepakatan secara umum reliabilitas yang dianggap
sudah cukup memuaskan jika 0,700.
Menguji reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus Alpha
Cronbach karena instrumen penelitian berbentuk angket dan skala bertingkat.

H. Efektivitas tes
Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti
berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah populer
mendefinisikan efetivitas sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna atau
menunjang tujuan.
Efektivitas merupakan suatu kondisi yang menunjukkan seberapa jauh
suatu target yang sudah diraih oleh manajemen seperti kualitas, kuantitas, dan
waktu. Yang mana target tersebut telah ditetapkan terlebih dahulu.
Ada juga yang menjelaskan arti efektivitas adalah suatu tingkat
keberhasilan yang dihasilkan oleh seseorang atau organisasi dengan cara tertentu
sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Dengan kata lain, semakin banyak
rencana yang berhasil dicapai maka suatu kegiatan dianggap semakin efektif.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), efektivitas adalah daya
guna, keaktifan, serta adanya kesesuaian dalam suatu kegiatan antara seseorang
yang melaksanakan tugas dengan tujuan yang ingin dicapai.
Secara singkatnya efektivitas adalah upaya tertentu atau suatu tingkat
keberhasilan yang dapat dicapai oleh seseorang atau suatu perusahaan.
Pengertian Efektivitas Menurut Para Ahli Beberapa pendapat ahli yang dapat
menjadi rujukan untuk memahami apa itu effektivitas antara lain:
Ravianto
Efektivitas adalah seberapa baik pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana
orang menghasilkan keluaran sesuai dengan yang diharapkan. Artinya, apabila
suatu pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan perencanaan, baik dalam waktu,
biaya, maupun mutunya, maka dapat dikatakan efektif (Ravianto, 2014:11).
Gibson et.al
Efektivitas adalah penilaian yang dibuat sehubungan dengan prestasi
individu, kelompok, dan organisasi. Semakin dekat prestasi mereka terhadap
prestasi yang diharapkan (standar), maka mereka dinilai semakin efektif (Gibson,
2013:46).
Amin Tunggul Widjaya (1993:32)
Efektivitas adalah hasil keputusan yang mengarahkan melakukan sesuatu
dengan benar, yang membantu memenuhi misi suatu perusahaan atau pencapaian
tujuan (Amin Tunggul Widjaya, 1993:32).
Permata Wesha (1992:148)
Efektivitas adalah keadaan atau kemampuan berhasilnya suatu kerja yang
dilakukan oleh manusia untuk memberikan guna yang diharapkan untuk melihat
efektivitas kerja yang pada umumnya dipakai empat macam pertimbangan yaitu:
Pertimbangan ekonomi, pertimbangan fisiologi, pertimbangan psikologi dan
pertimbangan sosial, (Permata Wesha, 1992:148).

Schemerhon John. R. Jr
Efektivitas adalah pencapaian target keluaran (output) yang akan diukur
dengan cara membandingkan utput anggaran atau OA (seharusnya) dengan output
realisasi atau OS sesungguhnya). Jika OA > OS maka akan disebut dengan
efektif.
Sondang P. Siagian
Efektivitas adalah suatu pemanfaatan sarana prasarana, sumber daya
dalam jumlah tertentu yang sebelumnya telah ditetapkan untuk menghasilkan
sejumlah barang atau jasa kegiatan yang akan dijalankan oleh seseorang atau
suatu perusahaan.
Hidayat (1986)
Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target
(kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar persentase
target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya.
Dari beberapa pendapat di atas mengenai efektivitas, dapat disimpulkan
bahwa efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target
(kuantitas,kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh manajemen, yang mana
target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu.
I. Pendekatan Intergrasi
Pendekatan integratif-interkonektif adalah pendekatan yang berusaha
saling menghargai; keilmuan umum dan agama sadar akan keterbatasan masing-
masing dalam memecahkan persoalan manusia, hal ini akan melahirkan sebuah
kerja sama setidaknya saling memahami pendekatan (approach) dan metode
berpikir (process and procedure)
J. Pendekatan diskert
pendekatan diskret dimaksudkan untuk mengukur tingkat penguasaan ter-
hadap satu jenis kemampuan berbahasa atau komponen bahasa.3 Dalam bukunya
Imam Asrori yang berjudul Evaluasi dalam Pembelajaran Bahasa Arab, menurut
Oller (1979) tes diskret adalah, suatu tes yang hanya menekankan satu aspek.

Anda mungkin juga menyukai